Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mendukung madhab aqidah ahli al-Sunnah wa al-Jama’ah dari golongan Asha’irah. Pada tahun 1990, Ali Husain Fahad Ghasib menulis dalam tesisnya berjudul “al-Mafahim al-Tarbiyyah Inda Fakhr al-Din al-Razi Min Khilali Kitabihi al-Tafsir al-Kabi}r‛. Konsep pendidikan menurut al-Razi adalah pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan secara Islami, karena pendidikan yang dilaksanakan negara adalah pendidikan yang berdasarkan sa ri‟at Islam, di mana ulama memiliki peran sentral, dan al-Razi salah satunya. 41 Ia menekankan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang memiliki karakter dan cirri khusus, dan pendidikan model seperti ini tidak dapat dijumpai dalam pendidikan modern pada saat ini. Di al-Jazair pada tahun 2004, Rashid al-Qaqam menulis disertasi dengan judul “al-Tafkir al-Falsafi Laday Fakhr al-Din al-Razi wa Naqduhu Li al- Falasifah wa al-Mutakalimin‛. Dalam penelitianya itu Rashid mendapatkan hal penting dan menyatakan bahwa al-Razi merupakan sosok pembaharu asli dalam pemikiran filsafat yang saat itu banyak berseberangan dengan ajaran Islam. Selanjutnya Rashid menegaskan bahwa al-Razi bukanlah ilmuan yang fanatik terhadap salah satu madhab ilmu falsafah dan ilmu kalam, tetapi mengambil yang terbaik dari mereka. Jiwa keilmuan inilah yang dijadikan dasar pembaharuan pemikirannya. 42 41 Ali Husain Fahad Ghasib, ‚al-Mafahim al-Tarbiyyah Inda Fakhr al-Din al-Razi Min Khilali Kitabihi Mafatih al-Ghaib‛ Tesis--Saudi Arabia: Jami ‟ah Umu al-Qura Makkah, 14111990, 222. 42 Rashid al-Qaqam, “al-Tafkir al-Falsafi Laday Fakhr al-Din al-Razi wa Naqduhu Li al-Falasifah wa al-Mutakalimin‛ Disertasi--Jami ‟ah al-Jazair, 2004, 588. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Berbeda dengan Rashid, Seyyed Hossein Nasr dalam bahasa Inggris menulis sebuah makalah dengan judul “A History of Muslim Philosopy”. Dalam makalah tersebut Nasr mencatat hal yang sangat penting bahwa, al-Razi melalui kitabnya Asrar al-Tanzil, dinilai sebagai seorang filosuf yang mampu mengkombinasikan tauhid dengan akhlaq. 43 Selain itu, ia juga menilai al-Razi sebagai seorang fiosuf yang mampu memadukan antara rasio dengan al-Nas secara detail. L. P. Fitzgerald, menulis sebuah disertasi dengan judul “Creation In al- Tafsir al-Kabir Fakhr al-Din al-Razi”, di Ausrtalian National University tahun 1992. Dalam penelitianya itu Fitzgerald mencatat bahwa al-Razi mengambil hukum secara umum untuk menguji otentisitas prinsip dalam masalah yang bersifaf khusus. 44 Lebih lanjut ia juga mendapatkan bahwa untuk mengevaluasi hukum yang sedang berlangsung perlu proses yang negatip dan yang positip. Meski kajiannya sangat singkat Abrahamov B, menulis sebuah buku berjudul “ Fakhr al-Din al-Razi on Gods Knowledge of Particulars”. 45 Ia menemukan bahwa al-Razi adalah sosok ilmuan yang mampu membedakan antara seorang teolog dan filosuf. Selanjutnya ia juga menekankan bahwa terdapat perbedaan mendasar antara teolog Muslim dan seorang filosuf. Kajian pemikiran al-Razi tentang tafsir dilakukan oleh Shalahuddin Kafrawi. Kajian ini dilakukan di Institut of Islam Studies Faculty of Graduate 43 Seyyed Hossein Nasr, dalam M.M Sharif Ed. A History of Muslim Philosopy Vol I, Complate Unabridged A Venture of Low t.t.: Price Publication, 1963, 646. 44 L.P Fitzgerald, “Creation In Tafsir al-Kabir of Fakhr al-Din al-Razi” Diseertation--Australian National University, 1992, 200-204. 45 Abrahamov B. “ Fakhr al-Din al-Razi on Gods Knowledge of Particulars” edisi ke 33 t.t.: Oriens, 1992, 133-155. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Studies and Research McGill University untuk meraih gelar Master of Arts dengan judul: “Fakhr al-Din al-Raz i‟s Methodology in Interpreting the Qur‟an” pada tahun 1998. Dalam penelitian tersebut sang peneliti menemukan poin penting bahwa dalam menafsirkan al-Qu r‟an, al-Razi tidak saja menggunakan metode tafsir bi al-ma‟sur sebagaimana digunakan oleh kebanyakan ahli tafsir, tetapi juga meggunakan akal sebagai salah satu metodenya. Selain itu, sang peneliti juga memberikan penekanan penting bahwa dengan penggunakan metode tersebut, al-Razi dinilai berhasil memadukan antara metode “ akal” dan wahyu dalam tafsirnya. Penelitian pemikiran al-Razi selanjutnya dilakukan oleh Ayman Shihadeh dengan judul “The Teleological Ethics of Fakhr al-Din al-Razi‛. Penelitian risalah tersebut dipublikasikan pada tahun 2006 setelah penelitinya berhasil mempertahankan temuanya dihadapan para penguji dalam mempertahankan gelar doktoralnya di Oriental Studies Oxford University pada tauhun 2002. Dalam penelitiannya itu Ayman mencatat hasil penting bahwa kenikmatan menurut al- Razi dibagi menjadi tiga bagian. Dari tiga jenis kenikmatan itu yang paling rendah tingkatanya adalah kenikmatan yang bisa diindra, yaitu kenimatan yang memenuhi kebutuhan shahwat. 46 Begitu pula Bilal Ibrahim menulis disertasi dengan judul “Freeing Philosophy From Metaphysic: Fakhr al-Din al-Razi’s Phylosophical Approach to 46 Ayman Shihadeh, The Teleological Ethics of Fakhr al-Din al-Raz i Leiden-Boston: Brill, 2006, 214.