PERANAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM (1)

PERANAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
DALAM
MEWUJUDKAN NEGARA HUKUM INDONESIA

DISUSUN OLEH :
MONTISA MARIANA, S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON

1

PERANAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM
MEWUJUDKAN NEGARA HUKUM INDONESIA

I. LATAR BELAKANG MASALAH
Negara hukum adalah negara yang berlandaskan atas hukum. Dengan kata
lain, segala sesuatu yang berlangsung di negara tersebut didasarkan atas hukum atau
konstitusi. Lahirnya negara hukum banyak dipengaruhi oleh berbagai ideology,
falsafah bangsa, maupun keadaan suatu negara. Secara embrionik, gagasan negara

hukum telah dikemukakan oleh Plato, ketika ia mengintrodusir konsep Nomoi,
sebagai karya tulis ketiga yang dibuat di usia tua nya, sementara dalam dua tulisan
pertama, Politeia dan Politicos, belum muncul istilah negara hukum. Dalam Nomoi,
Plato mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang baik ialah yang
didasarkan pada pengaturan ( hukum ) yang baik.

1

Gagasan Plato tentang negara

hukum ini semakin tegas ketika didukung oleh muridnya, Aristoteles, yang
menuliskannya di dalam buku Politica. Menurut Aristoteles, suatu negara yang baik
ialah negara yang diperintah dengan kostitusi dan berkedaulatan hukum.

2

Ada tiga

unsur dari pemerintahan yang berkonstitusi yaitu : Pertama, pemerintahan
dilaksanakan untuk kepentingan umum. Kedua, Pemerintahan dilaksanakan menurut

hukum yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat

1

Dikutip dari Tahir Azhary, Negara Hukum, Bulan Bintang, Jakarta, 1992, hlm.66, dalam
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, 2003, hlm.2
2
Ibid, hlm.2.

2

secara sewenang–wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi. Ketiga,
pemerintahan berkonstitusi berarti pemerintahan yang dilaksanakan atas kehendak
rakyat, bukan berupa paksaan–paksaan yang dilaksanakan pemerintahan despotic.

3

Selanjutnya meskipun ide tentang negara hukum telah lama diungkapkan oleh
berbagai ahli, namun dipandang dari penggunaan istilah negara hukum, baru secara
eksplisit muncul pada abad 19.

Indonesia sendiri adalah jajahan Belanda sehingga sistem hukum nya pun
banyak terpengaruh oleh Belanda, yaitu rechtstaat. Namun, dalam perjalanannya,
Indonesia memiliki tipe negara hukum tersendiri, yaitu negara hukum Pancasila,
walaupun memang tidak dapat sepenuhnya terlepas dari konsep rechtstaat.
Perkembangan tipe negara hukum membawa konsekwensi terhadap peran
Hukum Administrasi Negara ( HAN ), karena semakin sedikit campur tangan negara
di dalam kehidupan bermasyarakat, semakin kecil pula peran HAN di dalamnya,
namun sebaliknya, dengan semakin banyak campur tangan negara di dalam
kehidupan bermasyarakat, semakin besar pula peran HAN di dalamnya. Hal ini
sejalan dengan konsep negara welfarestate, administrasi negara diwajibkan untuk
berperan secara aktif diseluruh segi kehidupan masyarakatnya, dan ini merupakan
salah satu sifat khas pemerintahan negara modern. 4
Indonesia adalah negara yang mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Hal
tersebut dapat dilihat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
3

Ibid, hlm.2..
SF Marbun Dkk, Dimensi–dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press,
Yogyakarta, 2004, hlm.48.
4


3

Indonesia Tahun 1945, dimana di dalam alinea ke-4 tertera bahwa, “ … Dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial….”. Oleh karena itulah, untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
rakyat, negara akan banyak mempunyai kontribusi di dalam kehidupan rakyatnya.
Di dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya dalam mewujudkan negara
hukum Indonesia, negara ( dalam hal ini pemerintah ) akan banyak sekali menghadapi
kendala. Kendala yang paling banyak terjadi adalah adanya permasalahan antara
pejabat sebagai pelaksana fungsi negara dengan warga negara. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa pelaksanaan fungsi dan kewajiban oleh aparatur negara pun
memiliki sisi negatif, seperti penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, tindakan
sewenang-wenang dan lain sebagainya. Hukum sebagai salah satu hal yang sangat
penting di dalam pembentukan suatu negara hukum, harus dapat menjadi payung
terhadap segala permasalahan yang ada. Dan karena hukum memegang peranan
tertinggi di dalam suatu negara, secara otomatis hukum berada di atas kepentingan
politik atau penguasa, sehingga baik penguasa, pejabat maupun warga negara harus
mengikuti aturan-aturan hukum yang ada, tanpa terkecuali.

Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur hubungan antara
masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan kewenangannya sebagai
penguasa. Di sini hukum administrasi negara memegang peranan yang sangat penting
sebagai pemecah masalah. Bagaimanakah peranan hukum administrasi negara dalam

4

mewujudkan negara hukum Indonesia? Itulah yang akan penulis coba uraikan di
dalam makalah ini.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kedudukan dan fungsi Hukum Administrasi Negara di dalam negara
hukum?
2. Bagaimanakah peranan Hukum Administrasi Negara dalam mewujudkan negara
hukum Indonesia?

III.

PEMBAHASAN


A. PENGERTIAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
Sebagai bagian dari ilmu sosial, baik substansi maupun pengertian hukum
administrasi negara terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Di
abad pertengahan misalnya, hukum administrasi negara banyak diberi pengertian
sebagai aturan–aturan hukum yang harus diperhatikan oleh perlengkapan negara
didalam menjalankan pekerjaan ( tugas ) nya.

5

Pengertian tersebut kemudian

berkembang menjadi serangkaian aturan hukum yang mengatur bagaimana
administrasi negara menjalankan fungsinya, yakni pada awal abad ke 20.
Perkembangan

pengertian

tersebut

terjadi


akibat

semakin

berkembangnya

fungsi–fungsi pemerintahan yang diselenggarakan oleh administrasi negara.
5

Lihat Muchsan, Beberapa catatan tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan
Administrasi Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1981, hlm.10

5

Istilah

hukum

administrasi


negara

berasal

dari

bahasa

Belanda

Administratiefrecht, Administrative Law menurut ilmu pengetahuan hukum di
Inggris, Droit Administratief di Perancis, atau Verwatungsrecht di Jerman.6
Berbagai perkembangan dalam kehidupan masyarakat yang mempengaruhi
fungsi–fungsi administrasi negara cukup berpengaruh pada batasan–batasan
pengertian yang dikemukakan oleh kalangan ilmuwan hukum. Berikut ini akan
dikemukakan definisi hukum administrasi negara dari berbagai sarjana hukum.
1. “ Wanner wij, beginend aan een inleiding in het algemeen bestuursrecht, trachten
tot een begripsbepaling te komen, stuiten wij in de aats op de term ‘bestuursrecht’.
Wat omvat dit onderdeel van het recht? Wij kunnen vaststellen dat bestuursrecht deel

uitmaakt van het publiekrecht… het bestuursrecht kan worden omschreven als de
regels ( van het publiekrecht ) welke betrekking hebben op het ( openbaar ) bestuur. 7
Apabila kita, - mengawali pengantar hukum administrasi negara secara umum –
berupaya untuk memahami konsep tertentu, pertama–tama kita batasi pada term
“hukum administrasi negara” Apa isi bagian hukum ini? Kita dapat menetapkan
bahwa hukum administrasi negara merupakan bagian dari hukum publik… hukum
administrasi negara dapat dijelaskan sebagai peraturan–peraturan ( dari hukum
publik) yang berkenaan dengan pemerintahan umum.

6

C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum Administrasi Negara, Pradnya Paramita,
Jakarta, 2005, hlm.2.
7
C.J.N Versteden, Inleiding Algemeen Bestuursrecht, Samsom H.D.Tjeenk Willink, Alphen aan
den Rijn Vuga Boekerij’s – Gravenhage, 1984, hlm.12-13, dalam Ridwan, op.cit, hlm.22.

6

2. Menurut R.J.H.M Huisman,


8

untuk menemukan definisi yang baik mengenai

istilah hukum administrasi negara, pertama–tama harus ditetapkan bahwa hukum
administrasi negara merupakan bagian dari hukum publik, yakni hukum yang
mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dengan
warga negara atau hubungan antar organ pemerintahan. Hukum administrasi negara
memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara bagaimana organ
pemerintahan melaksanakan tugasnya. Jadi hukum administrasi negara berisi aturan
main yang berkenaan dengan fungsi organ–organ pemerintahan.
3. Menurut Van Poelje9 hukum administrasi negara atau hukum pemerintahan pada
dasarnya dapat dibedakan berdasarkan tujuannya dari hukum tata negara, memuat
peraturan–peraturan hukum yang menentukan ( tugas–tugas yang dipercayakan )
kepada organ–organ pemerintahan itu, menentukan tempatnya dalam negara,
menentukan kedudukan terhadap warga negara, dan peraturan–peraturan hukum yang
mengatur tindakan–tindakan organ pemerintahan itu.
4. Menurut P. de Haan10, hukum administrasi negara berkenaan dengan organisasi
dan fungsionalisasi pemerintahan umum dalam hubungannya dengan masyarakat.

