FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

(1)

PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Pembangunan non fisik selalu dikaitkan sikap mental, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa mentalitas atau sikap mental adalah searah atau tidak searahnya perbuatan seseorang dengan hati nuraninya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik disebabkan oleh: faktor kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa, faktor kurang kemampuan dan kemauan pemuda, faktor kurangnya kesadaran pemuda, faktor rendahnya tingkat pendidikan.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan subjek penelitian adalah pemuda di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Yang didukung oleh teknik pengumpulan data dengan mengunakan angket sebagai teknik pokok. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 responden. Analisis data menggunakan rumus chi kuadrat.

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Dan disebabkan oleh faktor kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa yang tergolong tinggi sebesar 40,48%, tergolong sedang 38,10% dan tergolong rendah sebesar 21,42.Yang mempengaruhi pemuda terhadap pembangunan non fisik disebabkan faktor kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda yang tergolong tinggi sebesar 23,81%, yang tergolong sedang sebesar 59,52% dan yang tergolong rendah 16,67%. Faktor kurangya kesadaran pemuda yang tergolong tinggi sebesar 45,24 %, yang tergolong sedang 30,95% dan yang tergolong rendah sebesar 23,81%. Sedangkan faktor rendahnya tingkat pendikan yang tergolong tinggi sebesar 7,1 4%, tergolong sedang 69,05% dan tergolong rendah sebesar 23,81%. Hasil pengujian hipotesis menunjukan keofesien kontingensi C=0,61 dan

= 0,816berda pada kategori sangat berpenagruh. Hal ini menunjukan faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pembangunan non fisik.


(2)

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa baik sebagai kesatuan kelompok maupun individu, merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pembangunan karena secara prinsip penyelenggaraan pembangunan ditujukan guna memajukan desa tersebut. Disamping itu, adanya partisipasi masyarakat didasarkan pada pertimbangan :Bahwa kedaulatan ada ditangan rakyat yang melaksanakanya melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang yang akan memegang tumpuk pimpinan untuk masa depan berikutnya.

Dalam kehidupan suatu bangsa peranan generasi pemuda sangat penting. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menghayati, memahami, serta mengamalkan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa. Generasi pemuda Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab nasional untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda sebagai suatu bangsa yang berdasarkan pada pancasila dan UUD1945, serta berpedoman pada haluan negara dengan ikut mengisi kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan


(4)

bangsa dan mempercepat pembangunan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti memberikan kesempatan pada pemuda untuk memenuhi berbagai keinginan dan harapan-harapanya. Pembangunan merupaka masalah bersama dimana diperlukan peran aktif masyarakat terutama pemuda.

Partisipasi pemuda dalam pembangunan berarti telah ikut serta dalam mengembangkan keterampilan dalam kehidupan kelompok dimana terpupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa. Pemuda yang dimaksudkan disini adalah pemuda yang berusia 18-30 tahun, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Kaum muda yang dianggap insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu mempersiapkan diri menjadi kader bangsa agar tetap menjadi generasi muda yang rasial, berbudi pekerti luhur memiliki keterampilan serta beranggung jawab demi masa depan.

Membentuk suatu pembangunan bukan hanya peningkatan sumber daya manusia yang dapat diperoleh melalui latihan dan pendidikan serta penguasaan iptek melalui bangku pendidikan. Sebaiknya jangan sampai lupa memperhitungkan bahwa sebelum memasuki pendidikan perlu disiapkan pembinaan sikap mental


(5)

yang bersifat mendasar yang harus dimulai pada masa kanak-kanak didalam lingkungan keluarga. Sikap mental yang benar itu nantinya yang menjadi alat untuk menggali sumber daya yang ada dalam tubuh anak-anak serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesungguhnya yang ditingkatkan itu bukanya sumbernya melainkan daya yang ada dalam diri. Dengan demikian, berarti sumber daya itu telah tersedia dan tersimpan pada setiap orang. Beberapa besarnya yang tersimpan itu, baik secara individu maupun kolektif tidak dapat diketahui, tidak dapat diragukan lagi bahwa kekuatan daya itu amat besar sekali dan terus berkembang. Setiap manusia memiliki potensi yang besar dan tidak terlihat, sehingga sehingga masih banyak dari manusia itu sendiri kurang menyadari potensi potensi yang dimilikinya dan masih perlu digali.

Potensi mempunyai rangkaian yang erat dengan pembangunan karena dengan penggalian pemanfaatan dari potensi ini oleh pemuda dengan bimbingan aparat desa maka tahap demi tahap pembangunan menunjukan hasil-hasil positif bagi pemuda dan dengan adanya potensi manusia dapat menghasilkan suatu karya dan ketrampilan yang dapat memajukan pembangunan.

Bangsa Indonesia selalu menekankan pentingnya asas pemerintahan dalam langkah-langkah pembangunan, namun dalam realisasinya masih tersendat-sendat. Keadaan seperti ini menuntut adanya keterampilan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di desa, dengan demikian akan terbentuk lapangan kerja. Pengembangan sumber daya alam setempat dapat juga dilakukan dengan memberi nilai tambah pada sesuatu yang tadinya tidak berharga. Hal ini hanya


(6)

bisa dilakukan jika pengetahuan, keterampilan dan kepekaan memadai atau dengan kata lain pengembangan sumber daya alam membutuhkan perlunya pengembangan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya sangat ditentukan oleh sikap mental manusia jadi jelasnya bahwa kualitas sumber daya tidak hanya ditentukan oleh keahlian seseorang saja.

Program-program pembangunan desa hendaknya program yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan bersama, jangan sampai program pembangunan hanya mendukung kepentingan minoritas tertentu saja program-program yang dikehendaki oleh masyarakat akan memicu semangat ikut serta dalam kegiatan pembangunan tersebut, tetapi sebaliknya program pembangunan yang tidak dikehendaki oleh rakyat dapat menimbulkan perilaku memusuhi, menumbuhkan sikap acuh tak acuh, sikap membiarkan kerusakan-kerusakan pada bangunan yang dibangun. Perilaku sikap mental yang dilahirkan dapat dilihat seketika. Tetapi, keadaan atau kualitas dari mental itu sendiri tersimpan dalam diri manusia. Kualitas mental hanya dapat ditentukan dengan bukti-bukti nyata kadang-kadang memakan waktu yang cukup panjang untuk sampai pada suatu pemberian nilai yang disebut nilai mentalitas atau nilai manusianya. Sikap dalam bentuk fisik adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik sedangkan, sikap dalam bentuk non fisik yang sering juga disebut mentalitas merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan yang mengendalikan setiap tindakan. Secara sederhana bahwa mentalitas atau sikap mental itu searah atau tidak searahnya perbuatan seseorang dengan hati nuraninya. Pembangunan non fisik merupakan suatu bentuk realisasi yang dilakukan pemuda dalam waktu yang akan datang. Pembangunan non fisik dapat direalisasikan


(7)

dalam partisipasi dalam setiap kegiatan di desa misalnya partisipasi dalam penyuluhan, pertanian, perikanan, kesehatan, dan partisipasi dalam musyawarah dalam pembangunan yang ada di desa. Manfaat dalam partisipasi dalam pembangunan non fisik sebenarnya dirasakan oleh pemuda itu sendiri tetapi para pemuda kurang menyadarinya.

Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, keterbatasan lapangan kerja dan adanya sikap mental yang statis, pasif, suka bermalas-malasan, kurang disiplin, kurangnya inisiatif serta ide-ide untuk meningkatkan hasil karya dengan cara kerja atau sarana kerja yang efektif dan efisien.

