BAB III_RKPD Batang 2015

(1)

BAB III-

1

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

Kerangka ekonomi daerah merupakan gambaran sosok perekonomian yang ada dan pertumbuhannya ke depan. Termasuk di dalamnya arah perkembangan serta target yang diinginkan serta kebijakan yang direncanakan. Oleh karena itu dalam bab ini akan digambarkan tiga hal pokok yaitu: pertama tentang kondisi ekonomi daerah yang ada saat ini dan prakiraan ke depan; yang kedua yaitu tantangan yang dihadapi; dan ketiga kebijakan yang direncanakan atau ditetapkan untuk tahun 2015.

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

Perkembangan perekonomian Kabupaten Batang 2015 tidak lepas dari perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten sekitar Batang terutama jalur pantai utara jawa (Pantura Jawa). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang relative lebih rendah disbanding Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2011 pertumbuhan perekonomian Kabupaten Batang adalah 5,26%, sementara Provinsi Jawa Tengah 6,0% dan pertumbuhan ekonomi nasional 6,7%. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi kabupaten Batang adalah 5,26% dan pada tahun 2012 menurun menjadi 5,02% (Berita BPS-Kab.Batang 2013). Dengan ditetapkannya target pertumbuhan ekonomi nasional oleh Bank Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 5,9%, maka diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang akan berkisar kurang lebih 4 - 5%.


(2)

BAB III-

2

Tabel 3.1

Proyeksi Laju Perkembangan Ekonomi Kabupaten Batang Diukur Berdasar Laju Perkembangan PDRB. (Dinyatakan dalam %)

Sektror Ekonomi / Lapangan

Usaha

Data BPS Data Diolah dengan Trend Proyeksi

Rata-rata

2008 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian 4.56 2.95 2.38 4.12 2.54 2.92 2.98 3.60 3.20

Pertambangan dan

Penggalian 2.07 4.4 3.51 2.98 4.66 3.85 3.35 3.67 3.66

Industri Pengolahan 2.24 4.83 5.72 1.78 3.68 5.11 4.06 2.42 3.56 Listrik, Gas dan Air

Minum 3.97 5.87 2.96 4.25 4.37 4.84 3.24 4.56 4.19

Bangunan dan

Konstruksi 4.72 4.04 3.92 4.67 4.13 4.04 4.22 4.48 4.29 Perdagangan, Hotel

dan Restoran 2.68 5.33 5.93 3.01 5.25 5.35 4.81 3.78 4.51 Pengakutan dan

Komunikasi 2.88 7.16 7.25 3.80 7.23 6.85 5.95 5.05 5.83 Keuangan dan

Lembaga Keuangan 5.95 5.56 6.69 5.00 4.73 6.12 5.93 4.82 5.43

Jasa-jasa 5.57 8.63 9.17 5.72 8.10 8.66 7.78 6.55 7.46

Pertumbuhan PDRB 3.67 4.97 5.72 3.41 4.48 5.21 4.77 3.75 4.41 Sumber : BPS – PDRB Kab. Batang 2011

Data yang disajikan dalam tabel diatas bahwa laju pertumbuhan sector perekonomian/ lapangan usaha di Kabupaten Batang bervariasi. Tingkat laju pertumbuhan tertinggi ada pada sector/ lapangan usaha Jasa-jasa dengan kisaran laju pertumbuhan 5,72 – 9.17%, atau rata-rata 7,46% selama tahun amatan 2008-2016. Peringkat kedua adalah sector pengangkutan dan komunikasi dengan laju pertumbuhan antara 2,88 – 7,25% atau rata-rata 5,83% selama tahun amatan. Peringkat ketiga adalah sektor/ lapangan usaha keuangan dan jasa-keuangan yang laju pertumbuhannya berkisar 4,73 – 6,69% atau rata-rata 5.43%.

Berdasarkan kondisi riel seperti ini maka lapangan usaha atau sector yang layak dan akan dikembangkan adalah jasa pendukung industry disusul sektor transportasi dan komunikasi termasuk sarana dan prasarananya; sektor jasa keuangan untuk mendukung berbagai lapangan usaha dan. Kebijakan ini layak dan sesuai dengan data yang masuk dan disajikan meningat Kabupaten Batang


(3)

BAB III-

3

berada di Jalur Pantura, berada dan diapit oleh dua Kabupaten yang tingkat industrinya sudah padat yaitu Kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan.

3.1.1. Produk Domestic Regional Bruto

Product Domestic Regional Brutto (PDRB) adalah jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu wilayah ataupun Negara. PDRB perhitungannya dibedakan menjadi dua yaitu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) atau menurut harga pasar yang berlaku saat itu, yang kedua adalah Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yaitu dilakukan pendeflasian berdasar harga pedoman tahun tertentu. PDRB ADHK mencerminkan nilai riel produk barang dan jasa karena sudah dideflasikan/ dihilangkan faktor inflasinya.

Proporsi dalam PDRB menunjukkan dominasi atau sector penting, makin besar proporsi sumbangan suatu sektor/ lapangan usaha maka makin penting sector tersebut dan kebijakan akan diarahkan untuk membangun sector tersebut. Laju pertumbuhan sebuah sektor dibanding rata-rata pertumbuhan PDRB menunjukkan sektor/ lapangan usaha yang menjadi andalan untuk dikembangkan.

Untuk mengetahui laju perkembangan ekonomi berdasarkan PDRB berikut ini disajikan PDRB berdasar data BPS dan proyeksinya ke tahun 2016.

