PERBANDINGAN GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LUNCURAN RENANG PADA ATLET KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

(1)

PERBANDINGAN GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LUNCURAN RENANG PADA ATLET

KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

Oleh

NOVI KURNIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PERBANDINGAN GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LUNCURAN RENANG PADA ATLET

KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

Oleh Novi Kurniawan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan atara grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub Renang METAL SC METRO Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan agar peneliti mengetahui seberapa besar perbandingan atara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Kepada pelatih renang agar penelitian ini dapat memberikan landasan latihan dalam rangka upaya peeningkatan prestasi Atlet.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel yang digunakan adalah populasi sampel yaitu anggota klub renang METAL SC METRO yang berjumlah 46 orang.. Pengumpulan data menggunakan teknik test yang diambil secara langsung sehingga data yang diperoleh adalah data primer.

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa grab start dan swing start memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil luncuran renang pada atlet.Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel grab start diperoleh Thitung 0,127 lebih besar dari t-tabel -2,127 sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir luncuran renang.daan variabel swing start diperoleh t-hitung sebesar 9,857 lebih besar dari t-tabel 2,074, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir luncuran renang. perbandingan masing – masing variabel terhadap hasil luncuran renang yaitu 60,75 % : 37,11%.sehingga variabel grab start memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel swing start pada atlet klub renang METAL SC METRO Tahun 2013.


(3)

(4)

(5)

Halaman

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Batasan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ... 6

B. Hakekat Belajar Gerak ... 10

C. Start ... 16

D. Grab Start ... 16

E. Swing Start... 17

F. Kerangka Berfikir………... ... 18

G. Hipotesis………... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 20

B. Variabel Penelitian ... 21

C. Populasi ... 21

D. Sampel Dan Teknik Sampling ... 21

E. Teknik Pengambilan Data ... 22

F. Analisis Data ... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 26

B. Hasil Penelitian ... 28

C. Pengujian Hipotesis ... 30

D. Pembahasan ... 33


(6)

A. Simpulan ... 36 B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA ...


(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980:11). Lebih lanjut dijelaskan bahwa renang dilakukan sejak adanya manusia di dunia ini, pada jaman itu terutama sebagai alat beladiri di dalam menghadapi alam pada masa itu. Dan sejarah menunjukkan bahwa kota-kota atau desa-desa pada jaman dahulu terletak di sekitar sungai-sungai besar. Sebagai bukti bahwa renang sudah dilakukan manusia sejak dahulu kala, dapat dilihat dari peninggalan- peninggalan dari Mesir kuno berupa hieroglyph 3000 tahun sebelum masehi, dan juga dari hasil-hasil penggalian di dekat Pompi di italia terdapat lukisan- lukisan dinding yang nyata-nyata menunjukan bahwa renang sudah dilakukan sejak itu (Roeswan dan Soekarno, 1979:2).

Olahraga renang mulai diperkenalkan di Olympiade tahun 1896 (Haller, 1982:10). Pada tahun 1908, saat berlangsungnya Olympiade di London terbentuklah badan perserikatan renang internasional yang bernama Federation International de Notation Amateur disingkat dengan FINA (Roeswan dan Soekarno, 1979:6). Sedangkan di Indonesia, perkumpulan olahraga renang mulai terbentuk pada tanggal 21 Maret 1951 dengan nama Persatuan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI), kemudian tahun 1959 berubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) (Kasiyo, 1980:11).


(8)

2

Seiring dengan perkembangan jaman, olahraga renang berkembang berdasarkan tujuannya, yaitu sebagai olahraga prestasi, kesehatan dan rekreasi (Kasiyo, 1980:11). Untuk mengembangkan prestasi renang maka muncul klub-klub renang, salah satunya adalah klub renang METAL SC Metro yang berdiri sejak tahun 2011.Klub METAL SC adalah singkatan dari METAL adalah METRO AQUATIC LAMPUNG dan SC adalah SWIMMING CLUB Sejak tahun 2011 sampai sekarang klub renang METAL SC Metro telah banyak menghasilkan atlet-atlet berprestasi baik di tingkat regional maupun nasional. Sampai sekarang, jumlah atlet yang tergabung di klub renang METAL SC Metro berjumlah 23 atlet di bawah pimpinan Bapak Hilmansyah dan sebagai pelatih kepala adalah Hudji Hanantyo, SE, MM. Di klub tersebut para atlet dibina dan dilatih dengan program-program latihan di air dan di darat. Untuk latihan di air dilakukan setiap hari pada waktu sore hari. Pada hari Minggu digunakan para atlet untuk istirahat. Sedangkan latihan fisik di darat dilakukan satu minggu sekali yaitu pada hari Rabu sore. Klub METAL SC Metro biasa melatih atlet-atletnya di kolam renang tejosari Metro.

Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika dibandingkan dengan cabang olahraga pada umumnya. Olahraga renang dilakukan di air, sehingga selain faktor gravitasi bumi juga dipengaruhi oleh daya tekan air ke atas. Dalam keadaan normal (di darat) tubuh manusia dapat bergerak bebas di bawah pengaruh gravitasi, sedangkan di air kita harus belajar menyesuaikan gerakan dengan air. Hal tersebut menimbulkan gerakan-gerakan yang kelihatan aneh, kemudian tercipta gerakan-gerakan yang dianggap paling menguntungkan. Gerakan tersebut kemudian menjadi gaya-gaya dalam renang (Roeswan dan Soekarno, 1979:37). Adapun gaya-gaya pada olahraga renang adalah gaya crawl, gaya dada (breast stroke), gaya kupu-kupu (butterfly stroke), dan gaya punggung (back stroke) (Kasiyo, 1980:11).


(9)

Disini penulis berkeinginan membandingkan antara grab start dan swing start, metode mana yang lebih baik dipakai dalam hasil luncur pada olahraga renang di Klub Renang Metal SC Metro

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran renang belum mengetahui grab start terhadap hasil luncuran renang.

2. Dalam pembelajaran renang belum mengetahui swing start terhadap hasil luncuran renang.

3. Mengetahui mana yang baik antar grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang.


(10)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh yang signifikan grat start terhadap hasil luncuran renang pada Atlet Klub Renang Metal SC Metro dapat meningkat?

2. Adakah pengaruh yang signifikan swing start terhadap hasil luncuran renang pada Atlet Klub Renang Metal SC Metro dapat meningkat?

3. Apakah perbedaaan yang signifikan antara grat start dan swing start terhadap hasil luncuran renang pada Atlet Klub Renang Metal SC Metro dapat meningkat?

D. Batas Masalah

Agar peneliti ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada manusia yaitu:

1. Perbandingan Grab Start dan Swing start Terhadap Hasil Luncuran Renang Pada Atlet Klub Renang Metal SC Metro.

2. Pengaruh Grab Start dan Swing start Terhadap Hasil Luncuran Renang Pada Atlet Klub Renang Metal SC Metro.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumus masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian diharapkan hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan dan dapat melihat perbedaan antara grab start dan swing start terhadap luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013


(11)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat berfungsi bagi : 1. Mahasiswa

Memberikan informasi atau pengalaman untuk pembelajaran Pendidikan Jasmani di masa mendatang.

2. Pelatih

Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para pelatih dalam memilih metode mengajar yang efektif dalam hasil luncuran renang di Klub.

3. Dosen

Sebagai masukan bahwa untuk meningkatkan keterampilan dasar renang pada mahasiswa

4. Atlet

Dalam upaya meningkatkan prestasi renang.

G. Ruang Lingkup Penilitian

Obyek penelitian : Perbandingan Grab Start dan Swing Start Terhadap Hasil


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Olahraga Renang

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak - anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk di dalamnya Play Group sampai dengan tingkat mahasiswa. Ada yang lebih ekstrim lagi, yaitu mulai diajarkan kepada bayi berumur beberapa bulan tetapi banyak pula yang baru belajar renang setalah berumur tua (Kasiyo Dwijowinoto, 1979)

Renang juga mempunyai sejarah yang selaras dengan sejarah kehidupan manusia. Dan sejarah renang ini perlu diketahui oleh para olahragawan renang pada umumnya (Kasiyo Dwijowinoto, 1991 : 7). Pada negara-negara kuno renang digunakan untuk melatih dan mempersiapkan para pemudanya dalam rangka pertahanan negara. Demikian pula setelah lahirnya sekolah-sekolah pada jaman kuno di negara-negara Mesir, China, Yunani, Roma dan banyak negara lain renang selalu masuk dalam acara pelajaran sekolah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu renang telah dikenal dan terus berkembang sampai saat ini. Yaitu dengan adanya kejuaraan – kejuaran renang baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.

Renang pada jaman dahulu dilakukan orang untuk menyelamatkan diri misalnya dari ancaman kebakaran hutan, melarikan diri dari kejaran musuh atau menyejukkan badan dari sengatan matahari (Thomas, 2000 : 1) . Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa sejak


(13)

semula selalu ada kedekatan manusia dengan air, misalnya anak-anak selalu ingin bermain dalam genangan air. Renang memberikan kesenangan, relaksasi, tantangan, persaingan, dan kemampuan untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat di dalam air. (Thomas, 2000 : 1). Dalam berlatih renang pada tahap pertama mengikuti hukum-hukum alam pengapungan dan pergerakan tubuh. Renang tidak menentukan suatu pola tangan atau kaki yang harus dilakukan asal dapat mengapung dan bergerak kemana saja. Pada tahap berikutnya para perenang baru melakukan kombinasi gerakan-gerakan dan mengelompokkan kombinasi- kombinasi tersebut dalam gaya-gaya renang. Tahap selanjutnya kombinasi gerakan disusun secara sistematis dan jadilah gaya renang seperti yang sekarang banyak dilihat.

