Mikrokontroler ATmega8 Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengatur Intensitas Lampu Philips Master Led Secara Otomatis yang Dilengkapi dengan Remote Control T1 612006011 BAB II

cahaya yang dihasilkanpun tidak perlu diragukan, dengan konsumsi daya sebesar 8 W, kualitas penerangan yang dihasilkan sama dengan lampu bohlam berukuran 40 W. Selain itu, lampu ini juga tidak menimbulkan efek panas seperti halnya lampu bohlam, karena komponen penyusun lampu ini adalah LED. Dan juga lampu ini lebih baik untuk kesehatan, karena tidak mengandung bahan merkuri atau zat-zat berbahaya lainnya.

2.2. Mikrokontroler ATmega8

Arsitektur mikrokontroler jenis AVR Alf and Vegard RISC pertama kali dikembangkan pada tahun 1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Technology yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Berbeda dengan pengendali mikro keluarga MCS51, AVR menggunakan arsitektur RISC Reduce Instruction Set Computer dengan lebar bus data 8 bit. Perbedaan ini dapat dilihat dari kecepatan kerjanya. Dengan frekuensi kristal osilator yang sama, AVR 12 kali lebih cepat dibandingkan dengan MCS51. Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT90Sxx, ATmega, AT86RFxx dan ATtiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja. Pada pembuatan tugas akhir ini digunakan ATmega8 sebagai pengendali utama sistem, dengan beberapa spesifikasi mikrokontroler sebagai berikut: 1. Kecepatan maksimum 16 MHz 2. 8 Kbytes memori flash 3. Memori internal Static Random Access Memory SRAM sebesar 1Kbyte 4. Memori Electrically Erasable and Programmable Read-Only Memory EEPROM sebesar 512Byte 5. Komunikasi serial standart Universal SynchronousAsynchronous ReceiverTransmitter USART 6. 3 buah timercounter , yang terbagi atas 2 buah timercounter 8 bit dan 1 buah timercounter 16 bit 7. 3 buah kanal Pulse Width Modulation PWM 8. 6 bit Analog to Digital Converter ADC 9. Analog komparator 10. Interupsi internal dan eksternal 11. 23 jalur InputOutput IO yang terbagi dalam 3 port 12. Memiliki 5 Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power- down, dan Standby 13. Catu daya 4,5-5,5 Volt DC Gambar 2.5. Konfigurasi kaki ATmega8 ATmega8 memiliki 28 kaki dengan fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah fungsi masing-masing kaki: 1. VCC dan GND digunakan sebagai masukan catu daya. 2. PB PB0-PB7 digunakan sebagai IO biasa, inverting oscillator amplifier , dan SPI. 3. PC PC0-PC6 digunakan sebagai IO biasa, reset, dan ADC. 4. PD PD0-PD7 digunakan sebagai IO biasa, USART, masukan interupsi eksternal 0 dan 1. 5. RESET digunakan untuk me- reset pengendali mikro. 6. XTAL1 dan XTAL2 digunakan sebagai masukan osilator eksternal. 7. AVCC digunakan sebagai masukan tegangan ADC. 8. AREF digunakan sebagai masukan tegangan referensi eksternal ADC. 2.3. Passive Infrared PIR PARADOX PA-465 PIR adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia, dengan panjang gelombang 9,4 μm. Pancaran sinyal inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor, yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas maka dapat tercipta arus listrik. PIR dilengkapi dengan sebuah lensa Fresnel yang berfungsi untuk memfokuskan sinyal inframerah menuju Pyroelectric sensor. Dengan membandingkan adanya perubahan sinyal inframerah di lingkungan dengan kondisi sebelumnya, maka PIR ini akan mendeteksi adanya pergerakan manusia dalam jangkauan PIR tersebut. Paradox PA-465 merupakan sensor PIR dengan ruang cakupan sebesar 7 meter x 6 meter pada posisi ketinggan 2,5 meter sensor ini dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan orang dalam suatu ruang kerja sebesar 4 meter x 4 meter. Sensor ini membutuhkan catu daya sebesar 9-16 Volt, dan tegangan keluaran tergantung pada kaki NC Normally Close dan C Common . Gambar 2.6. Modul Paradox PA-465 2.4. Modul Zero Crossing Detector Zero crossing detector merupakan suatu rangkaian yang mendeteksi perubahan bentuk gelombang dari positif ke negatif. Atau dengan kata lain mendeteksi keberadaan titik 0 nol pada suatu tegangan dengan bentuk gelombang AC. Setiap kali terdeteksi perubahan gelombang, rangkaian ini mengeluarkan sebuah pulsa. Selanjutnya pulsa tersebut diumpankan ke mikrokontroler untuk diolah dan memicu rangkaian dimmer lampu. Gambar 2.7. Rangkaian Zero Crossing Detector Dengan fungsinya sebagai saklar, transistor dioperasikan hanya pada dua titik kerjanya yaitu pada daerah saturasi dan pada daerah cut-off . Pada daerah saturasi , transistor bersifat seperti saklar “on”, resistansi antara kolektor dan emitter secara idealnya sama dengan nol. Kondisi ini menyebabkan tegangan resistor pada kaki kolektor sama dengan Vcc. Idealnya V CE sama dengan nol, tetapi pada kenyataanya V CE pada saat saturasi sekitar 0 sampai 0,3 Volt. Pada saat saklar “off” transistor berada pada daerah cut-off , idealnya resistansi antara kolektor emitter adalah tak terhingga. Keadaan terbuka ini menyebabkan arus dan tegangan resistor pada kaki kolektor sama dengan 0. Sedangkan V CE sama dengan Vcc sehingga arus tidak mengalir. Tetapi pada kenyataanya V CE pada saat cut-off kurang dari tegangan sumber, karena terdapat arus bocor antara kolektor emitter. Gambar 2.8. Rangkaian transistor sebagai saklar

2.5. Modul dimmer lampu

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Bati Ekualiser Grafik dengan Remote Control Via Bluetooth T1 612009067 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Bati Ekualiser Grafik dengan Remote Control Via Bluetooth T1 612009067 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Bati Ekualiser Grafik dengan Remote Control Via Bluetooth T1 612009067 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaturan Bati Ekualiser Grafik dengan Remote Control Via Bluetooth T1 612009067 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengatur Intensitas Lampu Philips Master Led Secara Otomatis yang Dilengkapi dengan Remote Control

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengatur Intensitas Lampu Philips Master Led Secara Otomatis yang Dilengkapi dengan Remote Control T1 612006011 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengatur Intensitas Lampu Philips Master Led Secara Otomatis yang Dilengkapi dengan Remote Control T1 612006011 BAB IV

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengatur Intensitas Lampu Philips Master Led Secara Otomatis yang Dilengkapi dengan Remote Control T1 612006011 BAB V

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alat peraga Lampu Gravitasi (Gravity Light) T1 BAB II

0 0 11

RANCANG BANGUN ONOFF LAMPU OTOMATIS DAN PENGATUR INTENSITAS CAHAYA LAMPU DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER

0 0 11