Pengantar ilmu komunikasi

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 1 : KOMUNIKASI ANTAR MANUSIA

  Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan, mencakup bisnis sampai hal- hal sepele. Komunikasi berkaitan dengan topik-topik seperti public speaking, hubungan internasional, negosiasi, mengajar bahkan saat ini telah dikenal therapeutic communicate, yakni komunikasi yang digunakan sebagai pendukung penyembuhan penyakit.

  Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi.

  Studi Aristoteles pada masa itu hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil.

  Gary Crokhite dalam Panuju (1997:6), merumuskan empat unsur asumsi pokok komunikasi yang dapat membantu memahami komunikasi, yakni :

1. Komunikasi adalah suatu proses (communication is a process) 2.

  Komunikasi adalah pertukaran pesan (communication is transactive) 3. Komunikasi adalah interaksi yang bersifat multidimensi (communication is multi-

  dimensional ). Artinya , karakteristik sumber, saluran, pesan, audien, dan efek dari pesan, semuanya berdimensi kompleks.

  4. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan atau maksud-maksud ganda (communication is multipurposeful) Menurut Willilam I. Gordon dalam Winangsih dan Sihabudin, terdapat empat fungsi komunikasi dengan uraian sebagai berikut:

  1. Fungsi Komunikasi Sosial Komunikasi sebagai fungsi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan melalui komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Selain itu dengan berkomunikasi, mampu membina kerjasama dengan anggota masyarakat. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia akan tersesat, karena tidak berkesempatan menata dirinya dan alam lingkungan sosial. Schramm dalam Winangsih dan Sihabudin menyatakan bahwa : “Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan.

  Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi” Komunikasi yang memungkinkan individu membangun kerangka rujukan dan menggunakan sebagai panduan menafsirkan situasi apapun yang dihadapi.

  2. Fungsi Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif tidak otomatis dapat mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi dapat dijadikan instrument di dalam menyampaikan perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih dan benci dapat dilakukan melalui pesan verbal maupun nonverbal. Emosi juga dapat disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian atau lukisan. Komunikasi menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan- perasaan (emosi kita), perasaan-perasaan yang dikomunikasikan melalui pesan-pesan verbal dan nonverbal.

  3. Fungsi Komunikasi Ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup dalam istilah antropolog sebagai rites of passage, peristiwa komunikasi yang dilakukan secara kolektif oleh suatu komunitas melalui upacara-upacara berlainan sepanjang hidup mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun hingga acara upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata dan menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik.

  4. Fungsi komunikasi Instrumental Dalam komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan serta perilaku atau menggerakan tindakan, serta menghibur. Namun semua kegiatan komunikasi tersebut pada dasarnya adalah lebih bersifat persuasive.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 2 Komunikasi sebagai Ilmu Pengetahuan

  Apakah ilmu itu? Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan, baik natura atau pun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. Sedangkan Ahmad Tafsir (1992:15) memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan mempunyai bukti empiris. Sementara itu, Sikun Pribadi (1972:1- 2) merumuskan pengertian ilmu secara lebih rinci (ia menyebutnya ilmu pengetahuan), bahwa : “ Obyek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-data, diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegratif. Keseluruhan integratif itu kita sebut ilmu pengetahuan.”

  Di lain pihak, Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan secara logis.

  Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain)

  Bierstedt, dalam menyusun urutan ilmu, menganggap jurnalistik sebagai ilmu, yakni ilmu terapan. Tahun 1903 Joseph Pulitzer,seorang tokoh kenamaan di USA mendirikan School of Journalism sebagai lembaga pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para wartawan. Gagasan Pulitzer ini mendapat tanggapan positif dari Charles Eliot dan Nicholas Murray Butler- masing-masing rector Harvard University & Columbia University

  • – karena ternyata journalism tidak hanya mempelajari dan meneliti hal-hal yang bersangkutan dengan persuratkabaran semata-mata, tetapi juga media massa lainnya. Maka journalism berkembang menjadi mass communication.

