Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN SARANA LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN

DOKUMENTASI KOTA TEBING TINGGI

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

DIKY ADITYA 080709029

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

MEDAN

2012


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

Oleh : Diky Aditya

NIM : 080709029

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan : ______________________

Tanggal : ______________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan : ______________________


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

Oleh : Diky Aditya

NIM : 080709029

Pembimbing I : Dra. Zurni Zahara, M.Si

Tanda Tangan : ______________________

Tanggal : ______________________

Pembimbing II : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan : ______________________


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2012 Penulis,


(5)

ABSTRAK

Aditya, Diky. 2012. Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan perpustakaan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Penelitian berlokasi di Jl. DR. Sutomo No. 40 Tebing Tinggi.

Populasi penelitian ini adalah anggota Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu berjumlah 5.907 orang. Penentuan jumlah sampel adalah menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan dijadikan sebagai responden penelitian adalah dengan menggunakan teknik Probability Sampling/ Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana layanan perpustakaan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Koefisien determinasi hasil regresi adalah sebesar 0,516. Hal ini menunjukkan bahwa 51,6% ketersediaan sarana layanan perpustakaan dapat mempengaruhi pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Sedangkan sebesar 48,4% diakibatkan oleh pengaruh dari faktor lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis, namun dengan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Jumar Puja dan Ibunda Farida Hanum yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang serta doa kepada penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Irawaty A.Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan saran serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta sebagai dosen penasehat akademik penulis.

3. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku penguji I yang telah memberikan

saran serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.


(7)

5. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom.,selaku penguji II yang telah yang telah memberikan saran serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

6. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama perkuliahan, serta Bang Yudi yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam urusan surat menyurat.

7. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

8. Ibu Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan memberikan izin untuk meneliti kepada penulis, serta seluruh staf Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, Kak Ari yang telah memberikan informasi yang penulis butuhkan selama penelitian serta para pengguna perpustakaan yang telah bersedia untuk mengisi angket penelitian ini.

9. Abang dan kedua adik saya, Fandy Arfiansyah Amd, Nona Aulia dan Noni Utari serta Umi dan Seluruh Keluarga di Tebing Tinggi yang telah memberikan doa serta perhatiannya kepada penulis.

10.Terima kasih juga kepada pacar saya Henni Haryani Lubis S.Kom yang senantiasa menemani, membantu dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman SMA yang masih bersama sampai sekarang yang telah memberikan semangat : Winda, Irfan njoel, Rani Atung, Hanna, Taufik Arif, Sekar, Veni, Opi, Ivani, Wiji, Rizky dudut, Boy Zahry, Dani, Dika.

12.Teman-teman perkuliahan dan seperjuangan : Ricky, Isva, Elga, Fikar, Winda, Putri, Nindy, Selvi, Lia, Osin, Apriserta teman-teman stambuk 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

13.Seluruh keluarga besar IMPUS (Ikatan Mahasiswa Perpustakaan dan Informasi S1) yaitu Senior dan adik-adik penulis selama perkuliahan


(8)

dan diluar perkuliahan : Bang Zuki, Bang Mahruf, Bang Darma, Bang Zai, Bang Palit, Bang Fajar, Bang Fi’i, Kak Siti, Kak Euiz, Bang Arya, Bang Ricko, Bang Jongkis, Kak Dewi, Desvan, Rasyad, Bisma, Astika, Khalida, Eci, Alda, Ranti, Aisyah, Zahara.

14.Anak-anak UKM Badminton USU dan seluruh Abang, Kakak, Adik, serta rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kasih dukungan dan perhatiannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri. Semoga apa yang telah penulis peroleh dapat penulis abdikan untuk agama, nusa dan bangsa, serta bermanfaat bagi yang membutuhkan untuk masa mendatang.

Medan, Juli 2012 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1Perpustakaan Umum ... 6

2.1.1Pengertian Perpustakaan Umum ... 6

2.1.2 Tujuan, FungsidanTugasPerpustakaanUmum... 7

2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 7

2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 9

2.1.2.3 Tugas Perpustakaan Umum ... 10

2.2 Layanan Perpustakaan ... 11

2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan ... 12

2.2.1.1 Sistem Layanan Tebuka ... 12

2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup ... 14

2.2.2 Jenis Layanan ... 15

2.2.2.1 Layanan Sirkulasi ... 15

2.2.2.2 Layanan Referensi ... 17

2.2.2.3 Layanan Audio Visual ... 18

2.2.2.4 Layanan Terbitan Berseri ... 19

2.2.2.5 Layanan Digital/ Internet ... 20

2.3 Sarana Layanan Perpustakaan ... 21

2.3.1 Koleksi Perpustakaan ... 23

2.3.1.1 Koleksi Buku Umum ... 24

2.3.1.2 Koleksi Referensi ... 25

2.3.1.3 Koleksi Audio Visual ... 28

2.3.1.4 Koleksi Terbitan Berseri ... 29

2.3.2 Barcode Reader ... 30

2.3.3 Sarana Internet dan Wi-fi ... 31

2.3.4 Sarana Penelusuran (Katalog) ... 33

2.3.5 Ruang Perpustakaan ... 35


(10)

2.4 Pemanfaatan Perpustakaan ... 40

2.4.1 Pengertian Pemanfaatan Perpustakaan ... 40

2.4.2 Tujuan Pemanfaatan Perpustakaan ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Metode Penelitian ... 45

3.2 Lokasi Penelitian ... 45

3.3 Populasi dan Sampel ... 45

3.3.1 Populasi ... 45

3.3.2 Sampel ... 46

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 47

3.5 Instrumen Penelitian ... 48

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 49

3.8.1 Uji Validitas Instrumen ... 49

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 50

3.9 Analisis Data ... 50

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 50

3.9.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 51

3.9.3 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t) ... 51

3.9.4 Koefisien Determinasi (r²) ... 51

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN... 53

4.1PengujianValiditasdanReliabilitasInstrumen ... 53

4.1.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 53

4.1.2Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 55

4.2 Karakteristik Responden ... 56

4.3 Analisis Data ... 56

4.3.1 Analisis Deskriptif ... 56

4.3.1.1 Variabel X (Tanggapan Responden Terhadap Ke Tersediaan SaranaLayanan Perpustakaan) ... 56

4.3.1.1.1 Tanggapan Responden Terhadap KoleksiPerpustakaan ... 56

4.3.1.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Barcode Reader ... 61

4.3.1.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Sarana Internet dan Wifi... 63

4.3.1.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Sarana Penelusuran ... 65

4.3.1.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Ruang Perpustakaan ... 66

4.3.1.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Perabo tan dan Perlengkapan ... 70

4.3.1.2 Variabel Y (Tanggapan Responden Terhadap Pe manfaatan Perpustakaan) ... 71


(11)

4.3.1.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Cara

Memanfaatkan Perpustakaan... 72

4.3.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Tuju an Memanfaatkan Perpustakaan ... 74

4.3.1.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Faktor Kunjungan Perpustakaan... 75

4.3.2 Analisis Regresi Linier Sederhana... 78

4.3.3 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t) ... 78

4.3.4 Uji Koefisien Determinasi (r²) ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 : Interpretasi Terhadap Pengaruh Antar Variabel ... 52

TABEL 4.1 : Hasil PengujianValiditas Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan (Variabel X) ... 53

TABEL 4.2 : Hasil Pengujian Validitas Pemanfaatan Perpustakaan (VariabelY) ... 54

TABEL 4.3 : Hasil Pengujian Reliabilitas Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan (Variabel X) ... 55

TABEL 4.4 : Hasil Pengujian Reliabilitas Pemanfaatan Perpustakaan (VariabelY) ... 55

TABEL 4.5 : Ketersediaan Koleksi Buku Umum... 57

TABEL 4.6 : Koleksi BukuUmum dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 57

TABEL 4.7 : Ketersediaan Koleksi Referensi ... 58

TABEL 4.8 : Koleksi Referensi dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi ... 58

TABEL 4.9 : Ketersediaan Koleksi Audio Visual... 59

TABEL 4.10 : Koleksi Audio Visual dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi .... 60

