IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR.

(1)

SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan

Oleh

ELIZA BAROKAH 1000546

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif Di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd NIP :19610501 1986011003

PembimbingII

Dr. Deni Kurniawan, M.Pd NIP : 19691204 2005011002

Mengetahui, Ketua Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 195911211985031001

Ketua Prodi TeknologiPendidikan

Dr. Rusman, M.Pd NIP : 197205051998021001


(3)

Tematik Terpadu di Sekolah Dasar(Studi Deskriptif di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya saya

sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Bandung,Juni 2014

Yang membuat pernyataan,


(4)

57/ S1/

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Hasil Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI... 9

A.Konsep Dasar Pembelajaran Tematik... 9

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 10

2. Landasan pembelajaran tematik ... 12

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik... 14

4. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik ... 15

B.Pembelajaran Tematik Dalam Kurikulum 2013 ... 16

1. Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 16

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 21

3. Penilaian Pembelajaran Tematik ... 28

C.Implikasi Pmebelajaran Tematik ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A.Pendekatandan Metode Penelitian... 36

B.Populasi dan Sample Penelitian ... 37

C.Definisi Operasional ... 40

D.Teknik Pengumpulan Data ... 41


(5)

57/ S1/

A.Hasil Uji Coba Instrumen ... 46

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

1. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 46

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 52

3. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 61

4. Kesulitan-Kesulitan Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 66

5. Upaya Guru Untuk Mengatasi Kesulitan dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 70

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 73

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 77

3. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu... 78

4. Kesulitan-Kesulitan Guru Dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 84

5. Upaya Guru Untuk Mengatasi Kesulitan dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ... 92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 94

A.Simpulan ... 94

B.Rekomendasi ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(6)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 ABSTRACT

Eliza Barokah (1000546). Implementation of Integrated Thematic Learning in Primary Schools (Descriptive Study in Primary School in Bandung Region). Thesis Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, University of Indonesia, 2014.

The general objective of this study was to describe the extent to which the implementation of integrated thematic learning in an elementary school in Bandung Region, and in particular the study aims to describe and analyze the implementation of learning at the planning, implementation, assessment, teacher difficulties in the implementation of an integrated thematic learning as well as efforts to overcome these difficulties.

This research is a descriptive study in an elementary school in Bandung region that has implemented an integrated thematic learning in the curriculum in the academic year 2013 2013/2014. Respondents in this study were the teacher of class I and IV. This study uses a quantitative approach, the method used is descriptive research with this type of survey. Data collection techniques used in this research is by using questionnaires. The data analysis technique used is the percentage.

Based on the results of this research is that the integrated thematic learning has not been fully implemented. The specific conclusions of this research are 1) the teachers have developed lesson plans kompenen learning appropriate to the circumstances, but not all teachers prepare assessment instruments 2) In the implementation of scientifically-based thematic learning teachers still need to improve student engagement in learning. In addition, teachers still need to facilitate the diversity of the characteristics of students through variations in the use of learning methods and media 3) Authentic Assessment has not done well 4) Teachers have difficulty in designing and implementing scientific-based learning, developing materials, the ability to accommodate a diversity of students, teach a song, assessing attitudes students and report the result 5) Efforts to address the complexity of the implementation of thematic learning difficulties who do most of the teachers are doing a discussion with a fellow teacher, only a small percentage of principals and supervisors involved in the effort to overcome the difficulties of implementing an integrated thematic learning in an elementary school in Bandung Region


(7)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini tengah digencarkan dengan adanya perubahan kurikulum. Dalam draft sosialisasi Kurikulum 2013 dijelaskan rasionalisasi perubahan kurikulum tersebut didasarkan pada permasalahan yang terdapat dalam Kurikulum 2006diantaranyadisebutkan bahwa konten kurikulum masih terlalu padat serta belum sepenuhnya berbasis kompetensi yang sesuai tuntutan kebutuhan dan pekembangan jaman, kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan, selain itu standar penilaian pun belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi atau penilaian proses dan hasil.

Dari hasil identifikasi kesenjangan yang terdapat dalam draft sosialisasiKurikulum 2013 tersebut diperoleh gambaran bahwa terdapat masalah dalam aspek kompetensi lulusan, pengelolaan kurikulum, materi, proses dan penilaian pembelajaran serta kualitas pendidik dan tenaga kependidikan saat ini. Materi pembelajaran diharapkan memuat materi esensial yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 Tahun 2013 mengenai Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI menegaskan bahwa Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar didesain dengan menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Sebelum diterapkannya Kurikulum 2013, penetapan pendekatan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar telah disebutkan pula oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) tahun 2006.Berdasarkan kondisi tersebut maka diketahui bahwa pembelajaran tematik bukanlah suatu hal yang baru dalam sejarah kependidikan di Indoneasia.

Adapun hal yang menjadi perbedaan dalam penerapan pembelajaran tematik di Kurikulum 2013 adalah implementasi pembelajaran tematik terpadu


(8)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 tidak hanya diterpakan di kelas awal Sekolah Dasar (kelas I-III) saja, tapi diterapkan mulai dari kelas I sampai kelas VI.

Urgensi penetapan pendekatan tematik dalam program pembelajaran dikarenakan perkembangan peserta didik di Sekolah Dasar memiliki ciri tersendiri. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir Piaget, Majid (2014: 10) menyebutkan “kecenderungan belajar anak sekolah dasar memiliki tiga ciri yaituanak melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, selain itu anak belajar secara bertahap mulai dari sederhana ke kompleksdan proses belajar beranjak dari hal-hal konkrit”.