Seperti yang terjadi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah. Pemuda yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah sikap mental dalam pembangunan dapat digolongkan statis dan pasif berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 20011. Partisipasi pemuda dalam kegiatan-kegiatan non fisik yang ada di desa masih dirasakan kurang, misalnya kurangnya partisipasi dalam musyawarah dalam pembangunan fisik dan kurangnya partisipasi dalam organsasi karang taruna dan risma.


(8)

Dalam pembangunan yang diadakan oleh pihak pemerintah pusat yang bekerjasama dengan aparat desa, dimana dalam kegiatan tersebut melibatkan pemuda seperti penyuluhan pertanian dan perikanan karena sebagian penduduk di desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah adalah petani dan dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat tersebut.

Pemuda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk ikut serta dalam berpartisipasi dalam pembangunan di desa. Sebagai generasi bangsa yang mampu memberikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk dapat memajukan pembangunan di desa dalam bentuk fisik maupun non fisik. Tetapi faktanya masih kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik banyak kegiatan yang diselenggarakan demi meajukan pembangunan desa. Untuk lebih jelasnya kurangnya partisipasi pemuda dapat dilihat pada tabel di bawah ini


(9)

Tabel 1. Presentase kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik di Desa Kelirejo Lampung Tengah Tahun 2011

NO

Pembangunan non fisik

I II III

Pemuda yang aktif

Pemuda yang non aktif

Pemuda yang ada di desa

kalirejo 1.

2 3

Musyawarah - Kerja bakti Karang taruna Risma 15 26 20 337 326 332 352 352 352

Sunber : Dokumentasi Kantor Kepala Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di desa tersebut. Di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah jumlah pemuda adalah 352 orang, pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan musyawarah dalam pembagunan desa berjumlah 15 orang, yang berpartisipasi dalam karang taruna berjumlah 26 orang, yang berpartisipasi dalam risma berjumlah 20 orang. Dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor ekstern menjadi penyebab rendahnya partisipasi pemuda di desa tersebut. Faktor intern yang berasal dari dalam diri pemuda tersebut yaitu tingkat kemampuan dan kemauan pemuda dalam pembangunan non fisik masih rendah, sedangkan faktor ektern yaitu tingkat inisiatif kepemimpinan di desa masih rendah sehingga kurang mampu mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. Disamping itu partisipasi rakyat yang disebabkan oleh jauhnya desa dari pusat adminitrasi pembangunan yang juga rendah.


(10)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik.

2. Rendahnya tingkat inisiatif pemimpin desa dalam mendorong pemuda dalam pembangunan non fisik.

3. Kurangnya pembinaan dan dorongan aparat desa untuk mengikutsertakan pemuda berpartisipasi.

4. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pemuda.

5. Kurangnya kesadaran pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik.

6. Kuranganya sosialisi pemerintah desa tentang pentingnya pembangunan non fisik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas maka peneliti membatasi permasalahan pada faktor-faktor kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi


(11)

kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Secara Teoretis

1. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan yang berada pada lingkup kajian pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji masalah hak dan kewajiban generasi muda sebagai warga negara.

b. Secara Praktis

1. Secara praktis kegunaan penelitian ini yaitu memberikan dorongan kepada pemuda untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pembangunan non fisik di desa dan Menumbuhkan sikap positif bagi pemuda terhadap partisipasi pembangunan nasional serta memiliki pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan.

2. Sebagai salah satu referensi atau sumber pustaka bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian lanjut, baik dari praktisi pendidikan tentang


(12)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan non fisik di Desa Kalirejo Lampung Tengah

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan dan Kewarganegaran yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Generasi Muda sebagai Warga Negara.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitan ini adalah pemuda yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu

Ruang Lingkup waktu penelitian adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai selesai penelitian ini.


(13)

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskriptif Teoretis

1. Pengertian Partisipasi Pemuda

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan baik itu pembangunan fisik maupun non fisik sangat diperlukan partisipasi masyarakat, terlebih lagi pemuda sebagai bagian masyarakat yang menjadi tumpuan dalam melakasanakan kegiatan pembangunan karena pembangunan nasional menjadi kurang berhasil atau tidak berhasil hanya jika sebagian pemuda tidak berpartisipasi atau kurang berpartisipasi dalam pembangunan.

Menurut Slamet “Partisipasi pemuda dalam pembangunan dapat diartikan sebagai ikut sertanya pemuda dalam pembangunan ikut serta dalam pembangunan dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan ( Slamet, 1984:3)

Didalam buku KNIP dijelaskan bahwa pengertian pemuda adalah bagian integral dari bangsa Indonesia yang bertindak sebagai obyek dan subyek dalam pembangunan nasional (Hasil kongres pemuda KNIP IV,1990;19). Sedangkan dalam buku pola pembinaan dan pengembangan generasi muda sebagaimana dikutip oleh Joko Pratiknyo (1991;28) mengatakan pemuda dan generasi muda adalah manusia yang berusia 18-30 tahun. Kaum muda yang dianggap insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu


(15)

mempersiapkan diri menjadi kader bangsa agar tetap menjadi generasi muda yang rasial, berbudi pekerti luhur,memiliki keterampilan serta beranggung jawab demi masa depan. Dalam buku KNIP(1990;33) disebutkan bahwa:

Generasi pemuda Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab nasional untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda sebagai suatu bangsa yang berdasarkan pada pancasila dan UUD1945, serta berpedoman pada haluan negara dengan ikut mengisi kemerdekaan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat pembangunan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan Partisipasi Menurut Saukat dan Yarwani dalam Abdullah sebagai berikut:

Istilah Partisipasi pada hakekatnya berati iku serta nya satu kesatuan atau kelompok orang dalam satu aktifitas yang dselenggarakan oleh satu susunan yang kebih besar, selanjutnya partisipsi erat hubunganya denganpartnershipartinya partsisipasi punya makna yang erat dengan perasaan tanggung jawab dari bagian yang mengambil dalam aktivitas tersebut

( Abdullah, 1974:65).

Dari definisi di atas, ada tiga hal yang penting yaitu :

1. Partisipasi lebih ditekankan pada keterlibatan mental dan emosional (pikiran dan perasaan) jadi bukan karena kehadiran secara fisik saja dalam suatu kelompok.

2. Mendorong orang untuk menyumbangkan inisiatif dan kretifitasnya dalam rangka mencapai tujuan kelompok. Jadi tidak hanya menyetujui ide-ide yang telah ditentukan oleh pimpinan.

3. Mendorong orang untuk ikut tanggung jawab dalam kegiatan kelompoknya untuk mencapai tujuan. Dengan adanya rasa tanggung jawab itu orang akan merasa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya dan


(16)

orang tersebut akan menambah perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sehingga akan berusaha agar tujuan dapat tercapai.

Karena pemuda sebagai generasi penerus bangsa akan akan menentukan maju mundur pembangunan tetapi kenyatanya pemuda sekarang kurang mempunyai kesadaran, dan kemauan untuk ikut serta dalam pembangunan. Fenomena yang ada ialah adanya pemuda yang merasa kurang dilibatkan dalam program-program pembangunan di desa, hal ini bisa secara individual maupun kolektif seperti karang taruna, risma dan lain-lain. Keadaan demikian kurangnya komunikasi antara pemerintah desa dengan pemuda. Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa.

1.1 Jenis-jenis Partisipasi dalam Pembangunan

Bentuk partisipasi dalam pembngunan desa adalah bentuk partisipasi aktif, bahwa berhasilnya pembangunan nasional tergantung pada partisipasi aktif seluruh rakyat, sikap mental, semangat, ketataan dan disiplin penyelenggara negara seluruh rakyat Indonesia. Rakyat diharapkan aktif memikul beban dan menerima kembali hasil-hasil pembangunan.

