PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET INDOMARET DI BANDAR LAMPUNG (Studi pada Indomaret Teluk Betung)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET INDOMARET DI BANDAR LAMPUNG

(Studi pada Indomaret Teluk Betung)

Oleh

Catherine Tjahja Alam

Sektor bisnis perdagangan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam menunjang kelancaran perekonomian. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat sesuai dengan fungsi pemasaran yang merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk dapat berkembang dan mendapatkan laba yang maksimal. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, tentunya sebuah perusahaan ritel seperti Indomaret harus dapat menarik banyak konsumen untuk melakukan keputusan pembelian di Indomaret.

Masalah yang dihadapi adalah banyaknya perusahaan ritel pesaing yang bermunculan di pasar. Ini menandakan bahwa persaingan yang dihadapi semakin ketat.

Permasalahannya adalah apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung?”


(2)

Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen di minimarket Indomaret di Bandar Lampung.

Hipotesisnya adalah pelaksanaan bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat di kota Bandar Lampung.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka hipótesis yang dirumuskan “Pelaksanaan bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung." dapat teruji, hal ini didasarkan Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (variabel Produk (X1), Harga (X2), dan variabel Promosi (X3), variabel Lokasi (X4), variabel people (X5), variabel Proses (X6). Variabel Fisik (X7) mempengaruhi minat konsumen berbelanja. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,424. Ini berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap keputusan membel;i atau berbelanja pada Minimarket Indomaret di Bandar Lampung sebesar 42,40 % dan sisanya 58,60 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diidentifikasi pada penelitian ini.


(3)

Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan kebijaksanaan bauran pemasaran (tentang: produk, harga, promosi, lokasi/distribusi, people, proses dan fisik) dalam memberikan pelayanan kepada konsumen untuk melakukan kegiatan berbelanja.

Untuk meningkatkan putusan berbelanja di Minimarket Indomaret, maka diharapkan Sumber Daya manusia pada Minimarket Indomaret Bandar Lampung selalu memperhatikan dan selalu memperbaiki fitur-fitur produk, kenyamanan dalam antrian ruang tunggu, dan tempat parkir.


(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara pemasaran yang tepat, maka memungkinkan perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk dapat menjaring konsumen.

Menurut Kotler (2000:9)

“Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa konsep paling penting mendasari pemasaran adalah menyangkut keinginan manusia dan merupakan kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kultur serta kepribadian manusia.

Pemasaran juga merupakan salah satu aktivitas penting yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan yang bersifat ekonomis yaitu mengembangkan usahanya agar memperoleh laba dan menjaga

kelangsungan hidup perusahaan. Di era globalisasi sekarang ini, kegiatan bisnis khususnya pemasaran dari waktu ke waktu semakin meningkat.


(5)

Banyak sekali perusahaan yang memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan berusaha menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar.

Dalam konsep pemasaran modern, banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut dijadikan acuan dalam merumuskan program pemasaran, yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran.

Menurut Kotler (2000:18)

“ Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.”

Berawal dari pemikiran perusahaan bahwa dengan bauran pemasaran maka program pemasaran yang digunakan akan berhasil sehingga bauran permasaran tersebut dirancang sedemikian rupa guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Penguasaan pasar merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha untuk mempertahankan hidupnya,

berkembang dan medapatkan laba maksimal.

Salah satu contohnya adalah Indomaret. Indomaret merupakan minimarket yang bergerak dalam bidang perdagangan barang eceran yang terdapat hampir diseluruh kota yang ada di indonesia. Tujuan awal di bentuknya minimarket ini adalah untuk menarik perhatian konsumen dengan konsep penyelenggaraan gerai yang berlokasi di dekat hunian penduduk. Dengan konsep tersebut diharapkan konsumen-konsumen yang pada awalnya membeli di swalayan yang jaraknya jauh dari pemukiman kemudian beralih ke minimarket khususnya Indomaret.


(6)

Mengingat Indomaret merupakan perusahaan yang tidak hanya bergerak dalam bidang produk tetapi juga dalam pelayanan jasa, maka konsep bauran pemasaran yang digunakan adalah konsep bauran pemasaran 7P.

1. Merencanakan Produk

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan juga harus memiliki kualitas yang baik mengingat produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan, produk dapat berupa barang dan jasa.

Dalam menghadapi ketatnya persaingan, khususnya di bidang perdagangan barang eceran, tentunya Indomaret harus mampu menjaga kualitas produk yang baik dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Produk dan jasa yang dimiliki Indomaret saat ini:

a. Saat ini Indomaret mengelola sekitar 4.800 produk terdiri dari food, nonfood, general merchandise, dan fresh product.

b. Indomaret Card, bukan sekedar kartu anggota tapi juga merupakan kartu multifungsi dengan teknologi contactless smart card, hasil kerjasama dengan Bank Mandiri dan merupakan kartu multifungsi pertama yang diterapkan minimarket di Indonesia.

c. ATM Indomaret, untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, Indomaret bekerja sama dengan PT Rintis Sejahtera (dalam jaringan prima) mengembangkan ATM Indomaret. Fasilitasnya antara lain: tarik tunai, cek saldo, transfer antar rekening dan transfer antar bank.


(7)

Khusus untuk pelayanan ATM Indomaret ini juga berlaku di Bandar Lampung, hanya saja tidak terdapat pada semua gerai. Pelayanan ini hanya terdapat pada beberapa gerai Indomaret tertentu di Bandar Lampung. d. T Cash, memanfaatkan teknologi pembelian/pembayaran digital

menggunakan ponsel secara Tap N Go, fasilitas ini dapat dinikmati konsumen di seluruh gerai Indomaret.

e. Western Union, merupakan jasa pengiriman dan penerimaan uang dari/ke dalam dan luar negeri, tanpa perlu memiliki rekening di bank. Diperkuat kecepatan pemrosesan yang memungkinkan uang sampai dalam hitungan detik, fasilitas ini dapat dinikmati konsumen di seluruh gerai milik Indomaret.

f. Pesan Antar Ambil Indomaret (PAAI), sejalan dengan perkembangan dunia ritel dan kebutuhan pelanggan, Indomaret terus melakukan inovasi baru dalam pengembangan produk dan jasa, antara lain : Pesan Antar Ambil Indomaret (PAAI) yang memungkinkan konsumen memesan produk yang tidak dipajang di toko dan diantar ke rumah.

