Tinjauan Atas Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan kerja Pada Kantor pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung 1

(1)

(2)

(3)

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara (UU No. 17 Tahun 2003). Sedangkan pendapatan negara adalah semua penerimaan rekening kas umum negara yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005).

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) memiliki tugas pokok melakukan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memastikan bahwa setoran penerimaan negara telah diterima kas negara maka KPPN melayani konfirmasi mengenai keabsahan dan kebenaran Surat Tanda Setoran (STS) penerimaan negara untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penyetoran.

Dilihat dari kasus sebelumnya pernah muncul kejadian di KPPN Bandung I bahwa pihak satuan kerja (Satker) yang sudah menyetor ternyata tidak ada yang masuk ke kas negara. Setelah dari masalah tersebut kemudian diberitakan kepada setiap Satker diharuskan untuk melakukan konfirmasi atau validasi setoran ke KPPN dengan menggunakan Aplikasi Konfirmasi Surat Setor Penerimaan Negara yang wajib dilaksanakan. Aplikasi Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara memiliki manfaat untuk mengurangi kasus pemalsuan surat setoran penerimaan


(5)

negara, mengurangi kasus penggunaan surat setoran penerimaan negara lebih dari satu kali transaksi dan juga dapat membantu satker dan KPPN agar lebih mudah melakukan konfirmasi surat setoran penerimaan negara serta sebagai pengujian atas bukti setor yang diajukan oleh satker/KPA maupun wajib bayar bahwa atas setoran dimaksud telah diterima di Kas Negara (Bidkeu Polda Banten:2013). Terkait hal ini, Satker yang datang ke KPPN Bandung I tidak selalu dari perwakilan yang sama sehingga terkadang sebagian dari mereka tidak tahu bagaimana prosedur mengenai konfirmasi setoran penerimaan negara.

Berdasarkan uraian di atas akan hal pentingnya proses konfirmasi atas penerimaan negara maka penulis mengambil tema yang berjudul “Tinjauan Atas

Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja” yang

dilaksanakan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.

1.2Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Lapangan antara lain:

1. Untuk mengetahui prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara dari satuan kerja pada KPPN Bandung I.

2. Untuk mengetahui hambatan – hambatan apa saja yang muncul pada proses prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara dari satker pada KPPN Bandung I.

3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan KPPN Bandung I dalam mengatasi masalah yang terjadi pada proses konfirmasi setoran penerimaan negara dari satker.


(6)

3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

1.3.1 Kegunaan Praktis

Diharapkan hasil dari laporan ini dapat dijadikan bahan atau saran masukan bagi KPPN Bandung I dalam mengevaluasi dan mengembangkan Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan dari Satuan Kerja menjadi lebih baik apabila terjadi permasalahan yang dihadapi pihak KPPN Bandung I sehingga tidak terjadi lagi kesalahan maupun kekurangan untuk ke depannya.

1.3.2 Kegunaan Akademis

Diharapkan dapat menambah wawasan lebih luas sebagai perbandingan ilmu tentang sektor publik dari teori konsep yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya khususnya mengenai Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja yang dilaksanakan oleh KPPN Bandung I.

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

1.4.1 Tempat Kerja Praktek

Lokasi Kerja Praktek yaitu di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung I tepat nya di Jalan Asia Afrika No. 114 Gedung Keuangan Negara dengan pelaksanaan kerja praktek di bagian Seksi Bank.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek di KPPN Bandung I dimulai pada tanggal 27 Juli 2015 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015 selama 25 hari kerja.


(7)

4

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan

Tahap Prosedur

Bulan

Juni 2015 Juli 2015 Agst 2015 Sept 2015 Okt 2015 Nov 2015 Des 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I

1. Tahap Persiapan a. Mengambil surat izin

KP b.Mencari tempat KP c. Menentukan tempat KP

II

2. Tahap Pelaksanaan a.Mengajukan surat

permohonan KP b.Meminta surat

pengantar ke

perusahaan c.KP di Perusahaan d.Penyusunan laporan

KP

III

3. Tahap Pelaporan a. Menyiapkan laporan

KP b.Bimbingan KP c. Penyempurnaan

laporan KP d.Sidang laporan KP


(8)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1Sejarah Singkat Instansi

Awal pembentukan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I dimulai pada tahun 1965 berdasarkan Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1964 Nomor PKN/1/6/4 dan mulai beroperasi pada Januari 1965 dengan nomenklatur pada saat itu yaitu Kantor Pusat Perbendaharaan Negara.

Dalam sejarah perjalanannya sejak Januari 1965 sampai saat ini KPPN Bandung I telah mengalami beberapa kali perubahan nomenklatur mulai dengan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara, kemudian pada tahun 1968 berubah menjadi Kantor Bendahara Negara, selanjutnya pada tahun 1975 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan Negara dan pada tahun 1990 berubah lagi menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sekaligus memisahkan KPKN Bandung I dan KPKN Bandung II berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tanggal 12 Juni 1989 nomor.645/KMK.01/1989.

