Perancangan Promosi Salma Sebagai Produk Boneka Muslimah

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sejak munculnya industri boneka plastik, saat ini boneka semakin didominasi oleh boneka dengan penggambaran sosok perempuan dewasa. Pada tahun 1950 perusahaan bernama O&M Hausser memulai debutnya untuk membuat boneka berbahan plastik, dan boneka pertamanya adalah boneka bernama Lilli, boneka yang berasal dari Eropa ini merupakan produk boneka perempuan dewasa yang pertama kali muncul (Geber, 2010: 19). Walaupun Lilli adalah boneka perempuan dewasa yang pertama diproduksi, namun sebuah brand boneka asal Amerika yaitu Barbie yang kini telah lebih dikenal hampir di seluruh dunia.

Munculnya boneka Barbie tidak serta merta atas gagasan sang pemilik Barbie. Barbie yang pertama kali diproduksi oleh perusahaan Mattel sangat mirip dengan boneka Lilli. Namun dengan beberapa kali transformasi bentuk, Barbie yang banyak ditemukan dipasar dunia termasuk Indonesia yang sekarang ini menjadi inspirasi bermunculan boneka perempuan di Indonesia.

Hadirnya boneka-boneka perempuan baru dengan label masing-masing produk juga terjadi karena faktor fesyen busana. Boneka perempuan yang banyak ditemukan saat ini adalah boneka dengan penggambaran perempuan dewasa, berupa sosok perempuan dewasa divisualisasikan kedalam bentuk boneka termasuk busana yang dikenakannya.

Fesyen busana dalam sebuah kebudayaan dapat mempengaruhi munculnya perubahan-perubahan boneka perempuan baru. Hal ini juga yang menjadi sebuah alasan munculnya produk boneka perempuan berbusana muslimah atau boneka berkerudung di Indonesia bernama Salma. Salma adalah produk boneka yang pertama kali diproduksi pada tahun 2006, yang menerapkan sebuah


(2)

2 identitas dari kebudayaan berbusana pada perempuan muslim di dunia termasuk Indonesia, karena Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.

Beraneka ragamnya fesyen berbusana saat ini, menciptakan peluang munculnya boneka-boneka perempuan baru dengan merk tersendiri di Indonesia. Boneka Salma merupakan salah satu boneka perempuan yang ada saat ini, banyaknya kompetitor menjadikan Salma mendapat kendala dalam memiliki konsumen baru juga mempertahankan konsumen setianya.

Saat ini banyak bermunculan produk-produk boneka perempuan yang banyak ditemukan dipasaran, namun dari sekian banyak produk, belum adanya sebuah image brand produk boneka dengan penggambaran sosok perempuan dewasa yang dikenal khalayak sebagai boneka muslimah, begitu juga dengan Salma. Hal ini pun menjadi salah satu faktor mengapa Salma belum dikenal luas oleh konsumen boneka perempuan.

Oleh karena itu, kegiatan promosi melalui strategi media promosi yang menginformasikan Salma sebagai produk boneka berbusana muslimah, dapat menjadi tolok ukur dari permasalahan yang ada. Dengan demikian Salma sebagai produk yang masih terbilang baru yang pertama kali diproduksi pada tahun 2006 dapat dikenal oleh khalayak luas sehingga dapat bertahan di industri pasar boneka perempuan di Indonesia.

1.2. Identifikasi Masalah

Dilihat dari hal-hal yang terkait dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, beberapa identifikasi permasalahan pada produk Salma dapat paparkan sebagai berikut:

- Banyaknya kompetitor yang sama yakni produk-produk boneka muslimah merupakan kendala bagi Salma menjadi merk yang dikenal sebagai produk boneka muslimah.


(3)

3 - Tidak dikenalnya Salma oleh konsumen boneka perempuan sebagai produk boneka muslimah, dikarenakan kegiatan promosi produk Salma kurang tepat. Kegiatan promosi yang dilakukan Salma hanya dengan mengikuti pameran-pameran tanpa disertai strategi media lain.

1.3. Fokus Permasalahan

Salma merupakan produk yang masih terbilang baru yang diproduksi pertama kali pada tahun 2006. Salma akan semakin tidak dikenal oleh konsumen boneka perempuan, khususnya anak-anak perempuan sebagai target market produk, juga disertai banyaknya kompetitor, bila Salma tidak melakukan kegiatan promosi dengan tepat sesuai dengan target sasaran.

Fokus permasalahan pada produk Salma adalah karena kurang dikenalnya Salma sebagai produk boneka muslimah. Oleh karena itu dengan mengenalkan Salma kepada audiens sebagai produk boneka muslimah, akan menjadi solusi dalam permasalahan yang ada. Mengingat belum adanya promosi yang dilakukan oleh produk boneka perempuan lain sebagai produk boneka muslimah, maka kegiatan promosi ini merupakan sebuah peluang bagi Salma.

1.4. Tujuan Perancangan

Tujuan dari perencangan ini adalah untuk memperkenalkan kepada khalayak mengenai Salma sebagai sebuah produk boneka berbusana muslimah, sehingga image boneka muslimah dapat melekat pada produk Salma. Dengan demikian Salma akan dikenal oleh audiensnya yang berpeluang menjadi konsumen produk salma, sehingga Salma akan bertahan di industri pasar Indonesia.


(4)

1 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam kegiatan promosi Salma sebagai produk boneka muslimah yang akan dilakukan, sebagai bahan pengukuran, beberapa data terkait yakni promosi, profil produk dan busana muslimah akan dikaji. Data-data terkait dikaji dari beberapa sumber seperti buku maupun penelitian langsung dengan menggunakan angket.

2.1. Promosi

Dalam berpromosi ada beberapa hal yang diutamakan. Hal-hal tersebut mencakup informasi mengenai apa yang dipromosikan dengan meyakinkan konsumen atas kelebihan dari sebuah produk, juga memiliki sifat membujuk, sehingga mendorong sasaran untuk mengenal dan menggunakan produk yang dipromosikan adalah hal utama dalam melakukan kegiatan promosi.

Promosi merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris promote yang juga diadaptasi dari kata Yunani yakni promovere. Promosi yakni serangkaian kegiatan untuk menginformasikan, memberitahukan dan meyakinkan orang tentang suatu produk agar ia mengakui kehebatan produk tersebut, kemudian membeli dan memakai produk tersebut, serta mengikat pikiran dan perasaannya dalam suatu wujud loyalitas terhadap produk yang dipromosikan (Suryadi, 2011: 8).

Kegiatan promosi dilakukan dalam rangka mempromosikan sebuah produk yang bersifat informatif, persuasif dan komersial. Memberikan informasi mengenai produk yang dipromosikan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan, sehingga hal yang dipromosikan sampai kepada audiens. Hal ini juga menjadi tolok ukur perancangan ini, Salma sebagai sebuah produk ingin menyampaikan sesuatu yang bersifat informatif dan persuasif serta komersial kepada audiens untuk mencapai tujuan melalui kegiatan promosi yang dilakukan.


(5)

2 Dilihat dari deskripsi mengenai promosi yang telah diuraikan, maka maksud dari promosi Salma ini adalah suatu kegiatan dengan menginformasikan kepada khalayak mengenai Salma sebagai produk boneka muslimah, yang bersifat membujuk audiens, sehingga audiens dapat memiliki keinginan untuk membeli produk Salma.

2.1.1. Tujuan Promosi

Kegiatan promosi memiliki tujuan tertentu yang pada akhirnya dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada hal yang dipromosikan. Selain membujuk masyarakat untuk membeli produk yang dipromosikan, kegiatan promosi juga memiliki beberapa tujuan lain. Beberapa tujuan dasar promosi secara umum disebutkan dalam buku Strategi Promosi Yang Kreatif (Rangkuti, 2009: 51), ada empat tujuan dasar dalam sebuah kegiatan promosi yakni;

1. Modifikasi Tingkah laku

Tujuan dari promosi ini merupakan usaha mengubah tingkah laku dan isu-isu didalam masyarakat tertentu, dari tidak menerima produk menjadi setia terhadap produk. 2. Memberitahu

Kegiatan ini memiliki sifat yang informatif kepada pasar mengenai produk tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan dan sebagainya.

3. Membujuk

Promosi ini dimaksudkan untuk memberi pengaruh atau dorongan kepada pasar agar membeli produk yang dipromosikan.

