PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN.

(1)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Ajeng Nur Lestari

0903246

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2013


(2)

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SD KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERUBAHAN

LINGKUNGAN

Oleh Ajeng Nur Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

© Ajeng Nur Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 8

1. Pengertian IPA ... 8

2. Tujuan IPA di Sekolah Dasar (SD) ... 9

3. Prinsip-prinsip pembelajaran IPA di SD ... 10

B. Perubahan Lingkungan ... 11

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 15

D. Hasil Belajar ... 17

E. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 19

1. Pengertian ... 19

2. Karakteristik PBM ... 19

3. Tahapan ... 21

4. Kelemahan dan Keunggulan ... 22


(5)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Metode dan Strategi Penelitian ... 25

1. Metode Penelitian ... 25

2. Strategi Penelitian ... 25

B. Subjek Penelitian ... 26

1. Populasi Penelitian ... 26

2. Sampel Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian ... 28

D. Instrumen Penelitian ... 29

1. Data Kuantitatif ... 30

2. Data Kualitatif ... 36

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 37

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Data Hasil Penelitian ... 40

1. Data Kuantitatif ... 40

2. Data Kualitatif ... 56

B. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68


(6)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Populasi Penelitian ... 27

3.2 Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis... 30

3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ... 31

3.4 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Product Moment ... 32

3.5 Tingkat Validitas Tes Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis ... 32

3.6 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Product Moment ... 33

3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 34

3.8 Tingkat Kesukaran ... 35

3.9 Kriteria Daya Pembeda ... 35

3.10 Daya Pembeda ... 36

4.1 Hasil Pretest Hasil Belajar ... 41

4.2 Pengelompokan Siswa untuk Hasil Belajar ... 42

4.3 Hasil Posttest Hasil Belajar ... 44

4.4 Hasil Penghitungan N-Gain masing-masing Siswa ... 47

4.5 Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kritis ... 49

4.6 Pengelompokan Siswa untuk Keterampilan Berpikir Kritis ... 50

4.7 Hasil Posttest Keterampilan Berpikir Kritis ... 52

4.8 Hasil Penghitungan N-Gain masing-masing Siswa ... 54

4.9 Hasil Observasi Hari Pertama (22 Mei 2013)... 58

4.10 Hasil Observasi Hari Kedua (23 Mei 2013) ... 59

4.11 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar ... 61


(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Strategi Triangulasi Konkuren ... 26


(8)

ix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Normalitas Data Pretest Hasil Belajar ... 44

4.2 Normalitas Data Posttest Hasil Belajar ... 46

4.3 Normalitas Data Pretest Keterampilan Berpikir Kritis ... 51


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

B Instrumen Tes ... 83

C Instrumen Non-tes ... 96

D Hasil Uji Coba Instrumen ... 100

E Data Hasil Penelitian ... 105

F Tabel Statistik ... 129


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disadari atau tidak, manusia hidup di dunia ini sangat bergantung pada lingkungan. Bagaimana tidak, jika lingkungan yang selama ini ditempati dan dihuni oleh manusia terganggu, maka secara tidak langsung hal tersebut akan mempengaruhi kehidupan manusia. Tetapi ada kalanya manusia tidak menyadari pentingnya lingkungan bagi kehidupan mereka. Tidak jarang manusia secara sengaja merusak lingkungan dengan tujuan agar dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya merawat, menjaga dan melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia. Jika saja manusia memahami bahwa lingkungan itu teramat penting bagi kehidupannya, maka tidak akan terjadi perusakan lingkungan yang dilakukan secara sengaja seperti saat ini.

Adanya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran serta pemahaman siswa terhadap pentingnya menjaga, merawat serta melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan tujuan mata pelajaran IPA yang tercantum dalam

buku “Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI”

(2006:37), yang menyebutkan tujuan mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut. 1. Memperoleh keyakinan terhadap keebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat;

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP/MTs.


(11)

2

Dari tujuan mata pelajaran IPA tersebut, dapat diketahui bahwa adanya mata pelajaran IPA di SD bukan hanya untuk memahami konsep-konsep yang ada, tetapi juga agar dapat mengembangkan keterampilan proses yang salah satunya digunakan untuk memecahkan masalah serta membuat keputusan. Dalam standar isi muatan pelajaran IPA sendiri ada beberapa aspek yang harus dipelajari serta dipahami oleh siswa agar dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aspek tersebut diantaranya mengenai makhluk hidup dan proses kehidupan, benda dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Dari aspek-aspek tersebut terdapat salah satu aspek yang membahas tentang perubahan lingkungan.