TABEL 4.11 : Ketersediaan Koleksi Terbitan Berseri... 60

TABEL 4.12 : Koleksi Terbitan Berseri dapat Memenuhi Kebutuhan Informasi... 61

TABEL 4.13 : Ketersediaan Alat Scanning (Barcode Reader)... 62

TABEL 4.14 : Alat Scanning (Barcode Reader) Membuat Cepat dan Mudah .... 62

TABEL 4.15 : Kecepatan Internet ... 63

TABEL 4.16 : Keadaan Komputer... 64

TABEL 4.17 : Sarana Internet Dapat Membantu Memperoleh Informasi ... 64

TABEL 4.18 : Sarana Wifi Dapat Membantu Memperoleh Informasi... 65

TABEL 4.19 : Sarana Penelusuran... 66

TABEL 4.20 : Keadaan Ruang Baca ... 66

TABEL 4.21 : Keadaan Ruang Baca Membuat Nyaman... 67

TABEL 4.22 : Keadaan Ruang Koleksi ... 68

TABEL 4.23 : Keadaan Ruang Koleksi Membuat Nyaman ... 68

TABEL 4.24 : Keadaan Ruang Layanan... 69

TABEL 4.25 : Keadaan Ruang Layanan Internet Membuat Nyaman... 69

TABEL 4.26 : Keadaan Perabotan dan Perlengkapan... 70

TABEL 4.27 : Keadaan Perabotan dan Perlengkapan Membuat Nyaman... 71

TABEL 4.28 : Membaca Koleksi Buku... 72

TABEL 4.29 : Peminjaman Koleksi Buku... 72

TABEL 4.30 : Pemanfaatan Sarana Internet ... 73

TABEL 4.31 : Pemanfaatan Sarana Wifi... 74

TABEL 4.32 : Tujuan Memanfaatkan Perpustakaan... 74

TABEL 4.33 : Informasi Selalu Tersedia ... 75

TABEL 4.34 : Informasi Mudah Didapat ... 76

TABEL 4.35 : Tertarik Dengan Perpustakaan... 76

TABEL 4.36 : Layanan dan Sarana Tersedia dengan Baik... 77

TABEL 4.37 : Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Linier ... 78


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Profil Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

Lampiran II : Angket Penelitian

Lampiran III : Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen

Lampiran IV : Tabulasi Skor Butir Pernyataan Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan (Variabel X) dan Tabulasi Skor Butir Pernyataan Pemanfaatan Perpustakaan (Variabel Y)

Lampiran V : Distribusi Frekuensi Responden

Lampiran VI : Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Lampiran VII : Tabel Nilai r Product Moment


(14)

ABSTRAK

Aditya, Diky. 2012. Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan perpustakaan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Penelitian berlokasi di Jl. DR. Sutomo No. 40 Tebing Tinggi.

Populasi penelitian ini adalah anggota Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi yaitu berjumlah 5.907 orang. Penentuan jumlah sampel adalah menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 orang dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan dijadikan sebagai responden penelitian adalah dengan menggunakan teknik Probability Sampling/ Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan sarana layanan perpustakaan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Koefisien determinasi hasil regresi adalah sebesar 0,516. Hal ini menunjukkan bahwa 51,6% ketersediaan sarana layanan perpustakaan dapat mempengaruhi pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi. Sedangkan sebesar 48,4% diakibatkan oleh pengaruh dari faktor lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengatur dan melestarikan bahan-bahan perpustakaan yang selanjutnya digunakan masyarakat sebagai bahan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perpustakaan berperan penting dalam pemeliharaan dan pengembangan budaya masyarakat serta pembangunan intelektual masyarakat.

Salah satu jenis perpustakaan adalah Perpustakaan Umum. Perpustakaan umum merupakan suatu lembaga yang memberikan sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya untuk meningkatkan pengetahuan seluruh lapisan masyarakat umum. Dimana perpustakaan umum menyediakan akses informasi untuk semua orang tanpa membedakan umur, status, jenis kelamin, dan latar belakang pendidikan. Perpustakaan umum didirikan, didukung, dan didanai oleh pemerintah, baik lokal, regional, maupun pemerintah nasional atau melalui organisasi tertentu. Tujuan didirikannya perpustakaan umum adalah untuk membantu masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan informasi, mencerdaskan kehidupan bangsa serta membina dan mengembangkan minat baca masyarakat, sehingga daya kreativitas masyarakat meningkat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perpustakaan harus mampu menyediakan sarana yang dapat mendukung setiap kegiatan layanan yang diberikan perpustakaan agar dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Tersedianya sarana yang baik di perpustakaan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sarana yang disediakan untuk memanfaatkan layanan perpustakaan seperti koleksi, alat penelusuran koleksi, serta kondisi ruangan yang semuanya dapat mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, sarana perpustakaan diharapkan dapat membantu pengguna dalam memperoleh dan memenuhi kebutuhan informasi. Beberapa perpustakaan sudah meyediakan sarana layanan dengan cukup baik


(16)

seperti koleksi perpustakaan yang tidak hanya buku saja, melainkan juga terdapat majalah, surat kabar, novel dan sebagainya. Selain itu, perpustakaan pada saat sekarang ini juga telah menyediakan katalog online (OPAC), layanan internet serta ruang baca yang nyaman seperti kursi dan meja baca yang nyaman serta dilengkapi dengan kipas angin atau pendingin udara. Tetapi dampak dari berkembangnya teknologi juga berpengaruh dengan tersedianya sarana diluar perpustakaan yang dapat membantu masyarakat mengakses informasi dimana saja tanpa perlu ke perpustakaan. Untuk itu perpustakaan diharapkan mampu menyediakan sarana sebaik-baiknya, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan layanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna, setiap pengguna yang berkunjung ke perpustakaan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan melalui sarana yang disediakan. Dalam memanfaatkan perpustakaan, setiap pengguna memiliki tujuan tertentu untuk memanfaatkan perpustakaan, misalnya pengguna meminjam buku, membaca buku dan menggunakan sarana yang ada untuk memenuhi kebutuhan infromasi . Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan pengguna memanfaatkan perpustakaan, seperti karena di perpustakaan yang dikunjungi sangat mudah memperoleh informasi serta sarana yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan informasi.

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi merupakan perpustakaan yang diharapkan mampu menyediakan sarana dengan baik agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan untuk memenuhi kebutuhan informasinya, hal ini sesuai dengan visi perpustakaan yaitu menjadi pusat informasi dan sarana belajar sepanjang hayat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan prima. Berdasarkan profil Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi memiliki koleksi buku berjumlah 8.589 judul dan 17.179 eksemplar buku, selain itu juga terdapat majalah, tabloid, surat kabar, bahan audio visual berupa CD dan DVD. Jumlah pengguna sebanyak 5.907 orang. Adapun jam buka perpustakaan yaitu pada hari Senin – Kamis mulai


(17)

pukul 08.00 – 16.00 WIB, hari Jum’at mulai pukul 08.00 – 11.30 WIB, serta hari Minggu mulai pukul 09.00 – 14.00 WIB.

Setiap kegiatan di Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi sudah dilakukan dengan sistem automasi perpustakaan. Penelusuran koleksi dilakukan dengan sistem pelayanan open access atau mencari koleksi langsung ke rak. Selain itu Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi juga memfasilitasi pengguna dengan 13 unit komputer yang digunakan untuk layanan internet serta tersedianya fasilitas wifi untuk mencari dan memperoleh informasi non cetak. Adapun layanan yang disediakan perpustakaan yaitu layanan sirkulasi, referensi, terbitan berseri, audio visual, serta layanan internet.

Berdasarkan data statistik pengunjung yang diperoleh dari pustakawan, pengunjung yang memanfaatkan perpustakaan rata-rata mencapai 165 orang per hari, dengan lebih kurang 100 orang pengguna memanfaatkan koleksi untuk dipinjam dan rata-rata 10 orang setiap harinya memanfaatkan sarana internet. Jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berjumlah 145.248 orang, maka perpustakaan dapat dikatakan kurang dimanfaatkan. Hal ini mungkin berkaitan dengan tidak tersedianya sarana penelusuran koleksi di perpustakaan, sehingga kegiatan penelusuran koleksi yang dilakukan pengguna tidak efektif. Padahal sarana penelusuran koleksi perpustakaan dapat disediakan dalam bentuk manual seperti katalog kartu ataupun sarana penelusuran yang lebih berkembang lagi seperti katalog online (OPAC). Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi juga sudah memiliki OPAC, hanya saja tidak disediakan kepada pengguna perpustakaan sebagai sarana penelusuran koleksi di perpustakaan. Selain itu, dari wawancara awal peneliti dengan pustakawan mengenai sarana wifi yang telah disediakan perpustakaan, pengguna sangat jarang sekali memanfaatkan sarana ini dikarenakan sebagian besar dari pengunjung tidak memiliki laptop untuk dapat memanfaatkan sarana wifi di perpustakaan. Jelas sekali bahwa sarana wifi kurang dimanfaatkan, walaupun sarana tersebut sudah tersedia.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah sejauh ini ketersediaan sarana layanan perpustakaan mempengaruhi pemanfaatan


(18)

perpustakaan. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah terdapat Pengaruh Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan terhadap Pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi ?.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana layanan perpustakaan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menetapkan kebijakan dalam hal penyediaan sarana layanan perpustakaan.