4. Mengingatkan

Hal ini ditujukan untuk mempertahankan suatu merk produk dihati masyarakat, agar produk bertahan dipasar secara terus menerus.


(6)

3 Dalam tujuan promosi juga terdapat beberapa spesifikasi tujuan lain, hal ini akan memudahkan pelaku program promosi untuk fokus pada informasi yang ingin disampaikan. Menurut beberapa tujuan program promosi tersebut adalah (Rangkuti, 2009: 147);

1. Untuk mencari pelanggan baru 2. Memperkenalkan produk baru 3. Membuka pasar baru

4. Agar konsumen mencoba

5. Mengalihkan pencoba menjadi pemakai 6. Menjangkau jumlah besar calon pembeli

7. Mengubah pemakai regular ke pemakai kemasan lebih 8. Menciptakan perbedaan pada produk

9. Menciptakan kesetiaan merk 10. Memperkuat distribusi 11. Mendorong harga 12. Meningkatkan perhatian

Dilihat dari beberapa tujuan dari kegiatan promosi diatas, maka promosi dari produk Salma ini memiliki tujuan memberitahu dan membujuk audiens. Dimana tujuan yang bersifat memberitahu adalah memberi informasi, mengenalkan produk boneka Salma dan melekatkan image Salma kepada khalayak sebagai produk boneka muslimah yang ada di Indonesia.

2.1.2. Jenis Promosi

Didalam kegiatan promosi terdapat beberapa jenis promosi atau disebut dengan bauran promosi atau alat yang dijadikan promosi sehingga sampai kepada konsumen produk. Menurut Peter Olson (2000: 181), ada empat jenis promosi yaitu:


(7)

4 Yakni penyajian informasi nonpersonal mengenai produk, merk, perusahaan atau toko yang dilakukan dalam pembayaran tertentu. Iklan dapat diterapkan kedalam berbagai macam media seperti; televisi, radio, cetakan majalah, surat kabar, billboard dan jenis media lain.

2. Promosi Penjualan

Yaitu rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen suatu produk tertentu untuk melakukan pembelian. Jenis promosi penjualan yakni dapat melalui perangko dagang, kupon, konteks dan undian, dan sebagainya.

3. Penjualan Personal

Adalah promosi yang melibatkan interaksi langsung antara pembeli dan salesman (pelaku promosi).

4. Publisitas

Merupakan bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan, produk atau merk si pemasar yang tidak membutuhkan pembayaran.

Berdasarkan dari pengidentifikasian masalah serta tujuan promosi Salma, maka kegiatan promosi Salma ini dikategorikan kepada jenis promosi periklanan dan promosi penjualan, karena promosi mencakup produk dan perusahaan dan memberikan informasi secara nonpersonal kepada sasaran.

2.2. Boneka Plastik Dengan Penggambaran Perempuan Dewasa

Sebelum munculnya boneka-boneka perempuan yang kini banyak ditemukan dipasaran, boneka dengan penggambaran sosok perempuan dewasa ini memiliki banyak perubahan. Meski keberadaannya saat ini mudah ditemukan dengan berbagai merk, dahulu boneka perempuan hanya ditemukan di Jerman, Eropa Tengah.


(8)

5 Pada tahun 1950 sebuah perusahaan industri plastik milik Rolf dan Kurt yakni O&M Hausser, memulai debutnya untuk membuat boneka berbahan plastik. Produk boneka plastik pertamanya diberi nama Lilli yang pertama kali dipasarkan pada 12 Agustus 1955. Boneka Lilli merupakan boneka perempuan dewasa pertama asal Eropa dengan kaki panjang berbalut sepatu hitam, dan berpakaian seperti orang dewasa barat. Boneka ini awalnya adalah boneka yang dijadikan hadiah untuk orang dewasa (Geber, 2010: 20).

Gambar 2.1 Boneka Lilli tahun 1950-1960 1

Sumber : www.dollreference.com/bild_lilli_clones_competitors.html. (diakses pada November 2000).

Gambar 2.2 Boneka Lilli tahun 1950-1960 2

Sumber : www.dollreference.com/bild_lilli_clones_competitors.html.(diakses pada mei2011).


(9)

6 Boneka Lilli menjadi boneka plastik pertama dengan penggambaran sosok perempuan dewasa, sebelum banyak bermunculannya boneka perempuan saat ini. Samp ai pada tahun 1959 muncullah boneka perempuan sebagai mainan anak-anak dan remaja perempuan bernama Barbie (Geber, 2010: 19). Boneka Barbie merupakan boneka yang diproduksi oleh perusahaan Mattel, sebuah perusahaan yang menjadi perusahaan mainan terbesar didunia. Boneka Barbie ini berhasil menarik perhatian anak-anak dan remaja di dunia, dan hingga kini boneka Barbie lebih dikenal oleh masyarakat didunia dibandingkan dengan Lilli.

Boneka Babrie yang pertama kali diproduksi memiliki bentuk yang serupa dengan bonek Lilli. Dengan baju bikini bercorak hitam putih zebra, Barbie seperti boneka versi lain dari boneka Lilli. Hal ini menjadi perdebatan dua belah pihak perusahaan. Namun karena Barbie lebih dikenal di pasar internasional pada akhirnya perusahaan O&M Hausser menjual hak paten boneka kepada perusahaan Mattel.

Gambar 2.3 Boneka Barbie pertama Sumber :

www.1.bp.blogspot.com/_CXjp_BuvVus/TVDl6yGUKwI/AAAAAAAAA3s/hB1DcwEn W1M/s1600/First-Barbie.jpg (diakses pada 8 Maret 2009).

Setelah memiliki hak paten dari perusahaan O&M Hausser, boneka Barbie mengalami banyak perubahan bentuk dari tahun ke


(10)

7 tahun. Boneka asal Amerika Serikat ini memiliki banyak versi, dimana seiring dengan perkembangan dunia fesyen busana, boneka-boneka Barbie yang diproduksi dibedakan melalui busana yang dikenakan.

Gambar 2.4 Boneka Barbie 1 Sumber :

www.3.bp.blogspot.com/_7bBBHc3rBrY/SbRpHQfL9eI/AAAAAAAAApw/NpnVXiDW JNc/s400/Original-1959-Barbie.doll.JPG (diakses pada 8 Desember 2008).

Gambar 2.5 Boneka Barbie 2

Sumber : www.free-extras.com/images/barbie_dolls-511.htm (diakses pada 12 Juni 2008).

2.3. Profil Produk Boneka Salma

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan perhatian, keahlian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan (Kotler, 2006: 276). Produk Salma merupakan sesuatu barang berupa boneka yang dapat dipasarkan dan dikonsumsi oleh khalayak.

Salma merupakan sebuah nama yang diambil dari bahasa arab yang memiliki arti kedamaian. Nama Salma ini yang kemudian


(11)

8 menjadi sebuah label produk boneka muslimah oleh Sukmawati Suryaman sebagai pemilik produk.

Gambar 2.6 Pemilik boneka Salma Sumber : dokumentasi pribadi pemilik

2.3.1. Prosedur Pembuatan Salma

Boneka Salma diperoleh dengan impor dari Cina karena belum diproduksi di Indonesia dengan kualitas yang bagus dan harga yang hanya setengah dollar untuk satu boneka. Juga untuk hak paten boneka ini masih dipegang oleh Mattel Inc. Perusahaan asal Amerika Serikat yang memproduksi boneka Barbie. Sukmawati sebagai pemilik Salma mengemas boneka impor tersebut dengan busana muslimah. Dibawah ini adalah pembuatan boneka Salma


(12)

9

3 4

Gambar 2.7 Tahapan membuat boneka Salma Sumber : dokumentasi pribadi pemilik

Produk Salma juga menyediakan baju ganti yang dijual terpisah, pin serta tas boneka. Bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan busana Salma pun beragam mulai dari katun, batik, songket, satin dan tile.

Gambar 2.8 Busana muslimah Salma Sumber : dokumentasi pribadi pemilik

Salma dibedakan dengan beberapa jenis nama atau kode yang disesuaikan dengan jenis pakaian muslimnya. Berikut adalah gambar boneka-boneka Salma sesuai dengan kode dan jenisnya.

Gambar 2.9 Jenis dan kode boneka Salma


(13)

10 Salma juga menjual boneka versi pakaian adat daerah, dan dengan tetap menerapkan konsep muslimah.

Gambar 2.10 Boneka Salma versi pakaian adat

Sumber : www.images.detik.com/content/2008/06/12/480/Boneka-dalam.jpg (diakses pada April 2011).

