UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite, Review ).

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PENULIS ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

DAPTAR GAMBAR... x

DAPTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Hipotesis Tindakan ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Penjelasan Istilah ... 9

BAB II PENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R ... 12

A. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 12

B. Pemebelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 13

1. Pengertian ... 13

2. Tujuan ... 14

C. Membaca ... 15

1. Hakikat Membaca ... 15

2. Pengertian Membaca ... 16

3. Tujuan Membaca ... 18

4. Mampaat Membaca ... 18


(2)

D. Membaca Cepat ... 26

1. Pengertian Membaca Cepat ... 26

2. Tujuan dan Mamfaat Membaca ... 28

3. Teknik Membaca ... 28

4. Latihan Membaca Cepat ... 30

5. Faktor Penghambat Membaca Cepat dan Mengatasinya ... 34

6. Kriteria Membaca Cepat ... 39

E. Metode SQ3R ... 39

1. Pengertian Metode SQ3R ... 39

2. Mamfaat Metode SQ3R ... 41

3. Langkah-langkah Penerapan Metode SQ3R ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A.Metode Penelitan ... 45

B. Desain Penelitian ... 47

C.Subjek Penelitian ... 47

D.Prosedur Penelitian ... 51

E. Instrumen Penelitian ... 55

F. Pengelolaan dan Analisis Data... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ... 60

A. Deskrifsi Tentang Sekolah ... 60

B. Hasil Penelitian ... 67

C. Pembahasaan Hasil Penelitian ... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 102

A. Simpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 107 RIWAYAT HIDUP ...


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SDN Tegallega... 62

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Kelas V ( Lima ) SDN Tegallega ... 63

Tabel 4.3 Daftar Personil SDN Tegallega tahun pelajaran 2012/2013 ... 64

Tabel 4.4 Kegiatan Pembelajaran Siklus I ... 69

Tabel 4.5 Hasil Observasi terhadap observasi Guru ... 74

Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap observasi Siswa... 77

Tabel 4.7 Kemampuan kognitif siswa ... 79

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Siswa dalam Membaca Cepat 82

Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar ... 83

Tabel 4.10 Kegiatan Pembelajaran Siklus II... 86

Tabel 4.11 Hasil Observasi terhadap observasi Siswa ... 91

Tabel 4.12 Hasil Observasi terhadap observasi Guru ... 93

Tabel 4.13 Kemampuan Kognitip Siswa ... 94

Tabel 4.14 Rekapitulasi Kemampuan Kognitif Siswa dalam Membaca Cepat 97 Tabel 4.15 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar ... 98


(4)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik Data Kemampuan Siswa pada siklus I ... 82 Grafik Data Kemampuan Siswa pada siklus II ... 97 Grafik Data Nilai Tiap Siklus ... 102


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 107

2. Lembar Evaluasi Siklus I ... 113

3. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 115

4. Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 116

5. Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 117

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 118

7. Lembar Evaluasi Siklus II ... 124

8. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 126

9. Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 127

10.Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II ... 128 11.Surat Ijin Penelitian... 12.SK Pembimbing ... 13.Dokumentasi...


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sarana komunikasi bagi manusia. Melalui bahasa orang dapat menyampaikan dan menerima informasi. Dengan kata lain, bahasa memegang peranan yang esensial dalam kehidupan. Selain itu, bahasa juga merupakan sutau keterampilan. Dengan demikian, keterampilan berbahasa perlu dikembangkan sedini mungkin agar seseorang dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik di masyarakat.

Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa seseorang, yaitu melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar mengahargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan (Depdiknas, 2003b:2)

Keteramilan membaca merupakan satu di antara keterampilan berbahasa yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh embaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan (Tarigan, 1993:7). Oleh karena itu, keterampilan


(8)

membaca memiliki peranan yang penting bagi siswa. Pertama, penting untuk melatih kemampuan siswa berpikir dan mampu memahami apa yang tersirat dalam suatu bacaan. Kedua penting bagi siswa untuk menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang sangat berguna dalam praktik hidup sehari-hari.

