Page 22
mokaf terstandar di Technopark Grobogan dari PTA , 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi produksi pati alami dari B2TP, 1
Layanan analisa mutu pati dan derivatnya dari B2TP, 4 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan difusi pakan ternak dari B2TP, 2 Layanan kepada Usaha berbadan
hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan
in-vitro dari BBiotek d
Tahun 2018 menghasilkan 25 layanan yang terdiri dari 2 Layanan konsultansi kepada UKM pengolah pangan berbasis jagung dari PTA, 1 Advokasi PPBT pangan fungsional
berbasis jagung dari PTA, 1 Alih teknologi olahan produk kedelai local organik dari PTA , 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi
produksi beras ubi kayu dari B2TP, 1 Layanan analisa mutu pati dan deriavatnya dari B2TP, 5 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan advokasi perusahaan olahan
produk pati dari B2TP, 1 Layanan difusi olahan produk pati dari B2TP, 10 Layanan kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di
Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari Bbiotek.
e Tahun 2019 menghasilkan 25 layanan yang terdiri dari 1 Layanan konsultasi kepada
UKM pengolah pangan berbasis kedelai dari PTA, 1 advokasi PPBT pangan fungsional berbasis kedelai dari PTA, 1 alih teknologi produk tepung-tepungan terstandar dari
PTA, 1 Layanan teknologi budidaya ubi kayu dan tebu dari B2TP, 1 Layanan teknologi produksi mie sorghum ubi kayu dari B2TP, 1 Layanan analisa mutu pati dan derivatnya
dari B2TP, 6 Layanan konsultasi UKM dari B2TP, 1 Layanan advokasi perusahaan derivat pati dari B2TP, 1 Layanan difusi olahan produk pati dari B2TP, 10 Layanan
kepada Usaha berbadan hukum dan 100 orang penerima manfaat teknologi di Technopark Kab. Bantaeng dari PTPP, 1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman
melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro dari Bbiotek.
4.2. Kerangka Pendanaan
Pendanaan dari APBN difokuskan untuk mendukung daya saing sektor produksi, kelestarian dan peningkatan kemanfaatan sumber daya alam, penyiapan masyarakat
menghadapi kehidupan global serta penguatan SDM serta peningkatan sarana dan prasarana IPTEK.
Page 23
Dalam pelaksanaan progam dan kegiatan BPPT diperlukan kaidah pelaksanaan yang tertata dengan baik dan bersinergi antara satu dengan lainnya yang meliputi kerangka
pendanaan, regulasi, kelembagaan dan evaluasi. Kerangka pendanaan ditujukan untuk mempertajam alokasi anggaran agar efektif dan efisien. Melalui mekanisme penyusunan
kerangka pendanaan yang dilaksanakan yaitu dengan mempertimbangkan kegitan dan anggaran tahun sebelumnya, yang kemudian direview khususnya pada keberlanjutan
program terhadap agenda pembangunan dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada outputkeluaran serta komponen-komponen di bawahnya. Dengan mempertimbangkan
lingkungan strategis dan capaian pada visi dan misi maka dilakukan review baseline yang meliputi alokasi program, kegiatan dan output serta komponen yang berlanjut maupun
yang baru; volume target pada masing-masing tingkatan serta evaluasi terhadap output yang sudah tercapai menjadi hasiloutcome.
Perhitungan pada Kerangka Pembiayaan Jangka Menengah KPJM yang melalui perhitungan khususnya di tahun 2015 yang sudah dilakukan di awal tahun baik untuk
biaya operasional maupun non operasional dengan dasar mempertimbangkan hasil kegiatan dan evaluasinya terhadap capaian kinerja yang sudah ditetapkan. Adapun
perhitungannya yaitu dengan mempertimbangkan alokasi dari masing-masing program, yang merupakan kompilasi alokasi per kegiatan sebagai implikasi adanya anggaran di
masing-masing output, sedangkan untuk tingkat komponen merupakan hasil perhitungan volume komponen dikalikan dengan satuan biaya dan inflasinya.
Alokasi baseline BPPT untuk 5 tahun kedepan sesuai dengan capaian visi dan misi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia guna menjawab kebutuhan dan
tantangan dilakukan melalui penyusunan skala prioritas anggaran. Alokasi anggaran yang efektif menjadi faktor penting dalam mewujudkan sasaran prioritas pembangunan. Dalam
mendukung hal tersebut, alokasi anggaran difokuskan pada program dan kegiatan yang memegang peran penting dalam pencapaian prioritas nasional untuk mendorong
pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, efisiensi dari belanja terkait operasional akan terus didorong sehingga alokasi yang terbatas menjadi
lebih berdayaguna. Alokasi belanja pada prioritas didukung dengan rencana konkret yang berorientasi pada hasil dan manfaat outcome dan impact. Dalam kaitan ini perencanaan
program dan kegiatan pembangunan menjadi salah satu kunci keberhasilan dari penajaman alokasi pada prioritas tersebut. Rencana yang konkret tersebut bukan saja pada
Page 24
kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas nasional melalui inovasi dan layanan teknologi.
Pendanaan Program dan Kegiatan BPPT pada RPJMN 2015-2019 dalam rangka untuk mewujudkan kemandirian bangsa, peningkatan daya saing dan pelayanan publik
dapat di ringkaskan pada Tabel 2.
