Kajian Pemanfaatan Limbah Padat Industri Bleaching Earth

B i osol i d Seba ga i B a h a n B a k u A l t er n a t i f P r od u k si B a t u B a t a T a n p a P em ba k a r a n ” limbah padat IPAL industri kertas yang mengandung kalsium karbonat telah dilakukan sebagai bahan campuran pembuatan bata beton. Dengan memvariasikan semen PC dengan agregat. Agregat terdiri dari campuran sludge dan pasir yang komposisinya divariasikan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komposisi campuran limbah padat IPAL, sebagai bahan baku pembautan bata beton. Yaitu dapat menghasilkan produk sesuai standar. Produk bata beton yang dihasilkan diuji kekuatan tekan dan uji TCLP. Hasil penelitian menunjukkan bata beton dapat dibuat dengan campuran 1 PC : 6 agregat 40 limbah padat dengan 60 pasir atau campuran 1 PC : 8 agregat 30 limbah padat dengan 70 pasir dimana bata betn yang dihasilkan termasuk kelas II dan III menurut SNI 03-0348-1989 tentang mutu bata batu beton pejal. Penelitian terhadap aspek lingkungan menunjukkan bahwa uji TCLP produk bata beton tidak memberikan risiko pencermaran lingkungan.

c. Kajian Pemanfaatan Limbah Padat Industri Bleaching Earth

sebagai Bata Dekorasi, Tahun 2002. Limbah padat industri bleacing earth bersumber dari pengolahan air limbah dengan mempergunakan kalium oksida CaO, komposisi utamanya : SiO 2 , Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , dan CaO. Penelitian ini mengkombinasikan limbah padat industri bleaching earth dengan semen, selanjutnya dilakukan pembentukan press dan dikeringkan secara alami selama 1 bulan. Bentuk produksi bata dekorasi tebal 3 cm, panjang sama dengan lebar : 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar prosentase penambahan semen, kekuatan tekannya semakin meningkat tetapi warna produk menjadi lebih gelap. d. Kajian Pemanfaatan Limbah Padat Industri Gas PT. Gas Negara sebagai Bata Tanpa Pembakaran, Tahun 2003. Limbah padat industri gas bersumber dari pengolahan air limbah dengan mempergunakan kalium oksida CaO, komposisi utamanya : SiO 2 , Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. B i osol i d Seba ga i B a h a n B a k u A l t er n a t i f P r od u k si B a t u B a t a T a n p a P em ba k a r a n ” CaCO 3 , dan Al 2 O 3, berwarna putih. Penelitian ini mengkombinasikan limbah padat industri gas dengan semen, selanjutnya dilakukan pembentukan press dan dikeringkan secara alami selama 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar prosentase penambahan semen, kekuatan tekannya semakin meningkat. Prosentase semen terbaik dan ekonomis adalah 20 – 25. e. Kajian Pemanfaatan Limbah Padat Fly Ash Batubara Industri Kertas sebagai Bata Merah, Tahun 2001. Limbah padat fly ash batubara diperoleh dari PT. TJIWI KIMIA, Mojokerto, Jawa Timur. Limbah fly ash batubara bersumber dari pemakaian batubara sebagai bahan bakar, kualitas fly ash batubara meliputi kandungan : SiO 2 , Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 , dan CaO. Berwarna kuning dan kecoklatan. Penelitian ini mengkombinasikan limbah padat fly ash batubara dengan lumpur aktif biosolid selanjutnya dilakukan pembentukan press, pengeringan alami dan pembakaran dalam furnace. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar prosentase penambahan lumpur aktif biosolid campuran semakin liat, kekuatan tekannya berkurang dan berwarna bata. Hasil pembakaran semakin merah, kuat tekan 60kgcm 2 dan daya serap air 10-20 diperoleh pada penambahan lumpur aktif 30-40. Temperatur pembakaran 70 o C dan waktu pembakaran 4 jam. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. B i osol i d Seba ga i B a h a n B a k u A l t er n a t i f P r od u k si B a t u B a t a T a n p a P em ba k a r a n ” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. B i osol i d Seba ga i B a h a n B a k u A l t er n a t i f P r od u k si B a t u B a t a T a n p a P em ba k a r a n ”

BAB III METODE PENELITIAN