Seyogyanya materi mengenai perubahan lingkungan ini dapat diajarkan bukan hanya melalui kegiatan ceramah atau diskusi serta hanya mengandalkan buku sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa, melainkan dapat dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif serta sumber lain agar dapat diterima dan dipahami oleh siswa dengan cepat serta tepat. Hal ini seperti pandangan yang dikemukakan oleh J. Dewey yang mengungkapkan bahwa sains tidak hanya bisa diperoleh dari buku-buku, melainkan harus diberikan kepada siswa melalui praktek dan tugas-tugas yang berguna. (Amaliyah, 2008). Berdasarkan pandangan tersebut, maka guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang membuat siswa terlibat aktif sehingga tidak hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru, melainkan tertarik untuk mempelajari materi yang harus dipelajari secara mandiri maupun secara berkelompok.

Ada beberapa metode yang dapat diterapkan sebagai alternatif untuk mengajarkan materi perubahan lingkungan dengan keterlibatan aktif dari siswa sebagai subjek belajar, salah satunya model pembelajaran yang didasarkan pada suatu masalah yang nyata atau lebih dikenal dengan nama model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran berbasis masalah sangat penting untuk diterapkan dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Alasannya adalah karena pada kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan pada berbagai jenis masalah, dari masalah yang sederhana sampai pada masalah yang kompleks.


(12)

3

Secara sederhana, PBM dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang dalam kegiatan pembelajarannya berorientasi pada suatu permasalahan yang nyata serta menuntut siswa untuk memecahkan permasalahan tersebut. Oleh karena itu model pembelajaran PBM ini dianggap sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena dapat melatih kemampuan siswa dalam mencari solusi dari suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan salah satu kelebihan PBM yang dinyatakan oleh Sanjaya (2008:220) yaitu “pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.”

Selain mengenai metode yang digunakan, biasanya keberhasilan kegiatan pembelajaran cenderung hanya berorientasi pada hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hasil belajar merupakan salah satu jenis indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik. Tetapi ada hal yang perlu diketahui oleh pendidik yaitu mengenai indikator keberhasilan kegiatan pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa saja, melainkan bisa juga menggunakan indikator yang lain, misalnya keterampilan berpikir kritis. Indikator tersebut perlu untuk dilatih dan dikembangkan agar pelajaran yang didapat oleh siswa tidak hanya sebatas konsep saja, tapi juga keterampilan lain yang bisa siswa gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan berpikir kritis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan berpikir yang dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan suatu keputusan atau kesimpulan mengenai tindakan apa yang harus diambil dalam memecahkan suatu masalah. Keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa pada masing-masing kelompok berada pada taraf yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (1997), diperoleh suatu kesimpulan yaitu.

Anak dalam kelompok tinggi sudah biasa menggunakan pikirannya untuk memecahkan masalah, keadaan sebaliknya bagi siswa dalam kelompok rendah yang cenderung memecahkan masalah dengan asal cepat selesai, sehingga dalam kondisi biasa belum mencapai maksimum.


(13)

4

Ada beberapa indikator mengenai keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh seseorang yaitu.

1) Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan; 2) mencari alasan; 3) berusaha mengetahui informasi dengan baik; 4) memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya; 5) memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan; 6) berusaha tetap relevan dengan ide utama; 7) mengingat kepentingan yang asli dan mendasar; 9) mencari alternatif; 9) bersikap dan berpikir terbuka; 10) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu; 11) mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan; 12) bersikap secara sistematis dan teratur dengn bagian-bagian dari keseluruhan masalah; serta 13) peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian orang lain. (Ennis dalam Hassoubah, 2007:91)

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilaksanakan suatu kegiatan penelitian mengenai bagaimana mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV melalui pembelajaran berbasis masalah pada materi perubahan

lingkungan. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis

Siswa Sekolah Dasar Kelas IV melalui Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Perubahan Lingkungan”

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah umum dari

kegiatan penelitian ini adalah “adakah peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SD kelas IV melalui model pembelajaran PBM pada

materi perubahan lingkungan?”. Sedangkan rumusan masalah khusus dari

kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkannya model PBM?

b. Adakah perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkannya model PBM?


