68
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V
ada yang dapat disalahkan memang. Orang-orang Bajo hanyalah para pelaku yang tidak mengerti. Pemerintah yang seharusnya lebih banyak campur tangan
mengenai masalah ini. Hal itu karena pemerintah memiliki tanggung jawab terhadap warganya. str-sulung prasetyo
Sumber: http:www.sinarharapan.co.id, diakses 5 September 2007, dengan pengubahan
Pertanyaan Bacaan
Pilihlah jawaban yang benar 1.
Berdasarkan bacaan di atas, salah satu masalah pemerintah kita adalah . . . . a.
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat b.
kemiskinan warga masyarakat Bajo c.
pendidikan anak-anak Bajo d.
teknologi tepat guna bagi warga Bajo 2.
Pernyataan berikut ini yang benar adalah . . . a.
Kampung Bajo memiliki taraf kesehatan lingkungan yang rendah. b.
Seluruh kampung di Kecamatan Kaledupa tidak sehat. c.
Kecamatan Kaledupa berada di daerah pegunungan. d.
Mata pencarian penduduk Bajo adalah mengelola hutan. 3.
Oleh karena kesulitan air bersih, masyarakat Bajo banyak yang . . . . a.
meminum air laut b.
memasak dengan air laut c.
mandi dengan air laut d.
mengairi ladangnya dengan air laut 4.
Salah satu kebiasaan warga Bajo yang memprihatinkan adalah . . . . a.
hanya hidup dari laut b.
membuang sampah sembarangan ke laut c.
merusak tanaman bakau d.
sehari-harinya hanya makan berlauk ikan laut 5.
Selain dari hasil laut, masyarakat Bajo mendapatkan hasil dari . . . . a.
beternak unggas b.
berladang c.
kunjungan wisatawan d.
bantuan dari para pengusaha Sesudah membaca dan menjawab pertanyaan, cobalah sekarang hitung KM
dan KEM-mu. Gunakan rumus yang sudah kamu pelajari pada Bab 2 Kamu masih ingat, bukan?
69
Lingkungan Sehat
Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal itu dapat ditemukan, misalnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten
Buton, Sulawesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan. Sanitasi tidak mendukung. Semua itu menjadi indikasi rendahnya
tingkat kesehatan lingkungan atau masyarakat Kampung Bajo.
2. Menemukan Gagasan Utama
Gagasan utama merupakan ide pokok paragraf. Gagasan utama pada umumnya terdapat pada kalimat utama. Oleh karena itu, gagasan utama dapat kita rumuskan
sendiri. Selain gagasan utama, dalam paragraf terdapat gagasan penjelas. Gagasan
penjelas merupakan ide-ide tambahan yang berfungsi sebagai penjelas. Gagasan penjelas terdapat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh
Kalimat utama paragraf di atas adalah ”Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat”. Adapun kalimat-kalimat yang lain
merupakan kalimat penjelas. Berdasarkan kalimat utama tersebut, kita dapat merumuskan gagasan utama paragraf, yaitu ”rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat”.
Mudah bukan? Kamu tentu dapat mengerjakan kegiatan serupa berikut ini.
Berlatih Mandiri 3
Coba kerjakan dengan baik di buku tugasmu 1.
Bacalah paragraf-paragraf berikut ini kemudian tentukan kalimat utama dan gagasan utamanya
a. Pencemaran yang disebabkan ulah manusia membuat alam tidak mampu
kembali ke kondisi semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Plastik, DDT, detergen, dan sebagainya
semakin memperparah pengrusakan alam.
b. Kini suku Bajo tidak lagi mengembara bak Gipsi. Rumah-rumah yang dulu
disangga tiang bakau kini sebagian besar telah permanen. Titian kayu pun melintang di antara kanal-kanal, menghubungkan rumah yang satu dengan
yang lain. Tidak perlu lagi menyeberang dengan kano untuk bertandang ke rumah tetangga. Namun, kebersahajaan suku laut ini masih tercium lekat,
selekat bau air laut yang mengitari perkampungan itu. Alam begitu dekat dengan mereka, sedekat burung-burung elang yang kerap singgah seenaknya di pojok-
pojok kampung tanpa takut terusik manusia.
2. Tulislah pekerjaanmu dengan rapi Jika sudah selesai, kumpulkan pada
hari yang sudah ditentukan oleh guru
70
Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia V
Menuliskan Pengalaman
1. Menulis butir-butir pokok pengalaman yang akan ditulis.
2. Mengembangkan butir-butir pokok peng- alaman dengan memerhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan.
Menulis cerita atau mengarang berdasarkan pengalaman pribadi merupakan hal yang paling mudah dan menyenangkan. Jika pengalaman itu mengesankan, mengarang akan lebih meng-
asyikkan. Hal ini juga sudah pernah kamu pelajari pada Bab 1. Kali ini kamu akan diajak meningkatkan kemampuan itu, yakni mengarang cerita berdasarkan pengalaman.
Kata Kunci: Menulis Butir-Butir Pokok Pengalaman – Mengembangkan Butir-Butir Pokok
Pengalaman
1. Menulis Butir-Butir Pokok Pengalaman
Dalam menuliskan pengalaman hidup sehari-hari, kamu tidak harus menulis- kannya sama persis. Kamu dapat menambahkan imajinasimu sehingga pengalaman
itu lebih berkesan. Bahkan, dapat berkesan bagi setiap orang yang membacanya. Untuk memudahkan dalam membuat karangan, kamu perlu mencatat butir-
butir pokok yang akan kamu tulis. Dengan demikian, karangan menjadi runtut. Berikut ini merupakan contoh butir-butir pokok dari pengalaman itu.
Selanjutnya, butir-butir pokok pengalaman tersebut dapat dikembangkan menjadi karangan yang utuh. Pelajarilah uraian berikut
Saat Ayah Bertugas di Luar Kota
a. Warga mengadakan kerja bakti.
b. Aku gagal berenang bersama teman-teman.
c. Aku dipanggil ”Pak RT”.
d. Mendapat panggilan baru.
Aku akan me- nyimpan pengalamanku
dalam buku ini.
Gambar 4.5 Pengalaman dapat ditulis menjadi sebuah
cerita.
71
Lingkungan Sehat
2. Mengembangkan Butir-Butir Pokok Pengalaman
Butir-butir pokok pengalaman yang telah kamu catat dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan yang menarik. Ada beberapa hal yang harus kamu
perhatikan agar karangan menarik. a.
Ada tokoh yang dapat menghidupkan suasana. b.
Pemilihan kata yang tepat, artinya kata-kata yang digunakan sesuai dengan cerita yang ditulis. Hal itu dapat kamu lakukan, misalnya dengan memilih kata-
kata yang sopan dalam setiap tutur kata tokoh yang baik. Untuk tokoh jahat, pilihlah beberapa kata yang kasar sesuai dengan karakternya Untuk melukiskan
suasana menegangkan, pilihlah kata-kata yang dapat membuat pembaca tegang dan serius
c. Judul harus menarik sehingga orang tertarik untuk membacanya.
Ayo, perhatikan contoh pengembangan butir-butir pokok pengalaman berikut ini
Nama Panggilanku ”Pak RT”
Karya: Adhelia Candra K.
Hari itu hari Minggu. Ayahku sudah dua minggu terakhir ini tidak di rumah.
Dia sedang bertugas mengurus proyek di Kalimantan.
Minggu pagi ini cuaca cukup cerah. Sebentar lagi teman-teman sekelasku
pasti datang. Mereka menghampiriku untuk berangkat ke kolam renang. Ke-
marin aku sudah membuat janji dengan mereka untuk berenang bersama-sama
di kolam renang.
”Fandi,” suara ibu dari kamar saat aku mengelap sepeda di teras, ”nanti kerja bakti, menggantikan ayah. Kemarin Pak RW memberikan undangan kerja
bakti,” tambahnya. ”Ha? Kerja bakti menggantikan ayah?” aku tersentak kaget. ”Terus bagai-
mana dengan rencanaku berenang? Sudah janjian sama teman-teman, batal lagi. Huh, Pak RW ini kayak nggak ngerti kepentingan anak-anak saja,” gerutuku.
Akhirnya, tidak lama kemudian aku pun mengambil sapu lidi, menuju ke pos kamling. Di sana sudah ada beberapa orang. Tepat pukul tujuh warga sudah
berkumpul. Pak RW memberikan arahan. Setelah itu, kami bersama-sama menuju tempat yang akan dibersihkan.
Gambar 4.6 Warga sedang kerja bakti.