FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II KECAMATAN BATANGHARI

NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014 Oleh

TEKI PRASETYO SULAKSONO

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan uji pengaruh antar variabel-variabel yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan rumus interval dan presentase. Populasi sebanyak 419 pemuda, dengan sampel sebanyak 42 pemuda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui data yang diperoleg sebagai berikut : pada indikator pemahaman tergolong tinggi sebanyak 17 orang (40,48%). Pada indikator motivasi tergolong tinggi adalah sebanyak 25 orang (59,53%). Pada indikator lingkungan keluarga tergolong tinggi adalah sebanyak 25 orang (59,53%). Pada indikator lingkungan masyarakat yang tergolong sedang 26 orang (61,90%). Pada indikator sikap berorganisasi tergolong tinggi adalah sebanyak 21 orang (50%).


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II

KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2014 (Skripsi)

Oleh :

Teki Prasetyo Sulaksono

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kedaton II pada tanggal 04 september 1992. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Larwono Mustaji Sasongko dan Ibu Suparyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 01 Kedaton II pada tahun 2004, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Batanghari Nuban pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Seputih Raman pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saat di bangku kuliah, Penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan kampus di Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) periode 2012 – 2013 sebagai kepala Biro Bimbingan Baca Qur’an (BBQ), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bulutangkis periode 2011 – 2013 sebagai ketua umum, dan di Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (Ikam Lamtim) periode 2013 – 2014 sebagai wakil ketua umum.. Pada Juli 2013, Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dayamurni dan Program Pengalaman


(7)

Lapangan (PPL) di SMA Negeri 01 Tumijajar, Tulang Bawang Barat. Kemudian penulis pernah mengikuti kegiatan selama perkuliahan pada Oktober 2013, menjadi duta Lampung dalam Jambore Pemuda Indonesia, peringatan Hari Sumpah Pemuda, dan Komunitas Asean di Samarinda, Kalimantan Timur. Pada November 2013, penulis mewakili Lampung dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) sebagai pelatih bulutangkis di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian pada Agustus 2014, penulis mewakili Lampung mengikuti agenda Kapal Pemuda Nusantara Sail Raja Ampat di Papua Barat.


(8)

PER SEM BA H A N

D en ga n m enguca p puji sy ukur keha di r a t A lla h SW T , sa y a per sem ba hka n ka r y a keci l i n i seba ga i t a n da ba kt i sa y a

kepa da :

Ba pa k da n I bu t er ci n t a y a n g t ela h m em besa r ka n sa y a den ga n pen uh ka si h sa y a n g da n kesa ba r a n y a n g lua r bi a sa da la m m en di di k, m em bi m bin g, m em ber i ka n sem a n ga t , da n

sen a n t i a sa ber doa dem i keber ha si la n sa y a A lm a m a t er t er ci n t a , U n i v er si t a s La m pun g


(9)

MOTO

“M un gkin ka ki ki t a ha n y a ber pi ja k di bum i n a m un a sa m u ha r usla h t er ba n g kela n gi t y a g t er t in ggi”

(T eki Pr a set y o Sula kson o)

“Ser i bu or a n g t ua ha n y a bisa ber m i m pi , t a pi sa t u or a n g pem uda m a m pu m en guba h dun i a ”

(I r . Soeka r n o)

“Ba r a n gsi a pa y a n g ber t a qw a n i sca y a A lla h a ka n m em ber i ja la n kelua r da r i per soa la n n y a da n r ejeki y a ng t a k

t er duga -duga ” (QS. A t -T a la q ; 2)


(10)

SANWANCANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat terangkai salam kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan syafa’atnya di Yaumul akhir nanti.

Skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang memepengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh saran maupun kritikan yang bersifat membangun sekaligus merupakan sebuah pembelajaran baik dalam menambah ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan penulis sendiri. Olehkarenaitu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku pembimbing I dan Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, serta ucapan terimakasih kepada:


(11)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M. S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;

8. Staf Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, khususnya Bapak Susilo, S.Pd., M.Pd. dan Muklas Nurahman, S.Pd. terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;


(12)

9. Kepala Desa Kedaton II yang telah ikut membantu penulis mengumpulkan data penelitian serta jajarannya;

10.Kedua orang tua saya tercinta terimakasih atas doa, senyum, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanannya untuk saya yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun;

11.Seluruh keluarga yang telah mendoakan keberhasilan saya, Ardika Yudha Permana dan Aljanatri Fadilah Pratiwi, terima kasih atas segala yang telah diberikan kepada saya;

12.Saudara-saudara dari Ayah dan Ibu, terima kasih Mas Singgeh, mbak Neneng, mbak Septi, mbak Indah, Om Larto, dan semuanya terimakasih atas do’a dan dukungannya;

13.Sahabat-sahabat saya dari berbagai organisasi Fordika, FPPI, Birohmah, UKM Bulutangkis, Ikam Lamtim, Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI), Korps Alumni Kapal Pemuda Nusantara (KAKPN), Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3) Indonesia, KAMMI Lampung, Taholo Punya, Rumah Kita, KKN/PPL Daya Murni dan Tumijajar, Karang Taruna Kedaton II, serta terimakasih untuk Bapomi Lampung, Disdikpora Lampung Timur dan Dispora Lampung;

14.Teman-teman saya di Prodi PPKn khususnya angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a, saran, dukungan serta motivasinya yang selalu kalian berikan kepada saya;

15.Anak-anak Kosan Asrama Zalfa khususnya Greorio Kesuma, Candra, Dian, Mas Yudi, Yoga, Bapak Kos (Pak Bowo) dan Ibu Kos (Bu Bowo)


(13)

serta anaknya yang sering mengingatkan dalam semua hal untuk kebaikanku;

16.Semua sahabat, teman, kakak, adik, dan orang-orang yang pernah hadir dikehidupan saya selama kuliah, terimakasih atas pembelajarannya. 17.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dalam menyusun Skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penyusun

Teki Prasetyo Sulaksono NPM. 1013032064


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Kegunaan Penelitian ... 7

a. Kegunaan Teoritis Penelitian ... 7

b. Kegunaan Praktis Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian... 8

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian... 8

3. Ruang Lingkup Subyek Penelitian ... 8

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 8

5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ... 9

1. Sikap ... 9


(15)

b). Ciri-ciri Sikap ... 11

c). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 12

d). Fungsi Sikap... 12

e). Pembentukan Sikap ... 13

f). Perubahan Sikap... 15

2. Pemuda... 17

a). Definisi Pemuda ... 17

b). Peran Pemuda ... 19

c). Asas dan Tujuan ... 20

3. Organisasi... 21

a). Pengertian Organisasi ... 21

b). Prinsip Dasar Organisasi... 22

c). Manfaat Organisasi ... 23

d). Macam-macam Organisasi Kepemudaan ... 24

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi ... 24

a). Faktor Intern ... 25

b). Faktor Ekstern ... 26

C. Kerangka Pikir... 34

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel... 37

C. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 37

1. Variabel Penelitian... 37

2. Definisi Operasional Variabel ... 37

D. Rencana Pengukuran Variabel ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Teknik Pokok... 39

2. Teknik Penunjang ... 39

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 40

1. Uji Validitas... 40

2. Uji Reliabilitas ... 40

G.Teknik Analisis Data ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah-langkah Penelitian... 44

