Pengantar Hukum Perikatan Syariah

Luk m a n Sa nt oso, M H

 Hukum islam telah mengatur secara rinci
berbagai aspek kehidupan manusia, baik
ibadah maupun muamalah.
Hubungan muamalah merupakan
hubungan sosial yang paling dominan di
dalam kehidupan.
 Salah satu aspek muamalah yang paling
penting dalam kehidupan adalah
perikatan/ perjanjian.
2

• Apa itu Perikatan dan Perjanjian?

Perikatan dalam Islam memiliki
beberapa padanan istilah, yaitu
Iltizam, ‘aqad, ‘ahd, wa’ad, dll.
Iltizam merupakan istilah baru
untuk menyebut perikatan secara
umum/ keseluruhan (verbintenis).

4

• Ahmad menyatakan janji membeli sebuah rumah,
kemudian Ali menyatakan menjual sebuah rumah,
maka Ahmad dan Ali berada pada tahap al
‘ahdu.
• Apabila tipe rumah dan harga rumah telah
disepakati oleh kedua pihak maka terjadi
persetujuan.
• Jika kedua janji tersebut dilaksanakan maka
terjadi perikatan atau aqdu di antara keduanya.
5

• Dalam istilah hukum Eropa perikatan disebut
verbintenis dalam istilah Belanda
• Istilah tersebut merupakan padanan istilah
OBLIGATION dalam hukum Inggris
• BUKU III BW yang berjudul VAN
VERBINTENISSEN juga menunjukkan istilah
Verbintenis.

• Menurut doktrin perikatan adalah hubungan
hukum antara dua pihak di dalam lapangan
hukum kekayaan, dimana pihak yang satu
(kreditur) berhak atas prestasi & pihak yang
lain (debitur) berkewajiban memenuhi pretasi.

• Sehingga,

perikatan yang
terjadi antara orang yang
satu dengan yang lain itu
disebut h u b u n g an h u k u m
( leg al r elat ion ) .

 Menurut Subekti perikatan, adalah
suatu perhubungan hukum antara
dua orang/ pihak, berdasarkan mana
pihak yang satu berhak menuntut
suatu hal dari pihak yang lain dan
pihak yang lain berkewajiban untuk

memenuhi kewajiban itu.
 Menurut J Satrio, perikatan adalah
hubungan hukum dalam lapangan
hukum kekayaan antara dua pihak
pada pihak yang satu ada hak dan
pada pihak yang lain ada kewajiban.

Dari berbagai definisi diatas dapat
digaris bawahi, terkait ciri-ciri
perikatan:
1.
2.
3.
4.

Adanya hubungan hukum.
Terdapat Pihak-Pihak
Dalam Bidang Kekayaan
Adanya hak-kewajiban (prestasi)


Dalam hukum Eropa istilah perjanjian disebut
Overeenkomst
Dalam hukum Inggris perjanjian dikenal dengan isilah
agreement/contract
 Dalam Islam perjanjian dikenal dengan istilah akad.
Istilah akad berasal dari bahas Arab uqud, yang artinya
ikatan, simpulan, atau pemufakatan.
 Terdapat istilah lain terkait perjanjian, yakni ahdu, dan
wa’ad.
 Ahdu adalah pernyataan dari seseorang untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dan
tidak tersangkut paut dengan kemauan orang lain.
Wa’ad adalah janji dari satu pihak ke pihak lain yang tidak
mengikat. Persyaratan dan kondisinya tidak rinci dan
spesifik.

-- Kontrak atau perjanjian di rumuskan dalam pasal
1313 KUHPer adalah suatu peristiwa dimana
seseorang berjanji kepada orang lain untuk
melaksanakan suatu hal.

-- Dalam Islam, terkait definisi istilah akad tidak
membedakan antara perjanjian dengan kontrak.
Kontrak syariah yaitu Kesepakatan bersama baik
lisan, isyarat, tulisan antara dua pihak atau lebih
melalui ijab qobul yang memiliki ikatan hukum bagi
semua pihak yang terlibat untuk melaksanakan apa
yang menjadi kesepakatan bersama.
-- Kontrak merupakan salah satu sumber perikatan
(al-Iltizam) dalam islam, sumber perikatan lainnya
peraturan, UU, Syara’, dsb.