Sumber : http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/produk-jasa/, diakses pada Kamis 11 Maret 2013 Jam 00:14 WIB)

Dilihat dari produk dan jasa yang disediakan oleh Indomaret sangat jelas bahwa perusahaan memperhatikan kualitas produk agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya.


(8)

2. Menentukan Harga

Penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan harga jual produk yang kompetitif, maka perusahaan harus menetapkan harga yang benar-benar sesuai dengan kemampuan konsumen yang akan membeli produk tersebut. Tabel 1. Daftar Harga Pada Beberapa Produk Indomaret

(Promosi Hari Raya Idul Fitri 2012)

Nama Produk Harga (Rp)

Monde Butter Cookies 454g Rp 37.500 / klg Good Time Assorted 210g Rp 18.900 / klg Gery Chocolate Wafer 410g Rp 17.900 / tps Tango Candy Fruity Festival 150g Rp 6.900 / klg Royco Multipack 6x8g Rp 1.950 / pck Marjan Squash Orange 600ml Rp 8.750 / btl Indofood Freiss Sirup Cocopandan 650ml Rp 12.950 / btl Coca Cola, Sprite, Fanta 1500ml Rp 10.500 / pet

Sumber : http://indomaret.co.id/promosi/berbagi-di-hari-lebaran-products/ , diakses pada Kamis 11 Maret 2013, Jam 01:15 WIB

3. Melakukan Promosi

Tujuan dari kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan adalah untuk

memperkenalkan produk yang dihasilkannya kepada konsumen. Dengan kegiatan promosi diharapkan produk tersebut mendapat tempat di benak konsumen

sehingga keberadaan produk tersebut semakin kuat dalam pasar.

Strategi promosi yang dilakukan oleh Indomaret :

a. Harga Heboh : promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk produk-produk kebutuhan sehari-hari.

b. Super Hemat : leaflet edisi dua mingguan yang mempromosikan produk-produk dengan harga hemat sebagai panduan bagi konsumen untuk belanja hemat.


(9)

c. Promosi Bulan Ini : promosi bulanan atas produk tertentu dalam bentuk pemberian hadiah langsung atau potongan harga.

Sumber : http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pemasaran-dan-promosi/ , diakses pada Kamis 11 Maret 2013, Jam 01:26 WIB

4. Menentukan Saluran Distribusi / Tempat

Perencanaan distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen.

Sistem distribusi Indomaret menerapkan teknologi yang canggih dengan menggunakan digital picking system yang memungkinkan Indomaret

menjalankan distribusi dengan handal, canggih dan efisien. Dengan dukungan sumber daya manusia yang ahli di bidangnya, distribusi ke seluruh gerai

Indomaret dapat terlayani dengan baik sehingga pusat ditribusi Indomaret menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.

Pada saat ini Indomaret memiliki 15 pusat distribusi yang merupakan sentral pengadaan produk untuk lebih dari 5.000 gerai Indomaret. Pusat distribusi Indomaret berada di Jakarta, Sentul Bogor, Tangerang, Bekasi, Parung Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Jember, Malang, Lampung, Palembang dan Medan. Hingga Januari 2011, Indomaret mengoperasikan lebih dari 5.000 gerai , terdiri dari 60% milik sendiri dan 40% milik masyarakat. Semuanya tersebar di Jawa, Bali, Madura dan Sumatera.

Sumber : http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pusat-distribusi-indomaret/ , diakses pada Kamis 11 Maret 2013, Jam 01:37 WIB


(10)

5. Menentukan Jumlah Sumber Daya Manusia / Orang

Karyawan dalam sebuah perusahaan sangat berperan penting dalam kelangsungan kegiatan pemasaran produk.

Untuk kategori franchise, Indomaret merupakan perusahaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dengan asumsi satu toko memperkerjakan 8-12 orang, maka dengan jaringan 3.405 toko, total karyawan di jaringan Indomaret ini berkisar antara 27.240 - 40.860 orang. Itu belum termasuk jumlah karyawan di Distribution Center (DC) yang mencapai 500 – 600 orang/DC. Saat ini Indomaret memiliki 15 DC, itu artinya jumlah karyawan DC seluruhnya mencapai

7500 – 9000. Ditambah lagi di kantor pusat Indomaret masih terdapat sekitar 500 orang karyawan lagi.

Secara tidak langsung, jumlah karyawan juga berpengaruh terhadap pencapaian target penjualan produk.

Sumber : http://202.59.162.82/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=9523 , diakses pada Jumat 12 Maret 2013, Jam 02:15 WIB.

6. Menentukan Sarana dan Prasarana / Bukti Fisik

Sebagai perusahaan yang juga bergerak dalam bidang jasa, bukti fisik memiliki peranan yang sangat penting, terutama bila transaksi dan aktivitas pemakaian jasa dilakukan di lokasi perusahaan tersebut. Selain itu, bukti fisik juga mendukung image perusahaan di mata konsumen.

Gerai Indomaret biasanya hanya terdiri dari satu lantai yang terbagi-bagi menjadi beberapa bagian untuk penempatan produk, ruangan yang ber-AC, kasir dan area parkir.


(11)

7. Proses

Proses pemasaran produk pada Indomaret terjadi secara langsung yaitu pada tempat pertemuan antara karyawan Indomaret dengan konsumennya.

Dalam pertemuan itulah biasanya langsung terjadi proses penjualan. Hal tersebut membuktikan bahwa kegiatan proses pemasaran produk pada Indomaret

dilakukan di dalam lingkungan gerai Indomaret.

Pertumbuhan minimarket di Indonesia semakin meningkat, hal ini dapat dibuktikan dengan pangsa pasar yang semakin meningkat setiap tahunnya. Tabel 2. Pertumbuhan Pangsa Pasar Ritel Di Indonesia

Ritel 2010 2011 2012

Hypermarket 42,4 % 43,0 % 41,7 %

Supermarket 32,6 % 30,9 % 26,2 %

Minimarket 25,0 % 26,1 % 32,1 %

Sumber : Nielsen Media Research, Retail Asia Magazine, 2010

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601947_chapter1.pdf, Diakses pada Rabu 17 Maret 2013, Jam 12.24 WIB

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2012 Hypermarket merupakan ritel yang mempunyai pangsa pasar paling tinggi yaitu 41,7% dibandingkan dengan pesaing yaitu supermarket yang hanya mempunyai pangsa pasar 26,2% dan minimarket hanya 32,1%. Akan tetapi minimarket mempunyai potensi yang besar dalam mengembangkan usahanya dan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar serta omset penjualan meningkat. Adapun minimarket yang sampai saat ini bersaing dalam menguasai pangsa pasar dapat dilihat pada tabel berikut.


(12)

Tabel 3. Market Share Minimarket Di Indonesia Tahun 2012 Minimarket Persentase (%)

Indomaret 49,18

Alfamart 43,51

Circle K 3,33

Yomart (Yogya Group) 2,57

Starmart (DFI) 1,38

Sumber : Nielsen Media Research, Retail Asia Magazine, 2013

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601947_chapter1.pdf, Diakses pada Rabu 17 Maret 2013, 12.24 WIB

Berdasarkan tabel 3, minimarket Indomaret merupakan minimarket yang memiliki nilai market share yang paling tinggi dibandingkan dengan pesaingnya. Ini

membuktikan bahwa Indomaret masih menduduki posisi teratas dalam bisnis perdagangan barang eceran di Indonesia khususnya dalam kategori minimarket.

Pemasar harus mengetahui bagaimana cara memahami konsumennya sehingga mampu mempengaruhi persepsi yang ada dalam benak konsumen. Hal ini juga akan mempengaruhi perilaku belanja konsumen terhadap perusahaan yang

bersangkutan dan juga akan mempengaruhi omset yang diperoleh oleh perusahaan tersebut.

Tabel 4. Perbandingan Omset Minimarket Antara Indomaret Dan Alfamart ( dalam Trilyun Rupiah)

Tahun Indomaret Alfamart

2008 3,1 3,1

2009 3.9 5

2010 9 8

Sumber : Nielsen Media Research, Retail Asia Magazine, 2010

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601947_chapter1.pdf, Diakses pada Rabu 17 Maret 2013, 12.24 WIB


(13)

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 penjualan Indomaret lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaingnya Alfamart. Namun pada tahun 2010 Indomaret berhasil meningkatkan kembali penjualannya melebihi Alfamart. Kondisi seperti ini menuntut Indomaret bekerja lebih keras lagi dalam usaha meningkatkan penjualannya.

Dalam kegiatan pemasaran, perilaku konsumen merupakan bagian yang penting yang tidak bisa dipisahkan dari kelangsungan hidup suatu perusahaan. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan memang tidak sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak

sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Untuk itulah perusahaan dituntut mampu memahami perilaku konsumennya.

Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah model rangsangan – tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar sehingga munculnya keputusan pembelian.

Menurut Kotler (2000:183), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Pada dasarnya, selain keempat faktor tersebut, bauran pemasaran juga merupakan faktor-faktor yang juga dapat


(14)

mempengaruhi persepsi seorang konsumen dalam menentukan pembelian suatu produk ataupun jasa.

Tabel 5. Persepsi Nilai Minimarket Indomaret Di Indonesia Tahun 2012 Atribut Tingkat Kepentingan(%)

Harga murah yang ditawarkan 26,8

Hadiah yang ditawarkan 10

Keragaman produk 14,8

Lokasi 18,3

Kecepatan layanan 9,7

Suasana oulet 6,8

Merek outlet 3,7

Parkir gratis 4,3

Luas outlet 5,3

Keramahan Layanan 0,3

Sumber: Majalah Mix, Edisi VI (Oktober 2009:41)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18684/5/Chapter%20I.pdf diakses pada Rabu 27 Maret 2013, Jam 14:11 WIB

Berdasarkan tabel 5, meski harga murah (26,8%) namun bukan faktor utama bagi konsumen. Ada faktor lain seperti lokasi (18,3%), keragaman produk (14,8%) dan sebagainya yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian berbelanja di Indomaret.

Menurut Kotler (2000:204) pada umumnya konsumen melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu (1) pengenalan masalah, (2) pencarian

informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian.


(15)

Jadi untuk dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan bauran pemasaran dalam kaitannya dengan keputusan pembelian, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi dengan judul :

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian pada Minimarket Indomaret di Bandar Lampung”

1.2 Permasalahan

Di tengah persaingan yang semakin ketat, mengharuskan setiap pelaku bisnis menciptakan strategi yang tepat bagi perusahaannya. Penggunaan konsep bauran pemasaran yg tepat sebagai bagian dari strategi yang diterapkan perusahaan pada saat menawarkan produk kepada konsumen, secara langsung juga akan

mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian pada perusahaan tersebut.