Tabel 3.2

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan harga Konstan Tahun 2008 - 2016

Tahun

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas dasar Harga Konstan

2000

(Rp.000) Laju

Perkembangan (Rp.000)

Laju Perkembangan

2008 4,356,752,720 12.32% 2,169,854,547 3.67%

2009 4,685,020,777 7.53% 2,250,616,829 3.72%

2010 5,268,572,816 12.46% 2,362,482,410 4.97%

2011 5,865,055,466 11.32% 2,486,764,617 5.26%

2012 6,488,052,558 10.62% 2,573,925,868 3.51%

2013 7,089,123,992 9.26% 2,687,658,666 4.42%

2014 7,972,213,324 12.46% 2,823,394,669 5.05%


(4)

BAB III-

4

Tahun

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas dasar Harga Konstan

2000

(Rp.000) Laju

Perkembangan (Rp.000)

Laju Perkembangan

2016 9,723,162,182 10.61% 3,063,712,248 3.82%

Sumber : BPS – PDRB Kabupaten Batang 2011

Keterangan : data tahun 2008 – 2011 bersumber dari BPS; Data tahun 2012 – 2016 adalah data proyeksi

Laju pertumbuhan PDRB-Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) berkisar antara 7,53–12,46% selama tahun amatan dan proyeksi, dan rata-rata pertumbuhannya diperkirakan sebesar kurang lebih 10,80%. PDRB atas dasar harga konstan berkisar antara 3,51 – 5,26% selama tahun amatan dan proyeksi, dan rata-rata pertumbuhannya kurang lebih 4,33%.

A. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan hasil produksi barang dan jasa penduduk Kabupaten Batang menurut harga saat berlaku atau harga pasar. Berikut ini pada table 3.3 disajikan perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 – 2011 menurut data BPS dan proyeksinya tahun 2012 – 2016.


(5)

BAB III-

5

Tabel 3.3

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB) Tahun 2008 - 2016

No

SEKTOR EKONOMI / LAPANGAN

USAHA

Data BPS Hasil Proyeksi

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian

1,279,016,740 1,365,799,400 1,546,887,786 1,664,732,846 1,869,020,168 2,025,281,718 2,265,955,160 2,463,109,210 2,743,472,234 2 Pertambangan dan

Penggalian 52,160,901 56,728,252 414,856,636 65,910,585 71,815,432 79,485,387 89,737,377 100,080,390 109,615,921 3 Industri Pengolahan

1,126,583,684 1,176,688,614 1,323,536,975 1,502,288,228 1,611,632,506 1,740,563,605 1,971,465,608 2,178,708,512 2,342,528,690 4 Listrik, Gas dan Air

Minum 61,564,786 64,762,363 71,235,778 76,130,672 83,039,455 88,442,090 96,712,998 103,695,864 112,454,030 5 Bangunan dan

Konstruksi 263,394,786 288,743,110 314,837,401 339,378,587 385,827,544 418,212,608 456,411,749 501,795,452 561,321,785 6 Perdagangan Hotel

dan Restoran 697,023,437 749,823,945 835,284,235 930,956,913 1,018,015,841 1,111,028,192 1,240,658,055 1,368,923,579 1,496,230,649 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 169,582,449 188,105,680 203,167,424 221,827,904 246,243,395 269,799,029 292,641,046 322,183,992 355,557,496 8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perush 167,679,261 180,237,037 203,167,424 226,222,103 254,275,528 277,124,603 312,839,281 347,954,704 387,338,906

9 Jasa-jasa

539,746,676 614,132,176 710,361,575 837,607,355 953,174,531 1,095,641,524 1,276,684,873 1,484,117,544 1,692,481,476 PDRB.HARGA BERLAKU 4,356,752,720 4,685,020,777 5,268,572,816 5,865,055,466 6,488,052,558 7,089,123,992 7,972,213,324 8,817,983,533 9,723,162,182 Penduduk 701,260 705,904 708,962 711,515 716,094 719,991 722,891 726,385 730,829

PDRB Per Kapita

6,212,750 6,636,909 7,431,390 8,243,052 9,060,400 9,846,518 11,028,549 12,140,053 13,305,043 Sumber : BPS – PDRB Kabupaten Batang 2011


(6)

BAB III-

6

Data dalam tabel diatas menunjukkan bahwa PDRB-ADHB Kabupaten Batang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008 – 2011 dan diproyeksikan pada tahun 2012–2016. Untuk lebih jelasnya laju perkembangannya dalam persen (%) akan disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Laju Pertumbuhan PDRB-ADHB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2016 dan Rata-ratanya

No.

Sektor / Lapangan

Usaha

Trend Laju Pertumbuhan

Rata-rata

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian 13.94% 6.79% 13.26% 7.62% 12.27% 8.36% 11.88% 8.70% 11.38% 10.47% 2 Pertambangan

dan Penggalian 9.87% 8.76% 12.48% 13.51% 8.96% 10.68% 12.90% 11.53% 9.53% 10.91% 3 Industri

Pengolahan 9.93% 4.45% 12.48% 13.51% 7.28% 8.00% 13.27% 10.51% 7.52% 9.66% 4 Listrik, Gas dan

Air Minum 10.53% 5.19% 10.00% 6.87% 9.07% 6.51% 9.35% 7.22% 8.45% 8.13% 5 Bangunan dan

Konstruksi 14.99% 9.62% 9.04% 7.79% 13.69% 8.39% 9.13% 9.94% 11.86% 10.50% 6

Perdagangan Hotel dan Restoran

10.68% 7.58% 11.40% 11.45% 9.35% 9.14% 11.67% 10.34% 9.30% 10.10% 7 Pengangkutan

dan Komunikasi 10.96% 10.92% 8.01% 9.18% 11.01% 9.57% 8.47% 10.10% 10.36% 9.84% 8

Keuangan Persewaan dan Jasa Perush

14.86% 7.49% 12.72% 11.35% 12.40% 8.99% 12.89% 11.22% 11.32% 11.47% 9 Jasa-jasa 14.71% 13.78% 15.67% 17.91% 13.80% 14.95% 16.52% 16.25% 14.04% 15.29%

PDRB.HARGA

BERLAKU 12.32% 7.53% 12.46% 11.32% 10.62% 9.26% 12.46% 10.61% 10.27% 10.76% Penduduk 0.58% 0.66% 0.43% 0.36% 0.64% 0.54% 0.40% 0.48% 0.61% 0.52% PDRB Per

Kapita 11.67% 6.83% 11.97% 10.92% 9.92% 8.68% 12.00% 10.08% 9.60% 10.19% Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011

Katerangan: Tahun 2008 – 2011 adalah data BPS, Tahun 2012 – 2016 adalah data Proyeksi

Perkembangan ekonomi Kabupaten Batang berdasarkan PDRB-ADHB diprediksi berada antara 7,3 – 12,32%, dan rata-ratanya diprediksi berada pada level kurang lebih 10,76% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ke depan potensi perkembangan ekonomi berdasar harga pasar (harga berlaku) laju perkembangannya dapat mencapai sekurang-kurangnya 7,3%, dan rata-ratanya 10,76%.