2.3.2. Distribusi Boneka Salma

Boneka Salma pertama kali diproduksi pada awal Juni tahun 2006, didaerah Ciamis lalu berpindah tempat produksi yakni didaerah Depok, Jawa Barat.

Alamat produksi Salma :

Jl. Garuda VI blok D2 No.6 Sawangan Permai Depok 16519, Jakarta Selatan Indonesia.

Alamat distribusi Salma : - Toko buku Walisongo

Jl. Kwitang No. 13, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10420. - Toko Gunung Agung

Jl. Kwitang Raya No. 6, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10420. Distribusi Boneka Salma pun saat ini meliputi pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Irian, Bali dan juga beberapa negara asing diantaranya Malaysia, Singapura, Brunei, Jerman dan Inggris. Salma bertempat di Jakarta, penjualan Salma luar


(14)

11 daerah dan luar negeri adalah melalui situs-situs pribadi seperti Blogspot, Wordpress, Multiply dan sebagainya.

Dalam penjualannya Salma juga melakukan kegiatan acara-acara pameran di Jakarta dan Bandung, yang diantaranya adalah SME’sCO festival, Pekan Produk Indonesia Exhibition, Gender Exhibition dan Pameran Produk Indonesia.

Gambar 2.11 pameran Salma Sumber : dokumentasi pribadi

2.3.3. Logo Produk

Gambar 2.12 Logo Salma

Sumber : www.bonekasalma.com (diakses pada 5 september 2010).

Bunga krisan pada logo Salma melambangkan bersahabat (friendly), nama Salma adalah kedamaian (peacefull).

2.4. Tinjauan Produk Boneka Salma

Salma adalah salah satu jenis produk boneka perempuan yang ada di Indonesia. Keberadaan Salma masih belum dikenal oleh banyak konsumen boneka perempuan khususnya di Indonesia. Hal ini terbukti dari sebuah penelitian dengan menggunakan angket yang


(15)

12 telah disebarkan di dua kota yakni Jakarta dan Bandung. Beberapa hasil dari pembagian angket yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Responden yang mengetahui adanya produk boneka perempuan berkerudung/ boneka muslimah lebih banyak dari yang tidak mengetahui

Grafik 2.1 persentasi penelitian 1

Responden yang mengetahui produk boneka muslimah sebanyak 88% dan 12% responden yang tidak mengetahui. 2. Jumlah responden yang tidak mengetahui nama dari produk

boneka perempuan berkerudung lebih banyak dari pada responden yang mengetahui

Grafik 2.2 persentasi penelitian 2

Jumlah responden yang juga anak-anak perempuan yang mengetahui nama merk produk boneka muslimah sebanyak 34%, dan responden yang tidak mengetahui sebanyak 66%.

3. Responden yang mengetahui boneka Salma lebih sedikit daripada yang tidak mengetahui

88% 12%

66% 34%


(16)

13 Grafik 2.3 persentasi penelitian 3

Persentasi responden yang mengetahui adanya produk Salma sebanyak 22% dan 78% responden tidak mengetahui.

kesimpulan dari data diatas adalah responden sekaligus target market Salma sebagian besar telah mengetahui mengenai adanya produk boneka perempuan berbusana muslimah, namun responden belum mengenal nama produk boneka permpuan tersebut.

Kurang dikenalnya Salma oleh khalayak dikarenakan Salma belum melakukan kegiatan promosi yang efektif dan tepat pada target audiens produk Salma.

2.5. Pengertian Busana

Kata “busana” dalam buku yang berjudul Cantik Dengan Busana Muslimah Mudah, Murah Dan Mempesona, diambil dari bahasa sansekerta yaitu “bhusana” yang diartikan kedalam bahasa Indonesia menjadi pakaian atau padanan pakaian. Tetapi ternyata busana dan pakaian memiliki arti yang berbeda. Busana adalah semua yang dipakai oleh tubuh dari kepala hingga kaki, sedangkan pakaian merupakan kain yang menutupi tubuh tergolong kedalam busana pokok. Golongan busana adalah pakaian pokok, pelengkap (accessories dan lain-lain) dan tata riasnya. Busana muslimah merupakan golongan busana karena mencakup pakaian pokok, pelengkap juga termasuk tata riasnya seperti berkerudung dan aksesorisnya. (Yusuf AN, 2010: 15)

2.5.1. Busana Muslimah

78% 22%


(17)

14 Busana muslimah atau busana muslim perempuan adalah busana yang dipakai oleh perempuan muslim (beragama Islam) yang menutupi tubuh dari atas (kepala) sampai bawah (kaki). Busana muslimah biasanya mencakup :

- Jilbab atau baju panjang yang menutupi badan dari leher hingga kaki jilbab termasuk dengan pakaian karena mencakup busana pokok.

- Kerudung merupakan bentuk jamak (plural) dari khimaar bahasa Arab yakni segala sesuatu yang dapat menutupi kepala hingga batas dada tidak termasuk dengan muka.

Busana muslimah kini tidak hanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun seiring dengan berkembangnya zaman, busana muslimah kini telah menjadi sebuah fesyen. Salma merupakan salah satu bentuk terapan fesyen busana muslim di Indonesia.

2.5.2. Fungsi Busana Muslimah

Busana muslim wanita yang berfungsi sebagai pakaian penutup badan juga memiliki beberapa fungsi lain yang diantaranya adalah :

Busana muslimah merupakan ciri khas atau identitas kaum muslim, khususnya di Indonesia sebagian besar penduduknya beragama muslim namun ada sebagian penduduknya beragama non muslim. Dengan busana muslim kaum muslim dapat memiliki identitas sendiri. Menutupi aurat, aurat disini merupakan bagian tubuh khususnya wanita dari atas (kepala) hingga bawah (kaki) kecuali muka dan telapak tangan.

Busana muslimah juga berfungsi sebagai hiasan, kerudung maupun jilbab yang dikenakan biasanya memiliki fungsi lain yaitu sebagai hiasan seperti cara


(18)

15 memakai kerudung yang dipadu padankan dengan objek-objek penghias lain.

2.6. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi, berdasarkan logik yang dapat memaksimakan kekuatan (Strengh) dan peluang (Opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimakan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor luaran (Peluang dan Ancaman) dengan faktor dalaman (Kekuatan dan Kelemahan). Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan olehKenneth Andrew (Emye, 2005).

Berikut ini adalah analisis data produk kompetitor Salma berdasarkan metode analisis SWOT :


(19)

16 Untuk mencapai solusi yang tepat dari permasalahan yang ada pada produk boneka Salma, maka diperlukan adanya analisa terhadap boneka Salma. Dengan mengevaluasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada produk, maka strategi perencanaan promosi akan dapat ditentukan dengan tepat. Berikut adalah analisa Salma dengan menggunakan analisis SWOT :

No Strengh Weakness Oportunity Threat

1 Memiliki identitas boneka muslimah Salma belum memiliki iklan sebagai alat promosi Akan menjadi Boneka pertama di Indonesia yang berpromosi iklan sebagai boneka berbusana muslimah Konsumen akan semakin sedikit bila tidak adanya kegiatan promosi

2 Menerapkan unsur kebudayaan seperti busana muslimah adat daerah Memiliki banyak kompetitor Semakin dikenal oleh khalayak maka semakin besar peluang mendapatkan konsumen dalam jumlah besar Akan muncul kompetitor baru, seiring dengan berkembangnya dunia fesyen busana di dunia

3 Telah mencapai penjualan ke beberapa daerah

di Indonesia dan luar negeri

Memasok produk pada toko buku dan dalam satu wilayah saja


(20)

17 Dari analisis data kompetitor dan data Salma, kompetitor yang setara dengan produk Salma adalah Fulla. Fulla merupakan produk boneka asal negeri Timur Tengah yang kini juga diproduksi di Indonesia. Dari aspek boneka, Salma dan Fulla merupakan boneka yang sama yakni diimpor dari China.

Gambar 2.12 Kompetitor Salma Sumber :

www.3.bp.blogspot.com/ynwe_FHxDvg/TZ8Sg94I8jI/AAAAAAAAACU/wIDUD9qcOk c/s1600/fulla-doll.jpg (diakses pada 18 oktober 2010).

