Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawandi Pt.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur
PENGARUH PEMBINAAN ROHANI ISLAM TERHADAP MOTIVASI KERJA
KARYAWANDI PT.UNITED TRACTORS Tbk, CAKUNG JAKARTA TIMUR
Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Titian Wahyu
NIM : 108052000008
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H. / 2013 M.
ABSTRAK
Titian Wahyu
Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di
Pt.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur
Pembinaan Rohani Islam dilingkungan dunia kerja atau perusahaan belum
secara intensif dilakukan oleh banyak perusahaan. Hal serupa dilakukan oleh
PT.United Tractor Tbk, Cakung Jakarta Timur yang baru memulai Pembinaan
Rohani Islam kurang lebih 4 tahun terakhir. Selain sebagai tempat bekerja atau
mencari rizki, perusahaan juga dapat menjadi lapangan dalam membentuk
ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Kepedulian perusahaan terhadap agama
salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya pembinaan rohani yang diharapkan
dapat membina para karyawan di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan
spiritual dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam penyelenggaraan
pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat serta pelaksanaan tugas
dan kewajiban seorang karyawan.Atas latar belakang tersebut penulis bermaksud
menguji seberapa besar Pengaruh Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi
Kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan dan karyawati PT.United Tractors Cabang Jakarta bagian
Workshop dan Counter yang beragama islam dan yang mengikuti kegiatan
Pembinaan Rohani Islam berjumlah 55 orang. Jumlah sampel yang akan
ditetapkan dalam penelitian ini adalah 30 responden. Adapun instrumen
penelitian menggunakan angket, sementara analisis data menggunakan
perhitungan statistik yang kemudian dihitung dengan rumus Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat disimpulkan terdapat Pengaruh
pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors
tergolong lemah sebagaimana ditunjukkan dengan korelasi sebesar (r= 0,390) dan
ditunjukkan dalam keeratan hubungan (koefisien korelasi) yaitu pengaruh
pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 15,21% dan
sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain yaitu indikator
kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitaskreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum
mendukung ide-ide kreatif karyawan dan situasi lingkungan yang kurang
mendukung ketrampilan-ketrampilan bekerja karyawan serta faktor
ketidakmampuan menghadapi permasalahan di tempat kerja, kemudian
keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin.
Keyword : Pembinaan Rohani Islam dan Motivasi Kerja
LEMBAR PERSEMBAHAN
K u persembahkan untuk-M U , Ya Rabbi
K ecintaanku padamu Ya Habibi Rasulullah SAW
Do’aku untukmu Ayahanda tercinta
Khidmatku untukmu I bunda tiada terkira
U ntuk ketiga adikku tersayang
Terima kasihku pada Budhe-budhe dan pakde yang terus
mensupportku
U ntuk saudara-saudariku
U ntuk kemenakanku yang selalu menghiburku
Dan untuk teman-teman dan sahabat yang berjuang bersama
menggapai cita dalam suka dan duka.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW dan atas
ridho Allah pulalah sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembinaan Rohani
Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung
Jakarta Timur” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tak mungkin terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan
dan petunjuk dari banyak pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta bimbingan penulis menyampaikan ucapan terima kasih
serta teriring do’a semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Pada kesempatan ini pula secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu, baik selama masa perkuliahan maupun penyelesaian
skripsi ini, antara lain:
1. Dr.Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs.Wahidin Saputra, M.Ag selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs.H.Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs.Study Rizal LK, MA Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dra.Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Drs.Sugiharto, MA selaku Wakil Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Dr.Suhaimi, M.Si selaku pembimbing akademik Jurusan
Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Kholis Ridho, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
pengarahan, saran, serta pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
9. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu dengan tulus memberi ilmu.
10. Teristimewa keluargaku tercinta, saudara-saudara, mba, mas, adik-adik serta
bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh kasih
sayang, telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tak henti
selalu mendo’akanku.
11. Suharto selaku Brand Manajer Cabang Jakarta di PT.United Tractors Tbk,
Cakung Jakarta Timur serta karyawan dan karyawati yang telah membantu
dalam pengumpulan data.
12. Teman-teman dan sahabat seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan 2008, suka duka
bersama kalian di masa perkuliahan akan selalu terkenang.
13. Serta semua pihak yang turut memberikan kontribusi pada penulis secara
langsung maupun tidak langsung baik dalam kehidupan sehari-hari, masa
perkuliahan serta dalam menyelesaikan skipsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon
kepada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan
skripsi ini. Karena “Sesungguhnya Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata,
kesalahan dan kekhilafan adalah milik manusia, namun manusia diwajibkan
berusaha dan kepada Allah pulalah kita serahkan segala urusan.” Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya dapat menambah khasanah keilmuan dan teknologi di masa yang akan
datang.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah.......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan................................................................................. 8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam.......................................................................... 10
1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam................................................. 10
2. Dasar – Dasar Pembinaan.................................................................. 12
3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam....................................................... 14
4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam............................................... 15
B. Motivasi Kerja.......................................................................................... 20
1. Pengertian Motivasi Kerja................................................................. 20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi...................................... 24
v
3. Prinsip-Prinsip Motivasi.................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran................................................................................ 28
D. Hipotesis.................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 30
B. Teknik Penentuan Sampel....................................................................... 31
C. Variabel Penelitian................................................................................... 33
D. Definisi Operasional................................................................................ 33
E. TeknikPengumpulan Data....................................................................... 35
F. Instrument............................................................................................... 36
G. Kisi-Kisi Instrument................................................................................ 36
H. Teknik Analisis data............................................................................... 38
BAB IV PENGARUH
PEMBINAAN
ROHANI
ISLAM
TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 40
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT.United Tracktors............ 40
2. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................... 42
3. Struktur Organisasi dan Pengelolaanya...............................................43
B. Penemuan dan Pembahasan.......................................................................46
1. Deskripsi Data......................................................................................46
2. Uji Koefisien Korelasi..........................................................................63
3. Pembahasan Analisis............................................................................65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 67
B. Saran......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 70
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel.1
Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian.............................. 30
Tabel.2
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian....... 33
Tabel.3
Daftar Nilai Skala Likert...................................................... 36
Tabel.4
Disiplin Waktu Ibadah Shalat.............................................. 47
Tabel.5
Melaksanakan Shalat Fardhu Dengan Benar....................... 48
Tabel.6
Berusaha Dan Berdo’a Dalam Menyelesaikan Masalah...... 49
Table.7
Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah………….. 50
Table.8
Mengkaji Al-Qur’an dengan baik………………………… 51
Table.9
Menjaga silaturahim……………………………………… 51
Table.10
Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan….. 52
Table.11
Beribadah dengan ikhlas………………………………… 53
Table.12
Persepsi Individu…………………………………………
Table.13
Harga diri dan prestasi…………………………………… 56
Table.14
Harapan…………………………………………………… 57
Table.15
Kepuasan kerja……………………………………………
Table.16
Kelompok kerja dan situasi lingkungan…………………. 59
Table.17
Kesempatan berkreatifitas…………………………………..