(14)

5

2. Pembatasan Masalah

Keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan dalam kegiatan penelitian ini mengacu pada indikator keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Beyer. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dalam kegiata n penelitian ini dikhususkan pada materi mengenai perubahan lingkungan pada kelas IV SD. Indikator keterampilan berpikir kritis yang dimaksud yaitu menentukan kredibilitas suatu sumber; membedakan antara yang relevan dan tidak relevan; membedakan fakta dari penilaian; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan; mengidentifikasi bias yang ada; mengidentifikasi sudut pandang; mengevaluasi bukti yang ditawarkan (Hassoubah, 2007:92).

Sedangkan langkah dari model PBM yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan tahapan model PBM yang dikemukakan oleh Dewey (Sanjaya, 2010:217) yaitu dimulai dari tahap merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, serta merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SD kelas IV melalui model pembelajaran PBM pada materi perubahan lingkungan Sedangkan tujuan penelitian secara khusus dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok

unggul, tengah, dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkannya model PBM.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelompok unggul, tengah, dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkannya model PBM.


(15)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa

Memberikan suasana belajar yang menarik dan memungkinkan siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga mejauhkan siswa dari rasa jenuh selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa dapat meningkat.

2. Bagi Guru

PBM dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada materi perubahan lingkungan. Selain itu, kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dijadikan indikator lain dari keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, khususnya kegiatan pembelajaran pada materi perubahan lingkungan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pendidik dalam melakukan inovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

3. Bagi Sekolah

Dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran, khususnya pada materi perubahan lingkungan di kelas IV.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta pengalaman tentang pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa SD kelas IV melalui model pembelajaran berbasis masalah khususnya pada materi perubahan lingkungan.

E. Batasan Istilah

1. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang dimulai dengan penyajian suatu masalah yang nyata serta menuntut siswa untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut.

2. Kemampuan berpikir kritis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan berpikir yang dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan suatu keputusan atau kesimpulan mengenai tindakan apa yang harus diambil dalam memecahkan suatu masalah.


(16)

7

3. Hasil belajar merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.

4. Perubahan lingkungan merupakan perubahan yang terjadi pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya oleh hujan, angin, gelombang air laut serta sinar matahari.

5. Mixed method adalah suatu jenis penelitian yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua jenis penelitian sekaligus, dalam hal ini kualitatif dan kuantitatif.


(17)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Strategi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods). Mixed methods merupakan metode penelitian yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua jenis metode penelitian sekaligus, dalam hal ini metode kualitatif dan kuantitatif. Menurut Jick dalam Fawaid (2010) mengatakan bahwa metode penelitian mixed methods ini berasal dari ketertarikan Campbell dan Fiske untuk mengonvergensi dan mentriangulasi sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan Creswell dan Clark dalam Fawaid (2010:307) mengatakan bahwa ‘metode campuran ini didorong oleh keinginan untuk mengembangkan metodologi yang berbeda dalam penelitian’. Jadi secara singkat metode campuran ini ada karena keinginan untuk mengembangkan metode-metode penelitian yang telah ada sebelumnya.

2. Strategi Penelitian

Pada kegiatan penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi triangulasi konkuren. Dalam menggunakan strategi ini peneliti mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu yang bersamaan. Setelah kedua data (kualitatif dan kuantitatif) terkumpul, peneliti membandingkan hasil dari kedua data ini untuk mengetahui adanya konvergensi, perbedaan atau kombinasi lainnya dari kedua data tersebut.

Pada strategi ini pencampuran kedua data dilakukan pada saat interpretasi dan pembahasan. Pencampuran tersebut dilakukan dengan menggabuungkan kedua data secara berdampingan dalam pembahasan agar dapat dilihat masing-masing data yang diperoleh saling mendukung.

Alasan pemilihan strategi ini adalah karena strategi ini dapat dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Hal ini karena pengumpulan data


(18)

26

kualitatif dan kuantitatif dilakukan dalam satu waktu yang sama. Adapun gambar dari strategi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

KUAN KUAL

Pengumpulan Pengumpulan

Data Data

KUAN Hasil-hasil data yang dikomparasikan KUAL

Analisis Analisis

Data Data

Gambar 3.1

Strategi Triangulasi Konkuren (Fawaid, 2010:314)

B. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek yang akan diteliti pada suatu kegiatan penelitian. setelah melakukan beberapa pertimbangan, populasi pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berada pada Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2012/2013. Beberapa pertimbangan dalam menentukan populasi pada kegiatan penelitian ini antara lain mengenai keterbatasan waktu, jarak tempat penelitian, serta beberapa pertimbangan lain yang mungkin dapat menghambat pelaksanaan penelitian ini. Adapun daftar populasi pada kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.