Dengan kompetitor yang setara dengan Salma, maka diperlukan adanya analisis SWOT Salma dengan kompetitor Fulla sebagai berikut:

Nama Produk

Strengh Weakness Oportunity Threat

Salma Memiliki identitas boneka muslimah Belum memiliki iklan sebagai alat promosi Akan menjadi Boneka pertama di Indonesia yang berpromosi iklan sebagai boneka muslimah Munculnya produk-produk yang sama


(21)

18 Fulla

internasio-nal dan diproduksi di Indonesia

memproduksi boneka muslimah

saja

berganti identitas boneka mengikuti selera pasar

lebih dikenal adalah boneka

muslimah


(22)

(23)

1 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Kegiatan promosi produk salma ini melalui proses stategi perancangan dan konsep visual, dimana segmentasi produk dan visual yang akan diterapkan dalam promosi ditentukan dengan melalui proses studi. Kegiatan ini bertujuan agar strategi perancangan dan visual promosi terkonsep dengan tepat, sehingga tujuan promosi dapat tersampaikan dan tepat pada segmentasi yang telah ditentukan.

3.1. Segmentasi

Perancangan promosi melibatkan dua pihak didalamnya yakni antara objek dan subjek, dimana objek merupakan produk Salma dan subjek yaitu target market. Segmentasi yaitu kegiatan mengelompokan pelanggan atau prospek sesuai dengan karakteristik, gaya hidup, kebutuhan dan alasan produk atau jasa yang ingin mereka beli (Rangkuti, 2009: 64).

Segmentasi produk Salma diuraikan dengan mencakup target market dan audiens. Segmentasi tersebut diuraikan berdasarkan beberapa hal yaitu ;

1. Demografis

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : Target audiens berusia 4-11 tahun & ibu- ibu usia dewasa akhir. Karakteristik demografi ini dilihat dari segi target market dan audiens konsumen Salma.

Agama : Islam

Pendidikan : Anak-anak yang sedang pada jenjang sekolah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Pekerjaan : Anak-anak sebagai pelajar dan ibu-ibu sebagai ibu rumah tangga atau pekerja. 2. Geografis


(24)

2 Target berada pada wilayah perkotaan di seluruh Indonesia. Wilayah perkotaan merupakan tempat yang menjadi pusat manusia berkumpul baik oleh suburban (pendatang yang tidak menetap) maupun urban (penduduk yang menetap diperkotaan). 3. Psikografis

Gaya hidup anak perempuan tergantung akan gaya hidup keluarganya adalah terutama ibu. Para ibu yang berada didaerah perkotaan lebih cenderung memiliki gaya hidup yang modern yang kemudian gaya hidup yang dipilihnya tersebut diterapkan kepada anak perempuannya. Namun demikian anak-anak usia dibawah 12 tahun masih belum dapat memutuskan sendiri akan gaya hidup, mereka masih sangat terpengaruhi oleh faktor sosial keluarga dan lingkungan.

Gambar 3.13 studi indikator 1 Sumber :

www.4.bp.blogspot.com/_6RPgNTUdZtw/TIRkxkt_k2I/AAAAAAAABds/5qnj5-7kjgc/s320/3.jpg (diakses pada 5 september 2010).

4. Ekonomi

Target audiens didaerah perkotaan merupakan penduduk yang memiliki tingkat ekonomi kelas menengah dan menengah keatas.


(25)

3 Gambar 3.14 studi indikator 2

Sumber :

www.radar-bogor.co.id/uploads/berita/dir18102010/img18102010626841.jpg (diakses pada 18 oktober 2010).

3.1.1. Perilaku Konsumen

Dalam menetapkan sebuah segmentasi dari target audiens produk boneka Salma, perilaku konsumen digunakan dalam mengidentifikasi segmentasi sehingga dapat mengelompokkan target audiens dengan tepat. Definisi dari perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan (pendapatan) , konsumsi berbagai produk, jasa, pengalaman dan ide-ide (Mowen; Minor, 2001: 6).

Perilaku konsumen merupakan sebuah studi mengenai kegiatan manusia yang berperan sebagai konsumen, dimana yang dilihat adalah berbagai unit seperti produk, jasa, barang dan lain sebagainya yang digunakan oleh suatu kalangan atau kelompok masyarakat tertentu.

3.1.2. Budaya Pop Konsumen Boneka Perempuan

Budaya pop adalah sub budaya yang merupakan budaya komersial dampak dari produksi massal (Storey, 2003: 12). Dalam hal ini konsumen boneka perempuan merupakan sekelompok individu yang menerapkan budaya baru yakni budaya populer atau budaya pop.

Konsumen boneka perempuan merupakan kelompok individu yang tersugesti sebuah kebudayaan baru yakni


(26)

4 kebudayaan konsumerisme, dimana konsumen memiliki sugesti bahwa makna kehidupan ditemukan pada apa yang dikonsumsi (Storey, 2006: 144). Salma merupakan salah satu produk yang menerapkan sebuah feminisme perempuan, seperti halnya produk-produk boneka perempuan sebelumnya. Konsumen Salma adalah anak-anak perempuan usia 4-12 tahun, yang masih sangat mudah menyerap apa yang diterima oleh setiap panca inderanya. Hal ini menunjukan bahwa anak-anak perempuan yang juga sebagai target market Salma, dengan mudah ingin meniru cantik seperti apa yang mereka(anak perempuan) lihat pada visualisasi boneka perempuan.

Usia anak-anak masih sangat kental akan dunia permainan, dan memiliki imajinasi tinggi dalam masanya yang senang bermain. Dalam buku yang mengangkat tentang Kisah Sukses Barbie, pencipta Barbie yaitu Ruth meneliti beberapa kejadian-kejadian kecil pada anak perempuan dan teman-teman mainnya ketika bermain boneka kertas, ia melihat gadis-gadis kecil menghayalkan diri mereka dalam peran yang mereka letakkan pada boneka kertas yang mereka mainkan, mereka juga menirukan percakapan orang dewasa. Hal ini juga menjadi salah satu inspirasi terciptanya boneka plastik bernama Barbie asal Amerika Serikat, yang kini menjadi salah satu ikon boneka yang sangat diminati anak-anak perempuan dan dewasa hampir di 150 negara (Geber, 2010: 19).

Beberapa fenomena yang kini banyak ditemukan pada anak-anak perempuan adalah menirukan cantik ala princess, yang terinspirasi dari boneka Barbie atau pun kartun Disney.


(27)

5 Gambar 3.15 Fenomena princess pada anak 1

Sumber : www.athaliaprincess.com/media/Princess.html (diakses pada Januari 2009).

Gambar 3.16 Fenomena princess pada anak 2

Sumber : www.tiwip.blogspot.com/2011/03/anak-didik-yang-lucuu.html (diakses pada 31 Maret 2011).

3.1.3. Positioning

Saat ini produk boneka muslimah memang banyak ditemukan baik yang disertai merk maupun yang tanpa merk. Walau begitu konsumen boneka perempuan yang juga menjadi responden dalam penelitian, belum mengetahui nama sebuah merk produk boneka muslimah yang ada.

Oleh karena itu positioning dalam kegiatan promosi ini adalah mengenalkan Salma kepada khalayak sebagai produk boneka muslimah. Dengan demikian khalayak mengenal Salma sebagai boneka muslimah atau produk boneka muslimah adalah Salma.


(28)

6 3.2. Strategi Pesan

Startegi pesan yang digunakan dalam promosi ini adalah dengan menampilkan sisi lain dari boneka, yakni mengenalkan Salma kepada audiens dengan penggambaran sosok perempuan muslimah yang baik hati, bersahabat dan cinta damai.

Menerapkan sisi lain dari Salma yang akan divisualisasikan dengan karakteristik yang bersahabat dan ramah, menjadi pendakatan pesan yang ditujukan agar audiens menyukai Salma dari sisi tersebut, juga diharapkan pendekatan pesan tersebut dapat menjadi contoh baik kepada anak-anak perempuan yang juga sebagai target market Salma.

3.2.1. Pendekatan Pesan

Karakteristik anak-anak usia 4-12 tahun salah satunya adalah menerima dan mengeksplorasikan apa yang ditangkap oleh panca inderanya (Wahdah Ayu, 2010). Seperti pada sebuah kasus cantik dan dengan mengenakan gaun yang anggun, mereka (anak perempuan) lebih mempersepsikan hal tersebut dengan cantik seperti seorang puteri atau princess. Hal ini juga diaplikasikan kedalam kehidupan mereka (anak-anak) dengan meniru berpakaian seperti seorang puteri.