Dalam kaitannya dengan hal di atas, tentunya sebuah perusahaan ritel seperti Indomaret di Bandar Lampung harus dapat menarik banyak konsumen untuk memutuskan memilih Indomaret sebagai tempat membeli produk kebutuhannya melalui penerapan bauran pemasaran yang tepat. Dalam hal ini bauran pemasaran yang digunakan oleh Indomaret di Bandar Lampung adalah bauran pemasaran 7P, dimana di dalamnya mencakup produk, harga, promosi, saluran distribusi/tempat, sumber daya manusia/orang, bukti fisik dan proses. Pelaksanaan bauran

pemasaran ini harus benar-benar diperhatikan guna mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarakan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah “ apakah bauran pemasaran berpengaruh terhadap


(16)

keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen di minimarket Indomaret di Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun empiris, yaitu sebagai berikut :

Manfaat Teoritis :

1. Sebagai salah satu bagian dari pengembangan konsep perilaku pelanggan khususnya pada pelanggan toko eceran ( retail store ) modern

2. Sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pemasaran, terutama pada bidang strategi pemasaran.

Manfaat Empiris :

1. Untuk perusahaan pengecer, dapat digunakan sebagai informasi dalam memahami perilaku pelanggannya.

2. Untuk manajemen toko modern, dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya.

3. Dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun strategi bersaing antar para pengusaha toko eceran modern.


(17)

1.5 Kerangka Pemikiran

Bauran pemasaran merupakan variabel-variabel terkendali yang dapat digunakan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju.

Menurut Kotler (2000:18) :

“Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”

Penelitian ini akan difokuskan pada minimarket Indomaret dengan konsep bauran pemasaran 7P yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik dan proses.

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan dan dikonsumsi oleh

konsumen baik nyata maupun tidak nyata yang digunakan sebagai alat pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia yang di dalamnya termasuk harga, kemasan, warna dan lain-lain. Selain itu produk juga mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga berkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Penetapan harga dalam pemasaran sangat penting mengingat produk yang ditawarkan dikelilingi oleh banyak pesaing. Oleh karena itu, harga menentukan apakah produk akan diterima atau tidak oleh konsumen.

Promosi merupakan suatu usaha persuasif yang berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memberitahukan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan


(18)

pihak lain untuk mengadakan pertukaran (proses jual beli) dalam kegiatan pemasara, sehingga semua kebutuhannya dapat terpenuhi.

Tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Orang merupakan alat dalam marketing mix terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. Elemennya terdiri dari service personel dan customer

Bukti fisik merupakan suatu bentuk fisik yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang terdiri dari fisik bangunan beserta layoutnya, fasilitas pengunjung yang disediakan, brosur yang menarik secara visual dan lainnya.

Proses adalah kegiatan operasional penyampaian jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelaksanaan proses penjualan dan

penyediaan jasa merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan.

Pelaksanaan bauran pemasaran yang tepat akan menentukan pengambilan keputusan dalam pembelian suatu produk. Menurut Kotler (2000:204) ada lima tahap-tahap proses keputusan pembelian,yaitu :

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli 5. Perilaku pasca membeli


(19)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan penulis yaitu : “ Ada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung.

Bauran Pemasaran (X): 1. Produk (X1) 2. Harga (X2) 3. Promosi(X3) 4. Lokasi (X4) 5. Orang (X5) 6. Proses (X6) 7. Fisik (X7)

Keputusan Pembelian (Y)


(20)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Menurut Kotler ( 2000:9 ) :

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarakan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Menurut Saladin (1994:1) :

“ Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.”

Menurut Kasali (2003:51-52),

“Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berfikir, yang membimbing pengonsumsi melakukan sesuatu kegiatan.”

Ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pemasaran sebagai salah satu sitem total dari kegiatan dalam memasarkan barang.


(21)

2.2 Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (2000:9) :

“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk mendapatkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi”

Menurut Lupiyoadi (2001:20) :

“Manajemen pemasaran adalah semua aktivitas pemasaran sejak planning, organizing, actuating, dan controlling untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien, dengan cara mempengaruhi konsumen terhadap produk perusahaan.

2.3 Bauran Pemasaran

Istilah bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan organisasi misalnya mencapai laba yang optimal dan peningkatan omset penjualan.

Menurut Kotler (2000:18) :

“Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran.”

Menurut Swastha dan Irawan (1990:43) :

“Bauran pemasaran sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.”

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang dapat dilaksanakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan produknya.


(22)

2.4 Unsur-unsur Bauran Pemasaran 2.4.1 Produk

Produk dan pemasaran perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dan akan selalu berhubungan erat.

Menurut Payne (2000:156) :

“Produk adalah konsep keseluruhan atas obyek atau proses yang

memberikan berbagai nilai bagi pelanggan, barang dan jasa merupakan sub kategori yang menjelaskan dua jenis produk.”

Dengan kata lain produk adalah merupakan segala sesuatu yang ditawarkan dan dikonsumsi oleh konsumen baik yang nyata maupun yang tidak nyata yang digunakan sebagai alat pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia yang di dalamnya termasuk harga, kemasan, warna , dan lain-lain. Selain itu, produk juga mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.

Klasifikasi Produk

Untuk mengembangkan stategi pemasaran produk dan jasa suatu perusahaan perlu mengembangkan beberapa klasifikasi produk. Klasifikasi produk yang dijelaskan dalam Kotler (2000: 54-56) adalah sebagai berikut:

a. Menurut Daya Tahan dan Wujud Produk, dapat dibagi menjadi tigabagian:

 Barang yang terpakai habis (nondurable goods)

Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Misalnya sabun, garam, dan lain-lain.


(23)

Barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berulang kali. Misalnya: lemari es, peralatan mesin dan pakaian.

 Jasa (services)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Misalnya: jasa potong rambut dan jasa reparasi.

b. Menurut Penggunaan Produk, dapat dibagi menjadi dua bagian :

 Barang Konsumsi (consumtion goods)

Barang konsumsi yaitu produk/barang yang dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk dijual kembali. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi empat macam: - Convenience Goods yaitu barang-barang yang biasanya sering

dibeli oleh konsumen, segera dan dengan usaha minimum. Misalnya: produk tembakau, sabun dan surat kabar.

