Tinjauan Tata Letak Isi Majalah J-Pop Tahun 2013, 2014 Dan 2015

(1)

(2)

(3)

(4)

76 RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung tanggal 9 Januari 1994 bertempat di Jln.Caringin Desa.Margajaya rt 03/02 Kec.Ngamprah Kab.Bandung Barat, putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Abdul Manap dan Ibu Heni Suhaeni yang berkewarganegaraan Indonesia dan beragama Islam. Pada Tahun 2006 penulis lulus di SDN 3 Ciharshas, kemudian pada Tahun 2009 menyelesaikan pendidikan di SMPN 1 Padalarang, dan pada Tahun 2012 menyelesaikan pendidikan di SMAN 3 Cimahi. Sejak Tahun 2012 penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia. Pada Tahun 2015 penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di perusahaan multimedia Inews TV, Komplek Setrasari Mall, Blok C3 Bandung. Pada Tahun 2015 penulis mengikuti kursus bahasa Jepang di STBA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing).


(5)

Laporan Skripsi

TINJAUAN TATA LETAK ISI PADA MAJALAH J – POP CULTURE TAHUN 2013, 2014 DAN 2015

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Syam Muhammad Abdul Rajab NIM. 51912012

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Metode Penelitian ... I.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I.7 Sistematika Penulisan ...

BAB II. LANDASAN TEORI ... II.1 Majalah ... II.2 Pengelompokan Majalah ... II.3 Karakteristik Majalah ... II.4 Bagian-Bagian Majalah ... II.4.1 Sampul Majalah ... II.4.1 Bagian Isi ... II.5 Tata letak ... II.6 Elemen-Elemen Tata Letak ... II.6.1 Elemen Teks ... II.6.2 Elemen Visual ...

i ii iii iv v vi viii xi xii 1 1 3 4 4 4 6 7 8 8 9 10 11 11 12 12 14 14 23


(7)

vii II.6.3 Invisible Element ...

BAB III. ANALISIS DATA TATA LETAK ISI

PADA MAJALAH J –POP ... III.1 Majalah J – POP ... III.2 Data Perusahaan ... III.2.1 Sejarah Perusahaan CV. MEDIA CENTER ... III.2.2 Distribusi Produk CV. MEDIA CENTER ... III.2.3 Penerbitan CV. MEDIA CENTER ... III.3 Kelengkapan Majalah J - POP tahun 2013, 2014 dan 2015 ... III.4 Elemen Teks Pada Majalah J - POP tahun 2013, 2014 dan 2015 ... III.5 Elemen Visual Pada Majalah J - POP 2013, 2014 dan 2015 ... III.6 Elemen tak terlihat (invisible element) Pada Majalah J – POP

Tahun 2013, 2014 dan 2015 ...

BAB IV. PEMBAHASAN MASALAH ... IV.1 Pembahasan Elemen Tata Letak isi majalah J-POP tahun 2013 ... IV.1.1 Pembahasan Tata Letak Isi Majalah J-POP edisi 04 tahun 2013 ... IV.2 Pembahasan Elemen Tata Letak isi Majalah J-POP tahun 2014 ... IV.2.1 Pembahasan Tata Letak Isi Majalah J-POP edisi 08 tahun 2014 ... IV.3 Pembahasan Elemen Tata Letak isi Majalah J-POP tahun 2015 ... IV.3.1 Pembahasan Tata Letak Isi Majalah J-POP edisi 12 tahun 2015 ...

BAB IV. PEMBAHASAN MASALAH ... V.1 Kesimpulan ... V.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 27 29 29 31 31 32 33 40 40 49 51 53 53 54 58 59 63 64 68 68 70 71 72


(8)

76 DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku

Adi, Kusrianto. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Nuradi. (1996). Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Gramedia

Drs. Ardianto, Elvinaro, M.Si., Dra. Lukiati Komala, M.Si, Dra. Siti Karlinah, M.Si. (2007). Komunikasi Massa - Suatu Pengantar (Edisi Revis). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Rustan, Surianto. (2009). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Rustan, Surianto. (2014). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Sanyoto, S.E. (2009). Nirmana; Dasar-dasar Seni Rupa dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Swann, Alan., & Dabner, David. (2003). How to Understand and Use Design and Layout. United States: Adams Media.

Sarwono, Jonathan., Hary Lubis. (2007). Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penertbit ANDI

Sumber Majalah

Robbiansyah, Muhammad. (2013). One Ok Rock. Tangerang: Majalah J-POP Culture, No. 04 Thn. 13.

Robbiansyah, Muhammad. (2014). Larc En Ciel. Tangerang: Majalah J-POP Culture, No. 08 Thn. 14.

Robbiansyah, Muhammad. (2015). Frip Side. Tangerang: Majalah J-POP Culture, No. 04 Thn. 15.

Sumber Internet

Aas Asliyah. (2006). Perubahan Visual Sampul Majalah MANGLE Periode 1960-an Sampai 2000-an. Diambil dari: http://elib.unikom.ac.id


(9)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Media infomasi merupakan media pengantar pesan baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti halnya media informasi yang satu ini yaitu media cetak yang sering dijumpai di berbagai tempat contohnya sebuah majalah yang hingga saat ini masih ada dan digunakan sebagai sarana informasi yang menyampaikan beberapa bahasan dalam isinya, bukan hanya itu saja majalah memiliki beberapa desain tata letak halaman yang berbeda-beda sehingga perlu diperhatikan tingkat keterbacaannya. Dalam sebuah media cetak seperti majalah, tingkat keterbacaan merupakan hal utama yang harus diperhatikan karena informasi yang disajikan akan membantu pembaca menjadi nyaman saat membaca terutama dalam perancangan tata letak isi pada sebuah majalah, seperti majalah yang satu ini yaitu majalah J-POP Culture merupakan sebuah majalah yang berbeda dengan majalah lain pada umumnya karena memiliki tema J-Sekainews.

Majalah merupakan sarana informasi cetak yang lebih dikenal banyak masyarakat secara luas dibandingkan dengan surat kabar, karena informasi yang disajikan memiliki nilai aktual yang lama berbeda dengan surat kabar yang hanya memiliki nilai aktual pada saat itu saja saat dibaca. Setiap majalah memiliki pokok pembahasan yang berbeda-beda, dari mulai majalah masakan, majalah game, majalah komputer, dan masih banyak majalah lainya. Seperti majalah yang satu ini yaitu majalah yang membahas tetang dunia Jepang yaitu majalah J-POP Culture.

Majalah J-POP Culture memiliki ciri khas yang unik yaitu pada edisinya memiliki tema J - Sekainews untuk edisi yang terbaru yang membahas berita tentang dunia Jepang dan diterbitkan dalam kurun waktu dwi bulanan atau dua bulan. Majalah ini membahas tentang dunia entertaiment Jepang yang menyangkut aspek-aspek aktual seperti musik, fashion, dan anime yang terkenal di Jepang. Majalah J-POP ini dalam setiap edisinya selalu membahas grup musik yang dibicarakan pada tahun itu juga, terlihat dari sampul majalah yang ditampilkan, hal inilah yang


(10)

2 memiliki keterkaitan antara edisi yang satu dengan edisi yang lainya. Majalah J-POP ini juga banyak sekali menampilkan penempatan tata letak isi dalam majalahnya, namun perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah tata letak terhadap konten isi majalah sangatlah perlu sebuah teori-teori yang mendukung dalam perancangan tata letak tersebut agar fungsinya berjalan dengan baik.

Tata letak merupakan sebuah susunan tulisan dan gambar yang ada dalam media informasi cetak seperti majalah atau media cetak lainya yang di tata secara tepat. Tata letak dalam majalah memiliki peranan penting yaitu dapat membantu memudahkan konsumen saat membaca terutama disertai dengan penggunaan elemen tata letak lainya seperti warna, huruf yang rapih maka fungsinya yang sangat baik. Sehingga majalah yang dihasilkan dapat memberikan informasi yang baik untuk pembacanya, oleh sebab itu tata letak adalah hal yang penting dalam perancangan sebuah majalah, apabila perancangan majalah tidak berdasarkan ilmu desain yang diajarkan, tata letak tersebut akan berantakan dan fungsinya tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya, hal ini yang harus diperhatikan oleh para desainer terutama desainer yang bekerja pada perusahaan majalah maupun percetakan.

Penggunaan warna dalam tata letak menentukan kejelasan infomasi apa yang akan dibaca, apabila warna yang digunakan dalam tata letak hanya satu warna saja, maka isi majalah tidak akan terbaca. Sehingga dibutuhkan pula ilmu-ilmu dasar tentang teori warna yang dapat membantu dalam penggunaan warna yang tepat pada majalah tersebut. Dalam hal ini banyak sekali ditemukan masalah tentang fungsi dan ilmu yang digunakan dalam perancangan tata letak pada majalah ini.

Masalah yang ada pada perancangan tata letak majalah J-POP tahun 2013, 2014 dan 2015 masih banyak ditemukan mulai dari segi penggunaan huruf, ukuran huruf, spasi, baris dan warna latar yang tidak memenuhi aturan ilmu desain yang ada. Namun majalah tersebut banyak memiliki keterkaitan yang sama dari perancangan tata letaknya dapat dilihat mulai dari penggunaan initial caps, runing head yang sama dan hanya memiliki perbedaan ukuran saja. Majalah J-POP tahun


(11)

3 2013 edisi 04 ini dalam sebuah sampulnya terlihat sebuah grup musik yang dibicarakan pada tahun itu begitupula dengan edisi 08 tahun 2014 dan edisi 12 tahun 2015, dalam edisi 08 tahun 2014 grup musik juga yang menjadi perbincangan dan majalah tahun 2015 edisi 12 sama membicarakan grup musik yang terkenal pada tahun itu dan paling di bicrakan pada masa itu juga, dalam perancangan tata letaknya dapat dilihat banyak memiliki kekurangan dari segi huruf, spasi dan keseimbangan paragraf. Namun setelah ditinjau lebih jauh lagi bukan hanya fungsi elemen tata letaknya saja yang memiliki kekurangan namun kelengkapan elemen tata letaknya masih banyak memiliki kekurangan, sehingga diperlukan pula teori-teori yang mampu mendukung perancangan tata letak pada majalah ini agar menjadi lebih baik tampilan tata letaknya karena elemen tata letak dapat membantu mengarahkan pembaca saat sedang membaca majalah tersebut seperti leading line dan initial caps yang mampu memberikan tanda pada setiap paragraf dalam sebuah artikel, hal ini yang menjadi fenomena unik dalam sebuah perancangan tata letak majalah karena sebuah ilmu desain yang ada dapat membantu perancangan tata letak menjadi lebih baik tidak semata-mata hanya terlihat rapih dan indah saja namun harus mampu meberikan kesan nyaman pada pembacanya tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Majalah J-POP merupakan majalah yang tergolong baru dalam penerbitannya terlihat dari edisinya yaitu edisi 04 tahun 2013, edisi 08 tahun 2014, edisi 12 tahun 2015. Ketiga majalah ini masih memiliki kekurangan antara lain:

 Tata letak pada bagian isi majalahnya

 Ukuran huruf dalam suatu artikel, dimana ukuran yang satu terlalu besar dan yang satu cukup baik.