• Telah lama ada seiring kehidupan
masyarakat adat
• Hukum yang tidak tertulis
• Bertolak pada masyarakat yang
kekeluargaan, rukun, sejahtera
• Hukum perikatan adat bersifat konkrit
• Tidak cukup kata sepakat tetapi objek
akad harus riil
12


• Melingkupi hukum perhutangan, harta benda dan karya
budi
• Mengatur hubungan hukum masyarakat setempat dan
penguasa adat
• Harus tunai atau ada tanda pengikat/ tanda jadi
• Bersumber dari tata hukum masyarakat adat setempat
• Tidak ada pembidangan hukum perdata
• Ada nilai kepercayaan yang di wujudkan melalui simbol
• Bersifat komunal-horizontal
• Tidak ada pembedaan istilah antara perikatan,
persetujuan dan perjanjian
13

PERIKATAN

Hubungan hukum di
dalam
lapangan
harta

kekayaan
antara 2 orang atau
lebih, dimana pihak
yang satu berhak
atas suatu prestasi
(kreditur) dan pihak
lain (debitur) wajib
menjalankan/meme
nuhi prestasi

PERJANJIAN

Perbuatan
hukum
dlm
lapangan harta
kekayaan
antara 2 orang
atau lebih dst.


KONTRAK/AKAD

Perjanjian
Tertulis.
Obyek perikatan:
prestasi
(kewajiban debitur
untuk
melaksanakan
apa yang telah
diperjanjikan

DASAR HUKUM AKAD DITINJAU DARI HUKUM
PERIKATAN
Pasal 1338
KUH Perdata
Setiap perjanjian yang dibuat sesuai dengan undang-undang
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya
KEBEBASAN MEMBUAT PERJANJIAN
Bebas menetapkan materi

perjanjian maupun pilihan
hukum yang alan
diberlakukan

Bebas menetapkan materi
perjanjian maupun pilihan
hukum yang akan
diberlakukan

Bebas menetapkan materi perjanjian
maupun pilihan hukum yang akan
diberlakukan.

15

Sumber Perikatan

Perjanjian
(obligatio ex contractu)


Undang-undang
(obligatio ex lege)

Sumber Perikatan

Kontrak

Yurisprudensi

Sumber Perikatan

Kebiasaan

Aturan Pemimpin adat

HUKUM ISLAM

PRIMER

Al-Qur’an


SEKUNDER

Al-Hadist
Ijma
Qiyas
‘Urf
Fatwa, dll

Istihsan
Maslahah mursalah
Istishab
UU, dll

SUMBER PERIKATAN ISLAM

AKAD

Peraturan

UU, Ijma’
Qiyas
‘Urf, Fatwa, dll

Istihsan
Maslahah mursalah
Istishab, dll

DASAR TERJADINYA AKAD

Segala sesuatu yang dapat diikat

Umum

AKAD

Segala sesuatu yang dikerjakan
atas keinginan sendiri
seperti, wakaf, hibah, wasiat, dst.

Khusus

Didasarkan pada kesepakatan
(Ijab dan Qabul) yang
sesuai syariah
21

DASAR TERJADINYA PERIKATAN

Perbuatan tak melanggar hukum

Ditentukan
Undang-undang

Terjadinya
perikatan

Perbuatan melanggar hukum

Diperjanjikan

22

•Unsur Kontrak ?

1.

Hubungan Hukum/kesepakatan (rechtverhouding)
2.