Sejalan dengan pengembangan Organisasi pada Tahun 2002 KPKN Bandung II bergabung dengan KPKN Bandung I dan menjadi KPKN Bandung. Pada tahun 2004 KPKN berubah lagi nomenklaturnya menjadi KPPN Bandung.


(9)

Kemudian, untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat berdasarkan keputusan Menteri Keuangan nomor.214/KMK.01/2005. tanggal 2 Mei 2005 KPPN Bandung pecah menjadi KPPN Bandung I dan KPPN Bandung II.

2.2Struktur Organisasi Instansi

Berikut ini adalah uraian mengenai struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I :

1. KPPN Bandung I dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi Sub Bagian Umum yang berfungsi sebagai protokoler atau yang mengatur semua kebutuhan untuk kegiatan instansi.

2. Kepala Kantor KPPN Bandung I juga memiliki beberapa seksi – seksi di bawahnya sesuai dengan bidangnya masing-masing serta sesuai alur kegiatan instansi, yaitu dimulai dari Seksi Pencairan Dana, kemudian Seksi Bank, dilanjut oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi, serta Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI).

3. Kemudian, selain empat seksi bidang tersebut Kepala Kantor juga membawahi Kelompok Jabatan Fungsional yang mempunyai tugas pokok meliputi melaksanakan Perencanaan, Pengawasan, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Jabatan Fungsional Pegawai dan Pengembangan Karir Pegawai. NamunKelompok Jabatan Fungsional ini masih berupa rencana yang mana pada jabatan periode selanjutnya baru akan dilaksanakan.


(10)

7

2.3 Uraian Tugas Instansi

Sesuai dengan struktur organisasi KPPN Bandung I berikut adalah uraian penjelasan mengenai tugasnya:

1. Kepala Kantor

Kepala bertugas untuk menyusun program KPPN Bandung I dalam melayani masyarakat untuk mengelola anggaran keuangan, informasi data dan memfasilitasi pelaksanaan peningkatan perbendaharaan Negara serta mengevaluasi program agar bisa berjalan dalam kegiatan operasional kantor. 2. Sub Bagian Umum

Melakukan pengelolaan organisasi, kinerja, Sumber Daya Manusia (SDM), dan keuangan, penatausahaan User Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), penyusunan bahan masukan dan konsep Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) KPPN, penerbitan dan pengiriman Surat Perintah Membayar (SPM), Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta tata usaha, rumah tangga dan kehumasan. 3. Seksi Pencairan Dana

Pengujian resume tagihan dan Surat Perintah Membayar (SPM), penerbitan Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan (SPPT), penerbitan Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SPPB) Badan Layanan Umum (BLU), penerbitan Surat Pengesahan atas Ralat SPM dari Satker dan nota Dinas Kesalahan dan Perbaikan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Hasil Verifikasi pada KPPN, dan pengelolaan


(11)

data kontrak, data supplier, dan belanja pegawai Satker, serta monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran Satker.

4. Seksi Bank

Melakukan penyelesaian Pengeluaran Transaksi Pencairan Dana, penerimaan Laporan Harian Penerimaan (LHP) Bank Persepsi, Konfirmasi Penerimaan Negara, penatausahaan Retur SP2D, Perbaikan Data Transaksi Keuangan, Rekonsiliasi Kiriman Uang (Pelimpahan) dan Penatausahaan Rekening Bendahara Umum Negara (BUN).

5. Seksi verifikasi dan Akuntansi

Melakukan verifikasi pembayaran rekonsiliasi laporan akuntansi, penyusunan Laporan Keuangan tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN), Pelaporan Realisasi dan analisis Kinerja Anggaran serta analisis data statistik laporan keuangan regional.

6. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal

Mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi costumer service, supervisi teknis SPAN dan helpdesk SAKTI, pemantauan standar kualitas pelayanan KPPN, penyediaan layanan perbendaharaan, manajemen resiko, kepatuhan dan pengendalian internal serta pemantauan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional menyelenggarakan tugas pokok yang meliputi melaksanakan Perencanaan, Pengawasan, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Jabatan Fungsional Pegawai dan Pengembangan Karir Pegawai.


(12)

9

2.4 Kegiatan Instansi

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan bendahara umum negara, penyaluran pembiayaan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta melakukan penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I memiliki beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Pencairan Dana APBN melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (TP).

2. Penatausahaan penerimaan Negara berupa penerimaan pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui Modul Penerimaan Prima (MPN) beserta konfirmasi setoran penerimaan Negara bagi masyarakat luas termasuk dunia usaha.

3. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) serta Rekonsiliasi Bersama yang merupakan salah satu upaya untuk mengetahui masalah-masalah Satker yang seringkali terlambat melaksanakan rekonsiliasi dan menyampaikan keuangan.


(13)

4. Bimbingan teknis kepada mitra kerja dalam pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran untuk Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana dekonsentrasi/Tugas Perbantuan (TP).