Dalam arena perlombaan baik tingkat nasional, regional maupun internasional ada empat gaya yang selalu dipertandingkan, gaya-gaya tersebut adalah The Crawl Stroke , Gaya Punggung atau The Back Crawl Stroke , Gaya Dada The Breast stroke dan Gaya Kupu-kupu atau The Dolphin Butterfly Stroke. (Kasiyo Dwijowinoto , 1979 : 4).

2. Prinsip-prinsip Olahraga Renang

Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air. Olahraga ini dapat dilakukan mulai dari anak kecil sampai dengan orang tua. Olahraga ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat, menanamkan keberanian, percaya diri dan sebagai terapi yang kadang-kadang dianjurkan oleh dokter (Soekarno 19984:1).

Sekarang, cabang olahraga renang digunakan sebagai sarana untuk mengukir prestasi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya klub-klub renang di mana-mana, dan banyaknya lomba-lomba renang yang diadakan dari tingkat daerah sampai dengan tingkat internasional. Untuk renang prestasi harus mengetahui prinsip-prinsip renang untuk menunjang prestasi


(14)

8

yang diinginkan. Ada beberapa prinsip renang yang harus diketahui oleh para pelatih renang maupun atletnya, yaitu:

3. Prinsip Hambatan dan Dorongan

Setiap saat kecepatan maju seorang perenang adalah hasil dari dua kekuatan. Satu kekuatan cenderung untuk menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya atau yang harus dibawanya serta. Yang kedua kekuatan yang mendorongnya maju disebut dorongan yang ditimbulkan oleh gerakan lengan dan tungkai (Counsilman, 1982:2).

Usaha yang bisa dilakukan oleh perenang untuk memperoleh kecepatan renang yang tinggi, adalah membuat letak badan perenang di air supaya streamline dan tidak menimbulkan banyak tahanan, baik depan maupun belakang (Roeswan dan Soekarno, 1979:30). Sedangkan menurut Tri Tunggal, 2004:4 keberhasilan perenang untuk memenangkan suatu perlombaan pada dasarnya berasal dari kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong sambil mengurangi hambatan. Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong yaitu melakukan kekuatan otot sedangkan untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai bentuk hambatan.

4. Prinsip Hukum Aksi-Reaksi

Hukum Newton yang Ketiga mengatakan bahwa setiap aksi mengakibatkan reaksi yang sama dan berlawanan arah. Jika perenang mendorong lengannya ke belakang dengan kekuatan 25 kg dan mendor ong kakinya ke belakang dengan kekuatan 5 kg, maka


(15)

kekuatan resultant sebesar 30 kg digunakan untuk mendorongnya maju. (Soekarno, 1985:9)

Newton menunjukkan bahwa reaksi yang ditimbulkan besarnya sama persis dengan aksi dan arahnya 180 terhadapnya. Jika perenang menekan air ke bawah maka reaksinya akan mendorongnya ke atas. Begitu pula jika perenang mendorong air ke belakang, maka reaksinya berupa dorongan ke depan (Counsilman, 1982:113).

5. Prinsip Pemindahan Momentum

Prinsip pemindahan momentum sering digunakan dalam renang. Gerakan lengan saat melakukan Start dan gerakan lengan saat pemulihan atau recovery pada gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung serta gaya dada merupakan penerapan prinsip pemindahan momentum dalam renang. Pada saat start , momentum yang ditimbulkan oleh lengan selama mengayun dipindahkan ke seluruh tubuh dan membantu perenang meloncat lebih jauh (Soekarno 1985:10).

6. Prinsip Teori Hukum Kuadrat

Hambatan yang timbul dalam cairan dan gas berubah kira-kira menurut kuadrat kecepatannya. Penerapan hukum ini dalam renang adalah dalam hal kecepatan masuknya lengan ke dalam air saat recovery atau pemulihan. Jika perenang menjulurkan lengannya ke depan dengan kecepatan dua kali kecepatan sebelumnya, ia akan mengalami hambatan empat kali lipat. Dengan demikian gerakan lengan saat recovery tidak hanya mengganggu irama gerakan lengan, tetapi juga meningkatkan hambatan untuk maju. Oleh karena itu majunya lengan perenang saat recovery perlu diperlambat. Tetapi perenang juga sulit untuk menahan lengan saat recovery terlalu lama di dalam air agar dapat menghasilkan


(16)

10

hambatan yang kecil, sebab kecepatan kedua lengan harus serasi, teratur dan bergantian. Keserasian kedua lengan merupakan faktor penting dalam irama renang (Soejoko, 1992:10).