Sosok princess atau seorang puteri memang lebih menarik perhatian anak-anak perempuan saat ini, oleh karena itu pendekatan pesan yang digunakan pada kegiatan promosi produk Salma ini adalah dengan menerapkan konsep puteri.

3.2.2. Sifat Pesan

Salma merupakan sebuah produk dengan penggambaran sosok perempuan dewasa, oleh karena itu Salma juga memvisualisasikan sifat-sifat yang dimiliki perempuan pada lazimnya. Seperti halnya berdandan,


(29)

7 mengenakan gaun dan sepatu perempuan. Sifat keperempuanan tersebut juga dikenal dengan feminin.

Secara harafiah feminin merupakan sifat-sifat yang dimiliki perempuan, feminin juga menjadi konsep produk-produk boneka perempuan yang ada saat ini. Mengacu pada hal-hal tersebut maka sifat pesan yang diterapkan pada promosi ini adalah feminin, yang disesuaikan dengan Salma sebagai boneka perempuan juga dilihat berdasarkan target market produk Salma yakni anak-anak perempuan.

3.2.3. Kualitas Pesan

Pesan yang ingin disampaikan dalam kegiatan promosi Salma ini memiliki tingkatan kualitas yang dapat menyerang pikiran. Membuat anak-anak sebagai target market tidak hanya mengenal boneka sebagai sarana bermain saja, tetapi juga sebagai sarana mendidik moral dan mengenal budaya berbusana muslimah sedari dini.

1.2.4. Gaya Pesan

Dengan menggunakan sosok princess atau puteri sebagai pendekata pesan, maka gaya bahasa yang digunakan dalam promosi Salma ini adalah metafora. Gaya metafora ini berupa boneka yang divisualisasikan menjadi sosok princess yang bersahabat dan cinta damai

3.3. Strategi Visual

Strategi visual yang digunakan dalam kegiatan promosi Salma ini adalah dengan mendesain karakter boneka Salma. Karakter ini akan menjadi ikon produk Salma yang mewakili boneka. Desain karakter Salma yang menjadi ikon dalam promosi ini menjadi strategi pendekatan visual agar dapat menarik perhatian target market Salma.

Ada beberapa hal dalam perancangan strategi visual yang akan dikaji dalam kegiatan promosi ini, yakni elemen-elemen visual. Dengan mengkaji lemen-elemen visual akan mempermudah dalam


(30)

8 mengidentifikasi berbagai hal yang berkaitan dengan target market, sehingga pesan yang disampaikan pada setiap media yang akan digunakan tepat dan dapat diterima oleh audiens.

3.3.1. Bentuk

Bentuk yang banyak digunakan pada hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak perempuan adalah bentuk-bentuk yang dinamis, cenderung memiliki banyak lengkungan dan membulat, bentuk yang sederhana. Bentuk-bentuk tersebut mengimplementasikan pertumbuhan dan feminin.

Gambar 3.17 Referensi bentuk 1

Sumber : www.nggita-cintitya.com/disney-princesses1.jpg (diakses pada 14 Juni 2011).

Gambar 3.18 Referensi bentuk 2

Sumber : www.blogsaladblog.com (diakses pada 18 Maret 2009). 3.3.2. Garis

Garis yang banyak digunakan adalah garis-garis lengkung dan jauh dari kesan garis-garis yang tegas, dimana


(31)

9 lebih mengesankan gerakan dan pertumbuhan, hal ini ditinjau dari karakteristik anak yang masih sangat senang pada dunia bermain. Garis lengkung juga merupakan implementasi dari feminitas.

Gambar 3.18 Referensi garis 1

Sumber : www.worldhum.com/images/dora.jpg (diakses pada 4 Februari 2010).

Gambar 3.19 Referensi garis 2

Sumber : www.free-extras.com/images/barbie_dolls-511.htm (diakses pada September 2010).

Kesimpulan garis-garis yang digunakan dalam studi garis diatas yang akan menjadi referensi dalam media-media promosi yang digunakan adalah sebagai berikut


(32)

10 3.3.3. Warna

Menggunakan warna-warna playfull. Warna yang digunakan oleh anak-anak perempuan juga lebih cenderung pada warna merah muda, warna yang memvisualisasikan feminitas perempuan.

Gambar 3.20 Referensi warna 1 Sumber: dokumentasi pribadi

Gambar 3.21 referensi warna 2 Sumber :

www.2.bp.blogspot.com/-anW8XL0Usk4/TeBiKMIwwhI/AAAAAAAACxw/SWwmy4_qbKQ/s1600/mick ey-mouse1+%25288%2529.jpg (diakses pada 26 Januari 2011). Warna-warna yang digunakan dalam kegiatan promosi ini adalah


(33)

11 3.3.4. Tipografi

Menggunakan jenis huruf dengan garis lengkung, tidak banyak menggunakan jenis huruf yang mengesankan tegas karena jauh dari sifat anak-anak usia 4-12 tahun. Jenis huruf dengan garis lengkungan mengesankan keanggunan, feminin, sesuai dengan karakteristik Salma dan target market.

Gambar 3.22 Referensi tipografi 1

Sumber : www.2.bp.blogspot.com/BarbieLogo1.gif (diakses pada Februari 2010).

Gambar 3.23 Referensi tipografi 2

Sumber : www.3.bp.blogspot.com/Rapunzel+Logo.jpg (diakses pada Februari 2010).

Gambar 3.24 Referensi tipografi 3

Sumber : www.logostage.com/logos/disney.gif (diakses pada Februari 2010).

Dari studi tipografi yang digunakan pada segmentasi anak-anak diatas, maka tipografi yang digunakan adalah

Angelina

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z


(34)

12

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3.4. Konsep Visual

Dengan mengkaji uraian yang telah dipaparkan mengenai startegi pesan dan visual melalui beberapa studi, maka visualisasi karakter Salma adalah sebagai berikut

Gambar 3.24 Konsep visual Karakter Nama karakter : Salma princess peace

Salma princess peace memiliki karakter yang ramah dan damai juga bersahabat. Sifat-sifat tersebut diambil dari arti nama Salma yang berarti ramah atau kedamaian. Desain karakter ini disesuaikan dengan Salma versi princess dengan kode boneka PR01.

3.4.1. Tagline

Tagline yang menjadi pendukung pesan yang ingin disampaikan dalam kegiatan promosi ini adalah “boneka muslimah”. Tagline ini ditujukan untuk membuat audiens selalu mengingat Salma sebagai produk boneka muslimah. Penempatan tagline akan diletakkan dibawah logo Salma


(35)

13 Gambar 3.25 Tagline

Nama font :

Angelina

a b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

3.5. Strategi Media

Berdasarkan atas jenis-jenis promosi atau bauran promosi yang telah diuraikan, maka kegiatan promosi Salma ini dikelompokan pada promosi periklanan.

3.5.1. Skenario Media

- Above The Line

Media lini atas adalah media massa cetak yang diterbitkan secara berkala dan continue serta dibaca oleh masyarakat luas (Didih Suryadi, 92:2011). Beberapa media lini atas yang digunakan dalam promo ini adalah tabloid, brosur, flyer. - Below The Line

Media lini bawah adalah media yang menuntut perhatian dari banyak audiens. Media yang digunakan adalah iklan internet, poster, spanduk, sticker dan media-media gimmick.

Media lini bawah yang juga digunakan dalam kegiatan promosi produk Salma ini adalah menyelenggarakan event perlombaan. Perlombaan yang diselenggarakan dalam masa


(36)

14 promosi adalah lomba mewarnai dimana acara ini melibatkan audiens produk Salma secara langsung.

Nama acara : lomba mewarnai bersama Salma Tanggal pelaksanaan : 17 Juli 2012

Tempat pelaksanaan : toko buku Gunung Agung Kwitang, Jakarta Pusat.

3.5.2. Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang digunakan dalam promosi ini adalah dengan animasi dua dimensi. Animasi dua dimensi digunakan agar lebih menarik perhatian target market yakni anak-anak.

3.5.3. Media Utama

Media utama dalam kegiatan promosi produk Salma ini adalah internet comercial. Internet merupakan media yang dapat menjangkau luas sasaran promosi, sehingga memiliki peluang untuk Salma menjadi lebih dikenal sebagai boneka muslimah. Sejak tahun 2007 Salma mandapatkan pemesanan yang meningkat hingga ke manca negara melalui media internet. Situs-situs internet yang sampai saat ini dimanfaatkan pemilik dalam penjualan Salma diantaranya adalah Wordpress, Multiply, Blogspot, Indonetwork, Twitter dan Facebook.