Berdasarkan laju perkembangan yang ada, maka laju perkembangan yang level persentasenya lebih besar dari rata-rata PDRB-ADHB akan dijadikan prioritas sector yang mendapat perhatian. Sektor prioritas dikembangkan adalah


(7)

BAB III-

7

sector jasa-jasa yang nilai perkembngannya 15,29%; hal ini wajar karena Kabupaten Batang diapit oleh dua Kabupaten Kota dengan sifat industry dan jasanya maju pesat, dan Kabupaten Batang sendiri berada di jalur Pantura. Dua wilayah itu adalah kabupaten Kendal dan Kota Pekalongan.

Prioritas kedua adalah sector Keuangan dan Jasa Lembaga Keuangan dengan laju perkembangan 11,47%. Sektor lapangan usaha ini perlu didorong karena akan mendukung dan juga terdorong oleh perkembangan sektor-sektor industri, transportasi dan sektor lain yang berkembang di jalur pantura.

Prioritas ketiga adalah sektor/ lapangan usaha bangunan dan konstruksi yang laju perkembangannya berkisar antara 7,79 – 14,99% dan rata-rata perkembangannya mencapai 10,50%. Laju perkembangan ini wajar mengingat wilayah kabupaten batang berada di jalur pantura sehingga potensi pembangunan pabrik, jalan dan jembatan menjadi relative tinggi. Oleh karena itu kebijakan untuk mendorong investasi dapat dilakukan melalui penyediaan sarana dan prasarana industry, jalan/ transportasi merupakan kebijakan yang penting untuk diperhatikan dan diprioritaskan.

Berikut ini pada table dibawah disajikan proporsi sumbangan PDRB-ADHB Kabupaten Batang tahun 2008–2016. Proporsi sumbangan sector/ lapangan usaha kepada PRDB-ADHB menunjukkan besarnya potensi produksi barang dan jasa dalam mendukung kemakmuran wilayah.

Tabel 3.5

Proporsi Sumbangan Sektor / Lapangan Usaha kepada PDRB-ADHB Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2016.

No. Sektor /

Lapangan Usaha

Proporsi Sumbangan Per Lapangan Usaha

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian 29.36% 29.15% 29.36% 28.38% 28.81% 28.57% 28.42% 27.93% 28.22% 2 Pertambangan dan

Penggalian

1.20% 1.21% 7.87% 1.12% 1.11% 1.12% 1.13% 1.13% 1.13% 3 Industri Pengolahan 25.86% 25.12% 25.12% 25.61% 24.84% 24.55% 24.73% 24.71% 24.09% 4 Listrik, Gas dan Air

Minum

1.41% 1.38% 1.35% 1.30% 1.28% 1.25% 1.21% 1.18% 1.16% 5 Bangunan dan

Konstruksi

6.05% 6.16% 5.98% 5.79% 5.95% 5.90% 5.73% 5.69% 5.77% 6 Perdagangan Hotel

dan Restoran


(8)

BAB III-

8

No. Sektor /

Lapangan Usaha

Proporsi Sumbangan Per Lapangan Usaha

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

7 Pengangkutan dan Komunikasi

3.89% 4.02% 3.86% 3.78% 3.80% 3.81% 3.67% 3.65% 3.66% 8 Keuangan

Persewaan dan Jasa Perush

3.85% 3.85% 3.86% 3.86% 3.92% 3.91% 3.92% 3.95% 3.98%

9 Jasa-jasa 12.39% 13.11% 13.48% 14.28% 14.69% 15.46% 16.01% 16.83% 17.41% PDRB. ATAS DASAR

HARGA BERLAKU

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011

Katerangan: Tahun 2008 – 2011 adalah data BPS, Tahun 2012 – 2016 adalah data Proyeksi

Data dalam table diatas menunjukkan bahwa sector / lapangan usaha yang dominan sebagai penyumbang produksi barang dan jasa di Kabupaten Batangadalah sector lapangan usaha pertanian dengan proporsi antara 27,93 – 29.36 dengan rata-rata 28,71%. Ini berarti sector pertanian atau SKPD terkait dengan urusan pertanian dalam arti luas perlu menyusun program kegiatan untuk mengembangkan sector tersebut.

Penyumbang terbesar kedua adalah sector industry pengolahan yang besar sumbangannya 24,09 – 25,86% dengan rata-rata 25,11%. Pengembangan dan perkembangan industry menengah dan kecil maupun besar akan mendapatkan perhatian dan diantisipasi dengan berbagai program dan kebijakan untuk mengembangkannya dan menarik investasi. Program dan kebijakan itu antara lain pelayanan perijinan, perencanaan dan peninjauan / pemantapan RTRW, penyediaan fasilitas dan instalasi serta penataan lahan.

Penyumbang terbesar ketiga adalah sector Jasa-jasa yang memberikan kontribusi sebesar 12,39 - 17,41% dengan rata-rata 15,78%. Berdasarkan data yang ada maka Pemerintah Kabupaten Batang akan mendorong industry / sector informal dan lainnya yang memberikan pelayanan jasa bagi berbagai sector. Program pelatihan dan juga bantuan industry jasa perbengkelan, dan pelatihan SDM terkait dengan jasa dukungan industry akan ditingkatkan.