2. Ilmu Perpustakaan dan Informasi yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi yang berkaitan dengan sarana layanan dan pemanfaatan perpustakaan. 3. Peneliti lanjutan, yaitu dapat menggunakan informasi yang ada sebagai

referensi untuk penelitian lanjutan.

4. Peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan peneliti khususnya tentang ketersediaan sarana layanan perpustakaan dan pemanfaatan perpustakaan.


(19)

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian ini adalah : Ketersediaan sarana layanan perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Pada dasarnya perpustakaan umum merupakan lembaga yang menyediakan berbagai informasi untuk keperluan masyarakat umum. Dimana perpustakaan memberikan peran melalui layananya, sehingga masyarakat dapat memanfaatakan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya serta pada akhirnya tercipta masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas dan demokrasi.

Menurut Reitz yang dikutip Hasugian (2009: 77) menyatakan bahwa “A library or library system that provides unrestricted access to library resources and service free of charge to all the resident of a given community, district, or geographic region, supported wholly or in part by publics funds”. Maksudnya adalah perpustakaan atau sistem perpustakaan menyediakan berbagai sumber daya yang dapat di gunakan atau diakses secara gratis untuk semua masyarakat dalam suatu komunitas tertentu, kabupaten, atau wilayah geografis, dimana keseluruhan atau sebagian layanan didukung oleh dana umum. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993: 46) bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”. Kedua pengertian tersebut memiliki kesamaan yaitu bahwa perpustakaan umum merupakan layanan umum yang memberikan dan melayani kebutuhan masyarakat secara gratis serta didukung dan terselenggara dengan menggunakan dana umum.

Selain kedua pendapat di atas, Sutarno (2003: 32) menjelaskan bahwa : Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya.

Sedangkan Sudarsono (2006: 159) menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi


(21)

siap-akses bagi para pemakainya”. Selain itu Hermawan dan Zen (2006: 30) juga menyatakan bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku pendidikan dan sebagainya”.

Dari ketiga pendapat di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum sebagai pusat informasi yang menyediakan sumber – sumber belajar serta informasi siap akses yang didirikan untuk melayani masyarakat umum tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan lainnya.

2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Dalam penyelenggaraan perpustakaan terdapat tujuan - tujuan yang harus dicapai. Menurut Hermawan dan Zen (2006: 31) tujuan perpustakaan umum adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitar

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Sedangkan dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992: 6) terdapat tiga jenis tujuan perpustakaan umum yakni :

1. Tujuan umum

Membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga terkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dan menunjang pembangunan nasional. 2. Tujuan fungsional


(22)

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan

b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelolah serta memanfaatkan informasi

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna

d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri e. Memupuk minat dan bakat masyarakat

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif

g. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat

h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat 3. Tujuan operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

Dari kedua uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka serta informasi yang murah, mudah cepat dan tepat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan agar kebiasaan membaca dan belajar dapat terbina dan berkembang. Selain itu perpustakaan umum juga memiliki tujuan menyediakan informasi, mengembangkan kemampuan mencari, mengelolah serta memanfaatkan informasi, mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna, memupuk minat dan bakat masyarakat, dan berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.


(23)

2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan di atas, perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar, dan lain – lain 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi

5. Pendayagunaan koleksi

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain – lain

7. Pemasyarakatan perpustakaan

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan menurut sebuah penelitiaan yang dilakukan oleh University of Minnessota dan Gallup Organization di Amerika Serikat pada tahun 1994 yang dikutip Siregar (2004: 77) menunjukan bahwa peran utama perpustakaan umum adalah :

(1) Sebagai pusat dukungan pendidikan bagi siswa semua umur (88%); (2) Sebagai pusat belajar bagi orang dewasa (85%);

(3) Sebagai pusat belajar dan penemuan bagi anak-anak pra-sekolah (83%);

(4) Sebagai pusat penelitian bagi ilmuan dan peneliti (68%); (5) Sebagai pusat untuk informasi masyarakat (66%);

(6) Sebagai suatu pusat informasi untuk masyarakat bisnis (55%);

(7) Sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk membaca, berfikir atau berkerja (52%);

(8) Sebagai pusat membaca yang bersifat rekreasi (51%).

Dari kedua uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan berfungsi sebagai sarana pendidikan, pusat belajar untuk orang dewasa maupun anak-anak, serta sebagai pusat penelitian, pusat informasi masyarakat, dapat juga sebagai


(24)

tempat yang menyenangkan untuk membaca yang bersifat rekreasi dan sebagai pusat penyedia bahan-bahan hasil budaya yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum.

Selain kedua uraian di atas, Siregar (2004: 76) juga menjelaskan bahwa fungsi utama perpustakaan umum adalah:

1. Untuk membantu orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.

2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.

4. Mempelihara dan mempromosikan kebudayaan”

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu untuk membantu orang terutama orang muda dan anak-anak agar mereka mengetahui apa itu informasi, selain itu dengan adanya perpustakaan umum juga dapat membangun kebiasaan membaca masyarakat dan membangun kembali kegiatan belajar orang dewasa serta untuk memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

2.1.2.3 Tugas perpustakaan Umum

Dalam melaksanakan kegiatannya, perpustakaan umum mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Sutarno (2006: 13) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah :

Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah:

1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal


(25)

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah untuk melayani kebutuhan bahan pustaka seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Sehingga melalui pelayanan tersebut, perpustakaan dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.2 Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan merupakan hal penting dari setiap perpustakaan dalam melayani masyarakat umum. Menurut Darmono (2001: 134) menyatakan bahwa “Layanan perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”. Sedangkan menurut Sudarsono (2006: 162) bahwa “Layanan perpustakan umum harus dapat diadaptasikan sesuai kebutuhan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan”.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan umum merupakan kegiatan melayani pengguna perpustakaan melalui koleksi perpustakaan, dimana layanan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat pedesaan maupun perkotaan.

Selain itu, Sutarno (2006: 90-91) menyatakan bahwa bentuk riil layanan perpustakaan itu antara lain :

1. Layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan/ yang dikehendaki masyarakat pemakai.

2. Berorientasi kepada pemakai.

3. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran. 4. Berjalan mudah dan sederhana

5. Murah dan ekonomis

6. Menarik dan menyenangkan, dan menimbulkan rasa simpati 7. Bervariatif


(26)

9. Ramah tama

10.Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tetapi tidak bersifatmenggurui.

11.Mengembangkan hal-hal yang baru/ inovatif.

12.Mampu berkopentensi dengan layanan di bidang lain

13.Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai dan bersifat mandiri.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan perpustakaan seharusnya diberikan sesuai dengan kebutuhan pengguna, mudah dan sederhana, murah dan ekonomis, dilakukan dengan cepat den tepat, menarik dan menyenangkan, ramah tama dan sebagainya, sehingga pengguna merasa nyaman dan efektif dalam memanfaatkan perpustakaan serta memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik, maka perpustakaan menetapkan sistem layanan yang akan diterapkan di perpustakaan tersebut. Secara umum perpustakaan mempunyai sistem pelayanan yang dikenal dengan istilah sistem layanan terbuka dan sistem tertutup. Kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian berikut:

2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari, memilih, mengambil bahan pustaka yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmono (2001: 139) yang menyatakan bahwa “Sistem terbuka adalah sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan”. Sedangkan hal yang hampir sama juga dikatakan Rahayuningsih (2007: 93) bahwa “Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan”.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka adalah sistem yang memungkinkan pengguna dapat langsung masuk ke ruang


(27)

koleksi atau menuju rak koleksi. Kemudian pengguna menemukan, memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan informasi pengguna.