(14)

11

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Landasan Teori

3.1.1 Prosedur

3.1.1.1Pengertian Prosedur

Berikut ini adalah definisi prosedur menurut para ahli yaitu:

Menurut Mulyadi (2013: 5) dalam bukunya mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu depatermen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

Sedangkan menurut Azhar Susanto (2011: 264) mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang – ulang dengan cara yang sama”.

Maka dari kedua definisi prosedur di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas atau kegiatan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang dengan cara yang sama.


(15)

3.1.1.2Karakteristik Prosedur

Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur, yaitu: 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. 5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

3.1.1.3Manfaat Prosedur

Suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya: 1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang diperlukan saja.

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.


(16)

13

3.1.2 Perbendaharaan Negara

Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 2004 yang dimaksud dengan Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang di tetapkan dalam APBN dan APBD. Selanjutnya dalam UU No. 1 Tahun 2004 pasal 2 disebutkan bahwa Perbendaharaan Negara meliputi:

a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja Negara; b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah; c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Negara; d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah; e. Pengelolaan kas;

f. Pengelolaan piutang dan utang Negara/daerah;

g. Pengelolaan investasi dan barang milik Negara/daerah;

h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan Negara/daerah;

i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD; j. Penyelesaian kerugian Negara/daerah;

k. Pengelolaan Badan Layanan Umum;

l. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD.


(17)

Pejabat dalam Perbendaharaan Negara salah satunya adalah Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Selanjutnya Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan. Tugas kebendaharaan sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.

3.1.3 Konfirmasi

3.1.3.1Pengertian Konfirmasi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) konfirmasi apabila ditinjau dari segi etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Inggris, yaitu confirm atau confirmation:

“Konfirmasi berarti menguatkan, penguatan, atau pengesahan.”

Sedangkan menurut Sieburg dan Larson (2006), konfirmasi dari segi istilah adalah:

“konfirmasi akan memperteguh hubungan interpersonal.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konfirmasi berarti menguatkan atau pengesahan yang akan memperteguh hubungan interpersonal.


(18)

15

Seperti yang tercantum dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-14/PB/2013 bahwa Konfirmasi Setoran Penerimaan merupakan proses pengecekan dan konfirmasi data penerimaan yang telah masuk ke database Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) berdasar permintaan konfirmasi dari pihak luar (individu atau Satker) dan dengan menghasilkan Laporan Hasil Konfirmasi sebagai bukti.

3.1.4 Penerimaan Negara

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-32/PB/2010 Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi / Pos Persepsi mitra kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara wajib menerima setiap penerimaan Negara dari Wajib Pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar maupun baik nasabah maupun bukan nasabah pada setiap hari kerja tanpa melihat nilai nominal pembayaran, dan wajib melimpahkan seluruh penerimaan Negara pada rekening penerimaan.

Penerimaan Negara adalah uang yang masuk ke kas Negara sesuai dengan yang dicantumkan dalam UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Secara umum berdasarkan perolehannya penerimaan Negara yang ditatausahakan oleh KPPN dapat dibagi atas Penerimaan Negara melalui Bank Persepsi, Bank Devisa Persepsi dan Pos Persepsi, lalu Penerimaan Negara yang berasal dari potongan Surat Perintah Membayar (SPM), baik penerimaan perpajakan, dan penerimaan Negara bukan pajak, termasuk penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan Penerimaan melalui Bank Tunggal/Bank Operasional meliputi Penerimaan Kiriman Uang, pelimpahan penerimaan Pajak


(19)

Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

KPPN menatausahakan penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan penerimaan Hibah, serta penerimaan potongan PFK, pengembalian belanja, dan penerimaan kiriman uang.

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-37/PB/2012 yang dimaksud Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk meneriman setoran penerimaan Negara (tidak termasuk penerimaan Negara yang berasal dari impor dan ekspor). Selanjutnya Bank Devisa Persepsi adalah bank Persepsi yang diberi izin untuk menerima setoran Penerimaan Negara yang berasal dari impor dan ekspor. Sementara Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Meneteri Keuangan selaku BUN menjadi mitra KPPN untuk menerima setoran penerimaan Negara (kecuali penerimaan Negara yang berasal dari impor dan ekspor).


(20)

17

3.1.5 Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan

Negara

Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimnaan Negara diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara Menggunakan Aplikasi Konfirmasi. Ketentuan umum yang dimaksud ialah:

1. Surat Setoran Pajak yang selanjutnya disingkat SSP adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari Penerimaan Perpajakan.

3. Surat Setoran Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat SSBP adalah surat setoran yang digunakan atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (selain PPh, PPN, PBB, dan Cukai) dan Penerimaan non anggaran.

4. Surat Setoran Pengembalian Belanja yang selanjutnya disingkat SSPB adalah surat setoran yang digunakan dalam pembayaran/penyetoran khusus untuk pengembalian belanja tahun anggaran berjalan.

