PENGEMBANGAN ALAT TES UKBIPA-MEMBACA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI MEMBACA PEMBELAJAR BIPA.

(1)

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI UKBIPA-MEMBACA

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENGUKUR

KOMPETENSI MEMBACA PEMBELAJAR BIPA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Robita Ika Annisa

NIM 0903687

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Pengembangan Alat Evaluasi UKBIPA-Membaca Berbasis

Teknologi Informasi untuk Mengukur Kompetensi Membaca

Pembelajar BIPA

oleh: Robita Ika Annisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Robita Ika Annisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA


(4)

vi

Robita Ika Annisa, 2013

ABSTRAK

Pengembangan Alat Tes UKBIPA-Membaca Berbasis Teknologi Informasi untuk Mengukur Kompetensi Membaca Pembelajar BIPA

oleh: Robita Ika Annisa NIM 0903687

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dari pembelajar BIPA mengenai alat tes UKBIPA yang mudah didapatkan dan dapat mengukur kemampuan bahasa Indonesia mereka. Tes UKBIPA yang ada selama ini hanya diperoleh melalui lembaga penyelenggara BIPA dan konvensional. Akan tetapi, dengan adanya alat tes berbasis TI (Teknologi Informasi) ini, penyelenggaraan tes UKBIPA sesi membaca dapat dilakukan di manapun dan kapanpun, sehingga pelaksanaan tes bersifat praktis dan efisien. Selain itu, alat tes UKBIPA ini dapat menempatkan pembelajar BIPA pada tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam BIPA, yakni mulai dari tingkat pra-pemula hingga tingkat mahir atau lanjut (advance). Dengan demikian, tujuan penelitian ini secar umum adalah untuk menghasilkan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Research and

Development (R&D), yakni metode yang biasa digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu. Dalam penelitian ini produk yang dihasilkan berupa alat tes UKBIPA sesi membaca berbasis TI. Sementara itu, pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi, wawancara, angket, dan tes UKBIPA secara online.

Data diperoleh dari pembelajar BIPA yang mengikuti tes ini secara online, yakni sebanyak 13 peserta. Hasil tes menunjukkan bahwa pembelajar BIPA yang mengikuti tes ini tidak ada yang di level A1 dan 46% peserta tes berada pada level B2 (madya), 23% berada pada level C1 (pra-lanjut), 15% berada pada level A2 (pemula atau dasar), dan sisanya masing-masing 8% berada pada level B1 (pra-madya) dan C2 (mahir). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alat tes ini mampu menunjukkan tingkat kemahiran bahasa Indonesia pembelajar BIPA, mulai dari tingkat pra-pemula (pre-elementary) hingga tingkat lanjut (advance).

Dapat dikatakakan bahwa alat tes ini berbeda dengan alat tes UKBIPA yang pernah ada sebelumnya. Alat tes UKBIPA yang sebelumnya selalu menyesuaikan tes dengan tingkatan pembelajar BIPA-nya, tetapi alat tes ini dapat digunakan untuk mengukur semua tingkatan pembelajar BIPA karena bersifat lebih general dan bertujuan sebagai placement test. Alat tes UKBIPA ini sangat direkomendasikan untuk pembelajar BIPA dan pengajar BIPA, walaupun baru tersedia sesi membaca saja. Alat tes ini dapat digunakan sebelum maupun sesudah pembelajaran. Selain itu, bagi pembelajar BIPA alat tes ini dapat dijadikan sebagai media latihan pribadi untuk mengukur kemampuan bahasa Indonesianya. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan lebih aktual lagi terhadap perkembangan teknologi sehingga alat tes UKBIPA ini dapat dijangkau juga melalui handphone, baik Android, Windows Phone, maupun yang lainnya.


(5)

vii

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA


(6)

viii

Robita Ika Annisa, 2013

ABSTRACT

Development of UKBIPA-Reading Test to Measure BIPA Learner Reading Skills with Information and Technology Based

Created by: Robita Ika Annisa NIM 0903687

This paper entitled “Development of UKBIPA-Reading Test to Measure BIPA Learner Reading Skills with Information and Technology Based” aims to facilitate BIPA learners for taking UKBIPA reading test easily and to place BIPA learners in some level of proficiency, ranging from pre-elementary level to advanced by developing UKBIPA Reading Test kit which used internet connection to conduct the test. The study used Reserach and Development (R&D) method, a method that usually used for producing certain product. The product of this reserach is a UKBIPA reading test kit with IT based. In this research, the data were obtained from inteviews, questionnaire, and 13 BIPA learners who took this test online. The findings reveal that there is no BIPA learners who is in A1elementary) level, however 46% is in B2 (intermediate) level, 23% is in C1 (pre-advanced) level, 15% is in A2 (beginner) level, 8% is in B1 (pre-intermediate) level and 8 % is in C2 (advanced) level. The conclusion is that this test kit is able to reveal the level of BIPA learners proficiency, ranging from pre-elementary level to advanced. Future researchers are suggested that they should develop an evaluation kit which is more actual and in accordance with technology development. Future BIPA learners are suggested that they should try this UKBIPA reading test kit to reveal their reading skill in Indonesian Language.


(7)

vii

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Halaman Pernyataan... ii

Kata Pengantar ... iii

Ucapan Terima Kasih ... iv

Abstrak ... vi

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Grafik ... xiii

Daftar Bagan ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 5

1.7 Anggapan Dasar... 7

1.8 Definisi Operasional ... 7

BAB 2 ALAT EVALUASI, EVALUASI MEMBACA, DAN BIPA ... 9

2.1 Alat Evaluasi ... 9

2.1.1 Hakikat Evaluasi ... 9

2.1.2 Hakikat Alat Evaluasi ... 10

2.1.3 Objek Evaluasi ... 11

2.1.4 Jenis-jenis Evaluasi ... 15


(8)

viii

2.1.6 Quiz Creator sebagai Media Evaluasi UKBIPA Sesi

Membaca ... 19

2.2 Evaluasi/Tes Membaca ... 20

2.2.1 Hakikat Tes Membaca ... 20

2.2.2 Tujuan Tes Membaca ... 21

2.2.3 Tingkatan Kognitif dalam Tes Membaca ... 23

2.2.4 Bentuk-bentuk Tes Membaca ... 30

2.2.5 Parameter Tes Membaca ... 31

2.2.6 Bahan Tes Membaca ... 34

2.2.7 Model Tes Membaca dalam Tes-tes Standar Bahasa Asing ... 35

2.2.7.1 TOEFL ... 35

2.2.7.2 TOEIC... 40

2.2.7.3 UKBI... 41

2.3 BIPA ... 42

2.3.1 Hakikat BIPA ... 42

2.3.2 Perkembangan BIPA ... 42

2.3.3 Pembelajar BIPA ... 43

2.3.4 Perkembangan Perangkat Pembelajaran BIPA ... 44

2.3.4.1 Buku Ajar BIPA ... 45

2.3.4.2 Silabus BIPA ... 45

2.3.4.3 Media Pembelajaran BIPA ... 46

2.3.4.4 Alat Evaluasi BIPA (UKBIPA) ... 47

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 49

3.1 Metode Penelitian ... 49

3.2 Langkah-langkah Penelitian ... 49

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.3.1 Dokumen ... 58

3.3.2 Wawancara ... 59


(9)

ix

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.4 Tes UKBIPA Sesi Membaca secara Online ... 60

3.4 Instrumen Penelitian ... 61

3.4.1 Pedoman Wawancara ... 61

3.4.2 Kisi-kisi Soal ... 61

3.4.3 Angket ... 61

3.4.4 Website Tes UKBIPA Sesi Membaca ... 62

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 65

3.6 Sumber Data ... 66

BAB 4 DESKRIPSI DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN HASIL UJI COBA ALAT TES UKBIPA SESI MEMBACA BERBASIS TI ... 68

4.1 Deskripsi Data Studi Awal ... 68

4.2 Analisis Data Studi Awal... 70

4.2.1 Observasi ... 70

4.2.2 Wawancara ... 71

4.2.3 Angket ... 73

4.2.4 Analisis Butir Soal oleh Expert Judgement ... 80

4.3 Desain Produk Alat Tes UKBIPA Sesi Membaca Berbasis TI ... 85

4.3.1 Rancangan Soal ... 85

4.3.2 Rancangan Pentunjuk dan Peraturan Menjawab Soal ... 86

4.3.3 Rancangan Bentuk dan Tampilan Alat Tes UKBIPA Sesi Membaca Berbasis TI ... 87

4.4 Revisi Desain Produk Alat Tes UKBIPA Sesi Membaca Berbasis TI... 88

4.5 Pengembangan Model Alat Evaluasi UKBIPA Sesi Membaca ... 89

4.5.1 Unsur-unsur Model Alat Evaluasi UKBIPA Sesi Membaca Berbasis TI ... 90

4.5.2 Petunjuk Penggunaan Alat Evaluasi UKBIPA Sesi Membaca Berbasis TI ... 95


(10)

x

4.4.1 Uji Coba Tahap Pertama ... 100

4.4.2 Uji Coba Tahap Kedua ... 101

4.7 Model Revisi ... 108

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 115

5.1 Simpulan ... 115

5.2 Saran ... 118

Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup


(11)

1

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya. Pelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing ini dikenal dengan nama BIPA, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.

