2.2. Landasan Teori
2.2.1 PT. Pegadaian
2.2.1.1. Pengertian PT. Pegadaian
PT. Pegadaian merupakan perusahaan yang memiliki hak monopoli berdasarkan undang-undang. Pemerintah mempunyai pertimbangan yang
positif dengan memberikan hak monopoli kepada PT. Pegadaian. Salah satunya adalah untuk menjaga kepastian keamanan barang-barang yang
umumnya sangat berarti bagi pemiliknya www.pegadaian.co.id
. Menurut UU hukum perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha
di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan beruapa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai hendra- ssetyawan.blogspot.com.
PT. Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang kegiatan utamanya menyediakan dana pembiayaan bagi masyarakat luas,
untuk tujuan konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya. Perum. Pegadaian termasuk dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi
pembiayaan yang diberikan oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai dan
bukan dengan peraturan mengenai pinjam meminjam biasa dapiopick.blogspot.com
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, PT. Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan yang bergerak dibidang jasa keuangan
yang meminjaman dana kepada masyarakat untuk kepentingan pribadi
2.2.2 Kredit
2.2.2.1. Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani “credere” yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin “creditum” yang berarti
kepercayaan dan kebenaran karena itu adalah dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus yaitu
meminjamkan uang atau penundaan pembayaran Diding : 2003. Menurut Thomas Suyatna, dkk 1989 kredit adalah suatu
perjanjian bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan contra prestasi akan diterima
kemudian dalam jangka waktu tertentu Harijanto, 1996 : 10. Menurut undang-undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967,
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam
antara dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga
yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya bahwa definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi yang berupa bunga Diding : 2003.
Selanjutnya pengertian kredit menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan Harijanto, 1996 : 9-10.
2.2.2.2. Keputusan Pemberian Kredit
Keputusan pengambilan kredit hanya di lakukan oleh Pejabat pemutus kredit atau pimpinan kantor cabang, sebelum memberikan
putusan kredit terlebih dahulu pimpinan kantor cabang harus memeriksa dan meneliti kelengkapan kredit. Berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan bisnis yang dimiliki, pimpinan kantor cabang melihat analisis dan evaluasi yang dibuat oleh penaksir mampu memberikan
putusan kredit secara akurat. Putusan kredit memuat antara lain: struktur dan tipe kredit, syarat dan ketentuan kredit.
Berikut ini adalah putusan kredit yang disetujui oleh pimpinan kantor cabang yang selanjutnya diserahkan ke bagian administrasi, antara lain :
a. Memberikan surat penawaran putusan kredit kepada nasabah yang
memuat struktur dan tipe kredit serta persyaratan dan ketentuan kredit
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang harus dipenuhi oleh nasabah. Di dalam surat penawaran harus mencantumkan jatuh tempo kepada pemohon untuk memberikan
persetujuan atau penolakan. Apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan nasabah tidak bisa menebus barang jaminan maka akan
dilakukan pelelangan,
b. Mempersiapkan dokumen perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok.
Perjanjian kredit dapat dibuat sesuai resiko kredit menurut pimpinan kantor cabang dengan cara notariil ataupun dibawah tangan. Semua
perjanjian kredit memuat secara lengkap unsur-unsur.
c. Mempersiapkan dokumen perjanjian perikatan agunan yaitu perjanjian
yang dibuat berdasarkan perjanjian kredit yang bersangkutan.
2.2.2.3. Unsur-Unsur Kredit
Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai
berikut Kasmir, 2001 : 94 : a.
Kepercayaan
Suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa yang benar-benar diterima kembali dimasa
datang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b.
Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini terdapat dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c.
Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
d.
Resiko
Suatu tenggang waktu pengembalian akan meneyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.
e.
Balas jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit merupakan keuntungan bank.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.4. Tujuan Kredit
Menurut Kasmir, 2001 : 95-96 pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan
terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :
1. Mencari keuntungan, Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi
kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2.
Membantu usaha nasabah, Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun
dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah, Yaitu bagi pemerintah semakin banyak kredit
yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di
berbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :
1. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang menganggur.
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian
besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
4. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah diproduksi di dalam negari dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa
negara. 5.
Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.
2.2.2.5. Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam kegiatan perekonomian secara garis besar dapat diutarakan sebagai berikut Harijanto, 1996 : 3 :
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modaluang.
2. Kredit meningkatkan daya guna suatu barang.
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
4. Kredit dapat menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi.
6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.
7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.6 Macam-Macam Kredit
Macam-macam kredit menurut Sinungan M, 1979; dapat dibedakan antara lain menjadi: sifat penggunaan kredit, keperluan kredit
dan jangka waktu kredit Harijanto, 1996 : 10. Menurut sifat penggunaan kredit :
a. Kredit konsumtif, Yaitu pada dasarnya dana kredit untuk keperluan
konsumsi. b.
Kredit produktif, Yaitu dipergunakan untuk hal-hal yang produktif dalam hal ini misalnya untuk peningkatan usaha.
Menurut keperluannya: a.
Kredit eksploitasi, Yaitu dipergunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi seperti bahan baku, bahan penolong, biaya distribusi dan
lainnya. b.
Kredit perdagangan, Yaitu dipergunakan untuk keperluan perdagangan baik perdagangan luar negeri maupun dalam negeri.
c. Kredit investasi, Yaitu berarti untuk penanaman modal misalnya untuk
membangun pabrik, membeli atau mengganti mesin-mesin baru. Menurut jangka waktu :
a. kredit jangka pendek mempunyai pengertian jangka waktu kredit,
maksumal 1 tahun. b.
Kredit jangka menengah adalah kredit yang jangka waktunya antara 1 sampai dengan 3 tahun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari 3
tahun.