60
Table.18
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel X……….
61
Table.19
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel Y……….
62
Table.20
Tabel Perhitungan Korelasi X & Y………………………
63
55
58
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1
Struktur Orgaisasi............................................................... 43
Gambar.2
Struktur Organisasi dan Anggota Pengurus Masjid
Al-Furqon............................................................................ 44
v
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam
1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam
Kata pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun;
bentuk.1 Jika mendapat awalan me-menjadi “membina yang mempunyai
arti membangun; medirikan, mengusahakan supaya lebih baik. Sedangkan
pembinaan itu sendiri berarti “usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil
yang
lebih
baik.”2Pembinaan
dalam
Kamus
Bahasa
Indonesia
Kontemporer adalah proses membina, membangun atau menyempurnakan,
upaya mendapat hasil yang lebih baik.3
Selanjutnya pengertian rohani secara etimologi, kata “rohani”
dalam kamus bahasa Indonesia berarti: 1.roh, 2.berupa roh yang bertalian
dengan yang tidak berbadan jasmani.4 Dalam kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer dijelaskan rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang di
mana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan
manusia dengan sesama manusia denga ajaran agama yag dianutnya.5
1
Peter salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English, 1991), hal.13.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998,
dalam Ibid., hal.13.
3
Opcit, hal.205.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3,
(Jakarta:Balai Pustaka,tt), hal. 152.
5
Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, hal. 12-13.
10
11
Islam ditinjau dari bahasa berasal dari bahasa Arab yang diambil
dari kata salama yang berarti “selamat, penyerah, damai dan sentosa”.6
Sedangkan dari istilah Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya
diwahyukan Tuhan melalui Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada umat manusia.7
Dan Prof.DR.Harun Nasution menyatakan, Islam agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk masyarakat manusia kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakekatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Hadist. Islam
diturunkan sebagai pedoman agar manusia dapat menekankan mana yang
baik dan mana yang buruk serta yang hak dan yang bathil. Sejak awal
penciptaan manusia, Allah SWT telah menurunkan agama bagi manusia,
yang dibawa oleh seorang Rasul pada setiap masa tertentu. Hal itu terus
berlangsung sampai datang Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul terakhir
yang diutus membawa agama bagi seluruh umat manusia dan berlaku
untuk sepanjang zaman.8
Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembinaan
Rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan
kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan serta meningkatkan kondisi
jiwa seseorang bedasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
6
Fakhrudin, Ensiklopedia Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, tt), Hal. 521
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI press 1979)
Jilid 1, Hal. 24
8
H. Hafidz Anshari dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). Jilid
ke-2 Hal. 247
7
12
2. Dasar – Dasar Pembinaan Rohani
a. Pembinaan Iman
Pengertian secara umum pembinaan iman mencakup keseluruhan
bagian agama baik yang berkaitan amalan hati dan anggota tubuh. Iman
juga merupakan menampakan ketundukan syariat Allah swt dan terhadap
apa yang dibawa oleh Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan
hati, tanpa ada kebimbangan dan keraguan. 9
Urgensi pembinaan keimanan lahir dari kedudukannya sebagai
landasan utama dalam pembentukan kepribadian manusia, baik secara
pikiran maupun perilaku dan jasmani iman merupakan gizi bagi rohani dan
unsur dalam menggerakan perasaan dan mengarahkan kehendakNya.
Maka ketika unsur-unsuriman itu tumbuh dan tertanam dengan benar
dalam diri mausia maka setiap perbuatannya akan dilandasi dengan nilainilai keimanannya tersebut.
b. Pembinaan Pemikiran
Menurut Ahmad Izzat Rajih di kutip dalam Ahmad bin Abdul
Azzis Al-Hulaiby mendefinisikan pembinaan pemikiran dalam dua
definisi: pertama, definisi umum yaitu “ setiap akal yang berusaha
menyingkap dan mengungkap berbagai hal. Sosok sikap dan peristiwa
dengan
simbol-simbolnya
tanpa
melakukan
upaya
fisik
untuk
menyelesaikannya.” Definisi ini merupakan keseluruhan definisi akal,
mulai dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Kedua, yang
bersifat khusus, yaitu “ menyelesaikan kerumitan dalam pemikiran, baik
9
174
Abdul Aziz, Dasar-Dasar Pembinaan Rohani Anak (Yogyakarta: kanikus, 2011) hal.
13
dengan perbuatan”. Urgensi pembinaan pemikiran dapat dilihat dari nilai
pemikiran yang dicapai oleh akal dan pengaruh dalam kehidupan manusia.
Nilai pemikiran itu akan nampak pada hasil wawasan dan paradigma yang
dicapai oleh akal seseorang manusia setelah mengarahkan seluruh
upayanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemudian itu
semuanya di ikuti dengan terefleksinya pengaruh pengetahuan itu bagi
kehidupan manusia, baik dalam arah hidup maupun prilaku.10
c. Pembinaan Ibadah
Ibadah merupakan mencakup keseluruhan yang dicintai dan
diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan dan perbuatan yang lahir
maupun batin. Ibadah menurut Muhammad Abu Al-Fath Al-Bayanuni
dalam Ahmad bin Abdul Azzis yaitu “ibadah merupakan amalan hamba
yang berlandaskan kehendaknya yang sesuai dengan tuntuan Tuhan yang
disembah”, sedangkan menurut Sayyid Quthb dikutip dalam Ahmad bin
Abdul Azzis ibadah yaitu”merupakan penghambaan terhadap Tuhan dalam
keseluruhan urusan dunia maupun akhirat.”11
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan jika seseorang di berikan
pembinaan ibadah maka setiap sifat dan tingkah lakunya akan
melandaskan diri pada Tuhannya. Ketika dia melakukan perbuatan yang
salah maka dia akan selalu ingat Tuhannya.
10
Ibid, hal.175
Ibid, hal.262
11
14
3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam
Bedasarkan pengertian dari pembinaan rohani islam itu sendiri, maka
menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani islam
dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung, yaitu sebagai
berikut: 12
a. Bimbingan Langsung, yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing
dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung,
pembimbing dapat menggunakan teknik:
1.
Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien
berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat
percakapan pribadi, kunjungan kerumah dan observasi kerja klien.
2.
Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi lagsung dengan
klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam
bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata,
sosiodrama dan group teaching.
b. Bimbingan Tidak Langsung adalah bimbingan yang dilakukan media
komunikasi massa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara
individual maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan
sebagainya.
2) Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar
atau majalah, brosur, radio dan televisi.
