STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR
DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh
Lutfiqah Nursaidha

Penelitian ini berfokus pada implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah
Dasar di Kota Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
perencanaan yang dibuat oleh guru sebelum mengimplementasikan pembelajaran
tematik dan mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik yang dilakukan
oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan di empat Sekolah Dasar di Kota Bandar
Lampung yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yang terdiri dari SD Negeri 2
Labuhan Ratu, SD Negeri 1 Pengajaran, SD Negeri 1 Surabaya dan SD Negeri 3
Sawah Lama. Penelitian ini dianalisa menggunakan teknik analisis data campuran
kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian
menunjukan bahwa, semua guru menyiapkan RPP untuk mengajar, tetapi RPP
tersebut hanya memindahkan komponen-komponen yang terdapat dalam buku
panduan guru kedalam perencanaan pembelajaran tematik. Implementasi

pembelajaran tematik belum terlaksana seutuhnya. Pelaksanaan pembelajaran
tematik sangat memerlukan dukungan media, dan hanya sebagian guru yang
menggunakannya dalam pembelajaraan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas
pada implementasi pembelajaran tematik.

Kata kunci: implementasi pembelajaran, kurikulum 2013, pembelajaran tematik.

i

STUDI DESKRIPTIF TENTANG IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SEKOLAH DASAR
DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh
LUTFIQAH NURSAIDHA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Lutfiqah Nursaidha, dilahirkan di
Desa Sumber Jaya

Kec. Padang Cermin Kab.

Pesawaran, pada tanggal 05 Juni 1992. Penulis
adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dari
Bapak Tarsiman dan Ibu Bibit Mukayatun.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah:
1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sumberjaya Kec. Padang Cermin Kab.
Pesawaran diselesaikan pada tahun 2004.
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 2 Padang Cermin Kec. Padang
Cermin Kab. Pesawaran diselesaikan pada tahun 2007.
3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Tanjung Karang diselesaikan pada tahun

2010.

Pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

vi

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri
(Q.S Ar Rad :11)
Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang
ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.
(Imam Ghazali)
Saya datang, saya bimbingan, saya revisi,saya ujian dan saya menang.
(Penulis)

vii


PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala ketulusan
serta kerendahan hati,
Sebentuk karya kecil ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Tarsiman dan Ibunda Bibit Mukayatun
yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan dan memotivasi penulis dengan
penuh kesabaran, kasih sayang, dan keikhlasan.
Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu memberi
motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
Almamater tercinta Universitas Lampung

viii

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi

Deskriptif tentang Implementasi Pembelajaran Tematik pada Sekolah Dasar di
Kota Bandar Lampung”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai
Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan ini juga tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.


Bapak Dr. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

ix

4.

Ibu Dr. Een Y. Haenilah, Pembimbing I, yang telah banyak membantu
mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan
tulus sampai skripsi ini selesai.

5.

Ibu Dra. Sasmiati M.Hum, Pembimbing II, yang telah banyak membantu
mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan
tulus sampai skripsi ini selesai.

6.

Dr. Rochmiyati M.Si, Penguji, yang telah banyak membantu mengarahkan,

membimbing, dan memberi dorongan dengan kesabaran dan tulus sampai
skripsi ini selesai.

7.

Bapak dan Ibu Dosen Staf Karyawan Jurusan Ilmu Pendidian, yang telah
membantu sampai skripsi ini selsai.

8.

Seluruh warga sekolah tempat penelitian di SD Negeri 1 Pengajaran, SD
Negeri 2 Labuhan Ratu, SD Negeri 3 Sawah Lama dan SD Negeri 1 Surabaya
yang telah membantu kelancaran selama penelitian.

9.

Kedua orang tuaku, adik-adikku, dan orang-orang tersayang yang telah
memberikan do’a, motivasi, dan bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

10. Teman seperjuangan di PGSD UPP Kampus angkatan 2010, yang telah

membantu, memotivasi sampai skripsi ini selesai. Tak lupa terimakasih atas
kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.

x

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi
ini di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Bandar Lampung,
Penulis,

September 2014

Lutfiqah Nursaidha

xi

DAFTAR ISI


Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang .................................................................................... 1
Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
Pembatasan Masalah ........................................................................... 4
Rumusan Masalah ............................................................................... 4
Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ................................................................................ 7
1. Pengertian pembelajaran tematik... ............................................... 7
2. Keuntungan dan kelemahan pembelajaran tematik ...................... 8
3. Karakteristik pembelajaran tematik .............................................. 11
4. Landasan pembelajaran tematik... ................................................. 12
5. Implementasi pembelajaran tematik di SD .. ................................ 14
a. Perencanaan pembelajaran tematik... ........................................ 14
b. Pelaksanaan pembelajaran tematik............................................ 15
6. Langkah-langkah pengembangan RPP kurikulum 2013 .............. 19
7. Kompetensi guru ........................................................................... 23
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.