7. Prinsip Daya Apung

Asas Archimides menyatakan bahwa sebuah benda padat yang dimasukkan ke dalam zat cair akan diapungkan ke atas oleh gaya yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan. Jadi, gaya apung seseorang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh badan yang mengapung (Soedarminto, 1991:187).

Untuk dapat mengapung orang harus mempertimbangkan dua gaya, gaya ke bawah dari berat badan dan gaya apung ke atas dari air. Jika kedua gaya yang bekerja pada badan resultante nya sama dengan nol, gaya itu dalam keadaan seimbang dan badan dapat mengapung tanpa gerakan.

Perenang yang ringan mempunyai daya apung yang lebih tinggi dan menimbulkan hambatan lebih sedikit daripada perenang yang lebih berat. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya apung dan posisi perenang antara lain bentuk tubuh, ukuran tulang, perkembangan otot, berat badan, jumlah relatif jaringan lemak, kapasitas paru dan sebagainya. (Soekarno, 1985:13).

B. Hakekat Belajar Gerak 1. Pengertian Belajar Gerak

Menurut John N. Drowtzky (1975) mendefinisikan : “Belajar gerak adalah belajar yang

diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diespresikan dalam gerakan tubuh atau


(17)

Didalam belajar gerak materi yang diajarkan misalnya gerakan-gerakan dalam olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan mencoba melakukannya berulang kali, untuk kemudian menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai didalam kondisi-kodisi tertentu yang dihadapi dan ahkirnya diharapkan siswa bisa menciptakan gerakan-gerakan yang lebih efisien untuk menyelesaikan gerakan tertentu.

Proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Juga dalam proses belajar mengajar siswa harus menunjukan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar dan percaya diri.

1. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk pendidikan yang tidak terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Seperti Charles A. Bucher (1972) menyatakan Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dipilih dan dilakukan di dalam pendidikan jasmani secara seksama agar tujuannya bisa dicapai dengan baik.

Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran sebagai berikut. Di dalam melakukan aktivitas pendidikan jasmani atau olahraga, dari segi kegitan fisik ada dua aspek pokok yang ada di dalamnya. Aspek yang pertama untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical traning). Sedangkan untuk meningkatkan kualitas


(18)

12

gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (Motor Learning).

3. Unsur-unsur Pendukung Gerakan yang Terampil

Seseorang yang memiliki gerakan yang terampil adalah seseorang yang mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar secara mekanis. Agar seseorang memiliki ketrampilan gerak yang baik diperlukan proses belajar dan berlatih dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk menjadi benar-benar terampil tidak bisa dicapai hanya dalam waktu beberapa bulan tetapi bisa sampai beberapa tahun.Hal ini disebabkan untuk mencapai katrampilan yang tinggi diperlukan keterlibatan berbagai unsur kemampuan yang ada pada diri seseorang secara menyeluruh yang harus bisa berfungsi bersama-sama. Keterlibatan secara bersama tersebut bisa menghasilkan gerakan yang efesien.

Untuk mencapai efesien gerakan diperlukan dukungan dari beberapa unsur kemampuan yang ada pada diri pelaku yaitu :

1. Unsur kemampuan fisik

Macam-macam kemapuan fisik sebagai berikut : a) Kecepatan

b) Kekuatan c) Ketahanan d) Fleksibilitas e) Ketajaman indra 2. Unsur Kemampuan Mental

Fungsi mental erat hubungannya dengan fungsi fisik dan fungsi emosi. Dengan demikian kemampuan mental juga berpengaruh terhadap kemungkinan terciptanya gerakan yang efesien.


(19)

3. Unsur Kemampuan Emosional

Seperti halnya unsur fisik dan mental, unsur emosional juga merupakan faktor penentu penampilan gerakan yang efesien. Gangguan emosional misalnya emosi, kemarahan, kesedihan erat kaitanya dengan penampilan gerak.

4. Olahraga Renang di Tinjau dari Aspek Biomekanika 1. Pengertian dan Tujuan Biomekanika

a. Pengertian

Biomekanika ialah ilmu pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama system lokomotor dari tubuh. Hidayat Imam (1996 : 5 ) Lokomotor yaitu kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya berat.

b. Tujuan

Menurut Hidayat Imam (1996 : 5) Tujuan biomekanika yaitu

(1) Menambah pengetahuan dasar sehingga kita mempunyai cakrawala yang lebih luas tentang gerakan tubuh

(2) Kemampuan untuk mengetahui manfaat mekanis dari gerakan (3) Mengetahui persyaratan-persyaratan teknis dari setiap tugas gerak.