- Shopping Goods, yaitu barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Misalnya:

furniture,pakaian, dan mobil bekas.

- Specialty Goods, yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan/atau identifikasi merek yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya: meliputi merek dan jenis barang mewah tertentu, mobil mewah, peralatan fotografi, dan lain-lain.


(24)

- Unsought goods, yaitu barang-barang yang tidakdiketahui oleh konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Misalnya: produk baru seperti alat pengolah makanan pada awalnya tidak diketahui tapi alhrinya diketahui oleh konsumen dari iklan.

 Barang Industri (industry goods)

Barang industri yaitu barang yang begitu luas dipergunakan dalam program pengembangan pemasasaran. Barang industri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

- Bahan Baku dan Suku Cadang ( material and parts), yaitu barang-barang yang sepenuhnya menjadi bahan baku secara fisik untuk memproduksi suatu produk.

- Barang Modal (capital goods) yaitu barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir.

- Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir

2.4.2 Harga

1. Konsep Harga

Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga berkaitan dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Penetapan harga dalam pemasaran jasa sangat penting


(25)

berwujud. Harga yang dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadikan indikasi kualitas jasa macam apa yang akan diterima konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:340) :

“Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk dan/atau jasa, atau jumlah nilai yang dipertukarkan oleh konsumen untuk manfaat dan/atau menggunakan produk atau jasa.”

2. Tujuan Penetapan Harga

Menurut Payne (2000:173-174), metode penetapan harga yang akan dipakai harus diawali dengan pertimbangan mengenai tujuan penetapan harga.

Tujuan-tujuan tersebut meliputi:

a. Kelangsungan hidup (survival) : untuk memastikan tingkat profitabilitas yang diinginkan dan untuk memastikan kelangsungan hidup.

b. Maksimalisasi keutungan (profit maximization): untuk profitabilitas dalam peride tertentu

c. Maksimalisasi penjualan (sales maximalization): untuk membangun pangsa pasar

d. Gengsi (prestise): untuk menempatkan dirinya secara eksklusif e. ROI : untuk pencapaian Return On Investment

2.4.3 Promosi

Promosi sebagai arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi pada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.


(26)

“ Promosi dapat diartikan sebagai salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan tentang produk perusahaan.”

Menurut Swastha dan Irawan (1990:353) menyebutkan bahwa tujuan promosi antara lain:

1. Modifikasi tingkah laku

Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberi pertolongan atau instruksi atau memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain berusaha mengubah tingkah laku dan pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual (sebagai sumber) selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk meberitahu pasar. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk karena sebagian orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa faedahnya.

Promosi yang bersifat informatif ini penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.

3. Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk (persuasi) umumnya kurang disenangi sebagian masyarakat. Akan lebih baik manakal perusahaan lebih mengutamakan untuk


(27)

menciptakan kesan positif daripada membujuk. Dengan harapan dapat meberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.

4. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di salam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

2.4.4 Tempat

Tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Lokasi berkenaan dengan keputusan perusahaan mengenai dimana operasi dan staffnya akan ditempatkan. Pentingnya lokasi untuk jasa tergantung pada jenis dan tingkat interaksi yang terlibat. Menurut Lupiyoadi (2001:62), dalam hal ini ada tiga jenis transaksi yang mempengaruhi lokasi :

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting peranannya.

Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus startegis.


(28)

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung

Menurut Kotler (2000:96), menyebutkan bahwa :

“Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadi suatu produk atau jasa siap digunakan atau untuk dikonsumsi.”

Dengan kata lain, saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen dengan melalui perantara-perantara atau lembaga-lembaga yang mengadakan kerjasama di dalam memperlancar penyaluran barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen akhir.

2.4.5 Orang

Orang merupakan alat dalam bauran pemasaran yang terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. Elemennya terdiri dari:

1. Service Personal

Adalah orang yang menyelenggarakan kegiatan produksi dan operasi perusahaan. Mereka dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan maupun produk yang dihasilkan.

2. Customer

Merupakan para konsumen yang pernah menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan. Mereka dapat memberikan informasi kepada calon konsumen tentang produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menjalin


(29)

hubungan baik dengan klien (peserta pemasaran) maupun dengan pengunjung pasar jasa sehingga di masa yang akan datang mereka akan kembali menggunakan jasa yang disediakan oleh perusahaan. Mereka juga dapat menjadi saranan yang memberikan informasi positif tentang perusahaan.

2.4.6 Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan suatu bentuk fisik yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang terdiri dari fisik bangunan beserta layoutnya, fasilitas pengunjung yang disediakan, brosur yang menarik secara visual dan lainnya. Menurut Lupiyoadi (2001:63) :

“Bukti fisik adalah lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen.”

2.4.7 Proses

Pengertian proses di sini adalah kegiatan operasional penyampaian jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pelaksanaan proses penjualan dan penyedeiaan jasa merupakan hal penting karenan dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan.

2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian

Menurut Kotler (2000: 183-200) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh : 1. Faktor Budaya


(30)

a. Budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi,

preferensi dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga lain. b. Sub-budaya, masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih

kecil yang memberikan banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya.

c. Kelas sosial, pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka.

2. Faktor Sosial

a. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.

b. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu : a. Usia dan tahap siklus hidup


(31)

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang : penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja atau menabung.

c. Gaya hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadian dan konsep diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4. Faktor psikologis a. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.


(32)

b. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran

Saat orang bertindak mereka bertambah pengetahuannya.

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian

mereka. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal.

2.6 Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Membeli

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu produk guna memenuhi keinginan serta

kebutuhannya. Perilaku pilihan terhadap barang atau jasa tersebut dilakukan konsumen sebagai masalah yang disebabkan timbulnya suatu kebutuhan.