Pembelajaran tematik dapat memberikan kebermaknaan dari materi yang di pelajari. Hal ini dipertegas oleh Syaifurahman & Ujiati (2013; 93) yang mengatakan “Pembelajaran tematik dapat memberikan kebermaknaan dalam belajar yang diperoleh dari pengalaman langsung yang dilakukan siswa”. Adapun menurut Semiawan (2013: 74-75)

Pembelajaran tematik terpadu melatih anak mengaitkan informasi dengan informasi yang lain sejak kecil sehingga akan dapat menghadapi situasi silang lingkungan, silang pengetahuan ataupun silang perangkat dengan keasyikan yang menyenangkan dan sekaligus menjadikan siswa belajar aktif dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata.

Dengan kata lain, kebermaknaan hasil pembelajaran berkaitan dengan nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari sehingga dapat digunakan sebagai bekal dalam kehidupannya sehari-hari di masa kini maupun di masa yang akan datang. Sebaliknya, pembelajaran yang dilakukan dengan mata pelajaran terpisah atau terkotak-kotak kurang mengembangkan peserta didik untuk berpikir holistik dan membuat hambatan bagi peserta didik dalam mengkaitkan konsep dengan kehidupan nyata mereka sehari-hari. Akibatnya peserta didik tidak mengerti manfaat dari materi yang dipelajarinya untuk kehidupan nyata. Ostroff (2013: 35) menyebutkan bahwa pendekatan yang sangat akademis tidak produktif bagi anak-anak kecil. Ditegaskannya bahwa

Tekanan itu akan memberikan resiko jangka pendek (seperti stress, kelelahan, hilangnya selera makan, menurunnya efisiensi, penyakit-penyakit psikosomatis) dan resiko jangka panjang (berkurangnya motivasi belajar, minimnya pembelajaran yang diarahkan sendiri, dan lainnya).


(9)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Banyak negara yang menerapkan sistem pembelajaran berbasis tematik terpadu sampai SD kelas VI seperti Finlandia, England, Jerman, Scotland, Perancis dan negara-negara maju lainnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran urgensi penerapan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar yang dimaksudkan dalamKurikulum 2013. Selain itu, banyak sekolah alternatif yang menunjukan hasil menggembirakan karena menerapkan sistem pembelajaran integratif berbasis tema.

Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran tematik di banyak daerah selama ini dinilai masih belum efektif. Telah banyak penelitian yang mengungkap permasalahan mengenai ketidakefektifan pembelajaran tematik ini. Salah satu hasil menyebutkan bahwa “implementasi pembelajaran tematik pada Sekolah Dasar dalam kategori tidak efektif” (Amelia, 2012; Sadri, 2012 ). Selain itu, penelitian Sulastri (2012: i) mengenai analisis kesenjangan pelaksanaan standar proses pembelajaran temaik di Sekolah Dasar menunjukan bahwa “pelaksanaan standar proses pada pembelajaran tematik kelas permulaan SD di kecamatan Kuta Kabupaten Badung belum mencapai standar yang dipersyaratkan”.

Upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 juga didasarkan pada fakta bahwa terdapat hal-hal yang mempengaruhi kurang efektifnya pembelajaran tematik terpadu selama ini yaitu faktor kompetensi guru yang kurang mampu dalam merencanakan, mengelola dan menilai hasil pembelajaran tematik. Adapun faktor penyebab ketidakefektifan pembelajaran tematik menurut hasil penelitian tentang permasalahan dan hambatan pembelajaran tematik ditemukan fakta bahwa“guru Sekolah Dasar tidak maksimal dalam melaksanakan pembelajaran tematik karena kurangnya pemahaman tentang pembelajaran tematik secara utuh, belum disesuaikannya waktu pelaksanaan, minimnya sumber-sumber belajar yang ada, dan sarana prasarana yang belum lengkap”. (Arif Nur Wahyuni, 2008:i)

PenelitianPudjiastuti(2011:i)menerangkan secara lebih rinci mengenai permasalahan penerapan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar mulai dari


(10)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 tahap perencanaan, pelaksanaan sampai padatahap penilaian pembelajaran. Hal yang menjadi permasalahan dalam persiapan pembelajaran tematik antara lain :

(1) Guru mengalami kesulitan dalam menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator terutama dalam hal menentukan kata kerja operasional yang tepat; (2) Guru kesulitan dalam mengembangkan tema dan contoh tema tidak selalu sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa; (3) Guru kesulitan tentang bagaimana cara melakukan pemetaan bagi Kompetensi Dasar yang lintas semester dan Kompetensi Dasar yang tidak sesuai dengan tema; (4) Beberapa contoh silabus pembelajaran tematik yang ada sangat beragam pendekatannya sehingga menimbulkan masalah dan keraguan untuk menggunakan; (5) Guru kesulitan dalam merumuskan keterpaduan berbagai mata pelajaran pada langkah pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Selanjutnya Pujiastuti menyatakan permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik antara lain :

(1) Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengajarkan lagu anak-anak sesuai tema; (2) Bahan ajar yang tersedia masih menggunakan pendekatan mata pelajaran sehingga menyulitkan guru memadukan materi sesuai tema; (3) Bahan ajar tematik masih bersifat nasional sehingga beberapa materi kurang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa; (4) Model team teaching sesuai untuk kondisi sekolah yang menerapkan sistem guru bidang studi. Namun model ini memerlukan koordinasi dan komitmen yang tinggi pada masing-masing guru; (5) Sekolah yang kekurangan jumlah guru menerapkan model pembelajaran kelas rangkap, sehingga kesulitan menerapkan pembelajaran tematik di kelas awal; (6) Untuk guru kelas dapat menggunakan model webbed yakni pembelajaran yang menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran; (7) Lingkungan sekolah di wilayah kabupaten masih standar dan sarana teknologi sangat kurang karena sarana pendukungnya yang tidak memenuhi syarat; (8) Jadwal yang menggunakan mata pelajaran menyulitkan guru dalam memadukan berbagai mata pelajaran secara luwes; (10) Penggunaan jadwal tema lebih luwes dalam penyampaian pembelajaran tematik, namun memerlukan perencanaan yang matang dalam hal bobot penyajian antar mata pelajaran.