Ada beberapa keunggulan yang dapat diambil apabila perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka, antara lain:

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab dibagian lain. (Darmono, 2001: 140)

Selain terdapat keunggulan, sistem layanan terbuka juga memiliki kelemahan, antara lain :

1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berabagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. (Darmono, 2001: 140)

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sistem layanan terbuka memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan sistem ini antara lain yaitu pengguna akan merasa lebih puas dikarenakan diberi kemudahan dalam menemukan koleksi, jika koleksi yang dibutuhkan tidak tersedia maka pengguna dapat langsung mencari koleksi alternatif lain langsung pada saat itu juga. Selain itu juga tidak diperlukannya tenaga pustakawan untuk sistem ini. Sedangkan kelemahan dari sistem ini yaitu berupa letak koleksi perpustakaan yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan urutannya, selain itu kemungkinan buku


(28)

hilang relatif lebih tinggi, ruangan yang diperlukan juga lebih luas agar pengguna lebih nyaman dalam mencari koleksi. Jadi, perpustakaan dapat menerapkan sistem ini jika memang sesuai dengan keperluan dan keadaan serta kebutuhan perpustakaan dalam melayani pengguna.

2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup

Pada sistem layanan tertutup yang diterapkan oleh perpustakaan, pengguna tidak boleh langsung mengambil buku di rak, melainkan petugas perpustakaan yang akan mengambilkan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia.

Menurut Lasa (1994: 4) menyatakan bahwa :

Sistem pinjam tertutup adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambilkan oleh petugas. Sedangkan Rahayuningsih (2007: 94) mengemukakan bahwa “Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan”.

Dari kedua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sistem layanan tertutup merupakan sistem yang tidak memungkinkan pengguna untuk mengambil sendiri koleksi yang ada di perpustakaan, melainkan melalui petugas perpustakaan yang mengambilkan koleksi yang dibutuhkan, dimana koleksi yang ada dapat dilihat melalui daftar atau katalog yang disediakan oleh perpustakaan.

Selain itu, sistem layanan tertutup juga memiliki keuntungan dan kerugian. Menurut Rahayuningsih (2007: 94) keuntungan dan kerugian dalam sistem tertutup adalah:

Keuntungan:

1. Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan lainnya, sehingga menghemat ruang untuk menyimpan koleksi.

2. Susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak, karena yang mengambil dan mengembalikan adalah petugas.

3. Faktor kehilangan dan kerusakan koleksi bisa diperkecil. Kerugian:


(29)

2. Prosedur peminjaman tidak bisa cepat (harus menunggu giliran dilayani bila antrian panjang).

3. Jumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.

4. Peminjam sering tidak puas apabila koleksi yang dipinjam tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

Dari uraian di atas, dapat diketahui keuntungan dalam menerapkan sistem layanan tertutup antara lain yaitu ruang untuk menyimpan koleksi lebih sedikit karena hanya petugas yang dapat menuju ke rak, sehingga susunan rak dapat dipersempit. Keuntungan lain yaitu susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak karena petugas yang mengambil, serta faktor kehilangan dan kerusakan koleksi dapat berkurang. Adapun kerugian dalam menerapkan sistem layanan tertutup yaitu berupa petugas yang banyak mengeluarkan energi karena melayani pengguan, peminjaman memakan waktu yang lama, serta pengguna sering merasa tidak puas karena koleksi yang akan dipinjam tidak sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Jadi, perpustakaan dapat menerapkan sistem ini jika memang sesuai dengan keperluan dan keadaan serta kebutuhan perpustakaan dalam melayani pengguna.

2.2.2 Jenis Layanan 2.2.2.1 Layanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi merupakan salah satu pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna untuk memanfaatan koleksi perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 38) menyatakan bahwa “Layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya”. Sedangkan defenisi layanan sirkulasi menurut Rahayunigsih (2007: 95) adalah “Pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi merupakan kegiatan melayani pengguna perpustakaan dalam hal pemesanan, peminjaman dan pengembalian serta perpanjangan koleksi. Selain itu juga merupakan kegiatan


(30)

melayani pengguna dalam hal penyelesaian administrasi koleksi yang mengalami keterlambatan pengembalian ataupun koleksi yang rusak.

Selain kegiatan untuk melayanani pengguna, pelayanan sirkulasi bertujuan untuk :

1. Agar pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.

2. Agar mudah diketahui identitas peminjaman, buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.

3. Untuk menjamin pengembalian peminjaman dalam waktu yang ditentukan.

4. Untuk memperoleh data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan.

5. Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran. (Lasa, 2005: 213).

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa tugas yang harus dilasanakan unit pelayanan sirkulasi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 257-259) tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam layanan sirkulasi yaitu sebagai berikut:

1. Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan

2. Pendaftaran anggota, perpanjangan anggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan

3. Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu peminjaman

4. Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan

5. Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya

6. Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak

7. Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman 8. Membuat statika peminjaman

9. Peminjaman antar perpustakaan

10.Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan

11.Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman

Dari uraian di atas, dapat diketahui tugas yang dilaksanakan pada layanan sirkulasi yaitu bertanggung jawab dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan peminjaman dan pengembalian serta perpanjangan jangka waktu peminjaman koleksi, selain itu juga berkaitan dengan menarik denda dan memberikan surat peringatan terhadap pengguna yang terlambat untuk mengembalikan buku.


(31)

2.2.2.2 Layanan Referensi

Salah satu layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna adalah layanan sirkulasi. Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa:

Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanac, direktori, buku tahunan yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh penggunjung perpustakaan tetapi hanya untuk dibaca di tempat.

Sedangkan Rahayuningsih (2007: 103) menyatakan bahwa “Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa layanan referensi merupakan kegiatan melayani pengguna untuk membantu menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cara menjawab pertanyaan pengguna melalui koleksi referensi seperti kamus, almanak, direktori. Selain itu layanan ini juga memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi tersebut.

Layanan referensi juga memiliki tujuan dalam pelaksanannya. Menurut Lasa (1994: 1) tujuan pelayanan referensi memiliki tujuan tertentu yakni:

1. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mandiri dalam menggunakan sumber tetentu. 2. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab

pertanyaan dalam bidang tertentu

3. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

4. Tercapainya efesiensi tenaga, biaya, dan waktu.

Sedangkan fungsi layanan referensi menurut Sumardji (1992: 12) yaitu: 1. Informasi

Memberikan jawabaan atas pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai perpustakaan

2. Bimbingan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat, dan bagaimana pula cara mengunakannya untuk mencari informasi yang dikehendaki


(32)

3. Pemilihan/Penilaian

Memberikan petunjuk/pengertian tentang bagaimana cara memilih/menilai bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang bermutu dan berbobot ilmiah agar diperoleh sumber informasi yang berdaya guna maksimal.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa layanan referensi memiliki tujuan dan fungsi. Tujuan layanan referensi adalah untuk membimbing pengguna agar memanfaatkan koleksi semaksimal mungkin serta memilih dan menggunakan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu. Sedangkan fungsi layanan referensi adalah sebagai rujukan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi, membimbing pengguna untuk memilih dan menggunakan koleksi referensi dengan tepat.

2.2.2.3 Layanan Audio Visual

Layanan lain yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi adalah layanan audio visual. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, layanan ini juga mengalami perkembangan sampai saat ini karena langsung berhubungan dengan teknologi. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004: 90) dinyatakan bahwa “Pelayanan audivisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka audio visual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya di dalam perpustakaan”. Adapun tujuan dari layanan audiovisual dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004: 90) adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi.

2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan

3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual

disamping bahan bacaan.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa layanan audio visual merupakan kegiatan yang dilakukan pengguna untuk meminjam bahan pustaka audio visual, kemudian ditayangkan dengan bantuan perlengkapan yang ada di


(33)

perpustakaan. Jika perpustakaan menyediakan bahan audio visual, maka sudah seharusnya perpustakaan tersebut menyediakan alat untuk menampilkan atau memutar bahan audio visual tersebut agar pengguna dapat memanfaatkan layanan ini dengan mudah. Sedangkan tujuan dari layanan ini adalah untuk menyediakan media khusus sebagai sarana pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi. Selain itu juga bertujuan untuk memotivasi pengguna agar tertarik memanfaatkan perpustakaan.

2.2.2.4 Layanan Terbitan Berseri

Selain layanan sirkulasi, referensi serta layanan audio visual. Perpustakaan menyediakan layanan terbitan berseri untuk dimanfaatkan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi. Dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 40) dinyatakan bahwa “Pelayanan terbitan berseri adalah kegiatan melayankan terbitan berseri kepada pengguna perpustakaan. Misalnya jurnal, surat kabar, majalah dan terbitan lain yang mempunyai kala terbit tertentu”. Sedangkan menurut Yusup (1995: 58) bahwa “Layanan terbitan berseri adalah bentuk publikasi yang pada umumnya memuat berbagai tulisan atau artikel, baik publikasi umum maupun khusus, dari beberapa pengarang yang dianggap penting, dengan waktu terbit teratur dalam jangka waktu yang tidak ditentukan”.