5. Menurut H.D van Wijk / Willem Konijnenbelt

11

, hukum administrasi negara,

hukum tata pemerintahan adalah keseluruhan hukum yang berkaitan dengan

8

R.J.H.M Huisman, Algemeen Bestuursrecht, Een inleiding, Kobra, Amsterdam, tt, hlm.4,
dalam Ridwan, ibid, hlm.23
9
Van Poelje, Algemene INleiding Tot De bestuurskunde, Samsom nv, Alphen aan den Rijn,
1964, hlm.4, dalam Ridwan, ibid, hlm.24.
10
P. de Haan, et.al, hlm.21, dalam Ridwan, ibid, hlm.24.
11
H.D van Wijk / Willem Konijnenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht, Uitgeverij
Lemma BV. Utrecht, 1995, hlm.41, dalam Ridwan, ibid, hlm.25.

7

( mengatur ) administrasi, pemerintah, dan pemerintahan. Secara global dikatakan,
hukum administrasi negara merupakan instrument yuridis yang digunakan oleh
pemerintah untuk secara aktif terlibat dalam kehidupan kemasyarakatan, dan di sisi
lain HAN merupakan hukum yang dapat digunakan oleh anggota masyarakat yang
mempengaruhi dan memperoleh perlindungan dari pemerintah. Jadi HAN memuat
aktifitas mengenai aktivitas pemerintahan.
6. Menurut A.D Belinfante12, HAN meliputi peraturan–peraturan yang berkenaan
dengan administrasi. Administrasi berarti sama dengan pemerintahan. Oleh karena itu
HAN disebut juga hukum tata pemerintahan. Perkataan pemerintahan dapat
disamakan dengan kekuasaan eksekutif, artinya pemerintahan merupakan bagian dari
organ dan fungsi pemerintahan, yang bukan organ dan fungsi pembuat
Undang–Undang dan peradilan.
7. Menurut Sjahran Basah13, hukum administrasi negara adalah seperangkat peraturan
yang memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga
melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara dan melindungi
administrasi negara itu sendiri.
8. J.M Baron de Gerando14, mendefinisikan hukum administrasi pendekatan pada
objek, yakni peraturan–peraturan yang mengatur hubungan timbal balik antara

12

A.D Belifante, Kort Begrip van het Administratief Recht, Samsom Uitgeverij, Alphen aan den
rijn, 1985, hlm.11, dalam Ridwan, ibid, hlm.25.
13
Sjahran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap – Tindak Administrasi Negara, Alumni,
Bandung, 1992, hlm. 4, dalam Ridwan, ibid, hlm.26.
14
Lihat Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi, Laksbang Pressindo,
Yogyakarta, 2008, hlm.16.

8

pemerintah dan rakyat. ( La droit administrative a pour obyact les regles qui
regissent les rapports reciproques de I’administration avec les administers ).
9. Van Vollenhoven

15

mendefinisikan hukum administrasi adalah keseluruhan

ketentuan yang mengikat alat–alat perlengkapan negara, baik tinggi maupun rendah,
setelah alat–alat itu akan menggunakan kewenangan–kewenangan ketatanegaraan
( het administratief recht is dat complex van bepalingen, waaraan hogere en lagere
organen gebonden zijn, zodra ze van hun reeds vaststaande, staatsrechttelijke
bevoegheid gebruik gaan maken ). Karena itu hukum administrasi memiliki
karakteristik sebagai pembatasan terhadap kebebasan pemerintah, dan merupakan
jaminan bagi mereka yang harus taat pada pemerintah.
10. Definisi yang dikemukakan dalam Laporan Komisi Penyatuan Hukum
Administrasi Belanda cetakan kelima pada tahun 1984 ( Rapport van de commisie
inzake

algemene

bepalingen

van

administratief

recht

)16,

menyebutkan

“ administratief recht “ atau “ bestuur recht “ meliputi peraturan–peraturan yang
bersangkut paut dengan pemerintah. Namun demikian, tidak semua peraturan yang
menyangkut pemerintahan termasuk lapangan hukum administrasi.
11. Menurut De La Bassecour Caan,17 bahwa yang dimaksud dengan hukum
administrasi negara adalah himpunan peraturan–peraturan tertentu yang menjadi
sebab maka negara berfungsi ( beraksi ). Maka peraturan–peraturan itu mengatur
hubungan–hubungan antar tiap–tiap warga ( negara ) dengan pemerintahnya.
15

Ibid, hlm.16.
Ibid, hlm.16..
17
E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtiar, Jakarta, 1961, hlm.1
16

