Layanan perpustakaan berbasis perpustakaan digital

  

LAYANAN

PERPUSTAKAAN

BERBASIS PERPUSTAKAAN

DIGITAL

BANDUNG, 10 OKTOBER 2009

BS

TUJUAN PEMAPARAN

  • MENGINGATKAN BEBERAPA PERTIMBANGAN DALAM MERANCANG

    PELAYANAN PERPUSTAKAAN MASA

    KINI DAN MENDATANG
  • MEMICU MUNCULNYA KELOMPOK DISKUSI BERKELANJUTAN TENTANG

    LAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

  

ASUMSI

  • • Telah mengenal (mudah-mudahan

  MEMAHAMI ) Konsep :

  • – Web 2.0
  • – Perpustakaan 2.0
  • – Institutional repository
  • – Web 3D (mis : Second Life) – DLL.

TENTANG WEB 2.0

  • web 2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan terkoneksi;
  • penerapan web 2.0 memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut;
  • menyediakan peranti lunak yang secara kontinyu diperbaiki karena semakin banyak pengguna yang berpartisipasi dalam upaya itu;
  • memakai dan memadukan data dari beragam sumber termasuk dari setiap individu pemakai;
  • menyediakan data dan jasa dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain;
  • menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang cocok untuk partisipasi

TIGA DIMENSI WEB

  2.0

  • • ekspansi isi atau substansi ( content

    ),

  expansion ),

  • ekspansi kecepatan ( rate expansion
  • akumulasi pengetahuan manusia

    ( accumulation of human knowledge )

EMPAT KARAKTERISTIK WEB 2.0

  • pengalaman pemakai sebagai pencari informasi sekarang berubah,
  • • pengalaman pemakai sebagai produsen

    informasi merupakan hal yang baru,

  • pemrosesan isi atau subtansi menggunakan cara di luar yang tradisional, serta
  • infrastruktur cyber yang implisit.

  HAKEKAT WEB 2.0

  • KECANGGIHAN TEKNOLOGI DAN

KEKUATAN PARTISIPASI ATAU

  • KEKUATAN PARTISIPASI DAN

KECANGGIHAN TEKNOLOGI

  PERKEMBANGAN DUNIA PERPUSTAKAAN

  • TEKNOLOGI INFORMASI
  • INTERNET
  • KESEPAKATAN WSIS
    • – membangun masyarakat informasi yang inklusif, berpusat pada manusia dan berorientasi secara khusus pada pembangunan, di mana setiap orang dapat mencipta, mengakses, menggunakan, dan berbagi informasi serta pengetahuan, sehingga memungkinkan setiap individu, komunitas dan masyarakat menggunakan seluruh kemampuan mereka untuk mendorong pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan mutu hidup mereka, berdasar tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa dan mentaati sepenuhnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

  LIBRARY (PERPUSTAKAAN) 2.0

  • • dapat merevitalisasi cara kita berinteraksi

    dan melayani pengguna kita.
  • Jantung L 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna.
  • Merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan berkelanjutan yang berguna, dengan mengundang

    partisipasi pemakai dalam mencipta serta

    mengevaluasi baik layanan fisik maupun virtual yang mereka kehendaki

  DEFINISI Sarah Houghton

  • Library 2.0 simply means making your

  library’s space (virtual and physical) more interactive, collaborative, and driven by community needs.

  • Examples of where to start include blogs, gaming nights for teens, and collaborative photo sites. The basic drive is to get people back into the library by making the library relevant to

    what they want and need in their daily

    lives…to make the library a destination

RUMUS BLYBERG

  • TIGA VARIABEL
    • – KOLEKSI
    • – ORANG
    • – KEPERCAYAAN RADIKAL

  • FAKTOR PENGALI  (PENENTU)
    • – PARTISIPASI

  • • PERPUSTAKAAN 2.0 = ( KOLEKSI + ORANG +

    KEPERCAYAAN RADIKAL ) X PARTISIPASI

  • =

  PARTISIPASI KOLEKSI + PARTISIPASI ORANG + PARTISIPASI KEPERCAYAAN RADIKAL

  

PARTISIPASI

  • MENJADI FAKTOR PENGALI
  • SANGAT MENENTUKAN KEBERHASILAN
  • SEMAKIN TINGGI NILAI FAKTOR INI SEMAKIN TINGGI HASIL YANG DIPEROLEH
  • BAYANGKAN JIKA NILAI FAKTOR INI NOL, MESKI NILAI SEMUA VARIABEL TINGGI  HASILNYA TETAP NOL BESAR

  KOLEKSI

  • – PARAMETER INI DIBANGUN JUGA DENGAN

  MEMPERTIMBANGKAN PARTISIPASI

  • – DAHULU SUDAH ADA SEMBOYAN USER

  ORIENTED

  • – SAYANG DALAM PELAKSANAANNYA SEMAKIN

  MEREDUP

  • – PENGADAAN KOLEKSI KURANG

  MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN PENGGUNA

  • – PERPUSTAKAAN 2.0 MENERIMA KONSEP

  BAHWA INTERAKSI DENGAN PENGGUNA MENJADI YANG UTAMA TERMASUK DALAM

  ORANG

  • • TERDIRI DARI PENYEDIA LAYANAN

    MAUPUN PENGGUNA LAYANAN
  • BENARKAH PENYEDIA LAYANAN MENGENAL PENGGUNA?
  • ATAU BAHKAN MENGHINDARI PERKENALAN DENGAN PENGUNA?
  • PERPUSTAKAAN 2.0 DIBANGUN BERBASIS INTERAKSI PENYEDIA LAYANAN & PENGGUNA

  KEPERCAYAAN RADIKAL

  • Tidak sembarang & asal percaya
  • Idealnya kepercayaan yang saling menumbuhkan
  • Berawal dari interaksi  menumbuhkan perkenalan  mengembangkan kepercayaan 

    dan berpuncak pada kepercayaan yang

    saling menumbuhkan sebagai syarat

  INSTITUTIONAL REPOSITORY

  • institutional repository is a permanent, institution-wide repository of diverse locally produced digital works (ARL)
  • “Institutional repository” (IR) often refers to a service that suports and encourages the deposit of student- and

    faculty created materials, primarily open-

    access versions of research articles that

    have been formally published elsewhere or not at all (Mike Furlough)

  PERKEMBANGAN FUNGSI

  • • Libraries are moving from a business

    model based primarily on managing

    the products and the output of research and scholarship to a model based on facilitating the process of

    scholarship, teaching, and research

    that result in those products. (Mike Furlough)

  MELIBATKAN PIHAK LAIN

  • The design of new [online] environments for performing scholarly work cannot be left to the technical staff and to library professionals. The library is a crucial partner in planning and envisioning the future of preserving, using, even creating scholarly resources.So are the technology professionals.
  • But in an analogy with building construction, they are the architects and the contractors. The creation of archives, analytic tools, and statistical analyses of aggregate data in the humanities (and in some other scholarly fields) requires the combined expertise of technical, professional, and scholarly personnel.
    • – (Johanna Drucker, “Blind spots: Humanists Must Plan Their Digital Future,”

TANTANGAN KITA

  • konsep fisik perpustakaan dari book centred

  human centred menjadi .

  • konsep manajemen buku menjadi manajemen informasi menuju manajemen pengetahuan
  • konsep layanan user oriented menjadi user

  centred

  • • konsep layanan dari right information for the

  

right persons menjadi right information for

the right persons and right know

TANTANGAN KITA

  • • Konsep TIK yang dahulu sekedar alat ternyata

    memaksa perubahan pola pikir dan pola tindak pihak yang menerapkannya.
  • konsep perpustakaan 2.0 ( library 2.0 ) yang memerlukan juga kriteria pustakawan 2.0 ( librarian 2.0 )
  • konsep web semantik dan ontologi yang nantinya diperkirakan memunculkan konsep perpustakaan 3.0 ( library 3.0 )

  

MANIFESTO

PUSTAKAWAN 2.0

  1 Posted by Laura Cohen

on November 8, 2006 01:01 PM

Permalink

  

Library 2.0: An Academic Librarian's

Perspective

  MANIFESTO PUSTAKAWAN 2.0

  2

  • Saya menyadari bahwa semesta budaya informasi selalu cepat berubah, dan perpustakaan perlu menjawabnya secara positif dalam menyediakan sumber daya dan layanan yang diperlukan dan diinginkan pengguna,
  • Saya akan mendidik diri sendiri tentang budaya informasi pengguna perpustakaan saya dan mencari jalan untuk menyertakan apa yang saya pelajari dalam layanan perpustakaan saya.
  • Saya tidak akan bersifat defensif tentang perpustakaan saya, namun akan menyimak dengan jelas situasinya dan melakukan pengkajian secara jujur tentang apa yang dapat dicapai.

MANIFESTO PUSTAKAWAN 2.0

  3

  • Saya akan aktif berpartisipasi dalam memajukan perpustakaan saya.
  • Saya menyadari bahwa perpustakaan lambat berubah, dan akan bekerja bersama kolega untuk mempercepat tanggap kami pada perubahan itu.
  • Saya akan berani mengusulkan layanan, serta cara baru dalam menyediakannya, meski ada kolega yang menolak.
  • Saya akan menikmati gairah dan kegembiraan atas perubahan positif dan akan menyampaikannya kepada sejawat maupun pengguna.
  • Saya akan mengganti cara lama jika ditemukan cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu, meski cara lama itu pernah hebat.

MANIFESTO PUSTAKAWAN 2.0

  4

  • Saya akan melakukan percobaan untuk berubah dan akan siap jika melakukan kesalahan
  • Saya tidak akan menunggu sesatu menjadi sempurna sebelum saya meluncurkannya, dan akan mengubahnya berbasis masukkan pengguna
  • Saya tidak akan takut pada Google dan layanan terkait, namun akan berupaya mengambil manfaatnya untuk keuntungan pengguna, sambil tetap memberikan layanan prima yang diperlukan oleh pengguna.
  • Saya akan menghindari mensyaratkan pengguna dengan jargon pustakawan, namun akan mengubah layanan yang mencerminkan pilihan dan harapan pengguna.
  • Saya akan bersedia menghampiri pemakai baik on-line maupun dalam ruang fisik dalam mempraktikkan profesi saya.

MANIFESTO PUSTAKAWAN 2.0

  5

  • Saya akan membuat situs web terbuka yang memungkinkan pengguna bersama pustakawan menyumbang isi dalam rangka meningkatkan pengalaman pembelajaran dan memberikan bantuan pada para kelompok ahli
  • Saya akan melobi untuk membuat katalog terbuka yang menyediakan fitur personal dan interaktif seperti yang diharapkan pengguna dalam lingkungan sistem informasi online
  • Saya akan mendorong administrasi (manajemen) perpustakaan saya untuk membuat blog.
  • Saya akan mencocokkan melalui kegiatan saya peran profesional baik vital maupun terkait dalam setiap budaya informasi yang berubah.

  BANDUNG 10 OKTOBER 2009 BLASIUS SUDARSONO