(19)

27

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

NO. NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA KELAS IV

1 SDN Prapatan I 27

2 SDN Bongas Wetan I 19

3 SDN Panjalin Kidul I 55

4 SDN Garawangi I 30

5 SDN Bongas Kulon II 31

6 SDN Lojikobong I 17

7 SDN Paningkiran I 17

8 SDN Rancaputat 38

9 SDN Banjaran I 24

10 SDN Panjalin Kidul II 45

11 SDN Bongas Kulon I 40

12 SDN Sepat 22

13 SDN Sumberjaya I 36

14 SDN Panjalin Lor I 42

15 SDN Bongas Wetan V 9

16 SDN Prapatan II 26

17 SDN Panjalin Kidul IV 0

18 SDN Paningkiran III 23

19 SDN Lojikobong III 11

20 SDN Banjaran IV 0

21 SDN Panjalin Lor II 33

22 SDN Paningkiran II 34

23 SDN Bongas Wetan III 18

24 SDN Cidenok 41

25 SDN Bongas Kulon III 16

26 SDn Garawangi II 20

27 SDN Banjaran II 24

28 SDN Lojikobong II 31

29 SDN Prapatan III 25

30 SDN Garawangi III 32

31 SDN Panjalin Kidul III 32

32 SDN Bongas Wetan II 13

33 SDN Sumberjaya II 21

34 SDN Panjalin Kidul V 43

35 SDN Garawangi IV 13

36 SDN Banjaran III 22

37 SDN Bongas Wetan IV 17

38 SDN Panjalin Kidul VI 0


(20)

28

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dijadikan wakil dari populasi yang akan diteliti. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan pelaksanaan kegiatan penelitian. sampel pada kegiatan penelitian ini ditentukan dengan cara mengkategorikan sekolah yang memiliki jumlah siswa kelas IV ≥ 30. Setelah dikategorikan selanjutnya dilakukan pengacakan untuk menentukan sekolah mana yang akan digunakan sebagai sampel. Sampel pada kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN Panjalin Kidul I Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu meliputi tahapan studi pendahuluan, validasi instrumen, implementasi, pengolahan data serta penarikan kesimpulan. Tahapan pertama yaitu tahapan studi pendahuluan. Pada tahapan ini dilakukan pengkajian mengenai keterampilan berpikir kritis dan PBM, peneentuan populasi dan sampel, serta penyusunan instrumen yang akan digunakan pada kegiatan penelitian ini. Tahapan selanjutnya yaitu validasi instrumen yang pada pelaksanaannya meliputi analisis instrumen serta revisi terhadap instrumen.

Setelah dilakukan validasi instrumen tahapan berikutnya adalah implementasi. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data kualitatif serta kuantitatif yang dibutuhkan pada kegiatan penelitian ini. Tahap selanjutnya yaitu pengolahan dataa kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh. Pada tahapan ini selain analisis data kualitatif dan kuantitatif dilakukan pula pengkomparasian kedua data yang diperoleh tersebut. Tahapan terakhir dari kegiatan penelitian ini adalah penarikan kesimpulan.


(21)

29

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Pada kegiatan penelitian ini dibutuhkan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.


(22)

30

1. Data Kuantitatif

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pada kegiatan penelitiian ini berupa lembar tes hasil belajar dan lembar tes keterampilan berpikir kritis siswa. Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan pembelajaran yang menerapkan model PBM.