Kekayaan (vermogen)

3. Pihak-Pihak ; partijen(Subyek Perikatan)

4. Prestasi; prestatie ( Obyek Perikatan)

1. Para pihak yang membuat akad (Al – Aqidain)
2. Pernyataan kehendak dari para pihak (Shighat
Al Aqdi)
3. Obyek akad (Mahallul Aqd )
4. Tujuan akad (Maudhu’ Al – Aqd )

25

UNSUR-UNSUR AKAD/KONTRAK
1. Harus jelas
Maksudnya
Ijab & Qabul

2. Harus Selaras
3. Harus Menyambung
(satu majlis akad)

1. Tulisan
2. Isyarat
3. Perbuatan
(Mu’athah)
4. Lisan

1. Berakal dan Dewasa
(Aqil-Baligh)
Pelaku Kontrak
(A’qidain)

2. Memilki Kewenangan
Terhadap Obyek
Kontrak
1. Ada Ketika Kontrak
berlangsung

Obyek Akad
(Ma’qud Alaih)

Madhu-’u l Akad
(Tujuan Akad)

2. Sah Menurut Hukum
Islam
3. Dapat Diserahkan
Ketika Akad

Dikecualikan:
salam
istisna
Jual Beli
Hutang

Jenis Obyek Kontrak/Perjanjian
1. Transaksi Jual Beli (bai’)
2. Sewa Menyewa (ijarah)
3. Bagi Hasil (mudharabah)
4. Penitipan Barang (wadiah)
5. Perseroan (syirkah)
6. Pinjam Meminjam (ariyah)
7. Pemberian (hibah)
8. Penangguhan Hutang (kafalah)
9. Gadai (rahn)
10.Wasiat
11. Wakaf, dll
27

Larangan :
•Riba
•Gharar (ketidak jelasan)
•Maisir (judi)
•Tadlis (curang), bathil (korup)
Prinsip Dasar
Akad

Obyek Halal dan Baik (thayyibah)
Kerelaan Para Pihak (an-taraadhin)
Pengelolaan Amanah (trust)

Obyek terhindar dari cacat
Syarat Sahnya
Akad

Kriteria obyek jelas (jenis, kwalitas, nilai)
Tidak mengandung unsur paksaan,
tipuan (mudharat)
28

AKAD

AKAD

menurut TUJUAN

Tij ari/ ‫ﺗـﺟـﺎﺭﻱ‬
Dim asudkan unt uk
M e n ca r i da n M e n da pa t k a n
Ke u n t u n ga n dim ana
Rukun dan Syarat
t elah t erpenuhi

menurut KEABSAHANNYA

Fasid ‫ﻓﺎﺳـﺩ‬

Sahih ‫ﺻﺣﻳﺢ‬

( Voidable)

( Valid)
Mem enuhi sem ua
RUKUN & SYARAT

Sem ua RUKUN
t erpenuhi, nam un
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi

Tabarru’ ‫ﺗـﺑـﺭﻉ‬

Bat hal ‫ﺑﺎﻁﻝ‬

Dim asudkan unt uk
m e n olon g dan m urni
sem at a- m at a m engharap
Ridh a da n Pa h a la
dari Alla h Ta ’a la

Salah sat u RUKUN t idak
Terpenuhi, ot om at is
SYARAT- nya j uga
Tidak t erpenuhi

( Void)

BENTUK AKAD PADA PERBANKAN SYARI’AH
JUAL BELI

2. SALAM
3. ISTISNA
1. IJARAH MURNI

PERTUKARAN
SEWA/IJARAH

Tijarah

2. IJARAH WA IQTINA
1. INAN

SYIRKAH

PERCAMPURAN

AKAD

1. MURABAHAH

2. MUFAWADAH
3. WUJUH
4. ABDAN

MUDHARABAH

1. MUTLAQAH
2. MUQAYYADAH

TITIPAN/WADIAH
Tabarru’

WAKALAH
KAFALAH

KEPERCAYAAN
HAWALAH
RAHN

30

Akad Tabarru’
(non profit)

Qard (pinjaman)
Wadiah
Wakalah
Kafalah (jaminan/asuransi)
Rahn (Gadai)
Hibah
Waqaf
Ariyah

Klasifikasi
Akad

Murabahah (mengambil
Keuntungan yang disepakati

Natural
Certainty

Salam (jual beli dengan cara
pemesanan dan bayar dimuka)
Istishna (jual beli dalam bentuk
pemesanan dgn spesifikasi ttu

Akad Tijarah
(for profit)

