PENGETAHUAN DAN UPAYA IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN PANGAN JAJAN ANAK (Studi Di Kampung Sukamarga Kota Bandar Lampung)

Pengetahuan Dan Upaya Ibu Dalam menjaga Kesehatan
Pangan Jajan Anak
(Studi di Kampung Sukamarga Kota Bandar Lampung)

OLEH

ARFANI WAHYUDI

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

✁✂✄☎


CT

SCIENCE AND MEANS MOTHER IN MAINTAINING HEALTHY
SNACK FOODS KIDS
( Studies in village sukamarga, Bandar Lampung )

By
Arfani Wahyudi
This study aims to determine maternal knowledge about child snack food in
Kampung Sukamarga. As we know that the child is also the forerunner to the birth
of a new generation in the succession struggle for the nation s ideals and human
resources for national development. Other than that, the child is also the nation s
future assets of the nation will be the future in the hands of children today.
Therefore the role of the mother is in need, how a mother s own in keeping the
children food snack. Knowledge and effort in maintaining maternal child health
snack food in Kampung Sukamarga Kecamatan Rajabasa Kelurahan Rajabasa
Kota Bandar Lampung is still lacking, the mothers seem to underestimate their
child s health is still often seen from the child she let them buy snacks carelessly,
and the lack of desire or lack of tell the mother to be dangerous to consume and

buy snacks thain contain preservatives.

Key Words : Science, Means, Mothers, Kids

✆✝✞✟✠✆✡
☛☞✌✍☞✎✏✑✒✏✌ ✓✏✌ ✒☛✏✔✏ ✕✖✒ ✓✏✗✏✘ ✘☞✌✙✏✍✏ ✚☞✛☞✑✏✎✏✌
☛✏✌✍✏✌ ✙✏✙✏✌ ✏✌✏✚
(✛✜✢✣✤ ✓✤ ✚✥✦✧✢★✩ ✛✢✪✥✦✥✫✩✥ ✚✬✜✥ ✖✥★✣✥✫ ✗✥✦✧✢★✩)
✭✮✯✰
✏✫fani Wah✱✢di
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Pengetahuan ibu mengenai pangan
jajan anak dan Untuk mengetahui upaya ibu menyediakan pangan jajan anak di
Kampung Suamarga. Sebagaimana kita ketahui bahwa Anak juga merupakan
cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Selain
itu anak juga adalah asset bangsa masa depan Bangsa dan Negara dimasa yang
akan datang berada ditangan anak sekarang. Maka dari itu peran dari seorang ibu
itu sangat dibutuhkan, bagaimana cara seorang ibu itu sendiri dalam menjaga
pangan jajanan anak. Pengetahuan dan upaya ibu dalam menjaga kesehatan
pangan jajan anak di Kampung Sukamarga Kecamatan Rajabasa Kelurahan

Rajabasa Kota Bandar Lampung masih sangat kurang para ibu terkesan
menyepelekan kesehatan anaknya ini terlihat dari masih sering dibiarkannya para
anak mereka membeli jajan-jajanan sembarangan, dan kurangnya atau lemahnya
keinginan para ibu untuk memberitahu akan berbahayanya mengkonsumsi dan
membeli jajan-jajanan yang mengandung bahan-bahan pengawet.

Kata Kunci : Pengetahuan, Upaya, Ibu, Anak

✲✳✴✵✳✶ ✷✸✷
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN

..... i
............................................... ii
... iii
iv


HALAMAN PENGESAHAN

. v

RIWAYAT HIDUP

.. vi

HALAMAN MOTTO

... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

... viii

KATA PENGANTAR

.. ix


DAFTAR ISI

x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii

✹✳✹ ✷ ✺✻✼✲✳✽✾✿✾✳✼
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................. 7
C.Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 8

✹✳✹ ✷✷ ✿✳✼✲✳✸✳✼ ✵✻❀✶✷
A. Tinjauan Tentang Pengetahuan ..................................................... 9
B.Pengertian Upaya .............................................................................. 15
C.Pengertian Ibu .................................................................................. 17
D. Pangan Jajanan Anak ..................................................................... 23
E.Pengetahuan Ibu Terhadap Makanan ................................................ 27


F. Faktor Anak Suka Jajan ................................................................... 33
G. Kerangka Pikir .............................................................................. 40

❁❂❁ ❃❃❃ ❄❅❆❇❈❅ ❉❅❊❅❋❃❆❃❂❊
A. Tipe Penelitian ............................................................................... 42
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 44
C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 44
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 45
E. Penentuan Informan ....................................................................... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47

❁❂❁ ❃● ❍❂❄❁❂■❂❊ ❏❄❏❄ ❋❇❑❂▲❃ ❉❅❊❅❋❃❆❃❂❊
A. Gambaran Umum Desa Suka Marga.............................................. 49
B. Sistem Pemerintahan Desa ............................................................ 51
C. Kependudukan................................................................................ 51
D. Pola Pemukiman ............................................................................ 52
E. Sarana dan Prasarana...................................................................... 53
F. Tingkat Kesehatan.......................................................................... 54


❁❂❁ ● ▼❂▲❃❋ ❉❅❊❅❋❃❆❃❂❊ ❈❂❊ ❉❅❄❁❂▼❂▲❂❊
A. Identitas Informan ......................................................................... 56
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 57
C. Pembahasan ................................................................................... 60
1. Pengetahuan Ibu Mengenai Pangan Jajan Anak ...................... 60
2. Upaya Ibu Menyediakan Dan Menjaga Pangan Jajan
Anak .......................................................................................... 65

◆❖◆ P◗ ❘❙❚◗❯❱❲❳❖❨ ❩❖❨ ❚❖❬❖❨
A. Kesimpulan ................................................................................... 76
B. Saran .............................................................................................. 77

❩❖❭❪❖❬ ❱❲❚❪❖❘❖
❳❖❯❱◗❬❖❨

❫❴❵❛❴❜ ❛❴❝❞❡
❢❣❤✐❥ ❦❧ ♠♥✐♦♣q♣❣r ♠♦st✉✈❣♦✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇

①②


❢❣❤✐❥ ③❧ ④❣rq❥ ⑤✐✉♣❣♦⑥❣❣♦✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇✇..

①⑦

⑧⑨⑧ ⑩
❶❷❸❹⑨❺❻❼❻⑨❸

⑨.

Latar Belakang Masalah

Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan
antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga
bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan
pernikahan tetap dikatakan anak. Dari aspek sosiologis anak diartikan sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT yang senan tiasa berinteraksi dalam lingkungan
masyarakat bangsa dan negara. Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok
social yang mempunyai setatus social yang lebih rendah dari masyarakat
dilingkungan tempat berinteraksi. Makna anak dalam aspek sosial ini lebih
mengarah pada perlindungan kodrati anak itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya

keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sang anak sebagai wujud untuk
berekspresi sebagaimana orang dewasa, misalnya terbatasnya kemajuan anak
karena anak tersebut berada pada proses pertumbuhan, proses belajar dan proses
sosialisasi dari akibat usia yang belum dewasa.
(http//:Kompasiana.com, Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB)

Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan

2

nasional. Selain itu anak juga adalah asset bangsa masa depan Bangsa dan Negara
dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik
keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan
bangsa. Begitu pula sebaliknya, apabila keperibadian anak tersebut buruk maka
akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.
(http//:Kompasiana.com, Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB)

Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa
yang panjang dalam rentang kehidupan. Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak

seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu
saat yang didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan lagi
anak-anak tapi orang dewasa (Kompasiana. 2012). Anak yang sehat adalah anak
yang sehat secara fisik dan psikis kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup
yang sehat, pola hidup sehat dapat diterapkan dari yang terkecil mulai dari
menjaga kebersihan diri, lingkungan hingga pola makan yang sehat dan teratur.
(Santoso. 2008).