  Dalam perkembangan selanjutnya, mass communication dianggap tidak tepat lagi karena tidak merupakan proses komunikasi yang menyeluruh. Kemudian di Amerika muncul communication science atau kadang disebut juga communicology

  • – ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial sebagai akibat dari proses komunikasi massa, komuniksi kelompok dan komunikasi antar persona.
Dapatlah disusun suatu ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari : 1.

  Komponen komunikasi a.

  Komunikator (communicator) b.

  Pesan (message) c. Media (media) d.

  Komunikan (communicant) e. Efek (effect) 2. Proses Komunikasi a.

  Proses secara primer b.

  Proses secara sekunder 3. Bentuk komunikasi a.

  Komunikasi Persona : intrapersonal dan interpersonal communication b.

  Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok kecil

  • Komunikasi kelompok besar
  • c.

  Komunikasi massa d.

  Komunikasi Medio 4. Sifat komunikasi a.

  Tatap muka b.

  Bermedia c. Verbal : lisan dan tulisan d.

   Non verbal : gestural & pictorial 5.

  Metode komunikasi a.

  Jurnalistik b.

  Humas c. Periklanan d.

  Pameran e. Publisitas f. Propaganda g.

  Perang urat syaraf h. Penerangan 6. Teknik komunikasi a.

  Komunikasi informative b.

  Komunikasi persuasive c. Komunikasi instruktif d.

  Hubungan manusiawi 7. Tujuan komunikasi a.

  Perubahan sikap b.

  Perubahan pendapat c. Perubahan perilaku d.

  Perubahan sosial 8. Fungsi komunikasi a.

   To inform b. To educate c. To entertaint d.

   To influence

9. Model komunikasi a.

  Komunikasi satu tahap b.

  Komunikasi dua tahap c. Komunikasi multitahap 10. Bidang komunikasi a.

  Komunikasi sosial b.

  Komunikasi manajemen c. Komunikasi perusahaan d.

  Komunikasi politik e. Komunikasi internasional f. Komunikasi antarbudaya g.

  Komunikasi pembangunan h. Komunikasi lingkungan i. Komunikasi tradisional

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 3 Sejarah Ilmu Komunikasi

  Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lungkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke 20 ketika dunia dirasakan dalam lingkungan kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televise dan sebagainya, maka para cendikiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).

  Pada abad kelima sebelum masehi fenomena sosial tentang proses pernyataan antar manusia mulai dikaji, antara lain :

1) Retorika

  Ilmu retorika dikembangankan di Yunani Purba, kemudian berlanjut ke Romawi dengan bahasa latin rhetorika. Pelopor retorika di Yunani dikembangkan oleh Georgias (480- 370) dan dianggap sebagau guru retorika pertama dalam sejarah manusia yang mempelajari dan menelaah proses pernyataan manusia. Dimulainya perkembangan retorika atau seni berbicara, ketika kaum sofis mengajarkan pengetahuan mengenai politik pemerintahan, maka berkembanglah seni pidato, walau dalam prosesnya terkadang membenarkan pemutarbalikan fakta, yang penting mampu mempengaruhi perhatian khalayak. Filsafat sofisme yang dicerminkan Georgias berlawanan dengan pendapat Protagoras dan Socrates. Protagoras mengantakan bahwa kemahiran bicara bukan untuk kemenangan melainkan untuk keindahan bahasa. Sedangkan Socrates berpendapat bahwa untuk menyampaikan kebenaran akan timbul dengan sendirinya. Plato berpendapat bahwa retorika berperan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin.

  Puncak peranan retorika sebagai ilmu pernyataan antar manusia ditandai munculnya Demostheness (384-322) dan Aristoteles (abad ke4 SM). Demostheness di jaman Yunani terkenal karena kegigihannya mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancaman Raja Philipus dari Macedonia dengan naskah pidato yang terkenal “Karangan Bunga”, sebuah sambutan terhadap pemujaan rakyat ketika berhasil menyingkirkan lawannya, Aichines.

  Aristoteles memasukan retorika sebagai bagian dari filsafat, dan berkata bahwa dalam retorika terutama menggelorakan emosi, memang baik, tapi berkadang ucapannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan retorika adalah membuktikan maksud pembicaraan yang disampaikan, sehingga dalam berbicara perlu pendekatan logika.

