PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

(1)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM

BASED LEARNING (PBL)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh KIRFIANDA E.0451.1103304

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


(2)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(3)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

(PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)” ini dan seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, September 2015 Yang membuat pernyataan,


(4)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan baik. Laporan skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMKN 1 Cimahi mengenai pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar siswa, sesuai dengan judul dari skripsi ini yaitu

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan

Problem Based Learning (PBL)”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses bimbingan, bantuan data, dan motivasi sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si. selaku Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Drs. Yadi mulyadi, M.T. selaku Dosen Pembimbing I yang selalu membantu dan membimbing saya pada saat proses penulisan laporan hingga laporan ini selesai.

3. Bapak Ir. Chris Timotius K.K., M.M. selaku Dosen Pembimbing II yang juga turut membantu dan membimbing saya dalam penyusunan laporan skripsi ini. 4. Bapak Farid Mulyana, S.Pd. selaku Pembimbing Program Pengalaman


(5)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

saya dalam mengaplikasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran dikelas, yang sangat berguna saat pelaksanaan penelitian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Erman Syamsu dan Drs. Heri Suripno selaku guru mata diklat PDIL yang banyak membantu dalam proses penelitian dan memberikan masukan-masukan sehingga penelitian skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. 6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril serta materil selama

proses penulisan laporan ini.

7. Rekan saya M. Iqbaluddin dan Reza Apriani sebagai observer penelitian yang sangat membantu dalam pelaksanaan penellitian ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Elektro yang banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, khususnya Reza Apriani yang selalu memberikan dorongan dan semangat agar penyusunan laporan skripsi ini dapat terselesaikan.

Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dari Allah SWT.

Penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun, khususnya bagi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam penulisan ini mungkin terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam segi penulisan maupun dari isi laporan. Kekurangan datangnya dari Penulis pribadi dan kalaupun terdapat suatu kebenaran adalah datangnya dari Allah SWT. Oleh karena itu Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Bandung, September 2015


(6)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(7)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dalam Kurikulum 2013 proses pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Oleh karena itu keaktifan siswa sangat berpengaruh dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa yaitu model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan

Problem Based Learning (PBL). Salah satu keaktifan siswa dapat dilihat dari

tingkat kemampuan berpikir kritis siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah melalui model pembelajaran PjBL dan PBL. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian Kontrol Proses SMKN 1 Cimahi. Mata diklat yang digunakan yaitu Mata Diklat Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode faktorial 2x2. Analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. (2) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis selaras dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, artinya kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik.

Kata kunci : Project Based Learning, Problem Based Learning, kemampuan berpikir kritis, metode faktorial, Analysis of Variance.


(8)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

In Curriculum 2013 prioritizes student-centered learning and the teacher only as a facilitator. Therefore the student activitness is very influential in the learning process implementation. Learning model that can stimulate it such as Project Based Learning (PjBL) and Problem Based Learning (PBL). One of the student's activiness can be seen from the level of the students critical thinking skills. This research aims to know the difference of student learning result that were treated between learning model PjBL and PBL, as well as differences in learning result between students who have the critical thinking skills of high and low. The subjects were students of class X competency skills Process Control SMK 1 Cimahi. The subjects used Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL. This type of research is an experimental research with a 2x2 factorial method. Analysis of the data using Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that (1) there are the differences of student learning result which own high and low critical thinking ability that treated Project Based Learning (PjBL) learning model. Student which own high critical thinking ability get better result than low critical thinking ability.(2) And also there are the differences of student who treated Problem Based Learning (PBL) learning model. Student that own high critical thinking ability get better score on test that student who own low critical thinking ability. This research shows that critical thinking ability accord with student learning result, it means that critical thinking ability affect the enchancement of student learning result especially in PDIL subject.

Keyword :Project Based Learning, Problem Based Learning, critical thinking skill, factorial method, Analysis of Variance.


(9)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(10)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

D. Batasan Masalah... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sisitematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kemampuan Berpikir Kritis ... 6

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 12

1. Karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 13

2. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 14

3. Langkah-langkah Operasional PBL... 15

4. Penerapan PBL dalam Pembelajaran ... 16

5. Sistem Penilaian pada Model Pembelajaran PBL ... 17

C. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ... 19

1. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ... 20

2. Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ... 20

3. Langkah-langkah Operasional PjBL ... 22

4. Penerapan PjBL dalam Pembelajaran ... 24

5. Sistem Penilaian pada Model Pembelajaran PjBL ... 25


(11)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Desain Penelitian ... 27

