Surabaya Permasalahan Jalur Terpendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surabaya

Surabaya, adalah ibukota provinsi Jawa Timur. Letak geografisnya antara 07°12’LS - 07°21’LS dengan luas wilayah 280,44 kilometer persegi dan berpenduduk lebih dari 3 juta orang, menjadikan Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia. Surabaya, sebagai kota metropolitan ke 2 di Indonesia setelah Jakarta, mempunyai masalah yang pelik mengenai penataan arus lalu lintas selain masalah- masalah lain yang berhubungan dengan tata kota. Sama halnya dengan kota-kota besar lainnya, masalah lalu lintas menjadi perhatian serius pemerintah daerah masing- masing. Bahkan, terkadang pengambilan keputusan strategis penataan lalu-lintas manjadi terkesan lambat. Sebenarnya, pemkot Surabaya pun sudah memikirkan jalan keluar untuk mengatasi masalah lalu lintas ini. Beberapa ruas jalan alternatif, atau lebih di kenal ring-road sudah dibangun, pelebaran di beberapa ruas jalan serta rekayasa lalu lintas. Lalu pernah juga ada pembahasan mengenai tol dalam kota, pembangunan ruas tol lingkar timur yang tembus langsung ke jembatan suramadu, sampai terakhir penerapan program time shift yang dicanangkan oleh pemkot Surabaya. Beberapa alternatif yang disebutkan diatas, sampai saat ini belum juga ada kabarnya. Sedangkan, program time shift yang dicanangkan oleh pemkot beberapa waktu yang lalu tampaknya belum juga membuahkan hasil yang optimal. Ini terlihat dari kondisi lalu lintas di jalan-jalan protokol pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari belakangan ini. 7

2.2 Permasalahan Jalur Terpendek

Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana seorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua tempat berdasarkan beberapa jalur alternative yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu. Gambar 2.1 Graf ABCDEFG Pada gambar diatas, misalkan kita dari titik A dan ingin menuju titik G. untuk menuju ke titik G dapat dipilih beberapa jalur yang tersedia. Tabel 2.1 Penyelesaian Graf ABCDEFG A → B → C → D → E → G A → B → D → G A → B → C → D → F → G A → B → E → G A → B → C → D → G A → C → D → E → G A → B → C → F → G A → C → D → F → G A → B → D → E → G A → C → D → G A → B → D → F → G A → C → F → G Berdasarkan data diatas, dapat dihitung jalur terpendek dengan mencari jarak antara jalur tersebut. Apabila jarak antar jalur belum diketahui, jarak dapar dihitung berdasarkan koordinat titik-titik tersebut. Kemudian menghitung jalur terpendek yang dapat dilalui.

2.3 Graf