3.5.4. Media Penunjang

Beberapa media pendukung yang digunakan yaitu; 1. Poster

Poster merupakan salah satu media cetak yang efektif untuk kegiatan promosi ini karena media ini dapat disebar didaerah yang ditentukan dan memungkinkan di lihat oleh target audiens boneka Salma.

2. Iklan tabloid

Jenis tabloid yang menjadi media promosi Salma ini disesuaikan dengan target audiens boneka Salma yakni tabloid ibu dan anak.


(37)

15 3. Brosur

Media ini digunakan agar audiens mengenal produk lebih rinci, media cetak ini juga dapat disebarkan langsung kepada target audiens produk salma.

4. Flyer

Flyer digunakan untuk menyebarkan promosi secara luas dan langsung kepada target sasaran

5. Spanduk

Spanduk merupakan media yang cukup efektif dalam kegiatan promosi karena dilihat dari ukuran yang cukup besar untuk media cetak sehingga bila dipasang pada daerah yang banyak dilalui oleh audiens, tujuan promo akan dapat tersampaikan.

6. Sticker

Menggunakan media sticker karena media ini dapat digunakan langsung oleh target market Salma, dan sifatnya yang relatif dalam jangka panjang. Sehingga memungkinkan target market mengingat produk boneka Salma sebagai produk boneka muslimah.

7. Kertas Mewarnai

Kertas mewarnai ini berisikan gambar yang akan menjadi media perlombaan.

3.5.5. Media Gimmick

1. Paper bag

Tas dengan bahan kertas ini merupakan media yang dapat menarik perhatian target market Salma, selain dapat digunakan untuk membawa barang, gambar dan warna dapat menjadi alasan audiens menggunakan media ini.

2. Note (buku catatan)

Buku catatan dapat digunakan sebagai media untuk anak dalam menuangkan berbagai tulisan kedalamnya.


(38)

16 3. Penggaris

Media ini merupakan salah satu media yang jangka waktu penggunaanya dapat bertahan lama. Dengan demikian konsumen Salma akan selalui mengingat produk Salma melalui media penggaris ini

4. Pin

Pin merupakan sebuah media promosi yang digunakan langsung oleh audiens untuk hiasan kerudung, tas, dan sebagainya.

5. Pensil warna

Salah satu media yang digunakan langsung oleh target market karena pensil warna digunakan untuk menggambar dan mewarnai, yang merrupakan salah satu kegiatan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak dalam masa sekolah.

6. Meja lipat

Meja lipat anak saat ini banyak ditemukan dipasaran, selain digunakan untuk belajar yang menarik pada meja lipat ini adalah gambar yang menjadi alas meja lipat tersebut.

3.6. Strategi Distribusi

Dalam pendistribusian media-media promosi, media utama promosi yakni internet commercial akan didistribusikan pada jejaring sosial. Situs jejaring sosial kini menjadi salah satu telekomunikasi yang kini banyak dimanfaatkan oleh orang untuk berpromosi. Situs-situa jejaring sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan orang sebagai sarana dalam berpromosi diantaranya adalah Facebook, Twitter, Blogspot, dan sebagainya. Situs jejaring sosial menjadi fasilitas berpromosi yang mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya.

Salah satu jejaring sosial yang kini penggunanya berkembang pesat di Indonesia adalah Facebook. Facebook adalah sebuah


(39)

17 layanan jejaring sosial yang bisa menghubungan satu pengguna dengan pengguna lain untuk bisa saling berkomunikasi (MADCOMS, 2010: 1). Pengguna Facebook di Indonesia mulai dari anak-anak hingga orang tua. Oleh karena itu Facebook menjadi startegi distribusi untuk media utama dalam kegiatan promosi ini

Dibawah ini adalah grafik urutan negara pengguna Facebook terbanyak hingga tahun 2011

Negara Jumlah Pengguna

1 United States 146.805.000 2 Indonesia 31.784.080 3 United Kingdom 28.935.380

4 Turkey 24.143.980

5 France 20.469.420

6 Philipines 18.901.900

7 Mexico 18.243.080

Tabel 3.3 Urutan negara pengguna Facebook terbanyak

Sumber : www.syafir.com/2011/01/04/indonesia-terbesar-ke-2-pengakses-facebook

Untuk media-media pendukung yakni iklan tabloid, flyer, brosur menjadi tahapan informasi yang akan didistribusikan melalui media cetak untuk tabloid, flyer dan brosur akan disebarkan didaerah perkotaan yang banyak dilewati oleh target audiens seperti mall dan tempat rekreasi, juga akan ditempatkan pada toko-toko penjualan produk Salma.

Media-media bellow the line akan didistribusikan pada tahapan persuasif dan reminding. Media poster dan spanduk akan didistribusikan didaerah yang berdekatan tempat pelaksanaan perlombaan. Sedangkan media-media gimmick akan dijadikan hadiah untuk para peserta lomba dan konsumen yang membeli Salma dalam masa promosi.

Berikut adalah tahapan media-media yang digunakan dalam kegiatan promosi Salma


(40)

18

Media/ Tahapan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Internet commercial Tabloid Flyer Brosur Poster Spanduk Flagchain Sticker Pin Note Penggaris Meja lipat Paper bag Pensil warna Kertas mewarnai

Tabel 3.4 Tahapan media

In fo rm a si P e rsu a si f R e m in d in g


(41)

(42)

1 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1. Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahapan awal perancangan desain. Dalam proses pra produksi ini dilakukan perancangan konsep desain karakter yang telah melalui studi elemen-elemen visual. Dalam tahapan ini juga ditentukan gagasan utama dalam promosi Salma sebagai produk boneka muslimah.

Gagasan utama promosi adalah puteri atau princess. Sosok puteri ini akan dijadikan sebagai sebuah karakter yang menjadi ikon promosi. Hal ini akan memudahkan audiens mengenal Salma yang diformasikan kedalam sebuah karakter puteri. Konsep gagasan utama ini juga melalui pertimbangan versi-versi dari boneka Salma. Versi boneka yang dijadikan karakter adalah princess dengan kode PR01

Gambar 4.26 Salma versi princess sumber : dokumen pribadi 4.1.1. Sketsa

Setelah melakukan strategi perancangan dan konsep visual, sketsa merupakan tahapan dalam perancangan visual selanjutnya. Proses ini merupakan tahapan kerangka yang dilakukan untuk memudahkan pembuatan desain karakter Salma. Sketsa dilakukan dengan menggunakan media pensil yang kemudian melalui proses scanning sebelum proses digital dilakukan.


(43)

2 4.1.2. Pengolahan Gambar

Tahapan ini merupakan tahapan pengolahan sketsa menjadi gambar detail dengan proses pewarnaan. Proses pengolahan sketsa menjadi gambar digital ini diolah dengan menggunakan software desain.

Gambar 4.27 Karakter Salma princess peace 4.2. Teknis Produksi

4.2.1. Media Utama

Media utama dalam promosi adalah internet commercial yang merupakan jenis media above the line. Iklan internet ini berisikan tentang karakter Salma yang cinta damai dan bersahabat. Dalam media utama ini Salma princess peace diceritakan sebagai perempuan yang mendamaikan dan menjadi penengah antara dua orang yang sedang bertengkar.

Story line

- Disiang hari yang cerah ada dua orang perempuan yang sedang bertengkar dijalan.

- Disatu sisi Salma sedang berjalan menjauh dari istana, kemudian ditengah jalan ia berhenti mendengar keributan dari dua perempuan yang sedang bertengkar.


(44)

3 - Ketika berhenti karena melihat dua orang perempuan yang sedang bertangkar, Salma kemudian memiliki inisiatif dan munculah cahaya yang akan mendamaikan mereka

- Salma menghampiri mereka yang sedang bertengkar, kemudian mendamaikannya dengan cahaya tersebut


(45)

4


(46)

5 Media utama ini akan didistribusikan melalui jejaring sosial Facebook sebagai berikut

Alamat web :

http://www.facebook.com/profile.php?id=1319127047&sk=wall Facebook : Boneka Salma

Gambar 4.28 Internet commercial

4.2.2. Media Penunjang Tabloid

Tabloid dipilih sebagai media promosi karena media ini memiliki spesifikasi target audiens. Tabloid yang digunakan dalam promo ini adalah tabloid yang khusus untuk ibu dan anak, dimana ibu dan anak juga merupakan target audiens dari produk Salma.

