PERANAN AUDITOR HUKUM DALAM PENGADAAN BA

  PERANAN AUDITOR HUKUM DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA Andika Hamam Arifin (15919040)

  Menurut Arifin Djauhari, Sekertaris Jendral Asahi, keberadaan profesi auditor hukum sangant penting untuk mencegah kemunculan legal complaint. Ruang lingkupnya bukan Cuma dalam pemerintahan, tapi juga di dunia bisnis, korporasi, dan kehidupan masyarakat. Auditor hukum berfungsi mencegah terjadinya masalah hukum.

  Auditor hukum adalah seorang yang melakukan analisis, pengkajian, dan penelitian tingkat kepatuhan hukum para subjek hukum (orang atau badan hukum), objek hukum (benda atau asset), dan perbuatan hukumnya (transaksi objek hukum). Mengenai audit hukum itu sendiri adalah suatu kegiatan pemeriksaan dan analisis hukum atas pihak-pihak tertentu yang menjadi target audit, baik perorangan maupun lembaga. Tujuannya adalah menjaga kepatuhan atau legalitas hukum.

  Sekarang ini banyak pejabat pemerintahan, baik ditingkat pusat maupun daerah tidak mengetahui resiko hukum dalam membuat kebijakan. Dengan mengetahui resiko hukum mereka tidak akan melakukan penyimpangan.

  Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), menjadi lembaga yang sering membantu aparat penegak hukum dalam mengusut kasus korupsi. Begitu juga dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

  Lembaga ini jarang dimintai bantuan untuk mengusut kasus-kasus korupsi. Namun, hasil audit BPK atau BPKP dinilai tidak banyak membantu untuk mengungkap sebuah kasus korupsi. Audit yang dilakukan kedua lembaga ini, lebih focus ke sisi kuantitatif. “mereka memang sudah melakukan audit investigative, tapi dari segi aspek hukumnya, mereka belum melakukan itu karena mereka belum memiliki auditor hukum.

  Ruang Lingkup Perkerjaan Auditor

  1. Mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan pendapat hukum atas subjek hukum (bentuk-bentuk, legalitas pendirian, perijinan, kelengkapan administrasi, pendaftaran, legalitas melakukan perbuatan hukum, struktur organisasi dan tugas serta fungsinya

  2. Mengidentifikasi, menganalisa, dan memberikan pendapat hukum atas objek tidak berwujud, atas nama, atas bawa/unjuk, asset atau hutang, kelengkapan dan kebenaran dokumen kepemilikan/perolehan. peristiwa hukum (jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, pinjam meminjam, hutang piutang, sewa beli, gadai, penjaminan, pewarisan, akibat perkawinan, akibat perceraian, likuidasi/pembubaran, kepailitan, pemberian kuasa)

  4. Melengkapi, menggunakan, dan mengolah check list/ daftar dokumen-dokumen hukum atas subyek hukum, dan perbuatan hukum serrta permasalahan-permasalahan hukum dalam rangka menganalisa dan memberikan kesimpulan serta pendapat hukum

  5. Melengkapi, menggunakan, dan mengolah check list/ daftar dokumen-dokumen sumber- sumber hukum atas objek hukum, subjek hukum dan perbuatan hukum dalam rangka menganalisa dan memberikan kesimpulan serta pendapat hukum

  Manfaat Auditor Hukum

  1. Dari hasil audit hukum akan diperoleh umpan balik (feed-back) sebagai bahan masukan untuk dapat dilakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan serta penyempurnaan pengaturan di sector ekonomi dan usaha secara tepat dan efektif demi tercapainya tingkat kepatuhan dan penerapan hukum yang tinggi (rules compliance) serta terwujudnya Good Corporate Governance

  2. Dapat dilakukan pengelolaan resiko (risk management) secara lengkap dan lebih sempurna. Sebab dengan audit hukum akan dilakukan analisa hukum, penilaian hukum, sekaligus penerapan hukum dalam melakukan setiap perbuatan hukum atau transaksi hukum. Segala kemungkinan resiko hukum dalam setiap transaksi menjadi terukur dan sudah di antisipasi dan kelola dengan maksimal (di-hedging) dengan dilakukan tindakan legal contingency plan. Sehingga segala resiko ekonomi dan usaha yang mungkin timbul sudah dapat di teksi, dan karenanya sedapat mungkin dihindari atau setidaknya telah diberi langkah-langkah pengamanan 9adanya jaminan atau agunan yang memadai, diasuransikan, dan lain-lain). Dengan para investor, para pelaku ekonomi dan usaha akan dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan yang merugikan investasi

  3. Dapat dilakukan pemberantasan berbagai tindakan pelanggaran hukum di berbagai sector oleh para pelaku ekonomi dan usaha yang tidak bertanggung jawab. Baik tindak pidana ekonomi, tindak pidana perpajakan, tindak pidana korupsi, pelanggaran berbagai merugikan Negara, pemerintah, masyarakat, maupun para pelaku ekonomi dan usaha itu sendiri memastikan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan berdasarkan Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 4 Tahun 2015 yang merupakan Perubahan keempat Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan peraturan lain yang berlaku untuk badan usaha lainnya yang mempunyai ketentuan-ketentuan khusus dalam proses pengadaan barang dan jasa dengan mengacu pada prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa yaitu:

   Efisien  Efektif  Terbuka dan bersaing  Transparan  Adil/ tidak diskriminatif  Akuntabel Hal ini diperlukan untuk mendorong praktik pengadaan barang dan jasa yang baik dan menekan kebocoran anggaran (Clean Governeance). Disamping tujuan tersebut diatas, tujuan audit hukum dalam pengadaan Barang dan Jasa juga adalah:

  a. Untuk meyakinkan proses pengadaan barang dan jasa telah sesuai dengan ketentuan yang mengaturnya b. Memastikan proses pengadaan barang dan jasa mampu melindungi Pihak-Pihak berkepentingan c. Memastikan proses pengadaan yang masuk dinilai berdasarkan kriteria yang sama, memelihara tingkat kepercayaan public dan peserta tender d. Meyakinkan keputusan yang dibuat terhindar dari tuntutan hukum, dan

  e. Meyakinkan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang dan jasa Audit hukum pengadaan barang/ jasa merupakan audit dengan tujuan hukum tertentu berdasarkan penjelasan pasal 4 (4) UU No.15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan Negara. Audit dengan tujutan tertentu untuk menilai ketaatan terhadap ketentuan pengadaan barang/jasa, berupa audit yang dilaksanakan dengan cara pemeriksaan dari aspek hukum dan perundang-undangan, terhadap suatu lembaga, sistem, proses, dan produk dengan mengidentifikasi subjek hukum, objek hukum dan perbuatan hukum guna memastikan bahwa seluruh ketentuan telah diikuti dengan benar, jujur dan berintegritas, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses pengadaan barang / jasa. Dan audit hukum baiknya dilaksanakan sebelum proses pengadaan barang/jasa berlangsung, saat proses pengadaan barang/jasa sedang berlangsung, dan/atau segera setelah proses pengadaan barang/jasa selesai.