1. Hukum Archimedes

Menurut Hidayat Imam(1996 : 166) Hukum Archimedes yaitu bila sebuah benda berada dalam air, ia akan mendapat tekanan ke atas yang sama besar dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berdasarkan prinsip ini maka setiap perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan yaitu mengapung, melayang dan tenggelam.


(20)

14

Gambar 1. Perenang bila masuk ke dalam air ada tiga kemungkinan adaptasi dari Hidayat Imam (1996)

2. Berat jenis / grafitasi khusus

Berat jenis suatu benda ialah perbandingan antara gaya berat dan gaya apung dari benda tersebut. Hidayat Imam ( 1996: 167) bila seseorang ada dalam air, kecuali gaya beratnya, ia juga mendapatkan gaya yang disebut gaya apung. Gaya ini adalah gaya dorong yang bekerja tegak lurus keatas.

3. Titik Berat dan Titik Apung

Titik berat badan letaknya tidak selalu sama dengan titik apung. Dikatakan titik berat badan letaknya 75 % dari tinggi badan, kemampuan orang mengapung dan diam di air banyak menentukan oleh letak titik berat terhadap titik apung. Bila titik berat berada di atas titik apung, orang tersebut cenderung kepalanya turun ke bawah. Bila titik berat sama tinggi atau berimpit dengan titik apung, orang tersebut dapat terapung dengan datar, sedang bila titik berat berada di bawah titik apung orang tersebut cenderung kakinya turun ke bawah. Hidayat Imam (1996 : 170 ).


(21)

Gambar 2.Titik berat dan titik apung Adaptasi dari Imam Hidayat (1996)

4. Perkembangan Teknik Berenang ( Lift Porpulation ).

Perkembangan teknik berenang (Lift Porpulsion) berdasarkan prinsip Bernouille yang digunakan pada sayap pesawat terbang dan pada baling-baling pesawat dan kapal laut. (1996 : 173)

Gambar 3. Gaya angkat pada gerak lengan dalam renang Adaptasi dari Hidayat Imam (1996).

5. Teori Daya Angkat

Menurut Hidayat Imam ( 1996 : 178) Pembaharuan pada teori daya angkat adalah : (1)Pola gerakannya tidak lurus dari depan ke belakang, tetapi melengkung berbentuk ellips, (2) lengan tidak lurus, tetapi ditekuk dan memanfaatkan bagian-bagian anggota lengannya yang berputar ( rotasi) longitudinal, (3) Kayuhan (stroke) tidak mendorong atau menepis ke belakang (Push), tetapi mengusap atau menyisir ke samping kiri, kanan, ata, bawah, sedikit sekali ke belakang. (4) Kayuhan tidak pada air yang bergerak ke belakang,


(22)

16

tetapi pada air yang diam, (5) Daya angkat (lift) terjadi berdasarkan prinsip atau efek Bernouille .

6. Efesiensi Gerak

Menurut Hidayat Imam (1996 : 180) Untuk memperoleh efesiensi gerak yang besar, sebaiknya mengayuh sejumlah air yang banyak dengan jarak yang pendek dari pada mengayuh sedikit air dengan jarak yang panjang.

C. Start

Start merupakan langkah awal suatu perlombaan. Start merupakan sangat menentukan kalah, menagnya perenang dalam mengikuti suatu perlombaan, di samping kecepatan gaya renangnya. Pada dasarnya start ada 2 (dua) macam cara yaitu start dari atas dan start dari bawah. Start dari atas antara lain: start bebas, swing start dan grab start.start dari bawah adalah start dayungan ayunan lurus (khusus untuk gaya punggung) (sumarno, 1999 : 100).

D. Grab Start

Salah satu macam start adalah grab start, dilakukan setelah setelah aba-aba “awas” perenang menuju kebibir balok start dan mengambil sikap kedua itu jari kaki dan kedua telapak tangan berada pada bibir balok start, kedua telapak tangan pada sikap untuk mendorong. Pada aba-aba start seperti peluit atau bel, tangan mendorong bibir balok sehingga memaksa tubuh condong ke depan.Bersama posisin badan akan jatuh kedepan kedua kaki menolak sehingga membawa tubuh melayang di atas permukaan air. Ketika melayang tubuh akan masuk air, kepala segera menundunya kepala di antara kedua lengan akan mengangkat pinggul naik, selanjutnya masuk kepermukaan air dengan sempurna (soejoko, 1992 : 111)


(23)

Gambar 4. Grab Start

E. Swing Start

Start ini dilakukan setelah ada aba-aba “awas” perenang maju ke bibir balok start untuk mengambil sikap dimana kedua lengan berada lurus di depan posisi tubuh membungkuk. Setelah aba-aba peluit, bel, dan bendera kedua lengan di putar 306° dalam keadaan lengan tetap lurus sehingga kembali di depan. Bersama dengan ayunan lengan kedepan ketika itu pula tungkai menolak balok start untuk membawan tubuh melayang di udara dan selanjutnya msuk ke permukaan air.