5. Arsip Data Komputer yang selanjutnya disebut ADK adalah arsip data berupa disket atau media penyimpanan digital lainnya yang berisikan data transaksi, data buku besar, dan/atau data yang lainnya.


(21)

6. Nomor Transaksi Penerimaan Negara yang selanjutnya disingkat NTPN adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan Negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara (MPN).

7. Nomor Transaksi Bank yang selanjutnya disingkat NTB adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan Negara yang diterbitkan oleh Bank Persepsi/Devisa Persepsi.

8. Nomor Transaksi Pos yang selanjutnya disingkat NTP adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan Negara yang diterbitkan oleh Pos Persepsi. 9. Laporan Harian Penerimaan yang selanjutnya disingkat LHP adalah laporan

harian penerimaan Negara yang dibuat oleh Bank/Pos Persepsi yang berisi rekapitulasi penerimaan dan pelimpahan, rekapitulasi Nota Kredit, Nota Debet Pelimpahan, Daftar Nominatif Penerimaan (DNP).

Pada pasal 9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013, terdapat hal yang perlu diperhatikan mengenai prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara melalui SPAN, yaitu:

1. Dalam rangka memastikan setoran penerimaan negara telah diterima di Kas Negara, KPPN dapat memberikan konfirmasi setoran melalui aplikasi SPAN berdasarkan permintaan konfirmasi dari Satker.

2. Konfirmasi setoran dilakukan oleh KPPN yang melakukan penatausahaan atas setoran penerimaan negara berkenaan.


(22)

19

3. Konfirmasi setoran dilakukan pada waktu:

a. Satu hari kerja setelah tanggal penerimaan negara (H+1): atau

b. Setelah melakukan proses interface oleh Kepala Seksi Bank pada aplikasi SPAN.

4. Dalam melakukan konfirmasi setoran, Satker merekam data surat setoran penerimaan negara yang akan dikonfirmasi pada aplikasi Satker.

5. Perekaman data surat setoran penerimaan negara meliputi a. NTPN;

b. NTB/NTP; c. Akun; dan d. Nilai Setor

3.1.6 Ruang Lingkup Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan

Negara

Ruang lingkup yang dimaksud di dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-14/PB/2013 tercantum pada Pasal 2 dan Pasal 3 yang menyebutkan bahwa Peraturan Direktur Jenderal ini mengatur penggunaan Aplikasi Konfirmasi untuk pelaksanaan konfirmasi surat setoran penerimaan Negara. Serta dalam proses konfirmasi surat setoran penerimaan Negara digunakan dua aplikasi, yaitu:

1. Aplikasi Konfirmasi pada Satuan Kerja (Satker); dan


(23)

3.1.7 Satuan Kerja

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2009 tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara, Satuan Kerja (Satker) adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Salah satu yang mendasari penulis dalam menyusun laporan ini dikarenakan saat melaksanakan kerja praktek di KPPN Bandung I penulis ditempatkan pada bagian Seksi Bank.

Seksi Bank mempunyai tugas untuk melakukan penyelesaian transaksi Pencairan Dana, fungsi cash management, penerbitan Daftar Tagihan, pengelolaan Rekening Kuasa BUN dan Bendahara, Penatausahaan Penerimaan Negara, serta konfirmasi setoran penerimnaan Negara. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Bank adalah proses konfirmasi setoran penerimaan Negara yang dilakukan secara perorangan dan/atau dari satuan kerja. Terkait hal tersebut, secara khusus dalam laporan ini penulis akan menjelaskan prosedur konfirmasi setoran penerimaan Negara dari satuan kerja pada KPPN Bandung I.


(24)

21

3.2.1.1Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja

pada KPPN Bandung I

Prosedur konfirmasi penerimaan Negara dari satuan kerja pada KPPN Bandung I adalah sebagai berikut :

1. Wajib Bayar / Satker melakukan setoran ke Bank persepsi.

2. Masing – masing pihak Bank akan melimpahkan setoran tersebut ke kas Negara pada Bank pusat yaitu Bank Indonesia serta mengirimkan laporan dan ADK ke KPPN.

3. Untuk memastikan bahwa uang yang disetor ke kas negara tersebut sudah masuk atau belum maka Satker wajib melakukan konfirmasi setoran ke KPPN. 4. Satker dipastikan telah menyiapkan beberapa persyaratan dalam proses

konfirmasi setoran penerimaan negara yaitu berupa SSP, SSBP, SSPB, dan ADK konfirmasi.

5. Proses konfirmasi setoran bisa dilakukan secara online dengan mengirim soft file SSP, SSBP, SSPB dan ADK melalui e-mail KPPN yaitu kppn.kppn022@gmail.com atau Satker bisa langsung datang ke KPPN dengan mentransfer soft file tersebut melalui flashdisk yang dilakukan pada jam kerja maksimal sampai dengan pukul 3 (tiga) sore.

