Roman sebagai Karya Sastra

pada satu titik perhatian focalisation dan objek yang diamati haruslah objek tunggal yang mempunyai kesamaan baik peristiwa, tokoh, gagasan, dan bidang pemikiran yang sama, 2 sekuen harus membentuk koherensi waktu dan ruang Schmitt dan Viala, 1982: 27. Besson 1987: 122 mendefinisikan tahap penceritaan dibagi menjadi lima tahapan yaitu: a. La situation initiale Tahap penyituasian Tahap yang terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. b. L’action se déclenche Tahap pemunculan konflik Tahap ini merupakan tahap awal dimunculkannya konflik. Tahap ini merupakan tahap awal dimunculkannya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya. c. L’action se développe Tahap peningkatan konflik Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. d. L’action se dénoue Tahap klimaks Konflik dan atau pertentangan yang terjadi, yang dilakukan dan atau ditimpahkan kepada tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama. e. La situation finale Tahap penyelesaian Konflik yang telah mencapai klimaks diberi jalan keluar, cerita diakhiri. Tahap ini berkesesuaian dengan tahap akhir di atas. Menurut Peyroutet 2001: 8 terdapat 7 tipe akhir cerita yaitu sebagai berikut. a. Fin retour à la situation de départ akhir yang kembali ke situasi awal cerita. b. Fin heureuse akhir yang bahagia menyenangkan. c. Fin comique akhir cerita yang lucu. d. Fin tragique sans espoir akhir cerita yang tragis tanpa adanya harapan. e. Fin tragique mais espoir akhir cerita yang tragis dan masih ada harapan. f. Suite possible akhir cerita yang mungkin masih berlanjut. g. Fin réflexive akhir cerita yang ditutup dengan pemetikan hikmah dari cerita oleh narator. Peyroutet 2001: 12 menggolongkan karya sastra menurut tujuan penulisan, tempat, dan waktu terjadinya peristiwa, psikologi, dan tujuan dari tokoh cerita. Berdasarkan klasifikasi di atas maka cerita dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Le récit réaliste Cerita yang melukiskan kejadian nyata. Pengarang harus memberikan keterangan secara jelas mengenai tempat kejadian, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya sebuah cerita.