Rivai (2010) dalam penelitiannya tentang Pemetaan Pengajaran BIPA di

Asia mengatakan bahwa tidak kurang dari 36 negara telah mengajarkan bahasa

Indonesia kepada para penutur asing, seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Cina, dan Australia. Di negara-negara tersebut, bahasa Indonesia diajarkan di KBRI, lembaga-lembaga kursus, dan universitas-universitas. Di Amerika Serikat ada sekitar sembilan universitas yang mengajarkan Bahasa Indonesia, seperti Cornell University, Michigan University, dan Hawaii University. Sementara itu, pengajaran BIPA di Cina pertama kali diselenggarakan di akademi Bahasa Asing Nanjing, tahun 1940-an. Di awal tahun 1960-an, seiring dengan perkembangan hubungan persahabatan Cina-Indonesia, Institut Bahasa Asing Beijing membuka jurusan Bahasa Indonesia. Selain Cina dan Amerika Serikat, di Jerman juga ada sepuluh universitas dan di Italia ada lebih dari enam universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia.

Rivai (2010) juga menyatakan bahwa Jepang merupakan negara kedua terbesar di luar negeri setelah Australia yang mengajarkan bahasa Indonesia kepada orang asing. Di Jepang ada sekitar 26 universitas yang mengajarkan bahasa Indonesia. Di Jepang, bahasa Indonesia yang dijadikan sebagai matakuliah wajib diajarkan di enam universitas, yakni di Tokyo University of Foreign Studies, Tenri University, Lembaga Ilmu-ilmu Bahasa Asia-Afrika, dan Kyoto Career College of Foreign Languages, sedangkan di tujuh belas universitas lainnya dijadikan sebagai matakuliah pilihan. Selain itu, ada pula sejumlah universitas lain yang mengajarkan bahasa Indonesia pada kelas malam yang disebut open college.


(12)

2 Di samping itu, masih ada beberapa lembaga kursus atau pusat-pusat kebudayaan yang juga mengajarkan Bahasa Indonesia, seperti INJ Culture Center, Yomiuri Culture Center, Asahi Culture Center, Mainichi Culture Center, NHK Culture Center, B & B Language Training School, Japan Asia Culture Center, Asia Bunka Kaikan, dan IC Nagoya. Minat orang Jepang untuk belajar Bahasa Indonesia ini sudah dimulai sejak 1990-an. Sementara itu, Chung (1998) dalam Rivai (2010) menyatakan bahwa di Korea Selatan bahasa Indonesia diajarkan di dua universitas yakni Universitas Bahasa Asing Hankuk dan Busan, serta di Akademi Bahasa Asing Busan.

Banyaknya penyelenggaraan pengajaran BIPA di luar negeri menunjukkan bahwa banyak orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan tak sedikit guru bahasa Indonesia yang diminta untuk mengajar bahasa Indonesia di luar negeri, di negara yang menyelenggarakan program BIPA. Selain memberangkatkan pengajar bahasa Indonesia ke luar negeri, ada juga pembelajar BIPA yang sengaja datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia, baik secara personal maupun melalui beasiswa-beasiswa. Salah satu beasiswa yang berhubungan langsung dengan BIPA ini adalah program beasiswa Dharmasiswa, yaitu beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk orang asing yang mau belajar bahasa Indonesia di Indonesia. Program tersebut memberi kesempatan kepada semua warga asing yang tertarik dengan bahasa Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia di negeri asalnya. Dengan demikian, setiap tahunnya selalu ada warga asing yang datang ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia.

Sebagai sebuah pelajaran kebahasaan, BIPA harus memiliki sebuah alat ukur untuk mengukur keterampilan bahasa para pembelajarnya, sebagaimana bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan bahasa asing lainnya. Dalam bahasa Inggris ada tes TOEFL untuk mengukur tingkat keterampilan berbahasa Inggris bagi orang asing, dalam bahasa Prancis ada tes DELF dan DALF, dalam bahasa Jerman ada CHIC, dalam bahasa Korea ada TOPIK, dan bahkan dalam bahasa Indonesia pun sudah ada tes yang serupa, yakni tes UKBI (Uji Kemahiran Bahasa


(13)

3

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia). Tes-tes tersebut merupakan jenis placement test, yakni sebuah tes yang bertujuan untuk menempatkan seseorang berdasarkan kemampuannya.

Dewasa ini tes-tes kebahasaan sudah muncul dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan atau diakses di manapun dan kapanpun, baik di komputer, di

blogger atau website, ataupun di handphone. BIPA sebagai suatu program

pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing ini tampaknya harus memliki alat ukur yang dapat memberikan penilaian kepada pembelajar, terutama penilaian secara kuantitatif. Sampai saat ini belum ada alat ukur (UKBIPA) yang dapat digunakan dan diakses di manapun dan kapanpun, yang artinya alat tes berbasis TI (Teknologi Informasi) ini belum ada.

Pada dasarnya, berdasarkan media yang digunakan dalam penyelenggaraan tes terdapat tiga jenis yaitu paper base, computer base, dan IT base. Berdasarkan observasi peneliti, hingga saat ini belum ada tes UKBIPA yang berbasis TI (IT

base), sehingga peneliti hendak melakukan penelitian tentang UKBIPA sesi

membaca berbasis TI. Dengan berbasis TI, penyelenggaraan tes UKBIPA dapat lebih praktis, efektif, dan efisien karena tidak perlu menggunakan kertas, tinta, dan alat cetak. Di samping itu, tes berbasis TI ini mudah dibawa ke mana-mana dan tidak membawa beban berat seperti tes yang menggunakan paper base.

Penelitian mengenai UKBIPA (Uji Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) sebenarnya sudah ada yang melakukan. Sebagai contoh, Janniah (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Kompetisi Membaca sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Bahsa Indonesia bagi

Penutur Asing (UKBIPA)”. Selanjutnya, Sartika (2012) juga melakukan

penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA)”. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut masih konvensional, yang artinya yaitu masih berbasis kertas (paper base) dan pelaksanaan tesnya disesuaikan dengan tingkatan pembelajar BIPA-nya. Berdasarkan fakta dan kebutuhan tersebut, peneliti bermaksud meneruskan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti UKBIPA sebelumnya, yang pada akhir penelitian ini akan diciptakan sebuah alat tes UKBIPA berbasis TI yang dapat mengukur


(14)

4 kemampuan membaca bahasa Indonesia pembelajar BIPA secara general, yakni dapat digunakan untuk mengukur semua tingkatan pembelajar BIPA.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, timbul beberapa masalah yang dapat diteliti sebagai berikut.

a) UKBIPA sebagai bagian dari BIPA perlu diteliti lebih lanjut dan dikembangkan lagi, karena alat evaluasi UKBIPA yang ada saat ini masih berbentuk buku (paper base), belum ada yang berbasis internet.

b) Ketersediaan alat evaluasi BIPA, khususnya yang bertujuan untuk placement

test belum ada.

c) Tes-tes UKBIPA yang ada di lembaga-lembaga penyelenggara BIPA tidak disebarluaskan sehingga masih bersifat lokal dan tidak dapat digunakan oleh seluruh penyelenggara dan pengajar BIPA secara nasional maupun internasional.

d) Belum ada UKBIPA yang terstandardisasi.

1.3 Batasan Masalah

Banyak masalah yang muncul dalam BIPA dan UKBIPA sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada poin-poin berikut ini.

a) UKBIPA yang diteliti dan dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sesi membaca saja.

b) Sasaran peserta UKBIPA dalam penelitian ini adalah pembelajar BIPA secara umum (global).

c) Media yang digunakan dalam pelaksanaan UKBIPA sesi membaca ini adalah media internet (IT base) dengan memanfaatkan aplikasi Quiz Creator.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditentukan, rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimanakah model alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI yang dapat menentukan level kemahiran berbahasa Indonesia peserta UKBIPA”. Adapun untuk perinciannya adalah sebagai berikut.


(15)

5

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Bagaimana profil tes UKBIPA sesi membaca yang teramati, khususnya pada bagian-bagian berikut ini:

(1) kebutuhan pembelajar BIPA terhadap alat tes UKBIPA; (2) silabus BIPA yang berkembang saat ini;

(3) materi yang dapat dikembangkan menjadi soal UKBIPA sesi membaca; (4) model tes membaca?

b) Bagaimana proses pengembangan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI?

c) Bagaimana hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca berbasis TI?

1.5 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk berupa alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis teknologi informasi yang dapat menunjukkan tingkat kemahiran bahasa Indonesia pembelajar BIPA dan dapat dimanfaatkan oleh penyelenggara, pengajar, dan pembelajar BIPA, baik secara individu maupun kelompok.

Sementara itu, secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) untuk mengetahui profil tes UKBIPA sesi membaca yang teramati, meliputi:

(1) kebutuhan pembelajar BIPA terhadap alat tes UKBIPA; (2) silabus BIPA yang berkembang saat ini;

(3) materi yang dapat dikembangkan menjadi soal UKBIPA sesi membaca; (4) model tes membaca;

b) untuk mengetahui proses pengembangan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI;

c) untuk mengetahui hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca berbasis TI.

1.6 Manfaat Penelitian

Selayaknya penelitian-penelitian yang lain, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk semua pihak, khususnya bagi pembelajar BIPA yang ingin mengukur kemahiran bahasa Indonesianya. Manfaat lainnya yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut.