Ini berarti konsepsi partisipasi terkait secara langsung dengan ide demokrasi “ dari rakyat, oleh dan untuk rakyat akan: Memberikan setiap warga negara kemungkinan untuk menaiki jenjang atas skala sosial dan dengan demikian menurut hukum membuka jalan bagi hak-hak masyarakat untuk meniadakan semua hak istimewa yang dibawa sejak lahir, serta menginginkan agar


(17)

perjuangan demi keunggulan dalam masyarakat ditentukan semata-mata oleh kemampuan seseorang”. Atau dengan kata lain prinsip ini bertujuan “ untuk menjamin pengaruh dan partisipasi yang sama yang sama dalam mengatur kepentingan bersama bagi semuanya.

Kartz Menempatkan partisipasi sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan, disamping faktor-faktor tenaga yang terlatih, biaya, informasi peralatan dan kewenagan yang sah (Kartz,1995:113)

Sanit menandaskan,” Apabila kita berbicara mengenai pembangunan, sesungguhnya yang diperbincangkan ialah keterlibatan setiap masyarakat sebagai sistem terhadap masalah yang dihadapinya dan pencarian jawaban terhadap masalah tersebut. Dengan demikian tanpa adanya partisipasi segala bentuk pembangunan tidak akan berhasil ( Sanit,1995:113).

Ndraha (1990;103) menguraikan beberapa jenis partisipasi yang dapat ditempuh masyarakat dalam pembangunan desa yaitu:

1. Partisipasi dalam menerima dan memberi informasi

2. Partisipasi dalam memberikan tanggapan dan saran terhadap informasi yang diterima

3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan 4. Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan 5. Partisipasi dalam menerima hasil pembngunan 6. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan

Menurut Santoso (1986;12) partisispasi dalam pembangunan menurut jenis dapat dibedakan menjadi:

1. Partisipasi dalam pemikiran 2. Partisipasi Tenaga

3. Partisipasi dengan keahlian 4. Partisipasi dengan barang


(18)

6. Partisipasi dengan jasa 7. Partisipasi dengan uang

Sedangkan menurut Mandrie (1988:24) partisipasi rakyat dalam pembangunan dapat dirinci sebagai bentuk:

1. Partisipasi dalam merencanakan, memutuskan sendiri.

2. Partisipasi dalam menerima,memberi informasi dalam pembangunan.

3. Partisipasi dalam menyumbangkan material. 4. Partisipasi dalam menyumbangkan tenaga.

5. Partisipasi dalam memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun. 6. Partisipasi dalam merawat dan memelihara hasil-hasil

pembangunan.

Berdasarkan jenis partisipasi diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi tidak hanya bentuk materi saja melainkan bentuk saja yang bias diberikan untuk melaksanakan program pembangunan. Dan konsep partisipasi juga sebagai masukan yang berfungsi menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri.

1.2 Tahap Partisipasi

Tahapan partisipasi masyarakat dapat dilihat antara lain :

a. Partisipasi kontak dengan pihak lain sebagai slah satu titik awal perubahan sosial.

b. Partisipasi dalam menyerap dan memberi tanggapan informasi baik dalam arti menerima (menaati, memenuhi, melaksanakan), menerima dengan syarat maupun arti menolaknya.

c. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan, penetapan rencana.


(19)

d. Partisipasi dalam melaksanakan operasional pembangunan.

e. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan.

f. Partisipasi dalam menilai pembangunan yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tjokroamidjojo (1995:114) Masyarakat sendiri dapat berpartisipasi pada beberapa tahap, terutama dalam pembangunan yakni, inisiasi legitimasi dan eksekusi. Atau dengan kata lain, pada tahap desicion making, implementation, benefit, danevalution.

a. Keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah strategi dan kebijaksanaan

b. Keterlibatan dalam memikul hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Tjokroamidjojo (1995:114)

Dari pendapat yang ada tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat jenjang:

1. Proses dalam pembuatan keputusan 2. Partisipasi dalam pelaksanaan 3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil 4. Partisipasi dalam evaluasi.


(20)

2. Pengertian Pembangunan

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang akan selalu terjadi pada setiap masyarakat dalam rangka miningkatkan taraf hidup masyarakat tersebut. Menurut Nasution (1996: 28) berdasarkan pandangan tersebut pembangunan adalah:

1. Perubahan menuju pola-pola hidup masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan

2. Suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial.

3. Pencapaian pegetahuan dan keterampilan baru,timbulnya suatu kesadaran baru, perluasan wawasan manusia.

4. Suatu proses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material

Pembangunan adalah Perubahan menuju pola-pola hidup masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan suatu kontrol yang lebih besar dari pada tujuan politiknya dan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Siagian (1990;3) mengemukakan pembangunan sebagai usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana yang dilakukan secara


(21)

sadar oleh suatu bangsa, Negara, pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Definisi Pembangunan yang lain menurut Carolie Bryant dan Louise White dalam Bunyamin Maftuh dan Ruyadi (1996:116). Pembangunan itu ialah upaya untuk meningkatkan kemajuan manusia dalam mempengaruhi masa depanya. Ada lima aplikasi utama dari definisi ini yaitu

1. Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu maupun kelompok (capacity)

Manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial pada dasar nya mempunyai kualitas yang memadahi untuk dapat majukan pembangunan melalui pembinaan dengan pendidikan serta latihan untuk dapat melaksanakan pembangunan dengan kemampuan yang opimal.

2. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan kemlorotan nilai dan kesejahteraan (equity)

Pembangunan merupakan suatu perubahan yang dilaksanakan secara sadar oleh pemerintah dan masyarakan menuju suatu moderasisi dalam rangka perencanaanya yang bertujuan mensejahterakan masyarakat.

3. Pembangunan berarti menaruh kepercayaan kepada masyarakat untuk membangun dirinya sendiri sesuai pada kemampuan yang ada padanya,kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama,kebebasan memilih dan kekuatan untuk memutuskan (empowerment).


(22)

Masyarakat mempunyai hak sepenuhnya untuk dapat melakaksanakan pembangunan dengan kemampuan yang dimiliki.

4. Membangun berarti membangkitkan kemampuan untuk membangun secara mandiri(sustainability).

Kemampuan untuk mandiri sebagai kemampuan untuk menentukan tujuan secara mandiri, keinginan untuk mencoba hal yang baru ditumbuhkan pencapaian pembangunan

5. Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan negara satu dengan negara yang lain dan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan saling menghormati(interdepences)

Dengan mengurangi ketergantungan kepada Negara lain dan dapat menciptakan suatu kemandirian tetapi tidak melupakan hubungan dengan Negara lain jadi pemerintah harus dapat memililah hubungan yang mengutungkan dan hubunga yang dapat merugikan.

