Arah Kebijakan BPPT Arah Kebijakan Deputi Bidang TAB

Page 17

BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja

Target Kinerja Deputi Bidang Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi Eselon I BPPT sebagai unsur pelaksana lembaga merupakan Tujuan Program yang akan dicapai oleh Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, dan kemudian dijabarkan dalam Sasaran Program yang didistribusikan secara top down untuk dibagi habis menjadi target kinerja dari unit kerja di lingkungan Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Capaian Kinerja Outcome Deputi Bidang Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi BPPT merupakan kontribusi secara konvergen dan berjenjang dari capaian kinerja output dari unit kerja di lingkungan Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi yang telah berhasil dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna layanan teknologi. Page 18 Tabel 4.1. Target Kinerja Deputi TAB 2015-2019 Tujuan T1. Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa Sasaran Program IKP Satuan Target 2015 2016 2017 2018 2019 SP 1 Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa Jumlah Inovasi di bidang TAB yang dihasilkan Inovasi - 2 5 6 9 Jumlah rekomendasi dibidang TAB yang dimanfaatkan rekomendasi 2 2 3 3 SP 2 Peningkatan layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa Jumlah layanan teknologi dibidang TAB Layanan teknologi 4 12 14 25 25 Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai IKM - - - - - Page 19 Sasaran Strategis BPPT Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran lebih detail dari Tujuan BPPT dengan indikator dan target yang terukur. Formulasi keterkaitan antara Tujuan dan Sasaran Strategis BPPT 2015-2019 adalah sebagai berikut: Sasaran Strategis terkait Tujuan 1 Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa adalah: Sasaran Strategis 1: Terwujudnya inovasi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Pencapaian sasaran ini diukur dengan indikator kinerja Jumlah Inovasi yang dihasilkan dari Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi berjumlah 5 inovasi sebagai berikut : a Tahun 2017 menghasilkan 2 inovasi yang terdiri dari : lisensi paten produksi enzim protease, xilanase, lipase penurunan pemakaian enzim impor sebesar 10 dari PTB dan Inovasi teknologi produksi pangan non beras dari B2TP b Tahun 2018 menghasilkan 1 Inovasi teknologi produksi pangan non beras dari PTA c Tahun 2019 menghasilkan 2 inovasi yang terdiri dari : Inovasi teknologi produksi Dextrose Mono Hydrate DMH dari PTFM dan Inovasi teknologi produksi pangan non beras dari PTA Sasaran Strategis 2: Terwujudnya layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan indikator jumlah layanan teknologi yang dihasilkan dari Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, yaitu berjumlah 4 layanan sebagai berikut: a 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in- vitro dari Bbiotek pada tahun 2016 b 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in- vitro dari Bbiotek pada tahun 2017 c 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in- vitro dari Bbiotek pada tahun 2018 d 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in- vitro dari Bbiotek pada tahun 2019 Page 20 Sasaran Program Deputi Bidang TAB Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran lebih detail dari Tujuan Program dengan indikator dan target yang terukur. Formulasi keterkaitan antara Tujuan Program dan Sasaran Program Deputi Bidang TAB 2015-2019 adalah sebagai berikut: Sasaran Program terkait Tujuan Program Meningkatkan inovasi dan layanan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa adalah: Sasaran Program 1: Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Pencapaian Sasaran Program 1 ini diukur dengan indikator kinerja jumlah Inovasi yang dihasilkan dari Deputi Bidang TAB, yaitu berjumlah 21 inovasi sebagai berikut : a Tahun 2016 menghasilkan 2 inovasi yang terdiri dari: 1 paten komersial produksi enzim protease, xilanase dan lipase dari PTB, dan 1 Alih Teknologi Pemanfaatan agen hayati biopeat b Tahun 2017 menghasilkan 5 Inovasi yang terdiri dari : 1 Alih teknologi produksi cangkang kapsul dari PTA, 1 Alih teknologi produksi pangan lokal dari PTA, 1 Teknolologi produksi beras ubi kayu dari B2TP, 1 Paten komersial produksi enzim protease, xilanase, lipase dari PTB, 1 Alih teknologi bahan baku obat dengan ekstraksi dari PTFM. c Tahun 2018 menghasilkan 5 Inovasi yang terdiri dari : 1 Alih Teknologi produksi Zinc Stearat dari PTA, 1 Alih teknologi produksi pangan lokal dari PTA, 1 Inovasi pakan ternak