Natural
Uncertainty

Mudharabah (kerjasama antara
pemilik dana dgn pengelola dana
Mukharabah (kerjasama
pengelolaan pertanian
Musaqah (produk2 pertanian
Muzara’ah (produk khusus)
31

A. Natural Certainty Contract / NCC
- jenis kontrak transaksi yang memiliki
kepastian keuntungan

B. Natural Uncertainty Contract
- transaksi yg tidak memiliki kepastian atas
keuntungan dan pendapatan

32

1. Keterpaksaan (Al – Ikrah )
2. Kekeliruan pada obyek kontrak
(Gholath)
3. Penipuan (Tadlis) dan Tipu Muslihat
(Gharar)

33

Syariah

Konvensional

1. Sah bila tidak bertentangan
dengan syara’

1. Sah bila tidak bertentangan
dengan Undang-undang

2. Subyeknya mukallaf yang ahli
tanpa membedakan pria
dengan wanita

2. Subyeknya dewasa, tidak
dalam pengampuan, wanita
menjadi istri (telah dihapus
dengan SEMA No 1 Th 1963 )

3. Tidak mengandung riba,
ghoror dan maisyir

3. Tidak mengatur
34

Hukum Perikatan
1. Asas Kebebasan berkontrak
(pasal 1338 (1) KUHPdt
2. Asas Konsensualitas pasal
1320 (1) KUHPdt

Hukum Kontrak Syariah
1. Asas Kebebasan (AlHurriyah) Al Maidah 5 : 1

2. Asas Kerelaan (Al-Ridho / An
taradhim) An Nisa’ 4 : 29
3. Asas Kepastian Hukum dan
3. Asas Pacta Sunt Servanda
Al kitabah (Tertulis) Bani Israil
pasal 1338 (1) KUHPdt
17 : 15, Al Maidah : 1
4. Asas Beriktikad Baik ( Al4. Asas Iktikad baik pasal 1338
Amanah ) Al Haj 22 : 24
35
(3) KUHPdt

5. Asas Personalitas (Kepribadian)
pasal 1315 dan 1340 KUHP

5. Asas Kepribadian (Akhlakul
Karimah) Al Baqoroh 112

6. Asas Moralitas

6. Asas Kejujuran dan Kemanfaatan
(Al Ahzab 33 : 70)

7. Asas Persamaan Hukum

7. Asas Persamaan (Al Musawah)
Hujurat 49 : 13 dan Al Ahzab 33
: 70

8. Asas Perlindungan
8. Asas keadilan (Al adalah Al
Anbiya’ 21 : 112 dan Al A’raf 7
: 29)
36

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Akad bernama seperti Mudharabah, Murabahah, dll.
Akad Cuma-Cuma seperti hadiah, tabarru’
Akad atas tanggungan seperti Kafalah
Akad lazim bagi salah satu pihak seperti Hibah
Akad Amanah seperti Wadiah
Akad tidak bernama seperti toilet umum
Dll.

37

BEBERAPA PERSOALAN PENERAPAN
AKAD DI LEMBAGA SYARIAH

38

•Perancangan Kontrak ?

Definisi

• Contract drafting disebut juga perancangan
kontrak
• Contrak drafting merupakan kegiatan
mengidentifikasi, menganalisis, dan
menyusun elemen-elemen perjanjian ke
dalam sebuah akta perjanjian (kontrak).
• Dengan kata lain, contract drafting
menitiktekankan "perubahan" dari bahasa
lisan menjadi bahasa tulisan.

Hal-hal yang penting diperhatikan dalam
merancang kontrak

• Pemahaman akan latar belakang
transaksi
• latar belakang yang merupakan keinginan
dari para pihak untuk mengadakan transaksi
yang akan dirumuskan dalam bentuk kontrak
• menetapkan judul atau titel dari suatu kontrak
yang mencerminkan esensi ketentuanketentuan dari kontrak yang bersangkutan

• Pemahaman akan latar belakang transaksi
Yang diperlukan adalah:
• .Wawasan bidang transaksi yang akan
dirumuskan;
• .Pengetahuan dan kemampuan berpikir secara
yuridis.
• Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan
wawasan berakibat kerugian yang besar, karena
transaksi yang dituju menjadi bias

• Pengenalan dan pemahaman akan para
pihak
• harus mengenal mitranya dengan baik.
• Pengenalan mitra dengan baik, para pihak akan
mengetahui ‘identifikasi mitra’, sehingga dapat
diketahui apa usaha yang dimilikinya, seberapa
canggih kemampuan profesionalnya, berapa besar
pangsa pasar yang dikuasainya, pengalamannya.
• Dengan mengetahui secara baik, barulah para
pihak dapat bekerjasama.

• Pengenalan dan pemahaman akan
objek transaksi
• Kontrak apa yang akan dijalani bersamasama dengan mitra ?
• Prosedur kerja apa yang harus dilalui ?
• Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya ?
• Bagaimana viability atau tingkat
kemungkinan sukses dari kontrak ini ?

45

Tahap Prakontraktual

Tahap Kontraktual

Tahap Post Kontraktual

Prakontraktual





Negosiasi
Memorandum of Understanding (MoU)
Studi kelayakan
Negosiasi (lanjutan)

Lanjutan...
• Sebelum surat perjanjian (kontrak) disusun biasanya
terlebih dahulu dilakukan negosiasi awal. Negosisasi
merupakan suatu proses upaya untuk mencapai
kesepakatan dengan pihak lain.
• Dalam negosiasi ini proses tawar menawar biasanya
berlangsung. Tahap berikutnya adalah pembuatan
MoU, yang merupakan pencatatan atau
pendokumentasian hasil negosiasi awal dalam bentuk
tertulis.
• MoU walaupun belum merupakan kontrak, tetapi
penting sebagai pegangan untuk digunakan dalam
negosiasi lanjutan atau sebagai dasar melakukan studi
kelayakan.

• Studi kelayakan untuk melihat tingkat kelayakan
dari berbagai sudut pandang, misalnya
ekonomi, keuangan, teknik, pemasaran,
lingkungan, sosial budaya, dan hukum.
• Hasil studi kelayakan ini diperlukan dalam
menilai apakah perlu atau tidaknya melanjutkan
negosiasi lanjutan. Apabila diperlukan, maka
dilanjutkan dengan negosiasi dan hasilnya di
tuangkan dalam kontrak.

Kontraktual





Penulisan naskah awal
Perbaikan naskah
Penulisan naskah akhir
Penandatanganan

• Dalam penulisan naskah perjanjian (kontrak)
diperlukan ketelitian dalam menangkap
berbagai keinginan pihak-pihak, juga memahami
aspek hukum dan bahasa perjanjian.
• Penulisan kontrak perlu menggunakan bahasa
yang baik dan benar dengan berpegang pada
aturan tata bahasa yang berlaku, dan
penggunaan bahasa ini harus tepat, singkat,
jelas, dan sistematis.

Postkontraktual
• Pelaksanaan
• Penafsiran
• Penyelesaian sengketa

•Anatomi Kontrak ?

Apa saja bagian (Anatomi) dari Kontrak?

• Secara umum kontrak terdiri dari:
• Bagian Pendahuluan
• Bagian Isi
• Bagian Penutup
• Lampiran (apabila ada)

53

Sedangkan stuktur kontrak memiliki 12 (dua
belas) hal pokok, meliputi :













Judul kontrak
Pembuakaan kontrak
Komparisi
Resital (latar belakang)
Definisi
Pengaturan hak dan kewajiban
Domisili
Keadaan memaksa (Force majure)
Kelalaian dan pengakhiran kontrak
Pola penyelesaian
Penutup
Tanda tangan
54

• Walaupun tidak ada format baku dalam perundangundangan, penulisan kontrak biasanya meliputi hal-hal
berikut ini :
1. Judul
• Judul harus di rumuskan secara singkat, padat, dan
jelas, misalnya Perjanjian Jual Beli, Kontrak Sewa
Menyewa, Joint Agreement, dll.
2. Pembukaan
• Berupa kata-kata pembuka, misalnya : “ Pada hari ini
Selasa tanggal 1 (satu) Desember tahun 2015, saya
yang bertanda tangan di bawah ini…”
• Khusus dalam kontrak syariah, pembukaan dimulai
dengan basmalah dan ayat al-quran/hadist seputar
kontrak

3. Pihak-pihak
• Setelah pembukaan dijelaskan identitas lengkap
pihak-pihak, dengan menyebutkan nama lengkap,
pekerjaan atau jabatan, tempat tinggal, dan
bertindak untuk siapa. Untuk perusahaan atau
badan hukum, tempat kedudukan bisa digunakan
sebagai pengganti tempat tinggalnya. Contoh :
• “ Nama :…….; Pekerjaan: ……….; Bertempat tinggal di :
…….dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri/untuk dan atas
nama………berkedudukan di ……….., selanjutnya di sebut
sebagai PIHAK PERTAMA;
• “Nama :…….; Pekerjaan: ……….; Bertempat tinggal di :
…….dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri/selaku kuasa
dari dan oleh karenanya bertindak untuk atas
nama………berkedudukan di ……….., selanjutnya di sebut
sebagai PIHAK KEDUA;

4. Latar Belakang Kesepakatan (Recital)
• Pada bagian ini diuraikan secara ringkas latar
belakang terjadinya kesepakatan (recital), contoh:
• …dengan menerangkan pihak PERTAMA telah menjual
kepada pihak KEDUA dan pihak KEDUA telah membeli
dari pihak PERTAMA sebuah mobil kuno merk VW
COMBY tipe….dengan ciri-ciri : No mesin …., No
rangka….., tahun pembuatan……, faktur kendaraan
tertulis atas nama ….alamat…..dengan syarat-syarat
yang telah di sepakati pihak PERTAMA dan pihak
KEDUA sebagai berikut ini.

5. Isi
• Pada bagian isi sebuah kontrak diuraikan secara panjang lebar isi
kontrak yang di buat dalam bentuk pasal-pasal, ayat-ayat, hurufhuruf, dan angka-angka tertentu. Isi kontrak ini juga mengatur secara
detail hak dan kewajiban pihak-pihak, dan berbagai janji atau
ketentuan yang disepakati bersama.
• Jika semua hal yang diperlukan telah tertampung dalam bagian isi
tersebut, kontrak di akhiri dengan kata-kata penutup. Misalnya : “
Dibuat dan ditandatangani di ….pada hari ini…….tanggal….. .
• Kemudian di bawah kontrak di bubuhkan tanda tangan kedua belah
pihak dan para saksi (kalau ada), serta di tempeli materai. Untuk
perusahaan atau badan hukum bisa memakai cap lembaga masingmasing dalam surat perjanjian ini.

Klausul Eksonerasi/exemsi
• Adalah klausula yang mengandung
kondisi membatasi, atau bahkan
menghapus sama sekali tanggung
jawab yang semestinya dibebankan
kepada kreditur.
• Klausula
ini
bertujuan
untuk
membebaskan/membatasi tanggung
jawab salah satu pihak.

• Klausula eksonerasi dapat berwujud:
• 1. Pembebasan dari tanggung jawab yang
harus dilaksanakan
• 2. Pembatasan jumlah dan cara ganti rugi yang
dapat di tuntut oleh satu pihak
• Pembatasan waktu bagi pihak yang lebih
lemah kedudukan atau posisi tawarmenawarnya
60

Lampiran- lampiran kontrak

• Annex: lampiran.
• Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.
• Supplement:
ketentuan-ketentuan
tambahan untuk pelaksanaan kontrak.
• Exhibits: berisi jadual, spesifikasi
teknis, desain-desain, peta lokasi,
• dan sebagainya.

Amandemen/adenddum kontrak
• Amandemen/adenddumn adalah
perubahan yang dilakukan terhadap
perubahan suatu kontrak yang telah
berlaku dan mengikat para pihak karena
telah mereka tanda tangani dan/atau
telah memenuhi syarat-syarat berlakunya
(conditions precedent).

SEKIAN

63