(24)

18

F. Kerangka Pemikiran

Perbandingan grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang. Berdasarkan kajian landasan teori disusunlah kerangka berpikiran berikut:

Grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang secara fisiologis dibutuhkan komponen fisik yaitun kekuatan kecepatan (speed) dan keseimbangan.

Pada saat sinyal (pelut, bel atau pistol) dibunyikan maka perenang dengan penuh semangat meninggalkan balok start dengan secpat mungkin. Sangat disayangkan dari kedua bagian ini (semangat meninggalkan balok start dan kecepatan meluncur) adalah sesuatu yang tidak sesuai, karena jika perenang meninggalkan balok sesegera mungkin maka niat untuk mendapatkan kecepatan maksimalnya berkurang dari kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika perenang ingin mendapatkan kecepatan horisontal maksimalnya maka perenang itu akan meninggalkan balok start. Dengan demikian tugas perenang sekarang ialah cepat-cepat meninggalkan balok start tanpa kehilangan kecapatan horisontalnya.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah perangkat yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dipikirkan kenyataanya (Sutrisno Hadi, 2000 : 257). Berdasarkan permasalahannya penalaahan studi kepustakaan serta pemikiran yang telah dikemukakan di dalam landasan teori maka perumusan hipotesis yang akan duji kebenarannya dalam penilitian ini adalah sebagai

berikut; “Adanya Perbandingan Grab Start dan Swing start terhadap hasil luncuran renang”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah:


(25)

H1 : Ada pengaruh yang signifikan grab start terhadap hasil luncuran renang pada Atlet klub renang metal sc metro tahun 2013

Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan grab start terhadap hasil luncuran renang pada Atlet klub renang metal sc metro tahun 2013

H2 : Ada pengaruh yang signifikan swing start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013

Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan swing start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013

H3 : Ada perbedaan yang signifikan antara grab star dan swing start terhadap luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013

Ho3 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara grab star dan swing start terhadap luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013


(26)

20

III. METODE PENELITIAN

A.Metode penilitian

Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakna untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapat hasil atau tujuan yang diinginkan. Menurut arikunto (1991:3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang dan penagruh yang signifikan.

Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat.

Gambar 6 : Desain Penelitian Keterangan :

X1 : Grab start X2 : Swing start


(27)

21 B. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian (Arikunto, 1991:118). Sedangkan dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu grab start (X1) dan swing start (X2) 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu hasil luncuran renang (Y)

C. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Suharsimi, 1998 : 115). Populasi yang dimaksud adalah Ada pengaruh yang signifikan grab start terhadap hasil luncuran renang pada klub renang metal sc metro tahun 2013, tahun 2013 berjumlah 46 peserta. Karena populasi dalam penelitian ini Bersyarat; (1). Jumlah Ada pengaruh yang signifikan grab start terhadap hasil luncuran renang pada klub renang metal sc metro tahun 2013. (2). Terampil melakukan grab start dan swing start. Dari jumlah atlet 46 maka keseluruhannya digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

D. Sampel Dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagai atau wakil Populasi yang diteliti (Suharsimi, 199 : 115).

Sampel dalam penelitian ini adalah atlet. Ada pengaruh yang signifikan grab start terhadap hasil luncuran renang pada klub renang metal sc metro tahun 2013, sebanyak 46 peserta. Smua populasi menjadi sampel dalam penulis mengambil sampel dengan teknik total sampling.


(28)

22

22 E. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode teknik tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran untuk pengambilan data antar lain: tes grab start dan swing start terhadap hasil luncuran renang. Ada pun tahap pengambilan data dalam penelitan ini adalah:

a. Tahap persiapan peneliti

b. Mendata peserta yang akan di jadikan sampel di klub renang metal sc metro

c. Menyiapkan dan mengecek sarana prasarana tes dan pengukuran yaitu: rol meter dan peluit.

d. Tahap pelaksanaan penelitian tempat dan waktu penelitan dilaksanakan di kolam renang 24, pada 18 April 2013 pukul 15:00-18.00 wib, Sebelum tes dan pengukuran peserta diberikan penjelasan tentang tes dan pengukuran dengan baik dan benar. e. Tes Grab Start Dan Swing Start terhadap hasil luncuran renang, menggunakan rol

meter (meteran).