Menurut Departemen Kesehatan RI (1993) ciri anak sehat adalah tumbuh dengan
baik, tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya, tampak aktif/gesit
dan gembira, mata bersih dan bersinar, nafsu makan baik, bibir dan lidah tampak
segar, pernapasan tidak berbau, kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering,
serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. (Santoso. 2008). Jika
berbicara mengenai anak hal yang sangat perlu di perhatikan adalah mengenai
kesehatan anak terutama dari makanan anak-anak itu sendiri, karna yang terjadi
saat ini banyak sekali makanan-makanan yang dijual dan beredar diluar sana yang

3

tidak sehat dan


dapat mengganggu kesehatan anak, terutama yang perlu di

perhatikan adalah tidak adanya kandungan gizi yang terkandung dalam makanan
tersebut, atau juga dapat dikatakan sebagai makanan sampah (Junk Food).

Junk food adalah kata lain untuk makanan sampah. Sedangkan arti makanan
sampah itu sendiri adalah makanan yg mengandung lemak yg tinggi dan kadar
nutrisi dan vitamin yg sangat sedikit dan hampir mendekati nol dan akan
berbahaya jika dikonsumsi secara rutin atau terus menerus. Contoh makanan
sampah antara lain seperti mie instan, olahan keju, daging olahan, gorengan,
makanan yang dipanggang, makanan manis beku (ice cream, kue beku, dll),
makanan kaleng (sarden kaleng, buah kaleng, dll).
(http://makanansampah.blogspot.com, Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB).

Makanan-makanan tersebut seperti yang telah di sebutkan diatas adalah makanan
yang banyak beredar di lingkungan anak dan kebiasaan-kebiasaan yang sering
terjadi pada anak adalah mereka sangat ceroboh dalam memilih jajanan yang akan
mereka makan, tidak perduli makanan itu mengandung gizi atau tidak dan apakah
berbahaya atau tidak untuk tubuh mereka, jika di komsumsi secara terus menerus.
Kandungan gizi yang terkandung dalam makanan anak sangatlah harus
diperhatikan karna mereka dalam masa tumbuh kembang, maka dari itu seorang
anak membutuhkan seseorang yang dapat menjaga dan memberitahu mereka akan
pentingnya mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat, disini peran dari
seorang ibu sangat dibutuhkan dalam mengarahkan mereka, terutama mengenai
pangan jajan makanan anak. Seorang ibu setidaknya mengetahui seperti apa
makanan-makanan yang mengandung gizi dan baik untuk anaknya.

4

Memenuhi kebutuhan asupan gizi anak merupakan kewajiban bagi setiap orang
tua, akan tetapi tidak jarang dari mereka yang mengabaikannya. Setiap orang tua
harus memahami bahwa asupan gizi yang lengkap sangat diperlukan untuk masa
tumbuh kembang kecerdasan dan kesehatan anak (http//:Kompasiana.com,
Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB). Mengapa wanita berperan penting,
berdasarkan data dari FAO Focus (19/03/2009) yang dilansir oleh WHO
dilaporkan bahwa wanita memproduksi 60% - 80% pangan di sebagian besar
negara-negara berkembang dan bertanggung jawab pada sebagian produksi
pangan dunia. Adapun foodborne diseases merupakan kasus yang banyak
dijumpai di negara-negara berkembang dan disebabkan oleh penanganan pangan
yang kurang tepat di rumah tangga atau usaha jasa pangan. Oleh karena
kebanyakan yang terlibat dalam produksi pangan adalah wanita, maka kesadaran
dan kepedulian para kartini masa kini terhadap keamanan pangan sangatlah
penting. Apalagi diketahui bahwa kontributor keracunan pangan terbesar adalah
rumah tangga dan industri rumah tangga pangan. Wanita sebagai ibu rumah
tangga yang umumnya menyajikan makanan untuk keluarga tentunya bertanggung
jawab terhadap keamanan suplai pangan rumah tangga sehari-hari.

Anak yang mempunyai kebiasaan jajan tentu bukan hal yang baik. Tidak baik
bukan hanya karena boros, akan tetapi juga karena tidak adanya kandungan gizi
dalam jajanan. Jadi akan sia-sia bila orang tua memenuhi keinginan anak untuk
selalu jajan. Kandungan zat berbahaya juga banyak terdapat pada makanan
jajanan. Seperti pewarna, pengawet dan pemanis buatan adalah kandungan yang
sering terdapat pada makanan jajanan tersebut. Direktur Surveilan dan

5

Penyuluhan Kemanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Halim Nababan, mengatakan kemanan dan kualitas pangan yang pihaknya teliti
menunjukkan sekitar 48 persen bahan-bahan berbahaya ada pada makanan jajanan
anak Sekolah Dasar.
(http//:Kompasiana.com, Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB)

Berdasarkan penelitian banyak ditemukan sejumlah makanan mengandung
formalin, metanil yelow, rhodamin B dan boraks. dan zat-zat tersebut sangatlah
berbahaya yang dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Formalin mengandung unsur aldehida yang mudah bereaksi dengan protein.
Hal yang paling membahayakan jika formalin berdosis tinggi masuk ke tubuh
ialah bisa menimbulkan kanker.
2. Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat dapat mengembangkan,
memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba. jika tertelan akan
menyebabkan mual, muntah, perut perih, dalam jumlah banyak menyebabkan
kurang darah, muntah darah dan kematian.
3. Metanil Yellow adalah salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk
ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai
pewama untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis.
Metanil juga biasa dijadikan indikator reaksi netralisasi asam basa, jika
tertelan dalam jumlah yg besar dapat juga menyebapkan keracunan dan
kanker.
4. Rhodamin B biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam laboratorium
digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th.

6

Rhodamin B jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni
berwarna merah atau merah muda.
(http//:Kompasiana.com, Diakses 3 April 2013 pukul 23.00 WIB)

Bahan-bahan berbahaya di atas banyak sekali terdapat pada jajan-jajanan anak
dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa jajanan anak-anak memang
mengandung bahan berbahaya dan banyak beredar di rumah, di lingkungan
masyarakat dan di sekolah-sekolah terutama sekolah dasar (SD), yang sangat
dikhawatirkan karena anak-anak banyak menghabiskan waktu mereka disekolah
dan dilingkungan tempat bermain lain nya yaitu lingkungan masyarakat mereka
akan dengan sangat

mudahnya mengkonsumsi

makanan-makanan

yang

mengandung bahan-bahan yang berbahaya tersebut.

Maka dari permasalah-permasalahan diatas dapat dilihat bahwa masalah pangan
jajanan anak memang masih sangat mengkhawatirkan banyak sekali kandungankandungan yang tidak sehat dan berbahaya yang terdapat dalam makanan tersebut,
disni maka dari itu peran dari seorang ibu itu sangat dibutuhkan, bagaimana cara
seorang ibu itu sendiri dalam menjaga pangan jajanan anak. Pentingnya penelitian
ini karena memang sudah ada banyak penelitian yang mejelaskan mengenai
banyaknya zat berbahaya yang terkandung dalam jajanan pangan anak bahkan
WHO sebagai badan pusat kesehatan dunia juga BPOM pun telah mengumumkan
akan bahayanya zat-zat yang terkandung dalam jajan pangan anak saat ini, tapi
belum ada yang memfokuskan mengenaipengetahuan dan
menjaga kesehatan pangan jajan anak.

upaya ibu

dalam

7

Berdasarkan hasil pengamatan atau pra riset, peneliti melihat bahwa pengetahuan
dan upaya ibu dalam menjaga kesehatan pangan jajan anak di Kampung
Sukamarga Kecamatan Rajabasa Kelurahan Rajabasa Kota Bandar Lampung
masih sangat kurang para ibu terkesan menyepelekan kesehatan anaknya ini
terlihat dari masih sering dibiarkannya para anak mereka membeli jajan-janan
sembarangan, dan kurangnya atau lemahnya keinginan para ibu untuk
memberitahu akan berbahayanya mengkonsumsi dan membeli jajan-jajanan yang
mengandung bahan-bahan yang berpengawet.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengetahuan dan Upaya Ibu Dalam Menjaga Kesehatan Pangan
Jajan Anak dengan studi kasus pada Kampung Sukamarga Kelurahan Rajabasa
Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung .

❽.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dapat dirumuskan sbuah masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan ibu mengenai pangan jajan anak?
2. Bagaimana upaya ibu menyediakan dan mengontrol pangan jajan anak?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu mengenai pangan jajan anak
2. Untuk mengetahui upaya ibu menyediakan dan mengontrol pangan jajan anak.

8

❾.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan aplikasi dari berbagai pengetahuan dan teori yang didapat di
bangku kuliah terutama sosiologi Kesehatan dan memperluas pengetahuan
penulis tentang pentingnya menjaga kesehatan pangan jajan anak.
2. Agar menjadi bahan pertimbangan serta masukan bagi semua ibu agar lebih
memikirkan kesehatan anak mereka terutama lebih memperhatikan dalam hal
pangan jajan anak.
3. Sebagai bantuan informasi dan referensi lebih lanjut bagi penelitian sejenis.

❿➀❿ ➁➁
➂➁➃➄➀➅➀➃ ➆➅➇➂➀➈➀

➀ . ➂➉➊➋➌➍➌➊ ➂➎➊➌t ➊➏ ➆➎➊➏➎➌t ➐➌u➊
➑➒➓➔➒→➣↔↕➣➓ ➙➒➛↕➜➣➝➣➓ ↔➣➞➟➠ ➡➣➛➟ ➜➛➢➞➒➞ ➙➒➓➤➣➛➟ →➣↔↕➥ ➡➣➛➟ ➣y➓➔ →➣➡➟➓y➣ →➟➡➣➝
→➣↔↕ ➙➒➓➦➣➡➟ →➣↔↕➥ ➡➣➛➟ →➟➡➣➝ ➡➣➜➣→ ➙➒➓➦➣➡➟ ➡➣➜➣→➧ ➨➣➠➣➙ ➜➛➢➞➒➞ ➙➒➓➤➣➛➟ →➣↔↕ ➟➓➟
➙➒➓➤➣➝↕➜ ➩➒➛➩➣➔➣➟ ➙➒→➢➡➒ ➡➣➓ ➝➢➓➞➒➜➫➝➢➓➞➒➜➥ ➩➣➟➝ ➙➒➠➣➠↕➟ ➜➛➢➞➒➞ ➜➒➓➡➟➡➟➝➣➓
➙➣↕➜↕➓ ➙➒➠➣➠↕➟ ➜➒➓➔➣➠➣➙➣➓ ➭➯➢→➢➣→➙➢➡➦➢➥ ➲➳➳➵➸➧ ➑➒➓➔➒→➣↔↕➣➓ ➟➩↕ →➒➓→➣➓➔
➙➣➝➣➓➣➓ ➦➣➦➣➓➣➓ ➞➣➓➔➣→ ➩➒➛➜➒➓➔➣➛↕↔ →➒➛↔➣➡➣➜ ➜➒➙➟➠➟↔➣➓ ➙➣➝➣➓➣➓ ➦➣➦➣➓➣➓ ↕➓→↕➝
➣➓➣➝➧ ➺➣➝➞↕➡ ➡➣➛➟ ➜➒➙➟➠➟↔➣➓ ➟➓➟ ➣➡➣➠➣↔ ➞➒➢➛➣➓➔ ➟➩↕ ➦↕➔➣ ↔➣➛↕➞ ➙➒➓➔➒→➣↔↕➣➟
➙➒➔➒➓➣➟ ➙➣➝➣➓➫➙➣➝➣➓➣➓ ➣➜➣ ➞➣➦➣ ➣y➓➔ ➩➒➛➔➟ ➟z ➣y➓➔ ➩➣➟➝ ↕➓→↕➝ ➣➓➣➝ ➡➣➓ ➙➣➝➣➓



➙➣➝➣➓➣➓ ➣➜➣ ➞➣➦➣ ➣y➓➔ →➟➡➣➝ ➩➣➟➝ ↕➓→↕➝ ➣➓➣➝➧ ➻➩↕ ➣y➓➔ ➙➒➓➔➒➛→➟ ➣➝➣➓ ➙➣➝➣➓➣➓
➦➣➦➣➓➣➓ ➣y➓➔ ➞➒↔➣→ ➡➣➓ ➩➒➩➣➞ ➡➣➛➟ ➤➒➙➣➛➣➓ ➙➟➝➛➢➢➛➔➣➓➟➞➙➒ ➡➣➓ ➩➣↔➣➓ ➝➟➙➟➣ ➣➝➣➓
➙➒➓➦➣➙➟➓ →↕➙➩↕↔ ➝➒➙➩➣➓➔ ➣➓➣➝ ➣y➓➔ ➢➜→➟➙➣➠ ➧
➼➞➜➒➝ ➓➒➔➣→➟➽ ➙➣➝➣➓➣➓ ➦➣➦➣➓➣➓ ➣y➟→↕ ➣➜➣➩➟➠➣ ➡➟➝➢➓➞↕➙➞➟ ➩➒➛➠➒➩➟↔➣➓ ➡➣➜➣→
➙➒➓➒y➩➣➩➝➣➓ →➒➛➦➣➡➟➓➣y ➝➒➠➒➩➟↔➣➓ ➣➞↕➜➣➓ ➒➓➒➛➔➾➧ ➺➣➞➣➠➣↔ ➠➣➟➓ ➜➣➡➣ ➙➣➝➣➓➣➓
➦➣➦➣➓➣➓ ➩➒➛➝➣➟→➣➓ ➡➒➓➔➣➓ →➟➓➔➝➣→ ➝➒➣➙➣➓➣➓➓➣y➧ ➑➒➓➣y➠➣↔➔↕➓➣➣➓ ➩➣↔➣➓ ➝➟➙➟➣
➩➒➛➩➣↔➣➣y ➣→➣↕ ➜➒➓➣➙➩➣↔➣➓ ➩➣↔➣➓ →➣➙➩➣↔➣➓ ➜➣➓➔➣➓ ➣y➓➔ →➟➡➣➝ →➒➜➣→ ➢➠➒↔
➜➛➢➡↕➞➒➓ ➜➣➓➔➣➓ ➦➣➦➣➓➣➓ ➣➡➣➠➣↔ ➞➣➠➣↔ ➞➣→↕ ➤➢➓→➢↔ ➛➒➓➡➣↔➓➣y →➟➓➔➝➣→ ➜➒➓➔➒→➣↔↕➣➓
➜➛➢➡↕➞➒➓ ➙➒➓➔➒➓➣➟ ➝➒➣➙➣➓➣➓ ➙➣➝➣➓➣➓ ➦➣➦➣➓➣➓➧ ➚➒→➟➡➣➝ →➣↔↕➣➓ ➜➛➢➡↕➞➒➓

➪➶

➹➘➴➷➘➴➬➮ ➱➘➴ ➬y✃➬❐➷❒➴➬➬➴ ❮➘❰Ï➘Ð❒❮ Ñ➬➴ ➱❰➬Ò❮➮Ò ❐➮➷ ➮➘➴➘ ➬y➴➷ ➹➬Ï➮❐ ❰➘➴Ñ➬❐
➹➘❰❒➱➬Ò➬➴ Ó➬Ò❮Ô❰ ❒❮➬➹➬ ➱➘➴➘yÐ➬Ð ➹➬Ï➬✃➬❐ Ò➘➬➹➬➴➬➴ ➹➬Ò➬➴➬➴ Õ➬Õ➬➴➬➴Ö ×➬Ò➬➴➬➴
Õ➬Õ➬➴➬➴ ➬Ñ➬✃➬❐ ➹➬Ò➬➴➬➴ Ñ➬➴ ➹➮➴❒➹➬➴ ➬y➴➷ Ñ➮➱➘❰Ï➮➬➱Ò➬➴ Ñ➬➴ Ñ➮Õ❒➬✃ Ô✃➘❐
➱➘Ñ➬➷➬➴➷ Ò➬Ò➮ ✃➮➹➬ Ñ➮ Õ➬✃➬➴➬➴ Ñ➬➴ Ñ➮ ❮➘➹➱➬❮Ø❮➘➹➱➬❮ Ò➘❰➬➹➬➮➬➴ ❒➹❒➹ ✃➬➮➴ ➬y➴➷
✃➬➴➷Ï❒➴➷ Ñ➮➹➬Ò➬➴ ➬❮❒ Ñ➮ÒÔ➴Ï❒➹Ï➮ ❮➬➴➱➬ ➱➘➴➷Ô✃➬❐➬➴ ➬❮➬❒ ➱➘❰Ï➮➬➱➬➴ ✃➘Ð➮❐ ✃➬➴Õ❒❮Ö
ÙÏ❮➮✃➬❐ ➹➬Ò➬➴➬➴ Õ➬Õ➬➴➬➴ ❮➮Ñ➬Ò Õ➬❒❐ Ñ➬❰➮ ➮Ï❮➮✃➬❐ junk food, fast food, Ò➬❰➘➴➬ ➮Ï❮➮✃➬❐
❮➘❰Ï➘Ð❒❮ ➹➘❰❒➱➬Ò➬➴ Ð➬➷➮➬➴ Ñ➬❰➮ ➮Ï❮➮✃➬❐ ➹➬Ò➬➴➬➴ Õ➬Õ➬➴➬➴Ö
Ú➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ➹➘❰❒➱➬Ò➬➴ Ó➬Ò❮Ô❰ ➮➴❮➘❰➴ ➬y➴➷ ➹➘➹➱➘➴➷➬❰❒ ❐➮ ➱➘➹➮✃➮❐➬➴ ➹➬Ò➬➴➬➴
Õ➬Õ➬➴➬➴Ö Ú➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ➮➴➮ Ò❐❒Ï❒Ï➴ ➬y ➹➘✃➮➱❒❮➮ ➱➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ➷➮➮zÛ Ò➘Ü➘❰Ñ➬Ï➬➴Û
➱➘❰Ï➘➱Ï➮Û ➘➹ÔÏ➮Û Ñ➬➴ ➹Ô❮➮Ý➬Ï➮ Ñ➬❰➮ ✃❒➬❰Ö Ú➘➴Ñ➮Ñ➮Ò➬➴ Ñ➬➴ ➱➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ➹➘❰❒➱➬Ò➬➴
Ó➬Ò❮Ô❰ ❮➮Ñ➬Ò ✃➬➴➷Ï❒➴➷ ➬y➴➷ ➹➘➹➱➘➴➷➬❰❒❐➮ ➱➘❰➮✃➬Ò❒ Ï➘Ï➘Ô❰➬➴➷Ö
Ú➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴

➬y➴➷ Ñ➮➱➘❰ Ô✃➘❐

Ï➘Ï➘Ô❰➬➴➷

❮➮Ñ➬Ò

❮➘❰✃➘➱➬Ï

Ñ➬❰➮ ➱➘➴Ñ➮Ñ➮Ò➬➴Ö

Ú➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ➷➮z➮ ➬y➴➷ Ñ➮❮❒➴Õ➬➴➷ Ñ➘➴➷➬➴ ➱➘➴Ñ➮Ñ➮Ò➬➴ ➬y➴➷ ➹➘➹➬Ñ➬➮Û ➬Ò➬➴
➹➘➴➬➴➬➹Ò➬➴ Ò➘Ð➮➬Ï➬➬➴ Ñ➬➴ ➱➘➴➷➷❒➴➬➬➴ Ð➬❐➬➴ ➹➬Ò➬➴➬➴ ➬y➴➷ Ð➬➮ÒÖ ÙÐ❒ ➬y➴➷
➹➘➹➱❒➴➬y➮ ➱➘➴➷➘❮➬❐❒➬➴ ✃❒➬Ï ❮➘➴❮➬➴➷ ➷➮z➮Û ➹➬Ò➬ Ñ➬➱➬❮ ➹➘➹➮✃➮❐ Ñ➬➴ ➹➘➹Ð➘❰



➹➬Ò➬➴ ➬➴➬Ò➴➬y Ñ➘➴➷➬➴ ✃➘Ð➮❐ Ð➬➮ÒÖ Ú➘❰➬➴ Ô❰➬➴➷ ❮❒➬ ❮➘❰❒❮➬➹➬ ➮Ð❒Û ❒➴❮❒Ò
➹➘➴➷➬❰➬❐Ò➬➴ ➬➴➬Ò➴➬y Ñ➬✃➬➹ ➱➘➹➮✃➮❐➬➴ ➹➬Ò➬➴➬➴ Õ➬Õ➬➴➬➴ Ü❒Ò❒➱ Ð➘Ï➬❰Ö
Þ➴➬Ò Ï➘ÒÔ✃➬❐ ➹➘➹➱❒➴➬y➮ Ð➬➴ ➬yÒ ➬Ò❮➮Ý➮❮➬Ï Ï➘❐➮➴➷➷➬ Ï➘❰➮➴➷ ➹➘✃❒➱➬Ò➬➴ ➬wÒ❮❒
➹➬Ò➬➴Ö Þ➴➬Ò ➬y➴➷ ❮➮Ñ➬Ò Ï➬❰➬➱➬➴ ➱➬➷➮ Ü➘➴Ñ➘❰❒➴➷ ➹➘ ➴➷Ô➴Ï❒➹Ï➮ ➘➴➘❰➷➮ Ñ➬➴ z➬❮ ➷➮z➮
✃➘Ð➮❐ Ï➘Ñ➮Ò➮❮ Ñ➬❰➮➱➬Ñ➬ ➬➴➬Ò ➬y➴➷ Ï➬❰➬➱➬➴ ➱➬➷➮Ö ß➘Ð➮➬Ï➬➬➴ ➹➬Ò➬➴ ➱➬➷➮ ➱➘❰✃❒
Ñ➮➱➘❰❐➬❮➮Ò➬➴ ❒➴❮❒Ò ➹➘➴➘yÑ➮➬Ò➬➴ ➘➴➘❰➷➮ Ð➬➷➮ ❮❒Ð❒❐ Ñ➬➴ ➬➷➬❰ ➬➴➬Ò ✃➘Ð➮❐ ➹❒Ñ➬❐
➹➘➴➘❰➮➹➬ ➱➘✃➬Õ➬❰➬➴Ö ß➘Ð➮➬Ï➬➬➴ ➹➘➹Ð➬➬w Ð➘Ò➬✃ ➹➬Ò➬➴➬➴ ➱➬Ñ➬ ➬➴➬Ò Ò➘❮➮Ò➬
Ï➘ÒÔ✃➬❐ ➹➘➹Ð➘❰➮Ò➬➴ Ð➘Ð➘❰➬➱➬ ➹➬➴Ó➬➬❮ ➬➴❮➬❰➬ ✃➬➮➴ Ñ➬➱➬❮ ➹➘➴➷❐➮➴Ñ➬❰Ò➬➴ Ñ➬❰➮