(16)

6 a) Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA, khususnya UKBIPA sesi membaca berbasis teknologi informasi. Alat evaluasi UKBIPA berbasis TI ini belum pernah ada sebelumnya sehingga peneliti dapat dikatakan sebagai pionir dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA berbasis TI (Teknologi Informasi). Selain itu, peneliti mendapat banyak relasi yang berhubungan dengan BIPA dan UKBIPA. Di samping mendapatkan banyak relasi, peneliti juga mendapat banyak teman dari kalangan pembelajar BIPA, baik yang ada di Indonesia, khususnya Kota Bandung, maupun yang berada di negara lain. b) Bagi Pembelajar BIPA

Penelitian ini dapat membantu pembelajar BIPA untuk mengetahui kemampuan membaca dan tingkat kemahiran bahasa Indonesianya. Selain itu, pembelajar BIPA juga dapat melakukan tes ini secara mandiri tanpa dibatasi ruang dan waktu, serta tanpa perlu melakukan pendaftaran tes kepada lembaga penyelenggara BIPA maupun kepada pengajar BIPA. Pembelajar BIPA juga tidak perlu mengeluarkan biaya pendaftaran untuk mengikuti tes ini. Pembelajar BIPA cukup bermodalkan koneksi internet untuk mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini.

c) Bagi Penyelenggara BIPA

Penyelenggara BIPA dapat melangsungkan tes UKBIPA tanpa membawa barang-barang yang berat seperti buku-buku soal pada tes UKBIPA konvensional, karena hasil penelitian ini berupa alat tes UKBIPA berbasis TI yang dapat diakses melalui jaringan internet. Di samping itu, alat ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu penyelenggara BIPA untuk menyelenggarakan tes UKBIPA ketika pengajar BIPA tidak menyediakan soal-soal untuk ujian kemahiran bahasa Indonesia.

d) Bagi Dunia Pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan nyata bagi dunia pendidikan, khususnya dalam evaluasi BIPA sehingga ada alat tes yang dapat digunakan secara global. Selain itu, alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI ini


(17)

7

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum pernah ada sebelumnya sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pioneer dalam mengembangkan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca berbasis TI.

1.7 Anggapan Dasar

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat beberapa hal sebagai anggapan dasar. Berikut ini merupakan beberapa anggapan dasar yang terdapat dalam penelitian ini.

a) Tes dapat merefleksikan kemampuan seseorang.

b) Tes yang tepat dapat mengukur kecakapan (proficiency) seseorang dengan tepat juga.

c) Tes UKBIPA ini dapat menjadi satu tolok ukur untuk mengukur kemampuan pemahaman bacaan pembelajar BIPA.

d) Tes yang berbasis TI lebih mudah dan praktis penggunaannya.

1.8 Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian, yaitu “Pengembangan Alat Evaluasi UKBIPA

sesi membaca Berbasis TI sebagai Pengukur Kompetensi Membaca Pembelajar

BIPA”, definisi operasional dari variabel yang terlibat adalah sebagai berikut.

a) Alat Evaluasi UKBIPA Sesi Membaca

Evaluasi UKBIPA sesi membaca merupakan salah satu bagian dari serangkaian tes UKBIPA. Tes-tes UKBIPA yang utuh terdiri atas tes sesi menyimak, sesi membaca, sesi menulis, dan sesi berbicara. Pada evaluasi UKBIPA ini pembelajar BIPA hanya akan disuguhkan tes UKBIPA sesi membaca saja. Soal-soal dibuat dengan tingkat kesulitan yang beragam, mulai dari tingkat ingatan sampai tingkat evaluasi (K1 sampai K7) karena tes UKBIPA sesi membaca ini diperuntukkan pembelajar BIPA secara umum, tidak hanya tingkatan tertentu saja. Dengan demikian, yang dimaksud dengan alat evaluasi UKBIPA sesi membaca ini adalah alat yang dapat mengukur kemampuan membaca pembelajar BIPA dalam bahasa Indonesia.


(18)

8 Ada tiga jenis alat evaluasi berdasarkan media yang digunakannya yaitu ada yang paper base, computer base, dan IT base. Evaluasi yang berbasis kertas ini maksudnya adalah evaluasi yang soal-soalnya dicetak (print out), sedangkan yang berbasis komputer (computer base) menggunakan komputer sebagai media evaluasi, dengan kata lain harus ada komputer dalam jumlah banyak sebelum menyelenggarakan tes atau evaluasi. Sementara evaluasi yang berbasis TI (IT

base) adalah evaluasi yang menggunakan TI, dalam hal ini program yang

diunggah ke internet, sehingga jangkauannya lebih jauh dan luas, serta penggunaannya lebih praktis. Dengan adanya alat evaluasi yang berbasis TI ini, penyelenggara BIPA ataupun pembelajar BIPA dapat melakukan tes UKBIPA di manapun dan kapanpun, tanpa dibatasi ruang dan waktu, serta perlengkapan atau media evaluasi yang berat.


(19)

49

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development (R&D). Menurut Sugiyono (2007: 297) metode penelitian dan

pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan praoduk tersebut. Metode penelitian dan pengembangan (R&D) telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada penelitian bidang bahasa.

Metode penelitian dan pengembangan (R&D) ini bersifat longitudinal, artinya penelitian ini dilakukan secara bertahap, bisa multy years (Sugiyono, 2007: 297). Metode ini tepat apabila digunakan untuk mengembangkan dan menyusun perangkat tes keterampilan membaca bahasa Indonesia bagi penutur asing (UKBIPA sesi membaca), karena tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengembangkan alat evaluasi UKBIPA berbasis TI. Perangkat tes yang akan dikembangkan dan disusun dalam penelitian ini nantinya akan diunggah ke jaringan internet melalui blog atau media penyebaran lainnya. Alat tes ini hanya diperuntukan untuk penutur asing yang akan menguji kemahiran bahasa Indonesianya, khususnya keterampilan membaca. Dengan adanya alat tes ini, pembelajar BIPA dapat dengan mudah melatih dan menguji kemampuan pemahaman bacaan dalam bahasa Indonesia. Hal ini secara langsung menjawab kebutuhan pembelajar BIPA terhadap ketersediaan alat tes bahasa Indonesia (UKBIPA).

3.2 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan rambu-rambu untuk melaksanakan penelitian agar dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan sehingga proses


(20)

50 pelaksanaannya akan lebih terarah, sistematis, dan terstruktur. Langkah-langkah penelitian menggunakan metode R&D yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan 3.1 Langkah-langkah menggunakan metode R&D

Bagan di atas merupakan langkah-langkah yang terdapat dalam metode penelitian dan pengembangan (R&D). Berikut ini penjelasan dan penerapan langkah-langkah tersebut dalam penelitian.

Langkah ke-1: Potensi dan Masalah

Masalah yang ditemukan dalam BIPA ini adalah mengenai ketersediaan alat tes UKBIPA, khususnya UKBIPA yang menggunakan basis internet (IT base). Berkaca dari tes-tes bahasa Inggris yang sudah banyak tersedia dalam basis

internet atau komputer, seperti TOEFL, khususnya TOEFL-iBT (Test of English as a Foreign Language—internet Based Test), TOEIC (Test of English International Communication), IELTS (The International English Testing

Potensi dan masalah

Pengumpulan data

Desain produk

Validasi desain Revisi desain

Uji coba produk

Revisi produk Uji coba

pemakaian Revisi produk


(21)

51

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Systems), dan sebagainya. TOEFL merupakan salah satu contoh tes untuk

mengukur kemampuan bahasa Inggris penutur asing. TOEIC merupakan tes bahasa Inggris yang dikhususkan untuk para pekerja atau orang-orang yang menggeluti dunia bisnis. IELTS sebagai tes kemampuan bahasa Inggris yang sering disyaratkan bagi mereka yang ingin meneruskan studi di Inggris atau Australia.

Sementara itu, dalam bahasa Indonesia sudah ada UKBI yang sasaran penggunanya tidak hanya penutur asli, tetapi juga penutur asing. Akan tetapi, UKBI ini masih terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga diperlukan alat uji yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Alat uji yang tidak terbatas ruang dan waktu ini salah satunya adalah dengan memanfaatkan keberadaan internet. Oleh karena itu, pengembangan lebih lanjut mengenai alat uji UKBIPA perlu dilakukan, terlebih yang berbasis internet (IT base), sehingga penggunaannya tidak terbatas ruang dan waktu.

Langkah ke-2: Pengumpulan Data

Setelah temuan masalah dan potensi penelitian, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data atau informasi yang terdapat di lapangan. Dalam melakukan tahap kedua ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan BIPA, UKBIPA, dan tes-tes kebahasaan yang sudah terstandar (UKBI, TOEFL, dan TOEIC). Pengumpul data ini berfungsi untuk memperkuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, serta manfaatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan menyebarkan angket. Berikut ini proses pelaksanaan wawancara, observasi, dan penyebaran angket.

a) Wawancara

Wawancara dilakukan kepada Balai Bahasa Kota Bandung, kepala SEAMEO QITEP in Language di Depok, tim BIPA UNJ, dan Pusat Bahasa Jakarta. Hal-hal yang ditanyakan yaitu mengenai UKBIPA dan silabus BIPA yang merupakan unsur terpenting dalam membuat perangkat pembelajaran BIPA, termasuk dalam menentukan soal-soal untuk UKBIPA. Selain itu, pertanyaan juga


(22)

52 meliputi UKBI, karena saat ini UKBI merupakan satu-satunya alat uji bahasa Indonesia yang ada saat ini. Akan tetapi, penggunaan UKBI untuk mengukur kemampuan bahasa Indonesia penutur asing masih menimbulkan pro dan kontra, sehingga harus ada tes bahasa Indonesia khusus untuk penutur asing. Tes bahasa Indonesia khusus untuk penutur asing ini dikenal dengan nama UKBIPA (Uji Kemahiran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Hal ini senada dengan TOEFL yang tidak diujikan kepada penutur bahasa Inggris asli (native).