Lembar tes keterampilan berpikir kritis siswa meliputi 7 soal yang berisi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Beyer (Hassoubbah, 2007) yang meliputi menentukan kredibilitas suatu sumber; membedakan antara yang relevan dan tidak relevan; membedakan fakta dari penilaian; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan; mengidentifikasi bias yang ada; mengidentifikasi sudut pandang; mengevaluasi bukti yang ditawarkan. Adapun kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir kritis siswa yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis

No. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Nomor Soal 1. Menentukan kredibilitas suatu sumber 1

2. Membedakan antara yang relevan dan tidak relevan 5

3. Membedakan fakta dari penilaian 4

4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan

3

5. Mengidentifikasi bias yang ada 6

6. Mengidentifikasi sudut pandang 7

7. Mengevaluasi bukti yang ditawarkan 2

Lembar soal tes hasil belajar yang digunakan pada kegiatan penelitian ini berisi 8 pertanyaan yang memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai perubahan lingkungan. Kisi-kisi untuk tes hasil belajar siswa yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(23)

31

Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Nomor Soal 10. Memahami

perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya terhadap daratan

10.2. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)

Mengidentifikasi penyebab terjadinya erosi

5

Mengidentifikasi penyebab terjadinya abrasi

7

Mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir

1

Mengidentifikasi penyebab terjadinya longsor

3

10.3. Mendeskripsi-kan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)

Mendeskripsikan cara pencegahan erosi

6

Mendeskripsikan cara pencegahan abrasi

8

Mendeskripsikan cara pencegahan banjir

2

Mendeskripsikan cara pencegahan longsor

4

Sebelum instrumen yang telah dibuat digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu terhadap instrumen-instrumen tersebut untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, serta daya pembeda soal. Adapun hasil uji coba terhadap instrumen tersebut adalah sebagai berikut.

a. Validitas Instrumen

Cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan soal tes keterampilan berpikir kritis yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut. (Arikunto, 1995:69)

rxy =

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Banyaknya peserta tes

X = Nilai hasil uji coba


(24)

32

Setelah diketahui koefisien korelasi antara X dan Y, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi dengan menggunakan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 1995:71):

Tabel 3.4

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Product Moment

Rentang Keterangan

0.80 – 1.00 Sangat tinggi 0.60 – 0.80 Tinggi 0.40 – 0.60 Cukup 0.20 – 0.40 Rendah

0.0 – 0.20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan terhadap tes hasil belajar serta tes keterampilan berpikir kritis siswa diperoleh koefisien korelasi secara keseluruhan sebesar 0,74. Dari hasil tersebut maka soal tes keterampilan berpikir kritis serta hasil belajar yang diujicobakan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Adapun tingkat validitas untuk setiap nomor soal yang diujikan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Tingkat Validitas Tes Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis No. Nomor Soal rxy Interpretasi

1 1 0,61 Tinggi

2 2 0,51 Cukup

3 3 0,67 Tinggi

4 4 0,69 Tinggi

5 5 0,45 Cukup

6 6 0,58 Cukup

7 7 0,61 Tinggi

8 8 0,55 Cukup

9 9 0,47 Cukup

10 10 0,60 Tinggi

11 11 0,63 Tinggi

12 12 029 Rendah

13 13 0,55 Cukup

14 14 0,20 Rendah


(25)

33

b. Reliabilitas Instrumen

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas suatu tes, diantaranya metode bentuk paralel (equivalent), metode tes ulang (test-retest method), metode belah dua (split half method), penggunaan rumus Rulon, penggunaan rumus K-R. 20, penggunaan rumus Alpha dan lain sebagainya. Cara yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas dari tes keterampilan berpikir kritis serta hasil belajar pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Adapun bentuk rumus Alpha adalah sebagai berikut. (Arikunto, 2006: 196)

r11 = Keterangan:

r11= reliabiitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= jumlah varians butir = varians total

Nilai tersebut masih perlu dikomparasikan dengan menggunakan tabel interpretasi nilai product moment. Adapun interpretasi nilai product moment dapat dilihat pada tabel berikut ini (Arikunto, 1995:71).

Tabel 3.6

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi Product Moment

Rentang Keterangan

0.80 – 1.00 Sangat tinggi 0.60 – 0.80 Tinggi 0.40 – 0.60 Cukup 0.20 – 0.40 Rendah

0.0 – 0.20 Sangat rendah

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, nilai reliabilitas dari soal tes hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa pada penelitian ini adalah sebesar 1,00. Jika dilihat dari interpretasi besarnya koefisien korelasi product moment di atas maka tingkat reliabilitas dari soal tes hasil belajar dan


(26)

34

keterampilan berpikir kritis siswa berada pada rentang reliabilitas yang sangat tinggi.

c. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan rumus:

TK = Keterangan :

TK = tingkat kesukaran soal

∑B = banyaknya siswa yang menjawab benar N = banyaknya siswa yang memberi jawaban

Adapun kriteria tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Wahyudin, dkk., 2006).