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 44

2. Penelitian Pendahuluan ... 45

3. Pengajuan Rencana Penelitian... 45

4. Pelaksanaan Penelitian ... 46

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 47

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 51

1. Sejarah Desa Kedaton II dan Letak Geografis ... 51


(16)

C. Deskripsi Data... 54

1. Pengumpulan Data ... 54

2. Penyajian Data ... 55

a. Penyajian Data Indikator Pemahaman... 56

b. Penyajian Data Indikator Motivasi... 57

c. Penyajian Data Indikator Lingkungan Keluarga... 59

d. Penyajian Data Indikator Lingkungan Masyarakat ... 61

e. Penyajian Data Indikator Sikap Berorganisasi ... 63

D. Pembahasan ... 65

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 69

B. Saran... 70 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Pemuda Desa Kedaton II ... 36

Tabel 2. Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur (X). ... 48

Tabel 3. Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur untuk Item Genap (Y). ... 48

Tabel 4. Distribusi antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dengan Item Genap (Y). ... 49

Tabel 5. Jumlah Penduduk ... 52

Tabel 6. Keadaan Penduduk Kelurahan Desa Serdang menurut mata pencahariannya ... 52

Tabel 7. Tempat Ibadah ... 53

Tabel 8. Agama ... 53

Tabel 9. Jumlah Sekolah ... 54


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Keterangan Penelitian 2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan 3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penilitian 5. Angket

6. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Pemahaman 7. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Motivasi

8. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Lingkungan Keluarga 9. Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Lingkungan Masyarakat 10.Distribusi Skor Hasil Angket Tentang Sikap Berorganisasi


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir……….………. 34


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia, pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduk usia mudanya terbesar dari jumlah penduduk keseluruhan. Maka dari itu dengan jumlah yang kebanyakan berusia muda, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara yang besar kedepannya jika mampu memanfaatkan hal tersebut dengan memberikan pembinaan yang terbaik untuk pemuda.

Pemuda merupakan pemimpin masa depan. Untuk itu di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa dan negaranya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya. Hasil pembangunan dalam aspek apapun sebenarnya adalah untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya. Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan


(21)

2

generasi bangsa, yang akan menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Di dalam Undang-undang No.40 tahun 2009, ”pemuda adalah warga negara yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun”.

Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.Dalam Seminar Nasional Pengembangan Karakter Pemuda, oleh bapak Imam Gunawan dari Deputi Peningkatan Sumber Daya Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia di Samarinda, Kalimantan Timur tahun 2013. Beliau dalam seminarnya menyampaikan tugas pemuda ada tiga yakni sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan pemimpin masa depan. Hal tersebut bisa dicapai pemuda dengan mengikuti organisasi dan berbagai kegiatan kepemudaan. Pemuda sebagai salah satu elemen rakyat Indonesia, satu dari bagian bangsa yang memiliki posisi strategis dan potensial. Intelektual muda yang tumbuh dengan predikat agent of change, kontrol sosialdan iron stock, sedang ditunggu kontribusinya untuk ikut menyelesaikan masalah yang mendera negeri tercinta, Indonesia.Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup menjanjikan. Pemuda sebagai salah satu sumber daya tersebut diperlukan sebagai salah satu aktor pembangunan di Indonesia karena sejatinya pemuda merupakan pemimpin masa depan yang akan memegang tangkup kepemimpinan dan menjalankan pemerintahan.


(22)

3

Berdasarkan hasil wawancara tak berstruktur dengan mantan ketua pemuda desa Kedaton II pada tahun 1990-an, beliau menuturkan bahwa pembinaan pemuda adalah tanggungjawab semua pihak termasuk pemerintah desa, kemudian pemuda seharusnya masuk kedalam wadah organisasi seperti Karang Taruna atau Risma untuk pembinaan pemuda dalam rangka mempersiapkan kemampuan dan mental mereka dalam mempersiapkan diri dimasa depan, artinya dalam organisasi tersebut sebagai bentuk pembelajaran bagi pemuda. Akan tetapi yang terjadi sekarang adalah sikap generasi pemuda yang kurang untuk berorganisasi, itu terbukti sejak masa reformasi belum ada lagi kegiatan pemuda dalam wadah organisasi Karang Taruna yang kemudian menjadi pilar utama pemuda dalam pengembangan diri mereka. Selain itu, kurangnya dukungan dari pemerintah desa dalam mendorong pemuda dalam menyiapkan wadah organisasi juga dianggap berpengaruh terhadap generasi muda.Organisasi yang memberikan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung kepada perkembangan pemuda dalam memberikan bekal dalam hidupnya. Dengan adanya organisasi yang akan membawa pada kepercayaan diri pemuda dalam mengelola sebuah manjemen untuk mencapai tujuan bersama.

Sikap berorganisasi pemuda di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur masih sangat kurang terbukti meskipun terdapat wadah organisasi kepemudaan yang dapat memberikan pembelajaran dan pembinaan bagi para pemudanya tetapi kurangnya partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan tersebut, maka tidak ada pembinaan yang terjadi pada pemuda dan hal itu sangat tidak baik untuk perkembangan generasi muda


(23)

4

yang nantinya menjadi pemimpin dimasa depan. Kemudian yang terjadi adalah bagaimana sikap pemuda yang tidak terbina melalui pembinaan dalam berorganisasi tersebut mengakibatkan pada pergaulan bebas dan sulit terkontrol oleh masyarakat. Pemahaman dan motivasi yang kurang terhadap sikap berorganisasi serta faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat yang kurang mendukung sikap pemuda dalam berorganisasi.

Di bawah ini jumlah pemuda yang tergabung dalam organisasi kepemudaan di desa Kedaton II, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 1.Jumlah pemuda berorganisasi desa Kedaton II

No Nama Organisasi Jumlah pengurus

1 Karang Taruna 10

2 Perkumpulan bola volly 20

3 Perkumpulan Sepakbola 18

Jumlah 48

Sumber : desa Kedaton II tahun 2013

Berdasarkan jumlah tersebut, terdapat wadah organisasi kepemudaan namun belum mampu merangkul seluruh pemuda yang ada di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur yang keseluruhan berjumlah 419 pemuda berdasarkan data monografi.