Ketiga, agar siswa dapat berkomunikasi dengan pemikiran, pesan yang ingin

disampaikan penulis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan yang penting bagi siswa untuk melatih kemampuan berpikir siswa dan mampu dengan tepat menemukan informasi yang tersirat dalam suatu bacaan dan menjadikan informasi tersebut sebagai pengetahuan yang berguna dalam kehidupan.

Keterampilan membaca sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tidak hanya pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia , tetapi juga pada mata pelajaran lain. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang penting dalam mengembangkan kemampuan membaca siswa. Tujuan pelajaran membaca adalah agar siswa dapat mencari serta memperoleh informasi yang mencakup isi dan makna bacaan. Peningkatan keterampilan membaca siswa pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa.

Membca cepat merupakan satu diantara jenis membaca. Membaca cepat dapat diartikan sebagai proses membaca bacaan untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Membaca cepat adalah bagaimana kita dapat membaca dengan pemahaman yang lebih baik dalam waktu yang lebih cepat serta mengingatnya dengan baik pula. Membaca cepat memberikan kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-bagian yang sudah dikenali atau dipahami tidak usah


(9)

dihiraukan perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang belum dikuasai. Dengan membaca cepat, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang luas tentang apa yang dibacanya. Dalam era serba cepat ini, tanpa kita kehendaki tuntutan kehidupan meningkat, pembaca tidak boleh hanya sebagai membawa kenikmatan, tetapi sebagai alat pencapai pencepatan itu sendiri. Artinya orang wajib mengejar semua informasi. Ia harus memiliki keterampilan mengumpulkan data dengan cepat sekaligus benar

Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan umat manusia, terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi sapa saja dan dimana saja yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik d lingkungan dunia persekolahan maupun di dunia pekerjaan. Oleh karena itu para pakar sepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan condition

sinequanon (prasyarat mutlak) bagi setiap insane yang ingin memperoleh

kemahiran membaca yang layak bukanlah perkara yang gampang. Mengapa demikian? Karena aktivitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak media cetak seperti buku, majalah, dan surat kabar menyajikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan dan hal tersebut dapat dipahami apabila dibaca. Tanpa dibaca, hal-hal tersebut akan berlalu tanpa arti. Dengan demikian, kemampuan membaca sangat penting peranannya untuk mengetahui isi atau pesan yang terkandung dalam teks bacaan.

Adapun tujuan dari membaca cepat adalah (1) membaca cepat menghemat waktu, (2) membaca cepat menciptakan efesiensi, (3) semakin sedikit waktu yang


(10)

diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya, (4) membaca cepat memperluas cakrawala mental, (5) membaca cepat membantu berbicara secara efektif, (6) membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian, (7) membaca cepat meningkatkan pemahaman.

Berdasarkan hasil observasi kemampuan membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang belum mencapai yang optimal. Hal tersebut tecermin dalam kemampuan memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan masih rendah yakni 145 WPM (Word per Menit) dari 35 siswa hanya 12 siswa atay 35 % mampu memahami isi yang terkandung dalam bacaan teks sisanya 23 atau 65% siswa belum mampu memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan berarti di bawah 66% dari acuan standar isi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan SDN Tegallega.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran dan teknik mengajar guru yang kurang bervariasi, dan siswa kurang menyimak apa yang disampaikan guru. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya keterampilan membaca siswa adalah guru tidak tepat dalam memilih metode pembelajaran.

Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa guru masih menggunakan metode konvensionl seperti ceramah dalam proses pembelajaran. Metode ceramah memang memiliki keunggulan dalam proses pembelajaran, tetapi tidak pada semua materi dapat digunakan metode ceramah. Hal ini dapat menimbulkan


(11)

kejenuhan pada siswa karena siswa merasa berada pada posisi sebagai penyimak, sedangkan guru adalah pembicara dan sebagi satu-satunya sumber ilmu. Hal tersebut juga muncul karena kurangnya keterlibtan siswa dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa merasa enggan menyimak apa yang disampaika guru.