Kemudian secara lebih operasional Currey dalam Bunyamin Maftuh dan Ruyadi 1996:116)menekankan bahwa setiap definisi mengenai pembangunan harus dapat menjawab tiga pertanyaan , yaitu:

1. Untuk siapakah pembangunan tersebut, siapakah yang akan memetik keuntungan dan siapakah yang akan membiayainya.

2. Bagaimanakah cara pembanguanan itu dilaksanakan agar berhasil

3. Sifat dasar masyarakat apakah yang diharapkan akan muncul setelah proses perubahan masyarakat itu.


(23)

Menurut Pendapat Currey dalam (Bunyamin dan Ruyadi,1996:116)

Pembangunan itu hendaknya diartikan sebagai proses perubahan yang melalui perubahan itu suatu masyarakat memperkembangkan nilai-nilai kepemimpinan politik dan bentuk-bentuk organisasi sosial lainya yang dibutuhkan untuk mengerahkan dan menngunakan sumber-sumber daya dengan cara demikian rupa dapat memeksimumkan kesempatan yang tersedia bagi mayoritas anggota-anggotanya, untuk merealisasikan potensi mereka sebagai manusia hingga tingkat kemungkinan yang paling penuh

Berdasarkan definisi diatas, terlihat bahwa Currey pembangunan itu dilaksanakan untuk kepentingan mayoritas dengan mengembangkan potensi sumber daya manusia dan dengan tujuan meningkatkan taraf hidup setiap anggota masyarakat.

a. Pengertian Pembangunan Desa

Berbicara tentang pembangunan masyarakat desa dalam pembangunan desa sebagai dua istilah yang berbeda dan dapat dijelaskan, bahwa kedua istilah tersebut juga terkenal di dunia internasional yaitu pembangunan masyarakat desa sebagai “ yang mengandung makna pembangunan dengan pendekatan kemasyarakatan, partisipasi masyarakat dan organisasi masyarakat. Sedangkan pembangunan desa adalah “Rural Development” mempunyai arti yang lebih luas dimana pegertian pembangunan sudah mencangkup didalamnnya, bahkaan sekaligus terintegrasi pula segala urusan pemerintah yang meliputi keseluruhan aspek kehidupan dan penghidupan.

Pembangunan desa dapat dikatakan sudah menjadi metode yang merupakan suatu kebulatan, yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling berkaitan dimana pembangunan masyarakat merupakan salah satu


(24)

komponen yang sangat penting dan menentukan yang harus dibangun secara utuh bersama-sama dengan lingkungan fisik maupun lingkungan hidupnya. Dengan demikian apabila kita berbicara tentang pembangunan desamaka pada hakekatnya yang kita pikirikan pembangunan masyarakat desa.

Pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan didesa secara menyeluruh dan terpadu dengan imbangan kewajiban serasi antara pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintahnan wajib memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan dan fasilitas yang diperlukan sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk swakarsa dan swadaya gotong royong masyarakat pada setiap pembangunan yang diinginkan

Menurut Beratha (1982;72) dalam pola opersional pembangunan desabahwa yang dimaksud dengan pembangunan desa yaitu:

Seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung dipedesaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong, pembangunan desa diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan mengembangkan sumber prasarana dengan mendapatkan bimbingan dan bantuan dari aparatur pemerintah sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Sedangkan menurut Sudirwo pembangunan desa adalah :

Pembangunan desa adalah proses perubahan yang terus menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat bersama pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, material dan spiritual berdasrkan pancasila serta berlangsung di desa ( Sudirwo, 1981;63-63).

Berdasarkan pengertian di atas, maka pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan didesa secara kesinambungan bersama masyarakat dan


(25)

pemerintah desa guna meningkatkan kesejahteraan lahir batin, material, spiritual.

Adapun program pembangunan desa didasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas):

Tujuan pembangunan nasional adalah meningkat\an kesejahteraan masyarakat pedesaan,mempercepat kemajuan kegiatan ekonomi pedesaaan yang berkeadilan, mempercepat industrialisasi pedesaan. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya pendapatan masyarakat pedesaan, terciptanya lapangan kerja, tersedianya bahan pangan dan bahan lainya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi,terwujudnya keterkaitan ekonomi antara pedesaan dan perkotaan, menguatnya pengelolaan ekonomi lokal dan meningkatnya kapasisitas lembaga dan organisasi ekonomi masyarakat pedesaan.

Jadi dapat kita pahami bahwa Pembangunan itu hendaknya diartikan sebagai proses perubahan yang dilalui masyarakat dan mengunakan sumber-sumber daya dengan cara demikian rupa dapat memaksimumkan kesempatan yang tersedia bagi mayoritas para anggota, untuk merealisasikan potensi mereka sebagai manusia hingga tingkat kemungkinan yang paling penuh

b. Tahap perkembangan desa

Pembangunan pedesaan merupakan suatu proses yang terus menerus dalam jangka panjang dan memperhatikan perkembangan antara satu desa dengan desa lainya yang berbeda. Pemerintah telah menetapkan tingkat kemajuan desa sebagai berikut.


(26)

1. Pra Desa

Terdiri atas kelompok masyarakat yang belum menetap pada suatu lokasi yang disebut desa atau dapat pula berupa umbul yang kemudian berkembang dalam menuju pembentukan desa baru yang definiti.

2. Desa Swadaya atau Desa Tradisional

Masyarakat yang telah menetap dan bertempat tinggal dalam suatu desa dengan suatu organisasi kehidupan yang telah mengikuti norma-norma hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis, dalam suatu pola atau tata cara kehidupan terentu dan telah termasuk dalam daftar wilayah administratif pemerintah.

Desa ini mempunyai sifat : a. Masih Tradisional

b. Ekominya cukup sekedar memenuhi kebutuhan primer c. Hasil produksinya rendah

d. Tingkat pendidikan sangat rendah e. Prasarananya sangat terbatas

3. Desa Swakarya atau Desa Transisi

Hasrat dan kemauan membangun sudah dibarengi dengan prasarana dan fasilitas yang memadai dan teknik-teknik mulai diperkenlkan, produktifitas mulai meningkat, usaha-usaha prosesing bengkel-bengkel, perdagangan dan perkreditan sudah mulai timbul. Komunikasi melalui kantor pos, surat-surat


(27)

kabar dan radio sudah mulai dikenalmasyarakat sehingga komunikasi antar kota dan desa mulai lancar

Desa ini mempunyai sifat:

a. Lebih maju dari desa swadaya.

b. Pengaruh luar dan teknologi mulai masuk. c. Hasil produksinya mulai meningkat.

d. Lulusa SD antara 30-60% dari jumlah penduduk. e. Komunikasi dengan daerah luar mulai meningkat.

4. Desa Swasembeda atau Desa Berkembang

Perkembangan ekonominya telah mengarah pada kegiatan regional dan nasional; minimal desa ini telah memiliki lima faktor stategis seperti:

a. Prakarsa hasil produksi yang merangsang.

b. Teknik-teknik produksi yang selalu berubah-ubah sesuai dengan penemuan-penemuan baru.

c. Penyediaan peralatan.

d. Transportasi dan kmunikasi yang lancar. e. Fasilitas kredit dan fasilitas lainya.

Desa ini mempunyai sifat:

a. Mulai ada pengaruh pembaharuan. b. Adat tidak terlalu mengikat.

c. Teknogi baru dalam lapangan pertanian benar-benar sudah dimanfaatkan sehingga hasil produksina tinggi.


(28)

e. Pemerintah dan Lembaga desa sudah berfungsi degan baik

f. Prasarana desa sudah baik,sehingga perhubungan dengan kota menjadi lancar

5. Desa Pancasila (dikenal sejak 10 febuary 1970:Mendagri)

Suatu desa dimana tata kehidupan kemasyarakatanya sudah mencerminkan kemurnian pelaksanaan Pancasila, pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD1945. Maksud dan tujuan menuju arah modernisasi desa,yang tidak meninggalkan kpribadian nasional dan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

2. Pembangunan non fisik

Pembangunan Non fisik selalu dikaitkan dengan sikap mental. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa mentalitas atau sikap mental adalah searah atau tidak searahnya perbuatan seseorang dengan hati nuraninya. Sikap dalam bentuk non fisik yang sering juga disebut mentalitas merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan yang mengendalikan setiap tindakan. Nilai dari mentalitas dalam banyak hal ditentukan oleh sesuai atau tidak sesuainya perbuatan seseorang itu dengan pengetahuan dan keyakinanya dan salah satu bentuk membangun mental dalam pembangunan non fisik misalnya partisipasi dalam musyawarah untuk pembangunan di desa, aktif dalam karang taruna, aktif dalam risma, penyuluhan pertanian dan perikanan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(29)