6. Seksi Bank melakukan upload ADK ke portal FTV persepsi melalui aplikasi konversi.

7. ADK yang sudah di upload kemudian di download ke aplikasi SPAN untuk diproses.


(25)

8. Pada aplikasi SPAN, ADK tersebut diproses terlebih dahulu apakah Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) cocok atau tidak. Jika cocok maka akan muncul pesan ada yang artinya setoran masuk ke kas Negara dan jika tidak cocok, kemungkinan NTPN salah atau setoran palsu.

9. Untuk NTPN yang salah, maka segera beritahukan Satker untuk membenarkan NTPN dan jika sudah benar, proses konfirmasi dilanjutkan. 10. Setelah proses konfirmasi selesai, selanjutnya mencetak serta

menandatangani Nota Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dan menyampaikannya ke Satker.

3.2.1.2Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Konfirmasi Setoran

Penerimaan Negara dari Satuan Kerja di KPPN Bandung I

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I mengenai prosedur konfirmasi setoran penerimaan Negara dari Satker adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan input data oleh Satker mengenai NTPN dan/atau jumlah uang yang disetorkan.

2. Satker melakukan transfer ADK, namun ADK yang di konfirmasi salah tanggal. 3. Satker melakukan konfirmasi, sementara pihak Seksi Bank di KPPN belum

melakukan proses interface (upload ke aplikasi SPAN).

4. Satker melakukan konfirmasi langsung setelah setor sedangkan pihak Bank persepsi belum tentu sudah melimpahkan setoran tersebut ke kas Negara.


(26)

23

3.2.1.3Upaya terkait Hambatan yang Terjadi dalam Proses Konfirmasi

Setoran Penerimaan Negara dari Satker pada KPPN Bandung I

Upaya yang dilakukan oleh KPPN Bandung I untuk mengatasi hambatan atau kendala yang terjadi pada proses konfirmasi setoran penerimaan Negara yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Terhadap NTPN atau jumlah uang setoran yang salah yaitu Seksi Bank di KPPN segera memberitahukan kepada Satker untuk memperbaiki kembali dan Satker bisa datang ke KPPN keesokan harinya atau bisa transfer data yang sudah diperbaiki tersebut melalui e-mail pada hari itu.

2. Terhadap ADK yang salah tanggal yaitu sama halnya pada point 1, Seksi Bank KPPN segera memberitahukan kepada Satker untuk memperbaiki kembali dan Satker bisa datang ke KPPN keesokan harinya atau bisa transfer data yang sudah diperbaiki tersebut melalui e-mail.

3. Terhadap Satker yang melakukan konfirmasi namun pihak Seksi Bank di KPPN belum melakukan proses interface maka dengan segera Seksi Bank melakukan interface ke aplikasi SPAN dan Satker bisa menunggu.

4. Terhadap konfirmasi langsung yang dilakukan Satker, konfirmasi tersebut dilakukan dengan menunggu apabila sudah masuk laporan dari Bank baru dilakukan proses interface atau upload ADK ke aplikasi SPAN.


(27)

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1Analisis Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari

Satuan Kerja pada KPPN Bandung I

Berdasarkan analisis, dapat diketahui bahwa prosedur yang ada di KPPN Bandung I sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang diatur oleh pemerintah. KPPN Bandung I juga sudah menggunakan aplikasi SPAN yang mana aplikasi tersebut merupakan aplikasi wajib untuk pihak KPPN maupun bagi Satker sendiri dalam melakukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara. Tetapi dalam pelaksanaannya secara keseluruhan, proses konfirmasi belum berjalan dengan optimal karena masih ada hambatan – hambatan yang sering terjadi. Untuk itu, SOP (Standart Operating Prosedure) yang sudah dimutakhirkan bisa dijadikan dasar/pedoman demi kelancaran proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

3.2.2.2Analisis Hambatan Terkait Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan

Negara dari Satuan Kerja pada KPPN Bandung I

Meskipun diketahui bahwa prosedur yang terjadi di lapangan yakni di KPPN Bandung I telah sesuai dengan standar prosedur yang ada namun, sebaik apapun rencana atau peraturan yang telah dibuat pasti tentu saja ada ketidaksesuaian atau hal tak mendukung yang ditemukan di lapangan.


(28)

25

Dalam pelaksanaan prosedur tersebut ada saja ditemui beberapa hambatan yang muncul seperti, Satker yang melakukan konfirmasi sebelum satu hari kerja setelah proses setoran sehingga konfirmasi yang diminta belum bisa diproses ke aplikasi SPAN oleh pihak Seksi Bank pada KPPN. Selain itu juga, masih ada Satker yang kurang lengkap atau salah memberikan data prasyarat dalam mengajukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

Maka dari itu, meskipun peraturan atau prosedur yang ada sudah tertulis dengan jelas tetapi masih saja ada hal yang terjadi dan menghambat dalam kelancaran proses terkait prosedur konfirmasi setoran penerimaan negara pada KPPN Bandung I sehingga tidak berjalan dengan baik.