Wawancara pertama kali dilakukan kepada Balai Bahasa Kota Bandung. Di sana, peneliti bertemu dengan Ibu Nance. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan UKBI dan tes bahasa Indonesia untuk orang asing. Akan tetapi, Balai Bahasa Kota Bandung menyarankan untuk bertanya langsung ke Pusat Bahasa Jakarta. Karena data yang lebih akurat dan lengkap berada di Pusat Bahasa Jakarta.

Kemudian, wawancara selanjutnya ke SEAMEO QITEP in Languange di Depok. Pertanyaan yang diajukan di sini lebih mendetail mengenai ke-BIPA-an dan UKBIPA. SEAMEO QITEP in Languange merupakan organisasi yang mewadahi bidang bahasa se-Asia Tenggara. SEAMEO QITEP in Language merupakan satu dari sekian banyak cabang yang didirikan oleh SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization). Di sini peneliti mewawancarai Dr. Felicia N. Utorodewo yang merupakan direktur utama SEAMEO QITEP in Language.

Selain mewawancarai SEAMEO QITEP in Language, peneliti juga mewawancarai salah satu anggota tim BIPA UNJ, yaitu Ibu Marlina. Di sini peneliti menanyakan hal yang sama dengan yang ditanyakan kepada SEAMEO QITEP in Language. Selain itu, peneliti juga menanyakan beberapa haal mengenai perkembangan BIPA di BIPA UNJ yang ternyata sudah dikelola oleh alumni Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ.

Wawancara terakhir yaitu ke Pusat Bahasa Jakarta yang letaknya berdekatan dengan BIPA UNJ. Pertanyaan yang diajukan tidak berbeda dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, tetapi di sini peneliti menggali lebih dalam mengenai UKBI dan pemeringakatannya. Selain itu, mengenai penilaian (scoring)


(23)

53

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pemilihan materi pun turut menjadi pembahasan dalam wawancara ini. Dalam hal ini, Pusat Bahasa Jakarta mempunyai pandangan tersendiri mengenai alat uji bahasa Indonesia untuk penutur asing, berbeda dengan lembaga-lembaga sebelumnya yang sudah diwawancarai oleh peneliti.

b) Observasi

Observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan sejak sebelum mengajukan proposal penelitian, yakni sejak bulan Oktober 2012. Observasi dilakukan di daerah Bandung terhadap pembelajar-pembelajar BIPA yang berasal dari Korea Selatan dan Thailand yang berjumlah tujuh orang (Seon Joo, Kyeong Woo, Dae Yeong, Kung, Jeje, Hanan, dan Jell). Berdasarkan percakapan sehari-hari dan pertanyaan yang peneliti ajukan secara tidak langsung kepada para pembelajar tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka menginginkan adanya tes kemampuan bahasa Indonesia di luar tes-tes pembelajaran.

c) Angket

Penyebaran angket digunakan untuk memperkuat data mengenai bahan materi yang sesuai untuk pembelajar BIPA. Bahan materi ini nantinya dapat digunakan untuk bahan ajar maupun untuk bahan tes atau evaluasi. Penyebaran angket tidak dibatasi wilayah, karena ada angket yang disebarkan secara langsung dan ada pula yang disebarkan melalui jejaring sosial seperti Facebook. Penyebaran angket yang dilakukan secara langsung dilaksanakan di Kota Bandung, sedangkan angket online disebarkan kepada pembelajar dan pengajar BIPA, diantaranya Belanda, Thailand, Korea Selatan, Yunani, Uzbekistan, dan lain-lain.

Dengan memanfaatkan jejaring sosial, penyebaran angket dapat dilakukan dengan mudah dan efisien walaupun kemungkinan untuk tidak adanya respons dari pembelajar BIPA cukup besar. Akan tetapi, dengan bantuan Ibu Siriporn Maneechukate dan Ibu Refa Lina di Thailand, angket yang tersebar menjadi lebih banyak daripada sebelumnya. Dengan demikian, angket yang terkumpul cukup mewakili pembelajar BIPA yang tersebar di seluruh dunia.


(24)

54 Angket yang terkumpul kemudian diolah dan ditarik kesimpulannya. Setelah itu, hasil angket dikomparasikan dengan bahan materi yang ada di silabus BIPA yang telah dipilih. Hasil dari perbandingan keduanya ini merupakan suatu kesimpulan dan penguatan mengenai alasan pemilihan bahan materi tes UKBIPA sesi membaca. Perihal silabus BIPA yang dipilih, peneliti menggunakan silabus BIPA dari tim BIPA Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) karena isinya sudah detail dan tidak jauh berbeda dengan silabus BIPA yang digunakan oleh tim BIPA UNJ.

Langkah ke-3: Desain Produk

Pada tahap ini peneliti mendesain produk yang berupa sebuah tes keterampilan membaca berbasis TI (Teknologi Informasi). Akan tetapi, sebelumnya peneliti melakukan studi komparasi mengenai model tes membaca pada UKBI dan TOEFL yang terdapat di internet dan di buku-buku. Sampel model tes membaca pada UKBI peneliti dapatkan melalui website pusat bahasa, karena di sana ada sampel UKBI yang memuat beberapa soal dari setiap sesinya. Sementara itu, soal-soal membaca pada TOEFL diperoleh melalui buku-buku TOEFL yang membahas detil-detil soal membaca pada tes TOEFL.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mendesain produk berupa alat tes UKBIPA berbasis TI ini adalah sebagai berikut:

a) membaca berbagai sumber materi pembelajaran BIPA;

b) membaca silabus BIPA yang didapat dari BIPA FPBS UPI dan Balai Bahasa UPI;

c) membandingkan model tes membaca pada UKBI dengan model tes membaca pada TOEFL dan TOEIC;

d) menentukan materi dan bentuk tes yang sesuai untuk penutur asing; e) membuat rancangan tampilan soal pada internet (website/blog); f) membuat kisi-kisi tes membaca BIPA;

g) membuat rancangan soal tes membaca UKBIPA berdasarkan kisi-kisi tersebut;


(25)

55

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Langkah ke-4: Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini perangkat tes berupa soal dan kisi-kisi sudah layak dan sesuai atau belum. Kegiatan validasi desain dilakukan dengan meminta beberapa dosen yang ahli di bidang BIPA dan evaluasi BIPA untuk menilai atau memberikan judgement instrumen yang berupa kisi-kisi serta rancangan soal-soal tes membaca yang dibuat oleh peneliti.

Expert judgement menilai soal yang dirancang untuk menjadi

soal-soal dalam UKBIPA sesi membaca. Penilaian terdiri atas ketepatan soal-soal dengan tingkatan-tingkatan koginitifnya, kesesuaian pemilihan kata dengan tingkatan pembelajar BIPA (A1, A2, B1, B2, C1, dan C2), kesesuaian kisi-kisi dengan soal, dan pengecoh jawaban pada pilihan jawaban. Peneliti memilih tiga dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI sebagai expert judgement. Berikut ini adalah tiga expert judgement yang dipilih peneliti dalam penelitian, berikut dengan alasan pemilihan tiga dosen tersebut sebagai expert judgement. 1) Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.

Peneliti memilih Ibu Vismaia sebagai expert judgement dalam penelitian ini karena Ibu Vismaia merupakan salah satu pakar evaluasi pembelajaran. Ibu Vismaia juga termasuk dalam tim BIPA FPBS UPI dan pakar BIPA. Selain itu, beliau juga pakar keterampilan membaca. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, peneliti menetapkan Ibu Vismaia sebagai expert judgement yang pertama.

2) Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd.

Ibu Nuny merupakan dosen matakuliah Evaluasi Pembelajaran dan Evaluasi BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI. Selain itu, Ibu Nuny juga termasuk pakar BIPA, baik di dalam lingkungan UPI maupun di luar UPI. Hal tersebut dikuatkan dengan pernyataan Direktur Utama SEAMEO QITEP in Language yang menyatakan bahwa Ibu Nuny dan Ibu Vismaia


(26)

56 merupakan salah satu pakar BIPA. Berdasarkan data tersebut, peneliti memilih Ibu Nuny sebagai expert judgement kedua.

3) Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd.

Ibu Nunung merupakan dosen matakuliah sintaksis di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI. Selain itu, beliau juga tergabung dalam tim BIPA FPBS UPI. Dalam penilaian rancangan soal UKBIPA sesi membaca ini, Ibu Nunung menilai dari segi sintaksisnya, baik dalam konten bacaan maupun soal itu sendiri.

Soal-soal yang dinilai oleh ketiga expert judgement tersebut berjumlah 27 soal berbentuk pilihan ganda. Akan tetapi, hanya 20 soal yang akan digunakan dalam tes UKBIPA sesi membaca, sehingga setelah dinilai oleh expert judgement akan dilakukan proses eliminasi soal. Dua puluh soal terpilih terdiri atas 4 soal tingkat elementary (A1), 4 soal tingkat elementary (A2), 4 soal tingkat

pre-intermediate (B1), 3 soal tingkat pre-intermediate atau menengah (B2), 3 soal tingkat pre-advance (C1), dan 2 soal terakhir merupakan soal untuk tingkat advance atau

mahir (C2).