Dalam pelaksanaan pengambilan data dibutuhkan 2 orang, mencatat data tes dan pengukuran menggunakan belangko seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Blangko Pengambilan Data

No Nama Siswa Grab Start Swing Start

1. 2. 3

Format ini terdiri dari 4 kolom, (1). Nomor urut, (2). Nama Siswa, (3). Hasil Pengukuran luncuran Grab start, (4). Hasil Pengukuran Luncuran Swing Start.


(29)

23 F. Analisis Data

Data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa statistik karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka. Kata statistik telah digunakan untuk membatasi cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, meringkas dan menyajikan data penyelidikan. Lebih lanjut statistik merupakan cara mengolah data tersebut dan menarik kesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logis dari pengolahan data tersebut (Sutrisno Hadi, 2000 : 1).

Untuk mengetahui Perbandingan grab start dan swing start terhadap hasil luncuran maka akan dilakukan penghitungan nilai rata-rata,uji normalitas, uji Homogenitas dan analisis uji t hitung.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti produser sudjana (2005 : 466) yaitu:

1. Pengamatan X1,X2,....Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan menggunakan rumus Zi = ( dan s masing-masing merupakan rata-rata dan

simpangan baku sampel)

2. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakna daftar distribusi normal baku,


(30)

24

24 Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,....Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka

3. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 4. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.

Setelah harga terbesar (Lo), nilai hasil perhitungan tersebut dibandingankan dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. jika Lo< Ltabel : normal, dan jika Ltabel < Lo : tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut:

Varians dinyatakan homogen apabila Ho diterima (Fhit > Ftabel), dan varians dinyatakan tidak homogen apabila Ha diterima (Fhit > Ftabel), dimana distribusi F yang digunakan mempunyai dk pembilang = n1 - 1 dan dk penyebut =(n2-1).


(31)

25 c. Analisis uji t pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua kelompok latihan, maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan berdasarkan alternative. Menurut sujana, 2005 : 242 untuk menguji perbandingan grab start dan swing start sebagai berikut:

Selanjutnya data hasil penelitian di persentasikan untuk mengetahui peningkatan kebugaran jasmani, dengan rumus persentase menurut (Sudjana, 2002 :50) sebagai berikut :

f =

1 1 2

T T T

x 100 %

Keterangan :

f : Frekuensi relatif ( hasil Presentase) T 1 : Data hasil tes awal


(32)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulan :

1. Ada pengaruh grab start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013.

2. Ada pengaruh swing start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013.

3. Ada perbedaan yang signifikan hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013 yang diberikan grab start dan swing start.

B. Saran

Berdasarkan pembahsan, kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa pandangan penelitian yang kiranya dianggap sebagai saran yang dikamukakan sebagai berikut.

1. Bagi peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa pendidikan jasmani dan kesehatan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi program studi pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa dan atlet.


(33)

3. Bagi pelatih agar dapat memberikan latihan macam-macam start agar dapat meningkatkan prestasi renang atlet.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S ( 2002 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

C. Rob Oor dan Jane B. Tyler (1985). Dasar-Dasar Renang. Angkasa Bandung Drowatzky, John N., Motor Learning : Principles and Practices. Massachusetts, 1975. Gagne,Robert M.,The Condition of Learning., New York: Mc Graw Hill Book Company, 1977.

Galloway, Charles, Psychology for Learning and Teaching. New York : Mc Graw-Hill Book Company, 1976

Kusyanto, Yanto (1999). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Ganeca Exact Bandung Muhajir. (2004 ). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA Kelas X. Yudistira. Jakarta Subagiyo, ( 2004 ). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Universitas Terbuka

Sugiyanto, ( 2004 ). Perkembangan dan Belajar Motorik. Universitas Terbuka Sukintoko. ( 1983 ) Renang dan Metodik.PT. Rosda Jaya Pura. Jakarta

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Thomas, David G. ( 2002 ). Renang Tingkat Pemula.PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai

Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Wardani, (1999). Psikologi Belajar. Universitas Terbuka

Winarno Surakmad. ( 1986 ). Metodelogi Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars Winataputra,Udin S.( 2004 ) Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka


(1)

23

23 F. Analisis Data

Data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa statistik karena data yang dikumpulkan berupa angka-angka. Kata statistik telah digunakan untuk membatasi cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, meringkas dan menyajikan data penyelidikan. Lebih lanjut statistik merupakan cara mengolah data tersebut dan menarik kesimpulan yang teliti dan keputusan-keputusan yang logis dari pengolahan data tersebut (Sutrisno Hadi, 2000 : 1).

Untuk mengetahui Perbandingan grab start dan swing start terhadap hasil luncuran maka akan dilakukan penghitungan nilai rata-rata,uji normalitas, uji Homogenitas dan analisis uji t hitung.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti produser sudjana (2005 : 466) yaitu:

1. Pengamatan X1,X2,....Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan menggunakan rumus Zi = ( dan s masing-masing merupakan rata-rata dan

simpangan baku sampel)

2. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakna daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)=P (Z ≤ Zi)


(2)

24 Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,....Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka

3. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 4. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.