E.

Metode Penelitian .............................................................................. 25
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 25
Populasi dan Sampel .......................................................................... 26
Variabel Penelitian ............................................................................. 27
Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................. 27

xii

F. Teknik Pengumpulan Data ... .............................................................. 29
1. Observasi ....................................................................................... 29
2. Wawancara ................................................................................... 29
3. Dokumentasi ................................................................................. 30
G. Analisis Data ...................................................................................... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
1. Perencanaan Pembelajaran Te matik ............................................ 34
2. Implementasi Pembelajaran Tematik ........................................... 35
B. Pembahasan ... ..................................................................................... 40
1. Analisis Data tentang Perencanaan Pembelajaran Tematik .......... 40
2. Analisis Data tentang Implementasi Pembelajaran Tematik ........ 48
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 60
B. Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Instrumen Perencanaan Pembelajaran Tematik .......................................... 64
Instrumen Pelaksanakan Pembelajaran Tematik ....................................... 66
Hasil Studi Dokumentasi Perencanaan Tematik ........................................ 68
Hasil Implementasi Pembelajaran Tematik ................................................ 71
Daftar Sekolah dan Jumlah Guru yang Sudah Mengimplementasikan
Kurikulum 2013 ......................................................................................... 74

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Kerangka Pikir .................................................................................. 24
2. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 28
3. Persentase Dokumentasi Perencanaan Pembelajaran tematik
yang dibuat oleh Guru ...................................................................... 34
4. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Prapembelajaran .............. 35
5. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Penguasaan Tema ............................................................................ 36
6. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Pendekatan/strategi Pembelajaran ................................................... 36
7. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Pemanfaatan Sumber belajar/media Pembelajaran ........................... 37
8. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa ... 38
9. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Penilaian Proses dan Hasil Belajar ....................................................38
10. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam Kegiatan Inti pada Aspek
Penggunaan Bahasa..........................................................................39
11. Persentase Implementasi Pembelajaran Tematik yang
dilaksanakan oleh Guru dalam kegiatan Penutup ............................ 39

xiv

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat dan
secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan termasuk pendidikan
sekolah dasar

untuk meningkatkan kualitasnya. Perubahan secara terus

menerus menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan perubahan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Perubahan itu dimulai dari cara guru mengajar dan
bagaimana siswa belajar serta bagaimana cara siswa membangun dan menggali
pengetahuan sendiri. Sesuai dengan pengertian pendidikan nasional yang
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan
nasional bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

2

Merujuk pada pengertian tersebut pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan proses
pembelajaran dapat berjalan secara aktif dan efesien. Dengan adanya Proses
pembelajaran akan menggembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan
keterampilan siswa. Proses pendidikan bisa berjalan dengan adanya sarana
prasarana, adanya peserta didik, dan tersedianya tenaga kependidikan. Tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri mereka dan
harus memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan pendidikan.

Adapun kualifikasi guru sebagaimana yang dituntut dalam UU No. 14 tahun
2005 pasal 9 tentang guru dan dosen yaitu kualifikasi akademik diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
Kualifikasi akademik guru Sekolah Dasar harus memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (SI) dalam bidang
pendidikan Sekolah Dasar (D-IV/SI PGSD).

Kurikulum pendidikan mengalami perubahan, setiap perubahan harus di
implementasikan di setiap sekolah di antaranya sekolah dasar. Kurikulum yang
diimplementasikan pada saat ini yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih
menekankan pada pembelajaran tematik terpadu mulai dari kelas 1 sampai
kelas VI SD. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs resmi Kota Bandar
Lampung terdapat 234 Sekolah Dasar, dari jumlah tersebut baru ada 18
Sekolah Dasar yang sudah mengimplementasikan kurikulum 2013 baik sekolah
negeri maupun swasta. Kurikulum 2013 lebih menyederhanakan ke
pembelajaran yang semula mengacu pada bidang studi menjadi pembelajaran

3

terpadu. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu, melalui pembelajaran tematik, siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menerima, menyimpan, dan menerapkan
konsep yang telah dipelajarinya. Melalui pembelajaran tematik siswa dapat
melaksanakan pembelajaran secara nyaman, menyenangkan dan belajar sambil
bermain (Prastowo, 2013:119).