Langkah ke-5: Revisi Desain

Rancangan soal yang telah dinilai oleh expert judgement, harus direvisi dan dicek kembali kesesuaiannya dengan hasil angket dan silabus BIPA yang dijadikan kisi-kisi soal. Perbaikan soal-soal harus dilakukan berdasarkan penilaian

expert judgement yang terdapat dalam rancangan soal. Soal-soal yang dianggap

kurang layak harus diperbaiki atau dieliminasi, karena dari 27 soal yang diajukan kepada expert judgement hanya akan diambil 20 soal yang akan diujicobakan kepada pembelajar BIPA melalui jaringan internet. Sementara itu, soal-soal yang dianggap layak pun harus dicek kembali dan diperbaiki bagian-bagian tertentu yang memerlukan perbaikan (revisi).


(27)

57

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan revisi desain, soal dapat diunggah ke internet dengan menggunakan aplikasi Quiz Creator buatan Wondershare versi 4.5.0.13. Kemudian, alat tes UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI dapat digunakan, baik oleh peserta tes UKBIPA maupun oleh pengajar BIPA di manapun berada. Akan tetapi, uji coba yang satu ini tidak dilakukan terhadap pembelajar BIPA, melainkan kepada penutur bahasa Indonesia asli (native). Hal ini bertujuan untuk menguji kelayakan alat tes yang diunggah menggunakan aplikasi Quiz Creator versi 4.5.0.13. Selain itu, uji coba ini dilakukan guna mengetahui kekurangan dan kelemahan yang muncul di lapangan, sebelum uji coba yang sebenarnya dilakukan. Tes yang dilakukan di internet harus mempertimbangkan kecepatan jaringan membuka website atau aplikasi, keterbacaan soal, dan kekurangan serta hambatan-hambatan yang muncul tanpa terduga. Soal-soal yang diunggah pun hanya 8 soal, termasuk soal bergambar sebagai sampel.

Langkah ke-7: Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba tahap pertama, peneliti melakukan perbaikan terhadap bagian-bagian pada tampilan soal di website. Selain itu, peneliti juga merevisi soal-soal yang akan diunggah ke internet. Walaupun hanya 8 soal yang peneliti unggah pada saat uji coba pertama, ternyata beberapa kendala muncul dan disampaikan oleh rekan-rekan peneliti yang mencoba alat tes tersebut, terutama perihal loading yang cukup lama dan soal bergambar yang gambarnya tidak bisa diperbesar.

Langkah ke-8: Uji Coba Pemakaian

Setelah melakukan uji coba penggunaan alat tes UKBIPA berbasis TI dan memperbaiki bagian-bagian tertentu yang memerlukan perbaikan, peneliti menyebarkan link alat tes UKBIPA kepada pembelajar BIPA yang peneliti kenal dan kepada lembaga penyelenggara, serta kepada pengajar-pengajar BIPA melalui jaringan internet, khususnya Facebook, Twitter, dan blog. Berikut ini lembaga yang mendapat sebaran link tes UKBIPA sesi membaca.


(28)

58

Tabel 3.1 Tabel Penyebaran Link UKBIPA Sesi Membaca

No. Nama Lembaga

1. Marlina An BIPA UNJ

2. Siriporn Maneechukate Pengajar BIPA di Naresuan University, Thailand

3. Refa Lina Tiawati R. Pengajar BIPA di Naresuan University, Thailand

4. Facebook APBIPA APBIPA Bali, APBIPA Indonesia 5. Facebook Selasar Bahasa Selasar Bahasa Bandung

6. Facebook BIPA UNJ BIPA UNJ

Langkah ke-9: Revisi Produk

Pada tahap ini, masukan atau kritikan datang dari pengguna atau peserta tes UKB IPA sesi membaca. Penyampaian tanggapan ada yang langsung dan ada yang tidak langsung. Revisi produk ini lebih pada tampilan soal pada website dan beberapa hal yang mempengaruhi penggunaan alat tes UKBIPA sesi membaca secara online.

Langkah ke-10: Produk Akhir

Setelah direvisi, produk dipublikasikan lagi melalui jaringan internet dan disebarkan ke fanpages Facebook yang menaungi BIPA. Produk ini tidak sama dengan alat tes UKBIPA lainnya yang penyebarannya denagn cara dicetak. Alat tes UKBIPA ini tidak diproduksi dalam jumlah banyak, tetapi cukup sebarkan link kepada pembelajar BIPA dan lembaga-lembaga BIPA.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu teknik yang penting dalam sebuah penelitian karena menggambarkan bagaimana data diperoleh. Berikut ini teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian.

3.3.1 Dokumen

Menurut Sugiyono (2012: 326) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, maupun karya-karya lainnya. Selain itu, dokumen dapat berupa dokumen yang tercetak maupun yang


(29)

59

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak dicetak (soft file), karena seiring perkembangan teknologi, penyebaran informasi dan data pun dilakukan melalui jaringan komputer dan internet. Studi dokumen merupakan pelengkap dan penguat data yang diperloeh dari observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen atau berkas seperti mengenai pengembangan evaluasi, perkembangan BIPA, perkembangan UKBI, pengembangan perangkat pembelajaran yang terstandardisasi, naskah soal TOEFL, TOEIC, dan sebagainya. Selanjutnya dokumen dan berkas tersebut akan dikaji berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan tes membaca pembelajar asing. Studi dokumentasi ini dilakukan sebagai landasan ilmu yang akan digunakan dalam penelitian yang dilaksanakan.

3.3.2 Wawancara

Sugiyono (2012: 316) mengatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk melakukan studi pendahuluan dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Wawancara mempunyai tiga jenis yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak berstruktur (Sugiyono, 2012: 317-318). Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, karena daftar pertanyaan sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Selain terstruktur, pertanyaan yang diajukan dalam wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan berkait, yakni antarpertanyaannya mempunyai hubungan yang erat, sehingga ketika ada satu pertanyaan yang tidak dapat dijawab, secara otomatis pertanyaan berikutnya tidak dapat ditanyakan.

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai perangkat pembelajaran BIPA, khususnya silabus BIPA yang terstandar. Selain itu, peneliti juga menanyakan kondisi BIPA dan perkembangan alat evaluasi BIPA (UKBIPA) yang digunakan di lembaga penyelenggara atau yang menaungi BIPA. Oleh karena itu, kegiatan wawancara ini dilakukan pada sumber-sumber yang menangani dan menaungi BIPA, seperti SEAMEO QITEP in Language, BIPA UNJ, Pusat Bahasa Jakarta, dan Balai Bahasa Kota Bandung.


(30)

60

3.3.3 Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2012: 192). Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket ini prinsipnya tidak jauh berbeda dengan daftar pertanyaan pada wawancara yakni pertanyaan berkait sehingga ketika pertanyaan nmor satu dan

dua jawabannya “tidak”, responden tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan kepada pembelajar asing. Tujuan penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui respon pembelajar BIPA mengenai penyediaan alat evaluasi khusus BIPA dan bahan materi, yakni berupa hal-hal dan tema yang dapat digunakan atau dikembangkan menjadi soal UKBIPA maupun bahan ajar BIPA. Selain itu, beberapa pertanyaan lain lebih pada bentuk soal (teks atau dialog), pengalaman mengikuti tes UkBIPA, dan sebagainya. Ada pula pertanyaan yang bersifat pribadi seperti level kemahiran bahasa Indonesia pembelajar BIPA menurut diri mereka sendiri. Munculnya beberapa pertanyaan tersebut untuk mengetahui kebutuhan pembelajar BIPA secara objektif.

Adapun penyebarannya tidak terbatas di Kota Bandung saja, tetapi juga disebarkan melalui jejaring sosial seperti Facebook sehingga diharapkan bisa menjaring responden lebih banyak. Sasaran penyebaran angket online adalah pembelajar BIPA yang ada di Korea Selatan, Thailand, Belanda, dan lain-lain, termasuk Indonesia itu sendiri. Penyebaran angket secara online ini digunakan untuk mempermudah pengumpulan data, terutama apabila pembelajar susah ditemui, karena ketika penyebaran angket ini pembelajaran BIPA di Indonesia sudah selesai dan memasuki waktu liburan.

3.3.4 Tes UKBIPA Sesi Membaca secara Online

Tes UKBIPA sesi membaca yang dikembangkan dalam penelitian ini memanfaatkan keberadaan internet. Pengujicobaan alat tes melalui internet merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan data utama yang diperlukan


(31)

61

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini. Melalui blog dan mesin pencari Google, alat tes UKBIPA sesi membaca yang dikembangkan oleh peneliti akan muncul dan dapat digunakan oleh siapapun. Pembelajar BIPA yang mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini menjadi objek penelitian, khususnya hasil akhir tes peserta tes UKBIPA sesi membaca.

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan pada saat melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan Balai Bahasa Kota Bandung, tepatnya denga Ibu Nance. Peneliti juga melakukan wawancara dengan direktur utama SEAMEO QITEP in Language yaitu Dr. Felicia N. Utorodewo. Selain itu, peneliti juga mewawancarai salah satu tim BIPA UNJ yaitu Ibu Marlina, dan wawancara berakhir di Pusat Bahasa Jakarta. Format pedoman wawancara terlampir.

3.4.2 Kisi-Kisi Soal

Kisi-kisi soal merupakan instrumen yang sangat penting dalam penelitian ini, karena penelitian ini akan menghasilkan alat tes membaca dalam rangka menyiapkan tes UKBIPA. Kisi-kisi soal ini merupakan rancangan untuk soal-soal UKBIPA sesi membaca. Kisi-kisi soal ini dikembangkan dari silabus BIPA yang peneliti dapatkan dari tim BIPA FPBS UPI. Kisi-kisi untuk tes UKBIPA sesi membaca dilampirkan karena terdiri atas beberapa kompetensi dasar dan rinciannya.