2) Publizistik Wissenshaft

  Ketika Gaius Juliu Caesar (100-44 SM) sebagai kaisar Romawi mengeluarkan peraturan agar kegiatan Senat setiap hari diumumkan kepada masyarakat dengan ditempel pada papapn pengumuman yang disebut Acta Diurna, yang merupakan awal kegiatan pemberitaan di bidang jurnalistik. Samapi abad satu masehi, pernyataan antar manusia untuk jarak jauh dilakukan dengan menggunakan papyrus atau daun lontar, kulit binatang, logam tipis dan lain-lain. Kemudian keadaan mengalami perubahan, setelah seorang bangsa China bernama Tsa’I Lun (105 M) menemukan kertas, disusul pula seorang kebangsaan Jerman bernama Johannes Guterberg (1400-1468) menemukan mesin cetak, yang mampu melipatgandakan tulisan cetak, sehingga saling menyampaikan pernyataan diantara manusia semakin semarak.

  Tahun 1609 di Jerman muncul surat kabar pertama dengan nama “Avisa Relations Oder Zeitung” disusul oleh “Weekly News” yang terbit di Inggris tahun 1622.

  Karl Bucher seorang kebangsaan Jerman dianggap Bapak Persuratkabaran pertama kali mengajarkan ilmu persuratkabaran pada tingkat Universitas, yakni di Universitas Bazel tahun 1884 dengan materi kuloiah sejarah pers, organisasi pers, dan statistik pers. Perkembangan Zeitungwissenschaft menjadi publizistik disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya : Pertama : Khalayak membutuhkan ilmu pernyataan umum, kebutuhan semakin terasa, ketika radio dan film tampil sebagai alat pernyataan publisistik baru.

  Kedua : Sebagai fungsi sosial dari kata dan makna yang luas, juga sebagai alat komunikasi yang mendukung dan menyatakan segala isi kesadaran yang disampaikan, sehingga sikap rohaniah penerima sama arah dengan menyatakan. Walter Hagemann mendefinisikan publisistik dengan singkat, bahwa “ajaran tentang

  pernyataan umum mengenai isi kesadaran yang aktual ”.

3) Ilmu Komunikasi

  Ilmu komunikasi berasal dari aspek persuratkabaran yaitu journalism atau jurnalistik atau jurnalisme, sebagai pengetahuan mengenai seluk beluk pemberitaan mulai dari peliputan bahan berita, melalui pengolahan, sampai penyebaran berita. Dalam proses komunikasi secara total, bukan hanya komunikasi melalui media saja, melainkan communication science lebih luas menelaah juga mengenai mass communication, group communication, , dll.

  personal communication, intercultural communication

  Carl I Hovlan mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “A systematic attempt to formulate in rigrous fashion the principles by which information

  is transmitted and opinions and attitudes are formed

  ” Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas- asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. Selain itu Keith Brooks menyatakan bahwa komunikologi merupakan filsafat komunikasi yang realistis, sistematis, menutupi kesenjangan pengetahuan, menafsirkan dan mengabsahkan penemuan ke dalam disiplin ilmu dan penelitian yang khusus.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 4 Pengertian dan Definisi Komunikasi

  Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin

  

communicatio , dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya

adalah sama makna (Effendy, 2007).

  Istilah komunikasi telah banyak ditulis dengan menekankan pada fokus yang beragam. Keragaman pengertian tersebut disebabkan perbedaan perspektif dalam melihat komunikasi sebagai fenomena sosial. Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of

  , cara yang baik menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan

  Communication in Society

  sebagai berikut : Who says What In Which Channel to Whom With What Effect? Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni komunikator (source, sender), pesan (message), media (channel, media), komunikan (receiver, recipient, communicate) dan efek (effect, impact, influence).

  Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2007:7). Menurut Tubbs dan Moss (1996:5), komunikasi diartikan sebagai proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih. Sedangkan Weaver menyatakan bahwa : “[Communication is] all the procedures by which one mind can affect another.” (W. Weaver dalam Miller, 2001)

  Keragaman tersebut, hendaknya tidak dipandang sebagai sesuatu yang buruk, justru sebaliknya memberikan perspektif yang lebih luas pada ilmu komunikasi. Dengan demikian untuk menemukan hakikat komunikasi dibutuhkan pendekatan-pendekatan atau memilih asumsi- asumsi yang relevan.