(9)

BAB III-

9

B. PDRB Atas Dasar Harga Konstan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK) merupakan indicator perkembangan ekonomi secara riel. Berikut ini disajikan perkembangan nilai (Rp.) PDRB-ADHK kabupaten Batang tahun 2008 – 2016. Berikut ini pada tabel dibawah disajikan nilai-nilai data PDRB-ADHK dan proyeksinya.


(10)

BAB III-

10

Tahun 3.6

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK) Kabupaten Batang Tahun 2000 Tahun 2008 - 2016

No. Sektor / Lapangan

Usaha

Data BPS (Rp.000) Angka Proyeksi (Rp.000)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian 588,955,823 605,312,846 623,190,592 638,035,758 664,326,336.55 681,197,539.35 701,118,585.42 722,045,448.76 748,008,094.19 2 Pertambangan dan

Penggalian 28,673,082 29,960,040 31,279,582 32,376,861 33,343,747.42 34,896,609.72 36,241,328.03 37,453,653.58 38,828,057.37 3 Industri Pengolahan 606,302,415 619,606,507 649,546,802 686,721,172 698,969,393.88 724,722,675.45 761,779,321.04 792,748,864.80 811,937,583.52 4 Listrik, Gas dan Air Minum 20,503,228 21,258,490 22,506,739 23,171,999 24,156,661.00 25,213,020.79 26,434,065.32 27,289,877.60 28,534,437.63 5 Bangunan dan Konstruksi 133,589,677 139,410,303 145,409,223 150,738,150 157,888,616.53 164,502,480.82 171,271,155.88 178,222,652.46 186,413,464.88 6 Perdagangan Hotel dan

Restoran 357,797,431 373,744,876 393,647,644 416,847,083 429,402,819.85 451,890,658.44 476,016,412.46 498,799,400.17 517,653,525.78 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 79,935,441 84,963,216 91,043,732 97,640,883 101,350,607.30 108,678,516.27 116,114,289.07 123,019,215.58 129,227,402.07 8 Keuangan Persewaan dan

Jasa Perush 82,337,537 85,668,569 90,431,711 96,484,207 101,307,033.39 106,094,265.54 112,591,366.34 119,270,531.70 125,013,561.94 9 Jasa-jasa 271,759,913 290,691,983 315,786,384 344,749,504 364,457,113.73 393,990,748.87 428,120,221.24 461,447,952.02 491,683,185.02

PDRB ATAS DASAR HARGA

KONSTAN 2,169,854,547 2,250,616,829 2,362,482,410 2,486,764,617 2,573,925,868.14 2,687,658,666.22 2,823,394,668.70 2,950,906,567.69 3,063,712,248.23

Penduduk 701,260 705,904 708,962 711,515 716,094.47 719,990.98 722,891.24 726,385.49 730,829.49

PDRB Per Kapita Atas Dasar

Harga Konstan 3,094,322 3,188,276 3,332,312 3,495,029 3,594,405.22 3,732,866.54 3,905,679.04 4,062,482.84 4,192,124.82 Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011


(11)

BAB III-

11

Data pada table diatas menunjukkan laju perkembangan yang selalu meningkat pada PDRB-ADHK Kabupaten Batang. Untuk mencermatinya berikut ini pada table berikut akan disajikan laju perkembangan masing-masing sector lapangan usaha yang menyumbang pada PDRB.

Table 3.7

Laju Perkembangan Sektor Lapangan Usaha pada PDRB-ADHK Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2016

No Sektor / Lapangan

Usaha

Trend Laju Perkembangan PDRB ADHK

Rata-rata

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian 4.56% 2.78% 2.95% 2.38% 4.12% 2.54% 2.92% 2.98% 3.60% 3.20% 2 Pertambangan dan

Penggalian 2.07% 4.49% 4.40% 3.51% 2.99% 4.66% 3.85% 3.35% 3.67% 3.67% 3 Industri Pengolahan 2.24% 2.19% 4.83% 5.72% 1.78% 3.68% 5.11% 4.07% 2.42% 3.56% 4 Listrik, Gas dan Air

Minum 3.97% 3.68% 5.87% 2.96% 4.25% 4.37% 4.84% 3.24% 4.56% 4.19% 5 Bangunan dan

Konstruksi 4.72% 4.36% 4.30% 3.66% 4.74% 4.19% 4.11% 4.06% 4.60% 4.31% 6 Perdagangan Hotel

dan Restoran 2.68% 4.46% 5.33% 5.89% 3.01% 5.24% 5.34% 4.79% 3.78% 4.50% 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 2.88% 6.29% 7.16% 7.25% 3.80% 7.23% 6.84% 5.95% 5.05% 5.83% 8

Keuangan Persewaan dan Jasa Perush

5.95% 4.05% 5.56% 6.69% 5.00% 4.73% 6.12% 5.93% 4.82% 5.43% 9 Jasa-jasa 5.57% 6.97% 8.63% 9.17% 5.72% 8.10% 8.66% 7.78% 6.55% 7.46%

PDRB ATAS DASAR

HARGA KONSTAN 3.67% 3.72% 4.97% 5.26% 3.51% 4.42% 5.05% 4.52% 3.82% 4.33% Penduduk 0.58% 0.66% 0.43% 0.36% 0.64% 0.54% 0.40% 0.48% 0.61% 0.52% PDRB Per Kapita

Atas Dasar Harga Konstan

3.08% 3.04% 4.52% 4.88% 2.84% 3.85% 4.63% 4.01% 3.19% 3.78% Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011

Katerangan: Tahun 2008 – 2011 adalah data BPS, Tahun 2012 – 2016 adalah data Proyeksi

Data dalam table diatas menunjukkan bahwa laju perkembangan tertinggi berada pada sektor jasa-jasa dengan laju perkembangan antara 5,57 – 9,17% selama tahun proyeksi, dan nilai rata-rata laju perkembangannya adalah 7,46%. Kondisi ini menekankan perlunya perhatian dan prioritas kebijakan untuk diletakkan pada peningkatan perkembangan sector ini melalui program Diklat dan juga Bintek bagi SDM yang ada di Kabupaten Batang baik melalui pendidikan formal maupun non formal, khususnya perbengkelan, UKM-Kop, dan pelatihan lain yang mendukung perkembangan sector jasa-jasa usaha.


