Secara Praktis Keterlambatan Bicara Pada Anak Usia Dini.

19 Terdapat penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan bicara speech delay. Jurnal yang berkaitan dengan topik yang diangkat yaitu jurnal yang berjudul “Risk Factors for Speech Delay of Unknown Origin in 3-Year-Old Children ”. Jurnal psikologi ini ditulis oleh Thomas F. Campbell, Christine A. Dollaghan, Howard E. Rockette, Jack L. Paradise, Heidi M. Feldman, Lawrence D. Shriberg, Diane L. Sabo, and Marcia Kurs-Lasky mencoba mengungkap faktor resiko untuk keterlambatan bicara pada anak dengan ras yang tidak diketahui atau campuran pada anak usia 3 tahun. Penelitian ini dikenakan pada subjek 639 anak-anak dari berbagai ras dengan usia 3 tahun. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 100 anak mengalami speech delay sedangkan 539 anak tidak mengalami speech delay. Dari 100 anak yang mengalami speech delay, 22 anak berasal dari ibu yang pendidikannya rendah dalam hal ini tidak lulus SMA, 70 berjenis kelamin laki-laki, 36 yang mempunyai masalah dengan sejarah hidupnya, 63 tidak mempunyai asuransi kesehatan, dan 38 berasal dari ras Afrika Amerika. Penelitian ini menghasilkan 3 faktor yang mempunyai rasio menjadi penyebab dari keterlambatan bicara speech delay yaitu; 1. Male sex. Jenis kelamin laki-laki lebih beresiko mengalami keterlambatan bicara speech delay daripada perempuan. “In the present study, 70 of the 100 children with speech delay were male and 300 were female”. 20 2. Positive family history. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah anak sebagai dampak dari orang tua yang mengalami gangguan tersebut, tetapi gangguan tersebut tidak diturunkan kepada anaknya anak normal, akan tetapi lingkungan sosialnya menganggap bahwa si anak membawa faktor keturunan dari orang tuanya. Hal tersebut membuat lingkungan mengurangi interaksi dengan anak dan menyebabkan keterlambatan dalam berbicaranya karena kurang stimulus dari lingkungannya. 3. Low maternal education. Arti dalam cakupan tersebut adalah mengenai rendahnya pendidikan ibu. Pendidikan ibu yang menjadi batasan pengertian di sini adalah ibu yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan SMA-nya. Pemahaman tentang manifestasi klinis penyebab keterlambatan bicara sangat diperlukan untuk membedakan keterlambatan fungsional atau nonfungsional. Keterlambatan bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan perkembangan bahasa yang disebabkan keterlambatan maturitas kematangan dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk memproduksi kemampuan bicara pada anak. Keterlambatan bicara nonfungsional disebabkan adanya gangguan bahasa reseptif, gangguan kemampuan pemecahan masalah visuo- motor,dan keterlambatan perkembangan. 21 Keterlambatan bicara nonfungsional dicurigai bila disertai kelainan neurologis bawaan atau didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak, kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi,dan gangguan neurologis lainnya. Klinisi dan orang tua harus dapat membedakan dengan keterlambatan bicara fungsional dan nonfungsional. Hasil analisis bivariat yang dilakukan oleh Suparmiati 2008 menunjukkan tidak terdapat hubungan antara ibu bekerja dengan keterlambatan bicara pada anak. Demikian juga, pada faktor-faktor lain, tidak berpengaruh terhadap keterlambatan bicara pada anak kecuali faktor riwayat keluarga yang mengalami keterlambatan bicara. Anak dengan riwayat keluarga terlambat bicara mempunyai faktor risiko 7,8 untuk terjadi keterlambatan bicara. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Anna Tjandrajani, dkk tahun 2012 di KKTK RSAB Harapan Kita, menyebutkan bahwa gangguan perkembangan bicara menjadi keluhan terbanyak yang ditemukan pada keterlambatan perkembangan umum tanpa penyakit penyerta. Dalam jurnal “pola keterlambatan perkembangan balita di daerah pedesaan dan perkotaan bandung, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya” oleh Eddy Fadlyana, dkk yang ditulis tahun 2003 menyebutkan Balita yang mengalami keterlambatan perkembangan di daerah pedesaan sebesar 30 dan di perkotaan 19, perbedaan ini secara statistik bermakna p=0,012. 22 Di daerah pedesaan pola keterlambatan perkembangan secara urutan dari yang paling banyak adalah aspek vokalisasipengertian bicara 66, persepsi 38, motorik halus 35, motorik kasar 35 dan sosial 1. Sedangkan di daerah perkotaan adalah vokalisasi pengertian bahasa 58, motorik halus 38, persepsi 36, motorik kasar 26 dan sosial 12. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status perkembangan adalah umur anak, pendidikan ibu, penghasilan keluarga dan tempat tinggal. Perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi keterlambatan perkembangan balita di daerah pedesaan maupun di perkotaan terutama pada kelompok umur di bawah 2 tahun. 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KETERLAMBATAN BICARA

1. Pengertian Keterlambatan Bicara

Komunikasi pada anak berarti suatu pertukaran pikiran, perasaan, gagasan, dan emosi antara antara anak dengan lingkungan. Pertukaran tersebut dapat menggunakan media yang bernama bahasa. Bahasa di sini adalah bentuk ataulambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Bahasa dapat diekspresikan melalui dua cara, yaitu bahasa yangberupa verbal dan non verbal. Bahasa non verbal mencakup aspek komunikasi yang berupa tulisan, gestikulasi, gesturalpantomim. Sedangkan bahasa verbalbisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Anak dikatakan berbicara adalah ketika anak tersebut dapat mengeluarkan berbagai bunyi yang dibuat dengan mulut mereka menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu dalam berkomunikasi.Kemampuan berbicara pada masing-masing anak berbeda-beda, tetapi kemampuan tersebut dapat dibandingkan dengan anak yang seusia pada umumnya. 24 Perkembangan kemampuan berbicara seorang anak dikatakan normalapabila kemampuan berbicara mereka sama dengan anak seusianya dan jugamemenuhi tugas dari tugas perkembangan. Dan ketika perkembangan kemampuan berbicara tidak sama dan juga tidak bisa memenuhi tugas dari perkembangan bicara pada usianya tersebut, maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami hambatan perkembangan pada kemampuan berbicara speech delay. Menurut Hurlock 1997, seorang anak dikatakan terlambat bicara apabila tingkat perkembangan bicara berada di bawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata. Apabila pada saat teman sebaya mereka berbicara dengan menggunakan kata-kata, sedangkan si anak terus menggunakan isyarat dan gaya bicara bayi maka anak yang demikian dianggap orang lain terlalu muda untuk diajak bermain. Sedangkan Papalia 2004 menjelaskan bahwa anak yang terlambat bicara adalah anak yang pada usia 2 tahun memliki kecenderungan salah dalam menyebutkan kata, kemudian memiliki perbendaharaan kata yang buruk pada usia 3 tahun, atau juga memiliki kesulitan dalam menamai objek pada usia 5 tahun. Dan anak yang seperti itu, nantinya mempunyai kecenderungan tidak mampu dalam hal membaca. 25 Kriteria diagnosis gangguan berbahasa berdasarkan DSM-5 adalah; 1. Kesulitan yang menetap untuk memperoleh dan menggunakan bahasa pada berbagai modalitas misalnya secara wicara, tertulis, bahasa isyarat, atau lainnya karena adanya kekurangan dalam pemahaman atau produksi yang meliputi sebagai berikut; a. Berkurangnya kosakata pengetahuan dan penggunaan kata. b. Struktur kalimat yang terbatas kemampuan untuk menyusun kata dan akhiran kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat berdasarkan aturan tata bahasa dan morfologi. c. Gangguan pada bercerita kemampuan untuk menggunakan kosakata dan menghubungkan kalimat untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu topik atau serangkaian kejadian atau untuk melakukan percakapan. 2. Kemampuan berbahasa secara bermakna dan terukur berada di bawah yang diharapkan untuk usia yang sesuai, menyebabkan keterbatasan fungsional pada komunikasi efektif, partisipasi social, pencapaian akademik, atau performa dalam pekerjaan, secara individual atau dalam kombinasi. 26 3. Awitan gejala adalah pada periode perkembangan awal. 4. Kesulitan ini tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran atau gangguan sensoris lainnya, disfungsi motorik, atau kondisi medis atau neurologis lainnya dan tidak dijelaskan dengan lebih baik oleh hendaya intelektual gangguan perkembangan intelektual atau penundaan perkembangan global. Kridalaksana 2007 menyatakan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Pengertian bahasa menurut Gunarsa 2008 yang menyatakan bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Suyanto 2005, mengatakan bahwa anak mulai memeram atau cooing yaitu melafalkan bunyi yang tidak ada artinya secara berulang, seperti suara burung yang sedang bernyanyi. Setelah itu anak mulai belajar kalimat dengan satu kata seperti “maem” yang dimaksud minta makan dan “cucu” yang dimaksud minta susu. Anak pada umumnya belajar nama-nama benda yang ada disekitarnya sebelum kata-kata yang lain. 27 Potensi akan berkembang lebih cepat menjadi pola kebiasaan dimana perkembangan pada usia dini berpengaruh bagi diri anak sepanjang hayat dan mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, bertambahnya usia perilaku yang dibentuk dan terbentuk pada awal kehidupan cenderung akan bertahan. Menurut Musfiroh 2008 perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi unit suara, morfologi unit arti, sintaksis unit bahasa, semantik variasi arti, dan pragmatik penggunaan bahasa. Dengan bahasa anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaanya pada orang lain. Perkembangan bahasa juga terbagi atas dua periode besar, periode tersebut yaitu periode Prelinguistik 0-1 tahun dan Linguistik 1-5 tahun. Perubahan terhadap sesuatu yang diajarkan lebih dini akan menjadi semakin cepat dan lebih mudah serta akan lebih mudah dan cepat untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan yang diharapkan dalam proses pengembangan. Secara umum tahaptahap perkembangan anak dapat dibagai ke dalam beberapa rentang usia, yang masingmasing menunjukkan ciri-ciri tersendiri.