Konsep dari media ini adalah mengenalkan Salma princess peace sebagai sebuah produk boneka muslimah kepada pembaca tabloid yang juga sebagai target audiens. Dan memberikan unsur tulisan yang bersifat informatif seperti facebook Boneka Salma, informasi telpon dan situs Salma. Beberapa boneka Salma versi lain juga ditampilkan agar


(47)

6 audiens mengetahui bahwa Salma memiliki banyak versi, sehingga dapat mengundang audiens untuk mengunjungi situs Salma maupun facebook untuk memiih Salma dengan versi-versi lain.

Spesifikasi Media :

Panjang : 29,7 cm Lebar : 42 cm

Material : Artpaper 150gr Nama Tabloid : Nakita

Teknis cetak : cetak offset

Gambar 4.29 Media iklan tablid Flyer

Flyer ini akan disebarkan didaerah strategis diperkotaan yang banyak dilalui oleh audiens. Media flyer dipilih karena media ini dapat diberikan langsung kepada target audiens, sehingga tujuan dari promosi ini dapat tersampaikan langsung pada target sasaran.

Spesifikasi Media : Panjang : 14,8 cm Lebar : 21 cm

Material : Artpaper 150gr Teknis cetak : cetak offset


(48)

7 Gambar 4.30 Media flyer

Brosur

Brosur ini digunakan sebagai salah satu media promosi karena media ini memberikan informasi yang lebih rinci mengenai produk Salma. Media ini juga diberikan langsung pada target audiens. Media ini ditempatkan pada stand-stand penjualan Salma dan toko boneka perempuan.

Konsep brosur adalah menampilkan beberapa versi boneka Salma dengan mendesain karakter yang sama seperti Salma versi princess, hal ini untuk menarik perhatian audiens dengan membuat karakter Salma dalam setiap versinya.

Spesifikasi Media : Panjang : 21 cm Lebar : 29,7 cm

Material : Artpaper 150gr Teknis cetak : cetak offset


(49)

8 Gambar 4.31 Media brosur

Poster

Media ini akan ditempelkan ditempat-tempat yang startegis dan yang banyak dilewati oleh audiens yakni didaerah yang berdekatan dengan tempat perbelanjaan di kota Jakarta. Media lini bawah ini digunakan untuk informasi perlombaan mewarnai yang menjadi salah satu kegiatan promosi.

Spesifikasi Media : Panjang : 42 cm Lebar : 59,4 cm Material : Albatros Teknis cetak : cetak digital


(50)

9 Spanduk

Media spanduk dalam promosi ini digunakan untuk media pengumuman lomba mewarnai. Media ini akan ditempatkan pada daerah yang berdekatan dengan pelaksanaan perlombaan, hal ini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai adanya kegiatan perlombaan ditempat tersebut.

Konsep visual media spanduk ini adalah dengan meletakkan unsur-unsur tulisan yang berupa informasi mengenai Salma, juga menampilkan karakter Salma princess peace pada layout sebagai ikon boneka Salma versi princess yang akan dijadikan ikon lomba mewarnai.

Spesifikasi Media : Panjang : 1 m Lebar : 3 m Material : Vinyl


(51)

10 Gambar 4.33 Media spanduk

Flagchain

Flagchain atau bendera rantai ini digunakan sebagai salah satu media promosi yang akan digunakan pada tempat berlangsungnya kegiatan perlombaan, bendera ini juga akan ditempatkan pada toko-toko penjualan produk Salma.

Konsep media flagchain adalah dengan tetap menerapkan konsistensi layout yang sama dengan media lain yakni dengan menampilkan karakter Salma princess peace yang menjadi ikon promosi. Bentuk flagchain adalah bentuk setengah elips, bentuk ini disesuaikan dengan studi elemen bentuk yang banyak digunakan dalam segmentasi anak-anak perempuan.

Spesifikasi Media : Panjang : 21 cm Lebar : 20 cm

Material : Artpaper 150gr Teknis cetak : cetak digital


(52)

11 Gambar 4.34 Media flagchain

Note

Note atau memo digunakan sebagai media promosi karena media ini sering digunakan sebagai alat untuk menuangkan berbagai tulisan oleh target market Salma yakni anak-anak perempuan. Memo ini ditujukan untuk memungkinkan target market mengingat Salma sebagai boneka muslimah karena memo ini digunakan hampir setiap hari untuk menulis.

Media gimmick ini akan diberikan langsung pada target market yang mengikuti perlombaan sebagai salah satu isi hadiah lomba mewarnai yang menjadi kegiatan promosi.

Konsep visual media note ini adalah seperti desain media lain dengan menampilkan karakter princess peace dan meletakan berbagai jenis boneka Salma. Juga menempatkan situs Salma pada layout sebagai unsur informasi yang lebih rinci.


(53)

12 Panjang : 15,8 cm

Lebar : 10,5 cm Isi : 30 lembar Material : Artpaper 150gr Teknis cetak : cetak digital

Gambar 4.35 Media note

Penggaris

Penggaris menjadi media gimmick dalam promosi ini yang akan dijadikan salah satu isi hadiah perlombaan. Penggaris digunakan karena media promosi ini merupakan salah satu jenis alat tulis yang dapat digunakan langsung oleh target market, dan penggunaannya memiliki jangka waktu yang cukup panjang.

Spesifikasi Media : Panjang : 26,5 cm Lebar : 4,5 cm

Material : Acrylic, sticker Teknis cetak : cetak digital


(54)

13 Gambar 4.36 Media penggaris

Pensil Warna

Media promosi pensil warna ini merupakan salah satu isi dari hadiah perlombaan, yang juga digunakan sebagai media mewarnai dan akan diberikan langsung pada peserta lomba yakni anak perempuan yang juga sebagai target market produk Salma. Pensil warna digunakan sebagai salah satu media promosi, karena menggambar dan mewarnai merupakan kegiatan yang sering dilakukan anak-anak. Dengan jangka waktu yang sering dalam menggunakan media pensil warna ini adalah sebuah peluang bagi produk Salma untuk selalu diingat oleh konsumennya.

Spesifikasi Media : Panjang : 11 cm Lebar : 13 cm

Material : Artpaper 260gr Teknis cetak : cetak digital


(55)

14 Gambar 4.37 Media pensil warna

Sticker

Media sticker akan diberikan langsung kepada konsumen produk Salma. Media sticker digunakan sebagai media promosi karena sticker dapat digunakan langsung oleh konsumen yang bisa ditempelkan dimanapun, seperti ruangan, pintu dan sebagainya.

Spesifikasi Media : Panjang : 6 cm Lebar : 15 cm Material : Vinyl


(56)

15 Gambar 4.38 Media sticker

Pin

Media promosi pin ini merupakan media yang diberikan langsung pada konsumen yang menjadi peserta lomba, juga konsumen yang membeli produk Salma. Media pin adalah media yang biasanya digunakan oleh target market Salma sebagai hiasan yang dipakai pada baju, tas dan sebagainya. Spesifikasi Media :

Panjang : 5,5 cm Lebar : 5,5 cm Teknis cetak : cetak offset


(57)

16 Gambar 4.39 Media pin

Meja Lipat

Meja lipat dipilih sebagai salah satu media promosi karena saat ini banyak ditemukan dipasaran, selain digunakan untuk belajar yang menarik pada meja lipat ini adalah gambar pada alas meja lipat tersebut. Meja lipat ini akan digunakan pada penyelenggaraan lomba mewarnai

Konsep visual meja lipat adalah memberikan cerita melalui visual yakni kedua teman yang sedang bersalaman telah didamaikan oleh Salma. Meja lipat memiliki jangka waktu yang panjang dalam penggunaanya oleh karena itu dalam visual ini terdapat unsur-unsur tulisan yang bersifat informasi yang salah satunya adalah situs Salma, karena situs Salma adalah situs yang up to date mengenai produk salma yang bisa dikunjungi kapanpun.

