Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Perluasan Infeksi Tuberkulosis Paru (Pemeriksaan Rontgen Paru) pada Pasien Diabetes Melitus dengan Tuberkulosis Paru

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit gangguan metabolik
dengan karateristikhiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin dan
gangguan kerja insulin atau keduanya. 1World Health Organization (WHO)
memperkirakan terdapat kenaikan jumlah penderita DM dari 8,4 juta orang pada
tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. 2 Sedangkan International
Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang
DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Laporan ini menunjukkan ada peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3
kali lipat pada tahun 2035. 3
Survei di China (2013), Menurut penelitian Kelly, menunjukkan bahwa
fungsi imunologi yang menurun pada Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM) dan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dapat
mempengaruhi pasien terkena infeksi akibat penurunan imunitas seluler seperti
tuberkulosis. Penurunan fagosit dan fungsi sel T dapat mempengaruhi dalam hal
ini. Implikasi dari perbedaan yang terkait dengan diabetes dalam respon imun

terhadap tuberkulosis masih dalam proses penelitian. 4 Penyebab relatif antara lain
: faktor genetik, defisiensi vitamin, dan faktor lainnya yang meningkatkan resiko
TB pada pasien DM masih perlu diteliti lebih lanjut. 5
Tuberkulosis (TB) Paru adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang,
tidak membentuk spora, bersifat aerob dan tahan asam.TB umumnya terjadipada
paru, tetapi dapat pula menyerang organ lain padasepertiga kasus. Walaupun telah
mendapat

pengobatan

TByang

efektif,

penyakit

ini

tetap


menginfeksi

Universitas Sumatera Utara

2

hampirsepertigapopulasi dunia, dan setiap tahunnya menimbulkan penyakitsekitar
8,8 juta orang, serta membunuh 1,6 juta pasiennya. Indonesia masih menempati
posisi ke 5 di dunia untuk jumlah kasus TB. 6
Menurut WHO pada tahun 2012, pasien dengan jumlah 8,6 juta kasus TB
baru dan 1,3 juta mengalami kematian di dunia. Prevalensi TB Paru di Sumatera
Utara sekitar 0,2% dari keseluruhan penduduk di Indonesia terdiagnosa TB Paru
hanya 44,4% yang diobati dengan regimen Obat Anti Tuberculosis (OAT). 7
Meningkatnya

frekuensi

TB


Paru

pada

penderita

diabetes

akan

menyebabkan angka kematian yang lebih tinggi secara bermakna.Meningkatnya
lesi TB aktif pada penderita DM akan memperburuk keadaan penderita DM
karena dibutuhkan dosis insulin yang lebih tinggi dari sebelumnya. 8 Kadar insulin
plasma berfluktuasi antara keadaan makan (tinggi insulin) dan keadaan puasa
(insulin rendah), dibutuhkan sel β pancreas yang dapat melepas dan menahan
insulin

tergantung

pada


keadaan

nutrisi dan

keadaan

substrat

dalam

darah,terutama glukosa. Produksi insulin yang semakin berkurang mungkin masih
adekuat untuk mengontrolKadar Gula Darah(KGD) puasa. 9
Defisiensi insulin akan mengakibatkan keterbatasan dari lekosit danlimfosit
untuk melawan infeksi.Telah lama diperkirakan ada hubungan tingkat keparahan
DM dengan dijumpai TB paru yang telah aktif.

10

Dengan semakin banyaknya angka kejadian DM dengan faktor resiko TB

Paru perlunya dilakukan pemeriksaan KGD dan pemeriksaan rontgen Paru di
Instalasi Paru RSUP. Haji Adam Malik Medan danbelum pernah dilakukan
penelitian ini sebelumnya, maka mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut
tentang KGD dan gambaran rontgen paru pada penderita dewasa dengan diagnosis
klinis diabetes melitus yang disertai Tuberkulosis paru.

Universitas Sumatera Utara

3

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam
skripsi ini adalah :Apakah ada hubungan antara tingginya KGD sewaktu dengan
luasnya lesi TB Paru dengan pemeriksaan rontgen paru.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara KGD sewaktu
pada penderita DM dengan TB Paru dengan luas lesi TB Paru secara rontgen
Paru.
1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karateristik subjek penelitian
2. Untuk mengetahui KGD sewaktu penderita DM dengan TB Paru.
3. Untuk mengetahui luas lesi TB Paru pada rontgen paru.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Dari penelitian ini diharapkan kepada penderita untuk mengontrol KGD
supaya komplikasi TB paru dapat dicegah.
2. Dari penelitian ini diharapkan dokter dapat memberikan terapi yang
sesuai pada penderita DM dengan TB.
3. Sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara