Pengaruh Layanan Informasi Digital Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.

(1)

PENGARUH LAYANAN INFORMASI DIGITAL

PERPUSTAKAAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 KOTA

TANGERANG SELATAN

oleh : Lailatifa Febriana NIM : 1111025100005

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Lailatifa Febriana (1111025100005). Pengaruh Layanan Informasi Digital Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Di bawah bimbingan Siti Maryam, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan informasi digital terhadap prestasi belajar siswa di Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara analisis yang digunakan adalah analisis korelasional dengan pendekatan survei yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Selain itu pengumpulan data didukung juga dengan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 480 siswa. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 82 orang siswa yang pernah menggunakan layanan informasi digital di perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan informasi digital di perpustakaan memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar siswa khususnya kelas XI tahun ajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai signifikansi sebesar 0,962. Karena signifikansi > 0,005 maka tidak terdapat hubungan antara layanan informasi digital di perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa. Selain memiliki hubungan yang negatif layanan informasi digital di perpustakaan juga tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dengan ttabel pada signifikansi 0,05 didapat nilai thitung lebih kecil dari pada ttabel yaitu -0,048 < 1,990 dan signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,962 > 0,05 maka hipotesis Ho diterima dan hipotesis Ha ditolak. Dengan demikian penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif antara layanan informasi digital di perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa.

Kata Kunci : Layanan Informasi Digital, Perpustakaan Digital, Layanan, Siswa, Perpustakaan Sekolah, Prestasi Belajar


(6)

ii ABSTRACT

Lailatifa Febriana (1111025100005). Effect of Digital Information Service Library On XI Grade Student Achievement of State Senior High School 2 South Tangerang City. Under the guidance of Siti Maryam, Hum. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities of Jakarta Islamic State University, in 2015.

This study aims to determine the effect of digital information services on student achievement in the State Library of Senior High School 2 South Tangerang City. This is a descriptive research with a quantitative approach. The method of analysis is correlational analysis with a survey approach using a questionnaire as an instrument for data collection. Besides the collection of data, it is also supported by documentation. The population in this study were XI grade student in State Senior High School 2015-2016 academic year, which consisted of 480 students. The samples used were as many as 82 students who had used the services of digital information in a library. The results showed that digital information services in the library has a negative relationship and no significant effect on student achievement, especially in class XI of the school year 2015/2016. This was proved by obtaining a significance value of 0.962. Because the value of is > 0,005 so there is no relationship between digital information services in libraries on student achievement. In addition to having a negative relationship digital library information services, it is also having no positive effect on student achievement. This evidence based on the result of t table 0.05 the t counted smaller than the t table was it -0.048 <1.990 from a significance greater than 0.05 it was 0.962> 0.05 this research concludes that. so, the hypothesis Ho is accepted and hypothesis Ha is rejected. Thus there is no positive influence between digital information services in libraries on student achievement.

Keywords: Digital Information Service, Digital Library, Service, Student, School Library, Learning Achievement


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 3. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan. 4. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang sudah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya serta selalu sabar membantu dan membimbing penulis, untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Keluarga besar dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Sekolah SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk meneliti perpustakaan dan berbagi ilmu serta pengalaman di sana. Terutama kepada Kepala Sekolah Ibu Dr. Neng Nurhemah, M.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bapak Bambang Sutoyo, M.Pd, Humas sekolah Ibu Djamilah,S.Pd dan pustakawan sekolah Ibu Martha, SE dan Ibu Nurul Afwi, S.IP

7. Seluruh teman-teman JIP UIN 2011 terutama IPI A, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

8. Seluruh keluarga besar JIP UIN JAKARTA yang selalu memberikan dukungan dan masukannya kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Bamas Praspasetyo, Chaerunnisa, Anisya, Hafiz, Amirah, Yukha, Jauzi, Chusnul, Donna, Hasbi, dan Fahmi yang selalu memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Orang Tua dan keluarga penulis, Ayahanda penulis Bpk Krisningwanto,


(8)

iv Animah Karsa Nariin, Bapak penulis yaitu Bpk Sukarya, dan kedua adik penulis Iman Maulana, A.Md dan Qori Saskia Hanifa yang selalu memberikan semangat dan doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat KKN KAPTEN 2014 Nofia, Priandari, Nidya, Tiwi, Kak Hegia, Derry, Deden, Dimas, Teguh, Arli, Arief, Pandu, dan Ryan yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

12. Frinji Harumperdana terimakasih soul atas waktu, pikiran, semangat, dan doanya, dari awal penulisan skripsi ini hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

13. Sahabat BARKEDFams yang telah memberikan semangat dan dukungan sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14. Terimakasih Bunda-bunda guru KB-TK Islam RODJA Bunda Khrisnayati, Bunda Ciky, Bunda Astri, Bunda Dhea, Bunda Ros, dan Bunda Icha yang sudah sediakala memberikan semangat juga dukungan penuh untuk penulis menyelesaikannya.

15. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu, Terimakasih untuk segalanya, semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin.

Akhir kata, penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang setara kepada semua pihak atas kebaikan dan bantuannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ssemua pihak yang memerlukan khususnya di dunia perpustakaan saat ini dan seterusnya.

Ciputat, 03 November 2015


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

D. Definisi Istilah ...6

1. Perpustakaan Sekolah...7

2. Prestasi Belajar ...7

3. Layanan Informasi Digital ...7

E. Sistematika Penulisan ...7

BAB I PENDAHULUAN ...7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ...7

BAB III METODE PENELITIAN ...7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...7

BAB V PENUTUP ...8

BAB II TINJAUAN LITERATUR ...9

A. Perpustakaan Sekolah ...9

a. Pengertian Perpustakaan Sekolah ...9

b. Tujuan Perpustakaan Sekolah ...14

c. Fungsi Perpustakaan Sekolah ...17

d. Peran Perpustakaan Sekolah ...20

e. Unsur-unsur Utama Perpustakaan Sekolah ...22

B. Layanan Pepustakaan ...26

a. Tujuan Layanan Peprustakaan ...27

b. Jenis Layanan Perpustakaan ...28


(10)

vi

C. Layanan Informasi Digital ...31

a. Definisi Perpustakaan Digital ...32

b. Karakteristik Perpustakaan Digital ...34

c. Perpustakaan Digital di Sekolah ...36

D. Belajar ...38

a. Pengertian Belajar ...38

b. Fase dan Teknik yang Efektif dalam Belajar ...40

1. Fase Persiapann Belajar ...40

2. Fase Proses Belajar ...42

c. Prinsip Belajar ...43

E. Pengertian Prestasi Belajar ...46

F. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ...47

1. Kerangka Berfikir ...47

2. Hipotesis ...50

G. Penelitian Terdahulu ...50

BAB III METODE PENELITIAN ...53

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...53

B. Sumber Data ...54

a. Data Primer ...54

b. Data Sekunder ...54

C. Populasi dan Sampel ...55

D. Teknik Pengumpulan Data ...58

E. Teknik Pengolahan Data ...58

F. Teknis Analisis Data, Uji Korelasi dan Uji Regresi ...60

G. Simulasi Pengolahan Data ...64

H. Jadwal Penelitian ...66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...67

A. Profil Objek Penelitian ...67

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ...67

2. Visi dan Misi Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ...68


(11)

vii

3. Unsur-unsur Organisasi Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota

Tangerang Selatan ...68

4. Struktur Organisasi Perpustakaan ...70

5. Anggaran Perpustakaan Sekolah/ Anggaran Sumber Koleksi ....71

6. Koleksi Perpustakaan ...71

7. Sistem Layanan Pemustaka ...71

a. Layanan Sirkulasi ...73

b. Layanan Referensi ...74

c. Layanan Internet ...75

d. Layanan Informasi Digital ...75

8. Peraturan, Larangan dan Sanksi Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ...80

a. Tata Tertib Perpustakaan ...80

b. Sanksi Pelanggaran Pemiinjaman ...82

c. Batas Peminjaman ...82

9. Kegiatan Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan 82 10.Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMAN 2 Tangsel ...83

B. Hasil Penelitian ...84

1. Variabel X (Pengaruh Layanan Informasi Digital) ...84

2. Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) ...84

3. Tabulasi Data dan Analisis Data ...85

C. Pembahasan ...111

BAB V PENUTUP ...113

A. Kesimpulan ...113

B. Saran ...117

DAFTAR PUSTAKA ...119 LAMPIRAN – LAMPIRAN


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keterangan Responden ... 56

Tabel 3.2 Identitas Responden Kelas XI ... 56

Tabel 3.3 Indeks Korelasi Product Moment ... 61

Tabel 3.4 Kisi-kisi Simulasi Penelitian Kuesioner... 64

Tabel 3.5 Simulasi Penelitian Prestasi Belajar Siswa ... 64

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian ... 65

Tabel 4.1 Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 2 Kota Tangsel ... 69

Tabel 4.2 Klasifikasi Buku Berdasarkan Nomor ... 72

Tabel 4.3 Daftar Sarana dan Prasarana Perpustakaan ... 82

Tabel 4.4 Mengetahui Adanya Layanan Informasi Digital di Perpustakaan ... 84

Tabel 4.5 Seringnya Siswa Menggunakan Layanan Informasi Digital... 85

Tabel 4.6 Kemudahan Mengakses Layanan Informasi Digital ... 86

Tabel 4.7 Layanan Informasi Digital Memiliki Koleksi Lengkap dan uptodate ... 87

Tabel 4.8 Kepuasan Siswa Dengan Adanya Fasilitas Layanan Informasi Digital ... 88

Tabel 4.9 Layanan Informasi Digital Sebagai Sumber Informasi untuk Belajar ... 89

Tabel 4.10 Peran Penting Layanan Informasi Digital untuk Meningkatkan Ilmu Pengetahuan Siswa ... 90

Tabel 4.11 Menggunakan Layanan Informasi Digital untu Mengerjakan Tugas ... 91

Tabel 4.12 Layanan Informasi Digital di Perpustakaan Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar di Kelas ... 92

Tabel 4.13 Ilmu Pengetahuan Siswa Bertambah dengan Mengakses dan Membaca Koleksi di dalam Layanan Informasi Digital ... 93

Tabel 4.14 Layanan Informasi Digital Membantu Siswa untuk Mendapatkan Nilai Baik Setelah mencari Bahan Referensi di dalamnya ... 94

Tabel 4.15Layanan Informasi Digital di Perpustakaan Membantu Siswa Meningkatkan Nilai Harian, Ulangan, dan Nilai Akhir di Sekolah ... 95

Tabel 4.16 Sering Membaca e-book yang terdapat di Layanan Informasi Digital untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Prestasi Belajar dikelas ... 97

Tabel 4.17 Sering Membaca Jurnal yang Terdapat di Layanan Informasi Digital untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Prestasi Belajar di kelas ... 98


(13)

ix

Tabel 4.18 Siswa Sering Mencari Referensi di Dalam Layanan Informasi Digital

di Perpustakaan untuk Mengerjakan Tugas yang diberikan Guru ... 99

Tabel 4.19 Sering membaca artikel (dari internet, majalah, dan surat kabar) secara online yang dimiliki Layanan Informasi Digital di Perpustakaan untuk meningkatkan Pengetahuan dan Prestasi Belajar dikelas ... 100

Tabel 4.20 Siswa Sering Latihan Bank Soal dan Mempelajari Model Pembelajaran yang dimiliki oleh Layanan Informasi Digital di Perpustakaan untuk Meningkatkan Pengetahuan, Meningkatkan Prestasi Belajar dan Mempersiapkan Diri Dalam Ujuan Akhir ... 102

Tabel 4.21 Correlations ... 104

Tabel 4.22 Variables Entered/Removed ... 105

Tabel 4.23 Model Summary ... 105


(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lampiran Foto

Lampiran 2 : Grafik Peminjam dan Pengunjung Perpustakaan Lampiran 3 : Daftar Nilai Rapot kelas XI

Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Skoring Hasil Kuesioner (Variabel X)

Lampiran 6 : Nilai Rapot Siswa yang Mengisi Kuesioner (Variabel Y) Lampiran 7 : t – Tabel

Lampiran 8 : Prestasi Sekolah

Lampiran 9 : Lembar Permohonan Pembimbing Lampiran 10 : Lembar Tugas Menjadi Pembimbing Lampiran 11 : Lembar Izin Penelitian

Lampiran 12 : Lembar Penerimaan Izin Penelitian dari SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era teknologi informasi seperti sekarang ini perpustakaan saat ini menjadi sebuah pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak ada habisnya untuk selalu dicari, dipelajari dan dikembangkan. Dengan majunya era teknologi informasi, penggunaan perpustakaan semakin banyak dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana fungsinya perpustakaan seharusnya menjadi sumber informasi yang berguna bagi keperluan penelitian, penulisan, atau studi suatu bidang ilmu tertentu maupun topik khusus yang berkaitan dengan keperluan belajar-mengajar atau untuk penyebarluasan informasi kepada pemustaka. Memberikan layanan yang berkaitan dengan informasi tertulis, digital, maupun bentuk media lainnya yang dibutuhkan oleh pemustaka.1

Pendidikan dasar dan menengah merupakan elemen penting bagi pembentukan karakter dan keberhasilan generasi muda pembangun bangsa di masa yang akan datang. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan khusus, yaitu sebagaimana dikutip dalam Undang – Undang RI No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 tentang ketentuan umum ayat 7 yang dimaksud dengan perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.2 Hal itu menunjukkan

1Affilia te Me er of Ze ius Edu atio , “

Pengertian Perpustakaan Umum dan Sekolah , artikel diakses pada 22 Januari 2015 dari http://www.library.site88.net/

2 Republik Indonesia, Undang-Undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007) h.3


(16)

2

bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari tujuan pendidikan. Menurut Undang – Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 23 dinyatakan bahwa sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan. Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik.3 Namun masih banyak sekolah yang menganggap bahwa perpustakaan bukan elemen yang menjadi prioritas bagi proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah.

Berhubungan dengan berkembangnya perpustakaan dan pusat layanan informasi berbasis IT. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 23 ayat (5) tentang Perpustakaan Sekolah/Madrasah Perpustakaan sekolah mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi dan komunikasi.4 Keadaan ini mendorong perpustakaan untuk memberikan layanan yang maksimal agar kebutuhan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemustaka terutama peserta didik dan pendidik disebuah sekolah.

Hal diatas menunjukkan bahwa pada kenyataannya keberadaan sebuah perpustakaan di sebuah sekolah sangat penting adanya untuk menunjang prestasi peserta didik di sekolah dan sebagai pusat layanan informasi bagi semua warga sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kurikulum sekolah yang tercantum. Perpustakaan merupakan salah satu penopang utama setelah guru

3 Republik Indonesia, Undang-Undang RI No 43 Tahun 2007 h. 15. 4


(17)

3

dalam mendapatkan ilmu dan pengetahuan serta wawasan bagi siswa. Kecerdasan dan keterampilan serta kreatifitas siswa bisa dikembangkan dan ditopang melalui fasilitas perpustakaan tentunya selain peran guru didalamnya. Kita semua tahu bahwa semua aktivitas dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah tidak bisa terlepas dari prinsip aktivitas perpustakaan yaitu membaca, menulis, diskusi, dan praktek.5

Layanan perpustakaan dengan basis teknologi informasi dan komunikasi merupakan keniscayaan bagi perpustakaan sekolah yang sejalan dengan perkembagan ilmu pengetahuan yang semakin kompleks dan menuntut kreatifitas mencari rujukan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sumber informasi global.6 Perkembangan teknologi informasi yang berkembang sekarang ini bukan hanya menjadi sebuah kebutuhan tetapi sudah menjelma menjadi sebuah sumber ilmu pengetahuan baru dan seharusnya menjadi momen bagi perpustakaan-perpustakaan di Indonesia untuk membangkitkan the power of library

networking-nya. Perpustakaan menjadi kiblat sumber informasi, sumber segala informasi bagi semua orang.

SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan juga bertujuan memiliki sistem informasi sekolah berbasis TIK sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi para siswa dan siswi serta guru dan staff sekolah. Terletak di Jl. Raya Serpong Muncul Setu Kota Tangerang Selatan berdiri pada tanggal 1 Juli 1986. Sekolah ini memiliki perpustakaan yang sangat maju dalam hal layanan informasi. Peneliti mengambil SMAN 2 Kota Tangerang Selatan sebagai objek penelitian, karena SMAN 2 Kota

5

Ari Es, “Perpustakaan Sekolah : Pengertian Masalah dan Solusinya , artikel diakses pada 22 Januari 2015 dari http://duniaperpustakaan.com/perpustakaan-sekolah-pengertian-masalah-dan-solusinya/

6 Arif Nurochman, Perpustakaan Sekolah Masa Depan , artikel diakses pada 22 Januari 2015 dari http://arifnurblog.blogspot.com/2012/03/perpustakaan-sekolah-masa-depan.html


(18)

4

Tangerang Selatan merupakan salah satu SMA terbaik yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik dan juga merupakan sekolah dengan tingkat prestasi tertinggi se-kabupaten Banten. Untuk prestasi akademik, sekolah ini berprestasi dalam bidang ilmu sains dan bahasa, sedangkan untuk prestasi non akademik, yaitu pada bidang ekstrakurikuler, seperti : olahraga basket, tari tradisional saman dan masih banyak lagi prestasi lainnya.

Perpustakaan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar siswa. Hal ini disebabkan karena perpustakaan ini merupakan suatu wadah atau tempat untuk menampung tidak hanya buku-buku pelajaran dan berbagai macam jenis koleksi perpustakaan tetapi juga soal-soal dan materi pembelajaran ada di perpustakaan berbentuk file digital. Perpustakaan ini mempunyai visi menjadikan perpustakaan berkualitas sebagai pusat informasi yang berbasis ICT, nyaman, tertib, inovatif dan berbudaya lingkungan serta penunjang belajar siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, diharapkan dapat mendorong tiap siswa agar mampu mengoptimalkan potensi mereka sebagai pelajar dan diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, banyaknya siswa yang berkunjung ke perpustakaan dijadikan sebagai pembahasan utama yang akan dibahas oleh peneliti. Persentase terhitung sampai dengan bulan Desember 2014 siswa yang berkunjung ke perpustakaan sebanyak 924 orang/ bulan itu artinya tidak kurang dari 35 siswa yang mengunjungi perpustakaan setiap harinya. Fasilitas di perpustakaan berupa koleksi yang lengkap dan memiliki sistem layanan yang baik mendorong siswa untuk lebih sering mengunjungi


(19)

5

perpustakaan. Perpustakaan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan juga memberikan fasilitas digital library bagi seluruh siswa agar mudah mengakses koleksi buku, artikel, e-book, jurnal, serta referensi lainnya yang dimiliki oleh perpustakaan dengan bentuk file digital dengan membukanya melalui username dan password yang masing masing dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu kemudahan akses layanan yang diberikan oleh perpustakaan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan seharusnya membuat prestasi para siswa selalu meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti tertarik untuk memahami dan mengkaji lebih dalam lagi tentang pengaruh layanan informasi digital yang diberikan oleh perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa, kemudian akan dituangkan ke dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Informasi

Digital Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat prestasi belajar siswa yang selalu meningkat setiap tahunnya karena layanan yang diberikan oleh perpustakaan dengan maksimal, maka peneliti hanya membatasi pada layanan informasi digital di perpustakaan sekolah SMAN 2 Kota Tangerang Selatan untuk meningkatkan prestasi belajar para siswa, meliputi adanya layanan informasi digital untuk para pemustakanya.

Agar penelitian lebih fokus pembahasannya, maka peneliti membatasi masalah pada Pengaruh Layanan Informasi Digital di Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan terhadap prestasi belajar siswa


(20)

6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh layanan informasi digital di perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai layanan informasi digital pada perpustakaan sekolah yang sudah berbasis ICT.

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan saran dan masukan yang bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait dengan perpustakaan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan serta media pembelajaran untuk peneliti tentang majunya teknologi di perpustakaan SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya saran dan masukan dari peneliti, diharapkan pihak perpustakaan dapat menjadikan saran dan masukan tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap layanan informasi digital perpustakaan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

D. Definisi Istilah

1. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah sebuah perpustakaan yang berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar, penelitian yang sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi yang sehat, di sela-sela kegiatan rutin dalam belajar.


(21)

7 2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak/ siswa berupa nilai mata pelajaran.

3. Layanan Informasi Digital

Layanan informasi digital adalah layanan yang terintegrasi kepada sumber-sumber informasi online, seperti pengambilan informasi secara online yang meliputi akses browsing, dan fasilitas-fasilitas pencarian.

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini peneliti akan membahas teori tentang jenis perpustakaan, teori

tentang fokus yang diteliti yaitu layanan informasi digital di perpustakaan

SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, dan penelitian terlebih dahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini peneliti akan membahas tentang jenis dan pendekatan yang

digunakan oleh peneliti, sumber data yang didapatkan, pemilihan

populasi dan sampel, teknik pengolahan data dan analisis data serta

jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang profil objek tempat penelitian yang berisi


(22)

8 koleksi dan sebagainya. Selain itu pada bab ini peneliti akan menyajikan

hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Dan juga menganalisa hasil

penelitian sesuai dengan teori yang dipakai oleh peneliti pada BAB II

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan

pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan


(23)

9

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Sekolah

Dengan semakin luasnya perkembangan teknologi, tentu akan semakin luas juga ruang lingkup pengetahuan. Sehubungan dengan hal itu, maka proses pembelajaran yang terjadi di sekolah juga tidak hanya terjadi di dalam ruang kelas saja. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu tempat untuk menyimpan segudang ilmu pengetahuan yaitu buku-buku ataupun non buku, dan semua siswa dapat membacanya. Suatu tempat itu tidak lain adalah sebuah perpustakaan.

Mendengar kata perpustakaan pastinya kebanyakan orang membayangkan bahwa perpustakaan adalah sebuah tempat dengan banyak tumpukan-tumpukan buku yang tersimpan di dalamnya. Memang tidak jauh dari bayangan mereka bahwa perpustakaan itu tempat menyimpan berbagai macam buku dan semuanya bisa meminjam maupun membacanya di perpustakaan. Dan perlu diingat bahwa buku yang ada diperpustakaan bukanlah buku untuk diperjualbelikan, melainkan hanya dibaca ditempat ataupun di pinjam dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh petugas di perpustakaan.

a. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Sebelum peneiti mengetengahkan tentang perpustakaan sekolah, peneliti ingin menjelaskan terlebih dahulu pengertian perpustakaan secara


(24)

10 umum. Karena perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis perpustakaan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dan merupakan salah satu media untuk menunjang keberlangsungan belajar di sekolah.

Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pustaka artinya adalah kitab, buku. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata library. Istilah ini berasal dari kata liber atau libri, yang artinya buku.dari kata latin tersebut terbentuklah istilah librarius, tentang buku. Dalam bahasa asing lainnya perpustakaan disebut bibliotheca

(Belanda), yang juga berasal dari bahasa Yunani biblia yang artinya tentang buku, kitab.1

Sebelum kita mengartikan apa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah, sebaiknya kita mengetahui dan memahami terlebih dahulu ciri-ciri perpustakaan, dan kemudian kita membuat pengertian perpustakaan. Adapun ciri-ciri perpustakaan yang bisa kita rincikan adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan merupakan suatu unit kerja

2. Perpustakaan melakukan pengolahan sejumlah bahan pustaka 3. Perpustakaan harus digunakan oleh seorang pengguna/pustakawan 4. Perpustakaan sebagai sumber informasi

1

Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Sebuah Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), h. 11


(25)

11 Dari beberapa rincian ciri perpustakaan diatas, maka bisa kita jadikan dasar untuk membuat definisi dari perpustakaan. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap penggunanya.2

Dalam hal ini American Library Assosiation mengartikan perpustakaan itu sebagai suatu koleksi buku dan bahan pustaka lainnya yang diorganisasikan dan diadministrasikan untuk keperluan membaca, konsultasi dan studi.3 Sedangkan Noerhayati S mendefinisikan perpustakaan sebagai salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.4

Selain itu, ada pengertian yang penekannya dari segi gedung, yaitu perpustakaan adalah suatu tempat berupa sebuah ruangan yang berisi buku-buku dan bahan-bahan lainnya untuk pembacaan, studi atau referensi5. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa perpustakaan adalah suatu tempat atau ruangan yang didalamnya terdapat berbagai macam koleksi tercetak ataupun koleksi non-cetak, disusun, diatur dan

2

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h.1- 3. 3

Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1 (Bandung: Alumni, 1987) h. 85. 4

Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1, h. 1. 5

Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tata Kerjanya cet.10 (Yogyakarta : Kanisius, 1988), h.12.


(26)

12 diorganisasikan menurut sistem tertentu bertujuan untuk memberikan informasi, pendidikan, penelitian, rekreasi, pelestarian dan lain sebagainya. Setiap perpustakaan mempunyai perbedaan misi, tugas, dan fungsi sesuai dengan instansi yang menyelenggarakannya, maka pengaruh lanjutannya muncul berbagai jenis perpustakaan, seperti perpustakaan nasional, perpustakaan sekolah, perpustakaan umum dan lainnya sebagaiannya.

Sebelum kita mengetahui arti dari perpustakaan sekolah, sebaiknya kita mengetahui dan memahami terlebih dahulu definisi dari perpustakaan

sekolah itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia kata “Perpustakaan” berasal dari kata pustaka dimana di awal kata ditambahkan “per” dan di akhir kata menggunakan tambahan “an”. Memahami perpustakaan secara umum maka akan menjadi dasar untuk memahami perpustakaan sekolah. Selanjutnya, peneliti ingin menjelaskan pengertian perpustakaan sekolah agar peneliti dapat terarah dalam melakukan penelitian ini. Banyak pengertian perpustakaan sekolah yang disampaikan oleh pakar bidang ilmu perpustakaan, beberapa pengeriannya adalah sebagai berikut :

Sebuah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia mengemukakan definisi perpustakaan sekolah (school library) sebagai berikut :

Full and unified range of carefully selected printed and audio-visual materials, organized and indexed by subject for sufficient retrieval and use, together with effective advisory and distribution services and the essential


(27)

13

equipment needed to instruction; and stimulate and assist both group study and individualized learning and self-instruction.6

(Kumpulan koleksi dengan ragam yang luas dan menyatu dari bahan-bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati, diorganisir dan diindeks menurut subjek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan, bersama dengan penyediaan layanan konsultasi, dan distribusi, penyediaan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses belajar-mengajar, merangsang dan membantu belajar kelompok belajar perorangan dan belajar mandiri.)

Sulistyo Basuki dalam bukunya “Pengantar Ilmu Perustakaan”

menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola oleh sekolah serta terdapat di sekolah dengan tujuan membantu sekolah mencapai tujuannya.7

Hal lain diungkapkan oleh C. Larasati Milburga dkk. Perpustakaan Sekolah adalah suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan, yang diatur secara sistematis, untuk digunakan secara berkesinambungan sebagai sumber informasi untuk perkembangan dan

6Sudarnoto Abdul Hakim,

Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. (Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 33 Dikutip dari Rizal Saiful Haq, Improving School Library Role in Developing Countries (Karya yang diterbitkan, Sheffield, UK : The University of Sheffield, 1994)

7

Sulistiyo basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan cet. 2 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1973), h.18


(28)

14 memperdalam pengeahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah tersebut.8

Harrods Librarians Glossary menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah setumpuk koleksi yang tertata rapi yang ditempatkan di sekolah untuk dipergunakan oleh guru dan murid. Koleksi ini terdiri dari buku-buku referensi atau buku-buku untuk dipinjamkan kerumah dibawah pengawasan seorang pustakawan professional, guru atupun guru pustakawan9.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah merupakan sebuah perpustakaan yang didirikan oleh sebuah sekolah yang berada di sekolah menjadi bagian dari unit kerja di sekolah dimana di dalamnya terdapat banyak koleksi bahan pustaka berupa buku atau non-buku yang diorganisir menurut subjek dan dapat menunjang proses pendidikan di sekolah atau sebagai sumber informasi yang dapat digunakan oleh pendidik ataupun peserta didik di sekolah serta dikelola oleh seorang pustakawan, guru ataupun guru pustakawan.

b. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah membantu sekolah dalam mencapai tujuannya dengan kebijakan sekolah dimana perpustakaan

8

C. Larasati Milburga, Membina Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Kanisius, 1986), h. 54. 9

Ray Prythearch, Harrods Librarians Glossary (England Gower: Publishing Company Limited, 1995), h. 568.


(29)

15 tersebut bernaung.10 Menurut Ibrahim Fadal dalam suatu lembaga, khususnya lembaga pendidikan tentunya mempunyai sarana dan prasarana yang bisa di gunakan untuk membantu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satunya adalah adanya perpustakaan sekolah. Yang mana penyelenggaraan perpustakaan sekolah ini bertujuan untuk membantu murid-murid dan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. 11

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut. Menurut Pawit M. Yusuf dan Yasa Suhendar tujuan dari perpustakaan sekolah ada tujuh diantaranya adalah sebagai berikut :12

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk menunjang kurikulum

10

Sulistio Basuki, pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h.51 11

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, h. 5. 12

Pawit M. Yusuf dan Yasa Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h.3


(30)

16 5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat

membaca dan memberi semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan oleh perpustakaan

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khusus buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif, ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya

Adapun pendapat lain mengenai tujuan perpustakaan sekolah secara khusus menurut Lasa HS adalah sebagai berikut :13

1. Membantu proses belajar mengajar 2. Melakukan penelitian sederhana

3. Mengembangkan minat baca untuk menuju kondisi belajar mandiri, terutama setelah lepas dari pendidikan formal

4. Membiasakan siswa mencari informasi sendiri di perpustakaan secara manual maupun melalui komputer

5. Memperluas kesempatan belajar bagi peserta didik

6. Memperoleh bahan rekreasi yang sehat melalui bacaan ringan seperti : surat kabar, majalah popular, maupun buku-buku fiksi

7. Mengembangkan minat bidang siswa maupun guru dengan lebih memperdalam bidang tersebut melalui bacaan.

13

Lasa Hs, Pedoman Perpustakaan Madrasah (Yogyakarta: Forum Kajian Budaya dan Agama, 1999), h. 3


(31)

17 Dari semua pendapat diatas pada akhirnya tujuan perpustakaan sekolah yaitu untuk mendukung kegiatan proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah dengan cara menyediakan media penunjang belajar demi meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan tujuan yang lainnya adalah menumbuhkan dan menunjang minat siswa untuk lebih kreatif dan mengembangkan bakat siswa serta memantapkan stategi pembelajaran di sekolah.

c. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah tentunya memiliki fungsi sebagai pusat pencariaan informasi untuk menunjang proses belajar-mengajar pada umumnya, fungsi ini biasanya sesuai dengan tujuan kurikulum yang dimiliki oleh masing-masing instansi untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan sumber informasi demi memenuhi kebutuhan siswa dan pemustaka di lingkungan sekolah.

Sebagaimana yang dikutip dari Ibrahim Bafadal dalam buku

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, mengatakan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:14

a) Fungsi Edukatif

Di dalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi maupun non fiksi. Adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan

14


(32)

18 murid-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok.

b) Fungsi Informatif

Perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, Koran dan lain sebagainya. Yang mana kesemuanya itu memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid.

c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Apabila murid terlambat mengembalikan buku dikenakan denda, dan apabila menghilangkan maka harus menggantinya. Ini semua mendidik murid-murid kea rah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.

d) Fungsi Riset

Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa di dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan. e) Fungsi Rekreatif


(33)

19 Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Ini tidak berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologisnya. Sebagai contoh, ada seorang murid yang

membaca buku yang berjudul “MALANG KOTA INDAH”. Di

dalamnya selain dikemukakan mengenai kota malang, juga disajikan gambar-gambar dan lain sebagainya. Disinilah letak perpustakaan sekolah sebagai peran atau fungsi rekreatif.

Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0103/0/1981, tanggal 11 Maret 1981, sebagai berikut:15

a. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum sekolah.

b. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

c. Pusat untuk membaca guna menambah ilmu pengetahuannya.

d. Sebagai tempat rekreasi dengan membaca buku-buku yang bersifat hiburan.

Dengan demikian fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat sumber belajar untuk siswa, pusat sumber informasi bagi pendidik dan yang dididik, pusat bacaan rekreasi, dan pengisi waktu senggang. Untuk

15

Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan dan Pendidikan:Pemetaan Peran Serta Perpustakaan dalam Proses Balajar Mengajar (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, 2007), h.12


(34)

20 selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat.

d. Peran Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah sebagai salah satu unit yang terdapat di sekolah menjadi unsur pelengkap dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah memiliki peranan yang sangat penting adalah sebagai salah satu pusat sumber belajar. Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul

“The Educator’s Encyclopedia” menyatakan “School library is a center for learning”, yang artinya perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar. Dalam hubungannya dengan keseluruhan proses pendidikan di sekolah, perpustakaan berperan sebagai instalasi atau sebagai sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama dengan unsur-unsur pendidikan lainnya yang ikut menentukan terjadinya proses pendidikan. Baik tidaknya perpustakaan itu tergantung bagaimana kinerjanya. Artinya, apakah perpustakaan itu profesional dalam pengelolaannya, loyal dalam pencapaian visi dan misinya, dan sebagainya, sehingga perpustakaan itu benar-benar menjadi pusat informasi. Karena kinerja atau performa akan menentukan citra perpustakaan di mata masyarakat. Jika kinerjanya baik, tentu secara berangsur-angsur citranya akan terangkat.

Secara luas peran perpustakaan dapat dianggap sebagai agen perubahan, pembangunan, dan agen budaya dan pengembangan ilmu pengetahuan dan


(35)

21 teknologi. Perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman, dan juga seiring dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, eksplorer, dan berbudaya.16

Noerhayati Soedibyo menyebutkan peran perpustakaan sekolah ada tujuh yaitu :17

a. Peran perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan, dalam hal ini perpustakaan jelas berperan sebagai pencatat, pelestarian pengetahuan dan kebudayaan manusia. Di pihak lain, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan dan pengetahuan.

b. Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum, perpustakaan sekolah yang baik merupakan sumber yang memberikan bahan pelengkap dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum.

c. Perpustakaan sebagai sarana proses mengajar atau belajar, para siswa yang ingin lebih mendalami suatu topik, mengerjakan tugas, membuat laporan dan sebagaiannya bisa dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang ada diperpustakaan.

d. Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pengembangan minat baca perpustakaan harus pula menyediakan buku-buku bacaan yang menarik yang akan menggugah kesenangan membaca, dan mendorong siswa untuk terus gemar membaca.

e. Perpustakaan dan peran disiplin.

f. Perpustakaan dan rekreasi, perpustakaan hanya menyediakan bahan-bahan bacaan yang bersifat menghibur, sehat seperti roman, puisi, cerpen.

g. Untuk memenuhi kebutuhan penelitian para siswa, perpustakaan harus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan seperti, laporan, kamus ensiklopedia.

Dari beberapa uraian tentang peranan perpustakaan sekolah tersebut di atas, jelas sudah bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu dari sarana pendidikan yang bersifat edukatif yang dapat menunjang dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

16

Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Sebuah Pendekatan Praktik, h. 45. 17


(36)

22

h. Unsur-unsur Utama Perpustakaan Sekolah

1. Pengguna/ pemustaka

Pengguna adalah salah satu bagian terpenting bagi perpustakaan, karena untuk merekalah perpustakaan dibangun dan mengembangkan informasi. Pengguna pada perpustakaan sekolah yang paling utama adalah siswa dan guru. Selain itu perpustakaan sekolah juga dapat menerapkan kebijakan untuk pengguna lain di samping siswa dan guru yang akan dilayani adalah:18

a) Siswa b) Guru

c) Alumni sekolah/madrasah d) Orang tua siswa

e) Komite sekolah

f) Masyarakat yang bertempat tinggal disekitar sekolah

g) Organisasi yang terbentuk di dalam lingkungan sekolah dalam hal pendidikan dan keilmuan, kebudayaan, kesenian, olahraga, maupun pengembangan masyarakat dan lain-lain.

2. Koleksi

Koleksi perpustakaan merupakan komponen utama bagi sebuah perpustakaan. Salah satu kriteria dalam penilaian sebuah pelayanan perpustakaan adalah melalui kualitas koleksinya. Oleh karena itu

18


(37)

23 koleksi di perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang ada di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika dan dapat digunakan oleh para pengguna perpustakaan tersebut.

Pada umumnya koleksi perpustakaan sekolah/madrasah dapat dibagi menjadi beberapa jenis:19

a) Koleksi Referensi b) Koleksi Buku Non-fiksi c) Koleksi Buku Fiksi

d) Koleksi Serial dan Majalah

e) Koleksi Non-buku yang biasanya berbentuk rekaman suara, rekaman gambar, rekaman video/film, atlas, peta, globe, pamphlet, brosur, dan lain sebagainya.

f) Koleksi Deposit dan Buku Random. Koleksi deposit adalah koleksi yang disimpan dari karya-karya yang lahir dari lingkungan sekolah yaitu dapat berupa hasil penelitian perorangan ataupun organisasi 3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada di perpustakaan sekolah adalah seorang pestakawan sekolah. Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga kerja yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota

19


(38)

24 komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.20 Pada fase awal cukup diperlukan pustakawan yang memiliki keterampilan dasar perpustakaan, seperti berikut :21

a) Administrasi bahan pustaka (mulai dari stampling sampai dengan

shelfing) b) Klasifikasi c) Katalogisasi d) Sirkulasi

e) Administrasi anggota f) Statistik sirkulasi

Sehubungan dengan definisi diatas, pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas sebagai berikut :22

a) Menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah b) Memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan

jasa

c) Mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan

d) Mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan

20

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah, h.14 Diakses 20 Februari 2015 dari

http://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

21

LIPI, Membangun Perpustakaan Sekolah Model, h.2 Diakses 20 Maret 2015. Dari

http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/membangun-perpustakaan-sekolah-model

22

IFLA/UNESCO, Pedoman Perpustakaan Sekolah, h. 16 Diakses 20 Maret 2015 dari


(39)

25 e) Melatih cara penggunaan perpustakaan

f) Melatih pengetahuan dan keterampilan informasi

g) Membantu murid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi

h) Menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yang tepat

i) Mempromosikan program membaca dan kegiatan budaya

j) Ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum

k) Ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran

l) Mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolah secara menyeluruh

m) Membangun kemitraan dengan organisasi di luar sekolah n) Merancang dan mengimplementasi anggaran

o) Mendisain perencanaan strategis


(40)

26 4. Sarana

Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua benda , barang dan inventaris yang menjadi milik perpustakaan dan digunakan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan perpustakaan.23

B. Layanan Perpustakaan

Bagi sebuah perpustakaan layanan merupakan suatu hal yang penting yang harus ada didalamnya, Menurut Sudarnoto Abdul Hakim, layanan perpustakaan adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada penggunannya.“ Bagian pelayanan merupakan ujung tombak bagi sebuah perpustakaan, artinya bagian ini adalah bagian dari perpustakaan yang berhadapan secara langsung dengan pengguna perpustakaan”.24 Pada umumnya, pemustaka hanya mengenal bagian ini dari sebuah perpustakaan. Salah satu bentuk layanan di perpustakaan adalah layanan sirkulasi yaitu suatu kegiatan layanan peminjaman dan pengembalian koleksi yang mengatur peredaran bahan pustaka secara terorganisir melalui sistem, cara atau pencatatan yang sesuai dengan perpustakaan. Dalam ilmu perpustakaan, sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman namun demikian pengertian pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa

23

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Sagung Seto, 2006), h. 218

24

Sudarnoto Abdul Hakim, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 102


(41)

27 perpustakaan. Dalam buku Pengelolaan Perpustakaan yang ditulis oleh F. Rahayuningsih, yang dimaksud dengan layanan pengguna adalah kegiatan melayankan koleksi, fasilitas dan jasa perpustakaan kepada pengguna perpustakaan.25

Pekerjaan pelayanan ini mencakup empat kegiatan, yaitu kegiatan pekerjaan peminjaman, kegiatan membantu pengunjung mencari informasi (pelayanan referens), kegiatan mendidik pengunjung menggunakan alat perpustakaan dan bahan pustaka, serta kegiatan yhmenyebarluaskan informasi.26

a. Tujuan Layanan Perpustakaan

Menurut Kartoatmojo dalam bukunya Pelayanan Bahan Pustaka, pelayanan perpustakaan memiliki beberapa tujuan yaitu:27

1. Tujuan Minimum

a) Memungkinkan mengetahui bahan yang dipinjam b) Mengetahui siapa yang meminjam bahan tersebut c) Menjamin kembalinya bahan yang dipinjamkan

d) Memungkinkan pelaksanaan kerja yang tepat dan efisien 2. Tujuan Tambahan

a) Memungkinkan menyusun daftar dari pembaca – pembaca yang nakal.

25

F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Jakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 86. 26

Rusina Sjahrial, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan (Jakarta: Djambatan, 2000), h. 96 - 97

27

Karmidi Martoatmodjo, Pelayanan Bahan Pustaka. (Jakarta : Universitas Terbuka) h. 55-56


(42)

28 b) Memungkinkan menyusun statistik tentang penggunaan buku.

b. Jenis Layanan Perpustakaan

Perpustakaan sebagai sebuah organisasi pemberi jasa informasi memiliki beberapa jenis layanan yang disediakan untuk para penggunanya. Jenis layanan yang ada di perpustakaan diantaranya adalah : 28

1. Layanan Locker

Layanan ini biasanya menyediakan fasilitas untuk menitipkan tas atau barang-barang yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam perpustakaan. 2. Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah layanan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi untuk pengguna.

3. Layanan Referensi

Layanan referensi adalah layanan berupa pemberian bantuan kepada pengguna agar dapat menemukan informasi yang dibuuhkan.

4. Layanan Penelusuran Informasi

Layanan penelusuran informasi merupakan suatu kegiatan layanan untuk mencari kembali dokumen yang pernah ditulis atau diterbitkan.

5. Layanan Informasi Koleksi Terbaru

Layanan informasi terbaru adalah suatu bentuk jasa kesiagaan informasi terbaru yang diupayakan untuk disampaikan sesegera mungkin kepada

28


(43)

29 pengguna, sehingga pengguna mengetahui perkembangan keadaan koleksi/ informasi terbaru.

6. Layanan Koleksi

Layanan koleksi merupakan layanan yang melayankan berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan koleksi tersebut yaitu :

a) Layanan koleksi umum b) Layanan koleksi cadangan c) Layanan koleksi terbitan berkala d) Layanan koleksi digital

e) Layanan koleksi referensi f) Layanan koleksi khusus g) Layanan koleksi tugas akhir 7. Layanan Ruang Baca

Layanan ruang baca berupa penyediaan fasilitas untuk membaca/ belajar di ruang-ruang perpustakaan. Biasanya fasilitas yang disediakan adalah berbgai jenis koleksi, meja, kursi, penerangan, rung diskusi, komputer penelusuran (OPAC), hotspot, AC, dan toilet

8. Layanan Fotokopi

Layanan fotokopi adalah penyediaan fasilitas pengadaan informasi tertulis dan tercetak untuk keperluan studi dan penelitian.


(44)

30 Layanan workstation adalah layanan yang menyediakan fasilitas komputer yang dapat digunakan untuk pengetikan, penelitian maupun internet. Dapat juga dalam ruang lyanan workstation ini disediakan peralatan multimedia untuk mengakses koleksi digital.

10.Layanan Lain-lain

Layanan lain-lain ini meliputi

a) Pengawasan keluar masuknya koleksi b) Penataan koleksi

c) Layanan informasi perpustakaan d) Pendidikan pengguna

e) Sosialisasi peraturan

c. Layanan Dalam Penelusuran Informasi

Salah satu hal penting yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah perpustakaan adalah adanya proses pelayanan dalam penelusuran informasi. Dimana proses ini sangatlah penting bagi pemustaka dalam penulusuran informasi dengan mudah dan tepat. secara spesifik juga akan menyangkut penelusuran informasi. Layanan penelusuran informasi merupakan suatu kegiatan layanan perpustakaan untuk dapat mencari dan menemukan kembali suatu dokumen/ informasi yang pernah ditulis atau diterbitkan mengenai suatu objek tertentu.29

29


(45)

31

Penelusuran informasi menjadi penting karena “ruh” atau “nyawa” dari

sebuah layanan informasi dalam unit informasi atau perpustakaan adalah bagaimana memenuhi kebutuhan informasi yang diminta pengguna, bagaimana menemukan informasi yang diminta pengguna, dan bagaimana memberikan

“jalan” kepada pengguna untuk menemukan informasi yang dikehendaki. Proses penelusuran informasi menjadi penting untuk menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang relevan, akurat dan tepat. Proses dan penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan informasi yang tepat.

C. Layanan Informasi Digital

Layanan informasi yang diberikan oleh suatu unit/pusat dokumentasi itu jauh berbeda dengan apa yang diberikan oleh sebuah perpustakaan. Layanan pada perpustakaan pada umumnya lebih banyak menitik beratkan kepada penyampaian dokumen/ bukunya secara fisik, sedangkan layanan suatu unit/ pusat dokumentasi seyogyanya lebih banyak memberikan tekanan kepada penyampaian informasinya

an sich.30

Layanan informasi digital di sebuah perpustakaan sendiri meliputi : akses yang terintegrasi kepada sumber-sumber informasi online. Lalu pengambilan informasi secara online bisa melalui akses, browsing dan fasilitas-fasilitas pencarian; akses secara elektronik ke database bibliometrik (di dalam dan diluar perpustakaan); akses elektronik pada jurnal dan buku secara full-text; layanan

30

Soejono Trimo MLS. Pengantar Ilmu Dokumentasi, (Bandung: Remadja Karya, 1987), h.89


(46)

32 referensi secara elektronik; layanan inter-library loan yang meliputi : permintaan secara online terhadap dokumen-dokumen; sharing jaringan dan sumber pustaka; publikasi elektronik; pelatihan pengguna menggunakan perpustakaan digital

a. Definisi Perpustakaan Digital

Kamus besar bahasa Indonesia memaparkan arti dari perpustakaan secara terminologi adalah 1) kumpulan buku-buku bacaan, 2) bibliotek, 3) buku-buku kesusastraan.31 Secara etimologi, perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung atau bangunan atau gedung itu sendiri yang berisi buku-buku koleksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.32 Sedangkan definisi digital secara terminologi adalah tersedia dalam bentuk elektronik, dapat dibaca dan dimanipulasi oleh komputer.33 Dalam bukunya Putu Laxman Pendit memaparkan arti dari digital secara terminologi adalah sebuah komputasi yang menghubungkan komputer dan teknologi telematika yang memungkinkan terciptanya jaringan global.34

Seperti yang dikatakan oleh Zainal A. Hasibuan, digital library atau sistem perpustakaan digital merupakan konsep menggunakan internet dan teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Sedangkan Ismail Fahmi mengatakan bahwa perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang terdiri dari

31

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.713 32

Sutarno NS, Perpustakaan & Masyarakat. (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.9 33

Random House Websters College Dictionary (New York: Random House, 1999), h.345 34

Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital dari A Sampai Z, (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), h.i


(47)

33 perangkat hardware dan software, koleksi elektronik, staf pengelola, pengguna, organisasi, mekanisme kerja, serta layanan dengan memanfaatkan berbagai jenis teknologi informasi. Dari kedua definisi tersebut Mudjiono mengatakan bahwa perpustakaan digital merupakan suatu perpustakaan di mana seluruh isi koleksi dan proses pengelolaan serta layanannya berupa kumpulan data dalam bentuk digital35

Menurut Ida Royandiah Perpustakaan digital yaitu perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, dan menyusun bahan pustaka dan informasi dalam bentuk digital. Informasi digital tersebut dapat di proses, diakses, dan ditelusur melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi (internet).36

Lembaga internasional yang didukung oleh Uni Eropa, atau yang dikenal juga sebagai Newyork of Exellent on Digital Libraries, dalam manifestonya mendefinisikan Perpustakaan digital sebagai sebuah organisasi (dapat berbentuk virtual, dapat juga tidak) yang secara serius mengumpulkan, mengelola dan melestarikan koleksi digital untuk ditawarkan kepada masyarakat dalam bentuk yang fungsional, dengan kualitas terukur dan berdasarkan kebijakan yang jelas.37

35

Drs.Pudjiono, M.Si, Perpustakaan Digital : Sudah Saatnya Suatu Alternatif Pengembangan Di Perpustakaan Universitas Irlangga, h.3. Artikel diakses pada tanggal 24 Maret 2015 dari http://eprints.rclis.org/10449/1/Perpustakaan_digital.pdf

36

Ida Royandiah, Kajian Perpustakaan Digital dalam rangka mewujudkan perpustakaan digital Universitas Terbuka (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.5

37

Leonardo Candela, dkk. Setting The Foundation of Digital Libraries : The DELOS Manifest. “D-Lib Magazine, Vol.13 No.3/4 (Maret/April 2007). Artikel diakses pada 24 Maret 2015 dari


(48)

34 Dari ketiga pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai perpustakaan digital yaitu sebuah sistem organisasi informasi yang menggunakan akses informasi melalui perangkat-perangkat digital dengan cara mengumpulkan, mengelola, dan melayani koleksi digital seperti dokumen, gambar dan database dengan cepat yang diproses, diakses dan ditelusur melalui jaringan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja dalam bentuk format digital.

b. Karakteristik Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital memiliki beberapa karateristik, antara lain38:

1. Mendigitalisasi sumber daya informasi ke berbagai macam bentuk digital 2. Perpustakaan digital menggunakan internet sebagai transfer informasi

yang dibutuhkan oleh pengguna sehingga tidak harus memiliki ruang fisik 3. Perpustakaan digital dapat diakses darimana saja mulai dari kecamatan,

kabupaten, bahkan lintas Negara masih bisa mendapatkan informasi jauh lebih banyak

4. Pengguna perpustakaan digital bisa mendapatkan lebih banyak informasi dari tempat mereka berada tanpa harus mengunjungi perpustakaan dengan waktu yang cukup lama

38

Wu Baohu dan Miao Xiaoyan and Gao Fei, The Library of Tianjin Agriculture College, Tianjin, China. On the Characteristics of the Digital Library and the Influence to the Work of Reader Service. H. 259 Artikel diakses pada 24 Maret 2015. Dari

http://www.afita.org/files/web_structure/20110126174028_862349/20110126174028_862349_ 104.pdf


(49)

35 5. Perpustakaan digital dapat membuat hubungan kerja sama dengan perpustakaan fisik dengan menggunakan jaringan internet yang tersambung

Penjelasan lain ada dalam buku Introduction to Digital Library, Chowdurry memaparkan karakteristik perpustakaan digital antara lain39:

a. Perpustakaan digital dapat mengandung berbagai macam sumber informasi digital dari teks ke gambar, audio, dan video

b. Perpustakaan digital secara luas mengurangi kebutuhan akan ruang fisik c. Pengguna perpustakaan digital dapat berasal dari semua tempat yang ada

di dunia

d. Pengguna perpustakaan digital dapat membuat koleksi personal dengan menggunakan fasilitas dari perpustakaan digital

e. Perpustakaan digital menyediakan akses ke bermacam-macam bentuk sumber-sumber informasi yang mungkin terletak dari belahan dunia lainnya

f. Beberapa pengguna dapat menggunakan sumber informasi yang sama pada waktu yang bersamaan

g. Banyak dari perpustakaan digital menyediakan akses ke bahan-bahan yang tidak dimiliki oleh perpustakaan konvensional, bahan-bahan kebanyakan disediakan secara gratis dan beberapa disediakan dengan biaya pengganti

39

GG Chowdhury and Sudatta Chowdhury, Introduction to Digital Library. (London: Facet Publishing House, 2003), h.8


(50)

36 h. Perpustakaan digital menggunakan mekanisme penyaringan informasi

untuk membuang informasi yang tidak dibutuhkan

i. Perpustakaan digital harus dapat menangani sumber-sumber multi-bahasa j. Perpustakaan digital mengisyaratkan ketidakhadiran manusia sebagai

perantara

k. Perpustakaan digital harus menyediakan pencarian dan temu kembali yang lebih baik

l. Informasi digital dapat diperlihatkan dan digunakan oleh bermacam-macam orang sesuai kebutuhan individual masing-masing

m. Perpustakaan digital menghandurkan batas-batas dari waktu, ruang dan bahasa

Dari penjelasan diatas sebuah perpustakaan bisa dibilang sebagai perpustakaan digital jika perpustakaan tersebut memiliki beberapa karakteristik seperti banyak koleksi yang sudah digitalisasikan berupa file berbentuk teks, gambar, audio ataupun video dan semua koleksi tersebut dapat diakses oleh setiap orang menggunakan akses jaringan internet langsung dari tempat mereka berada tanpa harus mengunjungi perpustakaan tersebut.

c. Perpustakaan Digital di Sekolah

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah melahirkan perpustakaan berbasis teknologi informasi, yaitu diantaranya adalah otomatisasi pengelolaan perpustakaan bahkan perpustakaan digital.


(51)

37 Keterlibatan teknologi informasi dalam perpustakaan sekolah paling umum adalah pemakaian piranti lunak komputer untuk pekerjaan administrasi perpustakaan seperti inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, pelabelan, pelaporan data dan sebagainya. Sedangkan digitalisasi koleksi buku yang dimiliki belum banyak dilakukan oleh sekolah. Kebanyakan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan konvensional dengan koleksi buku cetak.

Perpustakaan digital di sekolah dapat dikatakan penting karena memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk siswa karena ilmu pengetahuan siswa 80% didapatkan dari tugas dan belajar mandiri diluar pengajaran guru di sekolah. Selain itu seiring perkembangan teknologi, banyak siswa yang memiliki alat elektronik yang dapat difungsikan sebagai komputer dan alat pembaca e-book

seperti i-pad, PC Tablet, smartphone dan lain sebagainya.40

Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan memiliki sebuah layanan informasi digital yang bisa diakses oleh setiap siswanya. Dalam layanan tersebut banyak informasi berbentuk file digital yang bisa didapatkan oleh setiap siswanya yang terdiri dari e-book, artikel, majalah, dan bahan pelajaran (modul) dengan membuka aksesnya menggunakan nomor id yang setiap siswa miliki. Mereka dapat mengaksesnya melalui komputer yang disediakan oleh perpustakaan maupun mengakses menggunakan PC tablet mereka dirumah yang terhubung dengan internet. Dengan begitu mereka dapat

40

Hafis Muaddab, Perpustakaan Digital di Sekolah. h. 1 artikel diakses pada 02 Juni 2015 dari http://netsains.net/2012/01/perpustakaan-digital-di-sekolah/


(52)

38 mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan mudah dimanapun mereka berada.

Sekolah SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan juga mengadakan pengenalan lingkungan untuk mengenalkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah termasuk perpustakaan dan layanan informasi yang adimiliki oleh perpustakaan saat awal masuk sekolah dimana hal itu dilakukan saat masa orientasi siswa (MOS) berlangsung.

D. Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seorang yang lebih dulu tahu yang biasa kita kenal sebagai guru, dalam belajar pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasikan sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan itu akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.


(53)

39

“Belajar adalah suatu proses kegiatan dan bukan hasil ataupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. 41 Menurut pengertian lain belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar42”

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan banyak perubahan. Proses itu dilakukan baik secara formal maupun informal. Secara formal, seseorang melalui tahapan belajar pada sebuah lembaga yang secara resmi dikelola oleh manusia tertentu dan mengikuti model pembelajaran tertentu, sedangkan secara informal belajar berlangsung setiap hari sepanjang usia sehingga setiap orang yang melakukannya dapat memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, termasuk pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan pekerjaan, hubungan dengan masyarakat

41

Oemar Hamalik, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), h.36 42

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), cet.1 (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1991),h.78


(54)

40 sekitar seperti tetangga, dan permainan, pasar, media massa pendidikan dan perpustakaan yang programnya bersifat informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang terorganisasi. Kegiatan pendidikan ini lebih umum dan berjalan dengan sendirinya berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga serta melalui media massa dan sebagainya.

b. Fase dan Teknik yang Efektif dalam Belajar

Dibagi menjadi dua fase yaitu fase persiapan belajar dan fase proses belajar. Dalam fase tersebut terdapat teknik belajar tersendiri.

1. Fase Persiapan Belajar

Fase ini merupakan fase sebelum belajar, ini merupakan sebuah landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik dalam sikap mental yang baik, yaitu sikap mental yang ditumbuhkan dan dipelihara dengan baik agar siswa mempunyai kesadaran berupa kesedian mental. Tanpa adanya mental dalam belajar maka siswa tidak akan bertahan mengahadapi kesukaran dan kesulitan terutama pada saat siswa dihadapi pada berbagai macam masalah yang harus dipecahkan saat belajar. Sikap mental yang perlu dimiliki oleh seorang siswa sekurangnya ada empat segi, diantaranya tujuan belajar, minat terhadap pelajaran, kepercayaan pada diri sendiri dan keuletan. Dalam persiapan belajar ini ada beberapa poin yang harus diketahui diantaranya yaitu :


(55)

41 Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran, jika sudah mengetahui tujuan berarti siswa mampu menerima, mengolah dan mengatur pelajaran yang diterima.

b) Minat terhadap mata pelajaran

Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran yang mereka ikuti, karena minat selain memusatkan pikiran juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya dan menyenangi materi pelajaran tersebut. Siswa kurang berhasil dalam menerima materi pelajaran itu disebabkan siswa itu tidak tertarik dengan materi pelajaran.

c) Kepercayaan kepada diri sendiri

Setiap siswa perlu yakin mereka mempunyai kemampuan kepercayaan kepada diri sendiri perlu dipupuk sebagai salah satu kesiapan sepenuhnya bahwa tidak ada mata pelajaran yang tidak dapat dipahami bila ia mau belajar dengan giat setiap hari.

d) Keuletan

Hidup seorang siswa selama belajar di sekolah penuh kesukaran,oleh karena itu setiap siswa perlu memiliki keuletan baik jasmani maupun rohani. Untuk memupuk keuletan tersebut hendaknya siswa selalu menganggap setiap persoalan muncul sebagai tantangan yang harus diatasi. Materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah masih


(56)

42 mengharuskan siswa melaksanakan aktifitas mental, untuk menanamkan konsep pelajaran yang lebih baik.