àà

áâãááäâã åâæâ çâèâå éâã éâåê ëìíêâæââã îâîâãï ðâç êãê æìëâçêáäæ ñìãáòêãéâåëâã
âãâë éâåê íâòâây îâîâãâã âyãá óêéâë æìòâó éâã óêéâë âñâãï
ôãâë ñìãìñèâóê èõæêæê æóåâóìáêæ éâçâñ èìãáìñíâãáâã æäñíìåéâây ñâãäæêâ éê
ñâæâ éìèâãï ôãâë ñìåäèâëâã ëìçõñèõë èìãéäéäë âyãá èìçêãá åìãóâã óìåòâéâè
áâãááäâã ëìæìòâóâã éâã áêzêï öóâóäæ êñäãêóâæ÷ éêìó éâã èæêëõçõáê âãâë íìçäñ
ñâóâãá âóâä ñâæêò éâçâñ óâåâø ëìçâãáæäãáâã æìåóâ ëäâçêóâæ òêéäè âãâë æâãáâó
óìåáâãóäãá èâéâ èìãéäéäë éìâwæâ÷ éâçâñ òâç êãê êíä âóâä õåâãá óäâãây

ï ùåâãá óäâ

èâéâ éâæâåãây íìåëìâwîêíâã äãóäë ñìãâyîêëâã ëõãéêæê âyãá ñìãáäãóäãáëâã íâáê
èìåóäñíäòâã éâã èìåëìñíâãáâã íâáê âãâëãâyï úìáêóä îäáâ éâçâñ òâç èìñìãäòâã
ëìíäóäòâã îâæñâãê÷ éâçâñ òâç êãê íìåëâêóâã éìãáâã èìñìãäòâã áêêz èâéâ ñâëâãâã
âyãá éêëõãæäñæê æìòâåê û òâåê õçìò âãâëï
üâçâñ äëäåâã èìãäçêæ íìíìåâèâ êíä óêéâë ñìñèìåòâóêëâã èõçâ ëõãæäñæê âãâëû
âãâëãây éâã ñìãáìóâòäê íâòâây ñâëâãâã îâîâãâãï ðâç êãê îäáâ éêëâåìãâëâã
íâãâyëãây âãâë âyãá æìóêâè òâå

êãây éêíìåê ëìçìçäâæâã ñìñêçêò ñâëâãâã éâã

ñêãäñâã âyãá óêéâë æìòâó éêñâãâ îâîâãâã óìåæìíäó éâèâó ñìãêñíäçëâã áâãááäâã
ëìæìòâóâã èâéâ âãâë óìåëâéâãá òêãááâ ñìãêñíäçëâã ëìñâóêâãï öìýâåâ èìåçâòâã
òâç êãê âëâã ñìãêñíäçëâã ñâæâçâò ëìæìòâóâã èâéâ áìãìåâæê âyãá âëâã éâóâãáï
þìãäåäó úâåãâéê÷ èìãáìóâòäâã êâçâò æäâóä äåâêâã âyãá çìãáëâè éâã óìåæäæäã
óìãóâãá æäâóä õíìyëï þìãäåäó ÿõìåíâëââwóîâ÷ êçñä èìãáìóâòäâã êâçâò æäâóä
æêæóìñ éâåê íìåíâáâê èìãáìóâòäâã âyãá ñâæêãá ûñâæêãá ñìãáìãâê æäâóä çâèâãáâã
èìãáâçâñâã óìåóìãóä éâã éêæäæäã éìãáâã ñìóõéì óìåóìãóä èäçâ êãéäëæêûêãéäëæê✁
æìéìñêëêâã åäèâ ñìãäåäó âæâæûâæâæ óìåóìãóä æìòêãááâ ñìãîâéê æäâóä ëìæìçäåäòâã
ëìæâóäâã✁ âyãá íâáêâã ûíâáêâããây æâçêãá íìåòäíäãáâã æâóä éìãáâã âyãá çâêã éâã

✂✄

☎✆✝✆✞ ☎✟✝✠✡☛☞✌✆✍✆✌ ☞✌✞☞✍ ✎✠✌✠✡✆✌☛✍✆✌ ✆✞✆☞ ✎✠✌☛✟✌✞✠✡✝✡✠✞✆✏✟✍✆✌ ☛✠✑✆✒✆✓☛✠✑✆✒✆
✞✠✡✞✠✌✞☞ ☎✆✒✆✎ ✔✟☎✆✌☛ ✟✞☞ ✕✖✗✎✆☎✟✘ ✄✙✙✚✛✜
✢✆✞✒✣✒y✕✄✙✙✂✛ ✎✠✌☛✆✞✆✍✆✌ ✔✆✗✤✆ ✝✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✕✠✝✟✏✞✠✎✠✘ ☎✆✒✆✎ ✔✆✗✆✏✆ ☞y✌✆✌✟✛
✆☎✆✒✆✗ ✏✆✒✆✗ ✏✆✞☞ ✍✠✎✆✎✝☞✆✌ ✍✗✆✏ ✎✆✌☞✏✟✆ ✎✠✎✔✠✌✞☞✍ ✝✠✡✆☎✆✔✆✌ ☛✒✣✔✆✒ ☎✆✌
✎✠✎✔✆✆w ✆✍✟✔✆✞ ✓✆✍✟✔✆✞ ✔✠✏✆✡ ✞✠✡✗✆☎✆✝ ✍✣☎✡✆✞ ✍✠✎✆✌☞✏✟✆✆✌✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✑☞☛✆
☎✟✝✆✌☎✆✌☛ ✏✠✔✆☛✆✟ ✏✆✒✆✗ ✏✆✞☞ ☞✌✏☞✡ ☎✆✏✆✡ ✍✠✔☞☎✆✆y✆✌ ✜ ✦✆✍✗✞✟✆✡ ✎✠✌✆y✞✆✍✆✌
☎✆✒✆✎ ✍✆✎☞✏ ✧✟✒✏✆✧✆✞ ☎✟✑✠✒✆✏✍✆✌ ✔✆✗✤✆ ✝✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✕✍✌✣✤✒✠☎☛✠✛ ✆☎✆✒✆✗ ✝✡✣✏✠✏
✆y✌☛ ☎✟✍✠✞✆✗☞✟ ✎✆✌☞✏✟✆ ✏✠★✆✡✆ ✒✆✌☛✏☞✌☛ ☎✆✡✟ ✍✠✏✆☎✆✡✆✌✌✆y ✏✠✌

☎✟✡✟✜ ✩✆✒✆✎

✝✠✡✟✏✞✟✆w✟✌✟ ✆y✌☛ ✎✠✌☛✠✞✆✗☞✟ ✕✏☞✔✑✠✍✛ ✎✠✎✟✒✟✍✟ ✆y✌☛ ☎✟✍✠✞✆✗☞✟ ✕✣✔✑✠✍✛ ☎✟ ☎✆✒✆✎
☎✟✡✟✌✆y ✏✠✌☎✟✡✟ ✏✠☎✠✎✟✍✟✆✌ ✆✍✞✟✧ ✆y✌☛ ✎✠✌☛✠✞✆✗☞✟ ✟✞☞ ✎✠✌☞y✏☞✌ ✆y✌☛ ☎✟✍✠✞✆✗☞✟
✝✆☎✆ ☎✟✡✟✌✆y ✏✠✌☎✟✡✟ ☎✆✒✆✎ ✍✠✏✆✞☞✆✌ ✆✍✞✟✧ ✕✪✣✞✣✆✞✎✣☎✑✣✘ ✄✙✙✫✛✜
✢✆✞✒✣✒y✕✄✙✙✫✛