 Jarak antar huruf yang digunakan dalam sebuah artikel dalam majalah.

 Warna latar pada isi yang digunakan bertabrakan dengan warna huruf dalam suatu artikel.

Berbeda dengan edisi sebelumnya setelah dibandingkan ternyata setelah di amati secara menyeluruh edisi sebelumnya memiliki susunan dan tata letak yang sangat rapih.


(12)

4 Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan permasalahan dalam perancangan tata letak isi pada ketiga majalah J-POP ini, sehingga dapat disimpulkan apakah perancangan majalah ini menggunakan teori dasar yang ada pada desain seperti yang dijelaskan dalam buku Layout Dasar dan Penerapannya.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas untuk lebih memberikan penjelasan yang sangat jelas terhadap penelitian ini, dapat dirumuskan masalah dalam layout yang terdapat pada Majalah J-POP culture ini adalah sebagai berikut:

 “Bagaimana perancangan isi pada majalah J-POP ini, jika berdasarkan prinsip-prinsip dasar tata letak dan fungsi elemen tata letaknya?”

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah yang di dapat antara lain adalah Majalah yang akan diteliti adalah bagian Tata letak isi dan fungsi elemen tata letaknya saja yang akan dibandingkan antara edisi yang satu dan yang lain yaitu edisi 04 tahun 2013, edisi 08 tahun 2014 dan edisi 12 tahun 2015 yang memiliki kesamaan yaitu grup musik yang di bicarakan pada tahun tersebut yang terlihat pada tampilan sampul majalahnya.

I.5 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian desain kualitatif yakni penelitian yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan tidak seperti penelitian desain kuantitatif yang bersifat tetap, baku dan tidak berubah-ubah (Patton, 1990:280-290 dikutip oleh Catherine Marshal, 1995, h.80 dikutip oleh Harry Lubis, 2007, h.95). Selain itu metode deskriptif digunakan untuk memaparkan hasil penelitian yang didapat melalui riset data tentang majalah J-POP edisi 04 tahun 2013, edisi 08 tahun 2014 dan edisi 12 tahun 2015 sehingga didapatkan konsep untuk menjawab rumusan masalah dan didapatkan sebuah tahapan penelitaian antara lain:


(13)

5  Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian baik buku maupun pustaka sebelumnya. Pustaka digunakan sebagai landasan teori yang berfungsi memberikan gambaran tentang data penelitian. Adapun pustaka yang digunakan adalah berupa buku yang menyangkut penelititan ini seperti Layout dasar dan Penerapannya, Tipografi, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual, Komunikasi Masa - Suatu Pengantar, Kamus Istilah Periklanan, How to Understand and Use Design and Layout dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan objek kajian.  Studi Internet

Situs internet digunakan untuk menambah pengetahuan lebih lanjut tentang objek penelitian yaitu tata letak sebuah majalah, dengan demikian informasi yang dapat dijelaskan menjadi lebih jelas dan lengkap.

 Wawancara in-depth Interview

Teknik dalam wawancara dalam pendekatan kualitatif dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1) wawancara dengan melakukan pembicaraan informal (informal conversational interview), 2) wawancara umum terarah (general interview guide approach), dan 3) wawancara terbuka yang standar (standardized open-ended interview). (Patton, 1990:280-290 dikutip oleh Catherine Marshal, 1995, h.80 dikutip oleh Harry Lubis, 2007, h.101).

Wawancara dilakukan kepada penerbit maupun pembaca guna untuk mendapatkan informasi secara lengkap dengan menggunakan teknik wawancara (in-depth Interview) yang dimana peneliti mendaptkan jumlah data yang banyak sehingga diperlukan kesabaran dalam mendengar pembicara yang sedang diwawancarai guna untuk mendapatkan informasi lebih mengenai perancangan sebuah majalah yang sedang diteliti.

 Wawancara Focus Group Interviewing

Selain itu dalam pencarian data peneliti menggunakan teknik lain juga guna untuk mendapatkan data secara penuh yakni dengan interview kelompok kecil (Focus Group Interviewing) dimana 5 orang yang dipandu oleh seorang yang bertugas mengarahkan diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sudah


(14)

6 dirancang. Pertanyaan yang diberikan kemudian akan dijawab dan di diskusikan dengan kelompok.

I.6 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Sebagai Berikut:

 Memahami dan mengetahui lebih jauh tata letak isi yang terdapat pada majalah J-POP.

 Mengetahui prinsip - prinsip apa saja yang digunakan dalam perancangan majalah J-POP.

 Menambah pengetahuan lebih jauh tentang tata letak yang terdapat pada majalah.

Manfaat Penelitian Sebagai Berikut:

 Memberikan pemahan dasar perancangan tata letak lebih jauh.

 Memberikan informasi betapa pentingnya pemahaman dasar tata letak.

 Memberikan gambaran tentang bagian-bagian apa saja yang terdapat tata letak.


(15)

7 I.7 Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang informasi secara umum latar belakang masalah yang menyangkut aspek-aspek mengenai objek penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang teori yang diambil dari buku sebagai alat ukur untuk menjawab permasalahan dalam objek penelitian. Bab ini juga berisikan definisi terhadap suatu objek penelitian baik secara umum maupun secara khusus, berisikan tentang kelengkapan data suatu objek yang diteliti.

BAB III. ANALISIS DATA TATA LETAK ISI PADA MAJALAH J-POP Bab ini menguraikan tentang objek yang di teliti berupa data-data secara sekunder maupun primer yang lebih menjelaskan secara mendalam terhadap objek. Bab ini juga membahas bagaimana perancangan suatu objek berdasarkan teori yang dijelaskan oleh seorang ahli dalam bidangnya.

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil pembahasan permasalahan (kajian) dari objek penelitian berlandaskan teori yang terdapat pada buku-buku yang tepat menyangkut objek penelitian secara jelas dan akurat.

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang hasil dari keseluruhan peneltian yang dilakukan terhadap objek yang diteliti.


(16)

8 BAB II. LANDASAN TEORI

II.1. Majalah

Majalah adalah bagian dari media kabar yaitu media cetak, seperti halnya media cetak lain misalnya surat kabar. Majalah umumnya memiliki pembaca yang beragam namun lebih sedikit dari pada surat kabar, tetapi memiliki pasar yang lebih lebih luas. Dilihat dari usianya majalah lebih panjang dari surat kabar, majalah memiliki isi yang jauh berbeda dari surat kabar yang hanya menyajikan berita, majalah biasanya membahas suatu masalah yang mendalam dan terbaru.

Pada umumnya majalah sering dibaca oleh kalangan menengah keatas yang memiliki penghasilan dapat dikatakan cukup. Bukan hanya itu saja biasanya majalah pada zaman sekarang mudah didapatkan karena semakin banyaknya informasi yang ada sehingga terbitlah majalah golongan tertentu seperti majalah yang ditargetkan untuk anak remaja. Dalam Kamus Besar Indonesia pengertian majalah adalah surat berkala, sebangsa surat kabar yang terbit mingguan, bulanan, dan sebagainya.

Majalah dalam bahasa Inggris disebut Magazine kata ini berasal dari bahasa Arab makhazi, yang mempunyai arti gudang penyimpanan. Ruary Mc Lean (seperti dikutip Aasasliyah, 2006) pengertian gudang penyimpanan tersebut sangatlah tepat apabila dilihat kembali bahwa, majalah-majalah tertua di Inggris khususnya di Eropa umumnya, pada mulanya merupakan tempat pengumpulan sketsa-sketsa, karangan-karangan puisi dan berita-berita. Majalah Perancis “Journal des Scavans” dianggap sebagai majalah yang pertama kali di temukan, isinya meliputi intisari buku-buku Eropa, daftar bacaan dan penulisnya, artikel-artikel pengembangan seni, filsafat dan ilmu pengatahuan. (Encycopedia Internasional Vol II 1973, 2002).

Di Indonesia pers mulai berperan aktif sejak tahun 1907 dibawah pemerintahan Belanda, saat itu kehidupan pers ditandai dengan terbitnya sebuah surat kabar mingguan bernama MEDAN PRIYAYI yang kemudian berubah menjadi surat


(17)

9 kabar harian pada tahun 1910, sedangkan majalah terbit pertama kali di Indonesia dengan nama “Terang Bulan” yang terbit pada tahun 1939. Selanjutnya perkembangan surat kabar di Indonesia berkembang pesat terutama sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945.

II.2. Pengelompokan Majalah

Semakin berkembangnya ilmu pengatahuan dan teknologi dalam perkembangan majalah pada saat ini sangatlah pesat, karena ada ribuan majalah yang berbeda ciri-cirinya antara yang satu dengan yang lainya yang tumbuh dimana-mana dan sangatlah sulit untuk membedakan jenis majalah berdasarkan isinya, namun perlu diperhatikan karena majalah dibagi menjadi beberapa golongan antara lain yaitu:

Golongan Pertama adalah majalah umum yang isinya membahas masalah-masalah yang bersifat umum

Golongan Kedua adalah majalah khusus yang isinya membahas tentang masalah-masalah khusus dan di tujukan kepada orang tertentu sesuai dengan bahasan majalah tersebut.