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa layanan terbitan berseri merupakan layanan yang berupa majalah, surat kabar, jurnal atau terbitan lain yang memuat artikel atau tulisan. Kemudian layanan ini dapat dimanfaatkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi tanpa harus meminjam koleksi tersebut, melainkan hanya dapat dibaca di perpustakaan.

Sebagai salah satu layanan yang ada di perpustakaan, layanan terbitan berseri memiliki peran dalam pelaksanaanya. Menurut Saleh (1996: 26) terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut :

1. Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang

2. Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan terbaru dalam bidang tertentu


(34)

3. Sumber untuk memperluas wawasan seseorang 4. Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran terbitan berseri adalah sebagai tempat dan media untuk menampung ide, gagasan, pengalaman seseorang serta hasil-hasil penemuan terbaru di bidang tertentu, sehingga dapat dimanfaatkan pengguna sebagai sumber untuk memperluas dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

2.2.2.5 Layanan Digital/ Internet

Dalam memberikan layanan informasi kepada pengguna, perpustakaan juga menyediakan layanan internet jika memiliki dana yang cukup dan merasa perlu untuk menyediakan layanan ini. Menurut Siregar (2004: 69) menyatakan bahwa:

Penyediaan fasilitas dan bimbingan internet tidak sama dengan penyediaan warung internet untuk umum. Penyediaan terminal dan bimbingan di perpustakaan ditujukan untuk memproleh bahan digital yang dibutuhkan oleh sivitas akademika untuk mendukung tugas-tugas mereka.

Adapun peran internet Menurut Lasa (2005: 232) adalah: 1. Memperkenalkan teknologi informasi kepada pemakai

2. Membantu tugas–tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan informasi kepada pemakai

3. Internet mampu mengubah sistem pelayanan informasi perpustakaan dengan sistem jemput bola (proactive) dan dapat dilaksanakan dalam waktu cepat.

4. Informasi yang disediakan tidak hanya terbatas pada koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, tetapi bentuk informasi itu akan bervariasi seperti data, statistik, laporan penelitian, grafik, dan data lain.

5. Para pemakai perpustakaan dalam waktu yang sama dapat menggunakan satu jenis bahan informasi. Cara demikian tidak mungkin dapat dilaksanakan pada pemanfaatan pustaka berupa buku atau jurnal.

6. Memperluas pemanfaatan koleksi perpustakaan. Selama ini seolah-olah koleksi perpustakaan hanya untuk anggota saja, tetapi dengan adanya internet siapapun dapat menggunakanya.

Dari pendapat dan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan internet merupakan layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna untuk memproleh bahan digital yang dibutuhkan serta untuk memperoleh


(35)

informasi-informasi non tercetak yang ada di intenet. Adapun internet berperan untuk memperkenalkan teknologi informasi kepada pengguna, membantu tugas pustakawan dalam membantu pelayanan kepada pengguna. Sehingga diharapakan dengan adanya sarana ini, pengguna dapat lebih beminat dalam memanfaatkan perpustakaan.

2.3 Sarana Layanan Perpustakaan

Selain menyediakan layanan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna, perpustakaan juga harus menyediakan sarana yang akan mendukung kegiatan layanan perpustakaan. Sutarno (2006: 122) menyatakan bahwa ”Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua peralatan dan perlengkapan pokok dan penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik”. Selain itu Sutarno (2006: 83) menyatakan bahwa “Sarana perpustakaan adalah semua barang, perlengkapan, dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan untuk setiap jenis perpustakaan jumlah dan jenisnya tidak sama. Namun sekurang-kurangnya harus memiliki perlengkapan, perabot dan peralatan”.

Sutarno (2006: 90 ) juga menyatakan bahwa :

Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama disetiap perpustakaan dimana layanan tersebut merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat dan sekaligus merupakan barometer keberhasilan perpustakaan. Pelayanan perpustakaan merupakan kegiatan yang memberikan layanan yang baik sebagaimana dikehendaki oleh pemakai dalam pemberiaan informasi.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa sarana layanan perpustakaan merupakan benda, barang, perabot, peralatan dan perlengkapan, serta inventaris yang digunakan untuk mendukung kegiatan layanan perpustakaan yang berkaitan langsung dengan pengguna. Namun setiap perpustakaan sekurang-kurangnya harus memiliki perlengkapan, perabot dan peralatan agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik.

Adapun sarana perpustakaan tersebut antara lain yaitu, menurut Wiranto (1997: 1) bahwa “Sarana bahan bacaan merupakan hal yang disediakan oleh


(36)

perpustakaan”. Dapat diketahui bahwa sarana bahan bacaan atau koleksi perpustakaan merupakan salah satu sarana yang disediakan perpustakaan.

Selain koleksi, alat yang dapat mendukung kegiatan layanan perpustakaan adalah barcode reader yang biasanya terletak pada layanan sirkulasi, pada Wikipedia (2012: 1) dinyatakan bahwa “Barcode Reader merupakan alat yang digunakan untuk membaca barcode atau kumpulan data optik”. Dapat diketahui bahwa barcode reader merupakan sarana perpustakaan karena merupakan alat yang digunakan untuk mendukung kegiatan layanan perpustakaan.

Sarana lainnya yang terdapat di perpustakaan menurut Santoso (2007: 1) bahwa “Penyediaan sarana dan prasarana sebagai akses dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat menggunakan Internet. Perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet”. Dapat diketahui bahwa pengguna perpustakaan dapat menggunakan sejumlah komputer yang terhubung ke internet sebagai sarana untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Sedangkan dalam buku Membina Perpustakaan Sekolah (1985: 112) bahwa “Sarana perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan perpustakaan agar terselengara dengan baik dan efisien adalah ruang perpustakaan beserta perabot perpustakaan”. Dapat diketahui bahwa ruang dan perabotan perpustakaan merupakan sarana perpustakaan yang digunakan agar proses pelayanan perpustakaan berjalan dengan baik dan efisien.

Sarana perpustakaan yang berfungsi sebagai temu kembali bahan pustaka yaitu katalog/ sarana penelusuran. Menurut Suhendar (2005: 2) “Sarana yang berfungsi sebagai temu kembali bahan pustaka adalah katalog perpustakaan”. Sedangkan Horgan (1994 : 1) yang dikutip Wikipedia (2010) menyatakan bahwa “Salah satu sarana atau alat bantu untuk menelusuri informasi di perpustakaan adalah OPAC (Online Public Access Catalogue)”. Dapat diketahui bahwa salah satu sarana atau alat bantu pada perpustakaan adalah katalog sebagai sarana penelusuran.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada perpustakaan terdapat sarana yang mendukung kegiatan layanan perpustakaan adalah seperti koleksi perpustakaan mencakup semua bahan pustaka baik buku teks, koleksi referensi,


(37)

audio visual, maupun koleksi terbitan berseri, sarana dalam layanan internet, katalog sebagai sarana penelusuran, ruang baca beserta perabotannya.

2.3.1 Koleksi Perpustakaan

Salah satu sarana perpustakaan dalam mendukung kegiatan layanan perpustakaan adalah koleksi. Koleksi digunakan sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Menurut Siregar (1998: 2) yang dikutip Zuraidah (2010: 14) menyatakan bahwa ”Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 19) dinyatakan bahwa “Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.”

Pembagian jenis koleksi tersebut juga dikemukakan oleh Sutarno (2006: 83) yang menyatakan bahwa kelompok koleksi terdiri dari:

1. Kelompok bahan pustaka umum

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (refrensi)

3. Kelompok bahan pustaka berkala (majalah, dan surat kabar) 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual)

5. Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto dan lain-lain. 6. Kelompok bahan pusaka terekam elektronik seperti film, kaset, video,

dan lain-lain.

7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja , dewasa dan lain-lain 8. Kelompok jenis bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan

sebagainya.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa koleksi perpustakaan merupakan semua bahan pustaka tercetak seperti buku teks, terbitan berseri, buku referensi, bahan pustaka terekam elektronik seperti audio visual. Bahan pustaka tersebut dikumpulkan, diolah dan disimpan serta diberikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Sebagai salah satu sarana dalam memenuhi kebutuhan pengguna, tentu saja koleksi memiliki beberapa fungsi. Menurut Sutarno (2006: 84) “Koleksi


(38)

perpustakaan umum berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat umum yang mencakup semua ilmu pengetahuan”.