Perilaku sikap mental yang dilahirkan dapat dilihat seketika. Tetapi, keadaan atau kualitas dari mental itu sendiri tersimpan dalam diri manusia. Kualitas mental hanya dapat ditentukan dengan bukti-bukti nyata kadang-kadang memakan waktu yang cukup panjang untuk sampai pada suatu pemberian nilai yang disebut nilai mentalitas atau nilai manusia. Berbicara mengenai kualitas mental secara tidak langsung berbicara mengenai sumber daya manusia. 1. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia sangat penting dalam keberhasilan pembangunan. Untuk kepentingan akselerasi suatu pembangunan dalam bidang apapun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu prasyarat utama. Sumber daya manusia adalah kekuatan daya pikir untuk berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sumber daya manusia adalah tempat menyimpan daya, daya pikir, daya cipta masih tersimpan pada dirinya. Kualitas sumber daya manusia menyangkut aspek non fisik yaitu menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan dan untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan-kemampuan non fisik tersebut, maka upaya pendidikan dan pelatihan adalah hal yang paling diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan untuk pengembangan sumber daya manusia.

Pengembangan sumber daya manusia secara makro adalah suatu peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pemabangunan bangsa. Proses peningkatan mencangkup


(30)

perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan sumber daya manusia secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan, pengelolaan tenaga atau anggota untuk mencapai hasil yang optimal dan proses pengembangan sumber daya manusia terdiri dari perencanaan, pendidikan dan pelatihan dan pengelolaan.

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia

a. Faktor Internal

Faktor internal disini mencangkup keseluruhan kehidupan pembangunan yang dapat dikendalikan baik oleh pimpinan maupun anggota pembangunan yang bersangkutan. Secara terinci faktor- faktor tersebut antara lain:

1. Misi dan tujuan pembangunan

Setiap pembangunan mempunyai misi dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perencanaan yang baik, serta diperlukan implementasi perencanaan tersebut secara tepat. Pelaksanaan kegiatan atau program pembangunan dalam mencapai tujuan diperlukan tenaga sumber daya manusia dan ini hanya dapat dicapai dengan pengembangan sumber daya manusia dalam pembangunan tersebut.


(31)

2. Strategi pencapaian tujuan

Misi dan tujuan suatu pembangunan mungkin mempunyai persamaan dengan pembangunan lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan tujuan tersebut berbeda. Oleh karena itu setiap pembangunan mempunyai strategi yang tertentu.Untuk itu diperlukan kemampuan anggota dalam memperkirakan dan mengantisipasi keadaan diluar yang dapat mempunyai dampak terhadap pembangunan sehingga strategi yang disusunya dapat memperhitungkan dampak yang akan terjadi dalam pembangunan .semua akan mempengaruhi pengembangan sumber daya dalam pembangunan itu.

b. Faktor eksternal

Pembangunan itu berada dalam lingkungan dan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan dimana pembangunan itu berada. Agar pembangunan agar dapat melaksanakan misi dan tujuan maka harus memperhitungkan faktor-faktor eksternal pembangunan. Faktor-faktor-faktor eksternal itu antara lain:

1.Kebijakan Pemerintah

Kebijakan- kebijakan pemerintah baik yang dikeluarkan melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah dan sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh pembangunan. Kebijakan-kebijakan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi program-program pengembangan sumber daya manusia dalam pembangunan yang bersangkutan.


(32)

2. Sosio-budaya masyarakat

Faktor sosio budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu pembangunan. Dapat dipahami karena suatu pembangunan apapun untuk kepentingan masyarakat mempunyai latar belakang sosio-budaya yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam mengembangkan sumber daya dalam suatu pembangunan faktor ini perlu dipertimbangkan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda.

Betapa pentingnya semua pihak dalam usaha peningkatan pembangunan. Salah satunya partisipasi pemuda yang sangat diperlukan demi kebersilan pembangunan yang pada kenyataanya para pemuda biasnya kurang mempunyai kesadaran untuk ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan di desanya. Fenomena yang ada adalah adanya pemuda yang merasa kurang dilibatkan dalam program-program pembangunan di desanya. Keadaan demikian itu disebabkan kurangnya interaksi pemuda dengan aparat-aparat yang ada di desanya, sehingga potensi-potensi yang ada pada diri pemuda kurang tergarap kurang maksimal. Seharusnya pemerintah desa memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi , bantuan,dan fasilitas yang diperlukan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pemuda adalah : 1. Kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa

Menurut Almasdi (1996:77). Motivasi adalah sebagai alat pendorong yang menyebabkan seseorang merasa terpanggil dengan segala senang hati


(33)

untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam hal ini yang dimaksudkan memotivasi pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik. Kurangnya pembinaan dan motivasi dari aparat desa merupakan salah satu faktor pentingan dalam pembangunan. Seorang kepala desa disamping melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan juga sebagai pembina masyarakat yang mempunyai dedikasi yang penuh terhadap amananat penderitaan rakyat Apabila pemuda yang mempunyai kemampuan dan potensi tetapi tidak seorang memotivasi maka pembagunan tidak akan telaksana. Maka diperlukan seorang kepala desa desa harus dapat mengatur, mengarahkan, memotivasi, menggerakan ataupun mengontrol masyarakat agar dapat melakukan aktifitas sesuai dengan yang dikehendakinya sehingga tujuan yang direncanakan akan tercapai.

2. Kurangnya kemampuan dan kemauan para pemuda.

Menurut Kartono (1992;31). Kemampuan adalah segala daya, kesanggupan/ keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggab kemampuan anggota biasa sedangkan Kemauan merupakan motor penggerak untuk berpartisipasi. Seseorang harus mempunyai suatu kemampuan/keterampilan untuk dapat mempertahankan hidupnya, apabila seseorang sudah mempunyai kemampuan dan keterampilan dan tidak ada kemauan maka segala sesuatunya tidak akan terlaksana maka antara kemapuan atau keterampilan dengan keamauan harus seimbang supaya segala sesuatunya akan terlaksana. Begitu juga dengan pembangunan


(34)

apabila seseorang yang mempunyai potensi-potensi untuk membangun desanya tetapi tidak mempunyai kemauan maka pembangunan tidak akan terlaksana.

3. Kurangnya kesadaran pemuda.

Hal yang bersumber pada kesadaran dan perasaan manusia yang merupakan penentu partisipasi dalam pembangunan desa. Partisipasi merupakan suatu prilaku, dimana prilaku itu sangat ditentukan oleh kesadaran pemuda. Pemuda yang memiliki kemampuan yang tinggi atau cukup tidak berarti jika tidak disertai adanya kesadaran dalam darinya. Faktor kesadaran sangatlah penting disamping faktor kemauan dan kemampun. Karena dengan kesadaran segala sesuatu akan dilaksanakan dengan iklas tanpa ada paksaan dari pihak lain.

4. Rendahnya Tingkat Pendidikan

Sebagai negara yang berkembang dan membangun, maka peranan pendidikan sangat penting untuk menunjang keberhasilan dari pembangunan itu sendiri. Hal itu ditegaskan dalam TAP MPR No II/MPR/1988 bidang pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, bekerja keras, cerdas, tangguh,berdisiplin , terampil, sehat rohani, dan jasmani.(Seketariat Negara, 1988:149).


(35)

Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Republik Indonesia menyatakan bahwa:” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecardasan ahlak mulia serta keterampila yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. (UU No 20 Tahun 2003 pasal 1)

Meningkatkan tujuan tersebut adalah tanggung jawab semua lembaga pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun luar sekolah sedangkan tingkat pendidikan angkatan kerja merupakan indikator yang paling penting untuk menjadi tolak ukur dalam pembangunan.

