klien harus meningkatkan masukan protein dan karbohidrat dengan cukup untuk mencegah keseimbangan nitrogen negatif, hipoalbuminemia, dan
penurunan berat badan. Status nutrisi merupakan akibat masukan tidak adekuat, mempengaruhi metabolik atau meningkatkan kebutuhan
metabolik.
Status cairan dan elektrolit
- Klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektolit cenderung
mengalami shock, hipotensi, hipoksia, dan disritmia, baik pada intraoperatif dan pascaoperatif. Fluktuasi valume cairan merupakan akibat
dari penurunan masukan cairan atau kehilangan cairan abnormal.
Status emosi.
- Respon klien, keluarga dan orang terdekat pada tindakan pembedahan
yang direncanakan tergantung pada pengalaman masa lalu, strategi koping, signifikan pembedahan dan sistem pendukung.
- Kebanyakan klien dengan pembedahan mengalami ancietas dan ketakutan
yang disebabkan penatalaksanaan tindakan operasi, nyeri, dan immobilitas.
1. Pemeriksaan Fisik
Perhatian khusus pada abdomen ; Defisiensi nutrisi, edema, pruritus,
echymosis menunjukkan renal insufisiensi dari obstruksi yang lama.
Distensi kandung kemih
Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra pubik retensi urine
Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan ini akan menimbulkan pasien
ingin buang air kecil retensi urine
Perkusi : Redup
residual urine
Pemeriksaan penis : uretra kemungkinan adanya penyebab lain misalnya stenose meatus, striktur uretra, batu uretrafemosis.
Pemeriksaan Rectal Toucher Colok Dubur
posisi knee chest Syarat
: buli-buli kosongdikosongkan
Tujuan :
Menentukan konsistensi prostat Menentukan besar prostat
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada Pemeriksaan Radiologi ditujukan untuk
8
a. Menentukan volume Benign Prostatic Hyperplasia
b. Menentukan derajat disfungsi buli-buli dan volume residual urine c.
Mencari ada tidaknya kelainan baik yang berhubungan dengan Benign Prostatic Hyperplasia atau tidak
Beberapa Pemeriksaan Radiologi
a. Intra Vena Pyelografi IVP : Gambaran trabekulasi buli, residual urine
post miksi, dipertikel buli. Indikasi
: disertai hematuria, gejala iritatif menonjol disertai urolithiasis Tanda BPH : Impresi prostat, hockey stick ureter
b. BOF : Untuk mengetahui adanya kelainan pada renal
c. Retrografi dan Voiding Cystouretrografi : untuk melihat ada tidaknya
refluk vesiko ureterstriktur uretra.
d. USG : Untuk menentukan volume urine, volume residual urine dan menilai
pembesaran prostat jinakganas
3. Pemeriksaan Endoskopi.
4. Pemeriksaan Uroflowmetri
Berperan penting dalam diagnosa dan evaluasi klien dengan obstruksi leher buli- buli
Q max : 15 mldetik
non obstruksi 10 - 15 mldetik
border line 10 mldetik
obstruktif
5. Pemeriksaan Laborat
Urinalisis test glukosa, bekuan darah, UL, DL, RFT, LFT, Elektrolit, Na,K,
ProteinAlbumin, pH dan Urine Kultur Jika infeksi:pH urine alkalin, spesimen terhadap Sel Darah Putih, Sel Darah
Merah atau PUS.
RFT evaluasi fungsi renal
Serum Acid Phosphatase
Prostat Malignancy.
Trauma bedah yang direncanakan, menimbulkan rentang respon fisiologis dan psikologis pada klien, tergantung pada individu dan pengalaman masa lalu yang
unik, pola koping, kekuatan dan keterbatasan. Kebanyakan klien dan keluarganya
9
memandang setiap tindakan bedah merupakan peristiwa besar dan mereka bereaksi dengan takut dan ansietas pada tingkat tertentu.
Pengertian Keperawatan Pre operatif
Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tanggung jawab keperawatan yang berhubungan dengan fase-fase preoperatif,
intraoperatif, pemulihan pascaanestesi dan pascabedah. Sepanjang periode perioperatif, perawat menerapkan proses keperawatan untuk
mengidentifikasi fungsi positip, perubahan fungsi, dan potensial perubahan fungsi pada klien. Adapun tanggung jawab keperawatan untuk masing-masing
fase berfokus pada masalah kesehatan spesifik aktual atau resiko.
Fokus Asuhan Keperawatan Pada periode Pre operatif
1. Fase Preoperatif a.
Pengkajian Preoperatif b. Penyuluhan Preoperatif
c. Persiapan untuk pindah ke ruang operasi
d. Dukungan orang terdekat 2. Fase Intraoperatif
a. Keamanan lingkungan
b. Kontrol Asepsis c.
Pemantauan fisiologis d. Dukungan psikologis prainduksi
e. Pemindahan ke ruang pemulihan pascaanestesi
3. Fase Pemulihan Pascaanestesi a.
Pemantauan fisiologis jantung, pernafasan, sirkulasi, ginjal dan neurologis
b. Dukungan psikologis c.
Keamanan lingkungan d. Tindakan kenyamanan
e. Stabilitas untuk pindah ke unit atau bangsal
4. Fase Pascaoperatif a.
Pemantauan fisiologis b. Dukungan psikologis Tindakan kenyamanan
c. Dukungan orang terdekat
d. Keseimbangan fisiologis nutrisi, cairan dan eliminasi e.
Mobilisasi
10
f. Penyembuhan luka
g. Penyuluhan pulang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi retensio urine baik akut maupun