Sedangkan permasalahan penilaian pembelajaran tematik antara lain : (1) Guru kesulitan dalam melakukan penilaian bagi siswa kelas 1 yang belum lancar membaca dan menulis; (2) Penilaian lisan, unjuk kerja, tingkah laku, produk maupun portofolio sudah dilakukan namun jarang didokumentasikan; (3) Guru masih kesulitan membuat instrumen penilaian unjuk kerja, produk dan tingkah laku, sehingga cenderung lebih suka


(11)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 menggunakan penilaian tertulis; (4) Guru masih kesulitan menentukan Kriteria ketuntansan Minimal; (5) Guru juga menemui kesulitan dalam cara menilai pembelajaran tematik, karena rapor siswa menggunakan mata pelajaran.

Hal ini pun di pertegas dalam draft kurikulum 2013 yang menyebutkan “permasalahan dalam pembelajaran tematik yaitu tidak ada kompetensi inti yang mengikat semua mata pelajaran dan warna mata pelajaran sangat kental bahkan berjalan sendiri-sediri dan saling mengabaikan”. Menimbang urgensi penerapan pembelajaran tematik terpadu tersebut, maka perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam implementasi tematik terpadu di Sekolah Dasar.

Tematik terpadu dalam kurikulum 2013 hadir dengan menawarkan kemudahan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik terpadu yaitu dengan disediakannya sarana penunjang implementasi pembelajaran tematik berupa buku panduan guru yang disusun sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dikelas. “Buku ajar dan buku siswa diberikan secara gratis yang berasal dari anggaran khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan” (Puspitarini, 2014: p1). Buku panduan guru dan buku siswa yang difasilitasi oleh pemerintah tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas pembelajaran tematik terpadu.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik terpadu memerlukan persiapan yang tinggi dari guru dalam segi pemahaman dan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran. Guru disebut sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan karena guru adalah manajer utama dalam kelas yang bertugas untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan kurikulum menjadi satuan aksi pembelajaran. Selain faktor guru sebagai pelaksana, juga terdapat sumber daya pendidikan lain yang dapat mempengaruhi ketercapaian tujuan kurikulum 2013 seperti sarana prasarana serta budaya sekolah atau organisasi seperti peran pengawasan dan pembinaan.

Pemerintah pun telah melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas praktisi dalam menerapkan kurikulum 2013 dengan memberikan pelatihan sebagai pembekalan agar dapat membantu mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik.


(12)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Instruktur nasional dilatih menggunakan empat materi utama, yakni konsep kurikulum 2013, analisis materi ajar, model rancangan pembelajaran, dan praktik. Peserta dilatih para narasumber kurikulum. Peserta terdiri dari guru, dosen, penyusun buku, dan widyaswara... Pelatihan digelar di enam kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, Surabaya, dan Malang. Buku-buku pelajaran pun, sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia (Malau, 2013, p. 6-10). Kurikulum 2013 diterapkan secara bertahap mulai dari tahun ajaran 2013/2014 terhitung dari bulan Juli 2013. Seperti yang telah diketahui bahwa banyak sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013, “Adapun Sekolah Dasar yang telah menerapkan kurikulum 2013 saat ini berjumlah 44.609 Sekolah. Pada jenjang Sekolah Dasar, Kurikulum 2013 tahap pertama diterapkan di kelas I dan kelas IV” (Afifah, 2013: p.7).

Mengingat adanya upaya pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas pembelajaran, maka studi mengenai keberlangsungan penerapan tematik terpadu perlu dilakukan. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran tematik terpadu yang telah diterapkan di beberapa Sekolah Dasar di Kota Bandung untuk membantu optimalisasi implementasi kurikulum 2013 secara menyeluruh pada tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung?”

Adapun rumusan masalah khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung?

3. Bagaimana sistem penilaian pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung?

4. Apa yang menjadi kesulitan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung?


(13)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 5. Bagaimana upaya guru untukmengatasi kesulitan dalam implementasi

pembelajaran tematik terpadu di Sekolah dasar di Kota Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan sejauh mana implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

a. Mendeskripsikan dan menganalisis perencanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung

b. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung

c. Mendeskripsikan dan menganalisis penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung

d. Mengidentifikasi kesulitan dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung

e. Mendeskripsikan upaya guru untuk mengatasi kesulitan dalam implementasi tematik terpadu di Sekolah dasar di kota Bandung

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian deskriptif tentang implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandungini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut;

1. Manfaat teoritis

Analisis terhadap implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Kota Bandung ini memberikan gambaran mengenai penerapan tematik terpadu yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengelola dan


(14)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 mengembangkan pembelajaran tematik terpaduserta sebagai dasar pertimbangan dalam evaluasi implementasi pembelajaran tematik terpadu.

2. Manfaat praktis

a. Untuk sekolah yag diteliti, dapat mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran dan kesulitan guru dalam pengimplementasian pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan, sehingga dapat dijadikan masukan dalam upaya perbaikan implementasi pembelajaran tematik terpadu.

b. Untuk guru, dapat dijadikan bahan refleksi mengenai hal-hal yang harus diperbaiki atau ditingkatkan untuk menjamim kualitas kinerja dalam mengelola pembelajaran.

c. Untuk peneliti, penelitian ini menjadi sumbangan pengetahuan dalam melaksanakan studi implementasi kurikulum khususnya mengenai implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah dasar.