Setelah harga terbesar (Lo), nilai hasil perhitungan tersebut dibandingankan dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. jika Lo< Ltabel : normal, dan jika Ltabel < Lo : tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut:

Varians dinyatakan homogen apabila Ho diterima (Fhit > Ftabel), dan varians dinyatakan tidak homogen apabila Ha diterima (Fhit > Ftabel), dimana distribusi F yang digunakan mempunyai dk pembilang = n1 - 1 dan dk penyebut =(n2-1).


(3)

25

25 c. Analisis uji t pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua kelompok latihan, maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan berdasarkan alternative. Menurut sujana, 2005 : 242 untuk menguji perbandingan grab start dan swing start sebagai berikut:

Selanjutnya data hasil penelitian di persentasikan untuk mengetahui peningkatan kebugaran jasmani, dengan rumus persentase menurut (Sudjana, 2002 :50) sebagai berikut :

f = 1

1 2

T T T

x 100 %

Keterangan :

f : Frekuensi relatif ( hasil Presentase) T 1 : Data hasil tes awal


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulan :

1. Ada pengaruh grab start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013.

2. Ada pengaruh swing start terhadap hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013.

3. Ada perbedaan yang signifikan hasil luncuran renang pada atlet klub renang metal sc metro tahun 2013 yang diberikan grab start dan swing start.

B. Saran

Berdasarkan pembahsan, kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa pandangan penelitian yang kiranya dianggap sebagai saran yang dikamukakan sebagai berikut.

1. Bagi peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa pendidikan jasmani dan kesehatan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi program studi pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa dan atlet.


(5)

37 3. Bagi pelatih agar dapat memberikan latihan macam-macam start agar dapat

meningkatkan prestasi renang atlet.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S ( 2002 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

C. Rob Oor dan Jane B. Tyler (1985). Dasar-Dasar Renang. Angkasa Bandung Drowatzky, John N., Motor Learning : Principles and Practices. Massachusetts, 1975. Gagne,Robert M.,The Condition of Learning., New York: Mc Graw Hill Book Company, 1977.

Galloway, Charles, Psychology for Learning and Teaching. New York : Mc Graw-Hill Book Company, 1976

Kusyanto, Yanto (1999). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2. Ganeca Exact Bandung Muhajir. (2004 ). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Untuk SMA Kelas X. Yudistira. Jakarta Subagiyo, ( 2004 ). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Universitas Terbuka

Sugiyanto, ( 2004 ). Perkembangan dan Belajar Motorik. Universitas Terbuka Sukintoko. ( 1983 ) Renang dan Metodik.PT. Rosda Jaya Pura. Jakarta

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Thomas, David G. ( 2002 ). Renang Tingkat Pemula.PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta. Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai

Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Wardani, (1999). Psikologi Belajar. Universitas Terbuka

Winarno Surakmad. ( 1986 ). Metodelogi Pengajaran Nasional. Bandung : Jemmars Winataputra,Udin S.( 2004 ) Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB RENANG METAL SC METRO TAHUN 2013

1 22 66

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG HOPS DAN FRONT CONE HOPS TERHADAP KEMAMPUAN GRAB START PADA RENANG

0 26 89

PERBEDAAN HASIL LATIHAN GRAB START DAN ARM SWING START TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA CRAWL SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NU BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN 2010

2 201 62

PENGARUH LATIHAN SQUAT TERHADAP JAUHNYA LONCATAN GRAB START PADA ATLET PUTRA KU III KLUB SPECTRUM KOTA SEMARANG TAHUN 2014

3 31 79

PERBANDINGAN TEKNIK TRACK START DAN GRAB START TERHADAP HASIL TOLAKAN PADA OLAHRAGA RENANG DI UKM AQUATIK UPI.

1 6 28

(ABSTRAK) PERBEDAAN HASIL LATIHAN GRAB START DAN ARM SWING START TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA CRAWL SISWA EKSTRAKURIKULER SMK NU BANDAR KABUPATEN BATANG TAHUN 2010.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA START RENANG GAYA GRAB PADA ATLET PUTRI SPECTRUM SEMARANG TAHUN 2010.

0 0 2

(ABSTRAK) HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LUNCURAN START RENANG GAYA PUNGGUNG PADA ATLET RENANG TCS SEMARANG TAHUN 2007.

0 0 2

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LUNCURAN START RENANG GAYA PUNGGUNG PADA ATLET RENANG TCS SEMARANG TAHUN 2007.

0 2 85

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA GRAB START RENANG PADA ATLET PUTRA TIRTA TARUNA YOGYAKARTA TAHUN 2015.

0 1 40