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan bahwa di Desa Kedaton II sudah terdapat organisasi kepemudaan. Menurut asumsi peneliti, faktor- faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi berasal dari intern maupaun ekstern pemuda. Faktor intern merupakan faktor yang berasal


(24)

5

dari dalam diri pemuda sedangkan faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar pribadi pemuda yang berupa interaksi sosial.

Perkembangan fase remaja yang mengharuskan pemuda untuk bersosialisasi kepada masyarakat akan menentukan sikap dirinya dalam bermasyarakat dan salah satu sarana sosialisasi yang baik adalah dengan berorganisasi. Dalam penyesuaian diri tersebut pemahaman, kondisi fisik, kepribadian, pendidikan, lingkungan, dan agama serta budaya dapat mempengaruhi penyesuaian diri pemuda yang kemudian akan berimbas pada sikap pemuda dalam berorganisasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, perlu diidentifikasikan hal-hal yang berkaitan dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Adapun hal tersebut diantaranya :

1. Keberadaan organisasi terkait dengan aktifitas pemuda

2. Peran pemerintah desa dan tokoh masyarakat berpengaruh pada sikap pemuda dalam berorganisasi

3. Faktor pemahaman dan bakat berkaitan dengan minat dalam berorganisasi 4. Faktor intern dan ektern berkaitan dengan sikap dalam berorganisasi.


(25)

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah pada faktor faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah proses penelitian dibuat suatu rumusan masalah yaitu:

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berguna untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014. 2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memperkaya dan mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang berkaitan dengan upaya pembentukkan diri warga negara yang memiliki


(26)

7

pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai serta perilaku nyata dalam kehidupan masyarakat dan Negara.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi pemerintah desa dalam menyikapi sikap pemuda agar dapat bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi kepemudaan dalam rangka pembinaan dan pembentukan pemuda yang cerdas dan berkarakter di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan berkaitan dengan upaya pembentukkan diri warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta perilaku nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah membahas faktor-faktor yang mempengaruhisikappemuda dalam berorganisasi.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah pemuda di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban KabupatenLampung Timur.


(27)

8

4. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah penelitian ini adalah Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban KabupatenLampung Timur.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada 10 Maret 2014 sampai dengan selesai.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis 1. Sikap

a) Pengertian Sikap

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku.

Menurut Fishbein dalam Ali (2006:141) “Sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespons secara konsisten terhadap suatu objek”. Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:88) “Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

Menurut Randi dalam Imam (2011:32) mengungkapkan bahwa “Sikap merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus (objek) yang menimbulkan perasaan yang disertai dengan tindakan yang sesuai dengan objeknya”.


(29)

10

Selanjutnya Menurut Ahmadi dalam Aditama (2013:27) “Orang yang memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap negative terhadap objek psikologi bila tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap objek psikologi”.

Sikap yang menjadi suatu pernyataan evaluatif, penilaian terhadap suatu objek selanjutnya yang menentukan tindakan individu terhadap sesuatu.

Menurut Azwar S (2012:33) struktur sikap dibedakan atas 3 komponen yang saling menunjang, yaitu:

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversal. 2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

b) Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurutPurwanto dalam Rina (2013:16) adalah:

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan


(30)

11

dengan objeknya. Sifat ini yang membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2013:17) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap antara lain:

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap


(31)

12

penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga pndidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaa tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

d) Fungsi Sikap

Daniel Katz dalam Rina (2013:18) membagi fungsi sikap dalam 4 kategori sebagai berikut:

1. Fungsi utilitarian

Melalui instrumen suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak yang memberikan hasil positif atau kepuasan.

2. Fungsi ego defensive

Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologi. Abrasi psikologi bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut membuat rasionalisasi dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.

3. Fungsi value expensive

Mengekspresikan nilai-nilai yang dianut fungsi itu memungkinkan untuk menngkspresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai-nilai inti yang dianutnaya.

4. Fungsi knowledge-organization

Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cendrung untuk bergantung pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.

Katz dalam Zaim Elmubarok (2008:50) menyebutkan empat fungsi sikap yaitu :

1) Fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal – hal yang diinginkan dan menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, maka individu


(32)

13

akan membentuk sikaf positif terhadap hal – hal yang dirasakan akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal – hal yang merugikan.

2) Fungsi pertahanan ego yang menunjukkan keinginan individu untuk menghindarkan diri serta melindungi dari hal – hal yang mengancam egonya atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut.

3) Fungsi pernyataan nilai, menunjukkan individu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. 4) Fungsi pengetahuan, menunjukkan keinginan individu untuk

mengekspresikan rasa ingin tahunya, mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai sikap di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu kebiasaan atau tingkah laku dari seseorang untuk dapat mengekspresikan sesuatu hal atau perasaan melalui perbuatan baik yang sesuai dengan norma yang berlaku, sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang.

e) Pembentukkan sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lainnya. Menurut Saifuddin Azwar (2012:30) “faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukkan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional.”


(33)

14

1) Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentukknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Middlebrook dalam Azwar (2012:31) mengatakan “ bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negative terhadap objek tersebut”.

2) Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseoramg yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseoramg yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others) , akan banyak mempengaruhi pembentukkan sikap kita terhadap sesuatu.

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembentukkan pribadi seseorang. Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan lah yang menanamkan garis pengaruh sikap individu terhadap berbagai masalah.


(34)

15

4) Media Masa

Berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, dan lain – lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukkan opini dan keprcayaan orang. Media masa memberikan pesan – pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan pengetahuan baru bagi terbentukknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan – pesan sugestif akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukkan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran – ajarannya.

6) Pengaruh Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang befungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.


(35)

16

f) Perubahan Sikap

Menurut Kelman dalam Azwar S (2012:55) ada tiga proses yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu :

1) Kesedihan (Compliance)

Terjadinya proses yang disebut kesedihan adalah ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi positif, seperti pujian, dukungan, simpati, dan semacamnya sambil menghindari hal – hal yang dianggap negatif. Tentu saja perubahan perilaku yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak selama pihak lain diperkirakan masih menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan.

2) Identifikasi (Identification)

Proses identifikasi terjadi apabila individu meniru perilaku tau sikap seseorang atau sikap sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan menyenangkan antara lain dengan pihak yang dimaksud. Pada dasarnya proses identifikasi merupakan sarana atau cara untuk memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang atau kelompok lain dan cara menopang pengertiannya sendiri mengenai hubungan tersebut.

3) Internalisasi (Internalization)

Internalisai terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai


(36)

17

dengan apa yang ia percaya dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, maka isi dan hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap memuaskan oleh individu. Sikap demikian itulah yang biasnya merupakan sikap yang dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.

2. Pemuda

a) Definisi Pemuda

Pemuda menjadi bagian penting dalam sejarah suatu bangsa. Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujudkan cita – cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa.