Berdasarkan wawancara dibeberapa Sekolah Dasar yang ada di Kota
BandarLampung, ternyata seluruh guru kelas telah mengikuti sosialisasi dan
workshop tentang pembelajaran tematik. Namun demikian belum semua guru
memiliki pemahaman yang sama tentang pembelajaran tematik. Temuan lain
terdapat kenyataan di lapangan bahwa guru yang mengajar di Sekolah Dasar
tersebut memiliki latar belakang yang beragam, hal ini disebabkan karena
jenjang pendidikan guru

yang tidak linier yaitu ada beberapa guru yang

jenjang pendidikannya diploma dua (D2) PGSD dan melanjutkan pendidikan
sarjana (SI) ke non PGSD.

Bedasarkan kenyataan di lapangan ada sebagian guru yang pendidikannya
tidak melalui jenjang S1 PGSD melainkan non PGSD. Guru kelas yang jenjang
pendidikannya non PGSD dituntut memahami semua bidang studi, akibatnya
pembelajaran yang dilakukan belum sepenuhnya mengacu pada pembelajaran
tematik. Terbatasnya buku-buku penunjang pembelajaran tematik, baik buku
petunjuk pelaksanaan maupun buku pembelajaran, kondisi tersebut akan
berdampak terhadap implementasi pembelajaran tematik.

4

Berdasarkan

permasalahan

tersebut

peneliti

akan

mengkaji

tentang

implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah Dasar di Kota Bandar
Lampung.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat sejumlah masalah yang
diidentifikasi yaitu sebagai berikut :
1. Belum semua guru memiliki pemahaman yang sama tentang pembelajaran
tematik.
2. Jenjang pendidikan guru yang tidak linier.
3. Kualifikasi guru yang beragam (PGSG dan non PGSD)
4. Terbatasnya buku-buku penunjang pembelajaran tematik, baik buku
petunjuk pelaksanaan maupun buku pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti maka penelitian hanya mengkaji tentang
implementasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar pada kelas IV di Kota
Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana guru menyusun perencanaan sebelum mengimplementasikan
pembelajaran tematik.

5

2.

Bagaimana implementasi pembelajaran tematik yang dilaksanakan oleh
guru

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan

perencanaan

yang

dibuat

oleh

guru

sebelum

mengimplementasikan pembelajaran tematik.
2. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik yang dilaksanakan
oleh guru

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai masukan untuk guru dalam mengimplementasikan pembelajaran
tematik.
2. Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengimplementasikan pembelajaran
tematik khususnya pada Sekolah Dasar.
3. Bagi penulis
Sebagai evaluasi dan masukan dalam menyumbangkan buah pikiran
mengenai implementasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

6

G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Implementasi Pembelajaran Tematik pada
Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV sekolah dasar yang telah
menerapkan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandar Lampung.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1.

Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran
terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran memiliki arti
penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Inti penting
pembelajaran tematik yaitu pertama, pembelajaran tematik lebih
menekankan pada ketelibatan siswa dalam proses belajar secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
(Trianto, 2010:86).

Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar
secara aktif sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami apa
yang telah mereka pelajari. Melalui pembelajaran tematik siswa bisa

8

melakukan proses pembelajaran sambil bermain sehingga siswa dapat
melaksanakan pembelajaran tematik dengan nyaman dan menyenangkan.

2.

Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki keuntungan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran, keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara sebagai
berikut:
a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran tidak dibatasi waktu oleh jam pelajaran, pembelajaran
dapat

dilanjutkan

kehari

berikutnya,

kegiatan

pembelajaran

menggunakan tema.
b. Hubungan antara mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis
dan alami. Proses pembelajaran dapat dikaitkan dengan pengalaman
nyata siswa.
c. Dapat ditunjukan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu,
tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan rung
kelas.Guru dapat membantu siswa memperluas pengetahuannya
keberbagai aspek misalnya mengkaitkan dengan lingkungan sekitas
siswa.
d. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari
berbagai sudut pandang agar memberluas pengetahuan siswa.
e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada
kompetisi bisa dikurangi dan di ganti dengan kerja sama dan

9

kolaborasi. Guru memfasilitasi tenjadinya interaksi siswa satu dengan
yang lainnya untuk bekerja sama. (Trianto, 2010:89)

Sedangkan keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain
adalah sebagai berikut:

