Penentuan Kadar Kok Dan Amoniak Dari Beberapa Air Limbah Inlet Dan Outlet Pabrik Karet

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oelh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dapat dimenfaatkan dengan baik oelh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemenfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana,dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan
padda segenap pengguna air
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan ynag terus meningkat dan kualitaas air
untuk keperluan domestic ynag semakin menurun. Kegiatan industri, domesatik dan
kegiatan

lain yang berdampak negative terhadap sumber daya air antara lain

menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi dapat menimbulkan gangguan,

kerusakan dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber air.Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya ai secara seksama.
PeraturanPemerintah Republik Indonesia No 20 tahun 1990 TENTANG
Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan beberapa peristilah berikut :

Universitas Sumatera Utara

5

1. Air, meliputi semuai air yang terdapat di dalam atau berasal dari sumber air
yang terdapat diatas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan
tanah dan air laut tidak termasuk dalam pengertian ini
2. Kualitas air, yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat,energy atau
komponen lain didalam air.( kualitas air dinyatakan dengan beberapa
parameter yaitu parameter fisika ( suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan
sebagai nya ) parameter kimia( Ph, oksigen terlarut, BOD, COD, kadar logam
dan lain sebagai nya )
3. Pencemar air, yaitu masuk atau dimasukkanya makhluk hidup,zat,energy dan
atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehinggga kualitas
airmmenurun samapi ketingkat tertentu


yang menyebabkan tidak lagi

berfungsi sesuai dengan peruntukannya
4. Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsure pencemaran yang
dapat ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkanya
5. Baku mutu limbah cair, yaitu batas kadar jumlah unsure pencemar yang dapt
ditenggang keberadaanya didalam limbah cair dari suatu jenis kegiatan
tertentu yang akan dibuang.
6. Beban pencemaran, yaitu jumlah suatu parameter pencemaran yang
terkandung dalam sejumlah air atau limbah.
7. Daya tampung bebean pencemaran, yaotu kemampuan air dalam sumber air
untuk menerima beban pencemara limbah tanpa mengakibatkan penurunan

Universitas Sumatera Utara

6

kualitas air sehingga melewati baku mutu air yang ditetapkan sesuai

peruntukkan nya.
8. Pengendalian, yaitu upaya pencegahan dan penanggulangan dan pemulihan.

Adapun penggolongan air menurutperentukannya adalah sebagai berikut :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahaulu
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
perkotaaan, industry dan pembangkit tenaga listrik air. ( Effendi, h 2003 )
2.2 Morfologi Tanaman Karet
Tanaman karet adalah daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah
pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Bila di tanam di luar zone tersebut, sehingga
memulai produksinya pun lebih lambat (Setyamidjaja, 1993).
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.
Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan
memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan
arah tumbuh tanamannya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung
getah yang dikenal lateks (Anonim, 1999).


Universitas Sumatera Utara

7

Memang, tanaman karet tergolong mudah diusahakan. Apalagi kondisi Negara
Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari
Daratan Amerika Tropis, sekitar Brazil. Hampir di semua daerah di Indonesia,
termasuk daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan
menghasilkan lateks. Karena itu, banyak rakyat yang berlomba-lomba membuka
tanahnya untuk dijadikan perkebunan karet.
Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7-3 juta hektar. Ini
merupakan lahan karet yang terluas di dunia. Perkebunan karet yang besar banyak
diusahakan oleh pemerintah swasta . Sedangkan perkebunan-perkebunan karet dalam
skala kecil pada umumnya dimiliki oleh rakyat.
Sayangnya, perkebunan karet rakyat tidak dikelola dengan baik. Boleh dibilang
pengolahan yang dilakukan hanya seadanya . Setelah ditanam, karet dibiarkan
tumbuh begitu saja, perawatannya kurang diperhatikan. Tanaman karet tua jarang
yang diremajakan dengan klon baru. Itulah sebabnya produktivitas perkebunan rakyat
masih sangat rendah. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah mutu karet olahan yang

dihasilkan (Anonim, 1999).
Menurut Cahyono, dalam ilmu tumbuhan, tanaman karet diklasifikasikan sebagai
berikut : (Cahyono, 2010).
Kingdom/Philum : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Universitas Sumatera Utara

8

Sub divisi

: Angiospermae (biji berada dalam buah)

Kelas

: Dycotyledone (biji berkeping dua)


Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiales

Genus

: Hevea

Spesies

: Hevea bransiliensis

2.3 Karet
Karet merupakan politerpena yang disintetis secara alami melalui polimerisasi
enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya sama sebagaimana 1,4-poliisoprena
Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97% cis-1,4-poliisiprena dikenal

sebagai Hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon
(Hevea brasiliensis) yang tumbuh liar di Amerika Selatan dan ditanam di bagian
dunia yang lain. Ia juga ditemukan dalam berbagai semak dan tumbuhan kecil,
termasuk rumput milkweed dan dandelion. Satu bentuk lain karet alam adalah getah
perca (gutta-percha), yang diperoleh dalam bentuk lateks dari pepohonan (misalnya,
Palaquinum oblongifolium).
Berat molekul karet alam rata-rata 10.000 – 40.000. Molekul-molekul polimer
karet alam tidak lurus tetapi melingkar seperti spiral dan ikatan –C-C di dalam rantai
berputar pada sumbunya sehingga memberikan sifat karet yang fleksibel yaitu dapat
ditarik, ditekan dan lentur. Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai

Universitas Sumatera Utara

9

susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan
yang bersifat elastis. (Honggokusumo, 1978).
7
Sifat-sifat mekanisme karet alam yang baik dapat digunakan untuk berbagai
keperluan umum, seperti sol sepatu atau bahan kendaraan. Ciri khusus yang

membedakan karet alam dengan karet benda lain adalah kelembutan, fleksibel dan
elastisitas. Komposisi lateks dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, sistem
deres, musim dan keadaan lingkungan kebun (Cowd, 1991).
2.4 Limbah Cair
Pengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 tahun 2001. Limbah dalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung
bahan bebahaya atau beracun yang karena sifat atau konsetrasinya dan jumlahnya
baik secara langsung atau tidak langsung dapat membahayakan lingkungan
hidup,kesehatan,kelangsugan hidup manusia serta makhluk lain.
Pencemaran air yang terjadi sekarang ini umumnya ditimbulkan dari air
limbah buagan sisa pengolahan industry. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasuknya makhluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ( bahan pencemar )
kedalam perairan sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu sehingga air
tidak berfungsi susuai peruntukkanya.
Banyaknya

limbah

cair


yang

dihasilkan

and

kandungan

kadar

pencemarannya tergantung pada jenis produksi yang dihasilkan. Dampak negative

Universitas Sumatera Utara

10

ynag ditimbulkan adanya limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industry dapat
berupa gangguan kerusakan dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan
masyarakat disekelilingnya sehingga limbah cair tersebut harus diproses telebih
dahulu sebelm dibuang keperairan bebas ( Mahida, 1984 )

Limbah cair atau limbah adalah air yang tidak terpakai lagi yang merupakan
hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari.Dengan semakin bertambah dan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah
juga mengalami peningkatan.Pada umumnya limbah cair dibuang kedalam tanah,
sungai, dan laut. Jika jumlah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk
menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Dalam kegiatan industry, air limbah akan mengandung zat-zat yang
dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau
gagal, pencucuian dan pembilasan peralatan, blowdwon beberapa perelatan seperto
kettle boiler dan system air pendingin serta sanitarywastes. Agar dapat memenuhi
baku mutu industry harus menerapkan prinsip pengendalaian limbah secara cermat
dan terpadu bauk di dalam proses produksi ( in-pipe pollution prevention ) dan
setelah proses produksi ( end-pipe pollution prevetion ). Pengendalian dalam proses
produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga
konsentrasi dan toksititas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses
produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga pada
akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan .namun walaupun
begitu, masalah air limbah tidak sesedehana yang dibayangkan karena pengolahan

Universitas Sumatera Utara


11

air limbah memerluksn biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak
sedikit. Untuk itu pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai
dan perencanaan yang teliti, pelaksana pembangunan fasilitas Intalasi Pengolahan
Air Limbah ( IPAL ) atau unit Pengolahan Limbah ( UPL ) yang benar, serta
pengoperasianya yang cermat. ( http://www.likomedia.or.id )
2.5 SUMBER PENCEMARAN AIR
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung.Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah,
rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran
Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas
pertanian misalnya pupuk dan pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari
aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan terlarut, dan partikulat terhadap
lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat ditunjukkan secara skematik
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

12

Gambar : Bagan Pengaruh Beberapa Jenis Bahan Pencemar terhadap Lingkungan
Perairan

Sumber Pencemaran

Komponen Lingkungan

Kesehatan Manusia

Atmosfir
Gas-gas
pencemar

Sumber
pencemaran

Bahan
pencemar
terlarut

Bahan
pencemar
partikulat

Biota
akuatik

Badan air

Biota
terestial

Kesehatan manusia

Tanah

Sumber : Effendi (2003)

2.6 Komponen Pencemaran Air
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000
zat kimia telah digunakan secara komersial.Kebanyakan sisa zat kimia tersebut
dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa
digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan
di rumah tangga yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.