Sedangkan menurut Siregar (1999: 2) yang dikutip Parinduri (2010: 6) menyatakan “Tujuan penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Sesuai dengan tujuan penyediaan koleksi, dapat diketahui fungsi koleksi perpustakaan yaitu :

1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi penelitiaan, yaitu menunjang penelitiaan yang dilakukan oleh masyarakat/pengguna.

3. Fungsi refrensi, yaitu menjadi bahan refrensi bagi masyarakat / pengguna perpustakaan.

4. Fungsi umum, perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini berhubungan dengan pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan serta hasil budaya manusia lainnya”.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi koleksi perpustakaan yaitu sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat serta koleksi perpustakaan juga memiliki fungsi sebagai pendidikan, penelitian, referensi dan fungsi umum.

2.3.1.1 Koleksi Buku Umum

Buku teks merupakan koleksi perpustakaan yang lebih banyak tersedia di setiap perpustakaan. Jenis koleksi ini membahas semua bidang ilmu pengetahuan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna di sebuah perpustakaan. Menurut Yusuf (2007: 10) bahwa “Koleksi buku bisa bermacam-macam jenisnya. Bisa buku bermateri fiksi maupun yang bersifat non fiksi. Keduanya memiliki jenis yang beragam”. Hal ini sesuai dengan Buku Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989: 517) yang dikutip oleh Zuraidah (2010: 17) bahwa :

Menurut jenis isinya buku dapat dibagi dalam dua golongan yakni: 1. Buku fiksi

Buku fiksi merupakan buku yang berisi cerita rekanan atau tidak berdasarkan kenyataan. Buku fiksi pada umumnya menceritakan tentang cerita-cerita legenda atau dongeng semata yang sifatnya menghibur.


(39)

Buku non fiksi merupakan buku yang ditulis berdasarkan kejadian nyata, fakta atau hukum alam, misalnya buku tentang ilmu pengetahuan dan tekonologi, agam olah raga, musik, bahasa, sejarah dan sebagainya. Buku non fiksi haruslah mempunyai sisi dan cara menjelaskan misalnya secara terang dan nyata. Buku non fiksi ini juga hendaknya mudah dipahami oleh seluruh kalangan pembaca.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa terdapat dua jenis koleksi buku umum yaitu fiksi dan non fiksi, dimana buku fiksi merupakan buku yang bersifat menghibur seperti dongeng dan legenda, sedangkan buku non fiksi merupakan buku yang ditulis berdasarkan fakta dan kejadian seperti buku ilmu pengetahuan dan teknologi, olah raga dan sebagainya. Tersedianya buku tersebut di perpustakaan diharapkan mampu dimanfaatkan penggguna dengan baik dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

2.3.1.2 Koleksi Referensi

Jenis koleksi ini merupakan koleksi yang menjadi referensi atau rujukan dari perpustakaan kepada pengguna dalam melayani pertanyaan yang sifatnya khusus. Oleh karena itu koleksi ini sering disebut juga koleksi rujukan, panduan dan sebagainya. Koleksi ini biasanya berada di bagian layanan referensi di sebuah perpustakaan, tetapi banyak juga perpustakaan yang menempatkannya bersatu dengan koleksi buku lainnya.

Menurut Sumardji (1992: 28) Koleksi referensi adalah :

Kumpulan atau kelompok koleksi pustaka yang terdiri dari bahan-bahan pustaka berisi karya-karya yang bersifat memberitahu/menunjukkan (informatif/referensial) mengenai informasi-informasi tertentu, yang disusun secara sistematis yang digunakan sebagai alat petunjuk atau konsultasi.

Sedangkan menurut Soeatminah (1992: 25) “Buku referensi adalah buku yang isinya disusun dan diolah secara tertentu (misalnya menurut abjad), biasanya dipakai sebagai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak untuk dibaca serta keseluruhan dari awal sampai akhir misalnya kamus”.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa buku referensi merupakan bahan pustaka yang bersifat informatif yang disusun dan diolah secara


(40)

tertentu, biasanya buku ini tidak untuk dipinjamkan serta sebagai rujukan dari pertanyaan pengguna.

Menurut Yusup (1995: 31-56) jenis bahan pustaka yang dijadikan koleksi referensi adalah :

1. Kamus 2. Ensiklopedia 3. Buku tahunan 4. Buku pedoman 5. Direktori 6. Almanak 7. Bibliografi 8. Katalog 9. Indeks 10.Abstrak 11.Atlas

12.Dokumen pemerintah 13.Laporan hasil penelitian

14.Sumber-sumber informasi geografi, biografi dan petunjuk perjalanan Sedangkan menurut Sumardji (1992: 28-58) bahwa setiap bahan pustaka koleksi referensi dapat dibedakan beradasarkan sifat maupun macam dan isi informasi yaitu :

1. Menurut sifat informasi, koleksi referensi terdiri dari:

a. Koleksi referensi umum, yaitu koleksi referensi yang bersifat umum, ruang lingkupnya tidak terbatas hanya mengenai subyek-subyek informasi tertentu atau batas lain yang dapat memberikan kekhususan/spesifikasi informasi.

b. Koleksi referensi khusus, yaitu koleksi referensi yang berisi informasi khusus mengenai subyek informasi atau pokok bahasan bidang pengetahuan tertentu

2. Menurut macam dan isi informasi, koleksi referensi terdiri dari :

a. Almanak, yaitu suatu buku acuan yang berisi informasi mengenai daftar hari, minggu bulan peristiwa dan hari penting dalam setahun b. Buku pegangan yaitu buku acuan yang berisi ikhtisar pokok

bahasan atau subyek tertentu mengenai suatu ilmu pengetahuan serta informasi atau petunjuk praktis mengenai suatu jenis pekerajaan/kegiatan cara kerja suatu alat/piranti tertentu.

c. Buku tahunan, yaitu buka yang terbit setiap tahun, berisi informasi, statistik (data yang berupa angka-angka), atau ikhtisar tentang kejadian-kejadian yang telah terlaksana dalam satu tahun sebelumnya baik yang bersifat umum atau khusus, yang bersangkutan dengan sejarah/ perkembangan suatu


(41)

lembaga/badan/organisasi nasional maupun internasional dan bahkan bersangkutan dengan ilmu pengetahuan.

d. Direktori, merupakan buku acuan yang berisi: daftar nama orang (pejabat) lembaga/badan/organisasi dilengkapi dengan alamat, kegiatan, kode, dan data lain-lain yang disusun secara sistematis. e. Ensiklopedia, merupakan buku atau sejumlah buku acuan karya

universal yang menghimpun uraian tentang berbagi cabang bidang ilmu pengetahuan atau ilmu pengetahuan tertentu dalam artikel-artikel yang terpisah dan disusun secara alfabetis dan dikarang oleh ribuan pakar-pakar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan.

f. Kamus, merupakan buku acuan yang berisi daftar kata-kata dengan artinya masing-masing yang disusun secara sistematis.

g. Sumber biogarfi, berisi acuan tentang infosmasi mengenai nama, tanggal lahir (sampai kematian), kualifikasi, kedudukan, kegiatan, hobi, alamat dan riwayat hidup lainnya data orang-orang terkenal yang disusun secara sistematis

h. Sumber geografi, merupakan sumber informasi geografis dalam bentukacuan atau karya penyajian informasi yang berupa kamus ilmu bumi, buku petunjuk atau pemandu wisata, atlas, peta/map, globe.

i. Bibliografi, merupakan buku acuan yang berisi daftar buku dan/atau bahan pustaka lainnya yang disusun secara sistematis. j. Indeks dan abstrak. Indeks merupakan daftar kata atau istilah yang

biasanya terdapat pada bagian akhir dari suatu buku tersusun secara alfabetis, yang memberikan informasi mengenai halaman dimana terdapat masing-masing kata dan juga sebagai buku acuan yang berisi daftar karya tulis yang yang disusun secara sistematis. k. Abstrak yaitu perluasan dari indeks yang berisi ringkasan isi

(sarikarangan) dari karya tulis yang diindeks, yang sering terbatas pada subyek tertentu.

l. Lain-lain seperti penerbitan pemerintah pusat, penerbitan pemerintah daerah, karya-karya ilmiah/penelitian, kliping atau guntingan dari berbagai bidang berita/informasi tertentu dari pemerintah, dan dapat juga brosur-brosur, pamflet, pres release, dan lain-lain.

Dari keseluruhan jenis koleksi referensi di atas seperti almanak, direktori, buku tahunan, ensiklopedia, kamus dan sebagainya merupakan koleksi referensi yang dapat digunakan sebagai rujukan dari pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai bidang tertentu yang ditanyakan oleh pengguna unutk memenuhi kebutuhan informasinya.