✎✠✌☛✆✞✆✍✆✌ ✔✆✗✤✆ ✏✠✞✟✆✝ ✍✠☛✟✆✞✆✌ ✆y✌☛ ☎✟✒✆✍☞✍✆✌ ☞✎☞✎✌✆y

✎✠✎✔✠✡✟ ✎✆✌✧✆✆✞✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✎✠✡☞✝✆✍✆✌ ☞✝✆✆y ✎✆✌☞✏✟✆ ✆y✌☛ ✏✠★✆✡✆ ✍✗☞✏☞✏
☎✠✌☛✆✌ ✣✔✑✠✍ ✞✠✡✞✠✌✞☞✘ ✞✠✡✏✞✡☞✍✞☞✡✘ ✞✠✡✏✟✏✞✠✎✆✞✟✏✘ ✎✠✌☛☛☞✌✆✍✆✌ ✏✠✒☞✡☞✗ ✝✣✞✠✌✏✟
✍✠✎✆✌☞✏✟✆✆✌ ☎✆✌ ☎✠✌☛✆✌ ✎✠✌☛☛☞✌✆✍✆✌ ✎✠✞✣☎✠ ✞✠✡✞✠✌✞☞✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✎✠✡☞✝✆✍✆✌
✏☞✔✒✟✎✆✏✟ ✆✞✆☞ ✟✌✞✟✏✆✡✟ ☎✆✌ ✔✠✡✧☞✌☛✏✟ ✏✠✔✆☛✆✟ ✝✠✌☛✠✌☎✆✒✟ ✎✣✡✆✒ ☎✆✡✟✝✆☎✆ ✝✒☞✡✆✒✟✞✆✏
✍✠✔✠✡✆☎✆✆✌ ✟✒✎☞ ✝✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✕✪✣✞✣✆✞✎✣☎✑✣✘ ✄✙✙✫✛✜
✬☞✎✔✠✡ ✝✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ☎✆✝✆✞ ☎✟✔✠☎✆✍✆✌ ✆✞✆✏ ☎☞✆ ✔✆☛✟✆✌ ✔✠✏✆✡ ✆y✟✞☞ ✔✠✡✏☞✎✔✠✡ ✝✆☎✆
☎✆✆y ✟✌☎✡✆✟w✘ ☎✆✌

✔☞☎✟ ✕✟✌✞✠✒✠✍✞☞✆✒✛ ✎✆✌☞✏✟✆✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✟✌☎✡✆✟w☎✟✎✟✒✟✍✟ ✣✒✠✗

✎✆✌☞✏✟✆ ✎✠✒✆✒☞✟ ✍✠✎✆✎✝☞✆✌ ✟✌☎✡✆✌✆y ✞✠✞✆✝✟ ✔✠✡✏✟✧✆✞ ✡✠✒✆✏✟✣✌✆✒✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌
☎✟✝✠✡✣✒✠✗ ✎✆✌☞✏✟✆ ✑☞☛✆ ✍✆✡✠✌✆ ✟✆ ✑☞☛✆ ✎✠✌☛✆✌☎☞✌☛ ✍✠✍☞✆✞✆✌ ✝✏✟✍✟✏✘ ☎✆✆y ✟✌☎✡✆
✎✠✎✟✒✟✍✟

✍✠✎✆✎✝☞✆✌

✎✠✌☛✗☞✔☞✌☛✍✆✌

✗✆✒✓✗✆✒

✍✣✌✍✡✠✞

✎✆✞✠✡✟✆✒

☎✆✒✆✎

✍✠✞☞✌☛☛✆✒✆✌✌✆y✜ ✥✠✌☛✠✞✆✗☞✆✌ ✟✌☎✡✆✟w✔✠✡✏✟✧✆✞ ✝✆✡✏✟✆✒ ☎✟✏✠✔✆✔✍✆✌ ✣✒✠✗ ✆☎✆✌✆y

✭✮

✯✰✱✲✰✳✴✴✵ ✶✰✷✴✷✯✸✴✵ ✹✺✴✯ ✺✵✳✱✴✻ ✼✰✵✽✰✹✴✾✸✴✵ ✺✵✹✰✿✰✶✹✸✴✿ ✴✳✴✿✴✾ ✯✰✵✽✰✹✴✾✸✴✵
✴y✵✽ ✾✴✵✴y ✳✺❀✴✯✴✺ ❁✿✰✾ ✷✴✵✸❂✺✴❃ ✷✰✿✴✿✸✺ ✱✴❂✺❁ ✺✵✹✰✿✰✽✰✵❂✺✴✻ ✼✰✵✽✰✹✴✾✸✴✵
✺✵✹✰✿✰✶✹✸✴✿ ✷✴✷✯✸ ✷✰✵✴✵✽✶✴✯ ✲✰✵✹✸✶ ✴✹✴✸ ✶❁✳✱✴✹ ❁✲❄✰✶ ✳✴✵ ✹✰✹✴✯ ✷✰✵✺y✷✯✴✵✵✴y
✳✺ ✳✴✿✴✷ ✳✺✱✺✵✴y ❅❆❁✹❁✴✹✷❁✳❄❁❃ ❇❈❈❉❊✻
❋✰✵✸✱✸✹ ❆❁✹❁✴✳✷❁❄❁ ❅❇❈❈✮❊ ✴✳✴ ● ✹✺✵✽✶✴✹✴✵ ✯✰✵✽✰✹✴✾✸✴✵ ✴y✵✽ ✳✺❀✴✶✸✯ ✳✴✿✴✷
✳❁✷✴✺✵ ✶❁✽✵✺✹✺❍❃ ✴y✶✵✺■
✭✻ ❏✴✾✸ ❅know❊ ✳✺✴✱✹✺✶✴✵ ❂✰✲✴✽✴✺ ✷✰✵✽✺✵✽✴✹ ❂✸✴✹✸ ✷✴✹✰✱✺ ✴y✵✽ ✹✰✿✴✾ ✳✺✯✰✿✴❄✴✱✺
❂✰✲✰✿✸✷✵✴y✻ ❏✰✱✷✴❂✸✶ ✶✰ ✳✴✿✴✷ ✯✰✵✽✰✹✴✾✸✴✵ ✹✺✵✽✶✴✹ ✺✵✺ ✴✳✴✿✴✾ ✷✰✵✽✺✵✽✴✹
✶✰✷✲✴✿✺ ❅recall❊ ✹✰✱✾✴✳✴✯ ❂✰❂✸✴✹✸ ✴y✵✽ ❂✯✰❂✺❍✺✶ ✳✴✱✺ ✶✰❂✰✿✸✱✸✾✴✵ ✲✴✾✴✵ ✴y✵✽
✳✺✯✰✿✴❄✴✱✺ ✴✹✴✸ ✱✴✵✽❂✴✵✽✴✵ ✴y✵✽ ✹✰✿✴✾ ✳✺✹✰✱✺✷✴✻ ❑✴✹✴ ✶✰✱❄✴ ✸✵✹✸✶ ✷✰✵✽✸✶✸✱
✲✴✾▲✴ ❁✱✴✵✽ ✹✴✾✸ ✹✰✵✹✴✵✽ ✴✯✴ ✴y✵✽ ✳✺✯✰✿✴❄✴✱✺ ✴✵✹✴✱✴ ✿✴✺✵ ✷✰✵✰y✲✸✹✶✴✵❃
✷✰✵✽✸✱✴✺✶✴✵❃ ✷✰✵✽✺✳✰✵✹✺❍✺✶✴❂✺❃ ✷✰✵✴y✹✴✶✴✵✻
❇✻ ❋✰✷✴✾✴✷✺ ❅comprehension❊ ✳✺✴✱✹✺✶✴✵ ❂✰✲✴✽✴✺ ❂✸✴✹✸ ✶✰✷✴✷✯✸✴✵ ✸✵✹✸✶
✷✰✵❄✰✿✴❂✶✴✵ ❂✰❀✴✱✴ ✲✰✵✴✱ ✹✰✵✹✴✵✽ ❁✲❄✰✶ ✴y✵✽ ✳✺✶✰✹✴✾✸✺ ✳✴✵ ✳✴✯✴✹
✷✰✵✽✺✵✹✰✱✯✱✰✹✴❂✺✶✴✵ ✷✴✹✰✱✺ ✹✰✱❂✰✲✸✹ ❂✰❀✴✱✴ ✲✰✵✴✱✻ ▼✱✴✵✽ ✴y✵✽ ✹✰✿✴✾ ✯✴✾✴✷
✹✰✱✾✴✳✴✯ ❁✲❄✰✶ ✴✹✴✸ ✷✴✹✰✱✺ ✾✴✱✸❂ ✳✴✯✴✹ ✷✰✵❄✰✿✴❂✶✴✵❃ ✷✰✵✰y✲✸✹✶✴✵ ❀❁✵✹❁✾❃
✷✰✵✺y✷✯✸✿✶✴✵❃ ✷✰✱✴✷✴✿✶✴✵✻
✮✻ ❋✰✵✰✱✴✯✶✴✵ ❅application❊ ✳✺✴✱✹✺✶✴✵ ❂✰✲✴✽✴✺ ❂✸✴✹✸ ✶✰✷✴✷✯✸✴✵ ✸✵✹✸✶
✷✰✵✽✽✸✵✴✶✴✵ ✷✴✹✰✱✺ ✴y✵✽ ✹✰✿✴✾ ✳✺✯✰✿ ✴❄✴✱✺ ✯✴✳✴ ✶❁✵✳✺❂✺ ✴y✵✽ ❂✰✲✰✵✴✱✵✴y✻
◆✯✿✺✶✴❂✺ ✳✺ ❂✺✵✺ ✳✴✯✴✹ ✳✺✴✱✹✺✶✴✵ ❂✰✲✴✽✴✺ ✴✯✿✺✶✴❂✺ ✴✹✴✸ ✯✰✵✽✽✸✵✴✴✵ ✾✸✶✸✷❖
✾✸✶✸✷❃ ✱✸✷✸❂❃ ✷✰✹❁✳✰❃ ✯✱✺✵❂✺✯❃ ✳✴✵ ❂✰✲✴✽✴✺✵✴y ✳✴✿✴✷ ✶❁✵✹✰✶❂ ✴✹✴✸ ❂✺✹✸✴❂✺
✴y✵✽ ✵✴y✹✴✻
P✻ ◆✵✴✿✺❂✴ ❅analysis❊ ✴✳✴✿✴✾ ❂✸✴✹✸ ✶✰✷✴✷✯✸✴✵ ✸✵✹✸✶ ✷✰✵❄✴✲✴✱✶✴✵ ✷✴✹✰✱✺ ✴✹✴✸
❁✲❄✰✶ ✶✰ ✳✴✿✴✷ ✶❁✷✯❁✵✰✵ komponen tetapi masih di dalam satu struktur