1) Bisa lebih memfokuskan dari pada proses pembelajaran,
daripada hasil belajar.
2) Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan
menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif.
3) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang
dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan, mereka
didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertangguang
jawab pada keberhasilan belajar.
4) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri didalam dan
diluar kelas.
5) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide,
sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.(Trianto,
2010:89-90)
Selain keuntungan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki
kelemahan, terutama pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang lebih banyak menuntut guru untuk berwawasan luas, mampu
mengemas dan mengembangkan materi agar peserta didik dapat
menerima pembelajaran dengan baik. kelemahan tersebut meliputi
aspek guru, aspek peserta didik, aspek sarana dan sumber pembelajaran,
aspek kurikulum, aspek penilaian, dan aspek suasana belajar dapat
diuraikan agar lebih jelas sebagai berikut:
a) Aspek guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas yang tinggi,
dapat mengemas materi menjadi tema, guru dituntun untuk terus
menggali pengetahuan siswa yang berkaitan dengan tema.

10

b) Aspek peserta didik
Pembelajaran tematik menuntut peserta didik untuk lebih kreatif
karena pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan
siswa sehinggga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung.
c) Aspek sarana dan sumber pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik memerlukan sarana dan prasarana
yang cukup banyak dan bervariasai karena dengan adanya hal
tersebut akan mempermudahkan peserta didik dalam menerima
pembelajaran dengan baik.
d) Aspek kurikulum
Kurikulum

harus

luwes,

guru

diberi

kewenangan

untuk

mengembangkan tema dengan metode yang digunakan untuk
mencapai keberhasilan peserta didik.
e) Aspek penilaian
Pembelajaran

tematik

membutuhkan

cara

penilaian

yang

menyeluruh, guru dituntuk untuk menyediakan prosedur penilaian
sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
f)

Aspek suasana pembelajaran
Dalam pembelajaran tematik guru harus mampu menciptakan
suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
(Trianto, 2010:90-91)

11

3.

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai
berikut:
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung,
pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak, menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran, bersifat luwes (fleksibel),
menggunakan
prinsip
belajar
sambil
bermain
dan
menyenangkan.(Trianto, 2010:92)

Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut
dapat diuraikasebagai berikut:
a.

Berpusat pada siswa.
Siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator
yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.

b.

Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara
langsung dan mengalami sendiri.

c.

Pemisahan mata pelajaran tidak begitu nampak.
Proses pembelajaran diarah kan pda tema yang berkaitan dengan
kehidupan nyata siswa.

d.

Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

12

e.

Bersifat luwes (fleksibel).
Guru dapat mengembangkan tema dengan kehidupan nyata siswa
dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f.

Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan
menyenangkan sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan
terlibat asik dalam prose pembelajaran.

4.

Landasan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dipengaruhi pada tiga landasan yaitu landasan
filosofi, landasan psikologi dan landasan yuridis.

a.

Landasan Filosofis
Secara filosofi bahwa pembelajaran tematik sangat dipengaruhi pada
tiga aliran filsafat modern yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan
humanisme.
Progresivisme aliran ini memandang bahwa proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas,
pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan
memperhatikan
pengalaman
siswa.
Konstruktivisme
merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah konsruksi(bentukan) kita
sendiri. Humanisme aliran ini melihat siswa dari segi keunikan
atau kekhasan, potensi, dan motivasi yang dimiliki.(Prastowo,
2013:155-172)

Memperhatikan landasan filosofi yang dipengaruhi tiga aliran filsafat
yaitu aliran progresivisme, konstruktivisme dan humanisme dapat
disimpulkan bahwa aliran yang cocok untuk digunakan dalam

13

pembelajaran tematik yaitu Aliran progresivisme karena lebih
menekankan pada pembentukan karakter siswa untuk lebih kreatif
dalam proses belajar, guru juga dapat mengaitkan pelaksanaan
pembelajaran dengan lingkungan sekitar dan pengalaman nyata
siswa sehingga siswa dapat belajar sambil bermain dan guru dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Landasan Psikologis
Pembelajaran tematik untuk Sekolah Dasar mengacu pada psikologi
belajar terutama terkait kebutuhan perkembamgan psikologi anak
usia sekolah dasar.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan
kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. (Trianto,
2010:102).
Memperhatikan pendapat di atas bahwa landasan psikologi sangat
diperlukan dalam pembelajaran tematik terutama dalam menentukan
isi/materi yang akan diberikan secara langsung pada peserta didik
dalam proses pembelajaran.

c.

Landasan Yuridis
Landasan Yuridis pembelajaran tematik berkaitan dengan kebijakan
pemerintahan, antara lain UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Bab V Pasal 1b) yang berbunyi menyatakan
bahwa, setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

14

mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya.

5.

Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar merupakan suatu
hal yang dapat dianggap relatif baru dan pemahamannya oleh guru belum
mendalam, sehingga dalam implementasinya belum sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini terjadi karena guru hanya mengikuti sosialisasi dan
workshop saja tentang pembelajaran tematik. Masih banyak guru yang
merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik, guru belum
mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik. Di
samping itu guru masih sulit meninggalkan
pembelajaran

yang

penyajiannya

kebiasan kegiatan

berdasarkan

mata

pelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini
difokuskan pada kelas awal dan kelas IV meskipun sebenarnya
pembelajaran

tematik

ini

bisa

dilakukan

di

semua

kelas..

Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan
sebagai berikut:

a.

Perencanaan Pembelajaran Tematik di SD
Rencana pembelajaran tematik yang akan digunakan oleh guru
untuk melaksanakan proses pembelajaran di Sekolah Dasar meliputi:

15

1) Menentukan tema, bahan pembelajaran dan merumuskan
indikator dan tujuan.
2) Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media
pembelajaran, dan sumber belajar.
3) Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran terpadu.
4) Merancang pengelolaan kelas.
5) Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat
penilaian.
6) Tampilan dokumen rencana pembelajaran terpadu.
7) Tampilan lembar peta jaring-jaring tenatik. (Hernawan,
2008: 6.7-6.8).

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik dapat
disusun secara teratur dengan menggunakan prosedur yang telah
ditentukan. Dengan adanya perencanaan maka akan memudahkan
pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Perencanaan
pembelajaran sangat erat hubungannya dengan pelaksanaan
pembelajaran

karena

perencanan

menunjang

kelancaran

pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik di SD
Pembelajaran tematik akan dapat diterapkan dan dilaksanakan
dengan baik apabila didukung dengan berbagai sumber belajar
yang dibutuhkan bagi pembelajaran, sehingga guru ketika
melaksanakan

pembelajaran

tematik

akan

dengan

mudah

melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Tahap selanjutnya
melaksanakan pembelajaran tematik di Sekolah

Dasar yang

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
disajikan berikut ini:

16

1) Kegiatan Pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran biasa diawali dengan kegiatan
awal/pendahuluan.

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran
yang kondusif.
b) Memberikan acuan.
c) Melaksanakan kegiatan apersepsi
d) Melaksanakan penilaian awal.
(Hernawan, 2008:2.5)

Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pendahuluan dalam
pelaksanaan pembelajaran dimulai dari guru menciptakan
kondisi-kondisi
pembelajaran.

peserta
Setelah

didik

untuk

persiapan

kegiatan

peserta

didik,

awal
guru

memberikan acuan kemudian melakukan apersepsi untuk
memulai pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaanpertanyaan

atau

mengantarkan

peserta

didik

pada

permasalahan yang berkaitan dengan tema pada hari itu.
Langkah terakhir dalam kegiatan pendahuluan adalah guru
melaksanakan penilaian awal.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam implementasi pembelajaran tematik
meliputi

aspek

pembelajaran,

penguasaan
pemanfaatan

tema,

pendekatan/strategi

sumber

belajar/media

pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara

17

keterlibatan siswa,

penilaian proses dan hasil belajar dan

penggunaan bahasa. Kegiatan inti dalam implementasi
pembelajaran tematik disajikan sebagai berikut:

a) Penguasaan tema
Guru menunjukan penguasaan tema, mengaitkan tema
dengan pengetahuan yang relevan, menyampaikan tema
sesuai dengan pembelajaran dan mengaitkan tema dengan
realita kehidupan peserta didik.

b) Pendekatan/strategi pembelajaran
Guru mengunakan pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah (pendekatan scientific) dalam proses pembelajaran
tematik.

c) Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
Guru dapat menggunakan sumber belajar berupa buku
pelajaran,

modul,

kamus,

museum,

lingkungan,

laboratorium, dan sebagainya. Sedangkan media adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan
pelajaran sehingga menarik perhatian dan memudahkan
siswa dalam belajar. Media dapat berupa barang cetakan
seperti gambar, model pamflet, peta, non cetak seperti
tape, video, televisi, radio, komputer atau LCD.

18

d) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
Kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan siswa
secara aktif. Guru akan melakukan berbagai upaya untuk
mempersiapkan, menarik minat dan perhatian, seta
mendorong dan menjaga keterlibatan siswa dalam
pembelajaran.

e) Penilaian proses dan hasil belajar
Penilaian

dalam

proses

pembelajaran

bertujuan

mendapatkan balikan mengenai tahap pencapaian tujuan
selama proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap
tema yang telah disampaikan oleh guru, serta untuk
mengetahui kemajuan hasil belajar siswa

f)

Penggunaan bahasa
Guru menunjukan kepekaan terhadap kesalahan berbahasa
siswa,

agar

mereka

terbiasa

menggunakan

bahasa

indonesia secara baik dan benar. sikap peka itu dapat
ditunjukan dengan berbagai cara, seperti mengingatkan
dan

meminta

mereka

(Hernawan, 2008: 6.21-6.51)

memperbaikinya

kembali.