(12)

BAB III-

12

Laju perkembangan tertinggi kedua berada pada sector lapangan usaha transportasi dan komunikasi dengan laju perkembangan 2,88 – 7,25% dengan rata-rata perkembangan 5,83%. Kondisi ini mendorong Pemerintah Kabupaten Batang untuk menyusun kebijakan di bidang Perhubungan dan Komunikasi (Dishub-kominfo) lebih intensif, dan juga kebijakan lain yang mendukung dan memperlancar perhubungan dan komunikasi. Hal ini wajar dilakukan mengingat Kabupaten batang berada pada jalur lintas pantura dengan berbagai problematiknya. SKPD terkait dengan ini antara lain Dishubkominfo – PU Bina Marga.

Laju pertumbuhan tertinggi pada urutan ketiga adalah sektor keuangan dan jasa lembaga keuangan. Laju pertumbuhan selama periode amatan adalah antara 4,05 – 66,69% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,43%. Kondisi ini mendorong perlunya kebijakan untuk mendorong perkembangan penyediaan dana dan mendukung investasi. Terkait dengan ini adalah pengembangan Koperasi simpan pinjam, lembaga pembiayaan, dan dana perbankan, pemberdayaan dana mandiri masyarakat.

Selanjutnya untuk menilai dan memprioritaskan sektor /lapangan usaha manakah yang perlu menjadi perhatian, maka dengan melihat proporsi sumbangan- sector / lapangan usaha pada PDRB-ADHK hal itu dapat ditentukan. Berikut ini pada table dibawah disajikan table tentang besar proporsi sumbangan masing-masing sector lapangan usaha pada PDRB-DHK Kabupaten Batang tahun 2008 – 2016.


(13)

BAB III-

13

Table 3.8

Proporsi Sumbangan Masing-Masing Sektor Lapangan Usaha pada PDRB-ADHK Kabupaten Batang Tahun 2008 – 2016

No. Sektor / Lapangan Usaha Proporsi Sumbangan Lapangan Usaha Terhadap PDRB

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian 27.14% 26.90% 26.38% 25.66% 25.81% 25.35% 24.83% 24.47% 24.42%

2 Pertambangan dan

Penggalian 1.32% 1.33% 1.32% 1.30% 1.30% 1.30% 1.28% 1.27% 1.27%

3 Industri Pengolahan 27.94% 27.53% 27.49% 27.62% 27.16% 26.96% 26.98% 26.86% 26.50% 4 Listrik, Gas dan Air Minum 0.94% 0.94% 0.95% 0.93% 0.94% 0.94% 0.94% 0.92% 0.93%

5 Bangunan dan Konstruksi 6.16% 6.19% 6.15% 6.06% 6.13% 6.12% 6.07% 6.04% 6.08%

6 Perdagangan Hotel dan

Restoran 16.49% 16.61% 16.66% 16.76% 16.68% 16.81% 16.86% 16.90% 16.90%

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 3.68% 3.78% 3.85% 3.93% 3.94% 4.04% 4.11% 4.17% 4.22%

8 Keuangan Persewaan dan

Jasa Perush 3.79% 3.81% 3.83% 3.88% 3.94% 3.95% 3.99% 4.04% 4.08%

9 Jasa-jasa 12.52% 12.92% 13.37% 13.86% 14.16% 14.66% 15.16% 15.64% 16.05%

PDRB ATAS DASAR HARGA

KONSTAN 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011


(14)

BAB III-

14

Penyumbang terbesar pada PDRB-ADHK kabupaten Batang ternyata adalah sektor lapangan usaha industry pengolahan yang besar sumbangannya berkisar 26,50 – 27,94% dengan rata-rata 27,34%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa industry pengolahan di Kabupaten Batang berkembang mengarah ke wilayah perindustrian terkait dengan jalur pantura yang akan menarik berkembangnya industry. Program mendorong investasi merupakan prioritas kebijakan yang akan mendapat perhatian.

Penyumbang terbesar kedua adalah sektor/ lapangan usaha pertanian dengan besar sumbangan berkisar antara 24,42 – 27,14% dengan rata-rata sebesar 25,79%. Hal ini mengindikasikan bahwa program terkait dengan pertanian dalam arti luas akan diprioritaskan termasuk PU Pengairan, Bintek dan pemantaban usaha tani.

Penyumbang terbesar ketiga adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan proporsi sumbangan antara 16,49 – 16,90% dengan rata-rata sebesar 16, 73%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa program mendorong investasi dan perdagangan akan ditingkatkan melalui penataan ruang, review RTRW dan BPPT perijinan akan dikembangkan.

C. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar harga Konstan (ADHK) menunjukkan perkembangan kemakmuran penduduk. Semakin besar laju perkembangannya maka semakin tinggi perkembangan kemakmuran penduduk/ masyarakat. Berikut ini pada table dibawah disajikan perkembangannya.

