Lingkungan Sekitar PASAR TRADISIONAL DI BALI

12 merawat peraalatan dan fasilitas adalah merupakan potensi terjadinya kebakaaran. Oleh karena itu pencegahan dan penanganan kebakaran menjadi mutlak untuk ditangani. Ketika hidran harus disiapkan utnuk itu, maka air untuk mengisi hidran harus terjamin pasokannya. Jadi, lokasi harus mudah mendapatkan air, baik melalui ketersediaan melalui sumur lokasi harus mudah mendapat sumber air tanah , melalui sungai, melalui jaringan pipa air bersih, ataupun melalui instansi sejenis dinas pemadam kebakaran yang siap dengan kendaraanya. Selain daripada penanganan seperti itu, pencegahan juga bisa dimulai dari penataan bangunan agar keberadaan sumber - sumber potensi kebakaran bisa dijauhkan dari bangunan penduduk sekitarnya. Dengan kata lain, sebelum menata bangunan, pemilihan lokasi pun menjadi sangat penting agar pencegahan bahaya kebakaraan bisa diantisipasi sejak dini.

2.5 Lingkungan Sekitar

Pemilihan lokasi pasar sangat penting untuk memperhitungkan keadaan lingkungan sekitar terutama agar pasar yang dibangun tidak menimbulkan gangguan, baik berupa gangguan keamanan, gangguan kenyamanan, polusi dan sebagainya. Lingkungan yang sudah terlalu padat terlebih dahulu dengan bangunan tentunya sulit untuk mendirikan pasar yang baru. Tetapi idealnya pasar mestinya berada pada lokasi yang memungkinkan untuk “ dijauhi ” dari bangunan sekitar agar sama - sama dapat beraktifitas dengan baik. Tidak hanya bangunan permukiman saja yang harus diperhitungkan. Tidak kalah penting adalah bangunan fasilitas pendidikan dan peribadatan. Kedua 13 jenis fasilitas tersebut menuntut ketenangan dengan kualitas tinggi agar konsentrasi dalam belajar dan beribadah tidak terganggu oleh segala dampak dari kegiatan di pasar. Artinya, amtara pasar dengan fasilitas - fasilitas tersebut harus jaga jarak. Kalaupun secara alami tidak mudah dilakukan bisa dicari solusi secara teknologi dan termasuk pengelolaan. Lingkungan sekitar yang juga harus mendapat perhatian adalah keberadaan calon lokasi terhadap kemungkinan adanya daerah yang rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir, dan sebagainya. Hal ini tentu saja sudah diperhitungkan oleh pihak yang akan membangun jika mereka berasal dari lokasi setempat. Tetapi bagi investor yang berasal dari luar calon lokasi, sangat penting untuk mencari dan mengetahui informasi seperti ini. Sebab seringkali terjadi, bahwa suatu lokasi di musim - musim kering kemarau tidak jelas apakah suatu tempat itu rawan bencana atau tidak. Selanjutnya perlu juga diperhitungkan apakah di lingkungan sekitar itu adalah daerah rawan kecelakaan. Sebagaaimana sudah dapat dipahami bahwa pasar yang akan dibangun setelah beroperasi akan menambah kepadatan dan potensi kemacetan lalu lintas. Data - data lalu lintas di lingkungan sekitar harus diperoleh karena akan berpengaruh pada kelayakan teknis pembangunan pasar. Kondisi lingkungan sekitar yang juga harus diwaspadai atau ditelitti adalah kepastian bahwa calon lokasi bukan merupakan daerah bekas tempat pembuangan akhir TPA sampah. Seringkali terjadi suatu lingkunngan terlihat rapi, bersih dan asri padahal daeraah itu dulunya pernah menjadi TPA sampah. 14 Sudah jelas tempat serupa ini tidak higienis dan sangat tidak cocok untuk lokasi membangun pasar. Data - data tentang daerah seperti ini barangkali tidak mudah untuk diperoleh tetapi berbagai cara dapat ditempuh oleh calon investor. Misalnnya melalui instansi yang menangani persampahan, masyarakat yang berada di sekitar lokasi, maupun tentu saja pengalaman sendiri. Ada lagi yang sangat khusus di Bali yaitu apakah suatu daerah itu adalah bekas lokasi kebakaran, atau pernah ada peristiwa dengan korban jiwa manusia atau yang sejenis dengan itu. Lokasi - lokasi serupa itu memerlukan proses yang cukup lama dan ritual khusus agar di daerah itu bisa didirikan. Bukan hanya upacaranya saja yang lengkap dan benar, tetapi masih ada waktu tertentu yang harus dilewati sebelum daerah itu bisa dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan. Yang terkait dengan kepercayaan dan keyakinan masyarakat di Bali dalam hal membangun adalah, apakah suatu daerah itu atau di lingkungan sekitar ada tempat yang diyakini keramat oleh masyarakat. Pada umumnnya tempat ini ditandai dengan adanya pohon besar, batu besar, goa, pertemuan dua atau lebih sungai, yang juga dilengkapi dengan tempat menghaturkan persembahan berupa pelinggih atau kain poleng yang disertakan di obyek tersebut. Tetapi ada pula tempat - tempat keramat yang tidak ada tanda - tanda sama sekali. Untuk itu sekali lagi bagi investor luar harus mencari informasi sebanyak - banyaknya tentaang kondisi lingkungan suatu daerah. 15

BAB III PEMILIHAN LOKASI