B. Partisipan ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 28

D. Instrumen Penelitian... 28

1. Instrumen Tes ... 29

2. Instrumen Observasi ... 30

3. Pengujian Instrumen ... 31

E. Prosedur Penelitian... 35

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 35

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 36

3. Tahap Akhir Peneliitian ... 38

F. Analisis Data ... 38

1. Uji Normalitas ... 38

2. Uji Homogenitas ... 39

3. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Tahapan Pembelajaran ... 43

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 49

1. Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis. ... 49

2. Hasil Uji Instrumen Posttest ... 52

C. Analisis Data Penelitian ... 56

1. Analisis Data Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. ... 57

2. Analisis Data Penilaian Proyek ... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Implikasi ... 66

C. Rekomendasi ... 67


(12)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran PjBL ... 24 Gambar 3.1 Flowchart Penelitian ... 37 Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ... 63 Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ... 64 Gambar 4.3 Grafik Penilaian Proyek Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ... 65


(13)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Bepikir Kritis ... 8

Tabel 2.2 Tahapan-Tahapan Model PBL ... 17

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Posttest ... 30

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 33

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 34

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi atau Daya Pembeda ... 35

Tabel 3.7 Nilai Kritis L untuk UJI Liliefors ... 40

Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ... 44

Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 45

Tabel 4.3 Pembagian Kelompok Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ... 46

Tabel 4.4 Pembagian Kelompok Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis ... 46

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek pada Kelas Eksperimen 47 Tabel 4.6 Agenda Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah pada Kelas Kontrol .... 48

Tabel 4.7 Hasil Validitas Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 50

Tabel 4.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 52


(14)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Hasil Validitas Butir Soal Posttest – Essay ... 53

Tabel 4.12 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Posttest – Pilihan Ganda ... 55

Tabel 4.13 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Posttest – Essay ... 55

Tabel 4.14 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Posttest – Pilihan Ganda ... 56

Tabel 4.15 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Posttest – Essay ... 56

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalistas Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 58

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalistas Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor ... 59

Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Perhitungan Anova untuk Data Ranah Kognitif ... 60

Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Perhitungan Anova untuk Data Ranah Afektif ... 60

Tabel 4.21 Ringkasan Hasil Perhitungan Anova untuk Data Ranah Psikomotor ... 60

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Proyek... 61

Tabel 4.23 Hasil Uji Homogenitas Penilaian Proyek... 62


(15)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

Lampiran A.1 Surat Penelitian

Lampiran A.2 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian 1 Lampiran A.3 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian 2 Lampiran A.4 Hasil Wawancara Awal dengan Guru

LAMPIRAN B :

Lampiran B.1 Silabus Mata Pelajaran

Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran

Project Based Learning (PjBL) – Kelas Eksperimen

Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) – Kelas Kontrol

Lampiran B.4 Rubrik Penilaian Hasil Belajar

Lampiran B.5 Instrumen Tes Kemampauan Berpikir Kritis Lampiran B.6 Instrumen Posttest

LAMPIRAN C :

Lampiran C.1 Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Lampiran C.2 Hasil Uji Instrumen Posttest


(16)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lampiran C.3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen Lampiran C.4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol Lampiran C.5 Pembagian Kelompok Berpikir Kritis

Lampiran C.6 Hasil Penilaian Kognitif/Hasil Posttest Kelas Eksperimen Lampiran C.7 Hasil Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran C.8 Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Lampiran C.9 Hasil Penilaian Proyek Kelas Eksperimen

Lampiran C.10 Hasil Penilaian Kognitif/Hasil Posttest Kelas Kontrol Lampiran C.11 Hasil Penilaian Afektif Kelas Kontrol

Lampiran C.12 Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol Lampiran C.13 Uji Normalitas Data Kognitif

Lampiran C.14 Uji Normalitas Data Afektif Lampiran C.15 Uji Normalitas Data Psikomotor Lampiran C.16 Uji Normalitas Data Penilaian Proyek

Lampiran C.17 Uji Homogenitas Data Kognitif, Afektif dan Psikomotor Lampiran C.18 Uji Homogenitas Data Penialaian Proyek

Lampiran C.19 Uji Hipotesis Data Kognitif, Afektif dan Psikomotor Lampiran C.20 Uji Hipotesis Data Penilaian Proyek

LAMPIRAN D

Lampiran D.1 Dokumentasi Penerapan Model Pembelajaran PjBL Lampiran D.2 Dokumentasi Penerapan Model Pembelajaran PBL Lampiran D.3 Dokumentasi Proses Pengamatan Oleh Observer Lampiran D.4 Dokumentasi Proses Pengerjaan Soal Posttest Lampiran D.5 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran D.6 Lembar Asistensi/Bimbingan Skripsi

