Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak SMP di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor

Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Anak
Tahun 2015

Dea Inayah Dwikora
Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak SMP di Kecamatan
Medan Baru dan Medan Johor.
x + 34 Halaman
Trauma gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi dan atau jaringan
periodontal oleh sebab mekanis. Trauma juga diartikan sebagai suatu penyebab sakit
karena kontak yang keras dengan suatu benda. Trauma gigi yang sebagian besar
terjadi pada masa anak-anak dan remaja memiliki dampak yang serius bagi kualitas
hidup anak, sehingga menyebabkan masalah estetika dan psikologis. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi trauma gigi permanen anterior
dilihat dari etiologi, lokasi, dan klasifikasi trauma pada anak SMP di Kecamatan
Medan Baru dan Medan Johor.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif.Jumlah sampel penelitian ini sebesar 245
anak SMP, yang diambil secara multistage sampling random masing-masing dari 1

Universitas Sumatera Utara


SMP Negeri dan 1 SMP Swasta di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara orangtua dan pemeriksaan klinis
pada rongga mulut anak. Analisis data dilakukan dengan komputerisasi. Data
distribusi disajikan dalam bentuk tabel dengan hasil persentase berdasarkan data
demografi anak.
Hasil penelitian ini mendapatkan prevalensi trauma gigi sulung anterior pada
anak SMP sebanyak 39 orang anak (15,9%). Etiologi utama terjadinya trauma yaitu
jatuh sebanyak 46,2% kasus dan lokasi yang paling umum terjadinya trauma adalah
di rumah dengan persentase 46,2% kasus. Berdasarkan klasifikasi fraktur yang paling
sering dialami anak SMP adalah fraktur enamel sebanyak 61,9%, diikuti fraktur
enamel-dentin sebanyak 21,4% kasus.
Tingginya prevalensi trauma gigi permanen anterior pada penelitian ini
diperlukan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan di kota Medan khususnya
bidang kedokteran gigi. Mengingat trauma gigi permanen anterior akan berdampak
padakesehatan gigi, estetika dan psikologis anak maka diperlukan penyuluhan kepada
orangtua dan guru sekolah.
Daftar Rujukan: 26 (2006-2014)

Universitas Sumatera Utara