Tabel 3.7

Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran Kriteria

0.71-1.00 Mudah

0.31-0.70 Sedang

0.00-0.30 Sukar

Setelah dilakukan uji coba terhadap soal tes hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa maka diperoleh tingkat kesukaran untuk soal tes hasil bbelajar serta keterampilan berpikir kritis siswa dengan kriteria mudah sebanyak 3 soal, kriteria sedang 4 soal serta keiteria sukar sebanyak 8 soal. Adapun tingkat kesukaran untuk masing-masing nomor soal yang digunakan pada kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(27)

35

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran

No. Nomor Soal TK Keterangan

1 1 076 Mudah

2 2 0,54 Sedang

3 3 0,45 Sedang

4 4 0,15 Sukar

5 5 0,71 Mudah

6 6 0,06 Sukar

7 7 0,50 Sedang

8 8 0,09 Sukar

9 9 0,15 Sukar

10 10 0,53 Sedang

11 11 0,18 Sukar

12 12 0,18 Sukar

13 13 0,12 Sukar

14 14 0,09 Mudah

15 15 0,22 Sukar

d. Daya pembeda soal tes

Cara yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal tes dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

DP =

Keterangan:

DP = daya pembeda

WH = jumlah testi dari kelompok unggul yang menjawab benar WL = jumlah testi dari kelompok asor yang menjawab benar n = 27% N (dengan N jumlah seluruh testi)

Adapun kriteria untuk daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut ini. (Wahyudin, dkk., 2006)

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda

Daya pembeda Kriteria

0.71-1.00 Baik sekali

0.41-0.70 Baik

0.21-0.40 Cukup


(28)

36

Setelah dilakukan uji coba terhadap soal tes hasil belajar serta keterampilan berpikir kritis siswa maka diperoleh tingkat daya pembeda untuk masing-masing nomor soal sebagai berikut.

Tabel 3.10 Daya Pembeda

No. Nomor Soal DP Keterangan

1 1 026 Cukup

2 2 0,36 Cukup

3 3 0,44 Baik

4 4 0,36 Cukup

5 5 0,37 Cukup

6 6 0,39 Cukup

7 7 0,41 Baik

8 8 0,28 Cukup

9 9 0,22 Cukup

10 10 0,30 Cukup

11 11 0,37 Cukup

12 12 0,15 Rendah

13 13 0,26 Cukup

14 14 0,07 Rendah

15 15 0,41 Baik

2. Data Kualitatif

Selain instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, diperlukan juga instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data kualitatif. Adapun isntrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif pada kegiatan penelitian ini adalah berupa catatan lapangan dan lembar observasi. Catatan ini digunakan untuk mendukung data kuantitatif yang telah ada sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari kegiatan penelitian ini. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini digunakan untuk mendukung data kuantitatif (hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa) sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat.


(29)

37

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh pada kegiatan penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan serta analisis untuk masing-masing data tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

a. Pengolahan dan Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu menghitung skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa serta mengubahnya ke dalam bentuk persentase sehingga diketahui siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, berpartisipasi, disiplin, dan bekerjasama dengan baik. Adapun untuk menghitung persentase tersebut digunakan cara sebagai berikut.

Persentase = x 100%

b. Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dilakukan melalui beberapa tahap. 1. Tahapan pertama yaitu memeriksa hasil pretest dan posttest siswa. 2. Memberikan nilai pada hasil pretest-postest

3. Memeriksa normalitas data pretest-postest Keterampilan Proses Sains dan hasil belajar dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut.

T = sup |F*(x) – S(x)|

Gambar 3.3

Rumus Kolmogorov-Smirnov

Keterangan:

T = normalitas data

Sup = supremum (batas atas selisih F*(x) dengan S(x) F* = F kumulatif

S = simpangan baku

Nilai T dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Jika T ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.


(30)

38

4. Jika data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas pada data pretest-postest tersebut. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan menggunakan Levene’s test, sebagai berikut.

W =

Gambar 3.4 Rumus Levene’s test Keterangan:

W = hasil tes

= banyaknya kelompok = jumlah sampel

= jumlah sampel di kelompok = jumlah sampel dari kelompok

Nilai W dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Jika W ≥ 0,05 maka data berdistribusi homogen.