3.2.2.3Analisis Upaya yang Dilakukan KPPN Bandung I Terkait Hambatan

dalam Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja

Dilihat dari prosedur serta hambatan yang muncul, KPPN Bandung I sudah memberikan upaya yang baik dalam hal tersebut. Dimana hambatan – hambatan tersebut tidak jauh dari kesalahan dari Satker maupun pihak KPPN itu sendiri. Mengenai hambatan-hambatan yang terjadi, sepenuhnya KPPN telah melakukan upaya yang maksimal agar tidak terulangi kesalahan yang muncul. Mencegah hal itu, biasanya KPPN memberikan peringatan serta arahan kepada Satker agar lebih cermat dan teliti dalam memberikan data untuk konfirmasi sehingga jika kemudian melakukan proses konfirmasi kembali tidak akan ada lagi hambatan yang terjadi.


(29)

Maka dapat diartikan bahwa suatu prosedur tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, ditambah hambatan-hambatan yang terjadi memicu ketidaklancaran dalam suatu proses namun bagaimana pun hambatan itu terjadi pasti akan selalu ada upaya terbaik yang bisa dilakukan dan tentunya tetap memperhatikan teori atau peraturan yang sudah ada sebelumnya.


(30)

27

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konfirmasi Setoran Penerimaan merupakan proses pengecekan dan konfirmasi data penerimaan yang telah masuk ke database Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) berdasar permintaan konfirmasi dari pihak luar (individu atau satker) dan dengan menghasilkan laporan hasil konfirmasi berupa nota sebagai bukti. Mengenai proses konfirmasi, dapat diketahui bahwa prosedur yang ada di KPPN Bandung I sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan standar yang diatur oleh pemerintah. KPPN Bandung I juga sudah menggunakan aplikasi SPAN yang mana aplikasi tersebut merupakan aplikasi wajib untuk pihak KPPN maupun bagi Satker sendiri dalam melakukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara. Tetapi secara keseluruhan, proses konfirmasi belum berjalan dengan optimal karena masih ada hambatan – hambatan yang sering terjadi.

2. Dalam pelaksanaannya proses konfirmasi setoran yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar, ada saja hambatan – hambatan yang dihadapi KPPN khususnya oleh seksi Bank pada saat melakukan konfirmasi seperti, Satker yang melakukan konfirmasi sebelum satu hari kerja setelah proses setoran penerimaan negara sehingga konfirmasi yang diminta belum bisa diproses ke


(31)

aplikasi SPAN oleh pihak Seksi Bank pada KPPN. Selain itu juga, masih ada Satker yang kurang lengkap atau salah memberikan data prasyarat dalam mengajukan proses konfirmasi setoran penerimaan negara.

3. Sepenuhnya KPPN telah melakukan upaya yang maksimal agar tidak mengulangi kesalahan yang muncul. Mencegah hal itu, biasanya KPPN memberikan peringatan dan arahan kepada Satker agar lebih cermat dan teliti dalam memberikan data untuk konfirmasi sehingga jika kemudian melakukan proses konfirmasi kembali tidak akan ada lagi hambatan yang terjadi.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, penulis memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan khususnya KPPN Bandung I, diantaranya:

1. Prosedur sudah sesuai dengan standar, peraturan yang ada dapat dipatuhi dan konsisten dengan batasan-batasan yang sudah dibuat. Serta dengan adanya SOP (Standart Operating Procedure) yang sudah dimutakhirkan, diharapkan perusahaan dapat menggunakan SOP tersebut sebagai dasar dalam menjalankan proses konfirmasi setoran penerimaan negara sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

2. Demi mengurangi hambatan, baiknya upayakan beri ketentuan kepada Satker bahwa untuk mengajukan konfirmasi adalah satu hari setelah melakukan setoran dan berikan aturan maksimal tiga hari untuk waktu proses konfirmasi agar ketika Satker kembali melakukan konfirmasi data yang diminta sudah ada.


(32)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR KONFIRMASI SETORAN

PENERIMAAN NEGARA DARI SATUAN KERJA

PADA KANTOR PELAYANAN

PERBENDAHARAAN NEGARA BANDUNG I

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh : Dwi Ratna Ayu

21112065

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(33)

viii

LEMBAR PUBLIKASI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR . ... iv

DAFTAR ISI . ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek . ... 2

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 3

1.3.1 Kegunaan Praktis . ... 3

1.3.2 Kegunaan Akademis . ... 3

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktek . ... 3

1.4.1 Tempat Kerja Praktek. ... 3

1.4.2 Waktu Kerja Praktek. ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Instansi ... 5

2.2 Struktur Organisasi Instansi ... 6

2.3 Uraian Tugas Instansi ... 7


(34)

ix

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Landasan Teori ... 11

3.1.1 Prosedur . ... 11

3.1.1.1 Pengertian Prosedur . ... 11

3.1.1.2 Karakteristik Prosedur . ... 12

3.1.1.3 Manfaat Prosedur . ... 12

3.1.2 Perbendaharaan Negara . ... 13

3.1.3 Konfirmasi . ... 14

3.1.3.1 Pengertian Konfirmasi . ... 14

3.1.4 Penerimaan Negara . ... 15

3.1.5 Ketentuan Umum Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara . ... 17

3.1.6 Ruang Lingkup Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara . ... 19

3.1.7 Satuan Kerja . ... 20

3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 20

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 20

3.2.1.1 Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja pada KPPN Bandung I . ... 21