3.4.3 Angket

Angket merupakan serangkaian pertanyaan tertulis kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden tersebut. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan kepada pembelajar asing, baik yang ada di Kota Bandung maupun di kota dan negara lainnya. Tujuan penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui


(32)

62 respon pembelajar BIPA mengenai ketersediaan alat evaluasi BIPA dan bahan materi (hal-hal dan tema) yang dapat digunakan atau dikembangkan menjadi soal UKBIPA maupun bahan ajar BIPA. Format angket terlampir.

3.4.4 Website Tes UKBIPA Sesi Membaca

Website menjadi salah satu instrumen penelitian karena dalam penelitian

ini pelaksanaan tes UKBIPA sesi membaca dilakukan secara online. Dengan menggunakan aplikasi Quiz Creator versi 4.5.0.13 buatan Wondershare, peneliti mengunggah soal-soal ke internet dengan cara save as atau publish on Quiz

Creator Online. Akan tetapi, alamat website untuk tes UKBIPA sesi membaca ini

tidak dapat diganti menjadi nama sesuai keinginan peneliti, karena aplikasi Quiz Creator yang peneliti gunakan merupakan versi trial, sehingga hanya aktif selama 30 hari.

Tes UKBIPA ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan alat tes UKBIPA sesi membaca dalam jaringan (online) dan kemampuan peserta tes menjawab pertanyaan yang telah dibuat. Jumlah soal yang diujikan adalah 20 soal pilihan ganda. Berikut ini beberapa tampilan pada tes UKBIPA sesi membaca online.


(33)

63

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila email yang dimasukkan pernah digunakan untuk mengikuti tes ini, secara otomatis akan terdeteksi bahwa calon peserta tes pernah mengikuti tes ini

sebelumnya, sehingga muncul pilihan „review’ dan „redo’ yang masing-masing

berarti „melihat ulang‟ dan „melakukan ulang atau tes ulang dari awal‟. Pembelajar BIPA dapat melakukan tes berkali-kali dengan memilih „redo’ setelah memasukkan email dan identitas diri.

Gambar 3.2 tampilan wajah tes UKBIPA sesi membaca


(34)

64

Gambar 3.4 tampilan halaman soal

(satu halaman hanya berisi satu soal atau pertanyaan)

Gambar 3.5 tampilan outline (daftar soal)

(peserta tes dapat melihat jumlah soal dan dapat memilih soal mana yang akan dikerjakan terlebih dulu)


(35)

65

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6 tampilan terhadap benar atau salah jawaban

Gambar 3.7 tampilan halaman terakhir

3.5 Teknik Pengolahan Data

Dalam mengolah data, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) mengolah dan mendeskripsikan hasil angket;

b) menganalisis hasil expert judgement terhadap rancangan soal-soal UKBIPA sesi membaca;

c) menganalisis hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca online; d) mendeskripsikan hasil uji coba alat tes UKBIPA sesi membaca.


(36)

66

3.6 Sumber Data

Sumber data merupakan subjek penelitian yang menjelaskan dari mana data diperoleh. Sumber data penelitian ini diperoleh dari pembelajar BIPA yang mengikuti tes UKBIPA sesi membaca secara online. UKBIPA sesi membaca berbasis TI ini dapat dicari memalui www.google.com. Google akan menunjukkan beberapa hasil pencariannya, salah satunya merupakan blog peneliti, http://robita.wordpress.com. Penggunaan blog peneliti ini adalah sebagai jalan mudah untuk mengingat alamat tes UKBIPA sesi membaca karena alamat

website tes UKBIPA sesi membaca di Quiz Creator online itu berupa angka-angka

dan susah diingat, yaitu

http://www.quiz-creator.com/qms/quiz.php?u1096416q53074v1753971774. Selain itu, mesin

pencari Google pun belum tentu menemukan alamat UKBIPA yang terdapat di Quiz Creator online tanpa adanya publikasi melalui blog atau website.

Gambar 3.8 hasil pencarian menggunakan www.google.com pada tanggal 28 Juli 2013

Dengan memasukkan kata kunci “UKBIPA”, Google menunjukkan bahwa tes UKBIPA sesi membaca yang dibuat oleh peneliti masuk dalam jajaran tiga teratas setelah APBIPA Indonesia dan BIPA bidang lainnya yaitu Biological


(37)

67

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil pencarian Google pada tanggal 28 Juli 2013, sedangkan pada tanggal 30 Juli 2013 Google menempatkan UKBIPA yang terdapat dalam blog peneliti di pencarian paling atas. Berikut ini adalah gambarnya.


(38)

115

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan ada negara yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di negaranya. BIPA tidak hanya diselenggarakan di Indonesia, tetapi juga di negara lain yang warganya ingin mempelajari bahasa Indonesia, seperti Australia, Jepang, Korea, dan lain-lain. Akan tetapi, perkembangan BIPA ini tidak diimbangi dengan kesiapan atau ketersediaan perangkat pembelajarannya, khususnya alat evaluasi. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk membantu penyelenggara, pengajar, dan pembelajar BIPA melakukan tes UKBIPA secara mandiri dan tanpa ada batasan ruang serta waktu.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap pembelajar BIPA, hasilnya menunjukkan bahwa kebanyakan pembelajar BIPA belum pernah mengikuti tes uji kemahiran bahasa Indonesia. Hal ini juga didukung dengan hasil pengolahan angket yang menunjukkan bahwa 59% pembelajar BIPA belum pernah mengikuti tes uji kemahiran bahasa Indonesia dan 74% pembelajar BIPA merasa ingin mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Indonesianya melalui sebuah tes.

Untuk membuat alat evaluasi yang dapat digunakan oleh semua pembelajar BIPA, harus ada kisi-kisi soal terlebih dahulu. Kisi-kisi ini diambil dan dikembangkan dari silabus BIPA. Dalam penelitian ini, silabus BIPA yang digunakan adalah silabus BIPA yang berasal dari BIPA FPBS UPI. Alasan menggunakan silabus tersebut adalah berdasarkan hasil pemahaman dan perbandingan dengan silabus dari lembaga lainnya, seperti BIPA FPBS UNJ dan Balai Bahasa UPI. Antara silabus BIPA dari BIPA FPBS UNJ dengan silabus BIPA dari BIPA FPBS UPI mempunyai kesamaan secara konten. Akan tetapi, silabus Balai Bahasa UPI mempunyai ciri khas sendiri, yakni tematik. Dengan adanya kesamaan antara silabus BIPA di BIPA FPBS UPI dengan UNJ membuat


(39)

116

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti memutuskan untuk menggunakan silabus dari BIPA FPBS UPI sebagai acuan membuat kisi-kisi soal UKBIPA sesi membaca.

Pengembangan kisi-kisi dilakukan dengan mempertimbangkan hasil angket karena pada angket juga terdapat pertanyaan mengenai materi atau tema apa saja yang ingin dipelajari. Selain itu, pengembangan kisi-kisi soal juga dibantu oleh dosen pembimbing sehingga penerapan kisi-kisi pada soal nantinya lebih mengenai sasaran. Pembuatan kisi-kisi soal disesuaikan dengan jumlah soal yang akan dibuat, yakni 27 soal. Akan tetapi, karena tes ini akan dilakukan melalui internet, soal dikurangi menjadi 20 soal.

Dalam mengembangkan materi soal untuk tes UKBIPA sesi membaca ini, peneliti mengacu pada silabus BIPA, kisi-kisi soal, dan hasil angket, khususnya pertanyaan nomor 8 pada angket yang menanyakan materi dan tema apa saja yang ingin dipelajari. Hasil angket menunjukkan bahwa percakapan sehari-hari, tema tentang diri sendiri, kegiatan berbelanja, transportasi, keluarga, makanan, kesenian, tradisi masyarakat Indonesia, tempat wisata, tentang bahasa daerah, dan tentang bahasa gaul di Indonesia merupakan hal-hal yang ingin dipelajari. Tema dan materi-materi tersebut, selain dapat digunakan sebagai bahan ajar, dapat juga digunakan sebagai bahan atau materi untuk tes.

Tes UKBIPA sesi membaca ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan

internet sehingga aplikasi yang digunakan untuk memuat soal UKBIPA sesi

membaca ini merupakan aplikasi khusus yang memang biasa digunakan untuk kegiatan tes, ujian, maupun evaluasi. Aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quiz Creator versi 4.5.0.13 buatan Wondershare. Alasan menggunakan aplikasi tersebut karena banyak pilihan model soal yang dapat digunakan, seperti pilihan ganda, mengisi bagian yang kosong, benar-salah, soal menjodohkan, dan lain-lain. Selain itu, aplikasi ini juga mampu memuat gambar dan suara sehingga tidak hanya bisa digunakan untuk tes membaca, tetapi juga tes menyimak maupun menulis.

Penyediaan alat tes UKBIPA berbasis TI (Teknologi Informasi) pada zaman teknologi seperti saat ini sangat direkomendasikan. Beberapa kelebihan


(40)

117 alat tes yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media penyelenggara tes adalah tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga pembelajar BIPA dapat melakukan tes di manapun dan kapanpun. Syarat utama untuk mengikuti tes ini adalah terhubung dengan jaringan internet. Selain itu, alat tes yang memanfaatkan jaringan internet secara tidak langsung membantu menghemat penggunaan kertas, yang artinya turut mengurangi efek pemanasan global (global warming). Untuk memperbarui soal pun cukup mengubah pada data utamanya saja, yakni yang tersimpan di aplikasi Quiz Creator. Alat tes ini juga tidak membatasi peserta tes, yang artinya sedikit atau banyak pembelajar BIPA yang ingin mengikuti tes ini tidak menjadi hambatan untuk menyelenggarakan tes, karena pada dasarnya tes ini bersifat individual.

