Sistem Teknologi Informasi Komunikasi Signal Kontrol PT. Kereta Api (Persero) DAOP 2 Bandung

(1)

KONTROL

PT. KERETA API INDONESIA (P ERSERO) DAOP 2 BANDUNG

Jalan Stasiun Timur No. 14 Bandung 40181

Diajukan untuk memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

VERY SUPRIADI 10104270

PROGRAM STRATA I

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2010


(2)

Andri Heryandi, S.T NIP. 41277006007 Pembimbing Kerja

Praktek II Pembimbing Kerja

Praktek I

Makmur Efendi NIPKP. 23151714

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG

Penyusun : Very Supriadi NIM : 10104270

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Mira Kania Sabariah, S.T, M.T NIP. 41277006008


(3)

1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kereta api alat transportasi masyarakat yang murah, dan efisien, dimana keberadaannya sangat membantu dan menunjang pembangunan serta banyak diminati sebagai salah satu alternatif pilihan yang handal oleh para konsumen. Tingkat keamanan dapat ditingkatkan dengan adanya pemanfaatan sistem jaringan komputer sebagai suatu alat pemantau keberadaan/posisi kereta api yang sedang beroperasi.

Pada kesempatan ini penulis memilih tempat kerja praktek di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung, dengan topik Sistem Teknologi Informasi Komunikasi Signal Kontrol kereta api, yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung. Persinyalan dapat diamati dengan adanya pemanfaatan sistem jaringan komputer, sehingga lebih memudahkan dalam pelayanan perangkat sinyal, tingkat keamanan (safety) lebih terjamin, memudahkan masinis dalam melihat aspek sinyal, serta pergerakan kereta api terdeteksi selama melintas diperalatan sinyal listrik yang ada pada jaringan.

Pada prinsipnya teknologi fisik jaringan komputer dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu teknologi jaringan untuk jarak pendek atau lebih dikenal sebagai jaringan local (Local Area Network/LAN) dan teknologi jaringan untuk jarak jauh atau lebih dikenal sebagai jaringan area luas (Wide Area Network).

Jaringan area local merupakan jaringan yang didesain khusus untuk statsiun kerja (yang terdiri dari beberapa Personal Computer/PC) yang canggih, PC yang dipasang ke jaringan dapat menggunakan kemampuan


(4)

pemrosesan dari piranti-piranti yang piawai, seperti dalam jaringan host ke terminal. Adanya jaringan LAN pada teknologi perkereta apian, maka tingkat keamanan serta kenyamanan dalam pemanfaatan jasa kereta api sebagai sarana transportasi dapat optimal, sehingga konsumen lebih puas.

Tingkat keamanan yang terkendali dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dalam memilih kereta api sebagai sarana transportasi, sehingga jaringan area lokal ataupun jaringan area luas sangat banyak dirasakan manfaatnya dalam teknologi perkereta apian.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Secara garis besar tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal, mengamati dan mempelajari tentang cara kerja sistem dan

peralatan elektronik yang ada pada persinyalan kereta api dengan didukung oleh teori yang dipelajari di Kantor Distrik Sinyal 21C BD Bandung.

2. Melakukan pengkajian sistem komunikasi data jaringan LAN/WAN pada sistem komunikasi jaringan CTC.

3. Memberikan wawasan mengenal mekanisme kerja suatu instansi, lembaga atau perusahaan.

Adapun maksud dari Penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah:

1. Membantu pekerjaan pada bagian Distrik Persinyalan dalam mengelola dan mengontrol perjalanan Kereta Api.

2. Mengidentifikasi arsitektur jaringan yang dibangun sehingga mendapatkan arsitektur jaringan yang cukup baik.


(5)

1.3 Sistem Pelaksanaan Kerja Praktek

a. Kerja praktek dilaksanakan 1 bulan mulai tanggal 01 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2008 di PT. Kereta Api (Persero) Jalan Stasiun Timur 14 Bandung.

b. Kerja praktek dilaksanakan secara perorangan.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah merupakan tahap-tahap dalam melakukan penelitian , adapun tahap-tahap yang penulis lakukan adalah didasarkan atas :

a. Studi Kasus

Studi kasus yaitu mengadakan suatu penelitian terhadap suatu kasus atau suatu kejadian tertentu.

b. Observasi

Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada waktu pelaksanaan PKL di PT. Kereta Api (Persero).

c. Interview

Interview yaitu mengadakan wawancara atau bertanya langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga menambah kejelasan terhadap uraian yang dikemukakan. Dalam hal ini seperti buku-buku pelajaran yang ada hubungannya dengan judul laporan, yang merupakan faktor utama dalam pengumpulan data.

1.5 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup dalam penulisan kerja praktek ini, penulis membatasi hanya pada masalah mengenai komunikasi data jaringan CTC (Centralized Traffic Control) persinyalan kereta api tipe SSI (Solid State Interlocking) khususnya tentang Jaringan Area Lokal (LAN) pada sistem CTC serta manfaat persinyalan secara umum untuk kelancaran aktifitas


(6)

transportasi kereta api dalam peningkatan keamanan dan kenyamanan pelayanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) kepada konsumen.

1.6 Sistematika Pelaporan Kerja Praktek

Laporan kerja praktek ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang kerja praktek, maksud dan tujuan kerja praktek, sistem pelaksanaan kerja praktek, teknik pengumpulan data, sistematika pelaporan kerja praktek.

BAB II Ruang Lingkup Perusahaan

Bab ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan, tempat dan kedudukan perusahaan, bentuk dan badan hukum perusahaan, bidang pekerjaan perusahaan, bidang pekerjaan divisi/departemen tempat kerja praktek, struktur organisasi perusahaan.

BAB III Kegiatan Selama Kerja Praktek

Bab ini memuat kegiatan apa saja yang dilakukan selama kerja praktek antara lain jadwal kerja praktek, cara/teknik kerja praktek, data kerja praktek.

BAB IV Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan hasil kerja praktek dan saran-saran yang dapat membangun bagi perusahaan.


(7)

 

RUANG LINGKUP

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

2.1 Latar Belakang PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berkembang dari masa penjajahan Belanda hingga saat ini. Untuk lebih lanjut akan dikemukakan menjadi beberapa periode perkembangan perkereta apian di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

2.1.1 Pada Masa Penjajahan Belanda

Seperti yang telah diketahui, bahwa munculnya jalan kereta api adalah salah satu upaya untuk memperbaiki serta meningkatkan daya angkut sistem transportasi yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan manusia yang yang diupayakan salah satunya oleh pemerintah Belanda untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada.

Pada masa penjajahan terjadi perkembangan perkereta apian di Indonesia menurut perusahaan pembuatnya, sebagai berikut :

1. Stats Spoorwegen (SS)

2. Semarang Joana Stroomtram Maatschsppiji (SJS) membangun lintas

Semarang – Pencangakan.

3. Bataviache Ooster Spoorweg Maatchappiji yang membangun lintas

Jakarta - Bekasi.

4. Java Spoorweg Maatschappiji membangun lintas Tegal – Balapulang.

5. Serajudal Stoomtram Maatschappiji membangun lintas Maos -


(8)

   

6. Ooost Java Stoomtram Maatschappiji membangun lintas Ujung – Kriyan

dan lintas-lintas disekitar Mojokerto (1889-1923).

7. Keiri Stoomtram Maatschappiji membangun lintas-lintas didaerah

Jombang, kediri, dan pare (1897-1899).

8. Netherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

9. Babat Jombang Stoomtram Maatschappiji membangun lintas Babat –

Jombang (1899-1902).

10.Malang Stoomtram Maatschappiji membangun lintas-lintas disekitar

Malang dan Singosari (1897-1908).

11.Madura Stoomtram Maatschappiji membangun lintas Kamal – Kalianget

(1898-1913).

12.Modjokerto Stoomtram Maatschappiji membangun lintas-lintas Mojokerto

– Porong – Bangi (1898-1899).