3.2.1.2 Hambatan yang Terjadi pada Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja di KPPN Bandung I . ... 22


(35)

x

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek . ... 24

3.2.2.1 Analisis Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 24

3.2.2.2 Analisis terkait Hambatan Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 24

3.2.2.3 Analisis Upaya Yang Dilakukan KPPN Bandung I dalam Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara dari Satuan Kerja KPPN Bandung I . ... 25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 27

4.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA . ... 30

LAMPIRAN . ... 32


(36)

xi

DAFTAR TABEL


(37)

xii

Lampiran 2 Surat Balasan Kuliah Kerja Praktek ... 34

Lampiran 3 Daftar Kehadiran Kuliah Kerja Praktek ... 35

Lampiran 4 Surat Keterangan Nilai Hasil Kuliah Kerja Praktek ... 36

Lampiran 5 Struktur Organisasi KPPN Bandung I . ... 37

Lampiran 6 SOP Konfirmasi Setoran dari Satuan Kerja . ... 38

Lampiran 7 Daftar ADK ... 39

Lampiran 8 Data Konfirmasi Penerimaan Negara ... 40

Lampiran 9 Surat Setoran Pajak ... 41

Lampiran 10 Surat Setoran Bukan Pajak . ... 42

Lampiran 11 Surat Setoran Pengembalian Belanja . ... 43


(38)

30

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Konfirmasi Wajib Dilaksanakan. [Online] http://bidkeubanten.blogspot.com/2013/05/aplikasi-konsfirmasi-wajib dilaksanakan.html [14 Mei 2013]

Azhar Susanto. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Konsep Dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

http://kppnbandung1.com

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia

Larson, M. dan Sieburg. 2006. Meaning-Based Translation. Lanham: University Press

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara. Panduan Aplikasi SPAN Berbasis Peran Buku KPPN ver 2.2

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2009 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-32/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Rekening Penerimaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bersaldo Nihil Dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account (TSA)

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-36/PB/2012 tentang Langkah-langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2012.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-14/PB/2013 tentang Pelaksanaan Konfirmasi Surat Setoran Penerimaan Negara Menggunakan Aplikasi Konfirmasi

Standar Prosedur Operasi/Standard Operating Procedures (SOP) Konfirmasi Setoran Dari Satuan Kerja KPPN Bandung I Nomor SOP: KP/SPAN/067.


(39)

45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dwi Ratna Ayu

Nim : 21112065

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 28 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : Kp. Baru RT. 01 RW 05 No. 3 Desa Tanjung Baru Kec. Cikarang Timur Kab. Bekasi

Email : tazwinia@yahoo.com

Telp. : 085782281983

DATA PENDIDIKAN

Pendidikan Formal:

1. Tahun 1999 - 2001 : TK Merpati

2. Tahun 2001 - 2006 : SD Negeri Simpangan 01 3. Tahun 2006 - 2009 : SMP Negeri 2 Cikarang Utara 4. Tahun 2009 - 2012 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara


(40)

46

PENGALAMAN ORGANISASI

 OSIS SMP Negeri 2 Cikarang Utara

 Drama Musikal SMA Negeri 2 Cikarang Utara

PRESTASI YANG TELAH DIPEROLEH

1. Juara 3 Membaca Puisi Tingkat SMP tahun 2008

2. Juara nominasi The Best Costum Putra Kampus tahun 2011 3. Juara I Olimpiade Komputer se- Kabupaten Bekasi tahun 2012


(41)

iv

Segala puji, hormat, dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara

Dari Satuan Kerja” dengan baik. Laporan ini disusun Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulisan laporan ini dilakukan berdasarkan kegiatan kerja praktek yang sudah penulis lakukan selama satu bulan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang amat sangat tak terhingga kepada:

1. Dr. H. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec. Lic., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia.


(42)

v

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali sekaligus Koordinator Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing yang mana beliau telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia.

8. Bapak Moch. Nurhidayat, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor KPPN Bandung I yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah dan memperluas wawasan dengan melaksanakan Pelatihan Kerja Praktek di KPPN Bandung I.

9. Bapak Poerwanto, S.E. selaku Pembimbing Instansi yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran serta petunjuk untuk penulis selama masa Pelatihan Kerja Praktek hingga penyusunan laporan selesai.

10.Ibu Kiki Rosadi, Ibu Fitri Kartikasari, dan Bapak Agus yang selalu berbaik hati membantu penulis dalam memperoleh data-data, membagi waktu, tenaga, ilmu, pengalaman dan kesan yang sangat berharga selama penulis melaksanakan pelatihan kerja praktek hingga penyusunan laporan telah selesai.