12
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UI
Press 2001), Cet. Ke-2, h.55.
15
4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani islam yang
telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun
unsur-unsur tersebut adalah:
a. Materi
Pada dasarnya materi pembinaan rohani islam itu tergantung pada
tujuan pembinaan rohani islam yang hendak dicapai. Namun secara global
dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani islam dapat
diklasifikasikan menjadi 3 hal pokok yaitu: masalah keimanan (aqidah),
masalah keislaman (syari’ah), dan masalah budi pekerti. Keseluruhan
materi pembinaan rohani islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadist serta Ijtihad para ulama.
b. Pembina
Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam
pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) Kemampuan Profesionalitas
2) Memiliki sifat dan kepribadian yang baik
3) Memiliki kemampuan bermasyarakat
4) Bertaqwa kepada Allah SWT
c. Metode
Metode berasal dari bahasa Jerman “methodica” artinya ajaran
tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa
“methods” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”. Metode
yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk mencapai
16
sesuatu yang dimaksud ( dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). 13
Secara sematik metode berarti cara atau jalan yang ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Dengan
demikian metode pembinaan rohani rohani islam adalah cara atau jalan
yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan islam yang
efektif dan efisien. 14
Pada uraian berikut ini penulis akan mengungkapkan secara
singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan
rohani islam pada umumnya, yaitu:
1. Metode ceramah
Metode
yang
dilakukan
dengan
maksud
untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan
tentang sesuatu kepada pendengar menggunakan lisan.15 Metode
ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang bayak diwarnai oleh
ciri-ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’i pada suatu aktivitas
dakwah. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian khusus
tentang retorika, diskusi dan faktor-faktor lain yang membuat
pendengar merasa simpatik dengan ceramahnya. Metode ceramah ini,
sebagai metode dakwah bi al-lisan, dapat berkembang menjadi
metode-metode lain seperti metode diskusi dan tanya jawab. 16
13
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah Indonesia,
(jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.35
14
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99
15
Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo, 1988, h.45
16
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.101
17
2. Metode Tanya Jawab (Dialog)
Metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab
untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang
dalam memahami dan menguasai materi dakwah, disamping itu juga
untuk merangsang perhatian penerima dakwah.17 Metode tanya jawab
sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus digunakan bersamasama dengan metode lainnya, seperti metode ceramah. Metode ini
sifatnya membantu kekurangan-kekurangan yang yang terdapat pada
metode ceramah. Tanya jawab salah satu metode yang cukup
dipandang efektif apabila ditempatkan dalam usaha dakwah, karena
objek dakwah dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum
dikuasai oleh mad’u sehingga akan terjadi hubungan timbal balik
antara subjek dakwah dengan objek dakwah. 18
3. Metode Diskusi
Metode yang sering dimaksudkan sebagai pertukaran
pikiran (gagasan pedengar dan sebagainya) antara sejumlah orang
secara lisan membahasa suatu masalah tertentu yang dilaksanakan
dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. 19 Dakwah
menggunakan metode diskusi dapat memberikan peluang peserta
diskusi untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu
masalah dalam materi dakwah. Melalui metode diskusi ini dapat
mengembangkan kualitas mental dan pengetahuan agama para peserta
17
A Kadir Munawir, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1978) h.3132
18
Samsul Munir, Opcit, h.102
19
A. Kadir Munawir, Opcit, h.31-32
18
dan dapat memperluas pandangan tentang materi dakwah yang
didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan
benar tentang materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan
terlatih berpikir secara kreatif dan logisa(analisis) dan objektif.
4. Metode propagada
Metode suatu upaya menyiarkan islam dengan cara
mempengaruhi dan membujuk massa secara massal, persuasif dan
secara otoritatif (paksaan).20 Propagada dapat digunakan sebagai salah
satu metode dakwah. Metode ini dapat digunakan untuk menarik
perhatian dan simpatik seseorang. Pelaksanaan dakwah dengan
menggunakan metode propaganda dapat digunakan melalui berbagai
macam media, baik auditif, visual maupun audio visual. Kegiatan
yang dapat disalurkan melalui pengajian akbar, pertunjukan seni
hiburan, pamlet dan lain-lain.21
5. Metode keteladanan
Yaitu dakwah menggunakan metode keteladanan dan
demonstrasi, berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan
keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti
kepada apa yang dicontohkannya. 22 Metode dakwah dengan metode
ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak,
cara bergaul, cara beribadah, berumah tangga dan segala aspek
20
Dzikron Abdullah, Opcit, h.37
Samsul Munir Amin, Opcit, h.103
22
Dzikron Abdullah, Opcit, h.18
21
19
kehidupan manusia. Nabi sendiri dalam perikehidupannya merupakan
teladan bagi setiap manusia.
6. Metode drama
Metode ini adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mepertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar
dakwah dapat tercapai sesuai yang ditargetkan. 23 Dakwah dengan
menggunakan
metode
drama
dapat
dipentaskan
untuk
menggambarkan kehidupan sosial menurut tuntunan islam dalam
suatu lakon dengan bentuk pertunjukan yang bersifat hiburan. Kini
sudah banyak dilakukan dakwah dengan metode drama melalui media
film, radio, televisi, teater dan lain-lain.
7. Metode silaturahim (Home Visit)
Metode dakwah yang dilakukan dengan mengadakan
kunjungan kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan
isi dakwah kepada penerima dakwah. Dakwah dengan menggunakan
metode ini dapat dilakukan melalui silaturahim, menengok orang
sakit, ta’ziyah dan lain-lain. Dengan cara seperti ini manfaatnya cukup
besar dalam rangka mencapai tujuan dakwah seperti mempererat
persahabatan dan persaudaraan juga dapat dipergunakan oleh da’i itu
sendiri untuk mengetahui kondisi masyarakat disuatu daerah yang dia
kunjungi.24
23
24
Ibid, h.35
Samsul Munir Amin, Opcit, h.105.
20
d. Media
Media pembinaan rohani adalah segala suatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan rohani islam
yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani islam ini dapat berupa
barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Media
juga merupakan sarana pencapaian tujuan yang efektif dalam sebuah
pembinaan jika penggunaanya tepat pada apa yang diinginkan sesuai
dengan kebutuha pembinaan rohani islam. Contoh media dalam
pembinaan rohani islam adalah pembina, untuk materi, sarana dan
prasarana yaitu gedung, papan tulis, alat tulis, buku panduan pembinaan
rohani islam.
B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Secara etimologis motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata
movere yang berarti dorongan atau penggerak, maksudnya motivasi
merupakan sesuatu yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu. 25
Seperti disebutkan oleh Hasibuan, motif adalah suatu perangsang
keinginan dan daya gerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.26
Kemudian Moekijat memberikan definisi motif adalah suatu
pengertian yang mengandung alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-
25
Hasibuan,Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, ( Jakarta:Ghalia Indonesia,
1984) hal. 92
26
,Ibid, hal. 220
21
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Bereson Steiner memberikan definisi motif adalah suatu dorongan dari
dalam untuk beraktifitas atau bergerak secara langsung atau mengarah
kepada sasaran akhir. Sejalan dengan hal tersebut Hasibuan menyebutkan
bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja dengan
efektif dan teritegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai
kepuasan.27
Sedangkan The Liang Gie, mengatakan motivasi adalah dorongan
mental terhadap perorangan atau orang-orang sebgai anggota kelompok
dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat, dan ini dibagi dalam
dua macam yaitu, motivasi pribadi (Personal Motivation) yaitu dorongan
mental pribadi dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat dan
motivasi kelompok (Group Motivation) yaitu dorongan mental dari orangorang, golongan, atau kelompok dalam menggapai suatu peristiwa dalam
masyarakat.28
Sondang P. Siagian, merumuskan bahwa “Motivasi adalah
keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomi”.29
27
Ibid, hal. 223
The Liang Gie, Kamus Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung, 1978), hal.211.
29
Sondang P.Siagian MPA, PH.D, Filsafat Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung,
1978), hal.128.
28
22
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu:
a. Motivasi pertama yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation) dia
melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk
akan terjadi. Misalnya seorang karyawan yang patuh pada atasannya
karena takut dikenai sangsi jika melakukan kesalahan yang berakibat
kehilangan pekerjaan.
b. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement
motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama
karena sudah ada tujuan didalamnya. Karyawan mau melakukan
sesuatu dan rela untuk lembur karena ia ingin mencapai suatau sasaran
atau prestasi tertentu.
c.
Motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan
dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau
tujuan hidupnya. Seseorag yang telah menemukan misi hidupnya
bekerja bedasarkan nilai yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa
rasa mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang belajar atau
melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna
dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya(to leave a
legacy).30
Menurut Asyraf Hj Ab Rahman (dalam Khayatun, 2008), istilah
“kerja” dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari
rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu
siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus menerus tak kenal lelah,
30
(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html)
23
tetapi kerja mencakup segala bentuk
mempunyai
amalan
atau pekerjaan yang
unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang
berkerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya
untuk
kebaikan
diri,
keluarga, masyarakat dan negara
tanpa
menyusahkan orang lain.
Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu
memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari
nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama
fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan
fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan
bekerja.31
Bedasarkan penjelasan diatas, motivasi kerja adalah suatu
dorongan yang berasal dari faktor interen dan eksteren untuk mencapai
tujuan yang akan membawanya terlibat aktif dalam mengelola emosi diri
saat belajar. Motivasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari
kehidupan
manusia
untuk
menjalankan
segala
aktivitas
yang
diinginkannya. Motivasi sangat diperlukan bagi para karyawan untuk
menjalankan aktivitasnya dimana fungsinya adalah sebagai dorongan
untuk melakukan sesuatu kegiatan secara optimis.
31
Rahmat, 2010. Motivasi Kerja Dalam Islam. http://www.motivasi-islami.
com/motivasi-kerja-dalam-islam/. Diakses 29 Mei 2011.
24
Sarwoto menyatakan pendapat sebagai berikut :32
1. Diantara fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen maka
fungsi akan kegiatan motivasi adalah yang tergolong paling erat
hubungannya dengan unsur manusia bahkan tidak salah bila dikatakan
masalah manusia dalam manajemen (Manajemen Humman Problem).
2. Secara konkrit motivasi dapat diberikan batasan sebagai proses
motif penggerak bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
efesien. Memberi motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer dalam memberi inspirasi semangat dan dorongan kepada orangorang yang bekerja lebih baik.
3. Urgensi yang menonjol dari faktor manusia dalam managemen
menyebabkan motivasi sebagai fungsi dan kegiatan yang menggerakan
manusia ini menunjukka fungsi yang sangat penting dalam setiap manajer
yang praktis berpendapat bahwa motivasi adalah kegiatan terpenting dalam
proses manajemen.
Dari berbagai pengertian motivasi menurut para ahli tersebut di
atas, maka dapat penulis ambil kesimpulan bahwa motivasi adalah kegiatan
dari setiap pemimpin dalam memberi motif bekerja atau menggerakan dan
mendorong kepada para bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka
mau dan mampu bekerja dengan penuh semangat demi tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jadi motivasi adalah penumbuhan kemampuan dengan penuh
keikhlasan pada diri seorang karyawan, sehingga secara sukarela atau ikhlas
mau memberikan sumbangsihnya terhadap kepentingan organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi yang ditetapkan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi masih sulit untuk diukur akan kelakuan itu tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu motif atau desakan saja tetapi ada faktor-faktor
32
Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
(Jakarta:Ghalia Indonesia, 1986) hal. 136
25
yang membuatkan seseorang itu terdorong untuk membuatkan sesuatu.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, perlu
dilakukan pengkajian terhadap teori motivasi. Berbagai teori motivasi
kerja telah dikemukakan para ahli sebagai berikut:
a. Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya :
1). Hirarki kebutuhan dari Abraham H. Maslow
Abraham
Maslow
dalam
Mangkunegara,
2005
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk rasa memiliki
(sosial),
kebutuhan
akan
harga
diri,
dan
kebutuhan
untuk
mengaktualisasikan diri.33
2). Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan
asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik
menentukan keberhasilan atau kegagalan. Herzberg memandang bahwa
kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam
situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi
ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya
timbul daridalam diri sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik tetap
33
hal. 61
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, (Bandung : Refika Aditama, 2005)
26
diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan
atau sesuai dengan kebutuhan.34
3). Teori prestasi dari David Mc. Cleland.
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David
McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu:35
a)
Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan
untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar,
dan berusaha keras untuk berhasil.
b) Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk
membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c)
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk
hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Menurut Sudrajat, motivasi adalah ketekunan (energy) seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasme dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu
(motivasi ektrinsik).36 Sejalan dengan itu Wahjodumidjo menyatakan,
motivasi sebagai proses dapat muncul yang diakibatkan oleh faktor
didalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor
diluar yang disebut ekstrinsik.
34
Robbbins dan Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta : Salemba Empat) hal. 137
Anwar Prabu Mangkunegara, opcit, hal. 68
36
Sudrajat. Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. http://www.psb-psma.org/blogs/
akhmadsudrajat?page=5. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012.
35
27
Menurut Gomes motivasi kerja seseorang biasanya melibatkan
faktor-faktor
individual
dan
organisasional.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi yang sifatnya individual adalah kebutuhankebutuhan(needs),
tujuan(goals),
sikap(attitude)
dan
kemampuan-
kemampuan(abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor
yang
berasal
dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers),
pengawasan (supervision), pujian (praise) dan pekerjaan itu sendiri.37
3. Prinsip-Prinsip Motivasi
Untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien maka seorang
pimpinan dituntut harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip
motivasi dalam suatu lingkungan kerja, baik pada swasta ataupun
pemerintah. Dr. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi
memiliki dua prinsip,38 yaitu:
1. Motivasi adalah suatu proses dalam individu. Pengetahuan tentang
proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati
dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku dari orang itu.
2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah
laku yang diamati.
37
Gomes, Faustino C, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi,
2003)
38
Drs, RB, Khatib Pahlowon Kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional
Menuju Dakwah Profesional, (Jakarta: Amzah, 2007), Cet.Ke-1, h.95
28
C.
Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan
masalah ini adalah sebagai berikut :
Gambar.1
Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan di PT.United Tracktors tbk Cakung Jakarta Timur
Pembinaan Rohani Islam
Motivasi Kerja Karyawan
X
Y
Variable Bebas
Pembinaan
Rohani
Variable Terikat
merupakan
upaya
keseluruhan
pihak
yang
dilaksanakan terus menerus guna mengembangkan diri yang sesuai dengan apa
yang benar-benar diperintahkan oleh Tuhannya, dan sebagai dasar dalam
seseorang untuk bersikap, agar segala sikap dan tingkah lakunya mencerminkan
nilai-nilai religius, sesuai dengan tuntunan agama sebagai pedoman hidup.
Diharapkan nantinya seseorang dalam bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama
dan pancasila sebagai warga Negara serta dengan pembinaan rohani Islam
diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku jujur, tanggung jawab,
disiplin dan sebagainya.
Pembinaan Rohani Islam dalam penelitian ini terdapat 6 (enam) aspek yag
mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu; motivasi beribadah, menjalankan
agama secara konsisten, perwujudan tingkah laku suatu ajaran agama, keyakinan
dan kepercayaan yang mendalam, perasaan senang tidak senang dalam suatu
ajaran agama serta kecenderungan ketika menghadapi masalah.
Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang
merupakan bagian dari ibadah. Rahmat(2010) juga mengatakan bahwa motivasi
29
kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga
untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Motivasi
kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai
kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya. Bekerja
untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.
D.
Hipotesis
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan
hipotesis alternatif (Ha).39 Adapun kriteria penelitian ini adalah:
Ha : β0 ≠ 0
Ho ditolak atas Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang
signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap motivasi
kerja karyawan di PT.United Tractors tbk, Cakung-Jakarta
Timur.
H0 : β0 = 0
Ho system atau Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
yang signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap
motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tbk,
Cakung-Jakarta Timur.
39
28
Harris Clemes, Mengajarkan Disiplin Kepada Anak, ( Jakarta: Mitra Utama, 1996) h.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian dimulai September 2012 sampai
dengan Desember 2012, penelitian ini bertempat di PT.United Tractors Tbk,
JL.Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur. Peneliti melakukan
observasi untuk memperoleh informasi atau keterangan yang diperlukan
dalam penelitian. Adapun tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
a.
Persiapan angket yang akan disebarkan kepada karyawan.
b.
Izin kepada HRD untuk meneliti karyawan dari cabang Jakarta bagian
workshop dan counter.
c.
Pemilihan karyawan (responden) berkelompok dan yang beragama
Islam.
d.
Pembagian angket pada karyawan.
e.
Pengambilan kembali angket yang dilakukan langsung oleh peneliti.
Tabel.1
Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu/Bulan
Keterangan
1. Perencanaan
Juli
Judul dan Bab I
2. Pembuatan Instrumen
September
Kisi-kisi dan Bab II
3. Pemberian Angket
Oktober
Bab III
4. Pengolahan dan Analisa data
Desember
Bab IV
5. Penyusunan Laporan
Maret
Bab V
30
31
Adapun alasan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut
yaitu:
Bedasarkan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu
seorang karyawan HRD PT.United Tractors, bahwa kegiatan pembinaan
rohani Islam di PT.United Tractors aktif dalam memberikan fasilitasfasilitas keagamaan bagi para karyawan di lingkungan PT.United Tracktors.
Dengan adanya karyawan HRD PT.United Tractors yang penulis
kenal, maka mempermudah penulis dalam memperoleh informasi serta
dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya penulis dalam pengumpulan data
guna memperlancar penulis dalam penulisan skripsi. Sedangkan penelitian
diakhiri dengan penyebaran angket terhitung dari awal September sampai
akhir Desember 2012.
Teknik penulisan yang digunakan penulis untuk memudahkan
penulisan ini maka penulis menggunakan teknik penulisan bedasarkan pada
buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.
B.
Teknik Penentuan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang/objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus.1Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yag menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
1
M.Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi,
(Yogyakarta : Tugu Publisher, 2007), cet.ke-1, h. 66
32
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
yang menjadi objek penelitian. 3
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
populasimerupakan objek atau subjek yang berada pada suatau wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap atau
tidak tetap yang telah mendapatkan pembinaan rohani Islam dari Cabang
Jakarta bagian Workshop dan Counter.
2.
Sampel
Sample adalah himpunan bagian (subyek) dari unit populasi. 4
Sample dalam penelitian ini adalah karyawan yang terpilih yang
mendapatkan pembinaan rohani
Islam
pada PT.United Tracktors tbk
Cabang Jakarta yang terpilih menjadi responden. Penelitian dilakukan
terhadap sample sebanyak 30 orang dengan teknik cluster random sampling.
Cluster Random sampling yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas.5 dimana seluruh karyawan Cabang Jakarta diambil bagian Workshop
dan Counter yang beragama Islam dan yang mengikuti kegiatan pembinaan
rohani Islam.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hal. 57
3
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.8
4
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : Erlagga, 2003),
h.103
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hal. 83
33
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen ( Variabel Bebas) yaitu Pembinaan Rohani Islam
yang meliputi:
a. Disiplin waktu dalam ibadah shalat
b. Melaksanakan shalat fardu dengan benar
c. Berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah
d. Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah
e. Menjaga silaturahim
f. Beribadah dengan ikhlas
g. mengkaji Al-Qur’an dengan benar
h. berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan
2. Variabel Dependent (Vaiabel terikat) yaitu: Motivasi Kerja
a) Faktor intern
- Persepsi individu
- Harga diri dan prestasi
- Harapan
- Kepuasan kerja
b) Faktor ekstern
- Kelompok kerja dan situasi lingkungan
- Kesempatan berkreatifitas
D. Definisi Operasional
Tabel.2
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Oprasional
Pengaruh
Pembinaan rohani Islam
pembinaan
adalah segala upaya atau
Dimensi
- segala upaya atau
tindakan yang
Indikator
1. disiplin waktu
dalam ibadah shalat
34
rohani
tindakan yang
mewujudkan
Islam (X)
mewujudkan kegiatan
kegiatan dalam
shalat fardu dengan
dalam disiplin waktu
memperbaiki
benar
dalam ibadah shalat,
keadaan jiwa
melaksanakan shalat fardu
seseorang
berdo’a dalam
dengan benar, berusaha
berdasarkan Al-
menyelesaikan
dan berdo’a dalam
Qur’an dan Hadits.
masalah
menyelesaikan masalah,
berusaha memelihara
2. melaksanakan
3. berusaha dan
4. berusaha
- segala upaya atau
memelihara
keaktifan shalat jama’ah, ,
tindakan yang
keaktifan shalat
menjaga silaturahim,
mewujudkan
jama’ah
beribadah dengan ikhlas,
kegiatan dalam
mengkaji Al-Qur’an
mengarahkan
dengan benar dan
keadaan jiwa
berserah diri kepada Allah
seseorang
dalam setiap permasalahan
berdasarkan Al-
berdasarkan Al-Qur’an
Qur’an dan Hadits.
dan Hadits.
- segala upaya atau
tindakan yang
5. menjaga
silaturahim
6. beribadah dengan
ikhlas
7. mengkaji AlQur’an dengan
benar
8. berserah diri
mewujudkan
kepada Allah dalam
kegiatan dalam
setiap permasalahan
meningkatkan
kondisi atas keadaan
jiwa seseorang
berdasarkan AlQur’an dan Hadits.
Motivasi
Upaya karyawan dalam
Upaya karyawan
Upaya karyawan
Kerja (Y)
meningkatkan
dalam meningkatkan
dalam meningkatkan
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
berasal dari faktor
berasal dari faktor
berasal dari :
35
intern dan ekstern
intern dan ekstern
a. Faktor intern
seperti persepsi
-
individu, hargadiri dan
Persepsi
individu
prestasi, harapan dan
-
kepuasan kerja serta
Harga diri dan
prestasi
faktor ekstern seperti
-
Harapan
kelompok kerja dan
-
Kepuasan
situasi lingkungan dan
kerja
kesempatan
b.
Faktor ekstern
-
berkreatifitas.
Kelompok
kerja dan
situasi
lingkungan
-
Kesempatan
berkreatifitas
E.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam mencari dan mengumpulkan data, penulis menggunakan
penelitian sebagai berikut:
1.
Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia
memberikan
respons
(responden)
sesuai
dengan
permintaan.6
2.
Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia,
6
Dr.Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung, Alfabeta:2010), hal.52-53.
36
fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar),
proses kerja, dan penggunaan responden kecil.7 Hal ini diharapkan
agar mendapatkan gambaran nyata tentang keadaan karyawan dan
kegiatan pembinaan rohani islam.
F. Instrument
Instrument yang digunakan peneliti pada saat penelitian berupa
agket.
G. Kisi-Kisi Instrument
Pengukuran atas pengaruh antara variable X dan variable Y
dilakukan dengan menggunakan skala Likert dalam bentuk angket yang
berupa daftar pertanyaan. Untuk variable bebas (X) yaitu pembinaan rohani
islam, disusun secara ordinal denga memberi skor antara 1 sampai 5 menurut
tingkat jawabannya. Dengan instrument ini peneliti meminta responden yang
diteliti untuk memberi jawaban atas pertanyaan dan pernyataan yang
diajukan.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket,
yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh karyawan dan
dikelompokkan menjadi 5 peringkat. Peringkat jawabannya adalah sebagai
berikut:
Tabel.3
Daftar nilai skala Likert
Peringkat Jawaban
7
SKOR
SS = Sangat Setuju
5
S = Setuju
4
Riduwan, Ibid. Hal. 57
37
RR = Ragu-Ragu
3
TS = Tidak Setuju
2
STS = Sangat Tidak Setuju
1
Penyampaian maupun pengambilan kemba
KARYAWANDI PT.UNITED TRACTORS Tbk, CAKUNG JAKARTA TIMUR
Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Titian Wahyu
NIM : 108052000008
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H. / 2013 M.
ABSTRAK
Titian Wahyu
Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di
Pt.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur
Pembinaan Rohani Islam dilingkungan dunia kerja atau perusahaan belum
secara intensif dilakukan oleh banyak perusahaan. Hal serupa dilakukan oleh
PT.United Tractor Tbk, Cakung Jakarta Timur yang baru memulai Pembinaan
Rohani Islam kurang lebih 4 tahun terakhir. Selain sebagai tempat bekerja atau
mencari rizki, perusahaan juga dapat menjadi lapangan dalam membentuk
ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Kepedulian perusahaan terhadap agama
salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya pembinaan rohani yang diharapkan
dapat membina para karyawan di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan
spiritual dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam penyelenggaraan
pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat serta pelaksanaan tugas
dan kewajiban seorang karyawan.Atas latar belakang tersebut penulis bermaksud
menguji seberapa besar Pengaruh Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi
Kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan dan karyawati PT.United Tractors Cabang Jakarta bagian
Workshop dan Counter yang beragama islam dan yang mengikuti kegiatan
Pembinaan Rohani Islam berjumlah 55 orang. Jumlah sampel yang akan
ditetapkan dalam penelitian ini adalah 30 responden. Adapun instrumen
penelitian menggunakan angket, sementara analisis data menggunakan
perhitungan statistik yang kemudian dihitung dengan rumus Product Moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat disimpulkan terdapat Pengaruh
pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors
tergolong lemah sebagaimana ditunjukkan dengan korelasi sebesar (r= 0,390) dan
ditunjukkan dalam keeratan hubungan (koefisien korelasi) yaitu pengaruh
pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 15,21% dan
sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain yaitu indikator
kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitaskreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum
mendukung ide-ide kreatif karyawan dan situasi lingkungan yang kurang
mendukung ketrampilan-ketrampilan bekerja karyawan serta faktor
ketidakmampuan menghadapi permasalahan di tempat kerja, kemudian
keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin.
Keyword : Pembinaan Rohani Islam dan Motivasi Kerja
LEMBAR PERSEMBAHAN
K u persembahkan untuk-M U , Ya Rabbi
K ecintaanku padamu Ya Habibi Rasulullah SAW
Do’aku untukmu Ayahanda tercinta
Khidmatku untukmu I bunda tiada terkira
U ntuk ketiga adikku tersayang
Terima kasihku pada Budhe-budhe dan pakde yang terus
mensupportku
U ntuk saudara-saudariku
U ntuk kemenakanku yang selalu menghiburku
Dan untuk teman-teman dan sahabat yang berjuang bersama
menggapai cita dalam suka dan duka.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW dan atas
ridho Allah pulalah sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembinaan Rohani
Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung
Jakarta Timur” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini tak mungkin terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan
dan petunjuk dari banyak pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan serta bimbingan penulis menyampaikan ucapan terima kasih
serta teriring do’a semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Pada kesempatan ini pula secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu, baik selama masa perkuliahan maupun penyelesaian
skripsi ini, antara lain:
1. Dr.Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs.Wahidin Saputra, M.Ag selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs.H.Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs.Study Rizal LK, MA Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dra.Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Drs.Sugiharto, MA selaku Wakil Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Dr.Suhaimi, M.Si selaku pembimbing akademik Jurusan
Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Kholis Ridho, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
pengarahan, saran, serta pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
9. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu dengan tulus memberi ilmu.
10. Teristimewa keluargaku tercinta, saudara-saudara, mba, mas, adik-adik serta
bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh kasih
sayang, telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tak henti
selalu mendo’akanku.
11. Suharto selaku Brand Manajer Cabang Jakarta di PT.United Tractors Tbk,
Cakung Jakarta Timur serta karyawan dan karyawati yang telah membantu
dalam pengumpulan data.
12. Teman-teman dan sahabat seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan 2008, suka duka
bersama kalian di masa perkuliahan akan selalu terkenang.
13. Serta semua pihak yang turut memberikan kontribusi pada penulis secara
langsung maupun tidak langsung baik dalam kehidupan sehari-hari, masa
perkuliahan serta dalam menyelesaikan skipsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon
kepada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan
skripsi ini. Karena “Sesungguhnya Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata,
kesalahan dan kekhilafan adalah milik manusia, namun manusia diwajibkan
berusaha dan kepada Allah pulalah kita serahkan segala urusan.” Penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya dapat menambah khasanah keilmuan dan teknologi di masa yang akan
datang.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 27 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah.......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan................................................................................. 8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam.......................................................................... 10
1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam................................................. 10
2. Dasar – Dasar Pembinaan.................................................................. 12
3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam....................................................... 14
4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam............................................... 15
B. Motivasi Kerja.......................................................................................... 20
1. Pengertian Motivasi Kerja................................................................. 20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi...................................... 24
v
3. Prinsip-Prinsip Motivasi.................................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran................................................................................ 28
D. Hipotesis.................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 30
B. Teknik Penentuan Sampel....................................................................... 31
C. Variabel Penelitian................................................................................... 33
D. Definisi Operasional................................................................................ 33
E. TeknikPengumpulan Data....................................................................... 35
F. Instrument............................................................................................... 36
G. Kisi-Kisi Instrument................................................................................ 36
H. Teknik Analisis data............................................................................... 38
BAB IV PENGARUH
PEMBINAAN
ROHANI
ISLAM
TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 40
1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT.United Tracktors............ 40
2. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................... 42
3. Struktur Organisasi dan Pengelolaanya...............................................43
B. Penemuan dan Pembahasan.......................................................................46
1. Deskripsi Data......................................................................................46
2. Uji Koefisien Korelasi..........................................................................63
3. Pembahasan Analisis............................................................................65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 67
B. Saran......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 70
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel.1
Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian.............................. 30
Tabel.2
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian....... 33
Tabel.3
Daftar Nilai Skala Likert...................................................... 36
Tabel.4
Disiplin Waktu Ibadah Shalat.............................................. 47
Tabel.5
Melaksanakan Shalat Fardhu Dengan Benar....................... 48
Tabel.6
Berusaha Dan Berdo’a Dalam Menyelesaikan Masalah...... 49
Table.7
Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah………….. 50
Table.8
Mengkaji Al-Qur’an dengan baik………………………… 51
Table.9
Menjaga silaturahim……………………………………… 51
Table.10
Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan….. 52
Table.11
Beribadah dengan ikhlas………………………………… 53
Table.12
Persepsi Individu…………………………………………
Table.13
Harga diri dan prestasi…………………………………… 56
Table.14
Harapan…………………………………………………… 57
Table.15
Kepuasan kerja……………………………………………
Table.16
Kelompok kerja dan situasi lingkungan…………………. 59
Table.17
Kesempatan berkreatifitas…………………………………..
60
Table.18
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel X……….
61
Table.19
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel Y……….
62
Table.20
Tabel Perhitungan Korelasi X & Y………………………
63
55
58
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1
Struktur Orgaisasi............................................................... 43
Gambar.2
Struktur Organisasi dan Anggota Pengurus Masjid
Al-Furqon............................................................................ 44
v
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam
1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam
Kata pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun;
bentuk.1 Jika mendapat awalan me-menjadi “membina yang mempunyai
arti membangun; medirikan, mengusahakan supaya lebih baik. Sedangkan
pembinaan itu sendiri berarti “usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil
yang
lebih
baik.”2Pembinaan
dalam
Kamus
Bahasa
Indonesia
Kontemporer adalah proses membina, membangun atau menyempurnakan,
upaya mendapat hasil yang lebih baik.3
Selanjutnya pengertian rohani secara etimologi, kata “rohani”
dalam kamus bahasa Indonesia berarti: 1.roh, 2.berupa roh yang bertalian
dengan yang tidak berbadan jasmani.4 Dalam kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer dijelaskan rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang di
mana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan
manusia dengan sesama manusia denga ajaran agama yag dianutnya.5
1
Peter salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English, 1991), hal.13.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998,
dalam Ibid., hal.13.
3
Opcit, hal.205.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3,
(Jakarta:Balai Pustaka,tt), hal. 152.
5
Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, hal. 12-13.
10
11
Islam ditinjau dari bahasa berasal dari bahasa Arab yang diambil
dari kata salama yang berarti “selamat, penyerah, damai dan sentosa”.6
Sedangkan dari istilah Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya
diwahyukan Tuhan melalui Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada umat manusia.7
Dan Prof.DR.Harun Nasution menyatakan, Islam agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk masyarakat manusia kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakekatnya membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai
berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Hadist. Islam
diturunkan sebagai pedoman agar manusia dapat menekankan mana yang
baik dan mana yang buruk serta yang hak dan yang bathil. Sejak awal
penciptaan manusia, Allah SWT telah menurunkan agama bagi manusia,
yang dibawa oleh seorang Rasul pada setiap masa tertentu. Hal itu terus
berlangsung sampai datang Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul terakhir
yang diutus membawa agama bagi seluruh umat manusia dan berlaku
untuk sepanjang zaman.8
Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembinaan
Rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan
kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan serta meningkatkan kondisi
jiwa seseorang bedasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
6
Fakhrudin, Ensiklopedia Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, tt), Hal. 521
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI press 1979)
Jilid 1, Hal. 24
8
H. Hafidz Anshari dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). Jilid
ke-2 Hal. 247
7
12
2. Dasar – Dasar Pembinaan Rohani
a. Pembinaan Iman
Pengertian secara umum pembinaan iman mencakup keseluruhan
bagian agama baik yang berkaitan amalan hati dan anggota tubuh. Iman
juga merupakan menampakan ketundukan syariat Allah swt dan terhadap
apa yang dibawa oleh Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan
hati, tanpa ada kebimbangan dan keraguan. 9
Urgensi pembinaan keimanan lahir dari kedudukannya sebagai
landasan utama dalam pembentukan kepribadian manusia, baik secara
pikiran maupun perilaku dan jasmani iman merupakan gizi bagi rohani dan
unsur dalam menggerakan perasaan dan mengarahkan kehendakNya.