Untuk mengikuti tes ini, peserta tes hanya harus memiliki alamat email yang masih aktif. Tes ini diselenggarakan tanpa dikenakan biaya apapun sehingga pembelajar BIPA melakukan tes ini berulang kali. Akan tetapi, untuk mempermudah menemukan alat tes ini, calon peserta tes harus ke blog peneliti yaitu di http://robita.wordpress.com/2013/07/20/tes-ukbipa-membaca/. Setelah itu, klik pada tulisan yang berjudul Tes UKBIPA-Membaca, lalu klik pada tulisan

“klik di sini untuk memulai tes”. Calon peserta tes akan dibawa ke alamat tes

UKBIPA sesi membaca dan tunggu hingga proses loading selesai sampai menunjukkan halaman muka yang harus diisi identitas calon peserta tes UKBIPA sesi membaca.

Berdasarkan uji coba alat tes UKBIPA-Membaca ini, hasilnya menunjukkan bahwa pembelajar BIPA yang mengikuti tes ini tidak ada yang di level A1 (pra-pemula). Sementara yang lainnya yaitu 46% peserta tes berada pada level B2 (madya), 23% berada pada level C1 (pra-lanjut), 15% berada pada level A2 (pemula atau dasar), dan sisanya masing-masing 8% berada pada level B1 (pra-madya) dan C2 (mahir). Selain itu, melihat lokasi pengerjaan tes UKBIPA sesi membaca ini, berdasarkan alat tes UKBIPA-Membaca terlihat bahwa paling peserta tes berasal dari Indonesia dan Korea Selatan, yakni masing-masing


(41)

118

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 31% dan 23%, sedangkan yang lainnya berasal dari Thailand, Polandia, Rusia, Arab, Malaysia, dan Filipina.

Secara umum, kesimpulan dari penelitian ini adalah alat tes UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI ini mampu mengukur dan menempatkan pembelajar BIPA pada level-level tertentu sesuai dengan hasil tes masing-masing. Pembelajar BIPA dapat mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini di manapun dan kapanpun karena alat tes ini berbasis TI. Semua pembelajar BIPA dapat mengikuti tes ini, baik pembelajar BIPA pemula maupun yang sudah mahir. Level atau tingkatan kemahiran bahasa Indonesia yang terdapat dalam tes ini terdiri atas level pra-pemula (A1) hingga tingkat lanjut atau mahir (C2). Tes UKBIPA sesi membaca ini dapat diikuti oleh siapapun, baik pembelajar BIPA yang baru saja memulai belajar bahasa Indonesia maupun yang sudah lama belajar bahasa Indonesia.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan merupakan saran untuk penelitian lanjutan dari penelitian ini, yakni oleh peneliti, baik peneliti yang sama maupun peneliti lainnya. Selain itu, saran juga ditujukan kepada penyelenggara BIPA, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, dan pemerintah Indonesia sendiri. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun aplikasi ini sudah berbasis TI, tetapi penggunaan handphone-handphone berbasis Android atau IOS secara tidak langsung menuntut penyelenggaraan tes bahasa Indonesia, khususnya UKBIPA, dapat dilakukan di handphone pintar (smart phone). Dengan demikian, harus ada pengembangan yang lebih aktual sesuai dengan perkembangan teknologi.

Penyelenggara dan pengajar BIPA juga disarankan menggunakan atau merekomendasikan alat tes UKBIPA ini kepada para pembelajar BIPA-nya sehingga hasil penelitian ini benar-benar berguna dan ada rasa penghargaan tersendiri bagi peneliti apabila alat tes ini digunakan oleh penyelenggara dan pengajar BIPA di luar UPI. Selain itu, peneltii juga menyarankan alat tes ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang merekrut karyawan asing. Orang asing yang ingin bekerja di Indonesia sebaiknya mengikuti tes ini untuk mengukur


(42)

119 kemampuan berbahasa Indonesianya sehingga bahasa Indonesia juga berkembang melalui perusahaan-perusahaan tersebut. Lebih jauhnya bahasa Indonesia dapat dijadikan syarat utama bagi penutur asing yang ingin bekerja di Indonesia.

Selain perusahaan-perusahaan, pemerintah Indonesia juga sebaiknya menggunakan alat tes ini untuk orang asing yang ingin bekerja di Indonesia maupun belajar di Indonesia. Pantauan peneliti terhadap negara-negara berkembang lainnya, seperti Korea, saat ini orang asing yang ingin bekerja maupun belajar di Korea, selain mampu fasih berbahasa Inggris, orang asing atau penutur asing yang mampu berbahasa Korea akan lebih diutamakan. Hal ini dapat menjadi cerminan bagi Indonesia sehingga bahasa Indonesia tidak hanya dipakai oleh orang Indonesia itu sendiri dan orang Indonesia tidak perlu berbahasa asing ketika bertemu dengan orang asing di wilayah Indonesia.


(43)

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. Membuat kuis dengan quiz craetor. [Online] Tersedia: http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/tutorial/144-membuat-quis-dengan-quiz-creator [14 April 2013]

Adryansyah. (2012). Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). [Online] Tersedia: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa [24 Maret 2013]

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, I. P. (2009). Sukses TOEIC untuk pemula. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Bachari, A. D. (2001). Website pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur

asing: Sebuah upaya pemanfaatan teknologi informasi. [Online] Tersedia:

www.ialf.edu/kipbipa/papers/AndikaDuthaBachari.doc [8 Juli 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia pusat

bahasa edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa: Pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Harisujana, A., Mulyati, Y., Titin. (1995). Membaca. Universitas Terbuka.

Hernawan. (2010). Artikel jurnal bahasa dan sastra. [Online] Tersedia: http://hernawan.staf.upi.edu/ [28 Mei 2013]

Janniah, T. (2011). “Pengembangan Tes Kompetisi Membaca sebagai Upaya Penyiapapn Alat Uji Kemahiran Bahsa Indonesia bagi Penutur Asing

(UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Maryanto. (2001). Tes UKBI dan pengajaran BIPA. [Online] Tersedia: www.ialf.edu/kipbipa/papers/Maryanto.doc [5 Desember 2012]

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurhadi. (2005). Bagaimanakah meningkatkan kecepatan membaca. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nuttal, C. (1987). Teaching reading skills in a foreign language (practical


(44)

Rivai, O. S. (2010). Pemetaan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing

(BIPA) di Asia. [Online] Tersedia:

http://km.ristek.go.id/assets/files/Pendidikan/BIPA%20di%20Asia/BIPA%20 di%20Asia.pdf [29 November 2012]

Saifuddin, I. A. (2012). Buku pintar TOEFL: Pengantar, pembahasan, strategi,

dan pelatihannya. Yogyakarta: Diva Press.

Sartika, I. (2012). “Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak sebagai Upaya

Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

SEAMEO QITEP in Language. (2011). Teaching methodology of Indonesian

language for foreign learners. Jakarta: SEAMEO QITEP in Language.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012.) Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan sistem evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pedoman penulisan

karya ilmiah. Bandung: UPI.

University of Cambridge ESOL Examination. (2011). Using the CEFR:

Principles of good practice. [Online] Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/Images/126011-using-cefr-principles-of-good-practice.pdf [24 Maret 2013]

Wilson, L.O. (2006). Beyond bloom - A new version of the cognitive taxonomy.

[Online] Tersedia:

http://www4.uwsp.edu/education/lwilson/curric/newtaxonomy.htm [8 Juli 2013]


(1)

116

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu peneliti memutuskan untuk menggunakan silabus dari BIPA FPBS UPI sebagai acuan membuat kisi-kisi soal UKBIPA sesi membaca.

Pengembangan kisi-kisi dilakukan dengan mempertimbangkan hasil angket karena pada angket juga terdapat pertanyaan mengenai materi atau tema apa saja yang ingin dipelajari. Selain itu, pengembangan kisi-kisi soal juga dibantu oleh dosen pembimbing sehingga penerapan kisi-kisi pada soal nantinya lebih mengenai sasaran. Pembuatan kisi-kisi soal disesuaikan dengan jumlah soal yang akan dibuat, yakni 27 soal. Akan tetapi, karena tes ini akan dilakukan melalui internet, soal dikurangi menjadi 20 soal.

Dalam mengembangkan materi soal untuk tes UKBIPA sesi membaca ini, peneliti mengacu pada silabus BIPA, kisi-kisi soal, dan hasil angket, khususnya pertanyaan nomor 8 pada angket yang menanyakan materi dan tema apa saja yang ingin dipelajari. Hasil angket menunjukkan bahwa percakapan sehari-hari, tema tentang diri sendiri, kegiatan berbelanja, transportasi, keluarga, makanan, kesenian, tradisi masyarakat Indonesia, tempat wisata, tentang bahasa daerah, dan tentang bahasa gaul di Indonesia merupakan hal-hal yang ingin dipelajari. Tema dan materi-materi tersebut, selain dapat digunakan sebagai bahan ajar, dapat juga digunakan sebagai bahan atau materi untuk tes.