Apabila ini dibiarkan, maka akan berpengaruh negative terhadap prestasi belajar siswa sebab membaca merupakan kunci utama dalam belajar. Kemampuan membaca cepat akan berpengaruh positif terhadap pemahaman materi pelajaran yang disajikan dalam teks bacaan. Begitu juga sebaliknya apabila kekampuan membacanya rendah, maka akan berpengaruh negative terhadap peningkatan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu ada upaya dari guru atau pihak lain untuk mengatasi berbagai faktor penghambat dalam membaca.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca salah satunya adalah dengan memilih dan mengujicobakan model pembelajaran termasuk memilih metode. Perlunya pemilihan metode pembelajaran membaca karena setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Ali (2002:78) mengemukakan bahwa setiap metode mempuyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada satu metode pun dianggap ampuh untuk segala situasi. Suatu metode dapat dipandang ampuh untuk situasi tertentu, namun tidak ampuh untuk situasi lain.

Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca cepat dan salah satunya adalah metode SQ3R, metode ini merupakan kependekan dari


(12)

dihadapkan kepada beberapa kegiatan dan keterampilan yang mengarah kepada kemampuan membaca pemahaman. Sebelum kegiatan membaca dimulai, terlebih dahulu dihadapkan kepada pengenalan bahan bacaan. Setelah itu mengajukan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan tersebut. Langkah berikutnya adalah membaca, menjawab pertanyaan, ekmudian mengulangi lagi dengan maksud menelusuri kembali untuk mengingat kembali. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat melatih siswa untk membaca dengan baik. Dalam hal ini siswa tidak membaca teks bacaan tanpa memahami maksud dari kegiatan membaca.

Sehubungan hal tersebut, metode SQ3R perlu diujicobakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat. Seberapa jauh penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi membaca cepat, belum diketahui secara pasti sementara pemilihan metode sangat penting untk dilakukan. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Peserta Didik Dalam Membaca Cepat

Dengan Menggunakan Metode SQ3R”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan berikut ini.

1. Bagaimana perencanaan pembelejaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.


(13)

2. Bagaimana pelaksanaa Pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cainjur.

3. Bagaimana hasil pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ2R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca cepat

siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

2. Penggunaan metode SQ3R dapat meningkatkan motivasi membaca cepat siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan metode SQ3R dengan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pemebelajaran dalam proses pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada


(14)

siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

3. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R pada siswa kelas v SD Negeri Tegalega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

E. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat sebagai beikut.

1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam pengajaran membaca yang menunjang kepada peningkatan kemampuan membaca cepat siswa di kelas V sekolah dasar.

2. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru sekolah dasar tentang pentingnya kemampuan membaca cepat sekaligus sebagai salah satu panduan dalam menjalankan ugas mengajar yang menyankut dengan upaya membimbing siswa terampil dalam membaca cepat.

3. Bagi siswa lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V sekolah dasar dalam keteramilan membaca cepat.


(15)

F. Penjelasan Istilah 1. Peserta Didik

Peserta Didik dalam perspektif pedagosis manusia diartikan sebagi sejenis mahluk (homo educantum) mahluk yang harus dididik (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Menurut aspek ini manusia dikategorikan sebagi animal educabile, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memilki potensi yang bersifat laten, sehinga sibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Madyo Ekosusilo, 1993:20). Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahawa pserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya:

a) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.


(16)

b) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang diujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.

c) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

d) Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri, peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperti siswa, mahasiswa, warga belajar, pelajar, murid serta santri. Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mahasiswa adalah istilah umu bagi peserta didik pada jenjang perguruan tinggi, warga belajar adalah istilah bagi peserta didik non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal timgkat menengah maupun tingkat atas, murid memiliki definisi yang hamper sama dengan pelajar dan siswa. Santri adaah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan non formal, khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang berbasisikan agama islam. Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh dan sebesar apapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh pandangan pendidik terhadap kemungkinan peserta didik untuk dididik. Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah mahluk berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak


(17)

mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk menjadi baik atau buruk.

2. Membaca Cepat

Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, serang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membacanya. Penerapan kekampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digal (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan.

3. Metode SQ3R

Metode SQ3R adalah suatu rencana studi yang terpadu untuk memahami serta menguasai isi bacaan. Adapun rencana itu meliputi

a. Mensurvai isi (survey : S)

b. Mengajukan pertanyaan yang dapat membimbing kita dalam kegiatan membaca (question : Q)

c. Membaca isi (read : R1)

d. Menceritakan isi bacaan dengan kata-kata kita sendiri (recite : R2)

e. Meninjau kembali isi bahan bacaan itu; apakah yang kita ceritakan dengan kata-kata sendiri itu sesuai dengan isi yang sebenarnya atau tidak (revew :R3)


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Jenis penilitan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yiaitu penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas (Kasbulah 1998/1999:12).

Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai sutu prose dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah statis,terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalambentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan pengamatan dan refleksi, Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/199:12).

Penelitian dapat dilakukan ketika guru menghadapi masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang tidakoptimal. Seorang guru yang reflektif adalah orang yang bekerja berdasarkan pada kelas (pekerjaan) dengan memfokuskan perhatian pada siswa,materi, strategi, belajar mengajar, sumber belajar, ddan penilaian kerja.

PTK dikembangkan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan (Tim Pelatih Proyek PGSM dalam Trianto,2010:18). Dengan demikian tujuan PTK adalah untuk memecahkan


(19)

masalah,emmeprbaiki kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran.

PTK berasal dari istilah banhasa Inggris Classrom action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untukmengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut (Tianto,2010:13).

Berbagai definisi diketangahkan oelh pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan PTK. Menurut David Hopkin (dalam Trianto) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai sutu studi yang sistematis (penelitian) yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari (aksi) yang telah dilakukan. Pelaku utama dalam pendidikan dalam hal ini adalah guru, dimana dengan peranannya pada proses pembelajaran akan menentukan pencapaian hail belajar.

PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru yang mengajar satu kelas dan setelah kegiatan mengajar guru melakukan refleksi diri dengan tujuan untukmeningkatkan, memperbaiki kinerjanya, sehingga hasil belajar siswanya meningkat (HErmawan, dkk, 2007:84).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya.


(20)

B. Desain Penelitian

Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kemmis dan Taggart (dalam Rohmah,2011) yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai suatu proses yang dinamais dari aspek perencanaan, pelaksanaan, observasi dan redleksi. Secara skematis model penelitian tindakan kelas yang dimaksud sebagai berikut,

Gambar 3.1 Desain Penelitian Adaptasi dari Kemmis dan Taggart ( dalam Rohmah, 2011 )

Rumusan Masalah Identifikasi Masalah

Penyusunan Rencana Tindakan ( Perencanaan )

Pelaksanaan Observasi

Refleksi I

Penyusunan Rencana Tindakan ( Perencanaan )

Pelaksanaan Observasi

Refleksi II

Simpulan Akhir Siklus I


(21)

C. Subjek Penelitian 1. Lokasi

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN Tegallega kecamatan Warungkondang Kabupten Cianjur.penulis mengambil lokasi ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis dan SDN Tegallega merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri yang diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sekolah negeri yang lain dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dengan junlah siswa 35 orang dengan P=11 dan L=24. Secara jelas, subjek penelitian ini disajikan.

Tabel 3.1

Siswa Kelas V SD negeri Tegallega Kecamatan Warungkondang

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

1 AH L

2 AS L

3 AN P

4 AF L

5 AT L


(22)

7 AR P

8 AM L

9 A P

9 BS L

11 DA L

12 D L

13 DP P

14 DS L

15 EL P

16 FA P

17 VF P

18 H P

19 IH L

20 SI P

21 I L

22 J L

23 MT L

24 MRA L

25 MRI L

26 MS L

27 MS L


(23)

29 H L

30 MYA L

31 PI L

32 SP P

33 R L

34 RR L

35 RH P

Karakter siswa memiliki presrtasi yang beragam demikianpula keadaan social ekonominya.

Pertimbangan penulis mengambil subjek penelitian tersebut dimana siswa kelas V sebagaian besar siswa menyatakannmerasa bosan dan jenuh pada saat belajar bahasa Indonesia. Masalah ini disebabkan karena guru dalam pembelajarannya selalu menggunakan metode ceramah tanpa divariasikan dengan metode yang lain. Selain itu penulis mengajar di kelas V.

Adapun pertimbangan-pertimbangan diantaranya adalah:

1. Letak geografis SDN Tegallega berada di daerak yang strategis di Desa Tegallega yang berdekatan dengan Perkebunan Teh Nusantara VIII.

2. Kondisi social siswa yang masuk sekolah berlatar belakang social berbeda darimulai kelas bawah,menengah, hingga kelas atas, sehingga akan mudah menerima inovasi dalampendidikan.