(15)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Pendekatan positivistik digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian mengenai implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar ini memerlukan data yang akurat berdasarkan bukti-bukti empirik dan dapat diukur disertai analisis secara statistik. Seperti yang diungkapkan Arifin (2012:15) bahwa

“pendekatan positivistik pada umumnya digunakan dalam penelitian

kuantitatif, dimana prosesnya berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur”. Sejalan dengan itu, Sugiyono (2013:14) menyatakan bahwa:

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian berlandaskan filsafat positivisme (memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklarifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat), digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik...

Dalam penelitian ini peneliti ingin mendapatkan indormasi/ data yang akurat dan dapat diukur dari suatu populasi, dalam hal ini adalah Sekolah Dasar di kota Bandung yang telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif jenis survey. Menurut Sukmadinata (2012: 72) metode deskriptif adalah metode yang berusaha untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Sedangkan menurut Arifin,


(16)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 “Penelitian survey merupakan penelitian yang bertujuan bukan hanya untuk mengetahui suatu fenomena, tetapi juga untuk menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan kriteria atau standar yang sudah ditentukan” (Arifin, 2012:42).

Pemilihan metode deskriptif jenis survey dalam penelitian ini didasari oleh maksud dari penelitian yang ingin mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar yang ada di wilayah Kota Bandung.

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi merupakan keseluruhan kumpulan unit yang menjadi subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2013:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar yang telah menerapkan Kurikulum 2013 di wilayah Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, pada tahun ajaran 2013/2014, terdapat 14 Sekolah Dasar yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Bandung.

Tabel 3.1

Sekolah Usulan Piloting Kurikulum 2013 Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2013

No Nama Sekolah Alamat Jumlah Guru

Kelas I & IV 1 SDPN PAJAGALAN 58 JL. PAJAGALAN NO. 58 7

2 SDN CICABE JLN.H.ABDUL HAMID

NO. 66

7


(17)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

ARUM KHOTTOB

4 SDN ANDIR KIDUL JL. YUPITER NO. 92 A 5

5 SDN MARGAHYU RAYA BLOK I

JL. YUPITER NO. 92 A 11

6 SDN ASMI JL.ASMI NO. 2 10

7

SDN HALIMUN JL. HALIMUN NO.46

BANDUNG

7

8

SDN RANCALOA JL. CIPAMOKOLAN NO

62

12 9 SDPN SABANG

JLN SABANG NO. 2 11

10

SDN RAYA BARAT JL JEND SOEDIRMAN NO 587

6

11

SDPN SETIABUDI JL. SARIRASA BLOK 4 SARIJADI

5

12 SDN TILIL JL. PUYUH NO. 2 8

13

SD MUHAMMADIYAH

7 JLN. KADIPATEN RAYA

NO. 4-6

10

14 SD SANTO YUSUF JL. JAWA NO. 2 4

107

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

2. Sampel Penelitian

Menurut Sukmadinata (2012:250), “sampel adalah kelompok kecil yang

secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulannya”. Sedangkan Arifin (2012:215) menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

bagian dari populasi yang dijadikan sumber data sebagai wakil dari populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Adapun cluster dalam penelitian ini adalah sekolah. Darmadi


(18)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

dimana yang dipilih secara random bukan individual, tapi

kelompok-kelompok”. Adapun dalam penelitian ini, peneliti mengikuti langkah-langkah pemilihan sampel secara cluster menurut Darmadi sebagai berikut:

1. Menentukan dan mendefinisikan populasi 2. Menentukan Jumlah sampel yang dikehendaki 3. Menentukan dan mendefinisikan cluster secara logis 4. Mendaftar cluster yang ada dalam populasi

5. Menafsirkan jumlah rata-rata anggota populasi dalam setiap cluster

6. Menentukan jumlah cluster yang diperlukan dengan membagi besarnya sampel dengan ukuran cluster yang ditaksir

7. Memilih secara random cluster yang dibutuhkan

8. Memasukan pada penyelidikan itu semua anggota populasi pada tiap cluster yang dipilih

Dari empat belas sekolah dengan rata-rata 7 orang guru kelas I dan IV pada tiap sekolah, peneliti memilih empat sekolah yang dibutuhkan secara random. Pemilihan empat sekolah sebagai sampel penelitian berdasarkan pertimbangan menurut Darmadi (2013:57) bahwa “untuk jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 sampai 150 subjek, maka jumlah sampel yang diambil sebanyak lebih kurang 25%-30%”. Jadi empat sekolah dengan jumlah guru sebanyak 37 orang guru sudah cukup mewakili populasi.Data sampel penelitian disajikan dalam tabel berikut

Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian

No Nama sekolah Alamat Jumlah Guru Kelas

1&IV 1. SDN CICABE JLN.H.ABDUL HAMID

NO. 66

7

2. SDPN SABANG JLN SABANG NO. 2 11

3. SDN ASMI JL.ASMI NO. 2 10

4. SDN HALIMUN JL. HALIMUN NO.46 BANDUNG

7


(19)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

C.Definisi Operasioanal 1. Implementasi Pembelajaran

Implementasi adalah pelaksanaan dari suatu perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Implementasi dalam penelitian ini berupa perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran pendekatan tematik terpadu dalam rangka implementasi kurikulum 2013 di satuan pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam kebijakan implementasi kurikulum 2013, perencanaan pembelajaran tematik dimulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penentuan tema, pemetaan kompetensi dasar dan jaringan tema telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini disebutkan dalam panduan teknis penyusunan RPP di Sekolah dasar oleh Kemdikbud (2013:12) bahwa

“Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan

peserta didik, tetapi sudah ditetapkan oleh pemerintah, bahkan silabus tematik,

buku guru dan buku siswa telah disediakan oleh pemerintah”. Dalam penelitian ini, perencanaan pembelajaran meliputi prosedur penyusunan RPP danPengembangan komponen pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran yang meliputipenerapan pendekatan saintifik, pemanfaatan alat/bahan/sumber belajar dan pengelolaan kelas.