Tabel 3.9

Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Batang

Atas Dasar harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

Tahun

PDRB-ADHB PDRB-ADHK

Nilai (Rp.000) Laju

Perkembangan Nilai (Rp.000)

Laju Perkembangan

2008 6,212,750 6.83% 3,094,322 3.67%

2009 6,636,909 11.97% 3,188,276 3.72%


(15)

BAB III-

15

Tahun

PDRB-ADHB PDRB-ADHK

Nilai (Rp.000) Laju

Perkembangan Nilai (Rp.000)

Laju Perkembangan

2011 8,243,052 9.92% 3,495,029 5.26%

2012 9,060,400 8.68% 3,594,405 3.51%

2013 9,846,518 12.00% 3,732,867 4.42%

2014 11,028,549 10.08% 3,905,679 5.05%

2015 12,140,053 9.60% 4,062,483 4.52%

2016 14,660,171 10.19% 4,192,125 3.82%

Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011

Katerangan: Tahun 2008 – 2011 adalah data BPS, Tahun 2012 – 2016 adalah data Proyeksi

Data yang ada menunjukkan bahwa PDRB-ADHB dan ADHK mengalami pertumbuhan. PDRB ADHB diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata 10,12%, sedangkan PDRB-ADHK akan mengalami pertumbuhan sebesar 5.15% per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dalam bidang SDM dan penyerapan lapangan kerja baik melalui sector formal (industrri pengolahan); jasa-jasa, dan bangunan merupakan kebijakan yang layak diambil. Kebijakan untuk membuka lapangan kerja dan juga perpindahan/ transportasi (angkutan) untuk bekerja merupakan kebijakan yang akan diambil. Dalam hal ini kelancaran lalu-lintas dan prasarana lainnya akan diprioritaskan.

3.1.2 Inflasi

Menurut catatan BPS Kabupaten Batang – inflasi tahun 2013 adalah sebesar 8,37%. Tingginya inflasi ini terkait dengan tingginya inflasi nasional karena perkembangan nilai $ yang yang meningkat dari kurang lebih Rp.9.250,- menjadi Rp. 12.250,-/$ berakibat mendorong peningkatan harga-harga.


(16)

BAB III-

16

3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Batang adalah melanjutkan kebijakan dan rencana yang sudah dicanangkan pada periode sebelumnya. Kebijakan itu ialah mampu meningkatkan kemampuannya dalam kemandirian keuangan daerah, utamanya dalam memenuhi pembiayaan pembangunan daerah.

3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan yang diambil secara garis besar diletakkan pada usaha intensifikasi pendapatan asli daerah dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada yang dan dikelola secara lebih efiensi dan efektif.

Selanjutnya, langkah lainnya adalah melalui ekstensifikasi pendapatan asli daerah dengan mengoptimalkan potensi melalui pembukaan peluang-peluang pendapatan baru yang mempunyai potensi besar.

Tabel 3.10

Target Pendapatan Dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2015

Pendapatan Dan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Target Tahun Anggaran

Berkenaan Proporsi

Pendapatan Asli Daerah 92,488,905,179 8.65%

a. Pajak Daerah 30,412,500,000 2.84%

b. Retribusi Daerah 16,096,102,250 1.51%

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yg dipisahkan 4,897,833,438 0.46%

d. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 41,082,469,491 3.84%

Dana Perimbangan 724,152,242,105 67.71%

a. Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil

Bukan Pajak 32,696,172,105 3.06%

b. Dana Alokasi Umum 641,663,630,000 60.00%

c. Dana Alokasi Khusus 49,792,440,000 4.66%

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 191,500,956,487 17.91%

a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

40,624,111,115 3.80% b. Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya 0.00%

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi


(17)

BAB III-

17

Pendapatan Dan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Target Tahun Anggaran

Berkenaan Proporsi

d. Bantuan Keuangan dari

Pemerintah Pusat 23,792,896,000 2.22%

Jumlah Pendapatan Daerah 1,008,142,103,771 94.27%

Penerimaan Pembiayaan 0.00%

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya (SILPA) 36,280,014,865 3.39%

Pencairan dana cadangan 25,000,000,000 2.34%

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang

dipisahkan 0.00%

Penerimaan pinjaman daerah 0.00%

Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0.00%

Penerimaan piutang daerah 0.00%

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 61,280,014,865 5.73%

Jumlah Dana Tersedia 1,069,422,118,636 100.00%

Sumber : DPPKAD – kabupaten batang

Kebijakan yang tertuang dalam target anggaran 2015 kiranya dapat menjadi indicator bahwa periode tahun 2015 kebijakan yang diambil adalah meningkatkan PAD seraya menekan Dana Perimbangan. Untuk mengganti pengurangan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, maka selain meningkatkan PAD Pemerintah Kabupaten Batang juga meningkatkan proporsi lain-lain pendapatan yang sah.

3.2.2. Kebijakan Belanja Daerah

Beberapa tahun terakhir dan juga menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Btang adalah melakukan langkah-langkah pengendalian belanja daerah. Pengendalian ini tidak berarti mengurangi melainkan optimalisasi melalui mengendalikan laju peningkatan belanja daerah.

Berikut ini dalam table dibawah disajikan target rencana belanja daerah yang juga akan dilanjutkan pada periode 2015.


(18)

BAB III-

18

Tabel 3.11

Jumlah dan Proporsi target Anggaran Belanja Kabupaten Batang 2015

Uraian Jenis Belanja Daerah Plafon Anggaran

Tahun 2015 Persen

Belanja Tidak Langsung 610,825,190,874 57.23%

Belanja Pegawai 521,354,571,374 48.85%

Belanja Bunga 358,236,000 0.03%

Belanja Subsidi

Belanja Hibah 37,721,991,000 3.53%

Belanja Bantuan Sosial 9,069,000,000 0.85%

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

40,321,392,500 3.78%

Belanja Tidak terduga 2,000,000,000 0.19%

Belanja Langsung 456,434,420,762 42.77%

Belanja Pegawai 44,471,955,597 4.17%

Belanja Barang dan Jasa 181,621,635,795 17.02%

Belanja Modal 230,340,829,370 21.58%

Jumlah Belanja Daerah 1,067,259,611,636 100.00%

Sumber : DPKKAD – Kabupaten Batang.

Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah kabupaten Batang dalam hal pengendalian belanja adalah menekan laju pertumbuhan belanja pegawai dalam batas optimal. Sebagai imbangannya Pemerintah Kabupaten Batang menambah belanja langsung/ investasi secara proporsional agar masyarakat dan asset daerah dapat ditingkatkan juga meningkat manfaatnya.