Pengertian Pemuda menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2009, yakni;

Warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun; dan Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda.

Masa remaja, menurut Mappiare dalam Ali dan Asrori (2006:9), Rentangan usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12-13 tahun sampai 17-18 tahun, dan remaja akhir dalam rentangan usia 17-18 tahun sampai 21 tahun. Pemuda dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan


(37)

18

masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara.

Berbagai definisi berkibar akan makna kata pemuda. Baik ditinjau dari fisik maupun phisikis akan siapa yang pantas disebut pemuda serta pertanyaan apakah pemuda itu identik dengan semangat atau usia. Terlebih kaitannya dengan makna hari Sumpah Pemuda.

Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “waktu hidupantaramasa kanak-kanakdan kedewasaan, kematangan dini, keadaan yang muda atau belum matang atau belum berpengalaman, kesegaran dan vitalitas karakteristik orang muda”. Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa “setelah usia 24, pemuda tidak lagi memenuhi syarat untuk layanan sosial remaja”

(http://wahyuningtiyas.blogspot.com/2008/12/pengertian-pemuda-menurut-kamus.html)

Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa pemuda adalah individu yang berusia di atas 15 sampai 30 tahun. Pada usia inilah pembentukan karakter pemuda yang perlu dibina dan diberdayakan untuk bekal dimasa depan dan akan lebih baik lagi jika dikembangkan dalam wadah organisasi.


(38)

19

b) Peran Pemuda

Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan dalam dua hal, yaitu :

1) Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan, yaitu pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi, dan pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha mengubah tradisi.

2) Peranan pemuda yang menolak menyesuaikan lingkungan sekitarnya, dibedakan menjadi :

a. Jenis pemuda bangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu maslah social.

b. Jenis pemuda nakal, yaitu yang berniat tidak melakukan perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha mendapat manfaat dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan diri sendiri.

c. Jenis pemuda radikal yaitu mereka yang memiliki keinginan besar mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara – cara radikal, revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana selanjutnya.

c) Asas dan Tujuan

MenurutUndang – Undang No. 40 tahun 2009, yakni : Kepemudaan dibangun berdasarkan asas:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. kemanusiaan;


(39)

20

3. kebangsaan; 4. kebhinekaan; 5. demokratis; 6. keadilan; 7. partisipatif; 8. kebersamaan; 9. kesetaraan; dan 10.kemandirian

Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemuda dengan segala semangat yang dimilikinya akan lebih terarah bila dibimbing dan dibina secara baik. Peran yang akan membawa perubahan pada masyarakat yang bisa diwujudkan dalam wadah organisasi. Dan dalam kehidupan manusia memiliki sifat untuk menerima atau tidak menerima sesuatu, termasuk sikap pemuda dalam berorganisasi.

3. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana kita memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai satu wujud, sedangkan dalam teori sistem memandang organisasi sebagai suatu proses.


(40)

21

Menurut Basrowi dan Susilo (2010:223) “Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan orang yang membentuk suatu badan atau lembaga yang mempunyai satu tujuan yang sama”.

Menurut Malinowski dalam Fathoni (2009:23) “Mendefisikan organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas-tugas umum, terikat dalam lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi dan patuh pada peraturan”. Sedangkan menurut Syamsir Torang (2013:25) “Organisasi adalah sistem peran, aliran aktivitas dan proses (pola hubungan kerja) dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk mencapai tujuan bersama”.

Chester Barnard dalam Fathoni (2009:23) “Organisasi ada apabila orang-orang berhubungan satu sama lain, mau menyumbangkan kegiatan-kegiatan atau bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama”. Dan Menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2009, organisasi kepemudaan adalah wadah pengembangan potensi pemuda.

Kehidupan manusia banyak dilakukan dengan kerjasama dan berkelompok, untuk itu secara tidak langsung apa yang dilakukan manusia adalah perilaku berorganisasi. Sehingga organisasi adalah suatu sistem kerjasama seseorang dalam berinteraksi. Dan pemuda sebagai generasi secara tidak langsung akan melakukan sosialisasi diri dalam bermasyarakat. Organisasi menjadi salah satu pilihan yang baik untuk sarana sosialisasi dan pengembangan pemuda.


(41)

22

b. Prinsip Dasar Organisasi

Menurut Indra (2011:139), dasar kesuksesan bagi sebuah organisasi adalah jika didalamnya ada sumber daya manusia yang sukses. Yang dimaksud dengan sumber daya manusia yang sukses adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki sikpa dasar (attitude) pemenang. Sikap dasar demikian mendorong mereka untuk senantiasa berperilaku atau bersikap sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan yang hendak diraih atau dicapai

Sebuah organisasi atau individu harus menentukan secara spesifik tujuan yang hendak dicapai atau diraih, dalam skala jangka waktu pendek, jangka waktu menengah, dan jangka waktu pannjang. Tujuan yang telah ditetapkan digunakan sebagai arahan sekaligus sebagai ukuran dalam melakukan aktivitas. Organisasi atau individu dapat dikatakan sukses ketika berada didalam kondisi dimana tujuan tersebut telah dapat dicapai atau diraih. Proses penetapan tujuan tidak pernah berakhir, karena sebuah tujuan yang telah dicapai maka harus dibuat sebuah tujuan yang baru, sukses bukanlah suatu yang abadi karena hanya berlaku sesaat ketika tujuan tersebut tercapai dan krmbali berproses ketika tujuan baru telah ditetapkan.

2. Proaktif

Sikap yang harus tumbuh dan dijaga konsistensi pelaksanaannya adalah sikap aktif dalam pemecahan masalah dan mendapat peluang-peluang baru untuk kemajuan dirinya dan organisasi. Sikap seperti ini tidak mudah menyerah pada kesulitan, keterbatasan, dan tantangan hingga kita dapat menahlukannya. Berhasil kembali kita mencari tantangan yang baru dan yang lebih besar.

3. Disiplin

Memiliki sikap yang mampu memerintah atas dirinya sendiri. Perilaku demikian mendorong orang tersebut untuk senantiasa melakukan hal-hal positif yang tertuju pada tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Perilaku disiplin sangat diperlukan untuk mendorong orang-orang agar senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui belajar dari hal-hal yang baru. Simpelnya kita bisa lakukan untuk membaca dan menyelesaikan 1 buku setiap bulannya. Disiplin akan membawa organisasi lebih mudah dalam menentukan agenda-ageda yang akan dicapai, karena jika tidak disiplin akan menghamat organisasi.