Menurut Engel J.F (2001) dalam mengambil keputusan konsumen, setiap konsumen memliki peranan seperti :


(33)

2. Pemberi pengaruh (influencer) yaitu individu yang opininya sangat dipertimbangkan di dalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih. 3. Pengambil keputusan (decider) yaitu orang dengan wewenang atau

kekuasaan untuk mendikte pilihan akhir 4. Pembeli (buyer) yaitu agen pembeli 5. Pemakai (user) yaitu konsumen aktual

Kelima peranan tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembelian. Tidak dilaksanakannya beberapa tahap dari proses produk tersebut, mungkin terjadi pada pembelian yang bersifat emosional.

Di antara peran dalam pembelian di atas yang terpenting adalah peranan ketiga yaitu pengambil keputusan.

Menurut Kotler (2000:204), pada umumnya konsumen melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu (1) pengenalan masalah, (2) pencarian

informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian.

Gambar 2. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi ALternatif

Keputusan Pembelian


(34)

Sumber : Kotler 2000: 204

Penjelasan Gambar:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya denga

keadaan yang diinginkannya. Para pemasar menggunakan tenaga penjualan, iklan, dan pengemasan untuk membantu membangkitkan pengenalan akan kebutuhan konsumen.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tergugah akan mengurangi pencarian informasi. Tiap informasi menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan mereka. Simber informasi konsumen

digolongkan ke dalam empat kelompok,yaitu :

d. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

e. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan f. Sumber publik : media massa, organisasi konsumen pemeringkat g. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk 3. Evaluasi Alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi merek yang kompetitif dan membuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan konsumen.

Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua,


(35)

konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, dua faktor dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor utama adalah pendirian orang lain. Sejauhmana pendirian orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal : (1) intensitas pendirian negative orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, dan (2) memotivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas perusahaan tidak berakhir pada saat produk dibeli, . melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Perusahaan harus memantau kepuasan pasca pembelian, dan pemakaian dan pembuangan pasca pembelian. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan


(36)

kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut. Sedangkan pelanggan yang tidak puas akan beraksi sebaliknya.


(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan

pengambilan sampel pada populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden yaitu konsumen gerai Indomaret Yos Sudarso 2, Indomaret Tenggiri dan Indomaret Salim Batubara di Teluk Betung, Bandar Lampung. Dan dalam pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden.

3.1.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan bersumber dari : 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

responden melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran


(38)

kuesioner kepada konsumen Indomaret Yos Sudarso 2, Indomaret Tenggiri dan Indomaret Salim Batubara di Teluk Betung, Bandar Lampung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang berhubungan dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain internet dan majalah.

3.2 Populasi Dan Sampel Menurut Umar (2004:77):

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang berbelanja di Indomaret Yos Sudarso 2, Indomaret Tenggiri dan Indomaret Salim Batubara di Bandar Lampung, oleh karena itu populasi ini merupakan populasi tak terbatas karena tidak dapat diketahui secara pasti jumlah sebenarnya dari konsumen yang datang berbelanja di Indomaret.

Sampel adalah sebagian individu yang diteliti, yang dipandang dapat menggambarkan secara representatif mengenai keadaan populasi

(Arikunto,2009:109 ). Penelitian ini tidak melibatkan seluruh individu mengingat populasi begitu besar dan sampel yang diambil dianggap telah mampu mewakili secara keseluruhan. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat diperoleh sampel yang menggambarkan populasi yang sebenarnya.


(39)

Mengingat populasi tidak dapat dapat diketahui secara pasti, maka penentuan sampel menggunakan rumus Maholtra dalam Widayat, (2004:105) yang

menyatakan jumlah sampel yang digunakan adalah minimal 4 atau 5 kali jumlah item dalam instrumen penelitian, sehingga penentuan sampel sebanyak 5 kali jumlah item yaitu : n = 5x15 = 75. Agar hasil penelitian dapat dipercaya, maka jumlah unit sampel dibulatkan menjadi 100 responden.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan sampel secara kebetulan (accidental sampling) yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di tempat tertentu, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui ini cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2004:60)

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data dengan wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada para konsumen Indomaret mengenai beberapa hal yang

menyangkut penelitian ini.

2. Pengumpulan data melalui kuesioner yaitu dengan membuat daftar angket yang disebarkan kepada masyarakat Bandar Lampung, yang merupakan konsumen Indomaret.

3. Dokumentasi, yaitu mendokumentasikan hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengumpulan data.


(40)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian ini dikemukakan dalam rangka membantu menjelaskan pokok subyek dan batasan pengertian untuk variabel-variabel tersebut. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah :

Tabel 6. Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Indikator Ukuran Skala Pengu- kuran Bauran pemasaran (X) Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Produk

(X1)

Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan dan dikonsumsi baik yang nyata maupun yang tidak nyata dan digunakan sebagai alat pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia 1. Ketersediaan produk 2. Kualitas produk

1. Produk yang tersedia beraneka ragam dalam berbagai pilihan ukuran dan kemasan 2. Berbagai barang berkualitas baik Skala Interval

Harga (X2) Harga merupakan nilai yang

mencakup semua pengorbanan yang digunakan

sebagai alat tukar untuk

mendapatkan,me miliki dan menggunakan barang atau jasa.

1. Keekono-misan harga produk yang ditawarkan 2. Program diskon member card dan potongan harga

1. Harga lebih murah dari pesaing 2. Diskon pada

hari-hari atau acara tertentu dan diskon khusus member card Skala Interval


(41)

Saluran Distribusi (X3)

Saluran distribusi merupakan suatu kegiatan untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen, sehingga pengunaannya sesuai dengan yang diperlukan.