Lampiran D.7 Berita Acara Ujian Pra Sidang

Lampiran D.8 Lembar ACC Perbaikan Draft Ujian Pra Sidang


(17)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(18)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat maka pendidikan dituntut untuk maju dan turut mengikuti perkembangan yang ada. Peningkatan mutu pendidikan nasional salah satunya melalui metode belajar mengajar yang diterapkan di sekolah dapat menumbuhkan sikap serta perilaku yang inovatif dan kreatif kepada diri siswa. Pendidikan nasional perlu dilaksanakan secara teratur, terpadu dan serasi sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 (2003:5) menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Salah satu fungsi dan tujuan umum pembelajaran di sekolah adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan, melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan serta menggunakan ide-ide pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006). Sedangkan secara khusus, yaitu untuk membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Mengacu pada tujuan-tujuan tersebut, secara spesifik dapat dikatakan tujuan pembelajaran salah satunya adalah untuk meningkatkan cara berpikir


(19)

2

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kritis dalam diri siswa. Terlebih pada kurikulum yang terbaru, yakni kurikulum 2013, pembelajaran yang dilakukan dituntut untuk lebih berpusat kepada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang cara berpikir kritis pada siswa. Berpikir kritis dimasukkan ke dalam penelitian karena dianggap mampu menjadi indikator apakah suatu metode pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil dan optimal untuk dilaksanakan. Karena pada dasarnya cara berpikir kritis, menuntut adanya kemampuan interaksi sosial dari siswa. Melalui berpikir kritis, siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dengan pendapat-pendapat maupun sanggahan pada waktu diskusi dalam proses pembelajaran.

Sementara pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan Project Based Learning (PjBL) didasarkan atas karakteristik dari

model pembelajaran ini sendiri yang menitikberatkan pada peran sentral siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu melalui proses pemecahan masalah dalam pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan berbagai pengalaman belajar melalui proses mentalnya sendiri, sehingga membuat siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih aktif, kritis, dan kreatif) dalam mengikuti pelajaran. Sebagai contoh siswa mampu menemukan sendiri konsep cara belajar dan memahami suatu materi pelajaran sesuai dengan kondisi siswa itu sendiri, dan hal ini hanya bisa diperoleh dari proses belajar yang melibatkan mereka sendiri.

Adapun objek yang diteliti adalah siswa SMK dengan mata diklat produktif (mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik) karena selama ini penelitian mengenai cara berpikir kritis lebih banyak mengangkat objek siswa-siswa SMA dengan latar belakang kemampuan MIPA (Matematika dan IPA). Kalaupun ada penelitian yang mengangkat objek siswa SMK, tetapi tetap pada mata diklat MIPA (mata diklat adaptif). Oleh karena itu peneliti


(20)

3

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning (PBL)” untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis juga dapat diterapkan pada mata diklat produktif di SMK, khususnya mata diklat Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu :

1. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL)?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL)?

C. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

D. Batasan Masalah

Di karenakan masalah yang penulis kemukakan masih terlalu luas, maka perlu dibatasi agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian lebih spesifik, terarah dan terkontrol. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(21)

4

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Pokok bahasan yang disampaikan hanya pada mata diklat Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) khususnya materi tentang instalasi listrik rumah tinggal.

2. Objek penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu siswa program studi keahlian Kontrol Proses (KP) kelas X-KP.A dan X-KP.B.

3. Aspek yang dibandingkan hanya hasil belajar siswa berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis pada masing-masing model pembelajaran, tidak membandingkan hasil belajar siswa berdasarkan model pembelajaran yang digunakan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam bidang pendidikan, khususnya pada pendidikan kejuruan. Penelitian ini diharapkan akan menambah strategi yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan khususnya dalam penerapan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa SMK khususnya untuk mata diklat produktif.

Hasil penelitian akan menjadi tidak berarti jika tidak memberikan kegunaan bagi peneliti sendiri maupun bagi lingkungan atau bidang yang berhubungan dengan aspek yang diteliti. Kegunaan yang hendak dicapai sebagai berikut :

1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu lulusan khususnya bagi program studi keahlian Kontrol Proses (KP).

2. Memberikan data informasi tentang pemahaman siswa melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based

Learning (PjBL) terhadap kompetensi mata diklat Pengetahuan Dasar

Instalasi Listrik (PDIL) bagi program studi keahlian Kontrol Proses (KP). 3. Memberikan gambaran informasi tentang perbedaan hasil belajar siswa

berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis pada mata diklat Pengetahuan dasar Instalasi Listrik (PDIL).


(22)

5

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman isi dari laporan skripsi ini, maka laporan ini dibagi dalam 5 (Lima) bab. Adapun kelima bab tersebut adalah :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang berhubungan dengan cara berpikir kritis dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan yang meliputi desain penelitian, partisipan dalam penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data yang akan digunakan. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai teknik pengujian instrumen penelitian.

4. BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data setiap tindakan dan pembahasan hasil penelitian.

5. BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan hasil yang dicapai serta kesimpulan dari penelitian berdasarkan dari hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang dilakukan. Dalam bab ini juga disajikan implikasi dan rekomendasi kepada pihak terkait agar hasil penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan secara optimal.

6. DAFTAR PUSTAKA 7. LAMPIRAN


(23)

6

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(24)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Secara konseptual penelitian ini akan membandingkan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan

Problem Based Learning (PBL).

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan metode statistik faktorial.

Desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tingkat Berpikir Kritis (B)

Model Pembelajaran (A)

PjBL (A1) PBL (A2)

Berpikir Kritis

Tinggi (B1) A1.B1 A2.B1

Berpikir Kritis

Rendah (B2) A1.B2 A2.B2

Keterangan:

A1.B1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PjBL dan memiliki tingkat berpikir kritis tinggi.

A2.B1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PBL dan memiliki tingkat berpikir kritis tinggi.

A1.B2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PjBL dan memiliki tingkat berpikir kritis rendah.


(25)

28

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A2.B2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PBL dan memiliki tingkat berpikir kritis rendah.

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah empat orang, yaitu dua orang guru mata pelajaran Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) sebagai ahli judgement dan dua orang rekan peneliti yang merupakan praktikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi sebagai observer.

Dasar pertimbangan pemilihan partisipan pada penelitian ini yaitu karena guru yang bersangkutan merupakan seorang ahli dibidang instalasi listrik, terlebih guru yang bersangkutan merupakan guru mata pelajaran untuk mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik. Sedangkan praktikan PPL dipilih karena penelitian ini membutuhkan lebih dari satu orang agar mempermudah dalam melakukan penilaian karena dalam pelaksanaannya tidak mungkin peneliti melakukan sendiri proses pemberian materi ajar dan penilaian terhadap aktivitas siswa dikelas. Oleh karena itu peneliti membutuhkan observer untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan populasi dan sampel siswa SMKN 1 Cimahi kelas X dengan penentuan sampel random sebagai berikut :

1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian Kontrol Proses dan Teknik Otomasi Industri.

2. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 2

kelas antara lain siswa kelas X.KP-A dan kelas X.KP-B kompetensi keahlian Kontrol Proses.


(26)

29

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

D. Instumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes yang digunakan berupa soal tes kemampuan berpikir kritis untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dan soal

posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa (ranah kognitif) setelah

diberikan perlakuan melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Sedangkan instrumen non-tes yang digunakan berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa untuk ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).

1. Instrumen Tes

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tes yang pertama yaitu soal tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dan hasil tes kemampuan berpikir kritis ini dijadikan acuan untuk pengelompokkan antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.

Instrumen tes yang kedua yaitu soal posttest yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari segi kognitif (pengetahuan) setelah diberikan perlakuan melalui model pembelajaran PBL dan PjBL. Dari hasil posttest ini akan diketahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, baik yang menggunakan model PBL maupun PjBL.

Kisi-kisi dari instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Indikator kemampuan berpikir

kritis

Materi No. Item (Butir Soal)

C1 C2 C3 C4 C5

1. Memfokuskan pertanyaan. Instalasi listrik rumah tinggal

1

2. Menganalisis argumen. Penggunaan fitting lampu 2


(27)

30

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

suatu penjelasan/tantangan. tinggal 4. Mempertimbangkan kredibilitas

sumber.

Diagram pengawatan saklar

4 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi.

Instalasi listrik rumah tinggal (aturan)

5

6. Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi.

Jenis-jenis pemasangan saklar

6 7. Membuat induksi dan

mempertimbangkan hasil induksi.

Aturan penggunaan kabel listrik

7 8. Membuat dan mempertimbangkan

hasil keputusan.

Jenis-jenis kabel listrik 8 9. Mengidentifikasi istilah dan

mempertimbangkan definisi.

Jenis-jenis fitting lampu 9 10. Mengidentifikasi asumsi. Instalasi listrik rumah

tinggal

10 11. Memutuskan suatu tindakan. Diagram pengawatan

saklar

11 12. Berinteraksi dengan orang lain. Instalasi listrik rumah

tinggal

12

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Posttest Kompetensi Inti Kompetensi

Dasar Indikator

No. Item (Butir Soal)

C1 C2 C3 C4 C5

Memahami, menerapkan dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam Menerapkan pekerjaan dasar elektrik pada sistem instrumentasi industri . a. Mengetahui aturan perancangan instalasi rumah tinggal. 1, 6, 7, 20 12, 24

13 18, e5 4 b. Membuat drawing/gambar instalasi rumah tinggal. 10, 11, e3

21 22, 23, e2


(28)

31

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

c.Menentukan jenis material dan menghitungan rekapitulasi daya dalam

perancangan instalasi rumah tinggal. 15, 16, 19 8, 9, 17 2, e1, e4 3, 14, 25 5

Ket. e erupaka soal essay.

e1 = soal essay nomor 1, e2 = soal essay nomor 2, dst.