komplit dari PTPP, 1 Alih teknologi bahan baku obat dengan ekstraksi dari PTFM, 1 Paten komersial produksi enzim protease, xilanase, lipase dari PTB, 1 Teknologi perbanyakan bibit tanaman hortikultura dari BBiotek d Tahun 2019 menghasilkan 9 inovasi yang terdiri dari : 1 Advokasi teknologi produksi turunan sawit Zinc Stearat dari PTA , 1 Alih teknologi peningkatan masa kesegaran buah tropis dari PTA, 1 Alih teknologi produksi pangan lokal dari PTA, 1 Alih teknologi produksi edible film dari PTA, 1 Teknologi produksi mie sorghum ubi kayu dari B2TP, 1 Inovasi teknologi benih monosex jantan udang Galah dari PTPP, 1 Alih teknologi bahan baku obat dengan ekstraksi dari PTFM , 1 Inovasi teknologi produksi Dextrose Page 21 Mono Hydrate DMH sebagai bahan baku obat paten komersial dari PTFM, 1 Teknologi perbanyakan bibit tanaman hortikultura dari Bbio Pencapaian Sasaran Program 1 ini juga diukur dengan indikator kinerja jumlah Rekomendasi yang dihasilkan dari Deputi Bidang TAB, yaitu berjumlah 10 rekomendasi sebagai berikut: a Tahun 2016 menghasilkan 2 rekomendasi yang terdiri dari 1 buku outlook teknologi pangan dari PTA dan 1 buku outlook teknologi kesehatan b Tahun 2017 menghasilkan 2 rekomendasi yang terdiri dari 1 buku outlook teknologi pangan dari PTA dan 1 buku outlook teknologi kesehatan c Tahun 2018 menghasilkan 3 rekomendasi yang terdiri dari 1 buku outlook teknologi pangan dari PTA, 1 rekomendasi pemeliharaan dan perbaikan induk nilai salina dari PTPP, dan 1 buku outlook teknologi kesehatan d Tahun 2019 menghasilkan 3 rekomendasi yang terdiri dari 1 buku outlook teknologi pangan dari PTA, 1 rekomendasi model teknologi petenak sapi terintegrasi sapi sawit dari PTPP, dan 1 buku outlook teknologi kesehatan Sasaran Program 2: Peningkatkan layanan teknologi untuk mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa Pencapaian sasaran program ini diukur dengan indikator jumlah layanan teknologi yang dihasilkan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, yaitu berjumlah 80 layanan sebagai berikut: a Tahun 2015 menghasilkan 4 layanan konsultasi kepada 4 UKM dari B2TP b Tahun 2016 menghasilkan 12 layanan yang terdiri dari 2 Layanan konsultasi kepada UKM pengolah produk olahan jagung oleh PTA, 1 Alih teknologi produksi mie jagung di Technopark Grobogan oleh PTA, 3 Layanan konsultasi kepada 4 UKM dari B2TP, 2 Layanan difusi olahan produk pati dari B2TP, 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 2 Layanan kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari BBiotek c Tahun 2017 menghasilkan 14 rekomendasi yang terdiri dari 2 Layanan konsultasi kepada UKM pengolah produk mokaf dan kedelai dari PTA, 1 Alih teknologi produksi Page 22 mokaf terstandar di Technopark Grobogan dari PTA , 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi produksi pati alami dari B2TP, 1 Layanan analisa mutu pati dan derivatnya dari B2TP, 4 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan difusi pakan ternak dari B2TP, 2 Layanan kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari BBiotek d Tahun 2018 menghasilkan 25 layanan yang terdiri dari 2 Layanan konsultansi kepada UKM pengolah pangan berbasis jagung dari PTA, 1 Advokasi PPBT pangan fungsional berbasis jagung dari PTA, 1 Alih teknologi olahan produk kedelai local organik dari PTA , 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi produksi beras ubi kayu dari B2TP, 1 Layanan analisa mutu pati dan deriavatnya dari B2TP, 5 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan advokasi perusahaan olahan produk pati dari B2TP, 1 Layanan difusi olahan produk pati dari B2TP, 10 Layanan kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari Bbiotek. e Tahun 2019 menghasilkan 25 layanan yang terdiri dari 1 Layanan konsultasi kepada UKM pengolah pangan berbasis kedelai dari PTA, 1 advokasi PPBT pangan fungsional berbasis kedelai dari PTA, 1 alih teknologi produk tepung-tepungan terstandar dari PTA, 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi produksi mie sorghum ubi kayu dari B2TP, 1 Layanan analisa mutu pati dan derivatnya dari B2TP, 6 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan advokasi perusahaan derivat pati dari B2TP, 1 Layanan difusi olahan produk pati dari B2TP, 10 Layanan kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari Bbiotek.

4.2. Kerangka Pendanaan

Pendanaan dari APBN difokuskan untuk mendukung daya saing sektor produksi, kelestarian dan peningkatan kemanfaatan sumber daya alam, penyiapan masyarakat menghadapi kehidupan global serta penguatan SDM serta peningkatan sarana dan prasarana IPTEK.