  Anwar Arifin (1998:17) berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan : 1)

  Komunikasi sebagai proses sosial Everett M. Rogers menginvetarisasi tipe-tipe telaah yang dilakukan Laswell, Lewin, Hovland dan Lazarsfeld.

  Laswell menelaah masalah identifikasi symbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas/efek pada opini public.

  Lewin meneliti fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial informal. Hovland meneliti kredibilitas sumber hubungannya dengan efek persuasi. Lazarsfeld mengungkapkan hubuga antara status sosial, ekonomi, mass media exposure dan pengaruh interpersonal atau efek pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku.

  Keempat tokoh siatas disebut sebagai The Four Founding Father of Communication

  Science .

  2) Komunikasi sebagai peristiwa sosial

  Mempunyai pengertian bahwa komunikasi merupakan gejala yang dipahami dari sudut bagaimana bentuk dan sifat terjadinya.

  3) Komunikasi sebagai ilmu Struktur ilmu pengetahuan meliputi aspek, aksiologi, epistemology dan ontology.

  Aksiologi mempertanyakan dimensi utilitas. Epistemologi menjelaskan norma-norma yang dipergunakan ilmu pengetahuan untuk membenarkan dirinya sendiri. Sedangkan ontology menyodorkan struktur material dari ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia dari segi aksilogi, ilmu komunikasi telah banyak dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan-persoalan sosial. Dari epistemology, ilmu komunikasi pada umumnya dianggap sebagai subordinat ilmu lain. Makin berkembangnya pendidikan tinggi ilmu komunikasi, sifat subordinat tersebut perlahan-perlahan berkurang. Sebaliknya penelitian-penelitian yang mandiri terhadap gejala komunikasi memungkinkan berkembangnya teori-teori komunikasi. Dengan demikian wilayah ontology ilmu komunikasi semakin luas.

  4) Komunikasi sebagai kiat atau ketrampilan A.S Ahmad (1993:67) menyebutkan komunikasi sebagai technical know-how.

  Komunikasi dipandang sebagai skill yang oleh individu dipergunakan untuk melakukan profesi komunikasi.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 5 Prinsip-prinsip Komunikasi

  Prinsip-prinsip dalam komunikasi, menurut Deddy Mulyana adalah : 1.

  Komunikasi adalah Paket Isyarat : Perilaku komunikasi, apakah melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh atau kombinasi dari keduanya biasanya terjadi dalam “paket”.

  Perilaku verbal dan nonverbal saling memperkuat dan mendukung.

  2. Komunikasi adalah Proses Penyesuaian : Komunikasi hanya dapat terjadi bila pelakunya menggunakan sistem isyarat yangn sama. Sebagian dari seni komunikasi adalah mengidentifikasi isyarat orang lain, mengenali bagaimana isyarat-isyarat tersebut digunakan, dan memahami apa artinya.

  3. Komunikasi Mencakup Dimensi Isi dan Hubungan : Komunikasi setidak-tidaknya sampai batas tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar pembicara dan pendengar. Tetapi sekaligus juga menyangkut hubungan diantara kedua pihak.

  4. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer : Hubungan dapat berbentuk simetris atau komplementer. Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya. Hubungan ini bersifat setara dan kompetitif.

  Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku berbeda.

  5. Komunikasi adalah Proses Transaksional : Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait.

  6. Komunikasi Takterhindarkan : Dalam situasi interaksi kita tidak bisa tidak berkomunikasi

7. Komunikasi Bersifat Tak Reversibel : Komunikasi bersifat tak reversible

  ), proses hanya bisa berjalan dalam satu arah, tidak bisa dibalik. Tidak

  (irreversible mungkin meniadakan pengaruh dari pesan yang telah disampaikan.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 6 Komunikasi Verbal

  Bahasa verbal dalam kehidupan manusia tidak dapat dianggap berada dalam suatu ruang hampa. Bahasa merupakan whana komunikasi utama manusia. Dalam arti luas, bahasa memiliki dua cirri utama, yaitu pertama, bahasa digunakan dalam proses transmisi pesan. Kedua, bahasa merupakan suatu aspek kehidupan sosial manusia.