Para ahli yang mendalami bidang pengembangan sumber daya manusia berpendapat bahwa investasi yang teramat penting dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan ialah investasi dalam sumber daya manusia. Alasan untuk melakukan demikian, antara lain ialah salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar ialah kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan operasional seseorang demikian rupa untuk merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Wahana yang paling diakui paling efektif untuk memenuhi kebutuhan mental spitual tersebut, sepanjang ditinjau dari segi pengembangan sumber daya insani adalah melalui kegiatan pendidikan.


(36)

B. Kerangka Pikir

Kegiatan pembangunan merupakan masalah bersama, dengan berpartisipasi berarti terdapat komunikasi dan kebersamaan dalam mencapai tujuan yang akan terbentuk keutuhan bersama, dimana keutuhan ini merupakan dasar kesetabilan bersama. Tetapi masih kurangnya partisipasi masyarakat terutama para pemuda dapat menghambat tujuan yang telah dicita-citakan.kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di desa Kalirejo dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Yang termasuk faktor ekstern yaitu kurangnya pembinaan dan dorongan dari aparat desa. Sedangkan faktor intern kurangnya kemampuan dan kemauan pemeuda dan kurangnya kesadaran pemuda. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir berikut ini:

ze

Variabel X

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik

1. Faktor ekstern

- kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa 2. Faktor intern

- kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda untuk

berpartisipasi dalam pembangunan non fisik

- kurangnya kesadaran pemuda pemuda untuk berpartisipasi dalam pembangunan non fisik

- Rendahnya tingkat pendidikan

Variabel Y - Musyawarah kerja

bakti dan lain-lain - Karang taruna - RISMA


(37)

(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan mengungkapkan, memaparkan, menganalisa variabel dan sebagaimana adanya sesuai dengan fakta yang ada dalam masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Surakhmad (1982;139)sebagai berikut:

Metode deskritif adalah penuturan dan penafsiran data yang ada misalnya tentang situasi yang dialami suatu hubungan, kegiatan pandangan, sikap yang tampak atau proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, cenderung yang tampak,pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Metode deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan /melukiskan obyek penelitian pada saat sekarang berdasrkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Handari Nawawi 1996:139)

Karena penelitian ini untuk meggambarkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah


(39)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Muhamad Ali (1984;54) adalah Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian baik berupa manusia, benda, peristiwa atau berbagai gejala yang terjadi karena itu merupakan suatu variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau merangsang keberhasilan dalam penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pemuda yang ada didesa kalirejo lampung tengah, pemuda disini adalah pemuda yang berusia 18- 30 tahun . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Jumlah pemuda di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

No Wilayah Pemuda yang ada didesa 1. 2. 3. 4 5 6 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V Dusun VI 65 57 50 75 47 58 Jumlah 352


(40)

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Menurut Ali (1987:62) sampel merupakan sebagian besar yang diambil dari keseluruhan obyek penelitian yang dianggap mewakili populasi dan pengambilanya menggunakan teknik tertentu.

Menentukan besarnya sampel, peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100,lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10%-12% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

1. Kemampuan peneliti dilihat darisegi waktu tenaga dan dana.

2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena menyangkut hal banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Berdasarkan Pertimbangan pendapat maka jumlah sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah sebesar 10% dari jumlah populasi. Jumlah populasi sebesar 352, sehingga dengan demikian peneliti mengambil sampel 12 % dari 352 adalalah 42,24 dan dibulatkan menjadi 42, Jadi yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah 42 orang

Tabel 3. Data jumlah pengambilan sampel untuk masing-masing Dusun

No Dusun Jumlah pengambilan sampel

1 Dusun I 7

2 Dusun II 7

3 Dusun III 7

4 Dusun IV 7

5 Dusun V 7

6 Dusun VI 7


(41)

C.Variabel Penelitian,Definisi Operasional dan pengukuranya. 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini ialah Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik (Variabel X)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan nonfisik. (Variabel Y)

2. Definisi Operasional Variabel

Agar memberikan kemudahan dalam penelitian ini maka konsep dalam penelitian ini perlu dioperasikan sebagai berikut

1. Kurangnya pembinaan dan dorongan dari aparat desa.

Yaitu suatu tipe kepemimpinan desa yang tidak atau kurang mampu memberikan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pemuda yang belum bekerja, serta kurangnya memberikan dorongan kepada pemuda untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan desa. Indikator yang akan diukur adalah tingkat pendidikan, kecakapan yang dimiliki aparat desa.


(42)

Merupakan kondisi ketidak mampuan dalam diri pemuda karena minimnya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Sedangkan ketidak mampuan dalam diri pemuda adalah suatu kondisi pasif. Indikator yang akan di ukur adalah tingkat pendidikan, sikap pasif.

3. Kurangnya kesadaran dalam diri pemuda

Merupakan keadaan dalam diri pemuda yang bersumber dari emosi dan perasaan yang merupakan faktor penentu partisipasi dalam pembangunan. indikator yang akan diukur adalah tingkat kepedulian.

4. Rendahnya tingkat pendidikan para pemuda

Rendahnya tingkat pendidikan pemuda juga berpengaruh terhadap pembangunan di desa. Tak dapat dipungkiri tingkat pendidikan yang rendah bisa menyebabkan seseorang tidak mampu mengembangkan potensi-potensi untuk menciptakan suatu keterampilan karena pola pikir dan pengetahunya tidak berkembang. Tetapi tetap ada beberapa orang yang berhasil memiliki keterampilan walaupun hanya berpendidikan rendah.

D. Rencana Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan indikator permasalahan melalui kuisioner.

E. Teknik pengumpulan data.

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang diteliti digunakan teknik-teknik sebagai berikut


(43)

1. Teknik Pokok b. Angket

Tenik Angket merupakan tenik pokok yang digunakan dalam penelitian in. Nawawi (1983:56) mengemukakan bahwa “angket berisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diberikan dalam bentuk tertulis”. Responden menjawab pertanyaan dari tiga alternative jawaban yaitu (a), (b),(c) yang setiap jawaban diberi nilai bervariasi. Variasi nilai atau skor dari masing-masing jawaban dengan criteria sebagai berikut.

1) Untuk jawaban (A) akan diberi nilai atau skor (3). 2) Untuk jawaban (B)akan diberi nilai atau skor (2). 3) Untuk jawaban (C) akan diberi nilai atau skor (1).

2. Teknik penunjang a. Wawancara

Teknik wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung denagn sumber data ( Ali, 1985:83)

Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepeda aparat desa

Menurut Suracman (1982:168)”yang dimaksud dengan teknik wawancara adalah suatu komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau sampel “Dalam proses wawancara, penulis menggunakan


(44)

teknik wawancara tidak terstruktur, hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan Arikunto (1990:183)”Pedoman wawancara tidak terstruktur adalah pedoman yang hanya memuat garis haluan yang akan dinyatakan.

b. Dokomentasi

Teknik ini digunkan untuk mengumpulkan data tentang banyaknya pemuda yang ada di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah dan pemuda yang ikut serta dalam berpartisipasi

F. Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002: 144). Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian, maka alat ukur harus Valid, maksudnya alat ukur harus mengukur secara tepat. Dalam hal ini alat ukur adalah angket, penulis mengadakan uji coba dengan melihat indikator

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002:154) “Uji Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang sudah dipercaya.