3. Kualifikasi guru-guru yang bertugas di SDN Tegallega semuanya sudah berpendidikan D2, PGSD bahkan ada yang S1.


(24)

4. Prestasi belajar siswa, perolehan nilai setiap tahun di SDN Tegallega lebaih baik dari sekolah-sekolah yang lain, oleh karena itu banyak lulusannya yang diterima di SMP Negeri. Atas dasar itulah SDN Tegallega mempunyai prosfektif dimasa mendatang.

5. Peneliti sekaligus merupakan guru kelas pada sekolah tersebut,maka perlu kiranya memngadakan penelitian dalamrangka memenuhi tuntutan akademik begai peneliti sebagai mahasiswa UPI serta dalamrangka peningkatan kualitas belajar.

6. Sekolah memperbaiki dan menambah fasilitas belajar untukmendorong para siswa dan guru lebih terfokus dalampembelajaran,juga penataan ruang sekolah yang secara tidak langsung dap[at membuat suasana sekolah yang nyaman.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalamempat tahap yaitu:persiapan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang masing-masing dilaksanakan dua siklus.

1. Persiapan

Hal-hal yang dipersiapkan meliputi segala keperluan pelaksanaan PTK,mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengjar, serta teknik atau instrument observasi/evaluasi dipersiapkan dengan matang.


(25)

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus mengacu kepada langkah-langkah pembelajaran membaca dengan menerapkan metode SQ3R. Setiap siklus pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap pembelajaran yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1) Deskripsi Pelaksanaan Pembelejaran Siklus I

Pada siklus pertama pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yakni pendahuluan yang meliputi mengecek kehadiramsiswa, mengkondisikan siswa, dan mengadakan apersepsi. Selanjutnya kegiatan inti dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Siswa dibagi ke dalam beberpa kelompok

b) Setiapkelompok dibagi dua buah buku teks bahasa Indonesia c) Siswa menentukan buku teks Bahasa Indonesia untuk dibaaca

d) Siswa mengamati sampul luar dan daftar isi buku sehingga menemukan informasi dari jilid luar dan daftar isi tersebut

e) Siswa meilih salah satu bab atau subbab yang ada dalamdaftar isi buku f) Dengan bimbingan guru, siswa mengadakan latihan membuat pertanyaan

yang berhubungan dengan isi bab atau sub bab buku yang sudah ditentukan

g) Dengan petunjuk guru, siswa mencatat waktu mulai melakukan membaca h) Siswa membaca bab atau sub bab yang telah ditentykan

i) Siswa mencatat waktu dan menentukan lamawaktu membaca kemudian menghitung kecepatan membaca yang telah dilakukan


(26)

j) Siswa menjawab pertanyaan yang telah dilakukan

k) Siswa memeriksa ulang hasil membaca dan mengoreksi benar tidaknya jawaban yang telah diberikan

l) Siswa bersama-sama membahas hasilkegiatan membaca. 2) Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Pada siklus kedua, pelaksanaan pembelajaran mengacu kepada perencanaan yang telah disusun dengan perbaikan-perbaikan hasilrefleksi pada siklus pertama. Kegiatan pendahuluan dimulai sebagaimana siklus pertama, tetapi pada kegiatan inti terleboih dahulu dilakukan penjelasan tentang langkah kerja pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah SQ3R sebagaimana perbaikan siklus I.

3. Observasi

Kegiatan obeservasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.berupa prinsip yang harus dipenuhi dalam obeservasi,diantaranya (a) ada perencanaan antara guru dan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) guru dan pengamat membangun criteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati;dan (e) balikanhasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya; (a) menghindari kecenderungan untukmembuat pnafsiran;(b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribad;(c) merencanaklan skedul aktvitas kelas; (d) catatan harus teliti dan sitematis.


(27)

Tahapanini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan.dalam proses refleksi ini segalka pengalaman,pengetahuan dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya,menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.proses refleksi inimemegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.