Penilaian pembelajaran meliputi penerapan penilaian otentik. Selain itu peneliti pun meneliti kesulitan dan upaya dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu.

2. Tematik Terpadu

Tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema sehingga pembelajaran menjadi utuh. Dengan demikian, peserta didik akan mendapat pengertian selama proses dan materi yang tidak


(20)

terpecah-57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

pecah. Tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang disarankan di tingkat sekolah dasar dalam Kurikulum 2013.

3. Sekolah Dasar

Sekolah dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Sekolah dasar dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar di Kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 yang di implementasikan di kelas 1 dan 4.

D.Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu angket atau kuisioner. Menurut Sukmadinata (2012:219) “Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpul datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden”.

Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk campuran yang merupakan gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Angket campuran ini digunakan untukmengumpulkan data mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam implementasi pembelajaran tematik dan upaya dalam mengatasi kesulitan implementasi pembelajaran tematik terpadu.

E.Teknik Analisis Data

Pengolahan data untuk proses penarikan kesimpulan perlu dilakukan mengingat data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis data dilakukan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, mnyajikannya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkannya.


(21)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

Analisis ini menggunakan perhitungan persentase. Teknik persentase digunakan untuk mengetahui banyaknya responden yang menjawab suatu item dalam pertanyaan angket. Melalui teknik prosentase ini peneliti dapat mempresentasekan setiap jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan peneliti.

Teknik persentase ini menggunakan rumus sebagai berikut: � = �

� � 100 Keterangan:

F = Frekuensi yang diperoleh N = Jumlah seluruh data

Untuk memperoleh penafsiran maka persentase dari kemungkinan jawaban yang dipilih ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penafsiran Prosentase

Persentase Penafsiran

0%-1% Tidak ada

1%-25% Sebagian kecil

26%-49% Kurang dari setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-99% Sebagian besar

100% Seluruhnya


(22)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

F. Prosedur PelaksanaanPenelitian 1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah; menyusun serta konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, membuat instrumen penelitian dan mengurus surat perizinan penelitian.

2. Tahap Uji Validitas dan Keterbacaan Instrumen

Uji validitas berkenaan dengan kesesuaian alat ukur terhadap konsep

yang diukur. “Validitas suatu menunjuk sejauh mana suatu alat mengukur

apa yang hendak diukur” (Ary dkk, 2011:293).

Penelitian ini menggunakan instrumen non-tes yang bersifat mengimpun data, maka cukup dilakukan dengan validitas isi dan validitas konstruk. Hidayati (2009: 508) menyatakan “untuk penggunaan instrumen non tes yang bersifat menghimpun data dalambentuk naratif atau nominal cukup dilakukan dengan validitas isi atau konstruk”.

a. Validitas Isi

Validitas isi menunjukan kemampuan instrumen penelitian dalam mengungkap atau meneliti semua isi yang hendak diukur. Sukmadinata

2012:229) menyatakan “Validitas isi berkenaan dengan isi dan format

instrumen, apakah instrumen tepat mengukur apa yang hendak diukur dan apakah butir pertanyaan telah mewakili aspek yang hendak diukur”.

Menurut Ary (2011:296), “validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka, pengesahan validitas isi didasarkan pada

pertimbangan”.Menurut Furchan, Jika penilai itu sepakat bahwa butir instrumen sudah mencerminkan wilayah isi dengan memadai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas isi.

Agar memenuhi validitas isi, peneliti meminta pertimbangan (judgement) dari pakar yaitu kepada pembimbing skripsi dengan telaah kisi-kisi dan item pertanyaan apakah materi instrumen sudah baik dan sesuai dengan objek yang akan diteliti.


(23)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

b. Validitas konstruk

Validitas konstruk berkenaan dengan kesanggupan instrumen penelitian dalam mengukur pengertian dalam materi yang diukurnya. Pengujian validitas konstruk hampir sama dengan validitas isi yaitu dengan menggunakan bantuan ahli. Menurut Sugiyono (2013:182) “Secara teknis pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen”. Dalam memenuhi validitas konstruk, peneliti meminta bantuan pembimbing skripsi.

c. Uji Keterbacaan Instrumen

Setelah pengujian isi dan konstruksi dari ahli maka diteruskan dengan ujicoba instrumen. Arikunto (2009:178) mengemukakan mengenai tujuan uji coba instrumen bukan tes bahwa

tujuan uji coba instrumen bukan tes tidak dimaksudkan untuk mengetahui validitas karena biasanya instrumen-instrumen tersebut sudah disusun atas dasar kisi-kisi dari variabel. Adapun tujuan adalah untuk mengetahui keterbacaan atau tingkat pemahaman responden terhadap instrumen.

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan instrumen oleh pengguna. Uji keterbacaan instrumen dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas atau kejelasan kalimat yang dipakai dalam setiap item pertanyaan.

3. Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mendata jumlah guru SD yang akan dijadikan sumber data penelitian, dilanjutkan dengan penyebaran angket ke sekolah serta mengumpulkan hasil angket.


(24)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014

4. Pengolahan Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan hasil penyebaran angket. Hasil pengolahan data penelitian dibuat penafsiran serta kesimpulannya yang akan menjadi hasil atau kesimpulan penelitian.