5. Jika data tidak normal dilakukan pengujian non-parametrik dengan menggunakan rumus Mann-Whitney.

U = + - R

Gambar 3.5 Rumus Mann-Whitney

Keterangan: U = hasil

= jumlah sampel 1 = jumlah sampel 2 R = jumlah rangking

6. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Rumusan hipotesis:

H0 : pretest = postest H1 : pretest < postest


(31)

39

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah.

T =

Gambar 3.6 Rumus Uji T Keterangan:

T = Thitung Sp = sampel

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2

Untuk mengetahui H0 diterima atau ditolak dilakukan dengan melihat tabel distribusi t. Jika Thitung lebih besar dari nilai positif tabel distribusi t atau lebih kecil dari nilai negatif tabel distribusi t, maka H0 ditolak. Dengan kata lain H1 diterima.

7. Perhitungan normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Minitab version 13.

8. Menghitung N-Gain untuk masing-masing kelompok siswa dengan rumus:

Adapun pengkategorian gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut. NG < 0,30 : rendah

0,30 ≤ NG ≥ 0,70 : sedang NG ≥ 0,70 : tinggi


(32)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1

1.. Setelah diterapkan model PBM pada pembelajaran IPA di kelas IV untuk materi perubahan lingkungan, terjadi peningkatan hasil belajar serta keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan oleh p-value sebesar 0,000 karena 0,000 < α. Peningkatan keterampilan berpikir kritis juga ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,000. Peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis ini dikarenakan adanya peningkatan motivasi serta partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2

2.. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan. Perbedaan peningkatan hasil belajar ini dilihat dari hasil uji one way Anova yang menunjukkan p-value sebesar 0,001. Sesuai dengan kriteria penolakan H0 yaitu tolak H0 jika p-value < α, maka dengan kata lain terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkan model pembelajaran PBM.

3

3.. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan. Perbedaan peningkatan keterampila berpikir kritis ini dilihat dari hasil uji one way Anova yang menunjukkan p-value sebesar 0,020. Sesuai dengan kriteria penolakan H0 yaitu tolak H0 jika p-value < α, maka dengan kata lain terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkan model pembelajaran PBM.


(33)

65

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis merekomendasikan hal-hal berikut.

1

1.. Dalam kegiatan pembelajaran orientasi pencapaian tujuan pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar saja, tetapi ditambah dengan indikator lain yang juga perlu dikembangkan, salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.

2

2.. Penerapan model PBM pada pembelajaran IPA di kelas IV untuk materi perubahan lingkungan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk dapat meningkatakan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa.

3

3.. Pendidik perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan lain selain hasil belajar yang diperlukan oleh siswa sehingga siswa bisa menerapkan apa yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung dalam kehidupan sehari-hasri.

4

4.. Instansi terkait, dalam hal ini sekolah harus lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana yang sekiraya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(34)

66

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. (2009). Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar: Dilengkapi Gambar-gambar Menarik. Bandung: Indahjaya Adipratama Amaliyah, Siti. (2008). Teori John Dewey. [Online]. Tersedia:

http://siti-amaliyah-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/04/teori-john-dewey.html?m=1 [10 Maret 2013]

Amir, Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Arifin, Mulyati. (1997). Dinamika Berpikir Siswa Sekolah Dasar dalam Mengantisipasi Perkembangan Sains dan Teknologi. Disertasi IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Fawaid, A. (2010). Researh Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hadinata, B. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Hassoubah, Z. I.. (2007). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis: Disertai Ilustrasi dan Latihan. Bandung: Nuansa

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

RidwanAz. (2012). Pengertian Erosi dan Cara Menyuburkan Tanah. [Online]. Tersedia: http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-erosi-dan-cara-menyuburkan-tanah/ [30 Desember 2012]

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers


(35)

67

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Samrumi. (2009). Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi. [Online]. Tersedia: http://samrumi.blogspot.com/2009/01/pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html [30 Desember 2012]

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belaja Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tn. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bandung: UPI

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara


(1)

4. Jika data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas pada data pretest-postest tersebut. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan menggunakan Levene’s test, sebagai berikut.

W =

Gambar 3.4 Rumus Levene’s test Keterangan:

W = hasil tes

= banyaknya kelompok = jumlah sampel

= jumlah sampel di kelompok = jumlah sampel dari kelompok

Nilai W dibandingkan dengan nilai α yaitu 0,05. Jika W ≥ 0,05 maka data berdistribusi homogen.