Segala hal yang ditemukan pelaksaaan pembelajaran ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi dalam bentuk diskusi bersma guru dan peneliti.tahap ini merupakan kegiatan analisis, sintesis, interprestasi dan ekspalansi (penjelasan) terhadap semua informasi dan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tindakan dikaji, diuji, dan dicarikan hubungan anatara teori teertentu,pengalaman sebelumnya dan hallainnya. Dari data tersebut dapat dismpuilkan refleksiadalah bagian yang penting untuk memahami dan mencari makana proses dan pelaksanaan proses dan pelaksanaan tindakan sebagai dampak adanya intervensi tindakan yang ditemukan.

E. Instrument Penelitian

Intrumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan PTK. jenis intrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi dan kejenuhan informasi perlu diperhatikan untukmenjamin validasi data.


(28)

Instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Suharsimi arikunto, 2006:219). Instrument pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menajdi system motif dan dipermudah olehnya, berdasarkan definisi tersebut intrumen berfungsi untuk menjaring data hasilpebelitian melalui:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasilbelajar diperlukan untukmengukur tingkat ketercapaian penerapan model SQ3R dalam membaca cepat selain itu tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan hasil belajar siswa,berupa nilai yang diperoleh dari pelaksasnaan tes.

2. Lembar pengamatan (observasi)

Lemabr pengamatan bersifat terstruktur, yaitu sudah terdpat pedoman-pedoman terinci yang berisi langkah-langkah yang dilakukan sehingga pengamat tinggal melakukan checklist ataumenghitung berapa frekuensi yang telah dilakukan oleh penelitian.

F. Pengolahan dan analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(29)

Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamatai digunakan teknik prosentase (%) yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100 (Trianto, 2010:63)

A= Proporsi siswa yang meilih B= Jumlah siswa (responden) 2. Rata-rata Kelas

Untuk menghitung rata-rata kelas pada masing-masing siklus digunakan rumus:

X=

= rata-rata kelas =

3. Analisis tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada khir pembelajaran kemudian dianalisis dengan menggunakan indicator Daya Serap Klasikal (DSK).

Adapaun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Purwoko (Agustini, 2010:55) Prosentase Respon Siswa: x 100%


(30)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase banyaknya

siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sekurang-kurangnya 85 % jumlah siswa. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan analisis, lalu diinterprestasikan dan disajikan secara aktualdan sistematis dalamkeseluruhan permasalahan dan kegiatanpenelitian.oleh karena itu teknik analisis data yang digunakan bersipat kulitatif dan kuantitatif. Berdasarkan haltersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil catatanlapangan,dengan dokumentasi, dengan mengorganisaikan data kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2006:89).selanjutnya analisis berorientasi pada pengolahan data yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:20) meliputi:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada seting alamiah (natural setting),pada laboratorium dnegan metode eksperimen, di rumah dengan berbagi responden, pada suatu seminar diskusi, di jalan dan lain-lain. Selanjutnya bila di lihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan obsevasi (pengamatan), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.data yang diperoleh darihasil pemberian instrument yang berupa observasi, dan tes hasil


(31)

belajar, kuesioner akan diolah dengan bentuk penilaian yang telah ditentukan dalam langkah perencanaan,kemudian data mentah iniharus disimpulkan dan dideskripsikan dalambentuk matrik dan angka untuk memudahkan interprestasi data. Semua data yang terkumpul diklasifikasikan dengan pembubuhan kode, sehingga dapat lebih jelas.

Teknik-teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagi berikut: 1) Tes

Tes merupakan penilaian melalui pengujian siswa untuk mengetahui kemampuan pada siswa. Dengan kata lain tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan PTK dan ketuntasan belajar pada siswa yang dituangkan dalam LKS sehingga dapat dinilai. Tes ini diarahkan untuk mengukur keterampilan siswa dalammembaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R.

2) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan inibertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selam prose pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti, mengenai pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan hasil dari siklus I sampai siklus II dapat berkontribusi pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara efesien dan efektif

2. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R telah berlansung secara aktif dan kreatif. Aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Guru telah mampu mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran, siswa yang aktif pun semakin bertambah pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran membaca cepat denagan menggunakan metode SQ3R selama proses pambelajaran Bahasa Indonesia berlangsung secara aktif dan kretif.