  Menurut Lull (1998:92), hubungan bahasa/budaya tidak terbatas pada kosa kata, tata bahasa dan ucapan. Lembaga-lembaga juga mengatur kapan orang-orang dapat berbicara, kepada siapa, mengenai apa dan pada tingkat volume berapa.

  Realitas berlangsung dalam bahasa, tak ada realitas di luar bahasa. Tal ada cara lain untuk berpikir baik tentang dunia maupun tujuan-tujuan kita selain mengenai bahasa. Pada gilirannya bahasa tentu yang ditampilkan melalui pemilihan kata-kata dan penjalinannhya akan membentuk realitas tertetu pula.

  Menurut Montgomery (1986) dalam Devito (1997:160) Subbahasa mempunyai banyak fungsi, bergantung pada subkultur, konteks komunikasi, serta banyak lagi variabel bahasa dan nonbahasa lainnya.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 7 Komunikasi non Verbal

  Komunikasi non verbal dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengoperan atau penyampaian pesan tidak menggunakan lambing komunikasi bahasa lisan dan tulisan. Tetapi menggunakan komunikasi tubuh, gerakan tubuh, gerakan wajah dan gerakan mata, suara, warna atau cara berpakaian, penampilan. Komunikasi verbal dapat diartikan pesan dikomunikasi lewat lisan dan tulisan. Komunikasi Nonverbal adalah pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak, kecepatan dan volume bicara, dan bahkan juga keheningan.

  A.

  Fungsi Komunikasi Nonverbal 1.

  Untuk menekankan, menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian pesan verbal.

  2. Untuk melengkapi dan memperkuat pesan.

  3. Untuk menunjukkan kontradiksi.

  4. Untuk mengatur.

  5. Untuk mengulangi.

  6. B.

  Komunikasi Tubuh Paul Ekman dan Wallace V. Friesen membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi dank ode perilaku.

1. Gerakan tubuh : emblem, illustrator, affect display, regulator dan adaptor 2.

  Gerakan wajah : affect display 3. Gerakan mata

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 8 Unsur-Unsur Komunikasi A.

  Komunikator Merencanakn, merumuskan suatu pesan kemudian menyampaikannya kepada pihak lain adalah kegiatan berkomunikasi. Posisi seperti ini menjadi seseorang disebut komunikator. Menurut K. Berlo ada 4 faktor yang harus dimiliki komunikator untuk meningkatkan keberhasilan komunikasi : a.

  Communication skill b.

  Attitudes c. Knowledge d.

  Social cultural system B. Pesan (message)

  Merupakan sekumpulan symbol komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Simbol atau lambing dapat bersifat verbal atau non verbal. Agar pesan disampaikan memperoleh efek yang diharapkan, perlu dikemas sebaik-baiknya. Dalam mengemas pesan komunikasi perlu perlu diperhatikan tiga hal, yaitu :

1. Isi pesan 2.

  Struktur pesan 3. Format pesan C. Media

  Media merupakan bentuk jamak dari medium, artinya alat perantara. Dalam komunikasi, penggunaan medium merupakan alat perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Kriteria media harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.

  Aktualitas b.

  Universalitas c. Publisitas d.

  Periodisitas e. Kontinuitas D. Komunikan

  Disebut juga receiver/audience/khalayak/atau target penyampaian pesan merupakan unsure komunikasi yang sangat penting. Komunikan merupakan orang yang menjadi sasaran pesan komunikasi. Komunikan merupakan orang yang menerima pesan komunikasi.

  E.

  Efek Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Ada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 9 Bentuk-Bentuk Komunikasi A.

  Komunikasi Persona A.1. Komunikasi intrapersonal : adalah komunikasi yang dilakukan dalam diri sendiri A.2. Komunikasi antarpersona : komunikasi yang dilakukan dengan orang lain

  B. Komunikasi Kelompok B.1 Komunikasi kelompok kecil : ceramah, diskusi, symposium, forum, seminar B.2. Komunikasi kelompok besar : Public speaking

  C. Komunikasi Massa : Surat kabar, radio, Televisi, Majalah

  D. Komunikasi Medio (Diskusi berbagai bentuk komunikasi yang ditemukan di sekitar kita dan di berbagai tempat)

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 10 Komunikasi Antarpribadi

  Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito, sebagai : “Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang- orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”.

