Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang - Test Repository

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAMTRADISISADRANAN DI GUNUNG BALAK

DESALOSARIKECAMATAN PAKIS

KABUPATENMAGELANG

SKRIPSI

  

Diajukanuntukmemperolehgelar

SarjanaPendidikan (S.Pd.)

Oleh:

  

IIK ZULAEKAH

111 12145

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

MOTTO

“If you can dream it, you can do it”

(Walt Disney)

  

“Karena hasil tidak akan mengkhianati prosesnya”

  PERSEMBAHAN Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  Kedua orangtuaku, Bapak Supandi dan Ibu Nurtati S.Pd.i , yang telah mendidik serta membesarkan penulis dan selalu memberikan doa tanpa henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari . Saudara-saudaraku tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi.

  Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu saling memberikan dukungan semangat dan doa: Ambar, Vika, Annisa, Ariyani, Dewi, Sayidatul dan masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Adek-adek kos : Anggun, Rani, Tesa, Fatin, Maya, Latifah, Hani, fifah, Rahma, Bina, Eka yang selalu memberikan dukungan.

  Keluarga besar PAI 2012 yang sedang berjuang bersama. Dan semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya skripsi ini serta para pembaca yang budiman.

  KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum wr.wb.

  Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis ini yang berjudul

  

“Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa

Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang ” sesuai dengan rencana.

  Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Rasimin S.Pd.I.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Dra Ulfah Susilowati, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan demi keberhasilan penulis.

  7. Teman-teman seperjuangan PAI 2012, yang telah berjuang bersama.

  8. Sahabat-sahabat dan teman-temanku yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

  9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapatkan balasan yang lebih serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia dan di akhirat.

  Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita semua dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca khususnya para mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Wassalammu’alaikum wr.wb.

  Salatiga,16 Maret 2017 Penulis

  Iik Zulaekah NIM. 111 12 145

  

ABSTRAK

  Zulaekah, Iik. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

  Skripsi Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Rasimin, S.Pd.I., M.Pd.

  Kata Kunci : Nilai-Nilai Pendidikan Islam, Tradisi Sadranan

  Penelitian ini membahas tentang Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan yang meliputi: 1) Bagaimana prosesi tradisi sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. 2) Bagaimana peran educatif tradisi sadranan dalam pendidikan Islam. 3) Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi sadranan.

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian Kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data serta menarik kesimpulan.

  Hasil Penelitian ini adalah:1) Prosesi tradisi sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang yaitu: Rapat, pengajian, sambutan dai kepala desa, berdo‟a dan diakhiri dengan makan kenduri. 2) Peran educatif tradisi sadranan dalam pendidikan Islam di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Salah satunya dalam acara pengajian yang di adakan satu hari sebelum dilaksanakanya upacara nyadran. Isi dari pengajian: dzikir akbar, manaqib, dan penancapan tombak pusaka kalimosodo. 3) Nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Sadranan di Gunung Balak diantaranya: Nilai Dakwah, Nilai Muamallah, Nilai Ukhuwah Islamiyah.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ......................................................................................................... i JUDUL ............................................................................................................. ii LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO ………………………………….............................................. ........ vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 C. TujuanPenelitian ............................................................................ 4 D. KegunaanPenelitian ....................................................................... 4 E. PenegasanIstilah ............................................................................. 5 F. MetodePenelitian ........................................................................... 7

  1. JenisdanPendekatanPenelitian ................................................. 7 2.

  KehadiranPeneliti…. ................................................................ 7 3. Objek Penelitian ……………………………………………... 8 4. Sumber Data…………………………………………………. 8 5. Metode Pengumpulan Data…………………………………. .. 9 6. Analisis Data ............................................................................. 10

  G. Sistematika Penulisan Skripsi.......................................................... 12

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 13 A. Tradisi Sadranan ……………... .................................................... 13 1. Pengertian Tradisi Sadranan .................................................... 13 2. Tradisi Jawa dan Perkembanganya………………………….. 15 3. Akulturasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan …………….. ............................................................ 17 B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam…………..... .................................... 18 1.