(42)

2.3.1.3 Koleksi Audio Visual

Koleksi audio visual merupakan salah satu jenis sarana koleksi yang dapat mendukung kegiatan layanan perpustakaan. Koleksi ini adalah jenis koleksi yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi yang ada serta sering disebut juga dengan koleksi media pandang dengar. Sarana koleksi audio visual ini biasanya berada pada layanan audio visual yang diberikan perpustakaan kepada penggunanya. Menurut Yusup (1995: 64) bahwa “Koleksi media pandang dengar yaitu segala bahan perpustakaan yang cara memanfaatkannya menggunakan unsur pandang dengar”.

Sedangkan pengertian Layanan Audiovisual menurut Surachman (2008: 4) yang dikutip oleh Meliala (2010: 31) adalah :

Layanan yang secara langsung bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk Kaset Video, Kaset Audio, MicroFilm, MicroFische, Compact Disk, Laser Disk, DVD, Home Movie, Home Theatre, dll. Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran, dsbnya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam layanan perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai keterbatasan, seperti penglihatan yang kurang, buta, pendengaran yang kurang dan ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia/Audio-Visual memungkinkan perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pengguna dengan kriteria ini. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah Audible E-books, Digital Audio Books, InfoEyes (Virtual Reference), Braille, dsbnya.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa sarana koleksi audio visual adalah berupa kaset, CD, DVD, microfilm, microfische yang tidak lain semuanya bersentuhan dengan TI. Selain itu, tersedianya koleksi audio visual ini juga harus didukung dengan tersedianya alat yang dapat digunakan untuk menjalankan koleksi tersebut, sehingga koleksi audio visual dapat termanfaatkan dengan baik.

Koleksi audio visual ini juga memiliki keunggulan, seperti pendapat Dwyer yang dikutip Yusup (1995: 64) yang menunjukan bahwa adanya keunggulan jika jenis koleksi ini digunakan untuk melaksanakan kegiatan instruktional menurut orang belajar yaitu:

• 1% melalui rasa • 1,5% melalui sentuhan


(43)

• 3,5 % melalui penciuman • 115 melalui pendengaraan dan • 83 % melalui penglihatan.

2.3.1.4 Koleksi Terbitan Berseri

Koleksi terbitan berseri merupakan sarana koleksi perpustakaan yang memberikan layanan mengenai informasi-informasi terkini tentang suatu bidang ilmu pengetahuan, informasi hiburan serta berita- berita penting lainnya. Koleksi ini biasanya dilanggan oleh perpustakaan ataupun diterbitan sendiri oleh perpustakaan dalam jangka waktu tertentu yang tidak dapat ditetapkan. Encyclopedia Amaricana: international Edition yang dikutip Lasa (1994: 13) menyebutkan bahwa “Pengertian tentang periodical adalah terbitan, publikasi berseri dan berkelanjutan kecuali surat kabar. Terbit teraturdalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala/frekuensi tengah mingguan (seminggu dua kali) atau dapat juga terbit tiap semester/ tengah tahunan (setahun dua kali)”.

Menurut Lasa (1994: 17-20), kita dapat mengenali terbitan berseri dengan ciri khas/karakteristik terbitan ini seperti:

1. Dalam satu kali terbit membuat beberapa karangan yang ditulis oleh beberapa orang dengan topik yang berbeda dan dengan gaya bahasa yang berlainan.

2. Artikel, tulisan maupun karangan pada umumnya tidak terlalu panjang sebagaimana pada teks. Dengan membaca karangan pendek itu seseorang dapat menangkap ide pokok yang dikemukakan oleh penulis.

3. Menyampaikan berita, peristiwa, penemuan atau sesuatu yang dianggap menarik perhatian masyarakat pada umumnya.

4. Dikelola oleh orang, yang kemudian membentuk perkumpulan, organisasi maupun susunan redaksi. Redaksi inilah yang mengelola dan bertanggung jawab atas terbitan ini dengan tugas-tugas yang antar lain:

a. Mempersiapkan nasakah yang berupa artikel, pemberitahuan, pengumuman, iklan dan lain-lainnya.

b. Mengoreksi naskah dan menentukan apakah tulisan itu layak dimuat atau tidak

c. Bertanggung jawab atas tulisan, artikel yang dimuat itu. d. Bertanggung jawab atas penerbitannya


(44)

Ada beaya atau tidak, ada naskah atau tidak, redaksi yang mengusahakan itu semua.

5. Merupakan bentuk arsip ilmiah yang telah diketahui oleh masyarakat umum. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam majalah, surat kabar telah diketahui oleh banyak orang atau masyarakat awam.

6. Terbit terus menerus dengan memiliki kala waktu frekuensi terbit tertentu. Berbeda dengan buku teks yang terbitannya tidak dapat dipastikan.

7. Memiliki sistem kontrol internasional

Ciri ini dapat kita amati pada pencantuman nomor ISSN (InternationalSerial Standar Number) pada setiap judul majalah atau terbitan berseri lainnya.

Dari pendapat dan uraian di atas dapat diketahui bahwa terbitan berseri merupakan terbitan yang berkelanjutan dan terbit teraturdalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengankala/frekuensi tengah mingguan (seminggu dua kali) atau dapat juga terbit tiap semester/ tengah tahunan (setahun dua kali), seperti majalah, surat kabar, jurnal dan sebagainya.

2.3.2 Barcode Reader

Dalam kegiatan sirkulasi yang terautomasi biasanya perpustakaan meyediakan sarana dengan sistem barcode. Dalam sistem ini seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaan dimasukkan ke dalam pangkalan data sehingga jika terjadi transaksi maka label barcode tersebut akan terbaca oleh alat pembaca barcode dan akan terhubung ke komputer. “Barcode diartikan dengan kode atau simbol yang pada umumnya terdiri dari lajur-lajur atau batang-batang paralel, kadang-kadang berwarna warni, yang berbeda-beda tebal maupun jarak antara batangnya” (Lasa, 2005: 216). Sedangkan dalam Wikipedia (2012) “Barcode adalah suatu kumpulan data optik

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa alat untuk membaca barcode atau sering disebut dengan barcode reader merupakan alat yang digunakan untuk membaca kumpulan data optik ataupun kode yang terdapat pada buku dan kartu anggota perpustakaan, sehingga dengan menggunakan alat ini, kegiatan peminjaman dan pengembalian pada layanan sirkulasi akan semakin cepat dan mudah.


(45)

Menurut Wikipedia (2012) bahwa keuntungan dalam menggunakan barcode reader adalah sebagai berikut :

1. Proses input data lebih cepat, karena barcode readerdapat membaca / merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan proses input data secara manual.

2. Proses input data lebih tepat, karena teknologi barcode mempunyai ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.

3. Proses input lebih akurat mencari data, karena teknologi barcode mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.

4. Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan pencatatan data, dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang.

5. Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat, tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan perusahaan.

Beradasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan menggunakan barcode reader maka perpustakaan akan memperoleh keuntungan seperti proses input data peminjaman dan pengembalian lebih cepat, tepat, dan akurat serta mengurangi biaya dan pekerjaan dibandingkan dengan mengerjakannya secara manual. Selain itu juga manajemen akan jauh lebih baik dan mudah dalam menentukan kebijakan dan menggambil keputusan perpustakaan.

2.3.3 Sarana Internet dan Wifi

Internet merupakan sarana yang tersedia akibat dari adanya perkembangan teknologi. Komputer serta fasilitas wifi menjadi sarana yang mendukung dalam menyediakan layanan internet kepada pengguna, dengan adanya layanan internet pengguna perpustakaan dapat menemukan informasi tidak tercetak sesuai dengan kebutuhannya.

Santoso (2007) di dalam blognya menyatakan bahwa “Penyediaan sarana dan prasarana sebagai akses dimana pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat menggunakan Internet. Perpustakaan menyediakan sejumlah komputer sebagai terminal yang terhubung ke Internet”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa sarana dalam layanan internet di perpustakaan berupa sejumlah komputer yang terhubung ke internet,


(46)

merupakan akses yang dapat dimanfaatkan pengguna ataupun pustakawan untuk mencari informasi non tercetak yang dibutuhkan pengguna ataupun pustakawan.