Majalah J-POP termasuk kepada golongan kedua yaitu masalah masalah yang bersifat khusus. Ada pun jenis jenis majalah yang dapat di kelompokan sebagai berikut:

 Majalah berita; Tempo, InForex, Gatra.  Majalah keluarga; Sakinah, Embun, Harmoni.  Majalah wanita; Dewi, Gadis, Cosmopolitan.  Majalah pria; Playboy.

 Majalah wanita remaja; K - POP, Provoke, Re - On, J-POP.  Majalah pria remaja; Hai, Provoke, KORN, Re - On, J-POP.  Majalah anak; Bobo.

 Majalah games; Hot Games, Gamestasion.

 Majalah berbahasa Daerah; Mangle (Sunda), Damar Jati (Jawa).  Majalah olahraga; SPORTS, Soccer.


(18)

10 Disini majalah J-POP termasuk kepada golongan majalah remaja pria dan wanita karena unsur yang terdapat dalam isi majalah ini membahas tentang dunia Jepang seperti anime.

II.3. Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang sederhana,relatif mudah dan tidak memerlukan modal yang banyak Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar dan media cetak lainya karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, Ardianto & Erdinaya (2005, 113-114). menegaskan majalah dibagi menjadi 4 karakteristik yaitu:

 Disajikan Begitu banyak.

Frekwensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan (satu kali sebulan), kuncinya adalah, berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap karena dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why dikemukakan secara lengkap, begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how) dikemukakan secara kronologis.

 Nilai aktualitasnya lebih lama

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. sebagai contoh, apabila surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila di baca saat ini nilai aktualitasnya hilang. Akan tetapi majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu nilai aktualitasnya masih bertahan. Sebagaimana yang alami bersama, bahwa dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama mungkin hanya membaca topik yang di senangi atau topik yang relevan dengan profesi, hari esok dan seterusnya membaca topik lain sebagai referensi. Dengan demikian, majalah mingguan baru tuntas di baca dalam tempo tiga atau empat hari.

 Ilustrasi dan foto lebih banyak dan menarik

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik


(19)

11  Sampul sebagai daya tarik yang unik

Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula. Menarik tidaknya cover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.

II.4. Bagian - Bagian Majalah

Surianto Rustan menegaskan dalam bukunya “Layout Dasar & Penerapannya (2009)” majalah dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

1) Sampul majalah 2) Isi yang terdiri dari tata letak isi dalam sebuah tata letak terdiri dari beberapa elemen-elemen tata letak antara lain elemen text yang terdiri dari beberapa bagian yaitu: judul, deck, body text, subjudul, pull quote, caption, callouts, kickers, initial caps, indent, leadline, spasi, header & footer, runing head, Nomor halaman, 3) ElemenVisual antara lain terdiri dai beberapa bagian yaitu: warna, foto, artworks, illsutrasi, garis dan tipografi 4) Elemen tak terlihat ( Invisible Element ) terdiri dari dua bagian antara lain margin dan grid yang berfungsi sebagai pondasi dasar terhadap perancangan sebuah majalah 5) Sampul belakang yang biasanya berisi iklan sebuah majalah lain yang sama diterbitkan oleh redaksi majalah tersebut.

II.4.1. Sampul Majalah

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata sampul majalah adalah:

 Kata “sampul” berarti pembungkus, sarung (dari kertas, plastik atau kain dsb)

 Kata “majalah” adalah surat berkala, surat yang terbit secara mingguan, dwimingguan, atau bulanan.

Sebuah sampul merupakan identitas dari sebuah majalah itu karena sampul banyak sekali memberikan gambaran mengenai isi dari majalah itu dan apa bahasan pada majalah itu seperti apa tema yang disajikan dalam majalah itu sehingga perancangan sampul perlu dirancang sebaik mungkin.


(20)

12 Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sampul majalah adalah identitas yang memberikan sebuah gambaran jelas terhadap majalah itu sendiri sehingga majalah tersebut memiliki ciri khas yang tidak bisa ditiru oleh majalah lain. Sehingga penyajian sebuah sampul haruslah memiliki kekuatan yang mampu menarik pembaca dari jauh dengan daya tarik yang sederhana namun menarik untuk dilihat dan harus mampu menahan pembeli untuk menyimpan majalah tersebut bukan hanya memaksa pembeli untuk membeli majalah tersebut.

Sampul majalah memiliki faktor daya tarik terhadap pembaca karena secara sepintas pembaca dapat mengenali nama majalah tersebut tanpa harus melihat majalah tersebut secara jelas.

II.4.2. Bagian isi Majalah

Bagian isi majalah biasanya adalah bagian - bagian informasi apa saja yang akan disajikan dan diberikan kepada masyarakat luas. informasi tersebut selalu baru dan tidak ketinggalan jaman bersifat faktual berdasarkan kebenaran yang dibicarakan masyarakat luas, biasanya infomasi yang disajikannya sangat menarik dalam pembahasannya.

II.5. Tata Letak

Tata letak adalah penempatan elemen-elemen desain yang terdapat pada suatu media tertentu untuk mendukung suatu konsep atau pesan yang dibawanya. Surianto Rustan menegaskan dalam bukunya Layout Dasar & Penerapannya(2009), Layout sudah ada sejak zaman 25.000 SM saat para manusia yang hidup dengan berburu dan berpindah-pindah (nomaden) pada jaman Paleolitikum sampai Neolitikum dengan melukis dinding gua dengan objek-objek binatang, peristiwa perburuan, dan bentuk-bentuk lain. Peninggalan yang bisa dilihat adalah pada lukisan gua di Lascaux, Prancis.Kurang lebih 1.500 tahun S.M bangsa Mesir mulai mengenal tulisan hieroglyph dan sebagai media kertasnya mempergunakan papirus. Peninggalannya di Abydos (Mesir dinasti ke - 18), Mesir bagian tengah berupa Book of the Dead yang ditulis di atas papirus, abad


(21)

13 ke 15 S.M. Sementara itu di Cina, masyarakatnya mengembangkan sistem tulisan dengan menggunakan lebih dari 40.000 karakter, dan peninggalannya berupa manuskrip yang ditulis di atas kertas mulberry coklat.

Dalam perancangannya layout memiliki prinsip - prinsip tertentu seperti yang dijelaskan oleh Surianto Rustan dalam bukunya “Layout Dasar & Penerapannya” menegaskan bahwa:

perancangan layout menggunakan prinsip seperti urutan penekanan, keseimbangan, kesatuan dan konsistensi. Urutan menunjuk kepada aliran membaca, penekanan menunjuk kepada objek - objek penting dalam urutan pembacaan, keseimbangan menujuk kepada berat ruang termasuk ruang isi dan ruang sela, kesatuan menunju kepada kesatuan objek, konsitensi menunjuk kepada seluruh kesatuan, konsitensi kian terasa pada penerbitan berkala.

Apakah prinsip-prinsip tersebut digunakan dalam perancangan tata letak pada majalah J-POP. Memang setelah dilihat lagi penyusunan yang tidak menggunakan prinsip-prinsip yang tadi terkesan sangat berantakan, setelah di identifikasi secara jelas ternyata prinsip di atas sangat membantu sekali apabila di aplikasikan kedalam perancangan majalah ini, bukan hanya sekedar mendesain saja melaikan harus memperhatikan berbagai aspek aspek yang menyangkut tata letak suatu majalah, prinsip tersebut tanpa disadari telah memberikan gambaran secara luas dan jelas bagaimana cara mendesain sebuah tata letak yang baik. Adapula prinsip lain yang dapat digunakan untuk acuan dasar dalam merancang sebuah layout majalah yaitu prinsip yang dikemukakan oleh Allan Swan.

Allan Swan menegaskan dalam bukunya “Basic Design and Layout (1989, 55)” prinsip dasar perancangan tata letak terbagi menjadi empat antara lain:

Balance (seimbang): keseimbangan membantu menentukan ukuran dan peraturansetiap bagian dari layout, layout yang tidak seimbang membuat pembaca kesulitan membaca dan akan merasakan sesuatu yang salah pada hal yang ia baca.

Rhythm (irama): irama merupakan bentuk yang dihasilkan dengan mengulang elemen secara bervariasi. Pengulangan secara konsisten dan


(22)

14 bervariasi adalah kunci utamanya, keduanya saling melengkapi, karena tanpa adanya variasi, sebelas pengulangan akan tampak membosankan. Setiap variasi elemen yang mengalami pengulangan juga harus memiliki kesatuan yang utuh.

Emphasis (titik berat): dalam menarik upaya perhatian pembaca, setiap pesan pada layout harus memiliki daya tarik yang tinggi. Jika tidak, pembaca akan cepat berpaling.

Unity (kesatuan): keseluruhan elemen pada sebuah layout harus saling memiliki satu dengan yang lainnya. Hal ini membantu menentukan banyaknya elemen yang ingin digunakan atau bagaimana penggunaannya.

Prisnip prinsip tersebutlah yang seharusnya digunakan dalam perancangan layout pada majalah tersebut, sehingga akan kian terasa estetikanya dalam setiap penyanjian informasi yang akan disampaikan nyaman dibaca dan mudah dipahami secara menyeluruh. Seiring berkembangnya media yang ada banyak sekali susunan tata letak yang dapat membuat pembacanya nyaman adapula yang lebih menekankan pada informasinya.