(43)

vi

laporan ini. Semoga penulis diberikan kesempatan untuk membahagiakan kalian

12.Riyana Andriyani, Marselina Nurpitriani, Fitri Amalia, dan Indriani Puspita Dewi A, terima kasih telah bersedia menjadi rekan sahabat hidup yang sangat berharga, menemani selama masa perkuliahan dan berbagi bantuan untuk penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

13.Teman – teman seperjuangan kelas AK-3, terimakasih untuk kebersamaannya yang selalu terjalin.

14.Semua pihak yang tak mungkin penulis sebut satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini hingga penulis mampu menyelesaikannya tanpa hambatan yang berarti, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa laporan yang penulis susun masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan pada laporan ini. Segala koreksi, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka sebagai bahan perbaikan menambah wawasan demi mengembangkan penyajian peneliti menjadi lebih baik di masa yang akan datang.


(44)

vii

Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun bagi rekan – rekan yang membaca laporan ini.

Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Desember 2015 Penulis

Dwi Ratna Ayu


(1)

45

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dwi Ratna Ayu

Nim : 21112065

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 28 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : Kp. Baru RT. 01 RW 05 No. 3 Desa Tanjung Baru Kec. Cikarang Timur Kab. Bekasi

Email : tazwinia@yahoo.com

Telp. : 085782281983

DATA PENDIDIKAN Pendidikan Formal:

1. Tahun 1999 - 2001 : TK Merpati

2. Tahun 2001 - 2006 : SD Negeri Simpangan 01 3. Tahun 2006 - 2009 : SMP Negeri 2 Cikarang Utara 4. Tahun 2009 - 2012 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara


(2)

46

PENGALAMAN ORGANISASI

 OSIS SMP Negeri 2 Cikarang Utara

 Drama Musikal SMA Negeri 2 Cikarang Utara

PRESTASI YANG TELAH DIPEROLEH

1. Juara 3 Membaca Puisi Tingkat SMP tahun 2008

2. Juara nominasi The Best Costum Putra Kampus tahun 2011 3. Juara I Olimpiade Komputer se- Kabupaten Bekasi tahun 2012


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji, hormat, dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Prosedur Konfirmasi Setoran Penerimaan Negara Dari Satuan Kerja” dengan baik. Laporan ini disusun Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulisan laporan ini dilakukan berdasarkan kegiatan kerja praktek yang sudah penulis lakukan selama satu bulan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bandung I.

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materiil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang amat sangat tak terhingga kepada:

1. Dr. H. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E., M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E., Spec. Lic., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Komputer Indonesia.


(4)

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak., CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

5. Wati Aris Astuti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali sekaligus Koordinator Kerja Praktek Universitas Komputer Indonesia.

6. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Pembimbing yang mana beliau telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

7. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas Indonesia.

8. Bapak Moch. Nurhidayat, S.E., M.M. selaku Kepala Kantor KPPN Bandung I yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah dan memperluas wawasan dengan melaksanakan Pelatihan Kerja Praktek di KPPN Bandung I.

9. Bapak Poerwanto, S.E. selaku Pembimbing Instansi yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran serta petunjuk untuk penulis selama masa Pelatihan Kerja Praktek hingga penyusunan laporan selesai.

10.Ibu Kiki Rosadi, Ibu Fitri Kartikasari, dan Bapak Agus yang selalu berbaik hati membantu penulis dalam memperoleh data-data, membagi waktu, tenaga, ilmu, pengalaman dan kesan yang sangat berharga selama penulis melaksanakan pelatihan kerja praktek hingga penyusunan laporan telah selesai.


(5)

vi

11.Keluarga penulis, yang sudah membesarkan dan merawat penulis serta dengan senantiasa tak hentinya selalu memberikan doa, motivasi, semangat, dan membantu penulis dalam sarana pra sarana penyusunan laporan ini. Semoga penulis diberikan kesempatan untuk membahagiakan kalian

12.Riyana Andriyani, Marselina Nurpitriani, Fitri Amalia, dan Indriani Puspita Dewi A, terima kasih telah bersedia menjadi rekan sahabat hidup yang sangat berharga, menemani selama masa perkuliahan dan berbagi bantuan untuk penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

13.Teman – teman seperjuangan kelas AK-3, terimakasih untuk kebersamaannya yang selalu terjalin.

14.Semua pihak yang tak mungkin penulis sebut satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini hingga penulis mampu menyelesaikannya tanpa hambatan yang berarti, semoga mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa laporan yang penulis susun masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan pada laporan ini. Segala koreksi, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka sebagai bahan perbaikan menambah wawasan demi mengembangkan penyajian peneliti menjadi lebih baik di masa yang akan datang.


(6)

Penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun bagi rekan – rekan yang membaca laporan ini.

Terima Kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Desember 2015 Penulis

Dwi Ratna Ayu