(42)

23

c. Manfaat Organisasi

Menurut Indra (2011:140), manfaat organisasi antara alain; a) Menumbuhkan sikap mental positif

Berorganisasi membuat kita sadar akan pentingnya sikap-sikap mental yang positif. Dengan segala tanggungjawab di organisasi, kita dilatih disiplin, jujur, berfikir kritis, dan mampu me-manage waktu. Kita juga semakin terlatih untuk berani membuat suatu keputusan. Sikap-sikpa ini akan tercapai didunia kerja, sehingga memungkin karir naik lebih cepat.

b) Berdiskusi dan Menyampaikan Pendapat

Karena di organisasi kita bekerja sama dengan banyak orang yang karakternya beda-beda, kita dituntut untuk mampu menghargai pendapat dan mau mendengar pendapat orang lain. Kita juga dipaksa untuk berani mengemukakan pendapat lewat diskusi, baik itu dalam rapat maupun kepada pihak-pihak yang lebih tua.

c) Belajar Manajemen Organisasi

Aktif di organisasi akan mengajarkan kita untuk bertindak sesuai prosedur dalam manajemen organisasi. Misalnya, tentang tata cara rapat, cara mengajukan proposal yang baik, termasuk langkah-langkah dalam mengerjakan sebuah proyek.

d) Ajang Bersosialisasi

Dalam berorganisasi pergaulan akan meluas, kita akan banyak teman dari anggota, adik kelas, senior, pihak sponsor, dan banyak kontak penting lainnya.

d. Macam-macam organisasi kepemudaan

Organisasi kepemudaan yang terdapat di Indonesia sangatlah banyak yang trcatat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, akan tetapi yang terdapat dalam ruang lingkup daerah dan desa antara lain :

a) Karang Taruna

b) Remaja Islam Masjid (RISMA) c) KNPI

d) Laskar Merah Putih e) Pemuda Pancasila f) Pemuda Muhammdiyah g) Pemuda Anshor


(43)

24

h) Satuan Pemuda dan Mahasiswa Pemuda Pancasila i) Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI)

j) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Pemuda dalam Berorganisasi

Perkembangan bidang pengetahuan perilaku berorganisasi semakin hari semakin berkembang. Perilaku manusia hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu faktor internal dan ekternal. a. Faktor Internal

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam faktor internal adalah motivasi, pemahaman, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu. Faktor yang terdapat dari dalam pribadi seseorang juga dapat disebut sebagai konsep diri.

Djaali (2008:129), “konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain”. Dalam teori psikoanalisis, proses perkembangan konsep diri disebut pembentukan ego. Menurut teori ini, ego yang sehat adalah ego yang dapat mengontrol dan


(44)

25

mengarahkan kebutuhan primitif (golongan libino) supaya setara dengan dorongan dari super ego serta tuntutan lingkungan.

Konsep diri menurut erikson dalam Djaali (2008:130) berkembang melalui lima tahap, yaitu sebagi berikut:

1) Perkembangan dari sense of trust vs sense of mistrust, pada anak usia 1 setengah sampai 2 tahun. Melalui hubungan dengan orangtuanya, anak akan mendapatkan kesan dasar apakah orang tuanya merupakan pihak yang dapat dipercaya atau tidak.

2) Perkembangan dari sense of anatomy vs shame and doubt, pada anak usia 2-4 tahun. Yang terutama berlkembang pesat pada usian ini adalah kemampuan motorik dan berbahasa, yang keduanya memungkinkan anak menjadi lebih mandiri.

3) Perkembangan dari sense of initiative vs sense of guilt, pada anak usia 4-7 tahun. Anak selalu menunjukkan perasaan ingin tahu, begitu juga sikap ingin menjelajah, dan mencoba-coba.

4) Perkembangn dari sense of industry vs inferiority, pada usia 7-11 atau 12 tahun. Inilah masa anak ingin menunjukkan keberhasilan dari usahanya.

5) Perkembangan dari sense of identity diffusion, pada remaja. Remaja biasanya sangat besar minatnya terhadap diri sendiri. Biasanya mereka ingin memperolah jawaban tentang siapa dan bagaimana dia.

Apa yang ada dan telah dialami seseorang merupakan pengaruh terbentuknya penghayatan seserang terhadap stimulus. Sikap yang akan terbentuk salah satunya dari tanggapan. Untuk mendapatkan atau mempunyai tanggapan dan pengahayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

b. Faktor Eksternal

Faktor faktor yang mempengaruhi dlam faktor eksternal adalah keluarga, lingkungan masyarakat, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan


(45)

26

kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.

(http://arifkotak.blogdetik.com/perilaku-dalam-organisasi/)

Berorganisasiterkadang dimulai dari sikap, adapun faktor yang mempengaruhi sikap mandiri yaitu faktor ekonomi, kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.

a) Faktor Ekonomi

Orang yang berada pada ekonomi sulit biasanya akan cenderung segera bangkit sebagai reaksi atas keterbatasan kesejahteraan yang ada padanya. Mereka tidak segan melakukan apa saja demi menghasilkan uang, bahkan dikerjakan tanpa mengenal waktu. Situasi dan kondisi ekonominya akan memberikan gemblengan menjadikan insan yang selektif dan hemat dalam pengeluaran pembelanjaan. Mereka lebih terbiasa dan mampu mengatasi berbagai kesulitan hidup, sebagai dampak positifnya mereka cenderung menjadi lebih cepat memiliki sikap mandiri daripada anggota keluarga yang tumbuh dalam keadaan ekonomi yang serba kecukupan.

b) Kebiasaan Dalam Keluarga

Kebiasaan dalam keluarga juga dapat berpengaruh terhadap sikap kemandirian seseorang. Banyak orang tua yang telah mampu memanjakan anak-anaknya tetapi akhirnya tidak mampu menanamkan sikap kemandirian. Sebenarnya pendidikan sederhana tentang kemandirian kepada anak dapat dilakukakan oleh orang tua dengan


(46)

27

cara memberikan tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Hal terpenting bahwa proses pendidikan kemandirian dapat berhasil manakala dapat terwujudnya transformasi pendelegasian tanggung jawab dari orang tua kepada anaknya.

c) Lingkungan Masyarakat

Seorang kepala rumah tangga juga perlu mendidik kemandirian kepada istrinya dengan cara mengkondisikan agar istrinya tidak larut dalam pola hidup boros, konsumtif namun sebaliknya bagaimana seorang istri dapat mengelola pembelanjaan sebaik-baiknya sehingga tidak “lebih besar pasak daripada tiang”. Pemanfatan secara optimal barang yang yang tersedia. Melatih berusaha untuk mendapatkan income keluarga, meskipun urusan ma’isah adalah sepenuhnya tanggung jawab suami, namun secara umum hal ini akan berpengaruh terhadap pembiasaan sikap hidup mandiri bagi seluruh anggota keluarga termasuk anak remaja.