2. Fase Proses Belajar

Fase ini sangat menentukan siswa berhasil atau tidaknya di sekolah, pada fase ini siswa dituntut untuk menerapkan cara belajar sebaik mungkin. Yang perlu diperhatikan oleh siswa pada fase ini ada beberapa poin antara lain: a) Pedoman dalam belajar

Pedoman dalam belajar perlu dimiliki untuk menjadi petunjuk seorang siswa dalam kegiatan belajar. Karena setiap usaha tentu ada asas yang dijadikan sebagai pedoman demi suksesnya usaha tersebut. Begitu pula dalam belajar. Sebuah kedisiplinan dalam belajar sangat penting. Artinya, jika siswa ingin belajar dengan baik, maka siswa hendaknya dapan menjadikan sebuah kedisiplinan di dalam belajar sebagai hal pokok. Dalam belajar, siswa akan dihadapkan dengan berbagai macam rintangan yang dapat menangguhkan usaha belajarnya, tetapi dengan mendisiplinkan dirinya sendiri, maka ia akan dapat mengatasi semua hal itu.

b) Cara mengikuti pelajaran

Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik, maka diharapkan siswa agar dapat memusatkan pikiran dan perhatiannya pada materi yang sedang disajikan oleh guru. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak bila ia dapat mengikuti pelajaran dengan tertib, penuh perhatia, mencatat dengan baik, serta mau bertanya jika ada penjelasan ynag kurang dimengerti. Dengan


(57)

43 demikian dapat diharapkan, apabila siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan prinsip-prinsip dasar siswa itu akan mengerti konsep yang lebih baik, unruk memahami konsep yang diajarkan di sekolah, siswa mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan tentang materi sebelumnya. c) Cara mengulangi materi pelajaran

Setelah di sekolah siswa mengikuti pelajaran dengan baik tentu usaha siswa untuk mendapat pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik tidak cukup sampai di sini, tetapi siswa perlu lagi mengkaji, mengulangi dan membaca kembali materi tersebut. Belajar juga tidak lepas dari membaca, agar dapat mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dalam membaca memerlukan tekik, dengan mengikuti teknik membaca sistematis dan cepat, dapat hemat waku dan belajar lebih banyak. Adapun tujuan yang diharapkan dalam usaha mengulangi kembali pelajaran dirumah itu adalah untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang akan digunakan untuk memecahkan masalah atau soal.43

c. Prinsip Belajar

Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mempunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu pula halnya dalam belajar. Untuk menertibkan diri dalam belajar harus mempunyai prinsip sebagaimana yang diketahui prinsip belajar memang kompleks tetapi dapat juga di analisis dan diperinci dalam

43

The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta : Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1987) h. 12-14


(58)

44 bentuk prinsip atau azas belajar sebagaimana yang dinyatakan oleh Oemar Hamalik berikut ini 44:

1. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan

2. Belajar harus senantiasa bertujuan, searah dan jelas bagi siswa

3. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri

4. Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat

5. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau tuntutan dari buku pelajaran itu sendiri

6. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar yang berpikiran kritis, lebih baik daripada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis

7. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama 8. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga

diperoleh pengertian-pengertian

9. Belajar memerlukan latihan dan ulangan, agar apa yang dipelajari dapat dikuasai

10. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan

44


(59)

45 11. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sangup menerapkan dalam

prakteknya

Banyak siswa yang telah belajar dengan giat namun usahanya itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, dan sering sekali mengalami kegagalan, bekerja keras belum tentu menjamin seseorang dapat belajar dengan berhasil. Di samping itu seorang siswa perlu memperhatikan syarat-syarat dalam belajar yang efektif atau belajar dengan baik. Diantaranya syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kesehatan jasmani, badan yang sehat berarti tidak mengalami gangguan penyakit tertentu cukup dnegan vitamin dan seluruh fungsi badan berjalan dengan baik.

2. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional, senang dan stabil

3. Lingkungan yang tenang tidak rebut, serta bila mungkin jauh dari keramaian dan gangguan lalu lintas dan tidak ada gangguan yang lainnya 4. Tempat belajar menyenangkan, cukup udara, cukup matahari, penerangan

yang memadai

5. Tersedia cukup bahan dan alat yang diperlukan, bahan-bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan alat-alat sebagai pembantu belajar45

E. Pengertian Prestasi Belajar

45


(60)

46 Dalam pelaksanaan pendiidkan di sekolah, proses kegiatan belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat dari prestasi belajar mereka yang dilihat dari nilai tes atau raport yang diberikan oleh guru, apakah dalam proses belajar mengajar siswa tersebut menggunakan perpustakaan sebagai bahan acuan dalam mencari referensi atau siswa membeli buku diluar. Perpustakaan dapat mendorong siswa dalam memanfaatkan perpustakaan, dengan koleksi yang beragam, menarik siswa datang ke perpustakaan memperkaya pengetahuan siswanya, menyuburkan daya tarik dan membantu mengembangkan bakat serta kegemaran siswa.

Menurut S. Nasution prestasi belajar adalah suatu perubahan individu yang belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan juga membentuk kecakapan, kebiasaan diri pribadi individu yang belajar46. Sedangkan menurut Nurkencana mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran.47 Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan, pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka dan pernyataan.

46

S. Nasution, Didaktik Dasar-dasar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1995), h. 25. 47


(61)

47

F. Kerangka Berfikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berfikir

Pada umumnya lembaga sekolah adalah tempat yang memungkinkan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses belajar, siswa tidak harus selalu bergantung pada guru, tetapi harus berusaha mencari sendiri pengetahuan yang lebih luas diantaranya mencari informasi dengan menggunakan layanan informasi digital secara

online.

Keberadaan perpustakaan pada suatu sekolah menduduki posisi yang sangat penting. Perpustakaan sangat besar peranannya dalam usaha pengembangan kecerdasan bangsa dan ilmu pengetahuan. Keberhasilan perpustakaan dalam menunjang proses belajar mengajar siswa dapat diukur berdasarkan tinggi rendahnya kemampuan perpustakaan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat kegiatan belajar, pusat pelayanan informasi, penelitian dan rekreasi. Terlebih dengan adanya layanan informasi digital yang disediakan oleh perpustakaan sekolah dan dapat diakses dimanapun siswa berada untuk terus menggali ilmu pengetahuannya. Layanan informasi Digital dalam penelitian ini adalah layanan informasi berbentuk digital yang dapat diakses menggunakan jaringan internet dan dapat difungsikan sebagai media pembelajaran/ sarana pembelajaran seperti e-book, Jurnal, Referensi, Artikel, dan Modul Pelajaran sebagai suatu variabel (variabel X) yang mempengaruhi variabel lain yaitu prestasi belajar siswa (Variabel Y). Selain


(62)

48 itu, prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak/ siswa berupa nilai mata pelajaran. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas dari peran guru dan perpustakaan sekolah. Prestasi belajar dalam penelitian ini merupakan sebuah variabel (variabel Y) yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu layanan informasi digital (Variabel X). Seperti yang di gambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Kerangka Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y

Variabel X

Layanan Informasi Digital : - e-book

- Jurnal

- Artikel (Majalah, Internet dan Surat Kabar)

- Referensi

- Modul Pembelajaran

Namun demikian ketika layanan informasi digital (variabel X) mempengaruhi prestasi belajar siswa disekolah (variabel Y), tentunya memiliki beberapa pengaruh yang akan terjadi diantaranya adalah pengaruh negatif dan pengaruh positif seperti yang dikatakan oleh Nuril dalam artikelnya pengaruh positif layanan informasi digital memungkinkan terjadinya individualisasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas, dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara

Variabel Y

Prestasi Belajar Siswa: - Nilai Rapor Siswa

Kelas XI yang Mengisi Kuesioner


(63)

49 keseluruhan dan menuntut kreativitas siswa sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimiliki olehnya. Dibalik pengaruh positif yang dihadirkan dari layanan informasi digital terhadap prestasi belajar siswa, adapun pengaruh negatifnya yaitu siswa yang diberikan kebebasan tanpa pengawasan untuk menggunakan layanan informasi digital melalui internet dapat rawan dengan tindakan menyimpang seperti kecanduan game online yang akan mengakibatkan anak-anak lupa akan kewajiban mereka mengerjakan tugas , dan pornografi yang akan membawa siswa ke dalam penyimpangan seperti pergaulan bebas48

Dengan demikian peneliti membuat sementara bahwa untuk menghasilkan prestasi siswa yang tinggi maka perlu kiranya memanfaatkan pelayanan informasi digital yang dimiliki perpustakaan sekolah dengan menanamkan kepada siswa untuk aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari layanan informasi digital yang disediakan oleh perpustakaan, dibawah pengawasan guru dan orang tua sehingga tidak menyimpang ke pengaruh yang negatif dan tetap akan memperluas wawasan dan cakrawala berfikir siswa.

48

A. Nuril Brillian, “Dampak Negatif dan Positif Internet di bidang Pendidikan”, artikel diakses pada 12 Februari 2015 dari

https://www.academia.edu/4894177/DAMPAK_POSITIF_DAN_NEGATIF_INTERNET_DIBIDANG_P ENDIDIKAN


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)