Tabel 6. Baseline Pendanaan Deputi Bidang TAB 2015-2019
Kerangka Pendanaan Program dan Kegiatan Deputi Bidang TAB Tahun 2015- 2019 secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.
KODE PROGRAM KEGIATAN
RPJM I 2015-2019 2015
2016 2017
2018 2019
081.06 Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi 517,30
506,56 695,41
661,58 710,31
Inovasi dan Layanan Teknologi Deputi Bidang Agroindustri dan Bioteknologi
68,10 74,90
97,75 112,08
113,77
Page 25
BAB 5 PENUTUP
Renstra Deputi Bidang TAB 2015-2019 merupakan acuan dalam menyusun dokumen tahunan Rencana Kerja Renja, Rencana Kerja dan Anggaran RKA KL, dan Perjanjian
Kinerja PK di Deputi Bidang TAB. Pelaksanaan dan pemantauan terhadap program, kegiatan dan anggaran diukur
melalui indikator kinerja dan targetnya. Renstra ini selanjutnya akan menjadi bahan evaluasi dalam mereview antara rencana dengan pelasaksanaannya yang dituangkan
dalam laporan akuntabilitas lembaga kepada stakeholders dan customers sebagai pertanggungjawaban kepada masyarakat sebagai lembaga dalam menjalankan tugas
pokok, fungsi dan wewenangnya. Kegiatan-kegiatan yang mendukung prioritas nasional dan prioritas bidang tentu
akan selalu diutamakan, selain kegiatan yang secara langsung menjadi tanggung jawab dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BPPT. Namun demikian, untuk hal yang bersifat
mendesak akan tetap dipertimbangkan untuk diprogramkan sesuai dengan skala urgensinya dan ketersediaan dukungan pembiayaannya.
Pelaksanaan pengukuran kinerja akan dilakukan dengan mengacu pada sistem dan prosedur pengukuran kinerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan BPPT dan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dari Pemerintah.
Page 26
Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Deputi Bidang TAB
PROGRAM KEGIATAN
SASARAN PROGRAM OUTCOMESASARAN KEGIATAN OUTPUTINDIKATOR
TARGET ALOKASI Rp Milyar
UNIT ORGANISASI
KERJA PELAKSANA
2015 2016
2017 2018
2019 2015
2016 2017
2018 2019
Sasaran Program 5 TAB
Peningkatan pemanfaatan teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dalam
mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa
Jumlah Inovasi di bidang TAB yang dihasilkan 2
5 6
9 Jumlah Rekomendasi di bidang TAB yang
dimanfaatkan 2
2 3
3
Sasaran Program 6 TAB
Peningkatan layanan teknologi di bidang Agroindustri dan Bioteknologi untuk mendukung
peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa
Jumlah Layanan teknologi di bidang TAB 4
12 14
25 25
Indeks Kepuasan Masyarakat B
B B
B B
Kegiatan 14 : Pengkajian dan Penerapan Teknologi Produksi Pertanian 3503 2,75
11,40 19,00
21,50 21,50 PTPP
Sasaran Kegiatan 1 Inovasi teknologi peternakan sapi melalui sistim
integrasi sapi-sawit 1,25
1,95 5
6 6,5 PTPP
Jumlah prototipe pakan komplit berbasis limbah sawit
- -
1 1
1 0,5
0,95 1,00
2,00 2,00
Jumlah rekomendasi teknologi reproduksi dan kesehatan hewan di kawasan integrasinsapi
sawit -
- 1
1 -
0,4 0,40
0,75 0,75
1,00
Jumlahrekomendasi Good Agricultural Practices GAP dan Good Animal Husbandry Practices
GAHP di kawasan integrasi sapi-sawit -
- -
1 1
0,35 0,35
1,25 1,25
1,50
Jumlah prototipe kit pendeteksi dini penyakit busuk pangkal batang dan pembungaan tanaman
kelapa sawit di kawasan integrasi sapi sawit -
- -
- 2
2,00 2,00
2,00
Page 27
PROGRAM KEGIATAN
SASARAN PROGRAM OUTCOMESASARAN KEGIATAN OUTPUTINDIKATOR
TARGET ALOKASI Rp Milyar
UNIT ORGANISASI
KERJA PELAKSANA
2015 2016
2017 2018
2019 2015
2016 2017
2018 2019
Rekomendasi Kajian Gen-gen Potensial pada tanaman kelapa sawit
- 1
- -
- 0,25
0,00 0,00
0,00
Sasaran Kegiatan 2 Inovasi Teknologi Produksi benih udang galah
monosex jantan dan teknologi produksi ikan nila Salina Marine Tilapia
1,50 2,00
3,50 4,00
5,00
Jumlah prototype udang galahmonosex jantan 1
1 1
1 0,5
1,00 2,00
2,50 3,00
Jumlah Alih Teknologiproduksi ikan nila salina Marine Tilapia
1 1
- -
- 0,5
0,50 1,00
1,00 1,00
Jumlah rekomendasi pemeliharaan dan perbaikan kualitas induk ikan nila salina dan Marine
Tilapia 1
1 1
1 1
0,5 0,50
0,50 0,50
1,00