Tes UKBIPA sesi membaca ini dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet sehingga aplikasi yang digunakan untuk memuat soal UKBIPA sesi membaca ini merupakan aplikasi khusus yang memang biasa digunakan untuk kegiatan tes, ujian, maupun evaluasi. Aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quiz Creator versi 4.5.0.13 buatan Wondershare. Alasan menggunakan aplikasi tersebut karena banyak pilihan model soal yang dapat digunakan, seperti pilihan ganda, mengisi bagian yang kosong, benar-salah, soal menjodohkan, dan lain-lain. Selain itu, aplikasi ini juga mampu memuat gambar dan suara sehingga tidak hanya bisa digunakan untuk tes membaca, tetapi juga tes menyimak maupun menulis.

Penyediaan alat tes UKBIPA berbasis TI (Teknologi Informasi) pada zaman teknologi seperti saat ini sangat direkomendasikan. Beberapa kelebihan


(2)

117

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu alat tes yang memanfaatkan jaringan internet sebagai media penyelenggara tes adalah tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga pembelajar BIPA dapat melakukan tes di manapun dan kapanpun. Syarat utama untuk mengikuti tes ini adalah terhubung dengan jaringan internet. Selain itu, alat tes yang memanfaatkan jaringan internet secara tidak langsung membantu menghemat penggunaan kertas, yang artinya turut mengurangi efek pemanasan global (global warming). Untuk memperbarui soal pun cukup mengubah pada data utamanya saja, yakni yang tersimpan di aplikasi Quiz Creator. Alat tes ini juga tidak membatasi peserta tes, yang artinya sedikit atau banyak pembelajar BIPA yang ingin mengikuti tes ini tidak menjadi hambatan untuk menyelenggarakan tes, karena pada dasarnya tes ini bersifat individual.

Untuk mengikuti tes ini, peserta tes hanya harus memiliki alamat email yang masih aktif. Tes ini diselenggarakan tanpa dikenakan biaya apapun sehingga pembelajar BIPA melakukan tes ini berulang kali. Akan tetapi, untuk mempermudah menemukan alat tes ini, calon peserta tes harus ke blog peneliti yaitu di http://robita.wordpress.com/2013/07/20/tes-ukbipa-membaca/. Setelah itu, klik pada tulisan yang berjudul Tes UKBIPA-Membaca, lalu klik pada tulisan “klik di sini untuk memulai tes”. Calon peserta tes akan dibawa ke alamat tes UKBIPA sesi membaca dan tunggu hingga proses loading selesai sampai menunjukkan halaman muka yang harus diisi identitas calon peserta tes UKBIPA sesi membaca.

Berdasarkan uji coba alat tes UKBIPA-Membaca ini, hasilnya menunjukkan bahwa pembelajar BIPA yang mengikuti tes ini tidak ada yang di level A1 (pra-pemula). Sementara yang lainnya yaitu 46% peserta tes berada pada level B2 (madya), 23% berada pada level C1 (pra-lanjut), 15% berada pada level A2 (pemula atau dasar), dan sisanya masing-masing 8% berada pada level B1 (pra-madya) dan C2 (mahir). Selain itu, melihat lokasi pengerjaan tes UKBIPA sesi membaca ini, berdasarkan alat tes UKBIPA-Membaca terlihat bahwa paling peserta tes berasal dari Indonesia dan Korea Selatan, yakni masing-masing


(3)

118

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebanyak 31% dan 23%, sedangkan yang lainnya berasal dari Thailand, Polandia, Rusia, Arab, Malaysia, dan Filipina.

Secara umum, kesimpulan dari penelitian ini adalah alat tes UKBIPA sesi membaca yang berbasis TI ini mampu mengukur dan menempatkan pembelajar BIPA pada level-level tertentu sesuai dengan hasil tes masing-masing. Pembelajar BIPA dapat mengikuti tes UKBIPA sesi membaca ini di manapun dan kapanpun karena alat tes ini berbasis TI. Semua pembelajar BIPA dapat mengikuti tes ini, baik pembelajar BIPA pemula maupun yang sudah mahir. Level atau tingkatan kemahiran bahasa Indonesia yang terdapat dalam tes ini terdiri atas level pra-pemula (A1) hingga tingkat lanjut atau mahir (C2). Tes UKBIPA sesi membaca ini dapat diikuti oleh siapapun, baik pembelajar BIPA yang baru saja memulai belajar bahasa Indonesia maupun yang sudah lama belajar bahasa Indonesia.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan merupakan saran untuk penelitian lanjutan dari penelitian ini, yakni oleh peneliti, baik peneliti yang sama maupun peneliti lainnya. Selain itu, saran juga ditujukan kepada penyelenggara BIPA, perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, dan pemerintah Indonesia sendiri. Untuk peneliti selanjutnya, walaupun aplikasi ini sudah berbasis TI, tetapi penggunaan handphone-handphone berbasis Android atau IOS secara tidak langsung menuntut penyelenggaraan tes bahasa Indonesia, khususnya UKBIPA, dapat dilakukan di handphone pintar (smart phone). Dengan demikian, harus ada pengembangan yang lebih aktual sesuai dengan perkembangan teknologi.

Penyelenggara dan pengajar BIPA juga disarankan menggunakan atau merekomendasikan alat tes UKBIPA ini kepada para pembelajar BIPA-nya sehingga hasil penelitian ini benar-benar berguna dan ada rasa penghargaan tersendiri bagi peneliti apabila alat tes ini digunakan oleh penyelenggara dan pengajar BIPA di luar UPI. Selain itu, peneltii juga menyarankan alat tes ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang merekrut karyawan asing. Orang asing yang ingin bekerja di Indonesia sebaiknya mengikuti tes ini untuk mengukur


(4)

119

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kemampuan berbahasa Indonesianya sehingga bahasa Indonesia juga berkembang melalui perusahaan-perusahaan tersebut. Lebih jauhnya bahasa Indonesia dapat dijadikan syarat utama bagi penutur asing yang ingin bekerja di Indonesia.

Selain perusahaan-perusahaan, pemerintah Indonesia juga sebaiknya menggunakan alat tes ini untuk orang asing yang ingin bekerja di Indonesia maupun belajar di Indonesia. Pantauan peneliti terhadap negara-negara berkembang lainnya, seperti Korea, saat ini orang asing yang ingin bekerja maupun belajar di Korea, selain mampu fasih berbahasa Inggris, orang asing atau penutur asing yang mampu berbahasa Korea akan lebih diutamakan. Hal ini dapat menjadi cerminan bagi Indonesia sehingga bahasa Indonesia tidak hanya dipakai oleh orang Indonesia itu sendiri dan orang Indonesia tidak perlu berbahasa asing ketika bertemu dengan orang asing di wilayah Indonesia.


(5)

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. Membuat kuis dengan quiz craetor. [Online] Tersedia: http://www.lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/tutorial/144-membuat-quis-dengan-quiz-creator [14 April 2013]

Adryansyah. (2012). Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). [Online] Tersedia: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/info_bipa [24 Maret 2013]

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, I. P. (2009). Sukses TOEIC untuk pemula. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Bachari, A. D. (2001). Website pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing: Sebuah upaya pemanfaatan teknologi informasi. [Online] Tersedia: www.ialf.edu/kipbipa/papers/AndikaDuthaBachari.doc [8 Juli 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Djiwandono, S. (2008). Tes bahasa: Pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks.

Harisujana, A., Mulyati, Y., Titin. (1995). Membaca. Universitas Terbuka.

Hernawan. (2010). Artikel jurnal bahasa dan sastra. [Online] Tersedia: http://hernawan.staf.upi.edu/ [28 Mei 2013]

Janniah, T. (2011). “Pengembangan Tes Kompetisi Membaca sebagai Upaya Penyiapapn Alat Uji Kemahiran Bahsa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Maryanto. (2001). Tes UKBI dan pengajaran BIPA. [Online] Tersedia: www.ialf.edu/kipbipa/papers/Maryanto.doc [5 Desember 2012]

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurhadi. (2005). Bagaimanakah meningkatkan kecepatan membaca. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Nuttal, C. (1987). Teaching reading skills in a foreign language (practical language teaching no. 9). London: Heinemann Educational Books.


(6)

Robita Ika Annisa, 2013

Pengembangan Alat Evaluasi Ukbipa Membaca Berbasis Teknologi Informsi Untuk Mengukur Kompetensi Membaca Belajra BIPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rivai, O. S. (2010). Pemetaan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing

(BIPA) di Asia. [Online] Tersedia:

http://km.ristek.go.id/assets/files/Pendidikan/BIPA%20di%20Asia/BIPA%20 di%20Asia.pdf [29 November 2012]

Saifuddin, I. A. (2012). Buku pintar TOEFL: Pengantar, pembahasan, strategi, dan pelatihannya. Yogyakarta: Diva Press.

Sartika, I. (2012). “Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(UKBIPA)”. Skripsi Sarjana Pendidikan di FPBS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

SEAMEO QITEP in Language. (2011). Teaching methodology of Indonesian language for foreign learners. Jakarta: SEAMEO QITEP in Language.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012.) Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan sistem evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Tarigan, H. G. (2008). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Penerbit Angkasa.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

University of Cambridge ESOL Examination. (2011). Using the CEFR: Principles of good practice. [Online] Tersedia: http://www.cambridgeenglish.org/Images/126011-using-cefr-principles-of-good-practice.pdf [24 Maret 2013]

Wilson, L.O. (2006). Beyond bloom - A new version of the cognitive taxonomy.

[Online] Tersedia:

http://www4.uwsp.edu/education/lwilson/curric/newtaxonomy.htm [8 Juli 2013]