5. Tahap Pelaporan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaporan adalah: a. Merumuskan hasil penelitian

b. Menyusun laporan dalam bentuk skripsi c. Laporan skripsi diajukan kepada tim penguji


(25)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa masih terdapat kekurangan dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung baik dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan penilaian yang dilakukan oleh guru.Selain itu juga teridentifikasi beberapa kesulitan yang dialami guru dalam penerapan pembelajaran tematik dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Secara lebih khusus, kesimpulan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung

Dalam perencanaan pembelajaran tematik terpadu, guru di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung telah melakukan kerjasama dalam penyusunan RPP.Guru tidak terpaku kepada buku pedoman bagi guru dan buku siswa yang dipersiapkan pemerintah untuk pelaksanaan pembelajaran tematik. Hal ini berarti Guru telah melakukan kontekstualisasi pembelajaran dengan lingkungan terdekat siswa yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran tematik dengan melakukan pengembangan terhadap komponen-komponen pembelajaran seperti materi, skenario dan tahapan pembelajaran.

Dalam penyiapan media/sumber belajar guru lebih sering menggunakan media/sumber belajar yang telah ada (by utilization). Namun, belum semua guru mempersiapkan instrumen penilaian untuk setiap pertemuan.


(26)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 2. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah

Kota Bandung

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu yang berbasis pendekatan saintifik, guru di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung tidak lagi berperan sebagai single actor dalam pembelajaran.Namunguru masih perlu memicu keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan mengakomodasi keragaman karakteristik siswa dan masih perlu mengembangkan skenario belajar yang lebih variatif untuk mendukung prinsip pembelajaran tematik yang fleksibel dan menyenangkan.

Dalam pemanfaatan media, guru belum memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Sejauh ini guru mengoptimalkan buku siswa dan media sederhana untuk menunjang pembelajaran.

3. Penilaian pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan penilaian otentik yang disarankan dalam pembelajaran tematik terpadu berbasis saintifikbelum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dengan belum diterapkannya penilaian terhadap sikap siswa dankekurangan atau kelemahan proses pembelajaran secara berkesinambungan oleh semua guru, penilaian terhadap produk pun tidak dilaksanakan secara utuh mulai dari perencanaan, proses serta hasil.Disamping itu, sebagian besar guru tidak melaksanakan pengayaan sebagai bagian dari kegiatan tindak lanjut bagi siswa yang.

4. Kesulitan-kesulitan dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung

Berdasarkan hasil penelitian, kesulitan guru dalam perencanaan pembelajaran sebagian besar terletak pada penyiapan perangkat penilaian yang terdiri dari penentuan teknik penilaian, penyiapan instrumen penilaian dan pedoman penskoran. Selain itu, guru mengalami kesulitan dalam


(27)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 mengembangkan materi dan merancang pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, kesulitan yang banyak dialami guru adalah dalam mengakomodasi keragaman kemampuan siswa, menerapkan pendekatan saintifik dan mengajarkan lagu.

Kesulitan yang paling banyak dialami guru dalam tahap penilaian pembelajaran tematik terpadu adalah melaporkan hasil penilaian. Hal ini disebabkan hasil penilaian dibuat dalam bentuk deskripsi.

5. Upaya dalam mengatasi kesulitan dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung

Berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya mengatasi kompleksitas permasalah implementasi pembelajaran tematik yang dilakukan sebagian besar guru adalahdengan melakukan diskusi bersama rekan guru. Hanya sebagian kecil kepala sekolah dan pengawas yang terlibat dalam upaya mengatasi kesulitan implementasi pembelajaran tematik.

B. Rekomendasi

1. Saran Bagi Kepala Sekolah& Pengawas

Dapat mengoptimalkan kegiatan pengawasan atau supervisi akademik mulai pada tahap perencanaan, pelaksanaan danpenilaian pembelajaran untuk meningkatkan dan menjamin keberlangsungan pembelajaran tematik terpadu. 2. Saran Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Sebaiknya guru berupaya untuk menerapkan berbagai media dan metode yang lebih bervariasi.

b. Mempersiapkan perangkat penilaian dengan matang untuk menjamin terlaksananya penilaian otentik dalam pembelajaran tematik terpadu


(28)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. Peneliti selanjutnya dapat meneliti bagaimana perkembangan penerapan implementasi pembelajaran tematik di SD di Wilayah Kota Bandung pada tahun-tahun ajaran berikutnya. b. Penelitian ini merupakan penelitian yang kompleks mengenai

implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung. Peneliti selanjutnya dapat menganalisis secara lebih mendalam mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan yang dialami guru dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu.


(29)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 DAFTAR PUSTAKA

Afifah, R. (2013) Kurikulum 2013 Mulai Diterapkan di Lebih 100.000 Sekolah. [online].

Tersedia:http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2 013.Mulai.Diterapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah [5 Februari 2014]

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ary, D. Dkk. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterjemahkan oleh: Furchan, A. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arif Nur Wahyuni, R. (2008). Studi Deskriptif Tentang Hambatan-Hambatan Pada Proses Pembelajaran Tematik Di Kelas 2 Sekolah Dasar di Kecamatan Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi, Jurusan Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Semarang. [online]. Tersedia di: http://lib.unnes.ac.id/6126/. [Diakses 15 Desember 2013]

Amelia, F. (2012). Studi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik Sd Di Gugus I Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah, Universitas Negeri Malang. [online]. Tersedia di: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/21405 . [Diakss pada 13 Desember 2013]

Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta Efferi,A. (2012). Model pemb terpadu: alternatif penerapan pend holistik. Dalam

Musfah, J. (Penyunting) Pendidikan holistik pendekatan lintas perspektif. Jakarta: Kencana

Hajar, I. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Jogjakarta: DIVA Press Hidayati, K. (2009). Validasi Instrumen Non Tes dalam Penelitian Pendidikan

Matematika. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/7051/1/P37%20Kana%20Hidayati.pdf . Diakses 15 Mei 2014. jurnal

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013a). Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di:


(30)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

..., (2013b). Buku Tematik Terpadu buku siswa. [online]. Tersedia di: http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/download/fullbook/20130626062956. [Diakses 9 Februari 2014]

..., (2013c). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. [Online].