13.Pasoeroean Stoomtram Maatschappiji membangun lintas-lintas disekitar

Pasuruan, Wonorejo (1896-1912).

14.Pasoeroean Stoomtram Maatschappiji membangun lintas-lintas disekitar

Pasuruan, Wonorejo (1896-1912).

15.Solosche Tramweg Maatschappiji membangun lintas Surakarta – Boyolali

(1892).

2.1.2 Pada Masa Penjajahan Jepang

Pengusahaan seluruh jaringan jalan rel disatukan dibawah kekuasaan tentara pendudukan, dengan kantor pusatnya digedung pusat SS di Bandung. Wilayah pengusahaan dibagi menjadi tiga wilayah eksploitasi, yaitu :

1. Wilayah eksploitasi Barat, meliputi tiga daerah inspeksi, yaitu : 1. Inspeksi 1 berpusat di Jakarta

2. Inspeksi 2 berpusat di Cirebon 3. Inspeksi 3 berpusat di Bandung


(9)

   

2. Wilayah eksploitasi Tengah, meliputi empat daerah inspeksi, yaitu : 1. Inspeksi 4 berpusat di Purwokerto

2. Inspeksi 5 berpusat di Semarang 3. Inspeksi 6 berpusat di Yogyakarta 4. Inspeksi 7 berpusat di Semarang

3. Wilayah Eksploitasi Timur, meliputi empat daerah inspeksi, yaitu : 1. Inspeksi 8 berpusat di Madiun

2. Inspeksi 9 berpusat di Surabaya 3. Inspeksi 10 berpusat di Malang 4. Inspeksi 11 berpusat di Jember

2.2 Tempat dan Kedudukan Perusahaan

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung bertempat di Jl. Stasiun

Timur 14 Bandung.

Kedudukan SDK 21C BD di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung yaitu sebagai unsur pelaksanaan dibidang pelayanan transportasi yang dipimpin oleh seorang Kepala SDK yang bertanggung jawab kepada Kepala kantor pusat PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

2.3 Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan

Pada tanggal 23 September 1945 di Bandung lahirlah DKRI, tanggal 1 Januari 1950 DKRI berubah menjadi DKA, melalui PP no. 22 Th. 1963 DKA berubah menjadi PNKA pada tanggal 25 Mei 1963. kemudian dikeluarkan PP no. 61 Th. 1971 PNKA berubah menjadi PERJANKA, dan kemudian berdasarkan SK mentri Perhubungan no.96/LD.302/PhB-79 tanggal 30 Maret 1979 berubah menjadi PJKA tahun 1991 PJKA berubah menjadi PERUMKA berdasarkan SK Menteri Perhubungan no. 8 Th. 1991 akhirnya berdasarkan Keppres no. 39 Th. 1991 tanggal 17 Mei 1999 PERUMKA berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).


(10)

   

2.4 Bidang Pekerjaan Perusahaan

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan transportasi darat yaitu kereta api. Untuk menjaga kenyamanan dan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen, dilakukanlah beberapa pengembangan. Pelayanan yang dilakukan selama beberapa dekade ini telah memberikan dorongan yang sangat berarti dalam penambahan jalur transportasi yang sudah ada dan penambahan jenis pelayanan bagi penumpang dalam beberapa pilihan.

Sarana keamanan dan kenyamanan menjadi hal yang paling diutamakan untuk memberikan kepuasan kepada penumpang. Melayani semua kebutuhan para penumpang dalam pelayanan, keamanan, dan kenyamanan merupakan tujuan utama dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

2.5 Bidang Pekerjaan Divisi/Departemen Tempat Kerja Praktek

Bidang pekerjaan yang paling berhubungan dengan keselamatan adalah bidang persinyalan. Sistem persinyalan adalah suatu sarana untuk menjaga keselamatan mengatur transportasi kereta api yang efisien dan efektif dengan jalan membagi ruang dan waktu.

2.5.1 Sistem Persinyalan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Persyaratan umum sistem persinyalan adalah :

1. Syarat utama sistem persinyalan yang harus dipenuhi adalah azas

keselamatan (fail safe), artinya jika terjadi sesuatu kerusakan pada sistem persinyalan, kerusakan tersebut tidak boleh menimbulkan bahaya bagi perjalanan kereta api.

2. Sistem persinyalan harus mempunyai kehandalan yang tinggi dan

memberikan aspek atau tanda yang tidak meragukan. Dalam hal ini aspek atau tanda sinyal harus tampak dengan jelas pada jarak yang ditentukan, memberikan informasi yang baku, mudah ditangkap dan mudah diingat.


(11)

   

3. Susunan penempatan sinyal-sinyal disepanjang jalur kereta api harus

memberikan aspek sesuai urutan yang baku agar masinis dapat memahami kondisi operasional bagian petak jalur yang akan dilalui.

2.5.2 Perkembangan Sistem Persinyalan

Sejalan dengan kemajuan teknologi, maka sistem persinyalan mengalami kemajuan yang pesat yakni sejak zaman kolonial sampai sekarang. Perkembangan sistem persinyalan ini dibagi atas empat periode, yaitu persinyalan mekanik, Semi Electric Full Relay, M.I.S (Module Interlocking

System) dan Full Electric.

2.5.2.1 Persinyalan Mekanik

Sistem persinyalan mekanik terdiri dari :

1. Perangkat sinyal Siemens Halske yang dibuat oleh Jerman. 2. Perangkat sinyal Alkmar yang dibuat oleh Belanda.

3. Perangkat sinyal Kriyan yang juga dibuat oleh Belanda. 2.5.2.2 Persinyalan Semi-Electric Full Relay

Perangkat sinyal yang digunakan pada saat ini adalah jenis N.X Type (entry.exit), Direct Testen Signal Anlage Type (D_rs). Perangkat ini merupakan buatan Jerman yang digunakan pertama kali di Indonesia, di daerah Solo yaitu Statsiun Solo Balapan dan daerah Bandung Stasiun Bandung.

2.5.2.3 Perangkat Sinyal M.I.S. (Module Interlocking System)

Perangkat sinyal jenis ini merupakan buatan Jerman yang digunakan pada statsiun Cikampek, Cirebon, Semarang dan Yogyakarta.


(12)

   

2.5.2.4 Perangkat Sinyal Full Electric

Secara umum sistem sinyal elektrik dapat dikelompokan menjadi : 1. Peralatan-peralatan dalam, terdiri dari :

a. Sistem Interlocking, suatu sistem yang melakukan pemrosesan

perintah-perintah pembentukan rute, sinyal dan pembalikan wesel, dengan mempertimbangkan syarat-syarat keamanan yang telah terpenuhi di emplasmen maupun peta di blok.

b. Lokal Kontrol Panel, meja pelayanan yang dipergunakan untuk

melayani dan mengendalikan seluruh bagian peralatan sinyal, baik yang ada di emplasmen (peralatan luar) maupun yang ada dalam ruangan (peralatan dalam) untuk mengatur dan menyelenggarakan pengamanan keluar masuknya kereta api di emplasmen, yang seluruh indikasinya dapat dideteksi dari panel tersebut.

2. Peralatan-peralatan luar terdiri dari :

a. Sinyal-sinyal dengan aspek hijau, kuning, merah dan putih yang

berfungsi memberikan informasi kepada masinis supaya berjalan, mengurangi kecepatan, berhenti atau informasi lainnya yang diberikan.

b. Motor Wesel (Point Machine), yang berfungsi untuk mengatur kereta

api agar berjalan pada rel atau track yang telah ditentukan.

c. Pendeteksian bakal pelanting (track circuit, axle counter) dan peralatan antar muka (interface), yang berfungsi mendeteksi keberadaan bakal pelanting, yang selanjutnya untuk pengamanan dan pengaturan perjalanan kereta api selanjutnya.

3. Peralatan-peralatan pendukung, antara lain terdiri atas :

a. Sistem Catu Daya : PLN, UPS (Uninterruptible Power Sistem), diesel


(13)

   

b. Sistem komunikasi untuk suara maupun data yang digunakan untuk

antar statsiun dan antara statsiun dengan masinis.

Beberapa keuntungan dari penggunaan teknologi pensinyalan elektrik penuh, adalah :

a. Tingkat keamanan lebih tinggi (fail safe) b. Aspek sinyal yang diberikan tidak meragukan

c. Beban operator atau PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api)

dalam melayani persinyalan lebih ringan

d. Dapat menampilkan keberadaan kereta api melalui panel pelayanan LCP (Local Control Panel ) atau VDU (Video Display Unit)

e. Dapat menampilkan keberadaan kereta api melalui panel pemantau

terpusat/CTS (Centralized Traffic Supervision)

f. Dapat dikendalikan secara terpusat dengan fasilitas CTC

(Centralized Traffic Control).

Perangkat sinyal Full Electric ini dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

1. SSI (Solid State Interlocking) British Railways yang ditempatkan di stasiun-statsiun JABODETABEK.

2. VPI (Valid Processor Interlocking) yang merupakan buatan Belanda

dan digunakan di Cikampek – Cirebon.

3. VPI Ansaldo yang ditempatkan di Madiun.

4. SSI GEC Alsthom Perancis.

5. VPI GRS yang bertempatkan di Cirebon – Semarang.

6. VPI Perancis yang ditempatkan di Serpong – Merak.

7. Westrace yang merupakan buatan Australia dan ditempatkan di daerah

Cirebon – Purwokerto – Kroya – Tasikmalaya.

8. SSI GEC Alsthom Australia dari statsiun tambun dawuan yang

digunakan di daerah Bekasi – Cikampek – dan Padalarang – Gedebage.


(14)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jadwal Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis mengadakan penelitian pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung yang beralamat di Jl. Stasiun 14 Bandung, sedang waktu pelaksanaan kerja praktek selama satu bulan mulai tanggal 1 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2008.

Jadwal kerja praktek adalah sebagai berikut : Waktu praktek : jam 08.00 – 11.30

3.2 Cara / Teknik Kerja Praktek

Pada saat pelaksanaan kerja praktek penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Melakukan pencarian & observasi data.

2. Melakukan survey di distrik sinyal SDK 21NX BD.

3. Melakukan survey di distrik sinyal SDK 21C BD.

4. Melakukan analisa.

3.3 Data Kerja Praktek 3.3.1 Solid State Intercloking (SSI)

SSI menguraikan tentang status sistem persinyalan pada perkereta apian. Riset dan teknologi yang baru yang diperkenalkan oleh sistem

berbasis Mikroprosesor dan pengembangan pengolahan informasi dan

transmisi sistem elektronika yang baru sekarang diterapkan, mengingat derajat tingkat keselamatan, maka system sinyal kontrol sangat penting


(15)

dalam perkereta apian. Dan reliabilitas di perlukan untuk kereta api memberikan sinyal.

SSI dirancang untuk mampu bekerja dengan entrance/exit panel, dengan mengintegrasikan pada Kendali Elctronic Pusat/IECC (Integrated Electronic Control Centre).

Pengertian

Solid State Intercloking (SSI) adalah suatu sistem interlocking

berbasis komputer, yang merupakan standar dari British Railway, untuk

menggantikan operasi sistem interlocking digunakan aplikasi rale (relay). Pusat Interlocking terdiri dari 3 Multi Processor Modules (MPMs) yang dapat

bekerja untuk 2 dari 3 perangkat vital interlocking, 2 Panel Processor

Modules (MPMs) yang mengirimkan informasi-informasi dari interlocking ke

operator pelayanan. Tinjauan Umum

Suatu pasangan data dikomunikasikan secara berantai ke trackside

equipment module dengan interlocking melalui Data Link Modules (DLMs).

Suatu trackside equipment dikontrol ke SSI melalui trackside module. Selain MPM dan PPM, juga terdapat diagnostik MPM yang dipergunakan sebagai pendeteksi gangguan-gangguan di dalam sistem dan melaporkannya ke

Technician’s Terminal.

3.3.1.1 Gambaran Sistem Interlocking

Sub sistem utama yang terdapat dalam Solid State Interlocking (SSI), adalah :

1. Interlocking Cubicle. 2. Technician’s Terminal. 3. Trackside Data Link.


(16)

3.3.1.2 Interlocking Cubicle

Interlocking Cubicle dapat mngontrol kurang dari empat puluh sinyal

dengan 20-40 point (wesel) dan paling sedikit 200 track circuit serta

indikasi-indikasi lainnya. Komunikasi antar interlocking cubicle dilakukan melalui Internal Data Link. Setiap Interlocking Cubicle terdapat modul-modul sebagai berikut :

1. Tiga multi Processor Module.

2. Satu Diagnostic MPM.

3. Dua Panel Processor Module.

4. Dua atau Empat Data Link Module.

5. Dua Long Distance Terminal.

Di dalam Interlocking Cubicle terdapat dua pasang Data Link Module untuk saling dicocokan, satu untuk Trackside Data Link dan yang satu untuk

Internal Data Link. Semua hubungan antar modul menggunakan konektor

BICC-Vero Multiway, yaitu :

1. MPM : one 75-way; one 50 way.

2. PPM : one 75-way.

3. Data Link Module : one 50-way. 4. Long Distance terminal : one 75-way.

Arti dari one-75-way atau one 50-way adalah, jika terdapat 75 atau 50 masukan, maka terdapat pula 75 atau 50 keluaran. Konsumsi daya untuk setiap modul dalam interlocking cubicle sekita 110 V AC, sedangkan untuk satu interlocking cubicle lengkap memerlukan konsumsi daya sekitar 375 VA, dengan limit tegangan antara 93-127 V dan limit frekuensi antara 48-52 Hz.

Konstruksi interlocking cubicle terbuat dari baja dengan dimensi 1800 mm

high x 900 mm deep. Sedangkan peralatan interlocking cubicle dirancang

untuk digunakan dalam ruangan tanpa pendingin dengan batas suhu 00C -


(17)

3.3.1.3 Technician’s Terminal

Technician’s Terminal merupakan suatu sistem mikrokomputer yang terdiri dari Technician’s Terminal Processor, Personal Computer (PC) atau

Tape Data Logger yang digunakan sebagai pencatat semua kegiatan sistem

setiap saat, selain itu terdapat juga modem yang berfungsi untuk

memungkinkan VDU (Visual Display Unit) yang jauh berhubungan ke

remote location melalui jaringan cubicle, sebuah printer yang digunakan

untuk mencetak pesan-pesan gangguan dalam bentuk catatan tertulis dan VDU. Dengan keyboard seorang teknisi dapat memberikan perintah ke system Technician’s Terminal.

Konstruksi Technician’s Terminal terbuat dari baja dengan dimensi sama dengan interlocking cubicle, ecuali untuk tinggi berkurang menjadi 1000 mm. Kebutuhan tegangan dan daya pada Technician’s Terminal sekita 240 V AC/500 VA. Sebuah Technician’s Terminal dapat melayani sampai 6 buah interlocking cubicle.

3.3.1.3.1 Sistem Komputer Membantu Transmisi Radio Komunikasi

Dengan penggunaan transmisi data, Radio Kereta Mengirimkan sistem

bahwa suatu pengolah pusat di kantor kendali memeriksa kebenaran dari semua perintah, VDU (Visual Display Unit) menyaring dengan instruksi yang lisan kepada pengontrol.

3.3.1.4 Trackside Data Link

Peralatan-peralatan pada trackside dikontrol sepenuhnya oleh trackside data link, setiap penghubung menggunakan kabel BR 1932A. beritish Railway atau yang ekivalen. Interlocking Cubicle dan Trackside Funtional Module (TFM) dihubungkan ke Data Link secara pararel melalui Data link Module (DLM) di setiap lokasi. Nilai impedansi dari trackside Data Link sekitar 100 Ohm.


(18)

3.3.1.5 Trackside Functional Modules

Semua fungsi-fungsi sinyal pada trackside dikontrol oleh TFM yang berfungsi sebagai interface/antar muka, antar interlocking cubicle dapat mengamati sinyal pada trackside sampai 63 TFM. Ada dua tipe TFM yang

sering digunakan yaitu Signal Module dan Point Module.Signal module

memiliki 4 bagian lampu indicator yang terletak di bagian depan panel.

Lampu indicator ini memberikan informasi diagnosa sebagai berikut :

1. POWER : Power Supply Active.

2. SYSTEM : Module Online.

3. RX DATA : Message receive from interlocking.

4. OUTPUT : Output Available.

Point Module digunakan untuk mengaktifkan relay-relay point. Satu module dapat mengaktifkan satu atau dua group point. Point dapat digerakan pada arah normal atau reverse dengan menggunakan rale pada tegangan 120 V AC.

Point Module mempunyai 5 lampu indicator, yaitu : 1. POWER : Power Supply Active.

2. SYSTEM : Module Online.

3. RX DATA : Message rece:ive from interlocking. 4. OUTPUT X : Output Available for group point X. 5. OUTPUT Y : Output Available for group point Y. 3.3.2 Server Jaringan Area Lokal

Server akan mengolah data dari jaringan area local CTC dan menghubungkannya dengan system SSI (Solid State Interlocking) pada setiap stasiun yang terhubung dalam suatu jaringan CTC. Server menjalankan fungsinya tanpa perlu dari operator.


(19)

Pada sistem CTC terdapat 2 buah server :

1. Server 1 merupakan server utama yang komunikasinya menggunakan serat

optik.

2. Server 2 merupakan server cadangan yang bekerja bila komunikasi

dengan server 1 mengalami kegagalan, media transmisinya menggunakan microwave.

Hardware yang digunakan :

1. Pentium IV sistem operasi windows XP-SP2

2. Memory minimum 128 Mbyte atau lebih. Yang sekarang dipakai di

PT.KAI adalah memory dengan kapasitas 64 Mbyte.

3. Minimum free hard disk 100 Mbyte.

4. Aplicom Communication Server Cards (PC 4000) yang disarankan.

5. Maxi-run type Sigview dongle diving Winserv lisence dan Index protocol. Server memulai operasinya secara otomatis saat power dinyalakan, tanpa perlu On/Push dari operator.

3.3.2.1 Mimic Workstation

Mimic Workstation merupakan interface antara sistem CTC dan

mimic workstation ini beroperasi menggunakan PLCs (NAIS type). Tampilan dari indikasi operasi pengontrolan digunakan LEDs yang berada pada Mimic Panel, tampilan ini telah diprogram dalam Mimic Workstation beroperasi secara otomatis saat power dinyalakan.

Hardware yang digunakan :

1. Pentium IV sistem operasi windows XP-SP2

2. Memory minimum 128 Mbyte atau lebih.

3. Minimum free hard disk 100 Mbyte.

4. Ethernet card.

5. Aplicom Communication Server Card (PC 10000).


(20)

Mimic Workstation beroperasi tanpa memerlukan akses dari operator untuk

Log on, tapi beroperasi secara otomatis saat power menyala.

3.3.2.2 Local Workstation

Komputer Local Workstation terdapat di pusat pengendalian pada

masing-masing stasiun, workstation ini tidak berada pada tempat yang sama dengan SSI central interlocking yang mengontrol stasiun. Local workstation terhubung ke SSI melalui Fepol.

Hardware yang digunakan :

1. Pentium IV sistem operasi windows XP-SP2

2. Memory minimum 128 Mbyte atau lebih.

3. Minimum free harddisk 100 Mbyte.

4. Aplicom Communication Server Card (PC 4000).

5. Maxi-run type Sigview dongle Winserv licence dan Index Protocol.

6. Untuk mengoperasikan workstation ini diperlukan akses dari operator.

Untuk menjalankan sigview system dalam melakukan pengontrolan sinyal kereta api.

3.3.2.3 Centralised Traffic Control ( CTC)

a. Penggunaan CTC untuk mengendalikan operasi blok antara signalmen dan

komunikasi lewat telepon antara cock-pit dan pengontrol lalu lintas, dengan demikian kereta dapat terkendali.

b. Fungsi CTC adalah untuk mengatur sistem lalu lintas antara jalur yang di lalui Lokomotif dengan jalan raya atau pun pada sistem lalu lintas antar Lokomotif.

Dengan terus meningkat kapasitas jalur, CTC pun harus di pasang sesuai akan jalur tersebut, yang akan di lalui oleh Lokomotif.


(21)

3.3.2.4 CTC Operator Workstation

CTC Operator Workstation berada di CTC center, untuk mengontrol persinyalan kereta api pada area yang dipakai. Workstation ini terhubung ke SSI melalui Server dan Jaringan CTC.

Hardware yang digunakan :

1. Pentium IV sistem operasi windows XP-SP2

2. Memory minimum 128 Mbyte atau lebih.

3. Minimum free harddisk 100 Mbyte.

4. Dual Video display card.

5. Ethernet Communication Card.

6. Maxi-run type Sigview dongle Winserv licence dan Index Protocol. Diperlukan akses dari operator untuk menjalankan Sigview System dalam melakukan pengontrolan sinyal kereta api.

3.3.2.5 Supervisor Workstation

Supervisor Workstation digunakan dalam pusat pengontrolan CTC untuk melaksanakan fungsi pengawasan (pada pengoperasian manual) dalam

system signaling.

Fasilitas yang ada pada supervisor :

1. TDS (Train Despitching System), digunakan untuk penomoran kereta api.

2. Tampilan komunikas, digunakan untuk melihat jaringan komunikasi

antara CTC dengan local station

3. Time Table, digunakan untuk penjadwalan kereta api sesuai GAPEKA

(Grafik Perjalanan Kereta Api)


(22)

Hardware yang digunakan :

1. Pentium IV sistem operasi windows XP-SP2

2. Memory minimum 128 Mbyte atau lebih

3. Minimum free harddisk 100 Mbyte

4. Video display card

5. Ethernet Communication Card

6. Maxi-run type Sigview dongle Winserv licence dan I Protocol

Diperlukan akses dari operator untuk menjalankan sigview system dalam melakukan pengontrolan sinyal kereta api. Pada supervisor dimungkinkan pengembangan dalam software access-nya.

3.3.2.6 Mimic Display Sistem

Display ini digunakan pada CTC system untuk mengidentifikasikan status dari fungsi persinyalan, sebagai indikatornya LED yang dikontrol

menggunakan NAIS Programable Logic Controller (PLC) tipe FP3.

Pengoperasiannya dengan mimic workstation.

3.3.3 Media Transmisi Pada CTC

3.3.3.1 Media Transmisi CTC Pada Jaringan Area Lokal

Pada Jaringan Area Lokal CTC media transmisinya menggunakan

serial communication. Card-card pada LAN CTC terhubung menggunakan

kabel tipe RS 232 kemudian dilewatkan kedalam converter sehingga dapat dilewatkan melalui saluran kabel tipe RS 485.


(23)

3.3.3.2 Media Transmisi CTC Untuk Komunikasi Area Luas 3.3.3.2.1 Serat Optik

Kabel serat optik dipakai pada hubungan komunikasi antara local stasiun server 1 dengan jaringan CTC yang berada pada masing-masing stasiun (dari Padalarang ke Gedebage). Keuntungan dari penggunaan serat optik diantaranya :

1. Bandwidth sangat lebar.

2. Hampir tidak ada resistansi, jadi dapat digunakan untuk komunikasi

jarak jauh.

3. Tidak terlalu terganggu oleh gangguan cuaca dan panas. 4. Interferensi sangat sedikit.

5. Dapat digunakan untuk kecepatan sangat tinggi 155 Mdps, 625 Mbps

hingga beberapa Gbps.

3.3.3.2.2 Microwave

Gelombang microwave dipakai pada hubungan komunikasi antara

local stasiun server 2 dengan jaringan CTC dan microwave ini akan digunakan jika komunikasi jarak jauh dengan menggunakan serat optik mengalami kegagalan. Gelombang microwave mempunyai frekuensi 1.7 sampai 2.3 GHz. Pada jaringan CTC digunakan radio link yang mempunyai tipe NL 143 dibuat NERA dengan kapasitas pengiriman sekitar 34 Mb/s sesuai dengan rekomendasi 6703 CCITT.

3.3.4 Perangkat Keras LAN

Teknologi LAN dapat dibentuk dan disesuaikan untuk dipasangkan dimanapun stasiun kerja PC harus dihubungkan. Standar perangkat lunak dan arsitektur terdistribusi LAN mendukung keluwesan semaca ini, selain itu juga ada factor ketiga yaitu tersedianya berbagai jenis perangkat keras LAN. Perangkat keras LAN dapat didefinisikan sebagai semua komponen fisik LAN ditambah dengan metode yang digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen penyusun jaringan yang dibentuk.


(24)

3.3.4.1 PC (Personal Computer)

Merupakan perangkat inti dari LAN yang berfungsi sebagai server juga stasiun kerja. Suatu server LAN adalah komputer yang menjalankan perangkat lunak sistem pengoperasian jaringan disamping juga mengelola jaringan. Server ini akan memproses semua komunikasi akses dari pemakai, dan disk I/0. Server LAN mempumyai banyak konfigurasi yang menentukan keragaan server LAN dan jumlah pemakai yang dapat didukungnya.

Untuk mengubah PC yang berdiri sendiri menjadi PC yang dihubungkan dengan jaringan, mula-mula harus memasang kartu interface jaringan ( NIC ) pada bus ekspansi PC, kemudian dihubungkan kekabel NIC tersebut, sehingga akan menjadi hubungan fisik dari PC ke jaringan.

Bila pemakai yang sedang bekerja pada stasiun kerja PC ingin mengirimkan sebuah pesan ke jaringan, maka pesan tersebut akan diarahkan

langsung dari PC melalui bus ekspansi ke NIC. NIC mempunyai firmware

akan mengimplementasikan skema akses kabel (cable-acces scheme),

sehingga paket-paket akan memasuki jaringan secara berurutan tanpa bertabrakan dengan paket lainnya pada jaringan.

Bila tersedia kabel jaringan untuk tranmisi, maka pemancar

(transmitter) pada NIC akan mengirimkan paket tersebut ke kabel jaringan.

Pesan yang dating akan diterima pada pesawat penerima (receiver) yang ada pada NIC, dan dilewatkan ke stasiun kerja PC.

3.3.4.2 Alternatif Kabel

LAN dibangun dengan beberapa tipe kabel seperti : kabel belitan ganda (twisted pair), koaksial pita dasar (baseball coaxial), koaksial pita lebar (broadband coaxial), dan serat optik (fiber optik).

a. Kabel belitan ganda, merupakan kabel LAN yang paling murah, yang

mempunyai medium yang sama dengan kabel telepon. Kabel belitan ganda adalah kawat banyak untai (multistrand) yang terisolasi satu sama


(25)

lain dan seringkali di beri cadar pelindung (shielded) untuk mengurangi pergeseran atau interferensi. Kabel belitan ganda dapat mendukung tranmisi data sampai 1 Mbit/detik. Kabel ini sangat baik untuk lingkungan kecil dimana jarak antara stasiun kerja adalah pendek dan factor kecepatan tidak begitu di pentingkan.

b. Kabel koaksial, atau koaks, terbuat dari konduktor satu kawat yang

dikelilingi olh serabut kawat tanah (stranded ground wire). Kedua kawat tersebut dipisahkan oleh lapisan isolasi yang cukup tebal. Sementara itu,ada juga kulit lainnya yang terletak dipermukaan bagian luar. Ada dua system tranmisi yang dapat digunakan koaks, yaitu : tranmisi pita lebar

(baseband tranmission) dan pita lebat (broadband tranmission).

c. Koaks baseband akan mentranmisikan saluran tunggal (single channel)

pada kecepatan tranmisi data yang tinggi (sampai dengan 10 Mbit/detik) dan mempumyai jangkauan mendekati 4000 meter. Sistem tranmisi baseband akan mengambil sinyal digital saat tiba dari komputer dan meneruskannya melalui kabel ke stasiun penerima.

d. Koaks broadband adalah medium multi saluran (banyak saluran) yang

mampu membawa lusinan saluran tranmisi dengan panjang kabel yang sama. Sistem tranmisi broadband akan mengkonversi sinyal digital menjadi sinyalfrekuensi radio (analog) dan membawanya ke stasiunpenerima, disisni sinyal RF akan dikonversi balik menjadi sinyal digital. Modem (modelator/demolator) RF akan menangani pengkonversian ini, pada system broadband setiap stasiun harus mempunyai modem sendiri. Kadang-kadang modem sudah terpasang pada NIC. Tranmisi broadband ini dapat mengandung suara,video dan data kecepatan maksimum yang direkomendasikan untuk broadband umumnya 5 bit/detik. Panjang kabel dapat berkisar sampai 50 km.

e. Kabel serat optik adalah teknologi terbaru yang digunakan dalam LAN.

Berkas cahaya dibawa melalui bahan gelas yang merupakan inti kabel. Berkas cahaya tersebut dimodulasikan oleh jaringan untuk membentuk


(26)

sinyal. Karena yang memancarkan pesan adalah berkas cahaya, maka system akan kebal terhadap interferensi listrik yang terjadi diluar kabel. Interferensi yang dibangkitkan kabel ini tidak akan terjadi, sehingga transfer data yang sangat cepat dan bebas kesalahan akan mungkin dilakukan. Kabel serat optik adalah medium multi saluran. Untuk suatu jumlah ruang yang diberikan,kapasitas saluran serat optik besar sekali. Kabel serat optik mempunyai beberapakelemahan.Pertama, mahal, kedua, hubungannya ke kabel LAN manapun akan sulit dilakukan. Dan akhirnya serat optik tidak akan mudah dipasangkankestasiun tambahan.

3.3.4.3 Topologi Fisik Jaringan Area Lokal (Local area Network LAN)

Pengkabelan LAN disusun dalam suatu konfigurasi tertentu sebagai topologi.Topologo LAN didefinisikan sebagai bagian dari perangkat keras LAN. Secara umum ada tiga macam topologi fisik yang sering digunakan dalam LAN, yaitu :

a. Topologi Bus (Daisy Chain). b. Topologi Ring (cincin). c. Topologi Star (bintang).

3.3.4.3.1 Topologi Bus (Daisy Chain)

Pada topologi bus (Daisy Chain) biasanya di gunakan kabel koaksial. Seluruh jaringan biasanya merupakan satu saluran kabel yang pada

ujungnya di terminasi. Dengan beban 50 ohm (dummy load).

Komputer-komputer yang ingin mengkaitkan dirinya ke jaringan men-tap kartu

ethernetnya sepanjang kabel.

Jelas bahwa instalasi topologi bus merupakan instalasi paling sederhana dan umumnya membutuhkan biaya paling murah dibandingkan dengan jenis-jenis topologi yang lainnya. Topologi ini banyak di gunakan di jaringan LAN yang kecil, yaitu lima sampai dengan sepuluh kilometer saja.


(27)

Kesulitan yang sering di alam antara lain adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme penggunaan bersama jaringan relatif sederhana. Masalah yang dirasakan sangat mengganggu adalah jika terjadi putus jaringan maka seluruh jaringan akan berhenti bekerja.

Gambar 3.1 Topologi bus dengan Back Bone

3.3.4.3.2 Topologi Ring (Cincin)

Berbeda dengan topologi bus, pada topologi ring, kabel yang digunakan akan membentuk lingkaran tertutup sehingga mengesankan tanpa ujung. Secara umum layout topologi ring juga relatif sederhana. Komputer-komputer yang ingin mengklaitkan dirinya ke jaringan dapat men-tap pada kabel tersebut. Keuntungan topologi ring, sinyal akan mengalir dalam satu arah sehingga dapat menghindari terjadinya tabrakan

(collision) paket. Karena itu pergerakkan paket data dapat lebih cepat dan

collision detection lebih sederhana.

Masalah yang sama dengan topologi juga terjadi, yaitu jika terjadi putus pada saluran maka saluran jaringan tidak akan bekerja. Untuk mengatasi hal ini, maka biasanya topologi ring tidak dibangun secara fisik sebuah ring tapi menggunakan konsentrator sehingga terlihat seperti topologi star.


(28)

Gambar 3.2 Topologi Ring  

3.3.4.3.3 Topologi Star (Bintang)

Pada topologi star setiap titik pada jaringan akan berkosentrator. Aliran data setiap titik akan menuju konsetrator terlebih dulu sebelum ke titik tujuan. Dengan menggunakan topologi jenis ini maka jaringan mudah dikembangkan dengan menarik kabel ke konsentrator atau titik pusat.

Keunggulan utama topologi ini adalah jika satu kabel treputus maka tidak akan mengganggu kerja jaringan secara keseluruhan. Oleh karena setiap kabel hanya akan menghubungkan satu buah titik maka umumnya dapat menggunakan kabel yang berkualitas lebih rendah seperti UTP.


(29)

3.3.5 Sasaran Hasil Umum

Desain sistem sinyal dan telekomunikasi untuk rel/sirkuit/track, sasaran hasil umumnya sebagai berikut:

a. Tingkatan keselamatan harus di utamakan.

b. Sistem harus mampu meminimalisir trouble shooting, seandainya kalau terjadi over load.

c. Peralatan elektronik harus modular, & ekstrim terhadap kondisi cuaca. d. Sistem harus hemat biaya.


(30)

Third Railway Signalling and Telecommunication

Gambar 3.4 Basic Principle of Redundancy


(31)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(32)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(33)

3.3.5.1 Data Transmisi Persinyalan

Kebanyakan sistem kontrol melibatkan data transmisi informasi. Sistem Keandalan transmisi data atau informasi harus aman. Macam-Macam tingkat keamanan diperoleh dengan penggunaan kesalahan standard yang di koreksi secara teknik.

a. Kode standard yang tersedia akan mendeteksi kesalahan. Metode ini

meningkatkan kemungkinan merekonstruksi informasi yang salah, oleh karena itu apabila sistem error maka suatu sistem tidak digunakan di dalam sistem keselamatan.

b. Harus dipahami bahwa tingkatan persandian digunakan, menyandi dan

memecahkan kode dilakukan oleh perangkat keras dan perangkat lunak sebagai konsekuensi harus menyesuaikan diri kepada keandalan dari operasi yang benar menyangkut peralatan.


(34)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(35)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(36)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(37)

Third Railway Signalling and Telecommunication

Gambar 3.10 Railway Command and Control Chain British Rail: Old Technology with Relay Interlockings


(38)

Third Railway Signalling and Telecommunication

Gambar 3.11 Railway Command and Control Chain British Railway: New Technology with SSI & IECC


(39)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(40)

3.3.5.2 Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak mempunyai pilihan, analisator perangkat keras yang

didasarkan pada asumsi kesalahan yang dirancang. Satuan perangkat lunak perlu diprioritaskan, metode untuk perangkat lunak sedikit agak sulit. Pilihan perangkat lunak memberi kenaikan implementasi tinggi berharga untuk pertimbangan. Perancangan perangkat keras akan selalu ada suatu permasalahan dalam kesalahan spesifikasi. Sistem perangkat lunak dan bahasa yang yang digunakan juga berhubungan dengan plan yang dikontrol. Perihal didalam programming suatu bahasa yang tersusun adalah bahasa tingkat tinggi. Sistem yang dipergunakan saat ini adalah bahasa mesin (Assembler), karena bahasa ini untuk mengesahkan pada kode mesin untuk mengukur data. Secara geografis untuk perorangan rencana dirancang menggunakan SSI.

SSI desain Stasiun-Kerja (Design Work Station) menyediakan fasilitas berikut :

a. Penjelasan object, indikasi dan kendali, dan editing menyangkut file yang dihubungkan.

b. Editing menyangkut keselamatan yang menyambungkan fungsi danfile terkait.

c. Menganalisa dan mengoreksi data.

d. Uji coba data aplikasi SSI dan IECC (Integrated Electronic ControlCentre) pada perangkat keras.


(41)

3.3.6 Desain Sistem

Desain dari sistem harus mencukupi sasaran yang modular, ketersediaan sistem tinggi, maintainabilas baik.

SSI digambarkan di dalam Gambar 3.11. Komputer Mikro digunakan untuk

melaksanakan perintah logis dan pengolahan informasi fungsi yang menyertakan keselamatan. Suatu sistem Desain akan terdiri dari:

a. Suatu operasi panel bisa untuk itu suatu instalasi panel modern.

b. Satu atau lebih komputer mikro yang menyambungkan, nomor, jumlah yang tergantung pada kompleksitas dan ukuran dari area untuk dikendalikan.

c. Suatu terminal pemeliharaan yang menyediakan diagnostik, dengan penempatan pembatasan yang temporer pada operasi yang akan di PLAN (objek yang di kontrol).

d. Sejumlah hubungan sistem secara langsung berhubungan kepada sistem sinyal. Ini menghubungkan secara langsung ke clamplock point mesin dan lampu isyarat pada kock-pit yang mampu untuk mengontrrol warna & menyalakan isyarat secara langsung. Sistem isyarat pada kock-pit mengijinkan koneksi masukan seperti track sirkuit dan lain lain.

e. Sejumlah data terhubung kejalan raya yang merupakan rata-rata dalam pertukaran informasi. Informasi suatu jalan raya, merupakan data rangkap yang memberi sinyal informasi dalam wujud pesan terpisah yang dilindungi oleh dua tingkatan persandian. Hubungan penyambungan dihubungkan via suatu data internal yang menghubungkan ke jalan raya.


(42)

Unsur Desain Sistem antara lain : a. Dua pengolah panel

b. Menyambungkan Triplicated dan pengolah komunikasi c. Sistem Dignostic.

3.3.6.1 Panel Pengolah

Panel Pengolah meliputi suatu sistem pengolah disalin untuk menangani trouble fungsi yang dihubungkan dengan indikasi dan kendali penjaga sinyal. panel Pengolah disalin untuk ketersediaan, dan sistem akan melanjut untuk berfungsi dengan tidak ada hilangnya capaian dengan hanya satu pengolah panel operasional.

Panel Pengolah berperan menggantikan petugas penjaga sinyal. Perangkat lunak di dalam pengolah panel dirancang untuk menyimpulkan rute menuntut state dari panel tombol ke interlocking processors. Status rute menunjuk pendeteksian dan menandakan lampu pada atas panel dari status kereta api yang mengirimkan data serial. Kesalahan perangkat lunak atau penjaga sinyal akan dicegah oleh pengolah data yang mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak aman pada jalannya kereta api.

3.3.6.2 Pengolah Diagnostik

Pengolah diagnostik adalah suatu interpreter antara SSI dan terminal instalasi yang spesifik. Informasi diagnostik dilengkapi sistem untuk mendiagnose kesalahan secara akurat.

3.3.6.3 Data yang menghubungkan ke Jalan raya

Data yang menghubungkan ke Jalan raya, masing-masing terdiri dari suatu kabel / telegram yang berisi pasangan terbelit yang disaring tunggal. SSI (Sistem State Interlocking) merupakan sistem transmisi data yang melakukan suatu pencarian protokol sederhana.


(43)

3.3.6.4 Sisi Peralatan

Dalam sisi peralatan masing-masing korespondensi keluarannya adalah perintah yang dikirimkan dan menghasilkan jawaban yang bit indikasinya sesuai dengan status dari kontak masukan.