19

3) Kegiatan penutup

kegiatan penutup dalam pembelajaran tematik di awali dengan
guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan kegiatan
pembelajaran pada setiap pertemuan, guru melakukan kegiatan
refleksi setelah pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan
berkaiatan dengan tema yang diajarkan pada hari itu.
(Hernawan. 2008: 2.32)

6.

Langkah-langkah Pengembangan RPP Kurikulum 2013

Langkah-langkah pengembangan RPP berdasarkan kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
a. Mengkaji silabus pada Kurnas
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulum 2013 adalah mengkaji silabus sesuai dengan
kurikulum nasional.
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus
terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan,
sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan
keterampilan). Untuk mencapai KD tersebut, di dalam silabus
dirumuskan kegiatan siswa secara umum dalam pembelajaran
berdasarkan standar proses. (Notodiputro, 2013: 78).
Sesuai

dengan

pendapat

di

atas,

langkah

pertama

dalam

pengembangan RPP adalah mengkaji silabus. Pengkajian silabus
meliputi pengkajian terhadap KD (kompetensi dasar), indikator,
kegiatan pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan aspek KI
(kompetensi inti).

20

b. Menentukan tujuan
Langkah kedua yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulum 2013 adalah menentukan tujuan.
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada
indikator, paling tidak mengandung dua aspek: audience
(peserta didik) dan behavior (aspek kemampuan), (Notodiputro,
2013:79).
Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa menentukan tujuan
pembelajaran dalam RPP paling tidak mengandung dua aspek yaitu
peserta didik dan kemampuan. Aspek peserta didik dan kemampuan
ini berarti bahwa dalam tujuan pembelajaran peserta didik yang akan
aktif melakukan berbagai hal dalam pembelajaran dan peserta didik
harus mampu untuk mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
indikator dan KD.

c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Langkah ketiga yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulu 2013 adalah mengkaji mengembangkan kegiatan
pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

“...kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan
skenario langkah-langkah guru dalam membuat siswa aktif
belajar.

Kegiatan

ini

diorganisasikan

menjadi

kegiatan:

pendahuluan, inti dan penutup. (Notodiputro, 2013: 80).

21

Sesuai dengan pendapat di atas, kegiatan pembelajaran terdiri dari
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti pembelajaran
dirancang untuk membuat peserta didik aktif dalam kegiatan
pembelajaran.

Peserta

didik

diharapkan

dapat

memperoleh

pengalaman melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

d. Penjabaran jenis penilaian
Langkah keempat yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulum 2013 adalah penjabaran jenis penilaian.
Penilaian dilakukan menggunkan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, penggematan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek atau produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Notodiputro, 2013:
81).
Penilaian

diarahkan untuk

mengukur pencapaian kompetensi,

sehingga apabila hasil penilaian tidak sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai, maka akan dilakukan tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran seperti remidi dan pengayaan bagi peserta didik
yang nilainya tidak mencapai KKM dan yang telah mencapai KKM.

e. Menentukan alokasi waktu
Langkah kelima yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulu 2013 adalah menentukan alokasi waktu.

22

Penentuan alokasi waktu pada setiap konpetensi dasar
didasarkan pada mingggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran

perminggu

dengan

mempertimbangkan

jumlah

kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tigkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi dasar (Notodiputro, 2013: 81).
Penentuan alokasi waktu dalam RPP harus sesuai dengan tingkat
kesulitan kompetensi dasar yang akan di capai, sehingga dapat
menentukan perkiraan waktu untuk mencapai kompetensi dasar
tersebut dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik yang
beragam.

f. Menentukan sumber belajar
Langkah keenam yang dilakukan dalam pengembangan RPP sesuai
dengan kurikulu 2013 adalah menentukan sumber belajar.
Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media
cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial dan budaya (Notodiputro, 2013: 81).
Sesuai dengan pendapat di atas, sumber belajar yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, indikator dan
kompetensi dasar yang akan di capai. Sumber belajar yang digunakan
tidak hanya buku pelajaran saja, akan tetapi sumber belajar yanng
digunakan dalam pembelajaran dapat berupa majalah, media
elektronik, lingkungan belajar, lingkungan tempat tinggal, wawancara
dengan nara sumber dan lain sebagainya.