3.2.3. Kebijakan Pembiayaan

Kebijakan pembiayaan yang diambil dan sudah menjadi dasar kebijakan adalah memperbesar surplus dan atau menekan deficit. Selain itu kebijakan yang diambil adalah memperbesar pembiayaan netto melalui menekan pembiayaan neto. Adanya surplus atau deficit yang kecil dan juga adanya pembiayaan netto yang meningkat maka akan dapat diperoleh SILPA yang makin membesar.


(19)

BAB III-

19

3.2.4. Kerangka Kebijakan Ekonomi Daerah

Prioritas Anggaran Pendapatan yaitu

1. Intensifikasi pemungutan sumber-sumber PAD

2. Peningkatan kualitas SDM terkait dengan peningkatan PAD 3. Menggali berbagai sumber pendapatan yang sah.

Prioritas yang diambil dalam pengalokasian anggaran belanja daerah adalah

1. Memberdayakan sector pertanian dan meningkatkan berbagai kondisi dan kemampuan berbagai sector lapangan usaha yang memiliki laju perkembangan dan juga sector-sektor yang proporsi sumbangannya besar bagi perekonomian Kabupaten Batang.

2. Peningkatan Realisasi Investasi, diprioritaskan pada pengembangan kapasitas dan keterampilan aparatur agar mereka mampu secara kreatif dan responsif menarik investor serta perlunya promosi potensi daerah secara intensif.

3. Kebijakan investasi untuk meningkatkan PAD melalui Sektor Pariwisata dan Kebudayaan, dengan pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran, industri, peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ketujuh kepariwisataan.

4. Pengembangan infrastruktur baik perhubungan maupun perdagangan, selain itu juga ditekankan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.


(1)

BAB III-

14

Penyumbang terbesar pada PDRB-ADHK kabupaten Batang ternyata adalah sektor lapangan usaha industry pengolahan yang besar sumbangannya berkisar 26,50 – 27,94% dengan rata-rata 27,34%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa industry pengolahan di Kabupaten Batang berkembang mengarah ke wilayah perindustrian terkait dengan jalur pantura yang akan menarik berkembangnya industry. Program mendorong investasi merupakan prioritas kebijakan yang akan mendapat perhatian.

Penyumbang terbesar kedua adalah sektor/ lapangan usaha pertanian dengan besar sumbangan berkisar antara 24,42 – 27,14% dengan rata-rata sebesar 25,79%. Hal ini mengindikasikan bahwa program terkait dengan pertanian dalam arti luas akan diprioritaskan termasuk PU Pengairan, Bintek dan pemantaban usaha tani.

Penyumbang terbesar ketiga adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan proporsi sumbangan antara 16,49 – 16,90% dengan rata-rata sebesar 16, 73%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa program mendorong investasi dan perdagangan akan ditingkatkan melalui penataan ruang, review RTRW dan BPPT perijinan akan dikembangkan.

C. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita baik Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar harga Konstan (ADHK) menunjukkan perkembangan kemakmuran penduduk. Semakin besar laju perkembangannya maka semakin tinggi perkembangan kemakmuran penduduk/ masyarakat. Berikut ini pada table dibawah disajikan perkembangannya.

Tabel 3.9

Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Batang

Atas Dasar harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun

PDRB-ADHB PDRB-ADHK

Nilai (Rp.000) Laju

Perkembangan Nilai (Rp.000)

Laju Perkembangan

2008 6,212,750 6.83% 3,094,322 3.67%

2009 6,636,909 11.97% 3,188,276 3.72%


(2)

BAB III-

15

Tahun

PDRB-ADHB PDRB-ADHK

Nilai (Rp.000) Laju

Perkembangan Nilai (Rp.000)

Laju Perkembangan

2011 8,243,052 9.92% 3,495,029 5.26%

2012 9,060,400 8.68% 3,594,405 3.51%

2013 9,846,518 12.00% 3,732,867 4.42%

2014 11,028,549 10.08% 3,905,679 5.05%

2015 12,140,053 9.60% 4,062,483 4.52%

2016 14,660,171 10.19% 4,192,125 3.82%

Sumber : BPS – PDRB Kabupaten batang 2011

Katerangan: Tahun 2008 – 2011 adalah data BPS, Tahun 2012 – 2016 adalah data Proyeksi

Data yang ada menunjukkan bahwa PDRB-ADHB dan ADHK mengalami pertumbuhan. PDRB ADHB diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata 10,12%, sedangkan PDRB-ADHK akan mengalami pertumbuhan sebesar 5.15% per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dalam bidang SDM dan penyerapan lapangan kerja baik melalui sector formal (industrri pengolahan); jasa-jasa, dan bangunan merupakan kebijakan yang layak diambil. Kebijakan untuk membuka lapangan kerja dan juga perpindahan/ transportasi (angkutan) untuk bekerja merupakan kebijakan yang akan diambil. Dalam hal ini kelancaran lalu-lintas dan prasarana lainnya akan diprioritaskan.

3.1.2 Inflasi

Menurut catatan BPS Kabupaten Batang – inflasi tahun 2013 adalah sebesar 8,37%. Tingginya inflasi ini terkait dengan tingginya inflasi nasional karena perkembangan nilai $ yang yang meningkat dari kurang lebih Rp.9.250,- menjadi Rp. 12.250,-/$ berakibat mendorong peningkatan harga-harga.


(3)

BAB III-

16

3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Batang adalah melanjutkan kebijakan dan rencana yang sudah dicanangkan pada periode sebelumnya. Kebijakan itu ialah mampu meningkatkan kemampuannya dalam kemandirian keuangan daerah, utamanya dalam memenuhi pembiayaan pembangunan daerah.

3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan yang diambil secara garis besar diletakkan pada usaha intensifikasi pendapatan asli daerah dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada yang dan dikelola secara lebih efiensi dan efektif.