3. Hasil pembelajaran membaca cepat di kelas V setelah menggunakan metode SQ3R terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dalam membaca cepat hal ini terlihat dari rata-rata kemampuan kongnitif dalam membaca cepat pada siklus I rata-rata yang dicapai yaitu 6,22 sedangkan pada siklus II yaitu 75,3.


(33)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil prenelitian dan kesimpulan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R dapat disampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Bagi guru

Penelitian tindakan kelas ini sebagai salah satu rekomendasi bagi para guru untuk menggunakan metode SQ3R sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat. Namun tidak ada salahnya juga untuk mengembangkan berbagai metode dalam pembelajaran yang lebih aktif, inovif dan kreatif dan menyenenangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam KBM dan meningkatkan SDM bagi guru sendiri.

2. Bagi Kepala Sekolah

SDN Tegallega Kecamatan Warunkondang Kabupaten Cianjur merupakan Sekolah yang memiliki sarana dan prasasarana yang cukup baik, pembelajaran yang berpusat pada guru sudah di tinggalakan. Penelitian tindakan kelas ini sebagai salah satu rekomendasi bagi kepala sekolah untuk dijadikan sebagai acuan dan motivasi bagi para guru yang lain, untuk lebih meningkatkatkan kemampuan berinovasi dalam KBM. Kepala sekolah sudah selayaknya memberikan dukungan pada kegiatan-kegiatan penelitian lainnya dengan memberikan berbagai fasilitas dan media pembelajaran. Fasilitas sekolah yang memadai mampu menunjang pembelajaran kearah yang lebih baik


(34)

3. Bagi peneliti lain

Penilitian ini terbatas pada konsep membaca cepat sehingga peneliti menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penelitian dengan menggunakan metode SQ3R. metode SQ3R ini berhasil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hanya terbatas pada konsep membaca cepat. Sehingga peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode SQ3R untuk mencari sumber-sumber rujukan lebih lengkap dan mengembangkan penelitiannya pada pembahasan yang berbeda.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

BNSP, ( 2006 ). Standar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdiknas

Cahyani, I, dkk. ( 2006 ). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Depdikbud. ( 1995 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas, ( 2007 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PP Cipta

Jaya

Hermawan, R. ( 2000) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Kasbuloh, K .(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatihan Proyek PGSD

Nurhadi.( 1987 ). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Resmini, N, dkk. ( 2006 ). Membaca dan Menulis di SD Teori dan

Pengajarannya. Bandung : UPI Press

Rusyan, T. ( 2002). Metode Pembelajaran. Jakarta: Amanah Duta.

Soedarso. (2004 ). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana, N. (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi

Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Suyatna, A. (1994). Pengantar Penelitian Pendidikan ” Diklat ” Bandung IKIP Tarigan, Henry G. (1993). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, R. ( 2006 ). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.18

Yamin, M. (2005). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.


(1)

Ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika persentase banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (KKM) sekurang-kurangnya 85 % jumlah siswa. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan berdasarkan analisis, lalu diinterprestasikan dan disajikan secara aktualdan sistematis dalamkeseluruhan permasalahan dan kegiatanpenelitian.oleh karena itu teknik analisis data yang digunakan bersipat kulitatif dan kuantitatif. Berdasarkan haltersebut di atas dapat dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil catatanlapangan,dengan dokumentasi, dengan mengorganisaikan data kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2006:89).selanjutnya analisis berorientasi pada pengolahan data yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:20) meliputi:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat

dikumpulkan pada seting alamiah (natural setting),pada laboratorium dnegan metode eksperimen, di rumah dengan berbagi responden, pada suatu seminar diskusi, di jalan dan lain-lain. Selanjutnya bila di lihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan obsevasi (pengamatan), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.data yang diperoleh darihasil pemberian instrument yang berupa observasi, dan tes hasil


(2)

belajar, kuesioner akan diolah dengan bentuk penilaian yang telah ditentukan dalam langkah perencanaan,kemudian data mentah iniharus disimpulkan dan dideskripsikan dalambentuk matrik dan angka untuk memudahkan interprestasi data. Semua data yang terkumpul diklasifikasikan dengan pembubuhan kode, sehingga dapat lebih jelas.