  A.

  Jenis Komunikasi Antarpribadi 1.

  Komunikasi diadik : berlangsung antara 2 orang 2. Komunikasi triadic : berlangsung antara 3 orang B. Faktor Homophily – Heterophily – Empathy

  Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya, seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial dan sebagainya. Jadi secara harafiah homophily berarti komunikasi dengan orang yang sama. Heterophily, kebalikan homophily, didefinisikan sebagi derajat pasangan sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-sifat tertentu.

  Keeratan hubungan dalam KAP pada prinsipnya meliputi hal-hal sebagai berikut: a.

  Merupakan perkembangan hubungan yang diawali dengan kontak, keterlibatan, keakraban, perusakan hubungan, bahkan sampai pada pemutusan hubungan.

  b.

  Adanya keleluasaan dan kedalaman topic yang dibicarakan. Sedangkan enam karakteristik KAP meliputi hal-hal yang sangat mendasar yang terdiri dari: a.

  KAP selalu diawali dari komunikasi diri sendiri b.

  KAP bersifat transaksional c. KAP ada hubungan antar pesan d.

  KAP ada kedekatan fisik e. KAP ada ketergantungan f. KAP tidak bisa diulang atau dikembalikan ke semula C.

  Konsep Penting Komunikasi Antarpribadi Dalam komunikasi antarpersonal/interpersonal terdapat empat konsep penting yang selalu menyertai proses interaksi terjadi antara individu, yaitu : 1)

  Konsep diri 2)

  Self Disclosure 3)

  Empati

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 11 Komunikasi Kelompok A.

  Batasan Komunikasi Kelompok dan Beberapa Versusnya 1)

  Versus Dinamika Kelompok Komunikasi kelompok berbeda dengan dinamika kelompok, memang terjadi tumpang tindih. Menurut Goldberg dan Larson (1985:7), komunikasi kelompok suatu studi yang hanya memusatkan perhatiannya pada proses komunikasi dalam kelompok- kelompok kecil. Sedangnkan dinamika kelompok merupakan studi tentang berbagai aspek tingkah laku kelompok. 2)

  Versus Diskusi Kelompok Apa yang membedakan diskusi kelompok dengan diskusi? Baik komunikasi kelompok maupun diskusi kelompok dalam berdiskusi. Bedanya, komunikasi kelompok memandang proses-proses diskusi kelompok kecil dari sudut pandangan yang lebih sebagai bidang penelitian, dan agak kurang sebagai bidang pengembangan ketrampilan dan penyempurnaan kelompok.

  Dengan demikian criteria pokok yang membedakannya dengan komunikasi antarpribadi adlah, kadar spontanitas, strukturalisasi, kesadaran akan tujuan bersama ukuran kelompok, relative sifatnya permanen dan identitas diri.

  B.

  Kelompok kecil Kelompok kecil adalah sekumpulan orang dengan jumlah relative sedikit yang dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dengan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.

  C.

  Beberapa Jenis Kelompok Sebagai makhluk sosial, manusia umumnya hidup berkelompok. Banyak kelompok dibuat semata-mata untuk mengatasi berbagai macam persoalan dlam hidupnya, antara lain : 1)

  Kelompok pengembangan-ide 2)

  Kelompok pengembangan pribadi 3)

  Kelompok belajar 4)

  Keluarga D. Format Komunikasi Kelompok Kecil

  1) Panel atau Meja bundar

  2) Seminar

  3) Simposium

  4) Simposium-Forum

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 12 Komunikasi Massa

  Manusia senantiasa terlibat dalam proses komunikasi, dimana proses tersebut kadang efektif tetapi bisa juga tidak efektif. Ketika manusia semakin kompleks, dengan jumlah yang semakin banyak dan karakteristik yang semaki beragam, maka lahirnya komunikasi massa. Komuninkasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Wiryanto mengatakan bahwa dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman sebelumnya dikenal sebagai zaman prapublisistik. (Wiryanto:2000).

  Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”.

  Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu mass media (media massa) kependekan dari media of mass communication (Susanto dalam Wiryanto:2000).

  Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”, seperti orang-orang yang sedang mengerumuni penjual obat atau orang banyak secara harfiah.

  Bukan sekedar orang banyak yang berada di lokasi yang sama. Massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran”. (Berlo dalam Wiryanto:2000). Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus berada di suatu lokasi tertentu yag sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi yang dalam waktu yag sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.

  Unsur-unsur dalam komunikasi terdiri dari sumber (source), pesan (message), saluran (channel) dan penerima (receiver) serta efek (effect). Menurut Harold Laswell dalam buku Wiryanto Teori Komunikasi Massa (2000), guna memahami komunikasi massa maka harus mengerti unsure-unsur tersebut yang diformulasikan dalam bentuk who says what to whom with

  ?

  what effect A.

   Unsur Who (sumber atau komunikator)

  Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Sebaliknya, yang dimaksud dengan institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga.

  B. Unsur Says What

  Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya, maka organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi dapat diproduksi dalam jumlah yangn sangat besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak jumlahnya. Charles Wright dalam Wiryanto (2000) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut : a.

   Publicy

  Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditunjukkan kepada perorangan- perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau public.

  Semua anggota mengetahui, orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicly.

  b.

   Rapid

  Pesan-pesan komunikasi massa dirancangn untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan.

  c.

   Transient

  Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan-tujuan yang bersifat permanen.

  Terkecuali buku-buku, perpustakaan, fil, transkripsi-transkripsi radio dan rekaman audiovisual yang merupakan kebutuhan dokumentatif.

  C. Unsur in Which channel (saluran atau media)

  Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran ini pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat, luas dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi dan internet.

  Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk email, transmisi file dan komunikasi dua arah antar-individu atau komputer. Sebagai sebuah jaringan, internet sudah ada kira-kira 20 tahun yang lalu. Apa yang membuat jaringan itu tiba-tiba menarik bagi para pengguna awam adalah penemuan Mosaic pada tahun 1993, sebuah browser untuk World Wide Web yang telah membuat sumber-sumber Internet yang lebih banyak diakses (Maney dalam Severin & Tankard : 2008).

  Internet telah berkembang secara fenomenal, baik dari segi jumlah host computer (computer induk) maupun dari segi jumloah penggunanya, selama beberapa tahun terkahir.

  Salah satu pengukuran terbaik mengenai besarnya internet ini adalah jumlah host-computer. Host-computer adalah computer yang menyimpan informasi yang dapat diakses melalui jaringan. Dari tahun 1995-1999, jumlah host-computer meningkat mulai 5,9 juta enjadi 43,2 juta (Network Wizards dalam Severin & Tankard, 2000).

  Faktor utama yang berperan dalam pesatnya pertumbuhan internet adalah potensi e- commerce, atau transaksi jual-beli melalui internet. Pajak e-commerce tingkat dunia adalah $21.1 juta pada tahun 1999, naik 154 % dari tahun sebelumnya (IntelliQuest dalam Severin & Tankard, 2000). Internet memungkinkan hampir semua orang di belahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah.

  Pada saat yang hampir sama, software web browsing yang lebih mudah digunakan telah dikembangkan, World Wide web sendiri telah menunjukkan pertumbuhan yang fenomenal dan jumlah situs. Levy dalam Severin & Tankard (2008) menggambarkan internet sebagai “saluran komunikasi yang tidak terbatas, pembangunan komunikasi, iklan elektronik dan interaksi yang sangat kompleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsumen.

  Internet menjadi sebuah medium berita baru pada bulan Januari 1998 saat Matt Drudge menggunakan website untuk mengumumkan bahwa “Newsweek” telah menyembunyikan berita tentang keterlibatan Presiden Clinton dengan Monica Lewinsky di Gedung Putih. Beberapa ahli mengatakan bahwa laporan Drudge itu telah menaikkan pamor internet sebagai sumber berita (Lissit dalam Severin & Tankard:2008).