14

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan analisa
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesa (Synthesis) Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation) Berkaitan dengan kemempuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian penilaian
ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan ekternal. Pengetahuan
internal berasal dari dalam diri manusia sedangkan faktor eksternal adalah
dorongan yang berasal dari luar berupa tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan kehidupan.

Notoatmodjo (2003) mengemukakan

pengetahuan

seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Pengalaman, Tingkat
pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan,sosial budaya. Pengalaman dapat
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih
rendah. Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun dan tanpa

15

adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. Penghasilan tidak
berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Akan tetapi bila
seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan
atau membeli fasilitas fasilitas sumber informasi. Sosial budaya, kebudayaan
setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan,
persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

◗. ❘❙❚❯❙❱tr❲❚ ❳p
❲❨❲
Pengertian upaya dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai suatu usaha dan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau badan yang melaksanakan
kegiatannya dalam rangka untuk mewujudkan tujuan ataupun maksud dari apa
yang dikerjakan (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1991). Upaya tersebut harus
dilaksanakan secara serius dan mempunyai kemauan yang tinggi untuk
mewujudkannya. Tampa usaha atau kegiatan maka apa yang telah diupayakan
tidak akan terwujud.
Membicarakan mengenai kesehatan anak, tentunya nutrisi adalah hal yang paling
banyak dibahas. Anak masih memiliki tingkat imunitas yang tidak sebaik orang
dewasa. Oleh karena itu asupan gizi mereka sudah sepatutnya harus diperhatikan.
Menjaga nutrisi yang cukup sesuai dengan usia, berat badan, serta aktivitas akan
meningaktkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah diserang penyakit. Selain
makanan, asupan multivitamin juga bisa diberikan. Suplemen yang mengandung

16

berbagai vitamin yang dibutuhkan tubuh semasa pertumbuhan dan perkembangan
akan membantu pula ketahanan tubuh mereka. Asalkan diberikan secara tepat baik
secara komposisi maupun dosis.

Selain asupan makanan dan multivitami, kebersihan menjadi hal penentu pula
bagi pertumbuhan dan perkembangan buah hati kita. Peran orang tua di sini
sangat penting. Bakteri dan virus yang sering mengancam kesehatan anak
memang berada di mana-mana. Kondisi lingkungan sangat perlu diperhatikan.
Mulai dari kebersihan pakaian, mainan yang biasa mereka pegang, kebersihan
orang-orang yang paling dekat, hingga kebersihan makanan harus diperhatikan.
Hal ini juga berhubungan dengan imunitas mereka yang belum kuat. Jika kondisi
lingkungan anak tidak diatur dan diperhatikan secara baik dan seksama, maka
kesehatan tubuh akan terancam. Anak tidak akan mudah menentukan mana yang
bersih atau kotor.

Hal yang paling sering menjadi penyebab sakitnya anak adalah faktor makanan.
Kebiasaan untuk jajan sembarangan menjadi faktor penting bagi perkembangan
ke depannya. Anak yang cenderung jajan sembarangan akan rentan sakit. Mereka
harus diajarkan sejak dini bagaimana harus memilih makanan dan minuman mana
yang boleh atau tidak boleh dimakan. Lalu diajarkan keharusan untuk cuci tangan
memakai sabun sebelum makan. Kebiasaan kecil seperti ini sangat penting demi
terciptanya imunitas tubuh yang baik. Ketika kebiasaan hidup bersih ditekankan
diharapkan kesehatan anak juga tetap terjaga.

17

Pengertian lain menurut Poerwadarminta upaya adalah usaha (syarat) untuk
menyampaikan sesuatu maksud, akal, ikthiar (Poerwadarminta dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, 1991). Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia upaya merupakan usaha atau ikhtiar yang dilakukan untuk mencapai
suatu maksud atau sasaran dalam memecahkan suatu persoalan. Upaya tersebut
dilaksanakan secara berkesinambungan hingga suatu persoalan dapat terpecahkan
atau dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Dengan upaya-upaya tersebut
diharapkan berbagai kendala yang menghambat suatu tujuan dapat diatasi.