2.2.2.7. Jaminan Kredit
Pentingnya suatu jaminan oleh PT. Pegadaian atas suatu pemberian kredit, tidak lain adalah karena jaminan merupakan salah satu upaya
untuk mengantisipasi resiko yang mungkin akan timbul dalam tenggang antara pelepasan dan pelunasan kredit.
Keberadaan jaminan kredit collateral merupakan persyaratan guna untuk memperkecil resiko PT. Pegadaian dalam menyalurkan
kredit. Jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena investasi yang dibiayai
mengalami kegagalan. Dengan kata lain kredit yang telah diberikan kepada nasabah tersebut macet tanpa aset nasabah yang dapat digunakan
untuk menutup kredit yang tidak terbayar Diding : 2003.
2.2.2.8. Besarnya Jumlah Pinjaman
Menurut Kasmir, 2001 : 249-250 besarnya jumlah pinjaman tergantung dari nilai jaminan barang-barang berharga yang diberikan.
Semakin besar nilainya maka semakin besar pula pinjaman yang dapat diperoleh oleh nasabah demikian pula sebaliknya. Namun biasanya PT.
Pegadaian hanya melayani sampai jumlah tertentu dan biasanya yang menggunakan jasa PT. Pegadaian dalah masyarakat menengah ke bawah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kepada nasabah yang memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal bunga pinjaman per bulan yang besarnya tergantung dari golongan
nasabah. Golongan nasabah ditentukan oleh PT. Pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman yaitu A,B,C dan D. Sedangkan besarnya sewa modal
dapat berubah sesuai dengan bunga pasar. Dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang-
barang jaminan perlu ditaksir terlebuh dahulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijaminkan pihak PT. Pegadaian memiliki ahli-ahli taksir,
misalnya jika yang dijaminkan adalah sebuah televisi merek “X” keluaran tahun “Z”, maka si ahli taksir dengan cepat menaksir berapa nilai riil
televisi tersebut. Yang jelas nilai taksiran pasti lebih rendah dari nilai pasar, hal ini dimaksudkan jika terjadi kemacetan terhadap pembayaran
pinjaman, maka dengan mudah pihak PT. Pegadaian melelang pinjaman yang diberikan nasabah di bawah harga pasar. Disamping itu pihak PT.
Pegadaian juga mempunyai timbangan serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas atau gram emas. Tujuan akhir dari penilaian
ini adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Analisis Kredit PT. Pegadaian
Agar tidak terjadi risiko yang besar, dalam pemberian kredit, maka perlu memahami prinsip 5C yang dituangkan dalam perhitungan baik berupa non
materiil maupun materiil Buku saku Pengenalan Produk PT. Pegadaian. 1.
Untuk non meteriil seperti Caracter sifat dan Condition kondisi. 2.
Untuk materiil seperti Capacity kemampuan, Capital Modal dan Collateral barang pinjaman.
Dalam analisis ini yang paling sulit adalah menilai karakter dan kondisi, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati, cermat dan teliti. Sedangkan untuk
material dapat dilakukan dengan memperhitungkan dari data neraca, Laba Rugi serta jaminan yang dimiliki calon debitur sehingga pada akhirnya dapat dibuat
analisis : 1.
Kebutuhan modal perhitungan dari Laba Rugi. 2.
Kebutuhan modal perhitungan dari neraca. 3.
Kebutuhan modal perhitungan dari jaminan. Dari unsur diatas bila dipecah apa yang sering didengar adalah prinsip 5C:
1. Character : Yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana itikad baik
dan kejujuran calon nasabah, lebih dititik beratkan pada aspek moral. a.
Dasar-dasar dari sifat seorang debitur yang baik adalah kejujuran, integritas dan beban moral.
b. Merupakan faktor dominan dalam pemilaian pemberian kredit.
c. Setiap manusia mempunyai watak yang berbeda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Capacity : Yaitu mengetahui kemampuan calon nasabah dalam
mengembalikan kredit. a.
Capacity atau kapasitas berkaitan erat dengan kemampuan debitur untuk membayar.
b. Menilai kemampuan mengelola kas.
c. Menilai kemampuan manajemen.
3. Capital : Yaitu mengetahui apakah calon nasabah memiliki modal
yang memadai untuk usaha. a.
Capital modal merefleksikan sumber pembiayaan cicilan kredit. b.
Debitur individual perseorangan : capital modal dapat berupa tabungan yang dimiliki di bank, polis asuransi, atau sumber lain
yang sewaktu-waktu dapat ditarik untuk membayar cicilan.
4. Condition : Kondisi adalah keadaan yang akan mencerminkan
pengaruh terhadap usaha yang akan dijalankan. a.
Kondisi eksternal seperti keadaan makro politik, inflasi, pertumbuhan ekonomi, politik, budaya, kebijakan pemerintah dan
lain-lain yang berpeluang mempengaruhi keadaan perekonomian serta dunia usaha lainnya.
b. Kondisi internal adalah kegiatan atau kinerja yang dilakukan oleh
manajemen atau seseorang yang akan mempengaruhi keadaan usaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Collateral : Jaminan menjadi bagian yang penting untuk
dipertimbangkan dalam memberikan kredit jika skim kredit memiliki kelemahan dan untuk mengamankan kemungkinan nasabah
wanprestasi. Pada hakekatnya jaminan bukan merupakan prioritas utama untuk memberikan kredit, namun jaminan dapat digunakan
sebagai sumber penyelamatan kredit apabila nasabah wanprestasi. Persyaratan jaminan :
a. Jaminan harus dapat diidentifikasikan dengan jelas.
b. Nilainya dapat ditaksir pihak independent.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono, 2005 : 1-3 metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut
sebagai metode naturalistik. Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat
peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah.
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya,
bukan data yang sekedar yang terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut. Untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.