Seiring dengan perkembangan teknologi, perpustakaan sering memfasilitasi pengguna dengan sarana wifi agar pengguna dapat terhubung dengan internet. Wifi merupakan sarana yang menggunakan sinyal atau frekuensi tertentu agar dapat dimanfaatkan, biasanya sarana ini hanya dapat dimanfaatkan di dalam gedung perpustakaan ataupun disekitar perpustakaan, tergantung jangkauan serta kecepatan yang tersedia di perpustakaan tersebut. Untuk dapat memanfaatkan wifi, pengguna harus memiliki alat yang dapat menangkap frekuensi wifi yang terdapat di sebuah perpustakaan. Dalam Wikipedia (2012) “Wi-fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN). Wi-fi merupakan suatu jaringan web atau dapat digunakan internet atau jaringan lainnya tanpa adanya kabel yang terpasang. Dengan adanya gelombang dan sinyal serta adanya jaringan yang tertangkap dan tersedia maka Wi-fi ini dapat digunakan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya wi-fi, pengguna perpustakaan dapat terhubung dengan internet tanpa menggunakan kabel, melainkan dengan menggunakan gelombang dan sinyal wi-fi serta jaringan yang dapat ditangkap sehingga pengguna dapat terhubung dengan internet, tentunya dengan menggunakan alat yang dapat menangkap dan terhubung dengan sinyal wi-fi tersebut.

Adapun peran internet Menurut Lasa (2005: 232) adalah: 1. Memperkenalkan teknologi informasi kepada pemakai

2. Membantu tugas–tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan informasi kepada pemakai

3. Internet mampu mengubah sistem pelayanan informasi perpustakaan dengan sistem jemput bola (proactive) dan dapat dilaksanakan dalam waktu cepat.

4. Informasi yang disediakan tidak hanya terbatas pada koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan, tetapi bentuk informasi itu akan bervariasi seperti data, statistik, laporan penelitian, grafik, dan data lain.

5. Para pemakai perpustakaan dalam waktu yang sama dapat menggunakan satu jenis bahan informasi. Cara demikian tidak


(47)

mungkin dapat dilaksanakan pada pemanfaatan pustaka berupa buku atau jurnal.

6. Memperluas pemanfaatan koleksi perpustakaan. Selama ini seolah-olah koleksi perpustakaan hanya untuk anggota saja, tetapi dengan adanya internet siapapun dapat menggunakanya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa internet berperan dalam memperkenalkan teknologi informasi kepada pengguna, membantu tugas pustakawan dalam membantu pelayanan kepada pengguna. Sehingga diharapakan dengan adanya sarana ini, pengguna dapat lebih beminat dalam memanfaatkan perpustakaan.

2.3.4 Sarana Penelusuran ( Katalog )

Sarana penelusuran merupakan sarana yang sangat penting pada perpustakaan, pengguna perpustakaan dapat menemukan koleksi dengan cepat dan mudah serta dapat mengetahui koleksi apa saja yang terdapat di sebuah perpustakaan. Sarana penelusuran tersebut berupa katalog perpustakaan. Menurut Soeatminah (1992: 96) bahwa “Katalog adalah daftar pustaka (buku dan non-buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat”.

Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa dengan adanya katalog yang menggambarkan bahan pustaka yang ada di perpustakaan, maka pengguna dapat menggunakannya untuk mencari dan menemukan lokasi bahan pustaka dengan cepat dan mudah. Sesuai dengan perkembangannya, katalog perpustakaan mengalami perkembangan yang sangat baik. Pada awalnya katalog hanya manual berbentuk kartu, tetapi sekarang ini katalog dapat diakses dimana saja dan kapan saja yang sering disebut dengan katalog online. Katalog yang pengaksesannya secara online merupakan katalog komputer terpasang atau disebut juga Online Public Access Catalogue (OPAC).

1. Penelusuran Katalog Manual

Katalog manual merupakan salah satu bentuk sarana katalog penelusuran yang paling awal muncul dan digunakan perpustakaan sebagai alat penelusuran.


(48)

Katalog manual dapat berbentuk lembaran-lembaran kecil ataupun berbentuk buk dan terus berbkembang sampai saat ini terutama bentuk fisiknya. Menurut Sulistiyo-Basuki (2003: 318-319) bahwa “Katalog perpustakaan yang ada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berkas (sheaf catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk indeks kasat mata (visible index), kartu puched, mikrofilm, pita magnetis, komputer dan compact disk read only memory (CD-ROM).

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa katalog manual mengalami perkembangan bentuk fisik mulai dari berbentuk katalog berkas, katalog buku, katalog kartu, katalog berbentuk indeks kasat mata, mikrofilm, pita magnetis hingga CD-ROM. Perkembangan katalog membuat pengguna semakin mudah dalam melakukan penelusuran koleksi yang ada di perpustakaan.

2. Penelusuran Katalog Online

Katalog online atau sering disebut juga dengan Online Public Access Catalog (OPAC) merupakan katalog yang paling modern yang dimiliki sebuah perpustakaan sampai saat ini. Menurut Corbin yang dikutip Hasugian (2001: 5) bahwa “OPAC adalah suatu katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna”.

Sedangkan menurut Tedd yang dikutip Hasugian (2001: 5) menyatakan bahwa :

OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang koleksinya, dan jika sistem catalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam.

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa OPAC merupakan katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi di sebuah perpustakaan yang dapat diakses secara umum. Di dalam OPAC juga pengguna dapat memastikan apakah koleksi tersedia dan dapat dipinjam ataupun sedang dipinjam oleh pengguna tetapi jika sistem katalog dihubungkan dengan bagian sirkulasi.


(1)

Pe rnyataa n 21

14 14,3 14,3 14,3

60 61,2 61,2 75,5

24 24,5 24,5 100,0

98 100,0 100,0

Tidak s etuju Setuju

Sangat Set uju Total

Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Pe rnyataa n 22

24 24,5 24,5 24,5

52 53,1 53,1 77,6

22 22,4 22,4 100,0

98 100,0 100,0

Tidak s etuju Setuju

Sangat Set uju Total

Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Pe rnyataa n 23

10 10,2 10,2 10,2

57 58,2 58,2 68,4

31 31,6 31,6 100,0

98 100,0 100,0

Tidak s etuju Setuju

Sangat Set uju Total

Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Pernyataan 24

2 2,0 2,0 2,0

19 19,4 19,4 21,4

51 52,0 52,0 73,5

26 26,5 26,5 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Pernyataan 25

4 4,1 4,1 4,1

15 15,3 15,3 19,4

63 64,3 64,3 83,7

16 16,3 16,3 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pernyataan 26

3 3,1 3,1 3,1

23 23,5 23,5 26,5

35 35,7 35,7 62,2

37 37,8 37,8 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pernyataan 27

6 6,1 6,1 6,1

17 17,3 17,3 23,5

31 31,6 31,6 55,1

44 44,9 44,9 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pe rnyataa n 28

13 13,3 13,3 13,3

54 55,1 55,1 68,4

31 31,6 31,6 100,0

98 100,0 100,0

Tidak s etuju Setuju

Sangat Set uju Total

Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent


(3)

Pernyataan 29

1 1,0 1,0 1,0

8 8,2 8,2 9,2

64 65,3 65,3 74,5

25 25,5 25,5 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pe rnyataa n 30

4 4,1 4,1 4,1

45 45,9 45,9 50,0

49 50,0 50,0 100,0

98 100,0 100,0

Tidak s etuju Setuju

Sangat Set uju Total

Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Pernyataan 31

1 1,0 1,0 1,0

8 8,2 8,2 9,2

53 54,1 54,1 63,3

36 36,7 36,7 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pernyataan 32

1 1,0 1,0 1,0

3 3,1 3,1 4,1

69 70,4 70,4 74,5

25 25,5 25,5 100,0

98 100,0 100,0

Sangat tidak setuju Tidak s etuju Setuju Sangat Setuju Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

Lampiran VI : Hasil Uji Regresi Linier Sederhana

Va riables Entere d/Re movedb

Keters edia an Sarana Layanan Perpus tak aana

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All request ed variables ent ered. a.

Dependent Variable: P emanfaatan Perpust akaan b.

Coefficientsa

13,989 1,451 9,641 ,000

,210 ,021 ,719 10,126 ,000 (Constant)

Ketersediaan Sarana Layanan Perpus takaan Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Pemanfaatan Perpus takaan a.

Model Summaryb

,719a ,516 ,511 2,49340 ,284

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), Ketersediaan Sarana Layanan Perpustakaan a.

Dependent Variable: Pemanfaatan Perpus takaan b.

ANOV Ab

637,499 1 637,499 102,540 ,000a

Regres sion Model

1

Sum of


(5)

(6)