2. Instrumen Observasi

Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar penilaian hasil belajar siswa untuk ranah afektif dan psikomotor. Adapun intrumen tes dan intrumen observasi yang digunakan dapat dilihat pada lembar lampiran.

3. Pengujian Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah suatu aturan yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesalahan instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009).

Dalam penelitian ini butir soal diujicobakan pada kelas X.TOI-A dan X.TOI-B kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri. Soal tes kemampuan berpikir kritis diujikan pada kelas X.TOI-A dan soal posttest diujikan pada kelas X.TOI-B untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda dari instrumen tes tersebut.

a. Validitas

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012). Untuk mengetahui tingkat validitas dari instrumen yang telah dibuat, peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai berikut:


(29)

32

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(Arikunto, 2012)

Dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan.

Dalam menentukan valid atau tidaknya suatu butir soal/item dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel,

maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus K-R 20 untuk soal pilihan ganda dan rumus Alpha untuk soal uraian.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus K-R 20 yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2010) Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan


(30)

33

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu (proporsi subjek yang mendapat skor 1).

q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 0).

Vt = varians total, yaitu:

∑ ∑

(Arikunto, 2012) Sedangkan pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2012) Dimana:

r11 = reliabilitas instrumen

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

= banyaknya butir pertanyaan.

Sama halnya dengan menentukan validitas, dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu butir soal/item juga dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir

soal tersebut tidak signifikan atau tidak reliabel. Pada tabel berikut disajikan kriteria dari reliabilitas soal.


(31)

34

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,810 – 1,000 Sangat tinggi

0,610 – 0,809 Tinggi

0,410 – 0,609 Cukup

0,210 – 0,409 Rendah

0,000 – 0,209 Sangat rendah

c. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).

Untuk mengetahui taraf kesukaran dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks kesukaran dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2012) Dimana:

P = Indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran (P) Klasifikasi

0,00 - 0,30 Sukar

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Mudah


(32)

35

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012).

Untuk mengetahui daya pembeda dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks diskriminasi dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2012) Dimana:

D = indeks diskriminasi

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Indeks diskriminasi atau daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi atau Daya Pembeda

Indeks diskriminasi (D) klasifikasi

0,00 - 0,20 Jelek (poor)

0,21 - 0,40 Cukup (satistifatory)

0,41 - 0,70 Baik (good)

0,71- 1,00 Baik sekali (excellent)


(33)

36

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada penelitian ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini diantaranya:

a) Menentuan lokasi penelitian dan mengurus perijinannya.

b) Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan di lapangan dengan cara observasi kegiatan di kelas dan wawancara kepada guru mata pelajaran.

c) Melakukan studi literatur untuk memperoleh landasan atau dasar teori yang kuat mengenai permasalahan yang akan diteliti.

d) Mempelajari silabus untuk menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

e) Membuat instrumen-intrumen yang akan digunakan dalam penelitian. f) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada ahli (melakukan

expert judgement).

g) Menguji instrumen yang akan digunakan yang meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cimahi pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, tepatnya tanggal 27 April – 27 Mei 2015. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, yaitu kelas X.KP-A dan X.KP-B kompetensi keahlian Kontrol Proses sebagai kelas yang akan diberi perlakuan model pembelajaran PBL dan PjBL, serta kalas X.TOI-A dan X.TOI-B kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri sebagai kelas untuk uji coba instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol, diantaranya:


(34)

37

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PBL dan model pembelajaran PjBL.

b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran dengan menerapkan model PBL dan PjBL pada mata diklat Pengetahuan Dasar instalasi Listrik.

c) Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, materi pelajaran, alokasi waktu KBM dan soal posttest.

Terdapat dua tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

a) Data observasi dan wawancara awal yang diperoleh dengan pengamatan dan wawancara kepada guru mata diklat Pengetahuan Dasar instalasi Listrik, serta data kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis siswa.

b) Data hasil belajar posttest diperoleh dengan memberikan posttest kepada siswa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran PBL dan PjBL.

