Pengantar Ilmu KOmunikasi Hubungan Inter

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
“MEDIA SEBAGAI PENENTU DALAM PROSES KOMUNIKASI”

Disusun Oleh :
Bilqis Anggun Zafira

201310360311073 / HI B

Dian Winastriya

201310360311083 / HI B

Talita Ismudiyanti

201310360311087 / HI B

Inasa All Islamiya

201310360311100 / HI B

Jamiatun Rofiah


201310360311102 / HI B

Amaliya Fransiska

201310360311112 / HI B

Kartika Maulia

201310360311123 / HI B

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi
antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindera
manusia, seperti mata dan telinga. Pesan pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan

sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media
antarpribadi, media kelompok, media publik, dan media massa.

Definisi Komunikasi
Salah satu persoalan dalam mmberi pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni
banyaknya definisi yang telah dibuat olh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap
perkembngan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu
management, linguistik, matematka, ilmu elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian
komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar memberi definisi menurut
pemahaman dan prespektif masing-masing. Ada definisi yang panjang dan ada pula yang
pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Demikian pula apa yang di
tekankan dalam defiisi yang mereka buat kadang berbeda satu sama lain. Misalnya, para
pakar filsafat memberi pengertian atau definisi dengan menekankan aspek arti (meaning) dan
signifikansi pesan, kalangan psikolog melihat hubugan sebab akibat dari komunikasi dalaam
hubungannya dengan individu, para pakar sosiologi dan antropologi melihat bagaimana
komunikasi digunakan dalam konteks masyarakat dan budaya, para pakar ilmu politik
melihat komunikasi dalam kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap
masalah-masalah pemerintahan, para insinyur elektronika melihat bagaimana metode
mengirim pesan-pesan melalui arus listrik.

Begitu banyaknya sarjana tertarik mempelajari komunikasi telah melahirkan berbaga
macam definisi tentang komunikasi. Menurut catatan yang dibuat oleh Dance dan Larson
dalam Miller (2005:3) bahwa sampai tahun 1976 telah ada 126 definisi komunikasi.
Banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar dengan latar belakang dan prespektif
yang berbeda satu sama lain, dapat menimbulkan kebingungan bagi pihak-pihak yang

berminat mempelajari komunikasi, jika tidak memahami hakikat komunikasi antar manusia
yang sebenarnya.
Istilah komunikai berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih, komunikasi juga
berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam
Stuart, 1983).
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk
menerangkan suatu tindakan komunkasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”.
Lain halnya dengan Stieven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa
komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau
stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seorang
berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi

terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri
pada studi komunikasi antara manusia (Human Communication) bahwa :
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya (1) Membangun hubungan antar sesama manusia; (2) Melalui
pertukaran informasi; (3) Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4)
Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Book,1980).
Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi
komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat
memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949)
bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu
sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.

Oleh karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa
kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari ssimbol-simbol
yang digunakan dalam berkomunikasi.
Media Sebagai Penentu Proses Komunikasi
Proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk

memengaruhi pengetahuan atau perilaku seseorang diperlukan suatu media. Menurut
beberapa pakar psikologi menyatakan bahwa media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah pancaindera manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang
diterima pancaindera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan
menentukan sikapnya terhadap sesuatu sehingga dapat mengubah perilaku seseorang.
Media terdiri atas empat macam yaitu :
1) Media Antarpribadi
Untuk hubungan perorangan (antarpribadi), media yang tepat digunakan ialah kurir
(utusan), surat, dan telepon.
2) Media Kelompok
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka
media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat,
seminar, dan konferensi.
3) Media Publik
Jika khalayak sudah lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan
biasanya disebut media publik, misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya.
4) Media Massa
Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya
digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan

alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan untuk menguji kemampuan masing-masing media,
ternyata ditemukan bahwa setiap media selain memiliki kelebihan juga tidak luput berbagai
kelemahan. Radio mislanya meski mampu mendekatkan pemirsa pada siaran-siarannya,
namun disatu pihak khalayak cenderung melupakannya dengan mudah. Sebaliknya media

cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah justru mampu memberi pemahaman yang tinggi
kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisis yang lebih dalam dibanding media
lainnya.
Jadi media merupakan suatu unsur dalam berinteraksi antara komunikator dengan
komunikan. Jika kita perhatikan karakteristik masing-masing media komunikasi, mungkin
timbul pertanyaan, media mana yang paling efektif dalam mencapai sasaran komunikasi.
Jawabannya sudah tentu kembali pada sifat media serta pemilikan media pada khalayak
(media habit). Sebab bagaimanapun banyaknya kelebihan media televisi, kalau media itu
tidak dimiliki oleh khalayak, sudah tentu informasi yang disampaikan tidak akan mengena
sasaran yang ingin dicapai.

Daftar Pustaka
Cangara, Havied. Pengantar Ilmu Komunikasi: Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Cangara, Havied. Pengantar Ilmu Komunikasi: Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Holmes, David. Teori Komunikasi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012