Teknik-teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagi berikut: 1) Tes

Tes merupakan penilaian melalui pengujian siswa untuk mengetahui kemampuan pada siswa. Dengan kata lain tes ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan PTK dan ketuntasan belajar pada siswa yang dituangkan dalam LKS sehingga dapat dinilai. Tes ini diarahkan untuk mengukur keterampilan siswa dalammembaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R.

2) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan inibertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selam prose pembelajaran. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa selama pembelajaran.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti, mengenai pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan hasil dari siklus I sampai siklus II dapat berkontribusi pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara efesien dan efektif

2. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R telah berlansung secara aktif dan kreatif. Aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Guru telah mampu mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran, siswa yang aktif pun semakin bertambah pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran membaca cepat denagan menggunakan metode SQ3R selama proses pambelajaran Bahasa Indonesia berlangsung secara aktif dan kretif.

3. Hasil pembelajaran membaca cepat di kelas V setelah menggunakan metode SQ3R terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa SDN Tegallega Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dalam membaca cepat hal ini terlihat dari rata-rata kemampuan kongnitif dalam membaca cepat pada siklus I rata-rata yang dicapai yaitu 6,22 sedangkan pada siklus II yaitu 75,3.


(4)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil prenelitian dan kesimpulan dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca cepat dengan menggunakan metode SQ3R dapat disampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Bagi guru

Penelitian tindakan kelas ini sebagai salah satu rekomendasi bagi para guru untuk menggunakan metode SQ3R sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca cepat. Namun tidak ada salahnya juga untuk mengembangkan berbagai metode dalam pembelajaran yang lebih aktif, inovif dan kreatif dan menyenenangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam KBM dan meningkatkan SDM bagi guru sendiri.

2. Bagi Kepala Sekolah

SDN Tegallega Kecamatan Warunkondang Kabupaten Cianjur merupakan Sekolah yang memiliki sarana dan prasasarana yang cukup baik, pembelajaran yang berpusat pada guru sudah di tinggalakan. Penelitian tindakan kelas ini sebagai salah satu rekomendasi bagi kepala sekolah untuk dijadikan sebagai acuan dan motivasi bagi para guru yang lain, untuk lebih meningkatkatkan kemampuan berinovasi dalam KBM. Kepala sekolah sudah selayaknya memberikan dukungan pada kegiatan-kegiatan penelitian lainnya dengan memberikan berbagai fasilitas dan media pembelajaran. Fasilitas sekolah yang memadai mampu menunjang pembelajaran kearah yang lebih


(5)

3. Bagi peneliti lain

Penilitian ini terbatas pada konsep membaca cepat sehingga peneliti menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penelitian dengan menggunakan metode SQ3R. metode SQ3R ini berhasil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hanya terbatas pada konsep membaca cepat. Sehingga peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode SQ3R untuk mencari sumber-sumber rujukan lebih lengkap dan mengembangkan penelitiannya pada pembahasan yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2002). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

BNSP, ( 2006 ). Standar Isi dan SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar, Jakarta: Depdiknas

Cahyani, I, dkk. ( 2006 ). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Depdikbud. ( 1995 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Depdiknas, ( 2007 ). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : PP Cipta

Jaya

Hermawan, R. ( 2000) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Kasbuloh, K .(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud Dirjen Dikti. Pelatihan Proyek PGSD

Nurhadi.( 1987 ). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Resmini, N, dkk. ( 2006 ). Membaca dan Menulis di SD Teori dan

Pengajarannya. Bandung : UPI Press

Rusyan, T. ( 2002). Metode Pembelajaran. Jakarta: Amanah Duta.

Soedarso. (2004 ). Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana, N. (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi

Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.

Suyatna, A. (1994). Pengantar Penelitian Pendidikan ” Diklat ” Bandung IKIP Tarigan, Henry G. (1993). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Wiriaatmadja, R. ( 2006 ). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya.18


Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa jurusan bahasa inggris melalui teknik membaca survey,question, read, recite, review (sq3r)

0 7 0

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015

4 26 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari Kec

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari

0 1 11

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 14

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa

0 1 11

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA BERBASIS Penggunaan Metode Pembelajaran Sq3r (Survey, Question, Read, Recite And Review) Dengan Pemanfaatan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatka

0 0 15

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS IV.

0 0 26

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 0 31

PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE-REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JEPANG (DOKKAI).

5 36 59