  Nilai…………………………. ................................................. 18 2. Pendidikan Islam ……………………… ................................. 20 3. Dasar Pendidikan Islam ........................................................... 21 4. Nilai-nilai Pendidikan Islam…………………………... ......... 24

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................... 29 A. Gambaran Umum Desa Losari ....................................................... 29 1. Kondisi geografis ...................................................................... 29 2. Demografis Kependudukan ....................................................... 30

  4. Sarana dan Prasarana Desa ........................................................ 35 5.

  Kesehatan Masyarakat ............................................................... 37 6. Kelembagaan Desa .................................................................... 37 7. Sosial Budaya ............................................................................ 39

  B. Temuan Penelitian ........................................................................... 41 1.

  Prosesi Sadranan ........................................................................ 41 2. Peran Educatif Tradisi Sadranan ............................................... 46 3. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan .............. 47

  BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 47 A. Prosesi Tradisi Sadranan ................................................................ 47 B. Peran Educatif Tradisi Sadranan dalam Pendidikan Islam ............ 51 C. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan .................. 52 BAB V PENUTUP........................................................................................... 55 A. Kesimpulan .................................................................................... 55 B. Saran-saran .................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

  Tabel 3.1JumlahPendudukLosariBerdasarkanDusun ................................ 30 Tabel 3.2JumlahPendudukLosariBerdasarkan Tingkat pendidikan........... 31 Tabel 3.3JumlahPendudukLosariBerdasarkan Mata Pencaharian ............. 32

Tabel 3.4 JumlahpendudukLosariBerdasarkan Agama ............................. 33Tabel 3.5 JumlahpendudukLosariBerdasarkanRtdanRw ........................... 34Tabel 3.6 PenggunaanLahanDesaLosari .................................................... 34Tabel 3.7 JumlahTempatIbadah di DesaLosari .......................................... 35Tabel 3.8 JumlahSaranaPendidikan di Losari ............................................ 36Tabel 3.9 JumlahOrganisaniBidangPertanian ............................................ 37Tabel 3.10 OrganisasisosialMasyarakat di DesaLosari ............................. 38

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

  suku bangsa tentunya kaya akan tradisi dan budaya yang berbeda satu dengan yang lainya. Situasi dan kondisi lingkungan tempat dimana mereka tinggal mempunyai andil yang cukup besar di dalam melahirkan ide-ide dalam proses penciptaan suatu kebudayaan dan tradisi.

  Suatu tradisi biasanya mengandung unsur serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai yang dapat kita jadikan sebagai pembelajaran dan pengetahuan.

  Sedangkan nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Hakikat makna nilai adalah berupa norma, etika, peraturan, undang-undang, adat kebiasaan, aturan agama dan rujukan lainya yang memiliki harga dan dirasakan berharga bagi seseorang dalam menjalani kehidupanya (Bayu, 2015:1).

  Tradisi juga dapat memberikan efek kbiasaan yang baik dan biasanya berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nilai-nilai yang diwariskan biasanya berupa nilai-nilai yang oleh masyarakat masih dianggap baik dan relevan dengan kebutuhan kelompok atau masyarakat.

  Dalam suatu tradisi selalu ada hubunganya dengann upacara tradisional semacam itu dipandang sebagian masyarakat sebagai usaha untuk mengenang atau menghormati arwah para leluhur yang sudah mewariskan sebuah tradisi kepadanya, namun sekarang ini banyak yang salah mengartikan upacara atau rangkaian acara dalam sebuah tradisi dengan berpendapat bahwa hal-hal tersebut tidak perlu dilakukan. Akan tetapi, masih banyak yang mempertahankanya karena mereka berpendapat bahwa hal tersebut mengandung maksud arti pendidikan, karena pendidikan merupakan latihan mental, moral dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan tanggung jawab (Bayu, 2015:1).

  Seperti halnya dalam masyarakat jawa masih banyak mempertahankan berbagai tradisi. Dari serangkaian tradisi itu terdapat banyak tradisi yang erat kaitanya dengan ritual-ritual keagamaan, terutama pada agama islam. Karena agama islam sudah menjadi mayoritas di tanah Jawa dan apabila dilihat dari segi sejarah memang proses penyebaran agama islam tidak lepas dari pendekatan melalui tradisi yang ada, sehingga agama islam lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa, oleh sebab itu kebanyakan dari masyarakat Islam jawa masih memegang teguh tradisi peninggalan dari nenek moyangnya yang dianggap tidak menyimpang dari syariat agama Islam.

  Di Jawa Tengah khususnya di Gunung Balak Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang terdapat beragam tradisi, salah satunya adalah Tradisi Sadranan atau Nyadran. Sadranan menjadi rutinitas sebagian besar masyarakat setiap tahun pada bulan dan hari yang telah ditentukan.

  Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur dan bisa juga menjadi bentuk syukuran masal. Di beberapa wilayah Jawa Tengah, sadranan biasanya dilakukan saat menjelang puasa (Sya‟ban), sedangkan di Pakis Magelang, sadranan dilaksanakan di Gunung Balak pada bulan Suro. Dengan dilestarikanya tradisi ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk lebih mempererat tali persaudaraan antar warga.

  Berkaitan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

B. Rumusan Masalah

  Tradisi merupakan peninggalan nenek moyang yang harus kita lestarikan, akan tetapi tentunya sebagai umat beragama islam kita wajib melestarikan tradisi tersebut dengan tidak bertentangan pada Al-

  Qur‟an dan Hadist. Beberapa permasalahan dapat dirinci dari problem pokok tersebut yaitu: 1.

  Bagaimana prosesi tradisi sadranan di Gunung Balak, Desa Losari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang?

  2. Bagaimana peran educatif tradisi sadranan dalam pendidikan Islam di Gunung Balak, Desa Losari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang? 3. Apa saja nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi sadranan di Gunung Balak, Desa Losari, Kecamatan Pakis, Kabupaten

  Magelang? C.

   Tujuan Penelitian

  Didalam suatu penelitian selalu memiliki tujuan, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui prosesi tradisi sadranan di Gunung Balak, Desa Losari Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

  2. Untuk mengetahui peran educatif yang terdapat dalam tradisi sadranan di Gunung Balak, Desa Losari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

  3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi sadranan di Gunung Balak, Desa Losari, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi informasi yang jelas tentang ada tidaknya nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi sadranan di Gunung Balak. Dari informasi tersebut dapat memberikan informasi secara teoritis maupun praktis yaitu:

  1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan pemikiran bagi masyarakat agar dapat memperkaya hasanah pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan ini.

  2. Manfaat Praktis, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman tentang arti atau makna yang terkandung dalam setiap prosesi tradisi sadranan sehingga dapat membangkitkan sikap atau perilaku positif dari nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi sadranan tersebut.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian diatas, maka penulis akan menjelaskan arti istilah-istilah tersebut sebagai berikit: 1.

  Nilai Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai di kehidupan manusia atau sebuah konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok dikehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan (TPKBBI,2008:615).

  Menurut Sulaeman (1995:19) nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subyek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi, pandangan, atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat.

  2. Pendidikan Islam Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitroh manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma dan ajaran islam (Materi Ujian Komprehensif Lisan:9).

  Definisi pendidikan islam yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2007:24) yaitu, “secara sederhana kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami yaitu pendidikan yang berdasarkan Islam”.

  Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpukan bahwa nilai- nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat dalam pendidikan Islam yang digunakan manusia sebagai dasar untuk mengabdi pada Allah SWT

  3. Tradisi Sadranan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat (TPKBBI, 2008:959) Tradisi adalah peristiwa budaya yang merupakan warisan dari para pendahulu kita yang telah mewariskan nilai budaya yang tinggii sehingga menjadikan identitas yang kuat serta mengakar dikalangan masyarakat (Purwadi,2007:546).

  Sadranan berasal dari bahasa sansekerta, sraddha yang artinya keyakinan. Sadranan merupakan suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan diakses

  pada Rabu, 2 november2016, pukul 13:45 WIB ).

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif dipandang sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku ini dapat diamati terhadap fakta-fakta yang ada saat sekarang dan melaporkanya seperti apa yang akan terjadi. Menurut sifatnya data kualitatif adalah data yang tak berbentuk bilangan (Hasan, 2003:32), data kualitatif yaitu semua bahan, keterangan, dan fakta-fakta yang tidak dapat dihitung dan diukur secara sistematis karena berwujud keterangan verbal (kalimat dan kata) serta lebih bersifat proses.

2. Kehadiran Peneliti

  Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali untuk bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

3. Objek penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Dusun Balak, Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang 4. Sumber Data

  Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang berisi nilai-nilai pendidikan islam dan tradisi sadranan. Penulisan ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang diteliti. Penulis juga mengemukakan landasan-landasan atau teori-teori secara literatur yang ada hubunganya dengan obyek yang diteliti dalam laporan penelitian ini. Berbagai informasi dari tokoh masyarakat dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar merupakan data yang dikumpulkan dan dianalisis. Oleh sebab itu, data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak kedua, baik berupa laporan, catatan atau yang lainya.