Tersedia di:

http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

..., (2013d). Bahan ajar Pengelolaan tematik terpadu. [omline] Tersedia:

http://115.124.92.108/unduh/kurikulum_2013/4-Tematik%20dan%20Integratif/09%20revisi%20bahan%20ajar%20versi%2015%20M ei%20%20tematik%20kurikulum%202013.pdf [Diakses Februari 2014]

..., (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Sd Kelas 1 : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya Malau, S. (2013). Kurikulum 2013 Diterapkan 15 Juli . [online]. Tersedia di:

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/09/kurikulum-2013-diterapkan-15-juli [Diakses pada 5 Februari 2014]

Ostroff, W. (2013). Memahami cara anak-anak belajar, membawa ilmu perkembangan anak kedalam kelas. Jakarta:PT Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NO 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Pembelajaran. [Online]. Tersedia di: https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/08/permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum.pdf [Diakses Maret 2014] Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 65 Tahun

2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online].


(31)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. [online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/05/pp-nomor-32-tahun-2013.pdf. [Diakses 9 Feruari 2014]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentangKerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI No 67 Tahun 2013. [online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/06/05-b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd.pdf. [Diakses 9 Feruari 2014] Pudjiastuti, A. (2010). Permasalahan Penerapan Pembelajaran Tematik di Kelas

Awal Sekolah Dasar. Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. [online]. Tersedia di : http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/10880. [Diakses 12 Desember 2013]

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2013). Tematik terpadu di SD. Tersedia [online]. [akses 1 Mei 2014 07.23] http://puskurbuk.net/web13/bahan-kebijakan-kurikulum-2013.html

Puspitarini, M. (2014). Pengadaan Buku guru Kurikulum 2013 Teatap Diawasi

Pemerintah. [online]. Tersedia :

http://kampus.okezone.com/read/2014/03/07/373/951576/pengadaan-buku-kurikulum-2013-tetap-diawasi-pemerintah/large [Diakses 12 Desember 2013] Rachmawati, T. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. [online]. Tersedia: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/edukasi/991-tutik-rachmawati

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sadri, N. (2012). Studi Deskriptif Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Sekolah Dasar Gugus I Denpasar Timur Di Denpasar” dalam Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. II (1). [online]. Tersedia di: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article/view/35/0 [Diakses pada 12 Desember 2013]


(32)

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Syaifurahman, Ujiati. (2013). Manajemen dalam pembelajaran. Jakarta : PT

Indeks

Syaripudin T, Kurniasih. (2011). PedagogikTeoritis Sistematis. Bandung: Percikan ilmu

Semiawan, C. (2008). Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sulastri. (2012). Analisis Kesenjangan (Discrepancy) Pelaksanaan Standar Proses Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas Permulaan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2011 – 2012. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. II (2). [online]. Tersedia di: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article/view/387. [Diakses 12 Desember 2013]

Tim Pengembang Kurikulum. (2012). Presentasi Draft Kurikulum 2013. [onlone]. Tersedia di: http://www.kopertis12.or.id/2012/11/27/presentasi-draft-kurikulum-2013.html. [Diakses pada 15 Januari 2014]

Trianto. (2011). Desain Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana

Udin S. Winataputra. (2003). Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional


(1)

Eliza Barokah, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 mengembangkan materi dan merancang pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, kesulitan yang banyak dialami guru adalah dalam mengakomodasi keragaman kemampuan siswa, menerapkan pendekatan saintifik dan mengajarkan lagu.

Kesulitan yang paling banyak dialami guru dalam tahap penilaian pembelajaran tematik terpadu adalah melaporkan hasil penilaian. Hal ini disebabkan hasil penilaian dibuat dalam bentuk deskripsi.

5. Upaya dalam mengatasi kesulitan dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung

Berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya mengatasi kompleksitas permasalah implementasi pembelajaran tematik yang dilakukan sebagian besar guru adalahdengan melakukan diskusi bersama rekan guru. Hanya sebagian kecil kepala sekolah dan pengawas yang terlibat dalam upaya mengatasi kesulitan implementasi pembelajaran tematik.

B. Rekomendasi

1. Saran Bagi Kepala Sekolah& Pengawas

Dapat mengoptimalkan kegiatan pengawasan atau supervisi akademik mulai pada tahap perencanaan, pelaksanaan danpenilaian pembelajaran untuk meningkatkan dan menjamin keberlangsungan pembelajaran tematik terpadu. 2. Saran Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Sebaiknya guru berupaya untuk menerapkan berbagai media dan metode yang lebih bervariasi.

b. Mempersiapkan perangkat penilaian dengan matang untuk menjamin terlaksananya penilaian otentik dalam pembelajaran tematik terpadu


(2)

97

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. Peneliti selanjutnya dapat meneliti bagaimana perkembangan penerapan implementasi pembelajaran tematik di SD di Wilayah Kota Bandung pada tahun-tahun ajaran berikutnya. b. Penelitian ini merupakan penelitian yang kompleks mengenai

implementasi pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar di Wilayah Kota Bandung. Peneliti selanjutnya dapat menganalisis secara lebih mendalam mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan yang dialami guru dalam implementasi pembelajaran tematik terpadu.


