Tempat Ibadah Umat Khonghucu

87 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti

A. Tempat Ibadah Umat Khonghucu

Tempat ibadah umat Khonghucu adalah kelenteng atau bio atau miao Mandarin. Selain miao, umat Khonghucu melaksanakan ibadah kebaktian di Litang. Litang adalah tempat ibadah umat Khonghucu khas Indonesia. Litang mengandung arti ruangan susila dan bisa merupakan bagian dari kelenteng ataupun berdiri sendiri. Litang biasanya dipakai untuk kebaktian dan belajar agama. Litang yang berdiri sendiri muncul karena kondisi Orde Baru yang tidak memperbolehkan segala sesuatu yang berbau China. Dengan adanya Inpres No 14 tahun 1967, nama kelenteng harus diubah menjadi vihara, dan bila di dalamnya tidak ada patung Buddha maka harus diadakan patungnya. Perayaan dan upacara ritual keagamaan tidak boleh dilaksanakan di muka umum termasuk kelenteng. Namun puji syukur kehadirat Huang Tian, pemerintah Indonesia presiden RI. Abdurrahman Wahid telah mencabut Inpres diskriminatif tersebut dengan Keppres No 6 tahun 2000. Bio atau miao atau kelenteng sudah dikenal sejak zaman Raja Suci Yao dan Shun 2356 – 2205 SM.. Kelenteng untuk menghormati Nabi Kongzi atau yang dikenal dengan Kong Miao, dibangun pertama kali tahun 478 SM. setahun setelah wafat Nabi Kongzi. Kong Miao bersama-sama dengan Kong Fu tempat tinggal keturunan Nabi Kongzi dan Kong Lin taman makam Nabi Kongzi dan keturunannya dikenal dengan “Tiga Kong” dan merupakan warisan sejarah dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Di dalam “Tiga Kong” tersebut terdapat 460 balairung, aula, altar dan pavilion, 54 buah pintu gapura dan 1.200 pohon berusia ribuan tahun serta prasasti tulis bersejarah sebanyak lebih dari 2.000 buah. Konon istilah kelenteng berasal dari bahasa Hokkian yakni Kauw Lang Teng; yang artinya Kauw = ajaranagama; Lang = orang; Teng = tempat. Jadi kelenteng mengandung arti tempat bagi orang yang beragama. Istilah Kauw Lang Teng inilah yang akhirnya menjadi kelenteng. Hal ini sama dengan istilah tofu menjadi tahu. Di dalam lembaga agama Khonghucu dikenal adanya kelembagaan Jing Tian Zun Zu satya beriman kepada Tuhan, dan berdoa memuliakan arwah leluhur. Hal ini dilandasi oleh semangat berbakti Xiao Si memuliakan hubungan dengan ayah-bunda. Sebaliknya menjadi kewajiban setiap Aktiitas Pembelajaran Carilah informasi fungsi dari bangunan rumah ibadah berikut: Tian Tan, Da Cheng Dian, Qi Fu Dian, Zao Jun Dong yang terdapat di kelenteng Kong Miao TMII. 88 Kelas VII SMP orang tua untuk penuh kasih mendidik dan menyayangi anak-anaknya. Di dalam budaya religius Ru Jiao agama Khonghucu diajarkan adanya Lima Hubungan Kemasyarakatan Wu Lun yang dikenal juga sebagai Lima Jalan Suci Bermasyarakat Wu Da Dao. Kelima hal hubungan itu meliputi: 1. Jun Chen = hubungan Jalan Suci antara atasan jun dengan bawahan chen 2. Fu Zi = hubungan Jalan Suci antara Orang tua dan anak fumu dengan anak haizi 3. Fu Fu = hubungan Jalan Suci antara suami dengan istri fu 4. Xiong Di = hubungan Jalan Suci antara kakak xiong, jie dengan adik di, mei 5. Peng You = hubungan Jalan Suci antara kawan peng dengan sahabat you Sebagai tuntunan atau pedoman di dalam mejalankan Lima Perkara itu dikenal dengan Tiga Pusaka San Da De, yaitu: Zhi, Ren, Yong. Tuntunan ibadah Ru-Khonghucu dimulai di dalam keluarga pemeluknya, ayah bunda adalah sebagai pembina rohani bagi putera puterinya. Barulah kemudian dikembangkan secara sosial religius di rumah-rumah ibadah. Jadi tuntunan ibadah umat Khonghucu dimulai dari dalam keluarga. Ayah-bunda adalah sebagai pembina rohani bagi putera-puterinya. Barulah kemudian dikembangkan secara sosial religius di rumah-rumah ibadah.

B. Rumah Ibadah Kebaktian