5. Metode Pengumpulan Data

  Kebenaran dalam penelitian ini dapat diterima apabila ada bukti- bukti yang nyata dengan prosedur-prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain: a.

  Metode Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke dalam objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang telah dilakukan. (Sudaryono, 2013:38)Metode ini digunakan untuk menemukan hasil dari pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek, yakni dengan menyaksikan dan terlibat secara langsung dalam prosesi upacara tradisi sadranan di Gunung Balak Kecamatan pakis Kabupaten Magelang.

  b.

  Metode Wawancara Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya

  (Sudaryono, 2013:35).Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang penulis tanya jawabkan kepada tokoh masyarakat dan untuk mengetahui bagaimana tata cara tradisi sadranan dilakukan serta tujuan dari nilai-nilai pendidikan islam tersebut.

  c.

  Metode Dokumentasi

  Dalam memperluas pengumpulan data metode dokumentasi sangat dibutuhkan. Jadi,metode ini adalah cara pengumpulan data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter dan data yang relevan (Sudaryono,2013:41).

  Metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui dokumen-dokumen yang berupa foto, gambar, dan bukti-bukti tertulis lainya, yang dapat mendukung dan membantu penelitian tersebut agar lebih valid.

6. Analisis Data

  Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, maupun wawancara mendalam dengan masyarakat desa Pakis. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dari metode perolehan datasehingga data benar- benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuandalam memahami konteks penelitian yang sed ang diteliti. Sehingga “ proses analisis dapat dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagai nya” (Moelong, 2002:190).Kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a.

  Menetapkan fokus penelitian b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul c.

  Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan data sebelumnya d. pertanyaan-pertanyaan dalam rangka

  Pengembangan pengumpulan data berikutnya.

  e.

  Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap mengenalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (Milles, 1992:16).

G. Sistematika Penulisan

  Bab IPendahuluan. Pada bab I memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, Kegunaan Penelitian, penegasan Istilah, Selain itu peneliti juga menuliskan tentang metode Penelitian yang meliputi Metode Penelitian Subyek penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data serta Sistematika Penulisan.

  Bab IIKajian Pustaka. Pada bab ini berisikan kajian pustaka, yang memuat teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi yang meliputi, pengertiantradisi, tradisi Jawa dan perkembangan, Islam dan tradisi sadranan, akulturasinilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi sadranan serta nilai-nilai pendidikan Islam.

  Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian. Pada bab ini berisi tentanggambaran umum Desa Losari yang meliputi kondisi geografis,demografis kependudukan, pola penggunaan tanah, sarana dan prasarana desa, kesehatan masyarakat, kelembagaan desa, sosial budaya,temuan penelitian yang meliputi, sejarah tradisi sadranan, waktu dan tempat upacara sadranan, pelaksanaan sadranan, makna yang terkandung dalam tradisi sadranan, nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi sadranan dan upaya pelestarian sadranan.

  Bab IV Pembahasan. Pada bab ini menguraikan tentangprosesi tradisi sadranan, peran educatif tradisi sadranan dalam pendidikan Islam, dannilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi sadranan.

  Bab VPenutup. Pada bab ini akan disampaikan tentang Kesimpulan dan saran. Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tradisi Sadranan 1. Pengertian Tradisi Sadranan Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar istilah

  “Tradisi” seperti ungkapan tradisi jawa, tradisi kraton, tradisi pesantren dan lain-lain. Tetapi istilah tradisi biasanya secara umum dimaksudkan untuk menunjuk kepada suatu nilai, norma, dan adat kebiasaan yang berbau lama, dan yang lama tersebut hingga kini masih diterima, diikuti bahkan dipertahankan oleh masyarakat tertentu.(Imam Bawani, 1993:23).Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat (TPKBBI, 2008:959)

  Tradisi adalah peristiwa budaya yang merupakan warisan dari para pendahulu kita yang telah mewariskan nilai budaya yang tinggii sehingga menjadikan identitas yang kuat serta mengakar dikalangan masyarakat (Purwadi,2007:546)

  Tradisi rupanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, bahkan ia dapat menjadi demikian penting bagi masyarakat karena memberikan banyak makna bagi mereka. Sebuah masyarakat tidak akan mempertahankan dan mewariskan tradisi kecuali mereka meyakini bahwa tradisi yang mereka pertahankan dan wariskan itu mempunyai makna bagi mereka. Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang ada yang masih belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya jawanya.

  Salah satu tradisi Jawa yang berkembang pada saat itu adalah tradisi nyadran. Tradisi nyadran atau sadranan merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan masyarakat jawa. Pada mulanya sadranan berasal dari tradisi Hindu-Budha. Sejak abad ke -15 para walisongo dalam menyebarkan agama Islam menggunakan pendekatan tasawuf (mistik Islam) dengan menggabungkan tradisi tersebut dengan dakwahnya agar agama Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat. Pada awalnya para wali berusaha meluruskan kepercayaan yang ada pada masyarakat jawa saat itu tentang pemujaan roh yang dalam agama islam dinilai musyrik. Agar tidak berbenturan dengan tradisi Jawa saat itu maka para wali tidak menghapuskan tradisi tersebut, melainkan menyelaraskan dan mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan ayat Al- Qur‟an, tahlil, dan do‟a. Sadranan dipahami sebagai bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dengan Tuhan.

  diakses pada selasa, 20

  Desember pukul 16:42 WIB ).

  Sadranan secara umum merupakan bentuk ritual melalui do‟a dan sedekahan (ube rampe makanan), yang dimaksudkan untuk mendo‟akan arwah atau orang-orang yang sudah meninggal. Bulan pelaksanaan sadranan bervariasi tiap daerah. Ada yang bulan Muharram (Suro), Safar, dan yang paling banyak dilakukan adalah bulan Sya‟ban (Ruwah). Dengan mendo‟akan mereka yang sudah meninggal, maka yang melakukan do‟a akan mendapatkan efek balik energi positif bagi kehidupanya (Solikhin, 2009:152).

  Pelaksanaan tradisi sadranan dinilai untuk menjaga hubungan serasi dan harmonis baik vertikal maupun horizontal, manusia melakukan upacara ritual sebagai kelakuan baku. Dimana pelaksanaan ritualnya berorientasi pada tokoh mitos yang diangkat dan diyakini karena karismanya dianggap mampu melindungi dan memberikan kesejahteraan serta ketentraman hidup bagi kehidupan masyarakatnya Budhi Santosa dalam (Siti, 2010:22).

2. Tradisi Jawa dan Perkembanganya

  Perkembangan agama Islam di tanah Jawa tidak dapat dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Jawa yang ada didalam kehidupan masyarakat, karena dengan perpaduan antara kedua kebudayaan tersebut agama Islam sampai saat ini masih mampu eksis dan membentuk suatu kekuatan yang besar. Perkembangan agama Islam ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia. Banyak orang yang berpendapat bahwa ajaran agama Islam dan nilai-nilai dalam kebudayaan Jawa mempunyai kesamaan dalam penyampaianya, ajaran Jawa yang selalu mengedepankan toleransi antar masyarakat juga sejalan dengan ajaran agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat. (Hermawan, 2014:48) Perkembangan tradisi Jawa sejalan dengan fase perkembangan budaya Jawa. Menurut Simuh (1996:110) Ada tiga karakteristik kebudayaan Jawa yang terkait dengan hal ini, yaitu:

  a) Kebudayaan Jawa Pra Hindu-Budha

  Kebudayaan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Pra Hindu-budha dipengaruhi oleh animisme dan dinamisme. Tradisi yang menyertai antara lain: Seni pewayangan dan gamelan yang digunakan sebagai ritual untuk mendatangkan roh nenek moyang.

  b) Kebudayaan Jawa Masa Hindu-Budha

  Pengaruh kuat budaya India (Hindu-Budha) mulai tampak pada penyisipan tata karma feodal pada cerita pewayangan dengan tujuan agar rakyat royal terhadap kekuasaan raja.

  c) Kebudayaan Jawa Masa Kerajaan Islam

  Sejak runtuhnya kerajaan Jawa hindu Majapahit (1518 M) dan berdirinya kerajaan Islam Demak, maka dimulailah Islam sebagai bagian dari kekuatan politik. Bahkan dalam penilaian para pujangga, berdirinya kerajaan Demak dipandang sebagai jaman peralihan yakni peralihan dari jaman “kabudhan” (tradisi Hindu- Budha) ke jaman “Kawalen” (wali). Peralihan ini bukan berarti pembuangan budaya adiluhung jaman Hindu-Budha, namun bersifat pengislaman dan penyesuaian dengan suasana Islam. Peralihan ini melahirkan bentuk peralihan yang berupa “sinkretisme” antarawarisan budaya animisme-dinamisme dan unsur-unsur Islam.

3. AkulturasiNilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan

  Penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di tanah Jawa tidak terlepas dari Walisongo, karena Walisongolah yang mempelopori dakwah Islam di Jawa. Walisongo mengIslamkan nusantara dengan memodifikasi budaya yang tidak sesuai dengan Islam agar sejalan dengan Islam dan mempunyai nilai yang positif.Masuknya islam ke Jawa membawa banyak perubahan tradisi dan budaya. Dalam bidang keagaman, banyak ritual-ritual khas Jawa yang telah diakulturasikan dengan nilai-nilai pendidikan Islam, sehingga yang terlihat secara lahir adalah ritual Jawa, tetapi Isi Ritualnya merupakan nilai-nilai pendidikan Islam(Titin, 2010:87)

  Salah satu tradisi yang berkembang pada saat itu adalah tradisi sadranan.Sadranan mempunyai kemiripan dengan sradda pada masa Majapahit. Kemiripan itu terlihat pada kegiatan “interaksi” manusia dengan leluhur yang telah meninggal, seperti pengorbanan, sesaji,dan ritus sesembahan yang hakikatnya bentuk penghormatan terhadap yang sudah meninggal. Para wali diyakini mentransformasikan tradisi pra-Islam itu menjadi sarat dengan unsur Islam demi kemudahan dakwah. Tidak mengherankan jika pelaksanaan nyadran masih kental dengan budaya Hindu-Budha dan anismisme yang diakulturasikan dengan nilai-nilai Islam.(Kastolani, 2016:66) B.

  Nilai Pendidikan Islam 1.

  Pengertian Nilai Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1999:677). Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Pada hakikatnya nilai akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial manusia sehari-hari.

  Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret. Oleh karena itu masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi juga soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak, sehingga bersifat subjektif. Adapun dalam masyarakat yang dibahas adalah nilai inti (scoe value), nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar, orang-orang itu benar-benar menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku (Munandar, 1995:25).

  Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut sjarkawi (2009:29) adalah: 1)

  Nilai moral

  2) Nilai sosial

  3) Nilai undang-undang

  4) Nilai agama

  Keempat nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan.Dari kebutuhan yang paling sederhana yakni kebutuhan fisik biologis, keamanan, harga diri dan kebutuhan jati diri.

  Menurut Muhaimin (1991:111) sumber nilai dalam kehidupan manusia yaitu: a.

  Nilai Ilahi Nilai Ilahi adalah nilai yang bersumber dari Al-

  Qur‟an dan hadits. Nilai Ilahi dalam aspek teologi (kaidah keimanan) tidak akan pernah mengalami perubahan, dan tidak berkecenderungan untuk berubah atau mengikuti selera hawa nafsu manusia.

  Sedangkan aspek amaliyahnta dapat mengalami perubahanan sesuai dengan perkembangan zaman dan lingkunganya.

  b.

  Nilai Insani Nilai insani adalah nilai yang tumbuh dan berkembang atas kesepakatan manusia. Nilai insani ini akan terus berkembang kea rah yang lebih maju dan lebih tinggi. Ra‟yu, adat istiadat („urf), dan kenyataan alam.

  Pembagian nilai-nilai dari segi ruang lingkup hidup manusia sudah memadai sebab mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, karena itu nilai ini juga mencakup nilai-nilai ke Tuhanan dan kemanusiaan.

2. Pengertian Pendidikan Islam

  Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting.Karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang menciptakan kebudayaan dan peradaban positif yang dapat mengantarkan kebahagiaan bagi hidup manusia itu sendiri.Hal itu sangat wajar mengingat semakin tinggi tingkat pendidikan manusia, maka semakin maju pulalah kebudayaan dan peradabannya.

  Pendidikan Islam adalah proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani. Pendidikan Islam adalah usaha yang lebih khusus dan ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengajarkan ajaran Islam (Gunawan, 2014:8).

  Arifin (2003:4) merumuskan bahwa yangdimaksud pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikankemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-citadan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corakkepribadiannya Dengan kata lain, manusia yang mendapatkan pendidikanIslam harus mampu hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimanadiharapkan oleh cita-cita Islam.

  Menurut Achmadi (2005:28) pendidikan Islam dapat diartikan sebagai segalausaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan moral Islam.

  Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudpendidikan Islam ialah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruhaspek kehidupan yang dibutuhkan oleh manusia sebagai hamba Allah,sebagaimana Islam telah menjadi pendoman bagi seluruh aspek kehidupanmanusia, baik untuk kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat.

  Menurut Rudi(2015:21) fungsi Pendidikan Islam ada tiga yaitu: a. Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar mengenai jati diri manusia, alam sekitarnya dan mengenai kebesaran ilahi, sehingga tumbuhnkreatifitas yang benar.

  b.

  Menyucikan diri manusia dari syirik dan berbagai sikap hidup dan perilaku yang dapat mencemari fitrah kemanusiaanya dengan menginterlasikan nilai-nilai insani dan ilahi pada subjek didik.

  c.

  Mengembangkan ilmu untuik menompang dan memajukan kehidupan bail individu maupun sosial.

3. Dasar Pendidikan Islam

  Menurut Umiarso (2010:50) pendidikan merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan bagi masyarakat.Agar tujuan bisa melaksanakan fungsinya serta bermanfaat bagi manusia, maka perlu acuan pokok yang mendasarinya karena pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia.

  Menurut Zakiah Daradjat (2011:19) landasan itu terdiri dari Al- Qur‟an, Sunnah Nabi Muhammad SAW yang dapat dikembangkan dengan ijtihad (ijma‟ ulama) a.

  Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung didalam Al-

  Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut syari‟ah

  Di dalam Al- Qur‟an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan.

  Sebagai contoh dapat dibaca kisah Lukman yang mengajari anaknya dalam surat Lukman ayat 12 sampai dengan 19. Cerita itu menggariskan prinsip materi pendidikan dari masalah iman, akhlak ibadah,sosial, dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup, nilai suatu kegiatan, dan tentang amal saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan islam harus menggunakan Al-

  Qur‟an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam.

  b.

  As-Sunnah As-Sunnah ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi

  Muhammad SAW baik itu perkataan, perbuatan, maupun ketetapanya. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al- Qur‟an. Seperti Al-Qur‟an,Sunnah juga berisi aqidah dan syari‟ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman)untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Sebagai contoh, beliau sendiri mendidik pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam Ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru saja masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka membentuk manusia muslim dan masyarakat islam.

  Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya mengapa ijtihad pelu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk Sunnah yang berkaitan dengan pendidikan. c.

  Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari‟at islam untuk menetapkan/menentukan sesuatu hukum syari‟at islam yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-

  Qura‟an dan Sunnah.ijtihaddalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-

  Qur‟an dan Sunnah. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti kaidah-kaidah yang diatur para mujtahid tidak boleh bertentangan dengan isi Al-

  Qur‟an dan Sunnah tersebut. Karena itu ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah Rasul wafat.

  Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al- Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidupdi suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.

4. Nilai-Nilai Pendidikan Islam

  Nilai Pendidikan Islam bermakna sebagai konsep-konsep pendidikan yang dibangun berdasarkan ajaran islam sebagai landasan etis, moral dan operasional pendidikan (Sarjono, 2005:137).

  Nilai pendidikan Islam menurutZulkarnain dalam (Bayu, 2015:50) yaitu:

  1) Nilai Akidah

  Akidah atau keimanan dalam Islam merupakan hakikat yang meresap kedalam hati dan akal. Iman merupakan pedoman dan pegangan yang terbaik bagi manusia dalam rangka mengarungi kehidupan. Iman menjadi sumber pendidikan paling luhur, mendidik akhlak, karakter, dan mental manusia, sehingga dengan iman tersebut manusia dapat mengatur keseimbangan yang harmonis antara jasmani dan rohani.

  Adapun kepercayaan atau akidah yang asasi dituntut oleh islam untuk dipercayai sebagai unsur utama adalah percaya adanya Allah SWT dan keesaan-Nya, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:

  ( ٢) ُدَمَّصلا ُهَّللا(١) دَحَأ ُهَّللا َوُه ْلُق

(

٤) دَحَأ اًوُفُك ُهَل ْنُكَي َْلََو(٣) ْدَلوُي َْلََو ْدِلَي َْلَ

  Artinya:

  “Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".