Universitas Sumatera Utara

13

Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata
komponen pencemaran air turut menentukan bagaimana indikator tersebut
terjadi.komponen pencemaran air dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat
2. organic dan olahan bahan makanan
3. anorganik
4. cairan berminyak
5. berupa panas
6. zat kimia.
Dampak Pencemaran Air
Pencemaran air dapat meyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau
punahnya populasi mikroorganisme perairan seperti benthos, perifiton dan plankton.
Dengan menurunya atau punahnya organisme tersebut maka sistem ekologis perairan
dapt teganggu system ekollogis perairan ( ekosistem ) mempunyai kempuan untuk
memurnikan kembali lingkungan yang telah tercemar sejauh beban pencemaran
masih berada dalam batas daya dukung lingkungan yang bersangkutan. Apabila
beban pencemaran melebihi daya fukung lingkunganya maka kempuan itu tida dapat
dipergukan lagi.
Pencemaran air selain meyebabkan

dampak lingkungan yang buruk, seperti

timbulnya bau, menurutnya keanekaragaman dan menggangu estetika juga

Universitas Sumatera Utara

14

berdampak negative bagi kesehatan makhluk hidup, karena di dalam air yang
tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak
mengandung banyak kompenen-kompenen beracun. Di badan air, sungai dan danau,
nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication).Ledakan
pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama
oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika tanaman air tersebut
mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati
dan aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori
- dampak terhadap kehidupan biota air
- dampak terhadap kualitas air tanah
- dampak terhadap kesehatan
- dampak terhadap estetika lingkungan ( Nugroho,2006 )
2.7 COD ( CHEMICAL OXIGEN DEMAND )
Chemical Oxygen Demand ( COD ) adalah jumlah oksigen ( mg O2 ) yang
dbutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang adaa dalam satu sampel, di
mana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen. Angka COD
merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis secara alamiah dapat

Universitas Sumatera Utara

15

dioksidasikan melalui proses mikrobiologi, dan megakibatkan berkurangnya
oksigen terlarut di dalam air.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Analisis COD
Adapun kelebihan dari metode analisi COD adalah sebagai berikut :
1.

Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5 memakan waktu 5 hari.

2.

Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l, tidak dibutuhkan pengenceran

sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan pengenceran.
3.

Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty) tes COD adalah 2 sampai 3 kali lebih

tinggi dari tes BOD5.
4.

Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.
Sedangkan kekurangan dari tes COD adalah tidak dapat membedakan

antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang
teroksidasi secara biologis. Hal ini disebabkan karena tes COD merupakan suatu
analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis,
sehingga suatu pendekatan saja.( Alerts, 1984 )
2.8 AMAONIAK ( NH3)
Ammonium adalah ion yang apabila dengan sodium hidroksida akan menghasilkan
ammonia. Kation monovalen (NH4+) dapat dipandang sebagai produk reaksi
ammonia ( suatu basa lewis ) dengan ion hidrogen. Ion ammonium mempunyai
simetri tetrahedral.Sifat kimia garam ammonium acap kali serupa dengan garam

Universitas Sumatera Utara

16

logam alkali yang setara.Ammonium mempunyai bentuk dalam fase cair. Dalam SNI
kadar ammonium yang diperbolehkan hanya sebesar 0,1 mg/.
( http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/ammonium-metode-analisisnh4.html) Amonium ( NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah dan larutdalam air.

ion ammonium adalh bentuk transisi dari ammonium. Ammonium banyak digunakan
dalam proses produksi urea. Industry bahan kimia ( asam nitrat, ammonium , fosfat,
ammonium nitrat dan ammonium sulfat ), serta industry bubur kertas dan kertas.
Sumber ammonium di perairan adalah pemecahan nitrogen anorganik yan terdapat
didalam tanahdan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic ( tumbuhan dan
biota akuantik yang telah mati ) oleh mikroba dan jamur.

Universitas Sumatera Utara