Langkah-langkah atau alur dari penelitian ini dapat dilihat pada digram alir atau flowchart berikut:


(35)

38

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mulai

Identifikasi Masalah

Membuat Rancangan Penelitian

Membuat Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Merumuskan Hipotesis

Studi literatur

Menyusun Instrumen

Tes - Tes KBK - Soal Posttest

Non-Tes - Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotor

Uji Instrumen (Validitas, Reliabilitas,

Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda) Uji Instrumen (Expert

Judgement)

Pengumpulan Data

Analisis Data - Uji Normalitas - Uji Homogenitas

- Uji Hipotesis

Hasil

Simpulan dan Rekomendasi

Selesai

Tidak Tidak

Tidak

Ya


(36)

39

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 flowchart penelitian

3. Tahap Akhir Penelitian

Setelah didapat data-data yang diperlukan untuk penelitan, selanjutnya tahap akhir yang dilakukan diantaranya:

a) Melakukan analisis data.

b) Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. c) Penyusunan laporan berdasarkan hasil penelitian yang didapat.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini yang diuji normalitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (model PjBL) maupun kontrol (model PBL) menggunakan Uji Liliefors.

Menurut Sudjana (2010) prosedur yang digunakan untuk menguji kenormalan dengan menggunakan uji Liliefors yaitu sebagai berikut (misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2,

... xn):

a. Pengamatan x1, x2, ... xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ... zn dengan

menggunakan rumus:

̅

Dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ... zn yang lebih kecil atau sama


(37)

40

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0.

Untuk mengetahui bahwa populasi berdistribusi normal atau tidak, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors sesuai dengan taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : populasi berdistribusi

normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar

dan sebaliknya. Untuk nilai kritis L dari uji Liliefors dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors

Ukuran sampel

Taraf nyata (α)

0,01 0,05 0,10 0,15 0,20

n = 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n > 30

0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 √ 0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,190 0,173 0,161 √ 0,352 0,315 0,294 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,189 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144 √ 0,319 0,299 0,277 0,258 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0,194 0,187 0,182 0,177 0,173 0,169 0,166 0,147 0,136 √ 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 √


(38)

41

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sample yang digunakan homogen. Dalam penelitian ini yang diuji homogenitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol. Langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis H0 : varians homogen

H1 : varian tidak homogen

b. Menentukan taraf signifikan (α = 0,05) c. Uji statistik

(Sudjana, 1996)

d. Kriteria pengujian

Tolak H0 jika sebaliknya terima H0 jika

.

3. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini yang akan dibandingkan adalah hasil belajar siswa antara kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, baik yang

menerima perlakuan model pembelajaran PjBL maupun PBL

menggunakan analisis of variance (anova). Langkah-langkah dari anova yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

1) Hipotesis dalam bentuk kalimat

a) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.


(39)

42

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.

b) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.

2) Hipotesis statistik

a) H0 : µA1.B1 = µA1.B2

H1 : µA1.B1 ≠ µA1.B2

b) H0 : µA2.B1 = µA2.B2

H1 : A2.µB1 ≠ µA2.B2

Keterangan:

µA1.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PjBL.

µA1.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PjBL.

µA2.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PBL.

µA2.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PBL.

b. Uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKtot):

JKtot = ∑ Xtot2

2) Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKantar):

JKantar =

 

N X n X tot A A 2 2

 

3) Menghitunng Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKdal):

N Xtot 2


(40)

42

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu JKdal = JKtot─ JKantar

4) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (RJKantar):

RJKantar = 1  a JKantar

 a = banyaknya kelompok

5) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (RJKdal)

RJKdal = a N JKantar

  N = jumlah seluruh sampel

6) Menghitung harga Fhitung dengan rumus:

Fhitung =

dalam antar

RJK RJK

7) Konsultasikan pada tabel F dengan db pembilang (a-1) dan db penyebut (N-1)

8) Aturan keputusan : Jika F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi tertentu (Misalnya: ts 5% atau 1%), maka H1


(41)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL). Hasil belajar siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis selaras dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, artinya kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kritis tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis selaras dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, artinya kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkecimpung didunia pendidikan khususnya para pengajar atau guru mata pelajaran, terlebih guru mata pelajaran Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) dalam memilih model


(42)

67

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu diharapkan guru-guru juga memperhatikan aspek kemampuan berpikir kritis pada siswa karena kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa. Dengan meningkatkan hasil belajar siswa maka akan dihasilkan siswa-siswa yang memiliki kompetensi yang baik sehingga tujuan pembelajaranpun akan tercapai.

C. Rekomendasi

Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi dari hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan penelitian ini dapat menerapkannya pada mata diklat lainnya selain pengetahuan dasar instalasi listrik.

2. Dalam penelitian ini fokus penelitian hanya pada hasil belajar siswa sehingga tidak dapat dilihat pengaruh pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan fokus penelitiannya bukan hanya pada hasil belajar siswa tetapi juga pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi instalasi listrik rumah tinggal melalui model pembelajaran PjBL dan PBL. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pada materi lainnya karena tidak semua materi pelajaran cocok dengan kedua model pembelajaran tersebut.