5. Jika data tidak normal dilakukan pengujian non-parametrik dengan menggunakan rumus Mann-Whitney.

U = + - R

Gambar 3.5 Rumus Mann-Whitney Keterangan:

U = hasil

= jumlah sampel 1 = jumlah sampel 2 R = jumlah rangking

6. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Rumusan hipotesis:

H0 : pretest = postest H1 : pretest < postest


(2)

39

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah.

T =

Gambar 3.6 Rumus Uji T Keterangan:

T = Thitung

Sp = sampel

= jumlah sampel kelompok 1 = jumlah sampel kelompok 2

Untuk mengetahui H0 diterima atau ditolak dilakukan dengan melihat tabel distribusi t. Jika Thitung lebih besar dari nilai positif tabel distribusi t atau lebih kecil dari nilai negatif tabel distribusi t, maka H0 ditolak. Dengan kata lain H1 diterima.

7. Perhitungan normalitas, homogenitas, dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Minitab version 13.

8. Menghitung N-Gain untuk masing-masing kelompok siswa dengan rumus:

Adapun pengkategorian gain yang dinormalisasi adalah sebagai berikut. NG < 0,30 : rendah

0,30 ≤ NG ≥ 0,70 : sedang


(3)

64

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1

1.. Setelah diterapkan model PBM pada pembelajaran IPA di kelas IV untuk materi perubahan lingkungan, terjadi peningkatan hasil belajar serta keterampilan berpikir kritis yang dimiliki siswa. Peningkatan hasil belajar ini ditunjukkan oleh p-value sebesar 0,000 karena 0,000 < α. Peningkatan keterampilan berpikir kritis juga ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,000. Peningkatan hasil belajar dan keterampilan berpikir kritis ini dikarenakan adanya peningkatan motivasi serta partisipasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2

2.. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan. Perbedaan peningkatan hasil belajar ini dilihat dari hasil uji one way Anova yang menunjukkan p-value sebesar 0,001. Sesuai dengan kriteria penolakan H0 yaitu tolak H0 jika p-value < α, maka dengan kata lain terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkan model pembelajaran PBM.

3

3.. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV pada materi perubahan lingkungan. Perbedaan peningkatan keterampila berpikir kritis ini dilihat dari hasil uji one way Anova yang menunjukkan p-value sebesar 0,020. Sesuai dengan kriteria penolakan H0 yaitu tolak H0 jika p-value < α, maka dengan kata lain terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis pada kelompok unggul, sedang dan asor siswa SD kelas IV setelah diterapkan model pembelajaran PBM.


(4)

65

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis merekomendasikan hal-hal berikut.

1

1.. Dalam kegiatan pembelajaran orientasi pencapaian tujuan pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar saja, tetapi ditambah dengan indikator lain yang juga perlu dikembangkan, salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.

2

2.. Penerapan model PBM pada pembelajaran IPA di kelas IV untuk materi perubahan lingkungan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk dapat meningkatakan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa.

3

3.. Pendidik perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan lain selain hasil belajar yang diperlukan oleh siswa sehingga siswa bisa menerapkan apa yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran berlangsung dalam kehidupan sehari-hasri.

4

4.. Instansi terkait, dalam hal ini sekolah harus lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana yang sekiraya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(5)

66

Dilengkapi Gambar-gambar Menarik. Bandung: Indahjaya Adipratama Amaliyah, Siti. (2008). Teori John Dewey. [Online]. Tersedia:

http://siti-amaliyah-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/04/teori-john-dewey.html?m=1 [10 Maret 2013]

Amir, Taufiq. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Arifin, Mulyati. (1997). Dinamika Berpikir Siswa Sekolah Dasar dalam Mengantisipasi Perkembangan Sains dan Teknologi. Disertasi IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bhakti Jakarta

Fawaid, A. (2010). Researh Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hadinata, B. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga

Hassoubah, Z. I.. (2007). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis: Disertai Ilustrasi dan Latihan. Bandung: Nuansa

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

RidwanAz. (2012). Pengertian Erosi dan Cara Menyuburkan Tanah. [Online]. Tersedia: http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-erosi-dan-cara-menyuburkan-tanah/ [30 Desember 2012]

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers


(6)

67

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Samrumi. (2009). Pengertian dan Bentuk-bentuk Erosi. [Online]. Tersedia: http://samrumi.blogspot.com/2009/01/pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html [30 Desember 2012]

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belaja Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tn. (2011). Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Bandung: UPI

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara