Setting Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dan tegas. Sedangkan penari putri lainya memainkan rampak yang menggambarkan prajurit dari Ratu Kidul yang berwujud Wewe Gombel, salah satu penari putra menarikan ragam tari sesuai dengan karakter tokoh Jebeng Sutawijaya, dan penari putra lainya sebagai prajurit Merapi. Cerita tari Jaran Pesisiran ini diambil dari legenda Ratu Pantai Selatan yang menceritakan tentang kedatangan Kyai Juru Mertani atau Pemanahan dan Jebeng Sutawijaya di tepi Pantai selatan. Jebeng Sutawijaya diperintahkan Ki Juru Mertani untuk bersemedi di tepi laut selatan yang bertujuan untuk minta bantuan agar bisa mendapatkan babad alas mentaok. Di pertengahan semedi, Jebeng Sutowijaya di goda oleh jin-jin, tetapi hal tersebut tidak berpengaruh. Datanglah Ratu Kidul hendak membangunkan Jebeng Sutawijaya dari semedinya. Namun Jebeng Sutawijaya terbangun dengan sendirinya. Setelah melihat Ratu Kidul, akhirnya jatuh cinta. Jebeng Sutawijaya memberitahu kepada Ki Juru Mertani, bahwa ia diberi telur oleh Ratu Kidul. Tetapi, Ki Juru Mertani tidak suka dengan hal tersebut. Sebelum telur tersebut dibuang, tiba-tiba telur terebut pecah dan munculah sesosok raksasa. Kemudian raksasa tersebut diperintahkan oleh Ki Juru Mertani untuk menunggu Gunung Merapi. Untuk kelancaran perjalanan ke gunung merapi, lampor mengawali perjalanannya. Wawancara dengan Bapak Wasis S.Sn, 10 Maret 2015 Gambar 1: Ketua Sanggar Krisna Mukti Foto : Puput, 2015

C. Bentuk Penyajian Tari Jaran Pesisiran

Bentuk penyaijian sama halnya dengan bentuk koreografi, yang mempunyai arti catatan tari atau komposisi tari. Dalam komposisi tari Jaran Pesisiran ini terdiri dari elemen gerak tari, iringan, rias busana, properti, pola lantai, dan tempat pementasan. a. Gerak Menurut Soedarsono 1978:1 gerak yang indah adalah gerak yang memberi kepuasan batin manusia tidak hanya gerak yang halus saja yang dikatakan gerak. Gerak merupakan unsur utama pada tari. Baik gerak ditempat maupun berpindah tempat.