warna gelap, konsistensi pekat 3. Neurosensori :
adanya penurunan kesadaran bingung, halusinasi, koma. 4. Respirasi :
sesak, dyspnoe, hipoxia 5. Aktifitas :
lemah, lelah, letargi, penurunan tonus otot
C. Pengkajian Fisik
1. Kesadaran, tekanan darah, nadi, temperatur, respirasi 2. Inspeksi :
Mata : conjungtiva ada tidaknya anemis Mulut : adanya isi lambung yang bercampur darah
Ekstremitas : ujung-ujung jari pucat Kulit : dingin
3. Auskultasi : Paru
Jantung : irama cepat atau lambat Usus : peristaltik menurun
4. Perkusi : Abdomen : terdengar sonor, kembung atau tidak
Reflek patela : menurun 5. Studi diagnostik
Pemeriksaan darah : Hb, Ht, RBC, Protrombin, Fibrinogen, BUN, serum, amonoiak, albumin.
Pemeriksaan urin : BJ, warna, kepekatan Pemeriksaan penunjang : esophagoscopy, endoscopy, USG, CT Scan.
D. Pengkajian Khusus
Pengkajian Kebutuhan Fisiologis
1. Oksigen
Yang dikaji adalah : Jumlah serta warna darah hematemesis.
8
Warna kecoklatan : darah dari lambung kemungkinan masih tertinggal, potensial aspirasi.
Posisi tidur klien : untuk mencegah adanya muntah masuk ke jalan nafas, mencegah renjatan.
Tanda-tanda renjatan : bisa terjadi apabila jumlah darah 500 cc dan terjadi secara kontinyu.
Jumlah perdarahan : observasi tanda-tanda hemodinamik yaitu tekanan darah, nadi, pernapasan, temperatur. Biasanya tekanan darah sistolik 110 mmHg,
pernafasan cepat, nadi 110 xmenit, suhu antara 38 - 39 derajat Celcius, kulit dingin pucat atau cyanosis pada bibir, ujung-ujung ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal
berkurang, menyebabkan urine berkurang.
2. Cairan
Keadaan yang perlu dikaji pada klien dengan hematemesis melena yang berhubungan dengan kebutuhan cairan yaitu jumlah perdarahan yang terjadi.
Jumlah darah akan menentukan cairan pengganti. Dikaji : macam perdarahancara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi
perdarahan serta jenis pembuluh darah yang pecah. Perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba, warna darah merah segar, serta keluarnya secara kontinyu
menggambarkan perdarahan yang terjadi pada saluran pencernaan bagian atas dan terjadi pecahnya pembuluh darah arteri. Jika fase emergency sudah
berlalu, pada fase berikutnya lakukan pengkajian terhadap : Keseimbangan intake output. Pengkajian ini dilakukan pada klien
hematemesis melena yang disebabkan oleh pecahnya varices esofagus sebagai akibat dari cirrochis hepatis yang sering mengalami asites dan
edema. Pemberian cairan infus yang diberikan pada klien.
Output urine dan catat jumlahnya per 24 jam. Tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, mata cekung,
jumlah urin yang sedikit. Untuk klien dengan hemetemesis melena sering mengalami gangguan fungsi ginjal.
9
3. Nutrisi
Dikaji : Kemampuan klien untuk beradaptasi dengan diit : 3 hari I cair
selanjutnya makanan lunak. Pola makan klien
BB sebelum terjadi perdarahan Kebersihan mulut : karena hemetemesis dan melena, sisa-sisa
perdarahan \dapat menjadi sumber infeksi yang menimbulkan
ketidaknyamanan.\
4. Temperatur