1. Lokasi yang strategis 2. Fasilitas parkir 1. Lokasi mudah dijangkau 2. Petunjuk parkir yang jelas dan lokasi yang memadai Skala Interval Promosi (X4)

Promosi merupakan kegiatan memberikan informasi, meyakinkan serta mengingatkan keberadaan suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen guna meningkatkan penjualan produk. 1. Promosi melalui media cetak 2. Promosi melalui media elektronik 1. Promosi sesuai dengan yang tertera pada media cetak 2. Promosi sesuai dengan apa yang diiklankan Skala Interval

Orang (X5) Orang merupakan alat dalam

marekting mix yang terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan 1. Pengetahuan karyawan 2. Jumlah karyawan 1. Pengetahuan karyawan tentang produk yang ditawarkan baik 2. Jumlah karyawan sesuai dengan ukuran toko Skala Interval


(42)

Bukti fisik (X6)

Bukti fisik merupakan suatu bentuk fisik yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang terdiri dari fisik bangunan beserta layoutnya, fasilitas pengunjung yang disediakan, brosur yang menarik secara visual dan lainnya.

1. Ruangan yang nyaman 2. Penggunanaan unsur-unsur desain interior yang menarik 1. Kesesuaian dan kenyamanan ruangan 2. Dekorasi interior dan penataan produk yang menarik Skala Interval

Proses (X7) Proses merupakan kegiatan operasional penyampaian jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen 1. Pelayanan yang diberikan ramah 2. Informasi yang diberikan karyawan jelas 1. Menyapa pengunjung sebelum dan sesudah melakukan pembelian 2. Karyawan cepat tanggap dalam menanggapi keluhan Skala Interval Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian adalah tahap akhir dalm proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen membeli atau tidak membeli produk Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen berdasarkan unsur-unsur bauran pemasaran Skala Interval


(43)

Dalam menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan skor terhadap masing-masing jawaban.

Pemberian skor ditentukan dengan menggunakan skala interval seperti berikut : SS (Sangat Setuju) = 81 - 100

S (Setuju) = 61 - 80

N (Netral) = 41 - 60

TS (Tidak Setuju) = 21 - 40 STS (Sangat Tidak Setuju) = 1 – 20

3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 3.6.1 Uji Validitas

Validitas atau keabsahan adalah menyangkut pemahaman mengenai kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empiris. Validitas merupakan kesesuaian konsep pengukuran tersebut dengan fakta di lapangan.

Pengukuran validitas menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan SPSS. Analisis Faktor adalah jenis analisis yang digunakan untuk menguji apakah item pertanyaan sesuai dengan indikator, dimana indikator tersebut dijadikan sebagai pengukur dari suatu variabel yang akan diukur.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian realibilitas ditunjukkan oleh koefisen Alpha Croanbach. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketetapan pengukuran, bila

pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama. Hasil uji reliabilitas dengan nila Alpha Croanbach > 0,5 = reliabel


(44)

3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif menggunakan pendekatan teori dan konsep manajemen pemasaran untuk membahas permasalahan, terutama yang berkaitan dengan bauran pemasaran dan pengambilan keputusan.

3.7.2 Analisis Kuantitaif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan bantuan SPSS dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian X1 = Produk

X2 = Harga X3 = Promosi X4 = Lokasi X5 = Orang X6 = Proses X7 = Fisik a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = error

3.8 Uji Hipotesis


(45)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi sub variabel independen X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5% Dengan kriteria pengujian :

Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung ≤ t tabel Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung > t tabel.


(46)

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka hipótesis yang dirumuskan Pelaksanaan bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung." dapat teruji, hal ini didasarkan pada simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (variabel Produk (X1),

Harga (X2), dan variabel Promosi (X3), variabel Lokasi (X4), variabel people (X5), variabel Proses (X6). Variabel Fisik (X7) mempengaruhi minat konsumen berbelanja. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,424. Ini berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap keputusan membel;i atau berbelanja pada Minimarket Indomaret di Bandar Lampung sebesar 42,40 % dan sisanya 58,60 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diidentifikasi pada penelitian ini.

5.1.2 Berdasarkan uji parsial untuk melihat keberartian dari masing- masing variabel

bebas terhadap keputusan berbelanja pada Minimarket Indomaret Bandar Lampung digunakan uji t. Ternyata berdasarkan hasil perhitungan nilai masing-masing variabel memiliki signifikansi di bawah alpha yang ditetapkan dalam


(47)

penelitian ini yaitu 5%. Ini berarti secara statistik masing-masing variabel bebas mempengaruhi keputusan konsumen melakukan kegiatan berbelanja di Minimarket Indomaret Bandar Lampung.

5.2 Saran

5.2.1 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan dan meningkatkan kelengkapan produk yang tersedia.

5.2.2 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan kebijakan harga yang berlaku.

5.2.3 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap dapat mempertahankan kebijakan promosi mengingat tanggapan konsumen terhadap promosi cukup besar.

5.2.4 Diharapkan Minimarket Indomaret dapat lebih memperhatikan kebijakan lokasi dan saluran distribusi

5.2.5 Diharapkan Minimarket Indomaret dapat lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas Sumber daya manusia yang terlibat di dalam perusahaan.

5.2.6 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan sarana dan prasarana yang ada, guna menunjang kegiatan pemasaran.

5.2.7 Diharapkan Minimarket Indomaret lebih memperhatikan dan meningkatkan proses pelayanan yang diberikan, mengingat tanggapan konsumen terhadap hal ini memiliki nilai paling kecil.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi V. Rineka Cipta. Jakarta.

Ichsan, Nanda. 2009. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkom Flexi Trendy. Skripsi FE. Universitas Lampung Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Penerbit PT.

Prenhallindo. Jakarta.

Kotler , Philip dan Gary Armstrong. 2003. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Salemba Empat. Malang.

Nasir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Payne, Adrian. 2000. Pemasaran Jasa. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Saladin, Djaslim. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Mandar Maju. Bandung. Sari, May Puspita. 2010.Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Nilai

Penjualan Produk Mc. Donald’s di Bandar Lampung. Skripsi FE.