Selanjutnya, langkah lainnya adalah melalui ekstensifikasi pendapatan asli daerah dengan mengoptimalkan potensi melalui pembukaan peluang-peluang pendapatan baru yang mempunyai potensi besar.

Tabel 3.10

Target Pendapatan Dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2015 Pendapatan Dan Penerimaan

Pembiayaan Daerah

Target Tahun Anggaran

Berkenaan Proporsi

Pendapatan Asli Daerah 92,488,905,179 8.65%

a. Pajak Daerah 30,412,500,000 2.84%

b. Retribusi Daerah 16,096,102,250 1.51%

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yg dipisahkan 4,897,833,438 0.46%

d. Lain-lain Pendapatan Yang Sah 41,082,469,491 3.84%

Dana Perimbangan 724,152,242,105 67.71%

a. Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil

Bukan Pajak 32,696,172,105 3.06%

b. Dana Alokasi Umum 641,663,630,000 60.00%

c. Dana Alokasi Khusus 49,792,440,000 4.66%

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 191,500,956,487 17.91%

a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

40,624,111,115 3.80%

b. Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya 0.00%

c. Dana Penyesuaian dan Otonomi


(4)

BAB III-

17

Pendapatan Dan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Target Tahun Anggaran

Berkenaan Proporsi

d. Bantuan Keuangan dari

Pemerintah Pusat 23,792,896,000 2.22%

Jumlah Pendapatan Daerah 1,008,142,103,771 94.27%

Penerimaan Pembiayaan 0.00%

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya (SILPA) 36,280,014,865 3.39%

Pencairan dana cadangan 25,000,000,000 2.34%

Hasil penjualan kekayaan Daerah yang

dipisahkan 0.00%

Penerimaan pinjaman daerah 0.00%

Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0.00%

Penerimaan piutang daerah 0.00%

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 61,280,014,865 5.73%

Jumlah Dana Tersedia 1,069,422,118,636 100.00%

Sumber : DPPKAD – kabupaten batang

Kebijakan yang tertuang dalam target anggaran 2015 kiranya dapat menjadi indicator bahwa periode tahun 2015 kebijakan yang diambil adalah meningkatkan PAD seraya menekan Dana Perimbangan. Untuk mengganti pengurangan dana perimbangan dari Pemerintah Pusat, maka selain meningkatkan PAD Pemerintah Kabupaten Batang juga meningkatkan proporsi lain-lain pendapatan yang sah.

3.2.2. Kebijakan Belanja Daerah

Beberapa tahun terakhir dan juga menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Btang adalah melakukan langkah-langkah pengendalian belanja daerah. Pengendalian ini tidak berarti mengurangi melainkan optimalisasi melalui mengendalikan laju peningkatan belanja daerah.

Berikut ini dalam table dibawah disajikan target rencana belanja daerah yang juga akan dilanjutkan pada periode 2015.


(5)

BAB III-

18

Tabel 3.11

Jumlah dan Proporsi target Anggaran Belanja Kabupaten Batang 2015

Uraian Jenis Belanja Daerah Plafon Anggaran

Tahun 2015 Persen

Belanja Tidak Langsung 610,825,190,874 57.23%

Belanja Pegawai 521,354,571,374 48.85%

Belanja Bunga 358,236,000 0.03%

Belanja Subsidi

Belanja Hibah 37,721,991,000 3.53%

Belanja Bantuan Sosial 9,069,000,000 0.85%

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik

40,321,392,500 3.78%

Belanja Tidak terduga 2,000,000,000 0.19%

Belanja Langsung 456,434,420,762 42.77%

Belanja Pegawai 44,471,955,597 4.17%

Belanja Barang dan Jasa 181,621,635,795 17.02%

Belanja Modal 230,340,829,370 21.58%

Jumlah Belanja Daerah 1,067,259,611,636 100.00%

Sumber : DPKKAD – Kabupaten Batang.

Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah kabupaten Batang dalam hal pengendalian belanja adalah menekan laju pertumbuhan belanja pegawai dalam batas optimal. Sebagai imbangannya Pemerintah Kabupaten Batang menambah belanja langsung/ investasi secara proporsional agar masyarakat dan asset daerah dapat ditingkatkan juga meningkat manfaatnya.

3.2.3. Kebijakan Pembiayaan

Kebijakan pembiayaan yang diambil dan sudah menjadi dasar kebijakan adalah memperbesar surplus dan atau menekan deficit. Selain itu kebijakan yang diambil adalah memperbesar pembiayaan netto melalui menekan pembiayaan neto. Adanya surplus atau deficit yang kecil dan juga adanya pembiayaan netto yang meningkat maka akan dapat diperoleh SILPA yang makin membesar.


(6)

BAB III-

19

3.2.4. Kerangka Kebijakan Ekonomi Daerah

Prioritas Anggaran Pendapatan yaitu

1. Intensifikasi pemungutan sumber-sumber PAD

2. Peningkatan kualitas SDM terkait dengan peningkatan PAD 3. Menggali berbagai sumber pendapatan yang sah.

Prioritas yang diambil dalam pengalokasian anggaran belanja daerah adalah

1. Memberdayakan sector pertanian dan meningkatkan berbagai kondisi dan kemampuan berbagai sector lapangan usaha yang memiliki laju perkembangan dan juga sector-sektor yang proporsi sumbangannya besar bagi perekonomian Kabupaten Batang.

2. Peningkatan Realisasi Investasi, diprioritaskan pada pengembangan kapasitas dan keterampilan aparatur agar mereka mampu secara kreatif dan responsif menarik investor serta perlunya promosi potensi daerah secara intensif.

3. Kebijakan investasi untuk meningkatkan PAD melalui Sektor Pariwisata dan Kebudayaan, dengan pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran, industri, peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ketujuh kepariwisataan.

4. Pengembangan infrastruktur baik perhubungan maupun perdagangan, selain itu juga ditekankan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia.