Pemodelan matematika Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Metode Pemrograman Linear Fuzzy.

Asumsi 2 : Bahwa level yang lebih tinggi pada suatu faktor j naik menunjukan tingkat yang lebih tinggi. Hubungan ini ditulis: n j m i Rx x ij ij , 1 , , 1 , = = , dimana : R adalah relasi ‘lebih tinggi’ . Asumsi 3 : Misalkan akan ditetapkan ada k buah penilaian yang akan digunakan sebagai basis untuk melakukan evaluasi benchmark, maka benchmark ke-r adalah k r X Z r , 1 , = , Level terendah dalam faktor ke-i adalah: 1 i x dimana m i , 1 = , sedang level tertinggi adalah : x in dimana m i , 1 = dan z n , 1 = . Jumlah skor pada level terendah harus ditetapkan lebih dari atau sama dengan suatu nilai tertentu, misal : c i dimana m i , 1 = , sedangkan jumlah skor pada level tertinggi ditetapkan kurang dari atau sama dengan suatu nilai tertentu : w i dimana m i , 1 = .Penyederhaan dari asusmi 3 diperoleh suatu pertidaksamaan sebagai berikut : m i c x i i , 1 , 1 = ≥ ∑ . 1.1 ∑ = ≤ m i w x i in , 1 . . 1.2 Asumsi 4 : Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu faktor, bahwa harga suatu level harus lebih tinggi dibanding dengan harga level sebelumnya. Selisih yang diperbolehkan untuk kedua level dalam faktor ke-i tersebut minimum harus sama dengan nilai tertentu, misalkan nilai tersebut dinotasikan dengan variabel e i ; m i , 1 = , maka dapat ditulis dengan pertidaksamaan sebagai berikut : n j m i e X X i ij ij , 1 , , 1 , = = ≥ − 1.3

3. Pemodelan matematika

Dari persamaan 1.1, 1.2 dan 1.3 dapat ditulis dalam bentuk pemrograman linear sebagai berikut : Tentukan n j m i x ij , 1 , , 1 , = = x = x ij dengan batasan n j m i x n j m i x x z n m i w x m i c x k i d X Z ij j i ij i in i i r r , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , ~ 1 1 = = ≥ = = − = = ≤ = ≥ = = − ∑ ∑ 1.4 dimana =~ menunjukan kesamaan fuzzy. Kesamaan fuzzy ini dapat dipresentasikan sebagai kombinasi antara 2 2 ketidaksamaan fuzzy sebagai berikut : . , 1 , ~ k r d X Z r r = ≤ 1.5 ~ . , 1 , ~ k r d X Z r r = ≥ 1.6 misalkan Z min dan Z max masing-masing adalah nilai benchmark minimum dan nilai benchmark maximum, maka fungsi keanggotaan untuk kesamaan fuzzy dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Fungsi keanggotaan k r Z r r , 1 , = μ , adalah fungsi yang tidak pernah turun. Diasumsikan jika nilai 0 akan terjadi pada daerah Z r ≤ Z min dan fungsi akan naik secara monoton pada Z min Z r ≤ d r , maka dapat ditulis sebagai berikut : ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎨ ⎧ = = ≤ − − = ≤ = k r d Z jika k r d Z Z jika Z d Z Z k r Z Z jika Z r r r r r r r r r , 1 , 1 , 1 , , , 1 , min min min min μ 1.7 dimana : adalah fungsi keanggotaan ; Z r μ r adalah benchmark ke-r, Z min adalah benchmark minimum, d r adalah nilai crisp, k r , 1 = . 2. Fungsi keanggotaan k r Z r r , 1 , = μ , adalah fungsi yang tidak pernah naik. Jika diasumsikan nilai 0 akan terjadi pada daerah Z r ≥ Z min, dan fungsi akan turun secara monoton pada d r Z r ≤ Z max , maka dapat ditulis sebagai berikut : ⎪ ⎪ ⎩ ⎪⎪ ⎨ ⎧ = = ≤ − − = ≤ = k r Z Z jika k r Z Z d jika d Z Z Z k r d Z jika Z r r r r r r r r r , 1 , , 1 , , , 1 , 1 max max max max μ 1.8 dimana : adalah fungsi keanggotaan ; Z r μ r adalah benchmark ke-r, Z max adalah benchmark minimum, d r adalah nilai crisp, k r , 1 = . 3 Dengan menggunakan operator min λ dan fungsi keanggotaan pada 1.7 dan 1.8, maka 1.5 dan 1.6 dapat ditulis sebagai berikut : . , 1 , min min k r Z Z d Z r r = + − ≥ λ 1.9 . , 1 , max max k r Z d Z Z r r = + − − ≤ λ 1.10 Dari persamaan 1.9 dan 1.10, model fuzzy 1.4 dapat diturunkan menjadi bentuk pemrograman linear, yaitu : Max λ Dengan batasan : m i c w n j m i x n j m i e x x z n m i w x m i c X k r Z d Z Z k r Z Z d Z i i ij i j i ij i in i i r r r r , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , , 1 , 1 , , 1 , , 1 , 1 1 max max min min = = = ≥ = = ≥ − = = ≤ = ≥ = ≤ − + = ≥ − − − ∑ ∑ λ λ 1.11

4. Implementasi