  Internet juga menyebabkan perbedaan antara media massa semakin tipis dibandingkan sebelumnya. Banyak koran dan sumber siaran berita sekarang memiliki website yang dipakai untuk menyalurkan berita. Dengan perkembangan media massa seperti itu, maka penelitian memilih penggunaan media informasi sebagai bahan rujukan. Tidak hanya media massa.

  D.

   Unsur to Whom Unsur ini menyangkut pengguna media, baik itu media cetak maupu media elektronik.

  Pengguna media sering juga disebut mass audience atau penerima. Mereka adalah yang membaca koran, majalah, tabloid, buku, mendengarkan radio, menikmati film atau tayangan televisi, atau menggunakan internet. Menurut Charles Wright dalam Wiryanto (2000) mass audience memiliki karakteristik sebagai berikut : a.

  Large : mass audience relative dan menyebar dalam di berbagai lokasi. b.

  Heterogen : Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audiens tertentu yang eksklusif, melainkan untuk sasaran-sasaran yang menduduki berbagai posisi, seperti orang-orang dari berbagai tingkat sosial, jenis kelamin, pendidikan dan tempat tinggal.

  c.

  Anonim : Artinya anggota-anggota dari mass audience, tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator, demikian sebaliknya.

  E.

   Unsur with What Effect

  Unsur ini sesungguhnya lekat pada unsur audiens. Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audiens sebagai akibat keterpaan pesan-pesan media. David K. Berlo dalam Wiryanto (2000) mengklasifikasikan efek atau perubahan ke dalam tiga kategori, yaitu perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Ketiga jenis perubahan itu biasanya (tidak selalu) berlangsung secara berurutan.

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 13 Persepsi Inti Komunikasi

  Sebelum orang mempersepsi stimuli yang diterimanya, terlebih dahulu stimuli diterima oleh alat indera. Proses penginderaan stimuli disebut sensasi. Bila alat indera tidak berfungsi secara sempurna mungkin akan terjadi proses sensasi yang salah. Persepsi terhadap stimuli banyak ditentukan oleh perhatian, fungsional dan situasional.

  a.

  Perhatian adalah pemusatan energy alat indera pada satu objek b.

  Aspek fugsional dalam mempersepsi merupakan objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi memenuhi tujuan individu dipengaruhi oleh kebutuhan kesiapan mental, suasana emosional, latar belakang budaya serta kerangka acuan berpikir masing-masing individu dalam mempersepsi c.

  Aspek Struktural berasal dari sifat fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu.

  Teori dalam komunikasi massa : 1.

  Jarum Hipodermik

2. Agenda Setting 3.

   Uses and Gratification 4. Spiral of silence

  

MATERI KULIAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UNIKOM BANDUNG

  Dosen : Iin Rahmi Handayani, S.Sos

  • Kuliah 14 Hambatan Komunikasi

  Hambatan komunikasi dapat dibedakan ke dalam dua hal yaitu hambatan objektif dan subjektif. Hambatan objektif adalah gangguan atau halangan terhadap jalannya komunikasi, yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin juga disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan, seperti dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Hambatan Teknis Hambatan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami gangguan kerusakan, misalnya gangguan stasiun radio atau TV, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio sehingga terjadi suara bising dan semacamnya.

  2. Hambatan Semantik Hambatan semantic adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantic sering terjadi karena : a.

  Kata-kata yang digunakan terlalu banyak menggunakan jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti khalayak tertentu.

  b.

  Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan penerima pesan c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima.

  d.

  Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap symbol-simbol bahasa yang digunakan.

  3. Hambatan Psikologis Seringkali terjadi karena persoalan-persoalan individu. Misalnya curiga, keadaan sedang berduka sehingga salah menerima pesan.

  4. Hambatan Fisik Disebabkan karena kondisi geografis, atau bisa juga karena tidak berfungsinya salah satu pancaindera penerima pesan.

  5. Hambatan Status Disebabkan jarak sosial antara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status senior dan yunior, atasan bawahan dll.

  6. Hambatan Kerangka acuan berpikir/pendidikan 7.

  Hambatan budaya Disebabkan perbedaan norma, kebudayaan dan kebiasaan atau nilai-nilai yang dianut pihak-pihak yang terlibat komunikasi.