4. Bagi guru mata pelajaran PDIL, penerapan model pembelajaran PjBL dapat diimplementasikan untuk materi instalasi listrik rumah tinggal, karena model pembelajaran ini sangat cocok untuk materi instalasi listrik rumah tinggal. Selain itu guru mata pelajaran juga diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya karena kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa.


(43)

68

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(44)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Prenada Media Group.

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.(2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta : Depdiknas.

Duron, R. et al. (2006). Critical Thinking Framework for Any Discpline.

International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 17(2), hlm. 160-166.

Doppelt, Y. (2005). Assessment of Project-Based Learning in a MECHATRONICS Context. Journal of Technology Education, 16(2), hlm. 7-24.

Ennis, R.H. (2011). The Nature of Critical Thinking : An Outline of Critical

Thinking dispositions and Abilities. University of Illinois, United States.

Enrique, C. et al. (2009). Use of Discourse Analysis to Enhance Students’ Critical Thinking Skills. Zona Proxima. 10, hlm.36-49.

Fisher, A. (2008). Critical Thinking : An Introduction. (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Facione, P.A.(1990). Critical Thinking : A Statement of Expert Consensus for

Purposes of Educational Assesment and Instruction. California : California

Academic Press.

Gokhale, A.A.(1995). Collaborative Learning Enhances Critical Thinking.

Journal of Technology Education, 7(1).

Grant, M.M. (2002). Getting a Grip on Project-Based Learning : Theory, Cases and Recommendations. A Middle School Computer Technologies Journal.


(45)

69

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jin, J. , Bridges, S. M. , Botelho, M. G. , & Chan, L. (2015). Online Searching in

PBL Tutorials. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 9(1). Ju Yeen, et al.(2014). Developing Creative and Critical Thinking Skills in an

Authentic Learning Environment. Jurnal Teknologi, 68(2), hlm. 1-12. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan dan Pelatihan

Kurikulum 2013. Bandung : Kemendikbud.

Mahanal, S. dkk. (2012). Pengaruh pembelajaran Project based learning (PjBL) pada materi ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar siswa SMAN 2 Malang. E-Journal Universitas Negeri Malang.

Nariman, N. , & Chrispeels, J. (2015). PBL in the Era of Reform Standards: Challenges and Benefits Perceived by Teachers in One Elementary School.

Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 10(1).

Nurohman, S. (2008). Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal

UNY.

Purichia, H. (2014). Problem-Based Learning : An Inquiry Approach.

Interdisclipnary Journal of Problem-Based Learning, 9(1).

Roberts, J.K.(2010). Two-way analysis of variance : ANOVA. Simmons School of

Education and Human Development, Department of Teaching and Learning. Southern Methodist University.

Scott, S.(2015).Perceptions of Student’s Learning Critical Thinking through

Debate in a Technology Classroom : A Case Study. The Journal of

Technology Studies.

Skinner, V. J. , Braunack-Mayer, A. , & Winning, T. A. (2015). The Purpose and Value for Students of PBL Groups for Learning. Interdisciplinary Journal

of Problem-Based Learning, 9(1).

Siregar, M. (2007). Pengaruh Pemberian Modul Matematika Dasar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Journal pendidikan dan

pengajaran UNDIKSHA, 1(XXXX), hlm. 58-73.

Sudarmawanto. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Aktif dengan Pendekatan

Active Knowledge Sharing dan Active Debate terhadap Hasil Belajar

ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 1(01). hlm. 1-8.


(46)

70

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sudarman .(2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (2). hlm.68-73.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito Bandung.

Thomas, J.W. (2000). A Riview of Research on Project-Based Learning. California : The Autodesk Foundation.

Thompson, C.(2011). Critical Thinking across the Curriculum : Process over Output. International Journal of Humanities and Social Science, 1(9), hlm.1-7.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.

Zamroni & Mahfudz .(2009).Panduan Teknis Pembelajaran Yang


(1)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Project Based Learning (PjBL). Hasil belajar siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis selaras dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, artinya kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir kritis tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis selaras dengan hasil belajar yang diperoleh siswa, artinya kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkecimpung didunia pendidikan khususnya para pengajar atau guru mata pelajaran, terlebih guru mata pelajaran Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) dalam memilih model


(2)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu diharapkan guru-guru juga memperhatikan aspek kemampuan berpikir kritis pada siswa karena kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa. Dengan meningkatkan hasil belajar siswa maka akan dihasilkan siswa-siswa yang memiliki kompetensi yang baik sehingga tujuan pembelajaranpun akan tercapai.