Spesifikasi Media : Panjang : 47,5 cm Lebar : 33 cm Teknis cetak : cetak digital


(58)

17 Gambar 4.40 Media meja lipat

Paper Bag

Tas kertas atau paper bag ini akan menjadi tempat yang berisi hadiah yang juga merupakan media-media gimmick dalam perlombaan mewarnai, sebagai salah satu media below the line promosi. Paper bag menjadi media promosi karena media ini sering digunakan oleh ibu atau anak dalam membawa barang.

Spesifikasi Media : Panjang : 42 cm Lebar : 59,7 cm Material : Glossy 250gr Teknis cetak : cetak offset


(59)

18 Kertas Mewarnai

Kertas mewarnai ini menjadi media yang digunakan pada perlombaan dalam kegiatan promosi Salma. Kertas mewarnai ini berisikan gambar dari karakter Salma princess peace yang siap diwarnai oleh para peserta lomba mewarnai bersama Salma. Hal ini ditujukan agar para peserta lomba yakni anak-anak dapat mengenal Salma melalui gambar yang mereka warnai.

Spesifikasi Media : Panjang : 21 cm Lebar : 29,7 cm Teknis cetak : digital printing


(60)

19 Daftar Pustaka

al-Firdaus, Iqra. 2010. Inspirasi-Inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana. Jogjakarta : Diva Press

AN, Yusuf. 2010. Cantik Dengan Busana Muslimah Mudah, Murah Dan Mempesona. Jogjakarta : Laksana

BiNus. 2005. Computer Graphic Designer Unleashing The Power Of Color Management, Jakarta Barat : BiNus Center

Gerber, Robin. 2010. Kisah Sukses Bisnis Barbie. Bandung : Hikmah

MADCOMS. 2010. Facebook, Twitter, Plurk Dalam satu genggaman. Jakarta : Andi

Mowen, C.,Jhon & Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Rogers, Marry.F. 2009. Barbie Culture Ikon Budaya Konsumerisme. Jogjakarta : Relief


(61)

20 Suryadi, Didih. 2011. Promosi Yang Kreatif, Jakarta Selatan : Oryza

Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Jogjakarta : Jalasutra

Laporan Tugas Akhir/ Karya Ilmiah

Sarmauli, Leona. (2007). Pencitraan Androgini. Bandung : Skripsi.ITB

Internet

Ayu Diah Safitri, Wahdah. (2010). Karateristik Anak Usia Dini. Diakses pada 17 Maret 2010 dari w.w.w.:http: .docstoc.com.htm.


(62)

21 LAMPIRAN


(63)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN PROMOSI SALMA SEBAGAI

PRODUK BONEKA MUSLIMAH

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Eva Kusmarlina

NIM:

51907193 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(64)

1

Daftar Pustaka

al-Firdaus, Iqra. 2010. Inspirasi-Inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana. Jogjakarta : Diva Press

AN, Yusuf. 2010. Cantik Dengan Busana Muslimah Mudah, Murah Dan Mempesona. Jogjakarta : Laksana

BiNus. 2005. Computer Graphic Designer Unleashing The Power Of Color Management, Jakarta Barat : BiNus Center

Gerber, Robin. 2010. Kisah Sukses Bisnis Barbie. Bandung : Hikmah

MADCOMS. 2010. Facebook, Twitter, Plurk Dalam satu genggaman. Jakarta : Andi

Mowen, C.,Jhon & Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Rogers, Marry.F. 2009. Barbie Culture Ikon Budaya Konsumerisme. Jogjakarta : Relief

Suryadi, Didih. 2011. Promosi Yang Kreatif, Jakarta Selatan : Oryza

Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Jogjakarta : Jalasutra


(65)

2 Sarmauli, Leona. (2007). Pencitraan Androgini. Bandung : Skripsi.ITB

Internet

Ayu Diah Safitri, Wahdah. (2010). Karateristik Anak Usia Dini. Diakses pada 17 Maret 2010 dari w.w.w.:http: .docstoc.com.htm.


(66)

3 LAMPIRAN


(67)

1 DATA RIWAYAT HIDUP

NAMA : EVA KUSMARLINA

TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : BOGOR/ 17 JUNI 1989

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

STATUS : BELUM MENIKAH

AGAMA : ISLAM

KEWARGANEGARAAN : INDONESIA

ALAMAT : JL. RAYA CIANGSANA RT 001 RW 05 NO 29

KEC. GUNUNG PUTERI BOGOR

NAMA ORANG TUA :

AYAH : ASDYANTO

IBU : HJ.CUCU


(68)

i KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Laporan dengan judul “Strategi Promosi Salma Sebagai Produk Boneka Muslimah” ini penulis

kerjakan sebagai proyek pengantar tugas akhir.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini berisikan strategi perancangan promosi produk Salma. Dalam melakukan kegiatan promosi suatu produk, banyak hal yang terkait yang harus dikaji. Pada Laporan pengantar tugas akhir ini terdapat pemaparan permasalahan, pengkajian produk dan penyelesaian masalah pada produk boneka Salma dengan melakukan kegiatan promosi.

Dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak diharapkan untuk sebuah perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga penulisan laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Dalam penulisan dan pengerjaan proyek tugas akhir ini penulis ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan moril maupun materil

- Bapak Egi Anwari sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan materi-materi dan mebagi pengalaman dan ilmunya kepada penulis

- Bapak Kankan Kasmana selaku koordinator tugas akhir yang memberikan bimbingan yang baik dalam pengerjaan tugas akhir - Orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan moril dan

materil

- Teman-teman DKV-5 yang senantiasa selalu membagi pengalaman kepada penulis.


(69)

ii Penulis


(1)

1 Daftar Pustaka

al-Firdaus, Iqra. 2010. Inspirasi-Inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana. Jogjakarta : Diva Press

AN, Yusuf. 2010. Cantik Dengan Busana Muslimah Mudah, Murah Dan Mempesona. Jogjakarta : Laksana

BiNus. 2005. Computer Graphic Designer Unleashing The Power Of Color Management, Jakarta Barat : BiNus Center

Gerber, Robin. 2010. Kisah Sukses Bisnis Barbie. Bandung : Hikmah

MADCOMS. 2010. Facebook, Twitter, Plurk Dalam satu genggaman. Jakarta : Andi

Mowen, C.,Jhon & Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Rogers, Marry.F. 2009. Barbie Culture Ikon Budaya Konsumerisme. Jogjakarta : Relief

Suryadi, Didih. 2011. Promosi Yang Kreatif, Jakarta Selatan : Oryza

Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Jogjakarta : Jalasutra


(2)

2 Sarmauli, Leona. (2007). Pencitraan Androgini. Bandung : Skripsi.ITB

Internet

Ayu Diah Safitri, Wahdah. (2010). Karateristik Anak Usia Dini. Diakses pada 17 Maret 2010 dari w.w.w.:http: .docstoc.com.htm.


(3)

3 LAMPIRAN


(4)

1 DATA RIWAYAT HIDUP

NAMA : EVA KUSMARLINA

TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : BOGOR/ 17 JUNI 1989

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

STATUS : BELUM MENIKAH

AGAMA : ISLAM

KEWARGANEGARAAN : INDONESIA

ALAMAT : JL. RAYA CIANGSANA RT 001 RW 05 NO 29

KEC. GUNUNG PUTERI BOGOR

NAMA ORANG TUA :

AYAH : ASDYANTO

IBU : HJ.CUCU


(5)

i KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Laporan dengan judul “Strategi Promosi Salma Sebagai Produk Boneka Muslimah” ini penulis kerjakan sebagai proyek pengantar tugas akhir.

Laporan pengantar proyek tugas akhir ini berisikan strategi perancangan promosi produk Salma. Dalam melakukan kegiatan promosi suatu produk, banyak hal yang terkait yang harus dikaji. Pada Laporan pengantar tugas akhir ini terdapat pemaparan permasalahan, pengkajian produk dan penyelesaian masalah pada produk boneka Salma dengan melakukan kegiatan promosi.

Dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak diharapkan untuk sebuah perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga penulisan laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Dalam penulisan dan pengerjaan proyek tugas akhir ini penulis ingin berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan moril maupun materil

- Bapak Egi Anwari sebagai pembimbing yang senantiasa memberikan materi-materi dan mebagi pengalaman dan ilmunya kepada penulis

- Bapak Kankan Kasmana selaku koordinator tugas akhir yang memberikan bimbingan yang baik dalam pengerjaan tugas akhir - Orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan moril dan

materil

- Teman-teman DKV-5 yang senantiasa selalu membagi pengalaman kepada penulis.


(6)

ii Penulis