3.3.6.5 Sinyal Modul

Isyarat Modul mempunyai delapan keluaran dan enam kontak masukan. Keluaran Tombol panel kontrol 110 Vac, untuk mengendalikan beban seperti lampu sinyal, perata arus/pengoreksi unit trafo dan indikator simpangan untuk mengendalikan AWS indikator. Keluaran diswitch adalah kombinasi yang dituntut untuk menyambungkan pengaturan yang sedang di kontrol.

3.3.7 Teknologi Komunikasi Modern

Kereta yang pertama 1960's Jaringan radio di install. Ini biasanya digunakan sebagai sistem informasi dan komunikasi, tetapi baru-baru ini dengan kemajuan dalam perangkat lunak, pengesahan teknik dan transmisi data, penggunaan radio untuk memberi sinyal dan tujuan kendali kereta telah menjadi suatu kenyataan yang tidak bersifat fiktif.


(44)

Third Railway Signalling and Telecommunication


(45)

3.3.8 Radio Kereta / Radio Train Dispatching (RTD)

Lebih sedikit aman dibanding instrumen tanda, tetapi yang lebih fleksibel menjadi penggunaan kereta, radio untuk berkomunikasi tentang lalu lintas perjalanan. Di dalam sistem ini, laporan pengarah kereta dengan radio kepada pengontrol pusat, arsip dari kereta berbentuk suatu grafik. Pengontrol mengeluarkan instruksi dengan radio, mengikuti instruksi percakapan. Keselamatan dari sistem ini tergantung pada pengontrolan sistem yang sedang di Plan atau obyek yang sedang di kontrol.

3.3.9 Sistem Pengontrolan Berbasis Programmable Logic Controller (PLC)

Dalam perancangan sistem kontrol ini ada beberapa hal yang harus

diketahui antara lain:

1. Mempelajari langkah urutan kerja mesin yang akan dijadikan objek

2. Mengetahui karakteristik dari masing-masing beban yang akan dijadikan

objek

3. Mengetahui catu daya yang akan digunakan

4. Peralatan yang akan digunakan

5. Sistem pengamanan dan keandalan

6. Biaya harus ekonomis dalam segala hal

7. Energi yang digunakan harus sehemat mungkin.

Dari pengawatannya harus bisa membandingkan, bagaimana jika banyak beban yang di operasikan dengan kontrol biasa. Mungkin akan banyak kesulitan yang akan di temukan, apalagi terjadi trouble untuk melacaknya sangat susah. Dengan bantuan PLC ini untuk mendeteksi trouble akan sangat mudah. Karena tanpa PLC, kemampuan kontaktor biasa tidak bisa untuk melakukan pengendallian secara cepat.

Untuk mengatasi hal itu maka di rancanglah sebuah alat pengendali

elektronik berbasis Mikrokontroller yang di kenal dengan nama PLC. PLC mempunyai banyak keunggulan dibandigkan dengan kontaktor dan relay pada umumnya.


(46)

Keuntungan pengoperasian menggunakan PLC diantaranya: 1. PLC dapat diprogram setiap waktu

2. Mudah dalam instalasi dan pengoperasiannya 3. Mudah melakukan pelacakan jika terjadi trouble 4. Biaya proyek dapat dikalkulasikan dengan akurat

5. Aplikasi kontrolnya sangat luas, maintenannya sangat mudah 6. Perangkat kontrol standard dan memilki keandalan yang tinggi.

Pada PLC ini yang paling utama untuk diketahui adalah input-output,

karena salah dalam input akan menyebabkan PLC tidak akan dapat dioperasikan, jika kesalahan itu terjadi pada output maka beban akan bekerja secara acak tanpa aturan, jika kesalahan itu terjadi dalam pengawatannya ini akan mengakibatkan terjadi trouble dan hal ini harus benar-benar dihindari.

Unit input akan berguna untuk memberi masukan pada prosesor. Input

ini dapat menerima masukan bukan hanya dari sakelar tapi bisa dari tombol tekan, sakelar batas (limit switch), sensor dan sebagainya. Input akan diproses dalam prosesor, proses ini tergantung dari program yang akan dibuat.

Unit output berfungsi sebagai terminal output yang dihubungkan

dengan berbagai beban, beban yang dapat dioperasikan oleh PLC ini antara lain; motor, lampu, solenoid dan lainnya.


(47)

CENTRAL        PROCESSING 

MODUL 

OUTPUT 

Diagram PLC Control:

Gambar 3.14 Diagram PLC yang disederhanakan

Alat input: Programming Alat Output: Tombol tekan Device Motor Sakelar Lampu

Sensor Seleniod Heater LED display

  MODUL 


(48)

Gambar 3.15 Palang Pintu (Portal) Otomatis

Sistem kerja pintu otomatis ini menggunakan Ultrasonic Switch untuk

mendeteksi kehadiran kereta api yang akan melintas, tanggapan dari input sinyal ini akan ditangapi oleh rangkaian pengontrol output untuk menggerakan motor untuk membuka dan menutup pintu.


(49)

Tabel 3.16 Pengalamatan Input/Output

Peralatan Input

Motion detector kiri I1

Motion detector kanan I2

Limit switch atas I3

Limit switch bawah I4

Peralatan Output

Motor untuk pintu naik Q1

Motor untuk pintu turun Q2

Hardware yang dipergunakan: 1. Motor listrik

2. Kontaktor 3. Motion detector

4. Roda gigi (kecepatan roda gigi dilakukan secara elektronik menggunakan

inverter) 5. Palang pintu

6. PLC

7. Limit switch


(50)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melihat dan melaksanakan secara langsung kerja praktek di PT. KAI (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Stasiun Timur No. 14 Bandung. Penulis mendapatkan banyak pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah serta memperkaya wawasan penulis, baik itu bersifat pribadi atau berupa teori yang mendukung proses praktek kerja di lapangan, maupun praktek kerja yang langsung ditempat tersebut.

Dalam melakukan kerja praktek dibidang Sistem Teknologi Informasi Komunikasi Signal Kontrol penulis melakukannya dengan sangat hati-hati, teliti dan seksama guna menghasilkan data-data yang akurat. Proses sistem peralatan ini sangat penting karena erat kaitannya dengan kinerja karyawan.

Semoga hasil analisis dan implementasi sistem yang telah penulis buat dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan sistem informasi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Adapun hasil analisis dan implementasi sistem adalah :

1. Central Traffic Control (CTC) ini dalam unjuk kerja jaringannya

menggunakan sistem Jaringan Area Lokal (LAN) dan Jaringan Area Luas (WAN)

2. Keamanan arus lalu-lintas kereta api dapat lebih terkendali dengan adanya kemudahan pemantauan.

3. Kenyamanan penumpang semakin baik dengan adanya pengaturan yang


(51)

4. Sistem LAN yang diterapkan pada CTC digunakan untuk mengatur dan mengefisienkan komunikasi data/persinyalan. Dimana LAN memungkinkan CTC menggunakan data terdistribusi menggunakan PC (Workstation) yang dapat mengakses satu sama lain.

5. Central Traffic Control (CTC) merupakan suatu peralatan kontrol persinyalan yang dimiliki oleh PT. K.A.I. (persero) Daerah Operasi II Bandung. Dalam session ini terdiri dari tujuh buah stasiun yang dibagi ke dalam dua buah session di Bandung dan lima buah SSI (Solid State Interlocking) yang terpasang di 5 tempat, yaitu Padalarang, Cimahi, Bandung, Kiaracondong dan Gedebage.

6. Pada kondisi normal pengendalian perangkat persinyalan dikendalikan

stasiun dapat mengendalikan perangkat persinyalan.

7. Pada CTC, LAN menghubungkan beberapa workstation diantaranya Mimic

Panel, Supervisor, Tiga buah Train Controller dan dua buah Server. Teknologi LAN yang terpasang adalah Ethernet dengan menggunakan kabel twisted pair yang terlindung dengan Hub atau Concentrator.

4.2 Saran

Setelah melihat dan mempelajari secara langsung tentang metode kerja di lapangan. Penyusun melakukan kerja praktek yaitu di PT. KAI (Persero) Bandung, dengan ini penyusun mempunyai saran yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dimasa yang akan datang. Diantaranya adalah :

1. Diperlukan analisis yang lebih mendalam dan mengacu pada sistem yang telah ada untuk pengembangan sistem selanjutnya.

2. PT. KAI (Persero) Bandung diharapkan untuk lebih meningkatkan

Produktifitas dan kinerja karyawan, dengan memaksimalkan penggunaan program aplikasi untuk mengoperasikan program dalam sistem komputer yang telah tersedia.


(52)

3. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol dan proses pemeliharaan sistem komunikasi yang saat ini telah ada di PT. K.A.I (persero) Daerah Operasi II Bandung, untuk menjaga supaya peralatan tersebut dapat bekerja dengan sebaik-baiknya, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusianya. 4. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol & pengendalian persinyalan

merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan Kereta Api dalam operasionalnya. Oleh karena itu, PT. K.A.I (persero) harus mampu meningkatkan kemampuan dari sistem CTC yang sudah terpasang saat ini, baik itu persinyalan pada pusat penguncian sistem SSI, sistem WAN, maupun pada sistem LAN.


(53)

DAFTAR PUSTAKA  

1. A. Marnison. 1997. SSI System Overview Training Course. GEC Alsthom

Australia.

2. Keiser. Gerd. 1989. Local Area Network. McGraw-Hill International

Editions. Singapore.

3. Martin, James. 1994. Local Area Network. Prentice Hall. New Jersey

4. Onno W. Purbo. 2000. Teknologi Warung Internet. Elekmedia Komputindo.

Jakarta.

5. Sigit Haryadi. Ir “Jaringan Telekomunikasi” PT. Dete Elan Kreasi, Bandung. 1994.

6. Sodiq. Studi Sistem Komunikasi Data Centralized Trafic Control Persinyalan Kereta Api Tipe Solid State Interlocking. ITB. Bandung.

7. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-0 (T) Australia

8. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-1. Australia.

9. Tanenbaum, S Andrew. 1996, Computer Network third Edition, Prentice Hall


(1)

Gambar 3.15 Palang Pintu (Portal) Otomatis

Sistem kerja pintu otomatis ini menggunakan Ultrasonic Switch untuk mendeteksi kehadiran kereta api yang akan melintas, tanggapan dari input sinyal ini akan ditangapi oleh rangkaian pengontrol output untuk menggerakan motor untuk membuka dan menutup pintu.


(2)

Tabel 3.16 Pengalamatan Input/Output

Peralatan Input Motion detector kiri I1

Motion detector kanan I2 Limit switch atas I3 Limit switch bawah I4

Peralatan Output Motor untuk pintu naik Q1

Motor untuk pintu turun Q2

Hardware yang dipergunakan: 1. Motor listrik

2. Kontaktor 3. Motion detector

4. Roda gigi (kecepatan roda gigi dilakukan secara elektronik menggunakan inverter)

5. Palang pintu 6. PLC

7. Limit switch


(3)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melihat dan melaksanakan secara langsung kerja praktek di PT. KAI (Persero) Bandung yang beralamat di Jalan Stasiun Timur No. 14 Bandung. Penulis mendapatkan banyak pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah serta memperkaya wawasan penulis, baik itu bersifat pribadi atau berupa teori yang mendukung proses praktek kerja di lapangan, maupun praktek kerja yang langsung ditempat tersebut.

Dalam melakukan kerja praktek dibidang Sistem Teknologi Informasi Komunikasi Signal Kontrol penulis melakukannya dengan sangat hati-hati, teliti dan seksama guna menghasilkan data-data yang akurat. Proses sistem peralatan ini sangat penting karena erat kaitannya dengan kinerja karyawan.

Semoga hasil analisis dan implementasi sistem yang telah penulis buat dapat dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan sistem informasi yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Adapun hasil analisis dan implementasi sistem adalah :

1. Central Traffic Control (CTC) ini dalam unjuk kerja jaringannya menggunakan sistem Jaringan Area Lokal (LAN) dan Jaringan Area Luas (WAN)

2. Keamanan arus lalu-lintas kereta api dapat lebih terkendali dengan adanya kemudahan pemantauan.

3. Kenyamanan penumpang semakin baik dengan adanya pengaturan yang lebih baik.


(4)

4. Sistem LAN yang diterapkan pada CTC digunakan untuk mengatur dan mengefisienkan komunikasi data/persinyalan. Dimana LAN memungkinkan CTC menggunakan data terdistribusi menggunakan PC (Workstation) yang dapat mengakses satu sama lain.

5. Central Traffic Control (CTC) merupakan suatu peralatan kontrol persinyalan yang dimiliki oleh PT. K.A.I. (persero) Daerah Operasi II Bandung. Dalam session ini terdiri dari tujuh buah stasiun yang dibagi ke dalam dua buah session di Bandung dan lima buah SSI (Solid State Interlocking) yang terpasang di 5 tempat, yaitu Padalarang, Cimahi, Bandung, Kiaracondong dan Gedebage.

6. Pada kondisi normal pengendalian perangkat persinyalan dikendalikan stasiun dapat mengendalikan perangkat persinyalan.

7. Pada CTC, LAN menghubungkan beberapa workstation diantaranya Mimic Panel, Supervisor, Tiga buah Train Controller dan dua buah Server. Teknologi LAN yang terpasang adalah Ethernet dengan menggunakan kabel twisted pair yang terlindung dengan Hub atau Concentrator.

4.2 Saran

Setelah melihat dan mempelajari secara langsung tentang metode kerja di lapangan. Penyusun melakukan kerja praktek yaitu di PT. KAI (Persero) Bandung, dengan ini penyusun mempunyai saran yang mungkin bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dimasa yang akan datang. Diantaranya adalah :

1. Diperlukan analisis yang lebih mendalam dan mengacu pada sistem yang telah ada untuk pengembangan sistem selanjutnya.

2. PT. KAI (Persero) Bandung diharapkan untuk lebih meningkatkan Produktifitas dan kinerja karyawan, dengan memaksimalkan penggunaan program aplikasi untuk mengoperasikan program dalam sistem komputer yang telah tersedia.


(5)

3. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol dan proses pemeliharaan sistem komunikasi yang saat ini telah ada di PT. K.A.I (persero) Daerah Operasi II Bandung, untuk menjaga supaya peralatan tersebut dapat bekerja dengan sebaik-baiknya, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusianya. 4. Sistem Informasi Komunikasi Signal Kontrol & pengendalian persinyalan

merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan Kereta Api dalam operasionalnya. Oleh karena itu, PT. K.A.I (persero) harus mampu meningkatkan kemampuan dari sistem CTC yang sudah terpasang saat ini, baik itu persinyalan pada pusat penguncian sistem SSI, sistem WAN, maupun pada sistem LAN.


(6)

DAFTAR PUSTAKA  

1. A. Marnison. 1997. SSI System Overview Training Course. GEC Alsthom Australia.

2. Keiser. Gerd. 1989. Local Area Network. McGraw-Hill International Editions. Singapore.

3. Martin, James. 1994. Local Area Network. Prentice Hall. New Jersey

4. Onno W. Purbo. 2000. Teknologi Warung Internet. Elekmedia Komputindo. Jakarta.

5. Sigit Haryadi. Ir “Jaringan Telekomunikasi” PT. Dete Elan Kreasi, Bandung. 1994.

6. Sodiq. Studi Sistem Komunikasi Data Centralized Trafic Control Persinyalan Kereta Api Tipe Solid State Interlocking. ITB. Bandung.

7. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-0 (T) Australia 8. System Description SSI. 1997. GEC-GS/SSI/500-1. Australia.

9. Tanenbaum, S Andrew. 1996, Computer Network third Edition, Prentice Hall International. Toronto.