1. Menyebarkan angket kepada 10 orang diluar responden 2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam belahan ganjil dan genap


(45)

3. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment yaitu :                        N Y Y N X X N Y X XY rxy 2 2 2

2 ( ) ( )

) )( (

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara gejala x dan y x = variabel bebas

y = variabel terikat

n = jumlah sampel yang diteliti ( Arikunto, 1998:174)

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu :

)

(

1

)

(

2

gg gg xy

r

r

r

Keterangan :

Rxy = koefisien reliabilitas seluruh item

Rgg = koefisien korelasi item ganjil dan item genap


(46)

5. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut :

0,90–1,00 = reliabilitas tinggi

0,50–0,89 = reliabilitas sedang

0,00–0,49 = reliabilitas rendah

(Manase Malo, 1985:139)

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis. Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Nafilah (2005:39) yaitu:

% 100

X N F P

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah jawaban dari seluruh item

N = Jumlah perkalian item dengan responden ( Ali, 1985 : 184 )

Menurut Arikunto, (1993:210), bahwa untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan kriteria persentase sebagai berikut : 76% - 100% : Sangat baik


(47)

56% - 75% : Cukup 40% - 55% : Kurang Baik

0% : Tidak Baik

Dilakukan setelah data terkumpul dengan mengidntifikasi danmenyeleksi data kemudia mengklasifikasi data dan setelah itu baru dilakukan peyusunan data.

Penulis menggunakan rumus interval untuk menentukan klasifkasi skor yaitu sebagai berikut:

I =

Keterangan :

I = interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

(Sutisno Hadi, 2006: 37)

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut:

= ( )


(48)

: chi kuadrat

Oij : data yang diharapkan terjadi

: Jumlah Kolom

Eij : banyaknya data hasil pengamatan

: Jumlah baris


(49)

ASTRAK ...ii

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

SURAT PERNYATAAN ...iv

RIWAYAT HIDUP...v

PERSEMBAHAN...vi

MOTTO...vii

SANWACANA...viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Kegunaan Penelitian ... 9

a. Kegunaan Teoritis ... 9

b. Kegunaan Praktis ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 10

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 10

3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 10

4. Ruang Lingkup Wilayah ... 10

5. Ruang Lingkup Waktu ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Deskripsi Teori 1. Pengertian Partisipasi Pemuda... 11


(50)

2.2 Tahap Perkembangan Desa ... 21

3. Pengertian Pembangunan Non Fisik... 26

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pemuda ... .27

1. Kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa ... .28

2. Kurangnya kemampuan dan kemauan para pemuda ... .29

3. Kurangnya kesadaran pemuda... .29

4. Rendahnya tinkat pendidikan ... .30

B. Kerangka Pikir... .32

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 36

1. Variabel Penelitian ... 36

2. Definisi Operasional Variabel... 36

D. Rencana pengukuran variabel... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Teknik pokok ... 37

a. Angket………..... 37

2. Teknik Penunjang ... 38

a.Wawancara... 38

b. Dokumentasi ... 38

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabitas... 39

G. Teknik Analisis Data ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Langkah–langkah Penelitian 1. Persiapan Pengajuan Judul...44

2. Penelitian Pendahuluan...45

3. Pengajuan Rencana Penelitian...46

4. Pelaksanaan Penelitian...46

5. Analisis Coba Angket...48

a. Analisis Uji Validitas...48

b. Analisis Uji Reliabilitas...48

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...53


(51)

a. Penyajian Data Mengenai Faktor Kurangnya

Pembinaan dan Motivasi Aparat Desa...60

b.Penyajian Data Mengenai Faktor Kurangnya Kemampuan dan Kemauan Pemuda...65

c.Penyajian Data Mengenai Faktor Kurangnya Kesadaran Pemuda...71

d. Penyajian Data Mengenai Faktor Rendahnya Tingkat Pendidikan Pemuda...76

e. Penyajian Data Keseluruhan Faktor...82

D. Pengujian dan Pembahasan...87

1. Pengujian...87

2.Pembahasan...93

V. KESIMPULAN DAN SARAN...99

A. Kesimpulan...99

B. Saran...100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(52)

Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Stategi. Angkasa. Bandung.

Almasadi, jusuf Suit.1996.Aspek Sikap Mental dalam Sumber Daya Manusia.Ghalia Indonesia Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

I Nyoman,Beratha.1982.Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kansil.1983. Desa kita dalam Peraturan Tata Pemerintahan. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kaho, Riwu, Josef.1988, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.

Mandrie.1988. Arti Penting Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Pertanian. Universitas Lampung.

Ndraha,Talizuduhu. 1991. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Rineka Cipta. Jakarta.

Ndraha, Talizuduhu.1990.Pembangunan masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta Saparin, Sumber.1985, Tata Pemerintahan dan Adminitrasi Pemerintahan Desa.

Ghalia Indonesia : Jakarta

Sekertariat Negara RI.1993, Garis-Garis Besar Haluan Negara. Aneka Ilmu. Jakarta.


(53)

Tabel 1. Presentase kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan non fisik di Desa Kelirejo Lampung Tengah

Tahun2011 ... 7

Tabel2. Jumlah pemuda di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo KabupatenLampung Tengah ... 35

Tabel 3. Jumlah data pengambilan sampel untuk masingmasingdusun..36

Tabel4. Distibusi skor hasil uji coba angket Faktor- faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah terhadap10 orang di luar responden untuk item ganjil (X) ... 49

Tabel5. Distibusi skor hasil uji coba angket Faktor- faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah terhadap10 orang di luar responden untuk item genap (Y) ... 50

Tabel 6. Jumlah kerja antara item ganjil (X) dan item genap (Y)... 50

Tabel 7. Jumlah penduduk Desa Kalirejo ... 56

Tabel8. Jumlah kepala keluarga Desa Kalirejo... 57

Tabel9. Jumlah penduduk Desa Kalirejo menurut mata pencarian... 57

Tabel 10. Jumalah penduduk menurut.agama... 58

Tabel 11. Sarana dan prasarana pendidikan ... 58

Tabel 12.Sarana dan prasarana peribadatan ... 59


(54)

Tabel 15. Distibusi skor angket pendapat pemuda tentang faktor

kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa ... 64 Tabel16.Disribusi frekuensi pendapat pemuda tentang kurangnya

pembinaan dan motivasi aparat desa... 66 Tabel 17.Distibusi skor angket pendapat pemuda tentang indikator

kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda dalam

pembangunan non fisik ... 67 Tabel18.Distribusi skor hasil angket pendapat pemuda

tentang faktor kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda

dalam pembangunan non fisik ... 69 Tabel19. Disribusi frekuensi pendapat pemuda tentang kurangnya

kemampuan dan kemauan pemuda dalam

pembangunan non fisik ... 71 Tabel 20.Distibusi skor angket pendapat pemuda tentang kurangnya

kesadaran pemuda dalam pembangunan non fisik... 73 Tabel21.Distribusi skor hasil angket pendapat pemuda tentang faktor

kurangnya kesadaran pemuda dalam pembangunan non fisik .... 75 Tabel22.Disribusi frekuensi pendapat pemuda tentang kurangnya

kesadaran pemuda dalam pembangunan non fisik... 77 Tabel23.Distibusi skor angket pendapat pemuda tentang rendahnya

tingkat pendidikan pemuda ... 78 Tabel24.Distribusi skor hasil angket pendapat pemuda tentang faktor

rendahnya tingkat pendidikan pemuda... 80 Tabel 25.Disribusi frekuensi pendapat pemuda tentang rendahnya

tingkat pendidikan pemuda ... 82 Tabel26.Distribusi skor hasil angket keseluruhan ... 84 Tabel 27.Distibusi frekuensi pendapat pemuda dari keseluruhan

indikator ... 86 Tabel28.Daftar frekuensi faktor- faktor yang mempengaruhi kurangya

partisipasi pemuda terhadap pembangunan non fisik ... 87 Tabel29.Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai


(55)

Tabel30.Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi

pemuda terhadap pembangunan non fisik di Desa Kalirejo


(56)

Variabel Indikator No Item Jumlah 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pemuda Terhadap Pembangunan Nonfisik di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah a. Kurangnya pembinaan dan motivasi aparat desa b. Kurangnya kemampuan dan kemauan pemuda terhadap pembangunan non fisik c. Kurangnya kesadaran pemuda terhadap pembangunan non fisik d. Rendahnya tingkat pendidikan pemuda 1-6 7-12 13-18 19-24 6 6 6 6 Jumlah 34


(57)

Hidup adalah perjuangan, didalam hidup harus berani menentukan pilihan dan

hidup dengan penuh tantangan karena kehidupan terus berjalan .