C. Rekomendasi

Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan rekomendasi dari hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan penelitian ini dapat menerapkannya pada mata diklat lainnya selain pengetahuan dasar instalasi listrik.

2. Dalam penelitian ini fokus penelitian hanya pada hasil belajar siswa sehingga tidak dapat dilihat pengaruh pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan fokus penelitiannya bukan hanya pada hasil belajar siswa tetapi juga pada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah materi instalasi listrik rumah tinggal melalui model pembelajaran PjBL dan PBL. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti pada materi lainnya karena tidak semua materi pelajaran cocok dengan kedua model pembelajaran tersebut.

4. Bagi guru mata pelajaran PDIL, penerapan model pembelajaran PjBL dapat diimplementasikan untuk materi instalasi listrik rumah tinggal, karena model pembelajaran ini sangat cocok untuk materi instalasi listrik rumah tinggal. Selain itu guru mata pelajaran juga diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya karena kemampuan berpikir kritis sangat menunjang peningkatan hasil belajar siswa.


(3)

68

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


(4)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta : Prenada Media Group.

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.(2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta : Depdiknas.

Duron, R. et al. (2006). Critical Thinking Framework for Any Discpline.

International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 17(2), hlm. 160-166.

Doppelt, Y. (2005). Assessment of Project-Based Learning in a MECHATRONICS Context. Journal of Technology Education, 16(2), hlm. 7-24.

Ennis, R.H. (2011). The Nature of Critical Thinking : An Outline of Critical

Thinking dispositions and Abilities. University of Illinois, United States.

Enrique, C. et al. (2009). Use of Discourse Analysis to Enhance Students’ Critical Thinking Skills. Zona Proxima. 10, hlm.36-49.

Fisher, A. (2008). Critical Thinking : An Introduction. (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Facione, P.A.(1990). Critical Thinking : A Statement of Expert Consensus for

Purposes of Educational Assesment and Instruction. California : California

Academic Press.

Gokhale, A.A.(1995). Collaborative Learning Enhances Critical Thinking.

Journal of Technology Education, 7(1).

Grant, M.M. (2002). Getting a Grip on Project-Based Learning : Theory, Cases and Recommendations. A Middle School Computer Technologies Journal.


(5)

69

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jin, J. , Bridges, S. M. , Botelho, M. G. , & Chan, L. (2015). Online Searching in

PBL Tutorials. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 9(1). Ju Yeen, et al.(2014). Developing Creative and Critical Thinking Skills in an

Authentic Learning Environment. Jurnal Teknologi, 68(2), hlm. 1-12. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pendidikan dan Pelatihan

Kurikulum 2013. Bandung : Kemendikbud.

Mahanal, S. dkk. (2012). Pengaruh pembelajaran Project based learning (PjBL) pada materi ekosistem terhadap sikap dan hasil belajar siswa SMAN 2 Malang. E-Journal Universitas Negeri Malang.

Nariman, N. , & Chrispeels, J. (2015). PBL in the Era of Reform Standards: Challenges and Benefits Perceived by Teachers in One Elementary School.

Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 10(1).

Nurohman, S. (2008). Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal

UNY.

Purichia, H. (2014). Problem-Based Learning : An Inquiry Approach.

Interdisclipnary Journal of Problem-Based Learning, 9(1).

Roberts, J.K.(2010). Two-way analysis of variance : ANOVA. Simmons School of

Education and Human Development, Department of Teaching and Learning. Southern Methodist University.

Scott, S.(2015).Perceptions of Student’s Learning Critical Thinking through Debate in a Technology Classroom : A Case Study. The Journal of

Technology Studies.

Skinner, V. J. , Braunack-Mayer, A. , & Winning, T. A. (2015). The Purpose and Value for Students of PBL Groups for Learning. Interdisciplinary Journal

of Problem-Based Learning, 9(1).

Siregar, M. (2007). Pengaruh Pemberian Modul Matematika Dasar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Journal pendidikan dan

pengajaran UNDIKSHA, 1(XXXX), hlm. 58-73.

Sudarmawanto. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Aktif dengan Pendekatan

Active Knowledge Sharing dan Active Debate terhadap Hasil Belajar

ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 1(01). hlm. 1-8.


(6)

Kirfianda, 2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sudarman .(2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (2). hlm.68-73.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito Bandung.

Thomas, J.W. (2000). A Riview of Research on Project-Based Learning. California : The Autodesk Foundation.

Thompson, C.(2011). Critical Thinking across the Curriculum : Process over Output. International Journal of Humanities and Social Science, 1(9), hlm.1-7.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.

Zamroni & Mahfudz .(2009).Panduan Teknis Pembelajaran Yang