❩. ❬❭❪❫❭❴tr❵❪ ❛❜u
Menurut Baqir Sharif Al-Qarashi (2003) bahwa para ibu merupakan sekolahsekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta saran, untuk
memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW yang artinya:

Surga di bawah telapak kaki ibu ,

menggambarkan tanggung jawab ibu terhadap masa depan anaknya (Kartono,
2010).
Melihat kesehatan anak yang tumbuh dengan sehat merupakan cerminan
dari bagaimana ibu itu sendiri merawat anak nya sukses atau tidaknya ibu
menumbuh kembangkan anak nya dapat dilihat dari kesehatan anak tersebut, Ibu
mana yang tidak senang dan bangga melihat buah hatinya bahagia dan sukses
dalam mengarungi kehidupan. Untuk mewujutkan hal tersebut orang tua
khususnya ibu perlu dan butuh mempersiapakan dan melakukan banyak hal.
Mulai dari nutrisi, lingkungan juga psikologi. Semua hal tersebut dalam rangka
mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Sebagai seorang ibu yang notanbennya

18

lebih banyak berkomunikasi dengan bauh hati maka ia harus lebih aktif dan
agresif dalam memberikan contoh yang sempurna. Meski tidak menapik
pentingnya peran sang ayah dan lingkungan sebagai aspek yang tak terpisahkan
dari proses tumbuh kembangnya psikologi anak,
Selama ini yang diketahui oleh para ibu pada umumnya adalah berperan
sebatas membesarkan dan melindungi anak agar kelak menjadi individu yang
mandiri dan kompeten. Namun seperti apa proses membesarkan anak terutama
perkembangan psikologi anak, kerap menjadi tanda tanya besar dalam kenyataan.
Baik itu peran sebagai ayah maupun ibu.
Hal tersebut terjadi karena sang ibu membawa memiliki target dengan
kualitas yang dibuat secara pribadi. Selain itu juga berbagai kebutuhan yang
kompleks dalam peranannya sebagai orangtua dalam membangun psikologi anak.
Sama halnya seperti anak, orangtua juga memiliki jenis kelamin dan temperamen
yang berbeda, sehingga turut memberikan cara-cara yang berbeda dalam
pengasuhan yang secara tidak langsung berpengaruh pada psikologi anak.
Kadang kala ibu juga turut membawa pengalaman masa lalunya terdahulu
saat diasuh oleh orangtuanya di masa kecil dan sejumlah nilai-nilai budaya yang
ada di lingkunggannya juga membentuk apa yang ia lakukan di sama sekarang
sebagai ibu. Selain itu, juga memiliki kehidupan sosial

yang dapat

mempengaruhi psikologi anak seperti, hubungan bersama pasangan, keluarga
besar, dan dunia kerja dari kehidupan ia sendiri.
Oleh karena itu, sang ibu perlu melakukan sejumlah penyesuaian agar
kebutuhan-kebutuhan psikologi anak jadi terpenuhi. Dengan semakin tumbuh
kembangnya anak akan semakin banyak tuntutan dalam memenuhi berbagai

19

kebutuhan dalam hidupnya. Baik secara fisik, motorik, kognitif (kemampuan
berpikir dan kecerdasan), emosi dan sosial, hingga kebutuhan akan berbagai nilai
dan norma.
Dengan semakin

tumbuh kembangnya maka semakin besar pula

kebutuhan akan bimbingan akan psikologi yang dibutuhkan. Itulah sebabnya, para
ibu diharapkan mampu memahami tugas-tugas perkembangan psikologi anak
dalam setiap tahap tumbuh kembangnya, oleh karenanya para ibu juga perlu untuk
belajar dalam proses mendidik anak untuk hasil psikologi yang diharapkan.
Menurut Jean Piaget pakar psikologi anak terkenal asal Swiss, dalam
menumbuh kembangkan psikologi anak, si kecil perlu melakukan aksi tertentu
atas lingkungannya untuk dapat mengembangkan cara pandang yang kompleks
dan cerdas atas setiap pengalamannya. Sehingga psikologi anak dapat tumbuh
dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi tugas para ibu untuk
memberi

anak

pengalaman

yang

dibutuhkannya

agar

mereka

bisa

mengembangkan kecerdasan, terutama perkembangan psikologinya.
Relatif sulit untuk menguraikan apa yang dimaksud dengan kecerdasan
karena ukuranya begitu kompleks. Kecerdasan tidak sebatas hanya kecerdasan
yang terukur dari kemampuan anak dalam belajar membaca, berhitung, atau
menggambar. Lebih dari itu, kecerdasan adalah kemampuan berpikir pada
tingkatan yang lebih tinggi. Didalamnya mencakup pembentukan konsep,
pemecahan masalah, kreativitas, memori dan persepsi.
Ada sejumlah kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir yang
menggambarkan kecerdasan psikologi anak, antara lain yaitu kemampuan untuk
mengelompokkan pola, memodifikasi perilaku agar lebih adaptif, penalaran

20

deduktif dan induktif serta mengembangkan konsep. Semuanya sangat berguna
untuk membangun psikologi anak yang semakin baik sesuai tumbuh kembangnya.
Dalam perkembangan psikologi anak, salah satu kemampuan yang sangat
dikenal luas oleh para ibu adalah kemampuan melakukan penalaran berpikir
secara

matematis,

seperti

yang

dimiliki

oleh

Albert

Einstein.

Kecerdasan psikologi anak pada area tersebut dipercaya dapat mewakili
kecerdasan

psikologi

anak

pada

area

yang

lain.

Mengembangkan

kecerdasan psikologi anak dalam melakukan kemampuan berpkir logis akan
meningkatkan kecerdasan psikologi anak secara umum, meski sesungguhnya para
ibu dapat mengembangkan berbagai kemampuan logika berpikir lain yang ada
pada anak. Seperti logika berpikir dalam menganalisis masalah dalam sebuah
cerita, gambar atau balok, gerakan tari atau senam, dan irama lagu.
Perkembangan psikologi anak sangat besar dipengaruhi dan diperankan
oleh ibu, keluarga dan juga lingkungannya. Oleh kerananya sangat disarankan
untuk para orang tua terutama para ibu. Hal tersebut bertujuan agar dapat
memberikan pendidikan psikologi yang maksimal kepada si anak demi tumbuh
kembang yang optimal dan sempurna. Sampai pada akhirnya dapat terpenuhinya
tumbuh kembang si buah hati dengan seimbang.

Kreativitas merupakan faktor penting yang mendukung seseorang untuk mencapai
kesuksesan. Bila kita mengamati orang-orang yang sukses, kita mendapati bahwa
kesuksesan mereka bukan semata-mata karena inteligensi mereka yang tinggi,
namun lebih merupakan hasil keberanian mereka untuk membuat lompatan yang
tidak biasa. Mereka berani membuat sesuatu yang baru, berpikir lain daripada

21

kebiasaan orang, atau dengan kata lain, memanfaatkan kreativitas mereka untuk
membuat sesuatu terobosan yang unik.

Proses pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas seorang
anak. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan di sekolah, melainkan
juga pendidikan di rumah oleh orangtua. Orangtua, sebagai pendidik pertama dan
utama

bagi

seorang

anak,

mempunyai

kesempatan

istimewa

untuk

membangkitkan kreativitas anak, sebab dari figur orangtua lah seorang anak
pertama kali mengembangkan cara berpikir dan membentuk sikap belajarnya. Hal
inilah yang selalu membuat ibu Na, menyempatkan diri untuk berkumpul bersama
di hari libur demi memberikan keistimewaan anak berkreativitas sesuai keinginan
mereka, akan dimanfaatkan untuk apa hari libur bersama itu.

Salah satu peran ibu terhadap anak-anaknya di rumah adalah sebagai pendidik
dan pengayom pertama sebelum masuk pendidikan formal, yang sangat berarti
dalam perkembangan dan pertumbuhan segala potensi anak. Seorang ibu yang
mampu memberikan pendidikan awal

(basic education)

yang benar yaitu

pendidikan akhlak (moral education) dan pendidikan pengembangan potensi pikir
dan kreativitas sejak dalam lingkunga