Menurut Syamsir Torang (2013:53), Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi individu dalam berorganisasi, yaitu : kompetensi, motivasi, kepemimpinan, dan konflik

1) Kompetensi

Agar organisasi dengan mudah mencapai tujuannya, maka diperlukan kompetensi pemimpin dan anggota. Kompetensi merupakan karakteristik individu yang mendasari kinerja atau perilaku di dalam organisasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan,


(47)

28

kemampuan, sikap, gaya kerja, kepentingan, kepercayaan, dan gaya kepemimpinan. Selanjutnya Wibowo (2001) menguraikan lima karakteristik kompetensi, yaitu :

a. Motif adalah penyebab bertindak, mendorong, dan mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuannya.

b. Sifat adalah karakter fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

c. Konsep diri adalah sikap, nilai, citra diri, dan percaya diri.

d. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks dan spesific information yang dimiliki seseorang.

e. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan.

2) Motivasi

Motivasi adalah energi yang menggerakkan individu untuk berusaha mencapai tujuan yang diharapkan. Di samping itu Usman (2009), menjelaskan bahwa “motivasi proses psikis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Dalam memotivasi anggota dalam berorganisasi seorang pemimpin berhadapan dengan persoalan yang dapat mempengaruhi setiap anggota dalam bekerja, yaitu kemauan dan kemampuan. Seorang pemimpin dapat mengatasi lemahnya kemauan anggota dalam pendidikan dan latihan. Dengan demikian motivasi merupakan faktor pendorong dalam mempengaruhi perilaku seseorang.


(48)

29

Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu, atau dorongan untuk mencapai sesuatu. Menurut Danim (2004),“mengasumsikan motivasi sebagai aktivitas individu untuk mentukan dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuannya”. Paling tidak ada tiga unsur yang terdapat dalam motivasi, pertama dorongan dalam melakukan sesuatu, kedua tujuan ynag ingin dicapai, dan yang ketiga adalah strategi bagaimana seseorang mencapai tujuan. Ada tujuan yang ingin didapatkan yang membuat seseorang mau melakukan sesuatu.

3) Kepemimpinan

Organisasi sangat membutuhkan peranan seorang pemimpin oleh karena pemimpin memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki kompetensi atau pengetahuan (manajerial dan strategi) yang lebih, berperilaku yang baik, mampu mempengaruhi dan mengarahkan orang lain, harus mengambil keputusan, bertanggungjawab, baik dalam penyampaian ide, bijak, mengayomi, dan memberi motivasi serta mampu melakukan pendekatan personal (human relation) dengan bawahannya. Setiap pemimpin memiliki keunikan masing-masing, tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat dan bernilai manusiawi. Pemimpin adalah manusia dan orang yang dipimpin pun juga manusia. Alam keadaan tertentu bilamana proses kepemimpinan dilaksanakan secara tidak manusiawi, maka berbagai masalah akan terjadi, yang akhirnya akan berakibat prosesnya berlangsung tidak efektif.


(49)

30

Kualitas atau karakter seorang pemimpin menentukan kepemimpinannya. Kualitas tersebut tidak dapat turunkan pada orang lain, karena pandangan teori ini menyatakan bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, kecuali bagi mereka yang memiliki kualitas tersebut. Pemimpin harus mampu mempelopori semua perbuatan yang baik, agar diikuti oleh bawahannya.

4) Konflik

Konflik organisasi dapat disebabkan oleh adanya kompetisi, perbedaan, pertentangan, kelas, dan perselisihan. Oleh sebab itu, konflik merupakan masalah yang dapat dikatakan seriua atau sebaliknya (tidak serius) dalam setiap organisasi. Konflik akan menjadi masalah serius apabila berdampak negatif terhadap kinerja organisasi. Sebaliknya, konflik akan memberi dampak positif terhadap kinerja organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa konflik juga dibutuhkan untuk lebih mengefektifkan kinerja individu atau kelompok dalam organisasi.

Penyesuaian diri remaja dalam berorganisasi, menurut Schneiders dalam Ali (2006:181), setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja, yaitu :

1) Kondisi Fisik

Seringkali kondisi fisik berpengaruh terhadap penyesuain diri remaja. Aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi fisik antara lain :


(50)

31

a. Konstitusi Fisik

Dari sini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat kapasitas pribadi, sifat, atau kecenderungan berkaitan dengan konstitusi fisik maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuain diri.

b. Sistem Utama Tubuh

Termasuk ke dalam sistem utama tubuh yang memiliki pengaruh terhadap penyesuain diri adalah sistem syaraf, kelenjar, dan otot. Sistem syaraf yang berkembang dengan normal syarat mutlak bagi perkembangan psikis yang akhirnya berpengaruh pada penyesuaian diri.

c. Kesehatan Fisik

Penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan sejenisnya akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri.

2) Kepribadian

Kepribadian dapat berpengaruh pada penyesuaian diri seseorang yang memiliki unsur kemauan dan kemampuan untuk berubah, pengaturan diri dalam pemeliharaan untuk mengatur diri, realisasi diri, dan pengaturan diri yang sesungguhnya muncul tergantung pada kualitas dasar lainnya yang penting peranannya dalam penyesuaian diri, yaitu kulaitas inteligensi.


(51)

32

3) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja dengan unsur yang terdapat didalamnya, seperti belajar, pengalaman, latihan, dan determinasi diri yang merupakan faktor yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan untuk menccapai penyesuaian diri secara tuntas.

4) Lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri meliputi : a. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting. Unsur-unsur di dalam keluarga, seperti konstelasi keluarga, interaksi antara orangtua dan anak, interaksi antar anggota keluarga, peran sosial dalam keluarga, dan gangguan dalam keluarga yang dapat mempengaruhi individu dalam penyesuaian diri.

b. Lingkungan Sekolah

Sebagaimana lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dapat menjadi kondisi yang memungkinkan berkembangnya atau terhambatnya proses perkembangan individu. Pada umunya sekolah, sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk mempengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual, sosial, nilai-nilai, sikap, dan moral. Oleh sebab itu, proses sosialisasi yang dilakukan melalui iklim sekolah yang diciptakan


(52)

33

oleh interaktif edukatifnya sangat berpengaruh pada perkembangan individu.

c. Lingkungan Masyarakat

Karena keluarga dan sekolah berada dalam lingkungan masyarakat, lingkungan masyarakat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. Konsistensi nilai-nilai, sikap, aturan-aturan, norma, moral, dan perilaku masyarakat akan diidentifikasikan olah individu yang berada dalam masyarakat sehingga akan berpengaruh pada proses perkembangan indiviidu. 5) Agama serta Budaya

Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang memberikan makna sangat mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Agama secara konsisten dan terus menerus mengingatkan manusia tentang nilai-nilai intrinsik dan kemuliaan manusia yang diciptakan oleh Tuhan, bukan hanya sekedar nilai-nilai instrumental sebagaimana yang dihasilkan manusia. Dengan demikian, agama memiliki sumbangan yang berarti terhadap perkembangan diri individu. Selain agama, budaya juga merupakan faktor yang yang berpengaruh terhadap kehidupan individu. Hal ini terlihat dari adanya karakteristik budaya yang diwariskan kepada individu melalui berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sehingga budaya berpengaruh pada perkembangan individu.


(53)

34

B. Kerangka Pikir

Setelah dilakukan penguraian terhadap beberapa pengertian dan konsep utama yang akan mebatasi penelitian ini, maka kerangka pikir akan merupakan instrumen yang memberi penjelasan sebagaimana upaya penulis untuk memahami pokok masalah dan menjadi garis pedoman penulisan proposal dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian tersebut peenelitian ini akan meneliti hubungan antara variabel bebas (X) yaitu faktor yang mempengaruhi sikap pemuda di desa Kedaton II kecamatan Batanghari Nuban kabupaten Lampung Timur, dengan variabel terikat (Y) yaitu sikap berorganisasi, selanjutnya untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kerangka pikir ini akan disajikan dalam bagan kerangka pikir berikut ini :

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Faktor-faktor yang mempengaruhi

Sikap Pemuda (X): 1. Faktor Intern

a. Pemahaman b. Motivasi 2. Faktor Ekstern

a. Lingkungan Keluarga b. Lingkungan Masyarakat

Sikap dalam Berorganisasi Pemuda desa Kedaton II (Y):

1. Mendukung

2. Kurang Mendukung 3. Tidak Mendukung


(54)

35

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Motode Penelitian

Penelitian adalah salah sata cara untuk menemukan jawaban secara ilmiah. Setiap penelitian memiliki metode tertentu untuk memecahkan masalah. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh peneliti. Metode penelitian berguna untuk menemukan data dan cara menguji kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan.

Penggunaan metode dalam penelitian harus melihat pokok permasalah dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskirptif adalah penelitian untuk mengetahui status atau kedudukan sesuatu.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena penelitian ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah “keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2009:117) berpendapat bahwa


(55)

36

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditari kesimpulan”.

Tabel 1. Jumlah pemuda desa Kedaton II

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 16 22 21 42

2 17 21 19 40

3 18 23 18 41

4 19 21 17 38

5 20 13 10 23

6 21 12 11 23

7 22 13 10 23

8 23 13 10 23

9 24 13 10 23

10 25 10 13 23

11 26 14 13 27

12 27 11 12 23

13 28 13 10 23

14 29 9 14 23

15 30 15 8 23

Jumlah 224 195 419

Sumber : monografi desa Kedaton II tahun 2013

Populasi dalam penelitian ini adalah pemuda yang berjumlah 419 orang yang terdiri dari 224 laki-laki dan 195 perempuan.


(56)

37

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 144) “apabila subjek kurang dari 100 lebih baik di ambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya besar dari atau lebih dari 100 dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”

Berdasarkan teori tersebut , maka penelitian ini adalah penelitian diambil 10% dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah populasi sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling. Dengan demikian jumlah sampel adalah 10% x 419 = 41,9 dibulatkan menjadi 42 orang.

C. Variabel Penelitian dan Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang memepengaruhi sikap pemuda di Desa Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabutapan Lampung Timur (variabel X).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap pemuda dalam berorganisasi (variabel Y).

2. Definisi Operasional Variabel a. Variable X


(57)

38

Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi.

Faktor-faktor memepengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Kedaton II Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. 1. Faktor pemahaman pemuda terhadap organisasi

2. Faktor motivasi pemuda terhadap organisasi 3. Faktor lingkungan keluarga terhadap organisasi 4. Faktor lingkungan masayarakat terhadap organisasi

b. Variable Y

Sikap dalam Berorganisasi Pemuda desa Kedaton II meliputi sikap mendukung, kurang mendukung, dan tidak mendukung. Organisasi merupakan suatu wadah yang terdiri dari dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan.

D. Rencana Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala penilaian yang berbentuk scoring. Setiap pilihan akan diberikan nilai melalui angket yang diberikan kepada setiap responden yang disebarkan oleh peneliti. Angket yang diberikan adalah angket tertutup yang berisikan indikator dari faktor-faktor yang


(58)

39

mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi. Angket berbentuk pertanyaan dan pilihan, dalam setiap soal diberikan tiga buah pilihan. Setiap responden harus memilih satu diantara tiga pilihan tersebut.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pokok

a. Angket

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, artinya data yang diperoleh langsung dari sumber utama yaitu dosen dan mahasiwa. Data primer ini yaitu data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah angket. Angket ini digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Angket mudah dilaksanakan dan mudah di isi oleh pemuda untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

2. Angket dapat dikerjakan dalam waktu yang singkat.

3. Pengolahan angket lebih mudah, karena jawaban yang dipilih pemuda telah diklasifikasikan ke dalam table.

2. Teknik Penunjang a. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data primer yang berupa data jumlah pemuda.


(59)

40

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang berlum terdapat dalam penyebaran angket maka diperlukan wawancara.

F. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto (2010:168) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Untuk uji validitas digunakan kontrol langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator variabel yang dipakai.

Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah logical validity, yaitu dengna cara mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan berdasarkan konsultasi tersebut maka dilakukan perbaikan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dalam penelitian ini.

Menurut Arikunto (2010:178) “reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji reliabilitas data adalah sebagai berikut:


(60)

41

2. Hasil uji coba dikelompokkan ke dalam item ganjil dan item genap. 3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment

yaitu:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variebel Y xy = product dari gejala x dan y

n = jumlah responden

∑X2 = variabel bebes

∑Y2 = variabel terikat

( Sutrisno Hadi, 2008:294)

4. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas seluruh item angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu:

Keterangan :

rxy = koefisien reliabilitas seluruh item

rgg = koefisien korelasi item ganjil dan genap (Sutrisno Hadi, 2008: 37)

5. Hasil analisis kemudian dibadingkan dengan tingkat reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:


(61)

42

Antara 0,90 − 1,00 = reliabilitas tinggi Antara 0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang Antara 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2002)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul yaitu dengan mengidentifikasikan data, menyeleksi, dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data, serta menyusun data. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Adapun tekniknya sebagai berikut:

1. Menentukan klasifikasi skor dengan menggunakan rumus interval, yaitu:

K NR NT

I  

Keterangan:

I : Interval NT : Nilai tertinggi NR : Nilai terendah K : Kategori


(62)

43

2. Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus sebagai berikut:

%

100

N

F

P

Keterangan

P = Besarnya persentase

F = Jumlah alternative seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Arikunto dalam Aditama (2013:56) mengatakan bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase yang di peroleh di gunakan kriteria sebagai berikut :

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik 0% - 39% = Tidak Baik


(63)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014 adalah sebagai berikut.