9

12. Hukum administrasi negara, atau yang biasa disebut hukum pemerintahan,
menurut E. Utrecht18 adalah : “ …. Menguji hubungan hukum istimewa yang
diadakan akan memungkinkan para pejabat ( ambtsdragers ) administrasi negara
melakukan tugas mereka yang khusus. “
13. Prof. Djokosutono, S.H19 memandang hukum administrasi negara sebagai hukum
mengenai hubungan antara jabatan-jabatan negara satu sama lainnya serta hubungan
hukum antara jabatan-jabatan negara tersebut dengan para warga masyarakat.
Dari pendapat para sarjana ahli hukum tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan antara
pejabat pemerintah dalam melaksanakan tugasnya, dengan warga negara. Hukum
administrasi negara bertujuan untuk melindungi warga negara dari tindakan
sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, tentunya hukum
administrasi negara pun tidak hanya melindungi warga negara, namun juga pejabat
pemerintah, sehingga dapat dikatakan bahwa hukum administrasi negara mempunyai
peran yang cukup proporsional di dalam pemerintahan suatu negara. Oleh karena
itulah, pengadilan tata usaha negara ( PTUN ) merupakan salah satu ciri negara
hukum. Karena, PTUN dibutuhkan untuk menjamin adanya keadilan dan persamaan
dihadapan hukum ( equality before the law ).
Dan dapat disimpulkan pula bahwa hukum administrasi negara adalah
seperangkat norma atau aturan yang bersifat khusus yang mengatur tentang
18
19

Ibid, hlm.1.
Dikutip dari C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, op.cit, hlm.21.

10

kekuasaan pemerintah ( eksekutif ) dalam menjalankan kewenangannya. Hubungan
antara masyarakat dan pemerintah akan terjamin dan terlindungi, ketika kewenangan
pemerintah dijalankan sesuai dengan wewenangnya. Oleh karena itu di dalam
menjalankan fungsi pemerintahan berpijak pada norma wewenang, dalam arti
tindakan hukum hanya dapat dilaksanakan dalam hal dan dengan cara yang
diperkenankan oleh peraturan yang sah. Dengan demikian pada hakekatnya hukum
administrasi diarahkan pada perlindungan hukum bagi rakyat atas tindakan
pemerintah.

Karena

walaupun

pemerintah

mempunyai

wewenang

untuk

melaksanakan tugas dan wewenangnya (termasuk di antaranya melalui freies
ermessen), namun hukum administrasi negara melalui pengadilan tata usaha negara
(PTUN) adalah salah satu bentuk upaya untuk mendukung efektifitas peranan
pemerintah yaitu melalui kontrol peradilan atau yudisial yang efektif.

B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
DI DALAM NEGARA HUKUM
Di dalam lapangan hukum, hukum digolongkan menjadi hukum publik dan
hukum privat. Hukum publik sebagai hukum yang mengatur hubungan antara
pemerintah dan masyarakat, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur
hubungan antara individu dengan individu atau individu dengan badan hukum atau
sebaliknya, dengan kata lain, hukum privat memuat peraturan–peraturan hukum
tentang tingkah laku para warga negara dalam pergaulan hidup sebagai anggota
masyarakat.

11

Menurut Wiryono Prodjodikoro,

20

hukum publik ini terbagi ke dalam tiga

golongan, yaitu golongan pertama hukum tata negara, golongan ke dua hukum tata
usaha negara dan golongan ketiga adalah hukum pidana. Di sisi lain dari hukum
publik ini ada hukum privat atau hukum perdata. Hukum tata negara mengenai
alat–alat perlengkapan negara, yaitu susunan dan tugas masing–masing, seperti
pemerintahan, Dewan Perwakilan Rakyat, Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Badan–Badan Pengadilan, Badan Pengawas Keuangan, dan lain–lain. Sedangkan
hukum tata usaha negara mengenai pelaksanaan tugas alat–alat perlengkapan negara
tersebut, terutama pelaksanaan tugas pemerintahan berhubungan dengan kemakmuran
rakyat, kepentingan lalu lintas, pendidikan, kebudayaan dan lain–lain.
Secara historis dapat dikatakan bahwa hukum administrasi negara merupakan
perpanjangan tangan dari hukum tata negara. Mengapa demikian? Karena pada
awalnya hukum administrasi merupakan bagian dari hukum tata negara.
Hukum tata negara adalah hukum yang memberi gambaran tentang negara
dalam keadaan diam atau tidak bergerak, yaitu memberi wewenang, membagi
pekerjaan dan memberi bagian–bagian kepada masing–masing badan yang tinggi
maupun yang rendah, sedangkan hukum administrasi mempertunjukkan negara dalam
keadaan yang bergerak, yakni ketentuan–ketentuan yang mengikat badan–badan yang

20

Wirjono Projodikoro, Asas – Asas Hukum Pidana di Indonesia, PT. Eresco, Bandung, 1989,
hlm. 2 -3, dalam Sadjijono, op.cit, hlm. 22.