23

7.

Kompetensi Guru

Kompetensi yang harus dimiliki guru sesuai dengan UUD no 14 tahun
2005 yaitu kometensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran peserta didik.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. (Djumiran, :12-13)
Sesuai dengan pendapat di atas, kemampuan pedagogik adalah
kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, di dalamnya termasuk
kemampuan merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan
melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan kemampuan peserta didik
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Kemampuan
kepribadian menekankan pada kemampuan memahami tujuan pendidikan
dan pembelajaran, menunjukkan sikap demokratis, toleran, tenggang rasa,
jujur, adil, tanggung jawab, disiplin, santun, bijaksana dan kreatif.

Kemampuan sosial, menekankan kemampuan guru untuk berinteraksi
dengan peserta didik, guru, orang tua peserta didik dan masyarakat.
Kemampuan profesional menekanakan pada kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara mendalam, menguasai kompetensi inti dan

24

kompetensi dasar, mengembangkan materi secara kreatif, serta
kemampuan memanfaatkan teknologi dan informasi.

B. Kerangka Pikir
Beberapa

sekolah

dasar

di

Kota

Bandar

Lampung

sudah

mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu melaksanakan pembelajaran
tematik pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran tematik meliputi
perencanaan yang dibuat oleh guru dan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh
guru . Adapun kerangka dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kerangka pikir penelitian

PERENCANAAN

1. Penentuan tema,
bahan pembelajaran
dan merumuskan
tujuan.
GURU

2. Penentuan media
,bahan dan sumber
belajar.
3. Penyusunan skenario
pembelajaran tematik
4. Penyusunan
prosedur, jenis, dan
menyiapkan alat
penilaian.

IMPLEMENTASI
1. Pelaksanaan kegiatan

prapembelajaran
2. Penggunaan media,

bahan dan sumber
belajar sesuai tema.
3. Pelaksanaan

pembelajaran tematik.
4. Pelaksanaan penilaian

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif,
dengan menggunakan alat pengungkap data yang utama adalah observasi,
teknik penunjang studi wawancara dan dokumentasi. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi
atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010:3). Metode deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk memaparkan atau menggambarkan masalah
yang sedang dihadapi yakni mengenai implementasi pembelajaran tematik
pada Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian

ini

dilaksanakan

pada

Sekolah

Dasar

yang

sudah

mengimplementasikan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung pada
tahun pelajaran 2014/2015.

26

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi dapat diatikan sebagai jumlah seluruh individu yang dijadikan
subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2013:80)

Sehubungan dengan hal tersebut populasi dalam penelitian ini adalah guru
Sekolah Dasar kelas IV yang sudah mengimplementasikan kurikulum
2013 di Kota Bandar Lampung, yakni ada 18 Sekolah Dasar .

2. Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah yang dimiliki oleh
populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, miisalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2013:81).
Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini menggunakan teknik
Purposive Sampling. Menurut (Suharsimi Arikunto, 2010: 183).
Sampel bertujuan (purposive sampliing) dilakukan dengan cara
mengambil subyek bukan didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan,

27

misalnya: alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.
Berdasarkan teknik sampel di atas maka jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah 9 guru, dari 18 Sekolah Dasar (SD) dan yang
terambil sebagai sampel adalah 4 Sekolah Dasar (SD).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan dalam kegiatan penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2013:38). Adapun variabel dalam penelitian
ini adalah variabel tunggal yaitu implementasi pembelajaran tematik pada
sekolah dasar di Kota Bandar Lampung.

E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual
Implementasi pembelajaran tematik yaitu pelaksanaan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan antar
mata pelajaran tidak nampak, menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, bersifat luwes (fleksibel), menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan.(Trianto, 2010:92)

28

2. Definisi Operasional Variabel
Implementasi pembelajaran tematik adalah pelaksanaan pembelajaran
yang menggunakan tema sebagai pokok bahasan dan pemisahan antara
mata pelajaran yang satu dengan yang lain tidak nampak. Adapun
implementasi pembelajaran tematik yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dapat tergambar sebagai berikut:
Tabel 2. Definisi Operasional variabel

PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
TEMATIK

 Penentuan tema, bahan
pembelajaran dan
merumuskan tujuan.
 Penentuan media,
bahan dan sumber
belajar.
 Penyusunan skenario
pembelajaran tematik
 Penyusunan
prosedur, jenis, dan
menyiapkan alat
penilaian.

IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN
TEMATIK

 Pelaksanaan kegiatan
prapembelajaran
 Penggunaan
media, bahan dan
sumber belajar
sesuai tema.
 Pelaksanaan
pembelajaran tematik.
 Pelaksanaan
penilaian

29

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono 2013:145).
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskrifsikan
implementasi pembelajaran tematik pada kelas IV Sekolah Dasar yang
dilakukan oleh guru.

2.

Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang teknik
observasi dalam penelitian ini adalah wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2013:137)

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data
yang tidak terungkap dalam observasi seperti, pendapat guru tentang
pembelajaran temati, kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran

30

tematik, dan dukungan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran
tematik.

3.

Dokumentasi
Teknik pengumpulan data selain teknik observasi dan teknik wawancara ,
peneliti menggunakan dokumentasi sebagai penunjang dalam penelitian.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian yang
berupa catatan atau arsip sekolah untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan bukti-bukti dilaksanakannya penelitian, seperti jumlah data
guru dan RPP yang dibuat oleh guru.

G. Analisis Data
Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data, untuk
menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan analisis
data campuran kuan-kual maksudnya analisis data kuantiatif dijadikan
sebagai metode utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih
dalam tentang data kuantitatif.

Analisis data Kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung
jumlah ceklis yang terdapat pada lembar observasi dan menggunakan
persentase untuk menghitung item pembelajaran tematik dalam lembar
observasi. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk melengkapi
gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif yaitu dengan

31

menguraikan kata-kata dalam kalimat secara sistematis dan dideskripsikan
menjadi paragraf.

Cara yang dilaksanakan untuk menganalisis data kuantitatif melalui observasi
dan studi dokumentasi yaitu menghitung jumlah ceklis yang terdapat pada
lembar observasi dan menggunakan persentase untuk menghitung item
pembelajaran tematik dalam lembar observasi.

Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menganalisis data kualitatif
melalui studi wawancara yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data ini melalui teknik wawancara untuk mengumpulkan
informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
subjek penelitian yaitu guru kelas empat mengenai perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran tematik.
2. Pemilihan data
Pemilihan data dalam penelitian ini dengan cara menentukan menentukan
sejumlah data dari hasil wawancara yang sesuai dengan fokus penelitian
yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.
3. Pengkategorian
Pengkategorian data dalam penelitian ini sesuai dengan aspek perencanaan
pembelajaran meliputi aspek perumusan tujuan, penentuan tema kegiatan,
penyusunan langkah pembelajaran, penentuan sumber, media, bahan dan
alat kegiatan, perancangan penilaian, dan alokasi waktu serta aspek
pelaksanaan pembelajaran meliputi aspek prapembelajaran, kegiatan inti

32

dan penutup yang akan digunakan lebih lanjut untuk menganalisis data
kuantitatif.
4. Pembandingan
Pembandingan data dalam penelitian ini dengan cara membandingkan
hasil dengan konsep atau teori yang menjadi acauan dalam kurikulum
2013.

5. Penyatuan
Penyatuan data dalam penelitian ini dengan cara menyatukan data
kuantitatif yang dilaksanakan melalui observasi dan studi dokumentasi
kemudian

dijelaskan

dengan

melakukan

analisis

kualitatif

yang

dilaksanakan melalui studi wawancara mengenai bukti yang terjadi di
lapangan dan dihubungkan dengan teori atau konsep.
6. Penafsiran data
Penafsiran hasil analisis ini bertujuan untuk menarik kesimpulan penelitian
yang telah dilaksanakan.

Desain analisis data campuran Kuan-kual secara lebih jelas dapat dilihat pada
bagan berikut ini:
KUAN

kual

KUAN

KUAN

kual

Kual

Interpretasi

Pengumpulan

Analisis Data

Pengumpulan

Analisis

keseluruhan

Data

Data

analisis

Data

(Creswell dalam Sugiyono, 2011:409)

33

Bagan penelitian di atas dinamakan model sequential explanatory.
Explanatory Strategy in mixed methods research is characterized by the
collection and analysis of quantitative data in a first phase followed by
the collection and analysis of qualitative data in a sacond phase that
build on the result of initial quantitative. (Creswell dalam Sugiyono,
2011:409)
Model penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
menganalisis data kuantitatif pada tahap pertama, kemudian melakukan
pengumpulan data dan menganalisis data kualitatif pada tahap kedua,
selanjutnya menganilis data secara keseluruhan untuk di ambil kesimpulan
dari analisis data tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:
1. Semua guru menyiapkan RPP untuk mengajar, tetapi RPP tersebut hanya
memindahkan