1. Faktor pemahaman yang dimiliki oleh pemuda desa Kedaton II sudah tergolong tinggi yakni sebanyak 17 orang (40,48%).

2. Faktor motivasi yang ada sudah memperlihatkan sesuatu yang sangat baik karena mayoritas tertarik untuk berorganisasi dan tergolong tinggi yakni sebanyak 25 orang (59,53%).

3. Faktor lingkungan keluarga menunjukkan sesuatu yang sangat baik dan tergolong tinggi yakni sebanyak 25 orang (59,53%).

4. Faktor lingkungan masyarakat menunjukkan kategori sedang dengan presentase sebanyak 26 orang (61,90%).

5. Sikap berorganisasi pemuda tergolong tinggi dengan presentase sebanyak 21 orang (50%).


(64)

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dan berdasarkan pengamatan penulis, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Kepala Desa Kedaton II

a. Agar dapat memberikan pembinaan terhadap organisasi yang ada yang selanjutnya dapat memberikan perhatian khusus pada organisasi kepemudaan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan diri pemuda.

b. Memfasilitasi sarana pengembangan diri pemuda melalui organisasi kepemudaan dan keolahragaan sehingga pemuda dapat menyalurkan minat dan bakat yang dimilikinya.

2. Kepada Pemuda

Sebagai generasi bangsa agar, diharapkan banyak belajar didalam suatu organisasi kepemudaan yang ada masyarakat sebagai sarana sosialisasi dan pengembangan diri. Mengembangkan dan memajukan organisasi kepemudaan yang ada sebagai sarana pembelajaran dan penyiapan bekal masa depan sebagai penerus bangsa.

3. Kepada Masyarakat

Sebagai lingkungan tempat berkembangannya pemuda diharapkan terjalinnya rasa persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan diantara setiap perbedaan yang ada, dan dengan cara lebih meningkatkan lagi segala pelaksanan kegiatan kemasyarakatan terutama pada pembinaan generasi muda.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. 2013. Pengaruh Sikap Dan Motivasi Masyarakat Terhadap Partisipasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan Siskamling di Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Ali M, Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara

Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Busrowi, Susilo S. 2010. Sosiologi Pendidikan: Mengapa Penting?. Bekasi : Pustaka Ilmu Nusantara.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai: Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai. Bandung : Alfabeta

Fathoni, A. 2009. Organisasi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Hadi,Sutrisno. 1989. Metodology Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi Univesitas Gajah Mada.

Hutagalung, Inge. 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Indeks. Indra, Roni. 2011. Sukses sebelum lulus kuliah. Bandung : Master publishing Pratiwi, Rina. 2013.Pengaruh Pemahaman Materi Hak Asasi Manusia Terhadap

Sikap Kemanusiaan Siswa Kelas VII Di Smp Negeri 2 Hulu Sungka Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

Bandar Lampung : Universitas Lampung Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.


(66)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan . Bandung : Rineka Cipta.

Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya, dan Perubahan Organisasi). Bandung : Alfabeta.


(1)

Antara 0,90 − 1,00 = reliabilitas tinggi Antara 0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang Antara 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2002)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul yaitu dengan mengidentifikasikan data, menyeleksi, dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data, serta menyusun data. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Adapun tekniknya sebagai berikut:

1. Menentukan klasifikasi skor dengan menggunakan rumus interval, yaitu:

K NR NT

I  

Keterangan:

I : Interval NT : Nilai tertinggi NR : Nilai terendah K : Kategori


(2)

43

2. Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus sebagai berikut:

%

100

N

F

P

Keterangan

P = Besarnya persentase

F = Jumlah alternative seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Arikunto dalam Aditama (2013:56) mengatakan bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase yang di peroleh di gunakan kriteria sebagai berikut :

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik 0% - 39% = Tidak Baik


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap pemuda dalam berorganisasi di Desa Kedaton II Kecamatan batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur tahun 2014 adalah sebagai berikut.

1. Faktor pemahaman yang dimiliki oleh pemuda desa Kedaton II sudah tergolong tinggi yakni sebanyak 17 orang (40,48%).

2. Faktor motivasi yang ada sudah memperlihatkan sesuatu yang sangat baik karena mayoritas tertarik untuk berorganisasi dan tergolong tinggi yakni sebanyak 25 orang (59,53%).

3. Faktor lingkungan keluarga menunjukkan sesuatu yang sangat baik dan tergolong tinggi yakni sebanyak 25 orang (59,53%).

4. Faktor lingkungan masyarakat menunjukkan kategori sedang dengan presentase sebanyak 26 orang (61,90%).

5. Sikap berorganisasi pemuda tergolong tinggi dengan presentase sebanyak 21 orang (50%).


(4)

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dan berdasarkan pengamatan penulis, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Kepala Desa Kedaton II

a. Agar dapat memberikan pembinaan terhadap organisasi yang ada yang selanjutnya dapat memberikan perhatian khusus pada organisasi kepemudaan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan diri pemuda.

b. Memfasilitasi sarana pengembangan diri pemuda melalui organisasi kepemudaan dan keolahragaan sehingga pemuda dapat menyalurkan minat dan bakat yang dimilikinya.

2. Kepada Pemuda

Sebagai generasi bangsa agar, diharapkan banyak belajar didalam suatu organisasi kepemudaan yang ada masyarakat sebagai sarana sosialisasi dan pengembangan diri. Mengembangkan dan memajukan organisasi kepemudaan yang ada sebagai sarana pembelajaran dan penyiapan bekal masa depan sebagai penerus bangsa.

3. Kepada Masyarakat

Sebagai lingkungan tempat berkembangannya pemuda diharapkan terjalinnya rasa persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan diantara setiap perbedaan yang ada, dan dengan cara lebih meningkatkan lagi segala pelaksanan kegiatan kemasyarakatan terutama pada pembinaan generasi muda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. 2013. Pengaruh Sikap Dan Motivasi Masyarakat Terhadap Partisipasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan Siskamling di Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Ali M, Asrori. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara

Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia: Teoridan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Busrowi, Susilo S. 2010. Sosiologi Pendidikan: Mengapa Penting?. Bekasi : Pustaka Ilmu Nusantara.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara

Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan Pendidikan Nilai: Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai.

Bandung : Alfabeta

Fathoni, A. 2009. Organisasi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Hadi,Sutrisno. 1989. Metodology Research. Yogyakarta : Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi Univesitas Gajah Mada.

Hutagalung, Inge. 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta : Indeks. Indra, Roni. 2011. Sukses sebelum lulus kuliah. Bandung : Master publishing Pratiwi, Rina. 2013.Pengaruh Pemahaman Materi Hak Asasi Manusia Terhadap

Sikap Kemanusiaan Siswa Kelas VII Di Smp Negeri 2 Hulu Sungka Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2012/2013.

Bandar Lampung : UniversitasLampung Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan . Bandung : Rineka Cipta.

Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya, dan Perubahan Organisasi). Bandung : Alfabeta.