Universitas Lampung.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung. Swastha, Basu DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Cetakan

Keempat. Penerbit Liberty. Jakarta.

Tobing, Maria YL. 2009. Strategi Bauran Promosi Pada Hotel Lindung Lampung Timur. Skripsi FE. Universitas Lampung.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(49)

Internet

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/produk-jasa/, diakses pada Kamis 11 Agustus 2011 Jam 00:14 WIB

http://indomaret.co.id/promosi/berbagi-di-hari-lebaran-products/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:15 WIB

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pemasaran-dan-promosi/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:26 WIB

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pusat-distribusi-indomaret/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:37 WIB

http://202.59.162.82/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=9523 , diakses pada Jumat 12 Agustus 2011, Jam 02:15 WIB.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601947_chapter1.pdf, diakses pada Rabu 17 Agustus 2011, Jam 12.24 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18684/5/Chapter%20I.pdf diakses pada Rabu 27 juli 2011, Jam 14:11 WIB


(1)

40

3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif menggunakan pendekatan teori dan konsep manajemen pemasaran untuk membahas permasalahan, terutama yang berkaitan dengan bauran pemasaran dan pengambilan keputusan.

3.7.2 Analisis Kuantitaif

Analisis kuantitatif adalah analisis dengan menggunakan pendekatan atau rumus statistik. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan yaitu regresi linier berganda dengan bantuan SPSS dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Promosi

X4 = Lokasi

X5 = Orang

X6 = Proses

X7 = Fisik

a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = error

3.8 Uji Hipotesis


(2)

41

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi sub variabel independen X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 5% Dengan kriteria pengujian :

Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung ≤ t tabel Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung > t tabel.


(3)

V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka hipótesis yang dirumuskan Pelaksanaan bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada minimarket Indomaret di Bandar Lampung." dapat teruji, hal ini didasarkan pada simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Secara statistik bahwa secara keseluruhan variabel bebas (variabel Produk (X1), Harga (X2), dan variabel Promosi (X3), variabel Lokasi (X4), variabel people

(X5), variabel Proses (X6). Variabel Fisik (X7) mempengaruhi minat konsumen

berbelanja. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut terlihat dari nilai Koefisien Determinasi (R2) = 0,424. Ini berarti sumbangan seluruh variabel bebas terhadap keputusan membel;i atau berbelanja pada Minimarket Indomaret di Bandar Lampung sebesar 42,40 % dan sisanya 58,60 % dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diidentifikasi pada penelitian ini.

5.1.2 Berdasarkan uji parsial untuk melihat keberartian dari masing- masing variabel bebas terhadap keputusan berbelanja pada Minimarket Indomaret Bandar Lampung digunakan uji t. Ternyata berdasarkan hasil perhitungan nilai masing-masing variabel memiliki signifikansi di bawah alpha yang ditetapkan dalam


(4)

67

penelitian ini yaitu 5%. Ini berarti secara statistik masing-masing variabel bebas mempengaruhi keputusan konsumen melakukan kegiatan berbelanja di Minimarket Indomaret Bandar Lampung.

5.2 Saran

5.2.1 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan dan meningkatkan kelengkapan produk yang tersedia.

5.2.2 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan kebijakan harga yang berlaku.

5.2.3 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap dapat mempertahankan kebijakan promosi mengingat tanggapan konsumen terhadap promosi cukup besar.

5.2.4 Diharapkan Minimarket Indomaret dapat lebih memperhatikan kebijakan lokasi dan saluran distribusi

5.2.5 Diharapkan Minimarket Indomaret dapat lebih memperhatikan kualitas dan kuantitas Sumber daya manusia yang terlibat di dalam perusahaan.

5.2.6 Diharapkan Minimarket Indomaret tetap memperhatikan sarana dan prasarana yang ada, guna menunjang kegiatan pemasaran.

5.2.7 Diharapkan Minimarket Indomaret lebih memperhatikan dan meningkatkan proses pelayanan yang diberikan, mengingat tanggapan konsumen terhadap hal ini memiliki nilai paling kecil.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi V. Rineka Cipta. Jakarta.

Ichsan, Nanda. 2009. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkom Flexi Trendy. Skripsi FE. Universitas Lampung Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Penerbit PT.

Prenhallindo. Jakarta.

Kotler , Philip dan Gary Armstrong. 2003. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Salemba Empat. Malang.

Nasir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Payne, Adrian. 2000. Pemasaran Jasa. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Saladin, Djaslim. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Mandar Maju. Bandung. Sari, May Puspita. 2010.Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Nilai

Penjualan Produk Mc. Donald’s di Bandar Lampung. Skripsi FE. Universitas Lampung.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung. Swastha, Basu DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Cetakan

Keempat. Penerbit Liberty. Jakarta.

Tobing, Maria YL. 2009. Strategi Bauran Promosi Pada Hotel Lindung Lampung Timur. Skripsi FE. Universitas Lampung.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(6)

Widayat, 2004. Metode Penelitian Pemasaran (Aplikasi Software SPSS), UMM Press. Malang.

Internet

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/produk-jasa/, diakses pada Kamis 11 Agustus 2011 Jam 00:14 WIB

http://indomaret.co.id/promosi/berbagi-di-hari-lebaran-products/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:15 WIB

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pemasaran-dan-promosi/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:26 WIB

http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/pusat-distribusi-indomaret/ , diakses pada Kamis 11 Agustus 2011, Jam 01:37 WIB

http://202.59.162.82/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=9523 , diakses pada Jumat 12 Agustus 2011, Jam 02:15 WIB.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mbs_0601947_chapter1.pdf, diakses pada Rabu 17 Agustus 2011, Jam 12.24 WIB

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18684/5/Chapter%20I.pdf diakses pada Rabu 27 juli 2011, Jam 14:11 WIB