Metode penyarian simplisia Tinjauan Pustaka

Flavonoid, umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam satu tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Tanin, merupakan sejenis kandungan tumbuhan yang bersifat fenol, mempunyai sifat khelat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin dapat digunakan sebagai pertahanan tumbuhan dan menghambat pertumbuhan tumor Harbone, 1987. Fenol, dan glikosida fenolik dengan beberapa jenis yang berbeda tersebar luas dalam alam dan ditemukan dalam banyak golongan dari komponen alam yang mempunyai unit aromatik. Beberapa golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan lignin, melanin, tanin merupakan senyawa polifenol Harbone, 1987.

2. Metode penyarian simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain dan biasanya berupa bahan yang telah dikeringkan Gunawan dan Mulyani, 2004. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya matahari langsung Anonim, 1979. Penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel setelah mengalami pembasahan oleh cairan penyari, zat aktif yang terlarut pada cairan penyari akan keluar dari dinding sel. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan pelarut semakin luas. Meskipun demikian tingkat kehalusan yang sangat tinggi dari simplisia tidak menguntungkan. Simplisia yang terlalu halus akan memberikan kesulitan dalam proses penyarian hal ini nampak pada proses perkolasi, bila serbuknya terlalu halus cairan tidak dapat turun. Ini disebabkan karena serbuknya terlalu halus sehingga ruang antar sel berkurang sehingga cairan tidak dapat turun Anonim, 1986. Selain derajat kehalusan serbuk simplisia, penyarian juga dipengaruhi oleh cairan penyari. Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan penyari yang baik haruslah memenuhi kriteria yakni murah dan mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tak mudah menguap, selektif, tidak mempengaruhi zat berkhasiat dan diperbolehkan oleh peraturan Anonim, 1986. Dalam proses penyarian dikenal beberapa metode antara lain infundasi, maserasi, perkolasi dan soxhletasi. a. Infundasi Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang dan kuman Anonim, 1986. b. Maserasi Maserasi merupakan cara penyarian sederhana, yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam ronga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel Anonim, 1986. Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara : 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari dienaptuangkan. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. kemudian endapan dipisahkan Anonim, 1986. Maserasi dapat dilakukan dalam beberapa modifikasi antara lain digesti, maserasi dengan pengaduk kontinyu, penyarian kembali remaserasi, maserassi melingkar, dan maserasi melingkar bertingkat. c. Perkolasi Perkolasi merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Etanol akan menghasilkan bahan aktif yang optimal dimana bahan pengganggu dalam skala kecil yang turut dalam cairan pengekstraksi. Perkolasi dihentikan kalau cairan ekstrak telah menjadi jernih Anonim, 1986. d. Soxhletasi Merupakan metode penyarian berkesinambungan yang dilakukan dengan cara cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada tabung dengan dibungkus kertas saring. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa samping sifon, kemudian diembunkan kembali oleh pendingin tegak. Cairan penyari menetes ke tabung yang berisi serbuk simplisia, kemudian melarutkan zat aktif dalam serbuk simplisia Anonim, 1986.

3. Cairan Penyari

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN IPRIH (Ficus glabella Blume) TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

0 2 21

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Ficus elastica Nois ex Blume TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

0 0 23

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Ficus racemosa L TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

1 1 20

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Ficus benjamina L TERHADAP Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS.

0 0 20

PENDAHULUAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK KLOROFORM DAN EKSTRAK ETANOL DAUN SINGKONG (Manihot utilissima Pohl.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DAN PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA.

0 1 16

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF EKSTRAK DAUN AWAR-AWAR (FICUS SEPTICA BRUM.F.) DAN UJI EFEKTIVITASNYA TERHADAP JAMUR COLLETOTRICHUM ACUTATUM.

0 0 9

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kloroform Daun Awar-Awar (Ficus septica Burm.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia.

0 0 16

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kloroform Daun Awar-Awar (Ficus septica Burm.) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia COVER

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Awar-Awar (Ficus septica Burm F) 2.1.1 Deskripsi Awar-Awar (Ficus septica Burm F) - PENGARUH EKSTRAK DAUN AWAR-AWAR (Ficus septica Burm F) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli UNTUK PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR

0 0 29