(Agus Setyaningsih )

Jangna merasa sombong, karena di atas langit masih ada lagit, dan jangan

merasa rendah diri karena di bawah langit masih ada langit.


(58)

Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat Allah SWT, Tuhan

Yang Maha Esa, ku selesaikan karya ini sebagai tanda bakti dan

sayangku kepada :

Yang tercinta bapak dan ibu yang telah bersabar dan berkorban dalam

mendidik, membesarkan, dan yang selalu mendo akanku disetiap sujud dan tetes

air matanya untuk keberhasilanku.

Kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberi motivasi dalam

kehidupanku dan selalu berdo a untuk keberhasilanku .

Kaponakan-keponakanku tercinta yang selalu memberikan keceriaan dan

semangat baru bagiku

Seseorang yang kelak menjadi imamku dan mendampingiku untuk mengarungi

suka dan duka jalannya kehidupan, yang dengan kasih sayangnya dan

perhatiannya selalu memberikan motivasi demi terwujudnya impian dan

harapanku beserta keluarga yang aku sayang dan hormati.


(59)

(60)

Penulis dilahirkan di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo KabupatenLampung Tengah pada tanggal 14 Agustus 1989. Merupakan anak ke dua dari empat bersaudara pasangan Bapak Barisdi dan Ibu Aswati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh Sekolah Dasar (SD) di SD N 1 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Muhamadyah Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang di selesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi (S1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).


(61)

Assalamualaikum Wr,Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT beserta junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pemuda terhadap Pembangunan Non Fisik Di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2011” ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha. B.S.Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(62)

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H , selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs.Buchori Asyik, M.si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd selaku Pembahas I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis;

8. Ibu Hj. Arnida Warganegara, SH., selaku Pembahas II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis;

9. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penulisan skripsi; 10. Bapak M. Mona Adha.S.Pd,M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan kritik, dalam proses penulisan skripsi;

11. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(63)

membesarkan serta selalu mendoakan untuk keberhasilanku;

14. Teristimewa untuk kekasihku yang selalu setia mendampingiku dalam suka maupun duka Imam Budi Kusworo

15. Untuk Mbak Elita Novianti, dan adikku Ike Wulandari, Ilham Yudistira sdan Kepada keluarga besarku terimakasih atas doa dan dukungannya;

16. Sahabat baikku Suryani, Winda, Dian, Desti, Masrani, serta sahabat-sahabat seperjuangan di PKn Reg’07 Ika, Dolla, Sari, Endah, Seka, Agris, Amri, Bayu, Diah Fuji, Dian Novalia, Dwi Purwanto, Dwi Setiawan, Destry, Deviyana, Elsa, Fera, Imam, Ismi, Maryanto, Eka , Mery, Mutiara, Novi, Okto, Pranita, Rani, Selly, Septi, Sulis, Wanri, Wiki, Berta serta Non-Reg’07 terimakasih atas bantuan dan kebaikannya selama ini, you all is the best;

17. Indah, Sisca, Devi, terimakasih atas kenangan yang kalian berikan selama di Jocam A;

18. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuannya sampai selesainya skripsi ini.

19. Nurul, Asty, Rini, Widi, Wayan, Thomas, Joko, Irfan, Sugeng, Silka terimakasih atas kenangan yang kalian berikan selama PPL di SMP N 2 Bandar Lampung.


(64)

sempurna dan masih terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr, Wb.

Bandar Lampung, Febuary 2012 Penulis,


(1)

(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo KabupatenLampung Tengah pada tanggal 14 Agustus 1989. Merupakan anak ke dua dari empat bersaudara pasangan Bapak Barisdi dan Ibu Aswati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh Sekolah Dasar (SD) di SD N 1 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Kaliwungu Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Muhamadyah Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang di selesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi (S1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).


(3)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr,Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT beserta junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pemuda terhadap Pembangunan Non Fisik Di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Lampung Tengah Tahun 2011” ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha. B.S.Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(4)

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H , selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs.Buchori Asyik, M.si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

7. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd selaku Pembahas I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis;

8. Ibu Hj. Arnida Warganegara, SH., selaku Pembahas II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis;

9. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penulisan skripsi; 10. Bapak M. Mona Adha.S.Pd,M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan kritik, dalam proses penulisan skripsi;

11. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(5)

12. Bapak, Ibu Staf dan karyawan Universitas Lampung;

13. Teristimewa Ayahanda Barisdi, dan Ibunda Aswati yang telah mendidik, membesarkan serta selalu mendoakan untuk keberhasilanku;

14. Teristimewa untuk kekasihku yang selalu setia mendampingiku dalam suka maupun duka Imam Budi Kusworo

15. Untuk Mbak Elita Novianti, dan adikku Ike Wulandari, Ilham Yudistira sdan Kepada keluarga besarku terimakasih atas doa dan dukungannya;

16. Sahabat baikku Suryani, Winda, Dian, Desti, Masrani, serta sahabat-sahabat seperjuangan di PKn Reg’07 Ika, Dolla, Sari, Endah, Seka, Agris, Amri, Bayu, Diah Fuji, Dian Novalia, Dwi Purwanto, Dwi Setiawan, Destry, Deviyana, Elsa, Fera, Imam, Ismi, Maryanto, Eka , Mery, Mutiara, Novi, Okto, Pranita, Rani, Selly, Septi, Sulis, Wanri, Wiki, Berta serta Non-Reg’07 terimakasih atas bantuan dan kebaikannya selama ini, you all is the best;

17. Indah, Sisca, Devi, terimakasih atas kenangan yang kalian berikan selama di Jocam A;

18. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuannya sampai selesainya skripsi ini.

19. Nurul, Asty, Rini, Widi, Wayan, Thomas, Joko, Irfan, Sugeng, Silka terimakasih atas kenangan yang kalian berikan selama PPL di SMP N 2 Bandar Lampung.


(6)

Penulis sangat menyadari keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan informasi yang ada pada diri penulis sehingga dalam penulisan skrisi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr, Wb.

Bandar Lampung, Febuary 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pria dalam KB di Desa Lontung Dolok Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara

10 99 102

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa di Desa Sekijang Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar

4 58 110

PERSEPSI SUAMI TERHADAP ALAT KONTRASEPSI MOP ATAU VASEKTOMI (Studi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah)

0 26 75

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PEMUDA DALAM BERORGANISASI DI DESA KEDATON II KECAMATAN BATANGHARI NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014

0 9 13

PERAN KEPALA KAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi di Kampung Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015)

0 22 98

KEWENANGAN INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PEMERINTAH KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO

0 9 55

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1991-2011 Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Jawa Tengah Tahun 1991-2011.

0 1 13

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Di Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik

0 3 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Pria dalam KB di Desa Lontung Dolok Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara

0 4 39

TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PRAKTIK KERJASAMA SEKTOR PERIKANAN AIR TAWAR (Studi di Desa Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 116