II.6. Elemen - Elemen Tata letak

Tata letak terdiri dari beberapa elemen yang mendasari perancangannya, bukan hanya prisip – prinsip saja yang mendasari perancangannya namun perlu juga diketahui bahwa layout memiliki beberapa elemen yang mendasari perancangannya, Surianto Rustan (2009) menegaskan “elemen-elemen layout dibagi menjadi 3 yaitu elemen teks, elemen visual, dan elemen tak terlihat”

II.6.1. Elemen Teks

Menurut kamus besar bahasa indonesia teks adalah;  Naskah yang berupa isi kata kata dari pengarang

 Wacana tertulis (informatif, evaluatif, naratif, ekspresif dan persuaif) Sebuah teks merupakan informasi yang akan disampaikan kepada pembaca melalui media media tertentu seperti majalah ataupun surat kabar yang biasanya berisi sebuah wacana maupun artikel yang ditulis secara tersusun rapih guna


(23)

15 untuk membuat pembaca nyaman. Elemen teks terbagi menjadi beberapa bagian antara lain;

Judul

Rustan (2014) berpendapat bahwa:

Judul adalah sebuah gambaran isi dari sebuah artikel atau sebuah ringkasan cerita yang disajikan bersifat singkat, padat dan menarik. Biasanya judul dalam sebuah majalah memiliki ukuran huruf yang lebih besar daripada body text agar memberikan identitas tersendiri terhadap suatu artikel, judul biasanya menggunakan huruf yang menarik dan unik dengan text yang memiliki ukuran besar dalam suatu artikel guna untuk menarik perhatian pembaca, judul dapat pula ditulis dengan jenis huruf yang menarik perhatian, seperti huruf-huruf yang bersifat dekoratif dan tidak formal.. (h.28)

Gambar II.1 Judul

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)  Sub judul

Rustan (2014) menjelaskan “Sub judul adalah judul kecil yang berada pada bagian isi dari artikel yang disajikan, biasanya huruf dalam sub judul dipertebal dan diberi warna lain untuk membedakan dari isi suatu artikel yang ada dalam majalah” (h.36). Sub judul biasanya ada ketika sebuah artikel banyak menyajikan sebuah informasi dalam isinya dan berguna untuk membagi segmen apa saja yang ada pada setiap bahasan pada suatu artikel yang ada dalam sebuah majalah.


(24)

16

Gambar II.2 Subjudul

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Body text

Rustan (2014) menjelaskan “Body text adalah sebuah tulisan yang terdapat pada suatu artikel dalam majalah. Surianto Rustan menegaskan “body text adalah bacaan yang ada pada topik bacaan utama maupun suplemen/artikel tambahan pada box atau sidebar” (h.35). Body text sangat berpengaruh terhadap ukuran huruf dimana untuk ukuran huruf sebuah buku atau majalah adalah 10, 11, dan 12.

Gambar II.3 Body Text

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)  Initial caps

Rustan (2014) menjelaskan "Initital caps adalah sebuah huruf yang ada dalam majalah yang biasanya di awali dengan huruf besar pada awal kalimat pada suatu artikel dan berfungsi sebagai penyeimbang” (h.44). initial caps memiliki fungsi lain yaitu memberikan tanda pada sebuah paragraf awal sehingga dapat membantu memudahkan pembaca untuk mengetahui paragraf mana yang sedang dibaca pada saat itu juga.


(25)

17 Gambar II.4 Initial caps

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)  Caption

Rustan (2014) menjelaskan “Caption adalah sebuah keterangan yang menyertai sebuah elemen visual atau gambar pada suatu majalah, dalam majalah gaya penulisan caption berbeda huruf dengan body text dan elemen teks yang lainya” (h.40). Caption penggunaannya sangat membatu sekali memperjelas sebuah informasi terhadap sebuah foto yang terdapat pada suatu majalah sehingga penggunaan caption ini sangat di perlukan apabila sebuah foto yang disajikan pada artikel sangat banyak menggunakan elemen foto.

Gambar II.5 Caption

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Callouts

Rustan (2014) menjelaskan “Callouts adalah sebuah elemen visual yang menyertai gambar di dalamnya, menjelaskan sebuah gambar dengan menghubungkan garis dengan suatu objek yang akan dijelaskan pada sebuah gambar atau elemen visualnya” (h.42).


(26)

18 Gambar II.6 Callouts

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Kickers

Rustan (2014) menjelaskan "Kickers adalah satu dari beberapa kata pendek yang terletak di atas judul. Fungsinya untuk memudahkan pembaca menemukan topik yang diinginkan dan mengingatkan lokasi saat membaca artikel tersebut. Adapula yang mendesain sebuah kickers tidak menggunakan tulisan melainkan menggunakan unsur warnadan gambar dalam pembuatannya” (h.43).

Gambar II.7 Kickers

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Indent

Rustan (2014) menjelaskan "Indent adalah baris pertama kalimat yang menjorok masuk ke dalam berbeda dengan hanging indent, baris pertama pada suatu artikel biasa lalu selanjutnya menjorok ke dalam” (h.45). Indent sangat membantu kenyamanan terhadap sebuah paragraf sehingga sebuah majalah memiliki tanda setiap paragrafnya dengan garis menjorok ke dalam.


(27)

19 Gambar II.8 Indent

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Leadline

Rustan (2014) menjelaskan “Leadline adalah kata pada baris awal paragraf yang dibedakan atribut hurufnya antara lain jenis huruf, gaya huruf, ataupun letter spacingnya yang berfungsi sebagai penanda antar paragraf. Fungsinya memberikan kemudahan bagi pembaca dalam menangkap sebuah paragraf yang terdapat pada artikel” (h.45).

Gambar II.9 Leadline

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Spasi

Rustan (2014) menjelaskan “Spasi adalah jarak antara huruf atau jarak antar baris yang berfungsi memberikan jarak nyaman pada pembaca agar huruf tidak saling berdempetan” (h.46). Spasi dibagi menjadi dua bagian yaitu jarak antar huruf dan jarak antar kata. jarak antar huruf adalah sebuah jarak yang diberikan dari satu huruf ke huruf yang lain sedangkan jarak antar kata merupakan sebuah jarak antara kata yang satu dengan kata yang lainya.


(28)

20 Gambar II.10 Spasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Header & footer

Rustan (2014) menjelaskan “Header adalah suatu area margin pada bagian atas sedangkan footer satu area margin yang terdapat pada sisi bagian bawah majalah. Header dan Footer bisa berisi Running Head, Footnote, nomor halaman, dan informasi lainnya” (h.47).

Gambar II.11 Header & Footer Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Runing head

Rustan (2014) menjelaskan “Runing head merupakan sebuah judul buku, sebuah bab atau sebuah topik yang sedang dibaca atau informasi lainya yang ditulis secara berulang - ulang, ada pada setiap halaman, dan posisinya tidak berubah” (h.47).

Margin atas


(29)

21 Gambar II.12 Running head

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Nomor halaman

Rustan (2014) menjelaskan bahwa:

Nomor halaman berfungsi sebagai pemberi tanda setiap halaman pada suatu majalah berguna untuk memberikan petunjuk pada pembaca saat sedang berhenti membaca dan saat akan kembali melanjutkan bacaan sebelumnya. Untuk materi publikasi yang memiliki lebih dari delapan halaman dan memuat banyak topik yang berbeda sebaiknya menggunakan nomor halaman ini. (h.48)

Gambar II.13 Nomor Halaman Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Byline

Rustan (2014) menjelaskan “Byline berisi sebuah nama penulis kadang disertai dengan jabatan atau keterangan singkat lainya. Byline letaknya sebelum body text, ada juga yang meletakannya di akhir naskah” (h.34).


(30)

22 Gambar II.14 Byline

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Deck

Rustan (2014) menjelaskan bahwa:

Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan pada suatu tulisan, diletakan secara bervariasi antara judul dan body text guna untuk menarik perhatian pembaca, deck memiliki fungsi yaitu sebagai pengantar sebelum membaca sebuah tulisan dan memiliki ciri-ciri seperti ukuran huruf tidak lebih besar dari judul dan tidak lebih kecil dari body text, dapat juga menggunakan huruf yang sama sepeerti judul namun dibedakan warnanya dengan body text (h.32).

Gambar II.15 Deck

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Pull quotes

Rustan (2014) menjelaskan “Pull quotes adalah isi kutipan ringkas dari suatu artikel, pada awalnya cuplikan perkataan seseorang. Namun kini telah mengalami perluasan arti. pada suatu karya publikasi dapat berarti satu atau lebih kalimat singkat yang mengandung informasi penting yang ingin ditekankan” (h.38.)


(31)

23 Gambar II.16 Pull Quotes

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014) II.6.2. Elemen Visual

Warna

Warna dalam sebuah majalah memiliki peranan penting terhadap suatu halaman, karena adanya warna sebuah halaman terlihat lebih menarik saat dibaca dibandingkan dengan halaman yang polos tanpa warna hal inilah yang membuat sebuah majalah begitu banyak diminati karena begitu banyaknya warna dalam suatu majalah sehingga majalah memiliki banyak nilai estetika terhadap warna yang disajikannya, selain itu warna dapat membantu memperjelas text yang ada pada sebuah artikel yang terdapat pada suatu majalah. Kusrianto (2007)

menjelaskan “warna merupakanpelengkap gambar serta mewakili suasana

kejiwaan pelukis dalam berkomunikas. warna juga merupakan unsur yang sangat tajam yang menyentuh suatu kepekaan penglihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian dan minat seseorang”(h.46).

Gambar II.17 Warna


(32)

24  Foto

Foto adalah elemen penting dalam sebuah majalah karena memberikan gambaran dan pesan secara langsung terhadap suatu artikel yang ada pada suatu majalah, adanya sebuah foto, majalah menjadi memiliki nilai setetika yang baik. Foto tersebut bisa menjabarkan gambar dari suatu artikel yang disajikan atau foto yang diambil dari sebuah kejadian yang ada pada artikel tersebut, sehingga informasi yang terdapat pada suatu artikel tersebut memiliki informasi yang nyata.

Adi Kusrianto (2007) menjelaskan “Karya foto merupakan salah satu elemen grafis yang memiliki fungsi seperti gambar dan lukisan maupun ornamen dekoratif, yaitu memberikan hiasan atau illustrasi sebagai elemen, goto dapat menjadi fokus utama dari sebuah desain grafis” (h.117).

Gambar II.18 Foto

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Artworks

Rustan (2014) berpendapat bahwa:

Artworks merupakan segala jenis karya seni baik itu berupa illustrasi kartun sketsa dan lain-lain yang di buat secara manual maupun komputer. untuk menyajikan informasi yang lebih akurat. kadang untuk situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan teknik fotografi. (h.35)


(33)

25

Gambar II.19 Artworks

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Illustrasi

Iilustrasi sangatlah berperan penting dalam penyusunan majalah karna ilustrasi memberikan sedikitnya keindahan pada halaman yang ada pada majalah apabila dalam sebuah layout majalah tidak memiliki ilustrasi maka dapat dikatakan majalah tersebut terlalu banyak menyediakan informasi yang berupa teks sehingga diperlukanlah sebuah illustrasi.Kusrianto (2007) berpendapat bahwa:

Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. ilustrasi juga secara lebih lanjut berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto.(h.140)

Gambar II.20 Illustrasi


(34)

26  Garis

Rustan (2014) berpendapat bahwa:

Garis merupakan elemen yang ada pada setiap majalah ataupun surat kabar biasanya elemen sederhana ini memberikan kesan yang sangat bagus terhadap suatu artikel, garis merupakan dasar yang paling penting dalam perancangan tata letak suatu artikel guna untuk menjaga sebuah kesatuan. Garis merupakan elemen desain yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain yang memiliki sifat fungsional antara lain membagi suatu area, penyeimbang berat sebagai elemen pengikat sistem desain (h.60).

Gambar II.21 Garis

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Tipografi

Tipografi atau dapat dikatakan sebagai huruf yang sangat penting dalam perancangan layout ini, sebab sebuah layout akan benar - benar terlihat hidup apabila di dalamnya memiliki unsur visual seperti gambar dan huruf yang saling mengisi antara satu dan yang lain. Penggunaan tipografi haruslah tepat atau dapat dikatakan pengorganisasian huruf, dengan kata lain pemilihan huruf haruslah tepat dan sesuai agar dalam penyajian informasinya rapih dan nyaman untuk dibaca, bukan hanya itu saja ukuran huruf mampu mempengaruhi mata pembaca. Tipografi dalam layout bagian isi terdiri dari jenis huruf, jarak antar huruf, kata baris, dan lebar paragraf bukan hanya itu saja namun masih banyak elemen lain yang terdapat dalam tipografi layout bagian isi ini seperti leading Rustan (2014) menjelaskan “leading adalah jarak antar huruf sedangkan kering sebenarnya


(35)

27 pengaturan ruang atau jarak antar karakter yang satu dengan yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan keterbacaan” (h.19).

II.6.3. Elemen - Elemen tak terlihat / invisible element Margin

Margin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen tata letak. Rustan (2014) menjelaskan “Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh kepinggir halaman, karena secara estetika kurang menguntungkan”(h. 64).

Gambar II.22 Margin

Sumber : Buku Layout Dasar dan Penerapannya (2014)  Grid

Rustan (2014) Grid adalah garis bantu untuk mempermudah dalam menentukan peletakan elemen-elemen layout dan mempertahankan konsistensi serta kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman. Langkah yang perlu diperhatikan saat pertama membuat grid adalah membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis-garis vertikal, pada sebuah halaman dapat dibuat dua kolom, tiga kolom, atau lebih. Kemudian selanjutnya merancang penempatan elemen teks dan visual dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti: ukuran kertas dan bentuk bidang, ukuran huruf yang akan dipakai, dan banyaknya informasi yang akan dicantumkan. Rustan (2014) menjelaskan “Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam melayout. Grid mempermudah dalam meletakan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layoutterlebih dalam desain yang memiliki beberapa halaman” (h.66). ada empat


(36)

28 macam jenis grid yang umum digunakan yaitu Column grid, Modular grid, Manuscript grid, Hierarchial grid.

Rustan (2014) menjelaskan “Column grid adalah salah satu yang paling umum digunakan untuk buku, majalah, newsteller, surat kabar, tabloid, company profile dan lainya” (h.66). Column grid sangat fleksibel, mampu mengkomodir artikel yang lainan dalam satu halaman beserta macam - macam elemen layout: foto, caption, box, dan lain- lain.

Gambar II.23 Grid

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016) .


(37)

29 BAB III. ANALISIS DATA TATA LETAK ISI PADA MAJALAH J – POP III.1 Majalah J – POP

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari tahun ke tahun banyaknya masyarakat yang menyukai budaya Jepang di Indonesia, maka muncul berbagai macam acara festival budaya Jepang yang ramai dari tahun ke tahun. Terlihat dari partisipasi masyarakat yang begitu antusias dalam menghadiri event tersebut, sehingga banyak sekali masyarakat yang tertarik ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang festival Jepang yang sering diadakan di Indonesia ini, oleh sebab itu salah suatu perusahaan membuat sebuah media cetak guna untuk memberikan informasi lebih jauh tentang berbagai hal yang menyangkut dunia Jepang ini seperti Majalah J – POP contohnya.

Gambar III.1 Majalah J - POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Majalah J- POP adalah sebuah majalah yang bertemakan Jepang, Istilah J - POP Culture berasal dari kata Japanese POP atau istilah yang digunakan untuk sebuah musik yaitu populer dan culture yang berarti budaya sehingga dapat dipastikan dari nama majalah tersebut sudah jelas sekali menyajikan informasi budaya Jepang yang populer pada masa kini. Bagian isi majalahnya begitu terlihat jelas


(38)

30 banyak membahas berita tentang acara Jepang yang berlangsung di Indonesia ini. Bukan hanya itu saja masih banyak hal yang di bahas dalam majalah ini seperti musik, cosplay, dan artis yang paling banyak di bicarakan. Majalah ini terbilang sangatlah baru, dapat dilihat dari edisi majalah yang diterbitkan baru memiliki 14 edisi karena majalah ini terkadang terbit dalam kurun waktu 2 bulan, namun majalah ini tak kalah dengan majalah lain karena ciri khasnya yang unik membuat majalah ini diminati para remaja terutama remaja yang sangat menyukai cosplay, idol grup, tokusatsu, lifestyle, entertaiment, anime, dan film yang bertemakan Jepang dan masih banyak lainya.

Namun perancangan tata letak pada majalah ini setelah di amati secara jelas, perancangannya tidak berdasarkan prinsip dasar yang dijelaskan oleh pakar, sehingga banyak sekali kejanggalan dalam penyusunan tata letaknya dari mulai huruf, warna, dan baris terlihat begitu kaku karena penempatannya yang tidak menggunakan acuan yang benar, hanya terdapat sebelas elemen tata letak yang terdapat pada bagian isi majalah tersebut terutama pada bagian grup musik yang dibicarakan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada redaksi, majalah J-POP ini relatif tidak banyak kompetitor karena hanya ada beberapa majalah yang bertemakan Jepang, oleh sebab itu redaksi menarik sebuah tim yang di pimpin oleh Robby dan mulai menerbitkan majalah edisi pertamanya tahun 2012 dengan jumlah sekitar 3000 majalah yang di sebar luaskan dan ternyata majalah ini banyak diminati masyarakat. Setelah berjalan selama 2 tahun majalah ini mengalami kemunduran dalam penjualannya karena adanya berbagai macam masalah dalam perancangannya. Jika dilihat dari judul, majalah ini lebih memiliki sifat yang luas dari mulai kebudayaan, lifestyle, hobi, dan band atau grup musik yang terkenal guna untuk menarik pembaca, pertama dari pihak penerbit ingin majalah ini diterbitkan bulanan namun karena adanya berbagai macam masalah yang dihadapi majalah ini dirubah penerbitannya menjadi dwi bulanan. Majalah ini diberi judul J-POP karena ada sebuah majalah K-POP dimana majalah J-POP tidak boleh membahas tentang seputar berita korea dan begitu juga sebaliknya namun setelah


(39)

31 beberapa kali dicetak dan disebarluaskan majalah ini mengalami penurunan. Secara teknis perancangan majalah ini tidak berdasarkan majalah Jepang yang asli pada umunya, konsep yang di dirancang adalah menyajikan sesuatu yang bagus dan laku karena lebih memperhatikan segmen pasar, dalam perancangan majalah ini yang sering digunakan adalah elemen poster dan foto. Jika dilihat dari segi penempatan tata letak, majalah J-POP ini semakin menarik karena suasana tata letak yang memang dirancang memiliki khas Jepang, jika dilihat dari segi harga yang membedakan majalah ini dengan majalah yang lain adalah bonus poster untuk di koleksi. Jika dilihat dari tujuan pembuatannya, majalah ini lebih memiliki tujuan mencari laba namun tujuan tersebut tidak tercapai karena terjadi kesalahan dalam pencetakannya, kesalahan tersebut terlihat di nomor edisi dan nomor halaman, sehingga 90% majalah di ambil kembali. Jika dilihat dari segi warna, majalah yang terang lebih memiliki penjualan yang tinggi dibanding yang gelap, bukan hanya itu saja desain sebuah majalah diperlukan sebuah identitas yang meberikan ciri khas pada majalah tersebut. Namun majalah ini perancangannya di desain sesuai dengan pasar guna menarik pembeli karena tujuan utamanya mencari laba.

III.2 Data Perusahaan

III.2.1 Sejarah Perusahaan CV. MEDIA CENTER

CV. MEDIA CENTER adalah perusahaan baru yang didirikan oleh professional muda yang telah lama berkecimpung di bisnis majalah lisensi international yaitu Paul Darminto, MBA (UWS Aus) dan Clara Citraningtyas, Ph.D (Macq Aus) yang merupakan salah satu dari doctor di bidang sastra anak di Indonesia, Paul dan Clara mempunyai minat yang sama untuk membawa literature media anak kearah yang lebih kontemporer dan menarik.

Di awal berdirinya, meluncurkan tidak hanya satu majalah anak yang diterbitkan, namun empat sekaligus yaitu: Cartoon Network Magazine, Powerpuff Girls Magazine, Ben 10 Magazine, dan Ben 10 Alien Force Magazine atas lisensi dari Turner Entertainment Network Asia (Penerbitan ini di kelola oleh PT International Licensing Media) yang pada tanggal 27 Juni 2012) dikelola


(40)

32 seluruhnya oleh CV. MEDIA CENTER. Sedangkan PT International Licensing Media atau ILM menjadi Brand atau umbrella group penerbitan yang dikelola oleh CV. Media Center termasuk juga suku usaha Percetakan dan Distributor. Pertumbuhan CV. MEDIA CENTER terus berlanjut sampai saat ini dengan menerbitkan majalah-majalah baru.

CV. MEDIA CENTER adalah suatu perusahaan skala kecil menengah (UKM) yang meliputi berbagai bidang usaha yaitu:

 Percetakan : berlokasi di Taman Tekno Blok M33, BSD Tangerang.

 Penerbitan : Redaksi dan Bisnis berlokasi di Ruko Virgin Islands Blok NB 002 De Latinos BSD, Tangerang

 Distributor: Kantor Sirkulasi Majalah berlokasi di Ruko Virgin Islands Blok NB 002 De Latinos BSD, Tangerang

III.2.2 Distribusi Produk CV. MEDIA CENTER

CV. MEDIA CENTER selain menerbitkan dan mencetak produk-produknya juga mendistrubusikan sendiri produknya ke seluruh Indonesia melalui jaringan:

 Toko Buku Gramedia : 80 toko buku di seluruh Indonesia.  Toko Buku Gunung Agung: 30 toko buku di seluruh Indonesia.  Toko Buku Periplus/Java Books: 20 toko buku di seluruh Indonesia.  Agen Majalah : 35 agen majalah yang melayani +/- 350 lapak di seluruh

Indonesia.

 INDOMARET Minimarket : 9.400 Outlet di seluruh Indonesia. (terus bertumbuh +/- 150 outlets tumbuh per bulannya)

Gambar III.2 Distribusi Produk Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)


(41)

33 III.2.3 Penerbitan CV. MEDIA CENTER

Saat ini CV. MEDIA CENTER telah menerbitkan lebih dari 300 edisi baik berupa seri majalah, buku, kalender, maupun poster.

Kategori Anak-anak:

 Majalah SUPERKIDS  Majalah JUNIOR

 Majalah SPONGEBOB (terbit September 2014)

 Majalah DORA The EXPLORER (terbit September 2014)  Majalah SMART (daur ulang)

 Majalah Soccer Clinic ( Agustus 2014)  PURPLE TURTLE story books

Kategori Dewasa:  Majalah J-POP

 Majalah KOREAN DRAMA Kategori Hoby:

 Majalah AIRLINER  Majalah AIRFORCES  Majalah PILOT

Majalah yang diterbitkan oleh perusahaan ini antara lain adalah;  Majalah KOREAN DRAMA

Satu-satunya majalah yang khusus membahas tentang sinetron-sinetron Korea banyak dicari oleh para pecinta Sinetron KOREA. Membahas antara lain behind the scene, synopsis, bintang dan budaya Korea.

Terbit Sejak : 13 Oktober 2011

Periode Terbit : Bulanan dengan oplah 35.000 eksemplar Harga eceran : Rp. 27.500


(42)

34 Gambar III.3 Majalah Korean Drama

Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)

Majalah J-POP CULTURE

Majalah yang mengulas tuntas dunia populer remaja Jepang yaitu tentang music pop, group band, anime, movie dan budaya Jepang.

Terbit Sejak : 12 Desember 2012

Periode Terbit : Bulanan, oplah 18.000 eksemplar Harga eceran : Rp. 49.000

Telah Terbit 9 edisi dst.

Gambar III.4 Majalah J-POP Culture Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah SUPERKIDS

Majalah anak-anak yang selain mencerdaskan juga menghibur. Selalu dilengkapi dengan karakter-karakter international yang sedang trend saat ini. Selalu dilengkapi dengan sisipan poster pendidikan yang sangat bermanfaat untuk pelajaran. Target anak Usia 5 sd 10 tahun.

Terbit Sejak : 8 November 2011

Periode Terbit : Bulanan, saat ini edisi 18 dengan oplah 35.000 eksemplar Harga eceran : Rp.22.500


(43)

35 Gambar III.5 Majalah Superkids

Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah Superkids JUNIOR

Melanjtkan kesuksesan Majalah SUPERKIDS, maka kami terbitkan versi yuniornya yaitu dengan target anak-anak umur 3 sd 7 tahun. Majalah ini penuh latihan dengan menggambar dan menulis. Selalu dilengkapi dengan sisipan poster pendidikan yang sangat bermanfaat untuk pelajaran.

Terbit Sejak : 19 Oktober 2013

Periode Terbit : Bulanan, oplah 18.000 eksemplar Harga eceran : Rp.17.500

Gambar III.6 Majalah Superkids Junior Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah AIRLINER WORLD INDONESIA

Majalah Airliner World Indonesia adalah majalah lisensi dari Key Publishing, Inggris. Membahas tentang maskapai penerbangan, pesawat komersial dan bisnis penerbangan.

Terbit Sejak : 8 Januari 2013

Periode Terbit : Bulanan, saat ini edisi 18 dst Oplah 3.500 eksemplar Harga eceran : Rp.45.000


(44)

36 Gambar III.7 Majalah Airliner World Indonesia

Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah AIRFORCES

Majalah AIRFORCES Indonesia adalah majalah Lisensi dari Key Publishing Inggris. Khusus membahas tentang dunia militer kedirgantaraan, angkatan udara dari seluruh dunia.

Terbit Sejak : 11 Februari 2014

Periode Terbit : Bulanan, oplah 3.500 eksemplar Harga eceran : Rp. 49.000

Gambar III.8 Majalah AIRFORCE Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah PILOT

Majalah Pilot adalah yang membahas tentang pendidikan, teknik dan tips untuk calon pilot sampai dengan pilot profesional.

Terbit Sejak : 24 April 2014

Periode Terbit : Dua Bulanan, Oplah 3.500 eksemplar Harga eceran : Rp. 70.000


(45)

37 Gambar III.8 Majalah PILOT

Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)

Majalah MILITARY MACHINE

Majalah Military Machines adalah majalah lisensi dari Key Publishing Inggris. Majalah ini membahas tentang Military Enthusiast khususnya untuk armoured vehicle and military jeep and tanks.

Terbit Sejak : 8 April 2013

Periode Terbit : Tiga Bulanan, oplah 3.500 eksemplar Harga eceran : Rp. 49.0000

Gambar III.9 Majalah MILITARY MACHINE Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  PURPLE TURTLE Story Book

Serial Buku Cerita Kura-Kura Ungu yang dikemas dalam dwi bahasa: Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Bacaan untuk anak-anak Pra Sekolah dan Sekolah Dasar yang berisi tentang cerita tentang budi pekerti.


(46)

38 Periode Terbit :Bulanan

Harga eceran : Rp.20.000 Oplah 23.000 copies per judul dan edar di Indomaret, TB Gramedia.

Gambar III.10 PURPLE TURTLE Story Book Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)

Majalah SPONGEBOB

CV. Media Center telah ditunjuk sebagai pemegang lisensi untuk majalah SPONGEBOB dari Viacom/Nickelodeon. Majalah anak-anak ini akan seiring dengan program televisi yang ditayangkan oleh Global TV dan program tv cable. Akan Terbit : September 2014.

Periode Terbit : Bulanan, oplah 35.000 eskemplar Harga eceran : Rp. 17.500

Gambar III.11 Majalah Spongebob Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah DORA the explorer

Majalah DORA the Explorer adalah merupakan majalah untuk anak-anak usia 3 samapai 7 tahun. Dora sama seperti SpongeBob adalah karakter yang paling populer disukai oleh anak-anak saat ini.


(47)

39 Periode Terbit : Bulanan, oplah 35.000 eksemplar

Harga eceran : Rp. 17.500

Gambar III.12 Majalah DORA the explorer Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016)  Majalah SOCCER CLINIC

Majalah SOCCER Clinic adalah majalah untuk anak-anak dan remaja yang pertamakali di Indonesia yang membahas khusus tentang latihan sepakbola dan menjadi referensi Sekolah Sepak Bola (SSB) yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia.

Terbit Sejak : Agustus 2014 Periode Terbit : Bulanan, oplah TBA Harga eceran : Rp.23.000

Gambar III.13 Majalah SOCCER CLINIC Sumber : CV. MEDIA CENTER (2016) III.3 Kelengkapan Majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap ketiga majalah ini, dalam perancangannya banyak memiliki kelengkapan yang terdapat pada bagian isi dari mulai elemen visual, elemen teks, dan elemen tak terlihat (invisible element). Semua elemen tersebut memiliki peran penting terhadap perancangan suatu


(48)

40 majalah terutama pada majalah J – POP ini. Tujuan kelengkapan dari suatu majalah adalah memberikan kemudahan terhadap pembacanya terhadap pencarian informasi yang ada pada majalah tersebut (Surianto Rustan, 2014, h.27) dalam hal ini akan di jabarkan satu persatu elemen tata letak isi yang membentuk majalah ini karena hanya ditemukan beberapa kelengkapan elemen tata letak yang ada dari keduanya. Jika dilihat desainnya majalah ini memiliki perbedaan dari tiap tahunnya, walaupun dalam sebuah sampul majalah tersebut memiliki kesamaan yaitu membicarakan grup musik yang terkenal pada tahun itu atau yang sangat dibicarakan pada tahun itu. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah tata letak dalam sebuah artikel yang paling dibicarakan yang ada pada sampul majalah J-POP tersebut yaitu mulai dari majalah J-J-POP tahun 2013 yang akan dibandingkan dengan majalah J-POP tahun 2014 dan 2015 agar dapat melihat perbedaan dalam perancangan tata letaknya.

III.4 Elemen Teks Pada Majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Menurut kamus besar bahasa indonesia teks adalah;

 Naskah yang berupa isi kata kata dari pengarang

 Wacana tertulis (informatif, evaluatif, naratif, ekspresif dan persuaif) Sebuah teks merupakan informasi yang akan disampaikan kepada pembaca melalui media media tertentu seperti majalah ataupun surat kabar yang biasanya berisi sebuah wacana maupun artikel yang ditulis secara tersusun rapih guna untuk membuat pembaca nyaman. Elemen teks terbagi menjadi beberapa bagian antara lain;

Judul

Judul merupakan sebuah gambaran dari sebuah artikel yang terdapat pada majalah baisanya, memiliki ukuran dan desain huruf yang berbeda sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh pembaca. Dalam majalah J – POP dapat dilihat sebuah judul tertera begitu jelas dan besar pada suatu artikel yang ada, penggunaan judul sangat membantu sekali terutama dalam fungsinya judul mampu memberikan gambaran mengenai topik yang terdapat pada majalah selain itu dapat memudahkan pembaca dalam membedakan topik yang satu dengan topik yang lain sehingga sebuah judul dapat dikatakan memiliki fungsi yang sangat penting.


(49)

41 Gambar III.14 Judul pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Dapat dilihat judul pada majalah J – POP ini menggunakan jenis huruf yang berbeda, bukan hanya itu saja warna yang digunakan berbeda beda dan hurufnya di desain secara berbeda ada yang menggunakan huruf yang bersifat dekoratif dan sans sherif.

Deck

Deck dalam suatu majalah memberikan penjelasan sederhana yang terkait dengan judul artikel yang disajikan, letaknya bervariasi dengan ciri ukuran huruf lebih besar dari isi majalah dan lebih kecil dari judul dalam majalah J – POP dapat dilihat dengan jelas sebuah majalah memang memiliki deck dalam perancangannya. Deck adalah gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan letaknya bervariasi tetapi baisanya antara judul dan bodytext (Surianto Rustan, 2014, h.32). Dalam segi fungsi dek juga sangat membantu pembaca dalam mengetahui isi pada artikel yang dibaca atau dalam hal lain dapat dikatakan ringkasan isi dari artikel yang terdapat pada majalah ini, oleh sebab itu elemen ini sangat penting digunakan dalam perancangan majalah karena sangat membantu sekali dalam penyampaian informasi yang disajikan.


(50)

42 Gambar III.15 Deck pada majalah J – POP 2013 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Penempatan deck bila di tempatkan secara tepat akan membantu pembaca menentukan arah terhadap topik yang dibacanya, sehingga seteleh membaca judulpembaca akan membaca sebuah topik pengantar lalu menuju body text oleh sebab itu deck sangat penting sekali dalam sebuah majalah karena memberikan daya tarik terhadap tata letak isi yang ada terutama dalam komposisinya. namun dalam majalah J-POP tahun 2014 ini tidak ditemukan deck dalam perancangan tata letaknya dalam majalah J-POP tahun 2014 ini judul yang ditempatkan pada bagian bawah majalah tersebut, namun setelah membaca judul tidak ada sebuah penjelasan secara menyeluruh atau dapat dikatakan deck, biasanya sebuah deck ditempatkan secara jelas seperti pada majalah tahun 2013 dan 2015.

Body text

Body text merupaka isi dari sebuah artikel yang terdapat pada majalah dapat dilihat dalam majalah J –POP ini secara jelas, karena tanpa adanya sebuah artikel yang disajikan maka majalah tidak akan terbentuk, namun penggunaan huruf dalam body text haruslah tepat dan mudah dibaca karena informasi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami apabila ukuran huruf tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil atau dapat dikatakan sedang, namun perlu diperhatikan pula baris dalam penyusunnanya guna untuk menjaga keseimbangan dalam sebuah halaman majalah dapat dilihat pada gambar berikut.


(51)

43 Gambar III.16 Body text pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Initial Caps

Initital caps adalah sebuah huruf awal yang berukuran besar pada awal kalimat atau awal paragraf (Rustan, 2014, h.44). Initial caps juga berfungsi sebagai penanda antar paragraf yang satu dengan yang lainya bukan hanya itu saja initial caps juga berfungsi sebagai penyeimbang sebuah komposisi pada suatu majalah. Sebuah majalah akan lebih nyaman dibaca apabila sebuah paragraf di awali dengan intial caps namun perlu diperhatikan sebuah pentempatan intial caps pada sebuah artikel karena jika penempatan sebuah intial caps yang tidak tepat maka akan membuat orang sulit membacanya. Ketiga majalah J-POP ini memiliki initial caps dalam tata letak bagian isinya, sehingga elemen tata letak tersebut melengkapi ketiga majalah ini terutama dalam perancangan tata letak. Initial caps tidak hanya satu dalam sebuah artikel yang disajikan namun dapat menggunakan beberapa initial caps guna memberikan kemudahan dalam membaca sebuah artikel pada majalah.


(52)

44 Gambar III.17 Initial caps pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Nomor Halaman

Dalam majalah ini terlihat jelas sekali penomoran halaman namun masih memiliki kekurangan yaitu dalam perancangannya tidak menggunakan batas garis sehingga tak begitu terlihat jelas apakah itu nomor halaman ditambah dengan penyimpanan sebuah fan page yang disimpan dekat dengan nomor halaman. Berbeda dengan bagian yang satunya majalah yang satunya menggunakan garis bantu sehingga terlihat rapih dalam penggunaan nomor halaman.


(53)

45 Gambar III.18 Nomor Halaman pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Indent

Indent merupakan bagian sebuah awal kalimat yang menjorok kedalam atau dapat dikatakan sebuah awal paragraf, berbeda dengan hanging indent yaitu paragraf yang menjorok keluar. indent biasanya pada baris pertama menjorok kedalam lalu baris selanjutnya tidak atau dapat dikatakan menjorok keluar, berbeda dengan sebaliknya paragraf pertama tetap dalam posisi lalu paragraf selanjutnya menjorok masuk kedalam. Disini indent berfungsi sebagai penanda awal paragraf sehingga pembaca nyaman saat membaca awal artikel yang ada pada majalah.

Gambar III.19 Indent pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Sumber : Dokumentasi Pirbadi (2016)


(54)

46 Pada ketiga majalah ini menggunakan indent yang menjorok ke dalam agar suatu susunan paragraf terlihat rapih sehingga element ini sangat sering sekali di gunakan dalam majalah hampir dari setiap artikel yang ada menggunakan elemen layout ini.

Subjudul

Subjudul adalah judul kecil yang berada pada bagian isi dari artikel yang disajikan, biasanya huruf dalam sub judul dipertebal dan diberi warna lain untuk membedakan dari isi suatu artikel yang ada dalam majalah. Berdasarkan pengamatan majalah ini sama memiliki kelengkapan dalam subjudul. Perlu dipahami subjudul berbeda dengan deck. Penggunaan deck biasanya ada setelah judul fungsinya sebagai pengantar sebelum menuju body text. Subjudul biasanya ada karena sebuah artikel yang panjang sehingga sebuah artikel dibagi menjadi beberapa topik.

Gambar III.20 Subjudul pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Spasi

Spasi adalah jarak antara huruf berfungsi memberikan jarak nyaman pada pembaca agar huruf tidak saling berdempetan selain itu spasi juga berfungsi sebagai jarak antar paragraf.


(55)

47 Gambar III.21 Spasi pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Kickers

Dalam kedua majalah ini ditemukan sebuah elemen yang satu ini, dapat diperhatikan pada gambar berikut sebuah kickers ditempatkan di atas judul sebuah majalah dengan tujuan memberikan gambaran lokasi saat membaca artikel tersebut.

Gambar III.22 Kickers pada majalah J – POP tahun 2013 dan 2014 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

pada majalah J-POP tahun 2015 tidak ditemukan sebuah kickers karena pembahasan terhadap suatu grup musik pada majalah ini tidak begitu banyak,


(56)

48 walaupun seperti itu tapi tetaplah harus memberikan sebuah elemen ini agar majalah lengkap elemen tata letaknya.

Header & Footer

Dalam majalah ini penggunaan header dan footer ini banyak sekali ditemukan pernggunaan yang salah dalam penempatannya seharusnya penggunaan elemen ini memberikan penempatan ke sebuah artikel dapat dilihat perbedaannya pada kedua edisi ini.

Gambar III.23 Header & Footers pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)  Caption

Dalam majalah ini setelah diamati penggunaan caption hanya ada dalam beberapa halaman saja, tidak sebuah keharusan penggunaan caption ini dalam menjelaskan sebuah gambar namun alangkah lebih baiknya sebuah gambar diberikan sedikit penjelasan dengan menggunakan caption ini. Namun tidak ditemukan sebuah caption yang menjelaskan pada majalah 2014 dan 2015.

Gambar III.24 Caption pada majalah J – POP edisi 04 tahun 2013 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(57)

49 III.5 Elemen Visual Pada Majalah J – POP 2013, 2014 dan 2015

Warna

Dalam perancangan tata letaknya setelah di teliti dan diamati secara seksama majalah J – POP ini menggunakan warna yang bertabrakan sehingga membuat kesan tata letaknya menjadi aneh saat pertama kali dilihat, warna merupakan sebuah elemen visual yang mampu membuat sebuah artikel mudah dibaca bukan sebaliknya sehingga dalam majalah ini cenderung menggunakan warna warna yang tidak terlalu mencolok.

Gambar III.25 Warna pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Dapat dirasakan secara jelas perubahan warna yang berpindah dari halaman yang satu ke yang lainya, terlihat berbeda, hal inilah yang membuat suatu layout nampak tidak memiliki daya tarik berbeda dengan yang satunya menggunakan warna yang sama dalam satu halaman sehingga mengurangi kejenuhan pada pembaca hal inilah yang harus diperhatikan dalam menentukan sebuah warna.

Foto

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ketiga majalah J – POP ini, dalam perancangannya sudah tepat dan sesuai kriteria yang ada dalam majalah yaitu dengan memberikan sebuah elemen visual berupa foto sehingga informasi yang disajikan dapat memberikan gambaran secara jelas apa yang sedang dibicarakan dalam artikel tersebut, sebuah gambar bukan hanya memperjelas informasi namun memberikan daya tarik juga kepada pembaca disaat pembaca tidak tahu gambarannya, adanya sebuah foto menjadikan sebuah majalah terlihat menarik, berbeda dengan sebuah buku yang hanya berisi pengertian pengertian tanpa adanya gambar, maka pembaca cenderung cepat merasa bosan saat melihatnya,


(58)

50 hal inilah yang membuat majalah begitu banyak diminati oleh masyrakat menengah ke atas.

Gambar III.26 Foto pada majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Artworks

Artworks yang terdapat pada majalah ini cenderung lebih kepada penampilan sebuah gaya gambar manga pada umunya karena majalah ini membahasa tentang seputar entertaiment yang semarak dibicarakan di jepang. Sehingga illustrasi yang ada mengadopsi gaya gambar jepang pada umumnya. biasanya artworks ada pada bagian sampul belakang atau pada artikel yang membahas seputar anime dalam majalah J-POP tahun 2013, 2014 dan 2015.

Tipografi

Tipografi adalah elemen terpenting dalam penyusunan sebuah majalah, terutama dalam sebuah artikel yang ada dalam sebuah majalah. Dalam perancangannya sebuah artikel tak luput dari gaya huruf yang digunakan sperti gaya dekoratif, sans-sherif, script dan sherif semuanya merupakan gaya huruf yang memiliki chiri khasnya tersendiri, dalam majalah J – POP ini penggunaan huruf yang digunakan cenderung sangat standar dan tidak bervariasi, sehingga pembaca kurang menikmati anatomi huruf pada informasi yang disajikan dalam majalah tersebut, apabila sebuah warna sudah tepat didukung dengan elemen huruf yang indah maka akan memiliki kesan yang unik, dipadukan dengan elemen baris yang tersusun rapih, dapat dipastikan perancangan layout itu sudah dapat dikatakan memenuhi sebuah khaidah ilmu desain yang ada.


(59)

51 III.6 Elemen tak terlihat (invisible element) Pada Majalah J – POP tahun 2013, 2014 dan 2015

Elemen ini dapat digolongkan sebagai konsep awal dari perancangan suatu majalah yang berfungsi untuk mempermudah penetapan elemen layout lainya. Elemen ini sangatlah penting terutama pada sebuah majalah yang akan menggunakan elemen teks lebih banyak dalam hal ini invisible element akan sangat membantu sekali pada keseluruhan perancangan layout majalah ini.

 Margin

Berdasarkan hasil pengamatan margin yang terdapat pada majalah J - POP edisi ke 13 dan 04 ini menggunakan margin simetris diamana kedua bagian terbagi rata cerminan dari margin kiri, namun penggunaan margin ini jika pembagiannya tepat makan akan terhidar dari ketidakterbacaan. Margin adalah jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen tata letak (Rustan, 2014, h.64)

Gambar III.27 Margin pada majalah J – POP edisi 13 dan edisi 04 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Grid

Grid yang terdapat pada majalah ketiga majalah ini cenderung lebih baik namun dalam penggunaanya biasanya ada yang menggunakan empat baris dalam pembagiannya, ada juga yang menggunakan dua baris dalam satu halaman dan aja juga yang menggunakan tiga baris dalam satu halaman. Grid baisanya sangat membantu dalam pembuatan dan penempatan elemen tata letak isi pada majalah.


(60)

52

Gambar III.28 Column grid Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)

Grid di atas adalah grid yang paling sering digunakan untuk media media seperti majalah, tabloid, buku dan lainya. Apabila penempatan sebuah majalah memiliki dasar perancangan yang tepat sesuai dengan grid yang sudah di rancang dengan baik maka majalah tersebut akan rapih dan mempermudah penempatan elemen layout lainya.


(61)

53 BAB IV. PEMBAHASAN MASALAH

IV.1 Pembahasan Elemen Tata Letak isi majalah J-POP tahun 2013

Majalah pertama yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 04 tahun 2013 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.1 Tata letak Majalah J - POP tahun 2013 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(62)

58 IV.2 Pembahasan Elemen Tata Letak isi Majalah J-POP tahun 2014

Majalah kedua yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 08 tahun 2014 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini, yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.2 Tata letak Majalah J - POP tahun 2014 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(63)

63 IV.3 Pembahasan Elemen Tata Letak isi majalah J-POP tahun 2015

Majalah kedua yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 12 tahun 2015 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini, yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.3 Tata letak Majalah J - POP tahun 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(64)

68 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap elemen-elemen tata letak yang terdapat pada majalah J-POP Culture ini melalui metode penelitian kualitatif baik itu melalui wawancara kepada penerbit dan focus group discussion kepada pembaca majalah ini dan maupun berbagai literatur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang berdasarkan teori dan berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah elemen tata letak Judul, Deck, Sub judul, Spasi, Bodytext, Initial Caps, Nomor Halaman, Indent, Header & Footer, Kickers, Warna Tipografi dan Grid Margin sudah berfungsi sebagai mana mestinya elemen-elemen ini sangat membantu memudahkan pembaca saat membaca dan bukan hanya memperhatikan keindahannya saja melainkan fungsinya sudah berfungsi sangat baik.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang berdasarkan teori namun tidak berfungsi dengan baik antara lain adalah elemen tata letak Artoworks dan Foto pada majalah J-POP tahun 2013 ini dalam perancangannya secara teori sudah tepat karena menggunakan elemen ini dalam majalah namun tidak berfungsi dengan baik karena resolusi gambar yang digunakan kualitasnya rendah.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang tidak berdasarkan teori dan tidak berfungsi dengan baik antara lain adalah elemen tata letak Caption pada majalah ini dalam perancangannya secara teori belum tepat dan tidak berfungsi dengan baik karena dalam majalah ini tidak menggunakan elemen ini.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2014 yang berdasarkan teori dan berfungsi dengan baik ada beberapa elemen antara lain adalah Bodytext, Indent, Spasi, Header & Footer, Tipografi dan Grid Margin yang sudah berfungsi sebagai mana mestinya elemen-elemen ini sangat membantu memudahkan pembaca saat membaca dan bukan hanya


(1)

53 BAB IV. PEMBAHASAN MASALAH

IV.1 Pembahasan Elemen Tata Letak isi majalah J-POP tahun 2013

Majalah pertama yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 04 tahun 2013 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.1 Tata letak Majalah J - POP tahun 2013 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(2)

58 IV.2 Pembahasan Elemen Tata Letak isi Majalah J-POP tahun 2014

Majalah kedua yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 08 tahun 2014 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini, yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.2 Tata letak Majalah J - POP tahun 2014 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(3)

63 IV.3 Pembahasan Elemen Tata Letak isi majalah J-POP tahun 2015

Majalah kedua yang akan dibahas adalah majalah J-POP edisi 12 tahun 2015 yang akan dibahas satu persatu elemen yang terdapat dalam tata letak majalah ini, yang akan mengkomparasi sebuah pendapat dari pembaca, penerbit dan sebuah teori yang menjelaskan perancangan elemen tata letak yang baik dan benar yang akan dijelaskan pada tabel pembahasan.

Gambar IV.3 Tata letak Majalah J - POP tahun 2015 Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)


(4)

68 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap elemen-elemen tata letak yang terdapat pada majalah J-POP Culture ini melalui metode penelitian kualitatif baik itu melalui wawancara kepada penerbit dan focus group discussion kepada pembaca majalah ini dan maupun berbagai literatur, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang berdasarkan teori dan berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah elemen tata letak Judul, Deck, Sub judul, Spasi, Bodytext, Initial Caps, Nomor Halaman, Indent, Header & Footer, Kickers, Warna Tipografi dan Grid Margin sudah berfungsi sebagai mana mestinya elemen-elemen ini sangat membantu memudahkan pembaca saat membaca dan bukan hanya memperhatikan keindahannya saja melainkan fungsinya sudah berfungsi sangat baik.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang berdasarkan teori namun tidak berfungsi dengan baik antara lain adalah elemen tata letak Artoworks dan Foto pada majalah J-POP tahun 2013 ini dalam perancangannya secara teori sudah tepat karena menggunakan elemen ini dalam majalah namun tidak berfungsi dengan baik karena resolusi gambar yang digunakan kualitasnya rendah.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2013 yang tidak berdasarkan teori dan tidak berfungsi dengan baik antara lain adalah elemen tata letak Caption pada majalah ini dalam perancangannya secara teori belum tepat dan tidak berfungsi dengan baik karena dalam majalah ini tidak menggunakan elemen ini.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2014 yang berdasarkan teori dan berfungsi dengan baik ada beberapa elemen antara lain adalah Bodytext, Indent, Spasi, Header & Footer, Tipografi dan Grid Margin yang sudah berfungsi sebagai mana mestinya elemen-elemen ini sangat membantu memudahkan pembaca saat membaca dan bukan hanya


(5)

69 memperhatikan keindahannya saja melainkan fungsinya sudah berfungsi sangat baik.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2014 yang berdasarkan teori namun tidak berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah Initial Caps, Nomor Halaman, Kickers, Warna dan Artworks dan Foto karena dalam perancangannya sebuah majalah elemen ini memiliki fungsi tingkat keterbacaannya yang rendah terhadap pembaca.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2014 yang tidak berdasarkan teori dan tidak berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah elemen tata letak Deck, Sub Judul dan Caption dalam perancangannya dapat dikatakan tidak ada, sesungguhnya penggunaan elemen ini sangat penting karena dapat meningkatkan rasa ingin tau pembaca terhadap suatu artikel isi, informasi topik apa yang sedang dibaca dan tingkat keterbacaan yang nyaman.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2015 yang berdasarkan teori dan berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah elemen tata letak Bodytext, Header & Footer, dan Indent yang sudah berfungsi sebagai mana mestinya elemen-elemen ini sangat membantu memudahkan pembaca saat membaca dan bukan hanya memperhatikan keindahannya saja melainkan fungsinya sudah berfungsi sangat baik.

 Perancangan elemen tata letak majalah J-POP tahun 2015 yang berdasarkan teori namun tidak berfungsi dengan baik terdapat beberapa elemen antara lain adalah elemen tata letak Judul, Deck, Sub Judul, Initial Caps, Nomor Halaman, Spasi, Warna, Artworks dan Foto, Margin dan Grid dalam perancangan sebuah majalah elemen ini memiliki fungsi tingkat keterbacaannya yang rendah terhadap pembaca sehingga tidak berfungsi dengan baik elemennya.

 Perancangan elemen tata etak ajalah J-POP Tahun 2015 yang tidak berdasarkan teori dan tidak berfungsi dengan baik antara lain adalah Caption dan Kickers dalam perancangannya dapat dikatakan tidak ada,


(6)

70 sesungguhnya penggunaan elemen ini sangat penting karena dapat meningkatkan rasa ingin tau pembaca terhadap suatu artikel isi, informasi topik apa yang sedang dibaca dan tingkat keterbacaan yang nyaman.

V.2 Saran

Dari kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut :

 Untuk merancang sebuah majalah yang baik dari segi kelengkapan dan fungsi, desainer harus memahami karakteristik dari majalah tersebut.

 Desainer perlu mengetahui sebuah susunan yang tepat dalam sebuah majalah tidak hanya berlandaskan pada estetikanya saja.

 Dalam perancangan sebuah desan baik majalah atau media cetak lainya harus mampu mengkombinasikan antara fungsi dan teori karena kedua hal tersebut saling memiliki keterkaitan antara yang satu dan yang lainya.