12

tinggi maupun yang rendah bila badan–badan itu menggunakan wewenangnya yang
telah diberikan oleh hukum tata negara. 21
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa hukum administrasi baru
ditetapkan setelah badan–badan pemerintahan mendapatkan wewenang dari hukum
tata negara dan wewenang tersebut akan dijalankan. Ini yang dimaksud dengan
hukum administrasi merupakan perpanjangan hukum tata negara.
Hukum administrasi ditetapkan sebagai hukum publik, karena isi, sifat dan
hubungan serta sumber kepentingan yang dilindungi adalah masyarakat (rakyat), dan
mengatur hubungan antara penguasa (pemerintah) dengan masyarakat, sehingga
berkaitan dengan isu–isu kepentingan publik.
Hukum administrasi sebagai hukum publik memiliki hubungan erat dengan
tindakan publik (tindakan pemerintah) dalam mengatur dan mengendalikan
masyarakat. Di sisi lain hukum administrasi juga membatasi dan mengendalikan
tindakan publik (tindakan pemerintah) itu sendiri. Karena sebagaimana yang sudah
penulis paparkan di atas, pejabat (pemerintah) dapat secara sewenang-wenang dalam
melaksanakan fungsi dan kewajibannya. Hukum administrasi negara mempunyai
salah satu fungsi yaitu mencegah hal tersebut terjadi, dan apabila memang terjadi
tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dalam
menjalankan tugas administrasi negara yang berkaitan dengan masyarakat, maka
hukum administrasi negara berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

21

Lihat E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Pustaka Tinta Mas, Surabaya,
1986, hlm. 72 -73.

13

Sebagai hukum publik, hukum administrasi memiliki fungsi yang sangat
strategis dan penting. Fungsi hukum administrasi menurut konsep P. de Haan cs,
memiliki tiga fungsi, antara lain :22
a. Fungsi Normative (normative functie) yang meliputi fungsi organisasi
(pemerintah) dan instrument pemerintahan.
b. Fungsi Instrumental (instrumentele functie) yang meliputi fungsi instrumental
aktif dan fungsi instrumental pasif. Fungsi instrumental aktif dalam bentuk
kewenangan dan fungsi instrumental pasif dalam bentuk kebijaksanaan
(beleid). Fungsi instrumental ini diarahkan pada pencapaian tujuan
pemerintahan, sehingga mengandung asas efisiensi (daya guna) dan asas
efektifitas (hasil guna).
c. Fungsi jaminan (waarborgfunctie) yang meliputi tiga jenis jaminan, yaitu :
1) Jaminan pemerintahan (beestuurlijk waarbogen) yang menyangkut
tentang aspek doelmatige dan democratie, antara lain : keterbukaan,
inspraak, dan berbagai mekanisme pengawasan.
2) Perlindungan hukum
3) Ganti rugi.
Sedangkan J Van der Hoeven dalam bukunya De Drie Dimensies van het
besturrecht memaparkan tiga sisi hukum administrasi, meliputi :23

22

Lihat dalam Philipus M. Hadjon, Analisis terhadap RUU tentang Administrasi Pemerintahan,
Makalah dalam Lokakarya RUU Administrasi Pemerintahan dan RUU Tata Hubungan Kewenangan
Pemerintah Pusat dan Daerah, Surabaya, 15 Juni 2005, hlm. 2 -3, dalam Sadjijono, op.cit,
hlm. 26 – 27.

14

a.

Normativiteit yaitu hukum tentang kekuasaan memerintah (recht op de
regermacht)

b.

Organisasi dan instrumental (de organizatie en instrumentarium), dan

c.

Kedudukan hukum warga negara terhadap pemerintahan (de rechtspositie
van der tegenover het bestuur)
Berdasarkan fungsi administrasi yang dikemukakan oleh P. de Haan dan J.

van der Hoven tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hukum administrasi negara
berfungsi sebagai norma yang mengatur lembaga dan kekuasaan pemerintahan ;
sebagai sarana menjalankan pemerintahan, yakni landasan kewenangan maupun
kebijakan; dan berfungsi menjamin warga negara atas tindakan pemerintah. Inti dari
hukum

administrasi

tersebut

adalah

memungkinkan

administrasi

(negara)

menjalankan fungsi nya, dan melindungi warga negara terhadap sikap tindak
administrasi (negara) dan juga melindungi administrasi (negara) itu sendiri.
Kedudukannya sebagai bagian dari hukum publik menyebabkan hukum administrasi
negara akan banyak berinteraksi dengan kehidupan warga negara. Sehingga dapat
dikatakan bahwa hukum administrasi negara sebagai hukum yang bergerak akan
selalu mengalami perubahan-perubahan berkaitan dengan perubahan kehidupan
masyarakat.

23

Philipus M Hadjon, Pemerintahan Menurut Hukum ( wet – en Rechmatige Bestuur ), Jurnal
Hukum “ Yuridika “ Fakultas Hukum Universitas Airlangga, cet. Pertama, Agustus 1983, hlm.1 dalam
Sadjijono, Ibid, hlm.27.

15

C.

