38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta izin dan rekomendasi dari Komisi Penanggulangan AIDS KPA Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti
mengirim surat perizinan dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan melampirkan proposal penelitian kepada KPA DIY. Setelah itu KPA
DIY memberikan surat izin dan rekomendasi untuk peneliti kepada LSM Victory Plus. Selanjutnya peneliti mengirimkan surat izin dan rekomendasi dari
KPA DIY ke LSM Victory Plus kemudian berkoordinasi dengan staff LSM Victory Plus untuk pelaksanaan penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap
Pretest
Tahap
pretest
diakukan pada tanggal 13-14 Juni 2014 pada peremuan dengan status HIV positif. Pengambilan data
pretest
melibatkan 32 subjek yang dibagi menjadi 2 dua kelompok masing-masing terdiri dari 16 subjek.
Kedua kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol dilakukan
pretest
pada tanggal 13 Juni 2014 pukul 16.3- - 18.00 WIB. Kelompok eksperimen mendapatkan
pretest
pada tanggal 14 Juni 2014 pukul 10.00
– 11.30 WIB. Semua subjek pada
39
kelompok kontrol maupun eksperimen diminta mengisi 21 aitem apda skala
Beck Depression Inventory II
BDI-II.
2. Tahap Manipulasi
Treatment
Manipulasi dilakukan pada kelompok eksperimen dengan jumlah subjek 16 orang perempuan ODHA. Subjek pada kelompok eksperimen mengikuti
terapi tari selama 5 sesi yang berlangsung selama 90 menit setiap sesinya. Terapi tari merupakan penggunaan gerak atau tari dalam psikoterapi yang
mengarah pada integrasi kognitif, emosi, fisik, dan sosial dalam diri individu. Kelompok kontrol tidak mendapatkan
treatment
apapun. Terapi tari diberikan oleh seorang
therapist
yang sudah memiliki pengalaman di bidang terapi tari. Terapi tari disini bertujuan untuk
menurunkan tingkat depresi pada subjek yang menyandang status HIV. Terapi tari dilakukan selama 5 sesi setiap hari Selasa dan Jumat pukul 16.00
– 17.30 WIB dan dimulai pada hari Jumat, 30 Juni 2014. Terapi tari ini dilaksanakan di Studio Miryam, Mrican, Sleman, Yogyakarta. Pada sesi
terapi yang pertama, waktu terapi berlangsung lebih lama 30 menit karena subjek masih tampak menyesuaikan diri dengan aktivitas menari yang
sebelumnya tidak pernah dilakukan. Beberapa subjek tampak kurang berminat pada awal sesi terapi, namun
tampak lebih bersemangat di sesi kedua dan seterusnya. Bahkan, beberapa subjek tampak mulai berani mengkespresikan diri dengan gerakan tari yang
dibuatnya sendiri sebagai ungkapan emosinya. Secara umum, subjek mampu mengikuti kegiatan terapi tari dengan baik.
40
3. Tahap