564
3. Tindakan Siklus II
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II
No Kategori
Aspek yang Diamati Jumlah
Menyusun Balok Mewarnai Gambar
Meronce F
F F
1.
Berkembang Sangat Baik
11 47,82
9 39,13
12 52,17
32 46,37
2.
Berkembang Sesuai Harapan
10 43,47
11 47,82
8 34,78
29 42,02
3.
Mulai Berkembang
1 4,34
2 8,69
2 8,89
5 7,24
4.
Belum Berkembang
1 4,34
1 4,34
1 4,34
3 4,34
Jumlah 23
100 23
100 23
100 69
100
Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 23 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 32 anak 46,37 yang
masuk kategori berkembang sangat baik, 29 anak 42,02 yang masuk kategori berkembang sesuai harapan, 5 anak 7,24 yang masuk kategori Mulai Berkembang dan 3
anak 4,34 yang masuk kategori belum berkembang . Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang
diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kedisiplinan anak dalam menyusun balok, mewarnai gambar, dan meronce telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan
kategori berkembang sesuai harapan, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak yang masuk kategori berkembang sangat baik 46,37 dan masuk kategori berkembang sesuai
harapan 42,02 dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 88,39 dengan kategori berkembang sesuai harapan. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada
tindakan selanjutnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan mulai dari sebelum tindakan dilakukan sampai siklus I dan siklus II dapat dibahas sevagai berikut :
1. Data Pra tindakan
Pada pra tindakan baru sekisar 16,66 yang bisa dikategori berhasil berkembang sangat baik dan baik, masih ada sekitar 83,33 yang belum berhasil, kemungkinan hali
itu disebabkan karena anak belum terbiasa dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kedisiplinan seperti menyusun balok, mewarnai gambar, dan
meronce hal ini dilakukan untuk mengukur kedisiplinan anak. Disamping itu belum
565
berkembangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif. Selanjutnya kemungkinan penyebab
rendanya kemampuan anak dalam mengembangkan kedisiplinannya pada pra tindakan bisa bersumber dari lengkungan bermain dan juga suasan dalam pembelajaran yang
belum berkembang menyenangkan. Kemungkinan pembelajaran sangat monoton banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal-hal
itu yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan siklus 1 dengan menggunakan metode pemberian tugas terbukti dapat
meningkatkan kedisiplian anak.
2. Tindakan Siklus I