PERAN

HUKUM

ADMINISTRASI

NEGARA

DALAM

MEWUJUDKAN NEGARA HUKUM INDONESIA.
Negara hukum menurut F.R Bothlingk adalah “ De staat waarin de
wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht “ (negara, dimana
kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh hukum). A. Hamid S
Attamimi, dengan mengutip burkens, mengatakan bahwa negara hukum secara
sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara
dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan dibawah
kekuasaan hukum. 24
Apabila konsep negara hukum eropa kontinental dan konsep negara hukum
anglo saxon didasarkan pada paham liberal individualistis, maka konsep negara
hukum Indonesia didasarkan pada pandangan hidup dan falsafah bangsa Indonesia,
yaitu Pancasila.
Sebagaimana telah disebutkan, bangsa Indonesia membentuk negaranya
dengan proklamasi yang merupakan perwujudan dari kesepakatan dengan satu tujuan.
Dan negara yang bagaimana yang diinginkan oleh bangsa Indonesia? Jawabannya
dapat ditemukan dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 alinea 2, yaitu
“…Negara Indonesia yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur. “ dan yang
juga tidak boleh dilupakan yaitu tujuan negara yang terdapat dalam alinea 4
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
24

A. Hamid S Attamimi, Teori Perundang–Undangan Indonesia, Makalah pada Pidato Upacara
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 25 April
1992, hlm.8, dalam Ridwan, op.cit, hlm. 14.

16

Dari uraian di atas yang terdapat di dalam konstitusi Negara Republik
Indonesia, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa bentuk negara yang ingin
dibentuk oleh bangsa Indonesia adalah negara yang dapat mensejahterakan rakyatnya,
atau dalam masa sekarang ini kita sebut sebagai welfare state.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Walaupun konstitusi atau
Undang–Undang Dasar telah mengalami berbagai perubahan semenjak tahun 1999,
namun Pancasila sebagai dasar negara tetap utuh sampai saat ini. Ini menandakan
bahwa ciri atau unsur utama dari negara hukum Indonesia adalah hukum bersumber
pada Pancasila. Bersumber pada Pancasila, berarti hukum yang berketuhanan yang
maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Unsur–unsur negara hukum sendiri, apabila kita menggabungkan pendapat
para ahli hukum, antara lain Julius Stahl dan A.V Dicey, adalah :
1. Perlindungan hak–hak asasi manusia;
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak–hak itu;
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang–undangan;
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan;
5. Supremasi aturan–aturan hukum (Supremacy of the law); tidak adanya
kekuasaan sewenang–wenang (absence of arbitrary power), dalam arti bahwa
seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar hukum;

17

6. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality before the law).
Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun untuk pejabat.
7. Terjaminnya hak–hak manusia oleh Undang–Undang (di negara lain oleh
Undang–Undang dasar) serta keputusan–keputusan di pengadilan.
Dalam perkembangan negara hukum, unsur–unsur yang dikemukakan oleh
Stahl dan Dicey tersebut kemudian mengalami penyempurnaan, yang secara umum
dapat dilihat sebagaimana tersebut di bawah ini :25
1. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.
2. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
berdasar atas hukum atau peraturan perundang–undangan.
3. Adanya jaminan terhadap hak–hak asasi manusia (warga negara).
4. Adanya pembagian kekuasaan dalam negara.
5. Adanya pengawasan dari badan–badan peradilan (rechterlijke controle) yang
bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilan tersebut benar–benar tidak
memihak dan tidak berada di bawah pengaruh eksekutif.
6. Adanya peran yang nyata dari anggota–anggota masyarakat atau warga negara
untuk turut serta mengawasi perbuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan yang
dilakukan oleh pemerintah.

25

Unsur – Unsur diambil dan dipadukan dari buku Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata
Negara Indonesia, Alumni, Bandung 1992, hlm.29 – 30 dan buku Abdul Hakim G. Nusantara, Politik
Hukum Indonesia, YLBHI, Jakarta, 1988, hlm. 12 – 14, serta Frans Magnis Suseno, Mencari Sosok
Demokrasi, Sebuah Telaah Filosofis, Gramedia, Jakarta, 1997, hlm. 58 – 59, dalam Ridwan HR, ibid ,
hlm. 4.