(3)

98 Eliza Barokah, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 DAFTAR PUSTAKA

Afifah, R. (2013) Kurikulum 2013 Mulai Diterapkan di Lebih 100.000 Sekolah. [online].

Tersedia:http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2 013.Mulai.Diterapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah [5 Februari 2014]

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ary, D. Dkk. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Diterjemahkan oleh: Furchan, A. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arif Nur Wahyuni, R. (2008). Studi Deskriptif Tentang Hambatan-Hambatan

Pada Proses Pembelajaran Tematik Di Kelas 2 Sekolah Dasar di Kecamatan Mejobo Kudus Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi, Jurusan Bimbingan

Konseling, Universitas Negeri Semarang. [online]. Tersedia di: http://lib.unnes.ac.id/6126/. [Diakses 15 Desember 2013]

Amelia, F. (2012). Studi Keterlaksanaan Pembelajaran Tematik Sd Di Gugus I

Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Skripsi, Jurusan Kependidikan

Sekolah Dasar & Prasekolah, Universitas Negeri Malang. [online]. Tersedia di: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/21405 . [Diakss pada 13 Desember 2013]

Darmadi, H. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta Efferi,A. (2012). Model pemb terpadu: alternatif penerapan pend holistik. Dalam

Musfah, J. (Penyunting) Pendidikan holistik pendekatan lintas perspektif. Jakarta: Kencana

Hajar, I. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Jogjakarta: DIVA Press Hidayati, K. (2009). Validasi Instrumen Non Tes dalam Penelitian Pendidikan

Matematika. [Online]. Tersedia di:

http://eprints.uny.ac.id/7051/1/P37%20Kana%20Hidayati.pdf . Diakses 15 Mei 2014. jurnal

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013a). Panduan Teknis Penyusunan


(4)

99

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

..., (2013b). Buku Tematik Terpadu buku siswa. [online]. Tersedia di: http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/download/fullbook/20130626062956. [Diakses 9 Februari 2014]

..., (2013c). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. [Online].

Tersedia di:

http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

..., (2013d). Bahan ajar Pengelolaan tematik terpadu. [omline] Tersedia:

http://115.124.92.108/unduh/kurikulum_2013/4-Tematik%20dan%20Integratif/09%20revisi%20bahan%20ajar%20versi%2015%20M ei%20%20tematik%20kurikulum%202013.pdf [Diakses Februari 2014]

..., (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun

2014 Sd Kelas 1 : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya Malau, S. (2013). Kurikulum 2013 Diterapkan 15 Juli . [online]. Tersedia di:

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/09/kurikulum-2013-diterapkan-15-juli [Diakses pada 5 Februari 2014]

Ostroff, W. (2013). Memahami cara anak-anak belajar, membawa ilmu

perkembangan anak kedalam kelas. Jakarta:PT Indeks

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NO 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Umum Pembelajaran. [Online]. Tersedia di:

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/08/permendikbud-nomor-81a-tahun-2013-tentang-implementasi-kurikulum.pdf [Diakses Maret 2014]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online].


(5)

Eliza Barokah, 2014

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/07.A.SalinanPermendikb udNo.65th2013ttgStandarProses.pdf [Diakses Maret 2014]

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

[online] Tersedia: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/05/pp-nomor-32-tahun-2013.pdf. [Diakses 9 Feruari 2014]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentangKerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI No 67 Tahun 2013. [online] Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/06/05-b-salinan-lampiran-permendikbud-no-67-th-2013-ttg-kurikulum-sd.pdf. [Diakses 9 Feruari 2014] Pudjiastuti, A. (2010). Permasalahan Penerapan Pembelajaran Tematik di Kelas

Awal Sekolah Dasar. Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri

Malang. [online]. Tersedia di :

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/10880. [Diakses 12 Desember 2013]

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2013). Tematik terpadu di SD. Tersedia [online]. [akses 1 Mei 2014 07.23] http://puskurbuk.net/web13/bahan-kebijakan-kurikulum-2013.html

Puspitarini, M. (2014). Pengadaan Buku guru Kurikulum 2013 Teatap Diawasi

Pemerintah. [online]. Tersedia :

http://kampus.okezone.com/read/2014/03/07/373/951576/pengadaan-buku-kurikulum-2013-tetap-diawasi-pemerintah/large [Diakses 12 Desember 2013] Rachmawati, T. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu. [online]. Tersedia: http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/edukasi/991-tutik-rachmawati

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme

guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sadri, N. (2012). Studi Deskriptif Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Sekolah Dasar Gugus I Denpasar Timur Di Denpasar” dalam Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. II (1). [online]. Tersedia di:

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article/view/35/0 [Diakses pada 12 Desember 2013]


(6)

101

57/ S1/ KTP/ JUNI 2014 Syaifurahman, Ujiati. (2013). Manajemen dalam pembelajaran. Jakarta : PT

Indeks

Syaripudin T, Kurniasih. (2011). PedagogikTeoritis Sistematis. Bandung: Percikan ilmu

Semiawan, C. (2008). Belajar dan pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sulastri. (2012). Analisis Kesenjangan (Discrepancy) Pelaksanaan Standar Proses Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas Permulaan Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Provinsi Bali Tahun 2011 – 2012.

Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha. II (2). [online]. Tersedia di:

http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ep/article/view/387. [Diakses 12 Desember 2013]

Tim Pengembang Kurikulum. (2012). Presentasi Draft Kurikulum 2013. [onlone]. Tersedia di: http://www.kopertis12.or.id/2012/11/27/presentasi-draft-kurikulum-2013.html. [Diakses pada 15 Januari 2014]

Trianto. (2011). Desain Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &

Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana

Udin S. Winataputra. (2003). Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional