BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Logika Fuzzy
2.1.1 Pendahuluan
Teori logika fuzzy dikembangkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada sekitar tahun 1960-an dengan penentuan himpunan fuzzy. Sebelum munculnya teori logika fuzzy,
Fuzzy Logic, dikenal sebuah logika tegas Crisp Logic yang memiliki nilai benar atau salah secara tegas. sebaliknya logika fuzzy merupakan sebuah logika yang
memiliki nilai kekaburan atau kesamaran fuzzyness antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy sebuah nilai bisa bernilai benar dan salah secara bersamaan namun
berapa besar kebenaran dan kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya.
Fuzzy dapat didefinisikan sebagai logika kabur berkenaan dengan semantik
dari suatu kejadian, fenomena atau pernyataan itu sendiri. Kelebihan dari teori logika fuzzy adalah kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa
linguistic reasoning, sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari objek yang akan dikendalikan.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang menggunakan logika fuzzy, antara lain :
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang
mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2.
Logika fuzzy sangat fleksibel.
6
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat
kompleks. 5.
Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman- pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan. 6.
Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional
7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami
2.1.2 Perbedaan Logika
Fuzzy dengan Logika Tegas
Perbedaan antara kedua jenis logika tersebut adalah logika tegas memiliki nilai tidak = 0.0 dan ya = 1.0, sedangkan logika fuzzy memiliki nilai antara 0.0
hingga 1.0. Secara grafik perbedaan antara logika fuzzy dan logika tegas ditunjukkan oleh gambar dibawah ini :
Y 1
10 X
benar
salah a
Y
b 1
10 X
benar
salah
Gambar 2.1 a logika Tegas dan b logika fuzzy
Didalam gambar 2.1 a apabila X lebih dari atau sama dengan 10 baru dikatakan benar yaitu bernilai Y = 1, sebaliknya nilai X yang kurang dari 10
adalah salah yaitu Y = 0. maka angka 9 atau 8 atau 7 dan seterusnya adalah dikatakan salah .
Didalam gambar 2.1 b nilai X = 9, atau 8 atau 7 atau antara nilai 0 dan 10 adalah dikatakan ada benarnya dan juga ada salahnya.
Dalam contoh kehidupan kita dikatakan seseorang dikatakan sudah dewasa apabila berumur lebih dari 17 tahun, maka siapapun yang kurang dari umur
tersebut didalam logika tegas akan dikatakan sebagai tidak dewasa atau anak- anak. Sedangkan dalam hal ini pada logika fuzzy umur dibawah 17 tahun dapat
saja dikategorikan dewasa tapi tidak penuh, misal untuk umur 16 tahun atau 15 tahun atau 14 tahun atau 13 tahun. Secara grafik dapat diagmbarkan sebagai
berikut:
a 10
6 golongan
17 umur
dewasa anak-anak
10 6
golongan
17 umur
dewasa anak-anak
b
Gambar 2.2 perbandingan contoh a logika tegas dan b logika fuzzy
dalam penentuan golongan umur manusia
2.1.3 Beberapa Hal yang Terdapat dalam Sistem