18

7. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagian yang merata
sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuran warga negara.
Manusia, sebagai subjek hukum, tentunya memiliki hak dan kewajiban
tersendiri. Hak dan kewajiban tersebut akan terjadi ketika manusia sebagai subjek
hukum melakukan hubungan dengan pihak lain, baik itu adalah manusia sebagai
subjek hukum yang lain, maupun negara atau pemerintah sebagai penyelenggara
kekuasaan.
Pemerintah sebagai penyelenggara kekuasaan, memiliki dua kedudukan
hukum yaitu sebagai wakil dari badan hukum publik, dan sebagai pejabat dari jabatan
pemerintahan. Ketika pemerintah melakukan tindakan hukum dalam kapasitasnya
sebagai pejabat, maka tindakan itu diatur dan tunduk pada hukum administrasi
negara.
Hukum administrasi negara, sebagai hukum publik yang mengatur hubungan
antara masyarakat dan pemerintah, tentunya memegang peranan yang sangat penting
dalam mewujudkan negara hukum Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila.
Negara sebagai pihak penguasa yang melaksanakan fungsi dan wewenangnya
untuk menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, diberi kekuasaan sesuai porsinya atau
tidak berlebihan. Selain didasarkan pada kenyataan bahwa kekuasaan cenderung
korup, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lord Acton

26

26

, hukum administrasi pun

“ Power tends to corrupt, but absolute power corrupt absolutely. “ ( manusia yang
mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi kekuasaan yang tidak
terbatas / absolute pasti akan disalah gunakan ).

19

memberi perlindungan terhadap warga negara di dalam berhubungan dengan
pemerintah.
Ada dua macam perlindungan hukum bagi rakyat yaitu perlindungan hukum
preventif dan represif. Mengapa warga negara harus mendapatkan perlindungan
hukum? Ada beberapa alasan yaitu : pertama, karena dalam berbagai hal warga
negara dan badan hukum perdata tergantung pada keputusan-keputusan dan
ketetapan-ketetapan pemerintah, seperti kebutuhan terhadap izin yang diperlukan
untuk usaha perdagangan, perusahaan atau pertambangan. Karena itu warga negara
dan badan hukum perdata perlu mendapat perlindungan hukum, terutama untuk
memperoleh kepastian hukum, yang merupakan faktor penentu bagi kehidupan dunia
usaha; kedua, hubungan antar pemerintah dan warga negara tidak berjalan dalam
posisi sejajar, warga negara sebagai pihak yang lebih lemah dibandingkan dengan
pemerintah; ketiga, berbagai perselisihan warga negara dengan pemerintah itu
berkenaan dengan keputusan dan ketetapan, sebagai instrumen pemerintah yang
bersifat sepihak dalam melakukan intervensi terhadap kehidupan warga negara.
Pembuatan keputusan dan ketetapan yang didasarkan pada kewenangan bebas, akan
membuka peluang terjadinya pelanggaran hak-hak warga negara.27
Hukum administrasi negara, di dalam mewujudkan negara hukum Indonesia
yang berpedoman pada pancasila, mempunyai peranan yang sangat penting. Mengapa
dikatakan demikian? Sebab, untuk menjamin terpenuhinya hak–hak warga negara

27

Lebih lanjut dapat dilihat pada H.D van Wijk/Willem Konijnenbelt, hlm.533-535, dalam
Ridwan, Ibid, hlm.219.

20

ketika berhubungan dengan pemerintah, negara mempunyai badan yudikatif yang
khusus menangani perselisihan antara warga negara dengan pemerintah atau pejabat
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pejabat. Lembaga peradilan
tersebut adalah pengadilan tata usaha negara.
Di dalam pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, disana disebutkan bahwa :
1. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain
badan kehakiman menurut undang-undang;
2. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan
undang-undang.
Sebagai pelaksanaan pasal 24 UUD 1945, dikeluarkanlah undang-undang
nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Dalam pasal 10 ayat (1) disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
pengadilan dalam lingkungan :
a. Peradilan Umum;
b. Peradilan Agama;
c. Peradilan Militer;
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
Selain sudah diatur di dalam Undang-undang Pokok Kekuasaan Kehakiman,
pemerintah juga mengeluarkan undang-undang khusus mengenai peradilan tata usaha
negara, yaitu melalui undang-undang nomor 9 tahun 2004 (perubahan atas
undang-undang nomor 5 tahun 1986). Hal ini merupakan salah satu bukti dan upaya

21

konkrit yang dilakukan oleh negara untuk memberikan perlindungan hukum yang
maksimal kepada setiap warga negara.
Dengan diberlakukannnya undang-undang nomor 5 tahun 2004 (perubahan
atas undang-undang nomor 5 tahun 1986) tentang peradilan tata usaha negara yang
berdasarkan pasal 144 dapat disebut undang-undang peradilan administrasi negara,
maka dewasa ini perlindungan hukum terhadap warga masyarakat atas perbuatan
yang dilakukan oleh penguasa atau pejabat pemerintah dapat dilakukan melalui 3
badan, yakni sebagai berikut : 28
a. Badan Tata Usaha Negara, dengan melalui upaya administratif.
b. Peradilan Tata Usaha Negara.
c. Peradilan Umum, melalui pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata).
Pengadilan

tata

usaha

negara

diharapkan

dapat

menjadi

jembatan

penyeimbang antara pejabat pemerintah dengan rakyat, dan diharapkan pula
pengadilan tata usaha negara tetap berpegang teguh pada asas bahwa lembaga
peradilan merupakan lembaga yang bebas dan otonom, dan itu berarti pengadilan
tidak berada di bawah kekuasaan eksekutif namun berdiri sendiri sebagai lembaga
yang mandiri.
Selain itu, asas legalitas di dalam hukum administrasi negara juga memegang
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan negara hukum indonesia. Gagasan
28

Soerjono, Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan oleh Penguasa/OOD dan Masalah
Ganti Rugi, dalam Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1997, hlm.19.

22

demokrasi menuntut agar setiap bentuk undang–undang dan berbagai keputusan
mendapatkan persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak mungkin memperhatikan
kepentingan rakyat. Asas legalitas menjadi dasar legitimasi tindakan pemerintahan
dan jaminan perlindungan dari hak–hak rakyat. Penerapan asas legalitas akan
menunjang berlakunya kepastian hukum dan keadilan serta persamaan di depan
hukum, tidak melihat apakah ia hanya warga negara biasa dan tidak melihat pula
apakah ia pejabat pemerintah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum administrasi negara
memegang peranan penting dalam mewujudkan negara hukum indonesia. Hukum
administrasi negara, melalui pengadilan tata usaha negara, memberikan perlindungan
hukum yang konkrit kepada warga negara, sehingga warga negara dijamin hak-hak
nya, termasuk hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dihadapan hukum,
karena, pengadilan tata usaha negara diharapkan dapat menjadi lembaga peradilan
yang dapat menyelesaikan permasalahan antara pejabat pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya dengan warga negara, tentunya dengan kemandirian yang
tidak memihak.

23

IV.

KESIMPULAN

1. Hukum administrasi negara berfungsi sebagai norma yang mengatur
lembaga dan kekuasaan pemerintahan ; sebagai sarana menjalankan
pemerintahan, yakni landasan kewenangan maupun kebijakan; dan berfungsi
menjamin warga negara atas tindakan pemerintah. Inti dari hukum
administrasi

tersebut

adalah

memungkinkan

administrasi

(negara)

menjalankan fungsi nya, dan melindungi warga negara terhadap sikap tindak
administrasi (negara) dan juga melindungi administrasi (negara) itu sendiri.

2. Hukum Administrasi negara memegang peranan yang sangat penting dalam
mewujudkan negara hukum Indonesia, dimana salah satu bentuk konkrit dari
peran hukum administrasi negara adalah dengan adanya peradilan tata usaha
negara yang berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan antara pejabat
pemerintah dalam menjalankan tugas administrasi negara dengan warga
negara. Dan tentunya sangat diharapkan agar di dalam implementasinya
peradilan tata usaha negara benar–benar dapat berdiri secara mandiri, tidak
berada di bawah kekuasaan eksekutif sehingga menjamin adanya persamaan
dihadapan hukum (equality before the law).

24

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamid S Attamimi, Teori Perundang – Undangan Indonesia, Makalah pada
Pidato Upacara Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta
Abdul Hakim G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia, YLBHI, Jakarta
A.D Belifante, Kort Begrip van het Administratief Recht, Samsom Uitgeverij, Alphen
aan den rijn
C.J.N Versteden, Inleiding Algemeen Bestuursrecht, Samsom H.D.Tjeenk Willink,
Alphen aan den Rijn Vuga Boekerij’s – Gravenhage
C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum Administrasi Negara, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2005
E. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Ichtiar, Jakarta
Frans Magnis Suseno, Mencari Sosok Demokrasi, Sebuah Telaah Filosofis,
Gramedia, Jakarta
H.D van Wijk / Willem Konijnenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht,
Uitgeverij Lemma BV. Utrecht
Muchsan, Beberapa catatan tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan
Administrasi Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta

25

Philipus M. Hadjon, Analisis terhadap RUU tentang Administrasi Pemerintahan,
Makalah dalam Lokakarya RUU Administrasi Pemerintahan dan RUU Tata
Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Surabaya
Philipus M Hadjon, Pemerintahan Menurut Hukum ( wet – en Rechmatige Bestuur ),
Jurnal Hukum “ Yuridika “ Fakultas Hukum Universitas Airlangga, cet. Pertama
R.J.H.M Huisman, Algemeen Bestuursrecht, Een inleiding, Kobra, Amsterdam
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta
Sadjijono, Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta
Sjahran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap – Tindak Administrasi Negara,
Alumni, Bandung
SF Marbun Dkk, Dimensi – dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII
Press, Yogyakarta
Sri Soemantri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung
Tahir Azhary, Negara Hukum, Bulan Bintang, Jakarta, 1992, hlm.66, dalam Ridwan
HR, Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta
Van Poelje, Algemene INleiding Tot De bestuurskunde, Samsom nv, Alphen aan den
Rijn
Wirjono Projodikoro, Asas – Asas Hukum Pidana di Indonesia, PT. Eresco, Bandung
Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1997

26