Maka ketika unsur-unsuriman itu tumbuh dan tertanam dengan benar
dalam diri mausia maka setiap perbuatannya akan dilandasi dengan nilainilai keimanannya tersebut.
b. Pembinaan Pemikiran
Menurut Ahmad Izzat Rajih di kutip dalam Ahmad bin Abdul
Azzis Al-Hulaiby mendefinisikan pembinaan pemikiran dalam dua
definisi: pertama, definisi umum yaitu “ setiap akal yang berusaha
menyingkap dan mengungkap berbagai hal. Sosok sikap dan peristiwa
dengan
simbol-simbolnya
tanpa
melakukan
upaya
fisik
untuk
menyelesaikannya.” Definisi ini merupakan keseluruhan definisi akal,
mulai dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Kedua, yang
bersifat khusus, yaitu “ menyelesaikan kerumitan dalam pemikiran, baik
9
174
Abdul Aziz, Dasar-Dasar Pembinaan Rohani Anak (Yogyakarta: kanikus, 2011) hal.
13
dengan perbuatan”. Urgensi pembinaan pemikiran dapat dilihat dari nilai
pemikiran yang dicapai oleh akal dan pengaruh dalam kehidupan manusia.
Nilai pemikiran itu akan nampak pada hasil wawasan dan paradigma yang
dicapai oleh akal seseorang manusia setelah mengarahkan seluruh
upayanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemudian itu
semuanya di ikuti dengan terefleksinya pengaruh pengetahuan itu bagi
kehidupan manusia, baik dalam arah hidup maupun prilaku.10
c. Pembinaan Ibadah
Ibadah merupakan mencakup keseluruhan yang dicintai dan
diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan dan perbuatan yang lahir
maupun batin. Ibadah menurut Muhammad Abu Al-Fath Al-Bayanuni
dalam Ahmad bin Abdul Azzis yaitu “ibadah merupakan amalan hamba
yang berlandaskan kehendaknya yang sesuai dengan tuntuan Tuhan yang
disembah”, sedangkan menurut Sayyid Quthb dikutip dalam Ahmad bin
Abdul Azzis ibadah yaitu”merupakan penghambaan terhadap Tuhan dalam
keseluruhan urusan dunia maupun akhirat.”11
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan jika seseorang di berikan
pembinaan ibadah maka setiap sifat dan tingkah lakunya akan
melandaskan diri pada Tuhannya. Ketika dia melakukan perbuatan yang
salah maka dia akan selalu ingat Tuhannya.
10
Ibid, hal.175
Ibid, hal.262
11
14
3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam
Bedasarkan pengertian dari pembinaan rohani islam itu sendiri, maka
menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani islam
dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung, yaitu sebagai
berikut: 12
a. Bimbingan Langsung, yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing
dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung,
pembimbing dapat menggunakan teknik:
1.
Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien
berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat
percakapan pribadi, kunjungan kerumah dan observasi kerja klien.
2.
Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi lagsung dengan
klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam
bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata,
sosiodrama dan group teaching.
b. Bimbingan Tidak Langsung adalah bimbingan yang dilakukan media
komunikasi massa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara
individual maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan
sebagainya.
2) Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar
atau majalah, brosur, radio dan televisi.
12
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UI
Press 2001), Cet. Ke-2, h.55.
15
4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani islam yang
telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun
unsur-unsur tersebut adalah:
a. Materi
Pada dasarnya materi pembinaan rohani islam itu tergantung pada
tujuan pembinaan rohani islam yang hendak dicapai. Namun secara global
dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani islam dapat
diklasifikasikan menjadi 3 hal pokok yaitu: masalah keimanan (aqidah),
masalah keislaman (syari’ah), dan masalah budi pekerti. Keseluruhan
materi pembinaan rohani islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadist serta Ijtihad para ulama.
b. Pembina
Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam
pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) Kemampuan Profesionalitas
2) Memiliki sifat dan kepribadian yang baik
3) Memiliki kemampuan bermasyarakat
4) Bertaqwa kepada Allah SWT
c. Metode
Metode berasal dari bahasa Jerman “methodica” artinya ajaran
tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa
“methods” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”. Metode
yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk mencapai
16
sesuatu yang dimaksud ( dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). 13
Secara sematik metode berarti cara atau jalan yang ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Dengan
demikian metode pembinaan rohani rohani islam adalah cara atau jalan
yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan islam yang
efektif dan efisien. 14
Pada uraian berikut ini penulis akan mengungkapkan secara
singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan
rohani islam pada umumnya, yaitu:
1. Metode ceramah
Metode
yang
dilakukan
dengan
maksud
untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan
tentang sesuatu kepada pendengar menggunakan lisan.15 Metode
ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang bayak diwarnai oleh
ciri-ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’i pada suatu aktivitas
dakwah. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian khusus
tentang retorika, diskusi dan faktor-faktor lain yang membuat
pendengar merasa simpatik dengan ceramahnya. Metode ceramah ini,
sebagai metode dakwah bi al-lisan, dapat berkembang menjadi
metode-metode lain seperti metode diskusi dan tanya jawab. 16
13
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah Indonesia,
(jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.35
14
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99
15
Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo, 1988, h.45
16
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.101
17
2. Metode Tanya Jawab (Dialog)
Metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab
untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang
dalam memahami dan menguasai materi dakwah, disamping itu juga
untuk merangsang perhatian penerima dakwah.17 Metode tanya jawab
sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus digunakan bersamasama dengan metode lainnya, seperti metode ceramah. Metode ini
sifatnya membantu kekurangan-kekurangan yang yang terdapat pada
metode ceramah. Tanya jawab salah satu metode yang cukup
dipandang efektif apabila ditempatkan dalam usaha dakwah, karena
objek dakwah dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum
dikuasai oleh mad’u sehingga akan terjadi hubungan timbal balik
antara subjek dakwah dengan objek dakwah. 18
3. Metode Diskusi
Metode yang sering dimaksudkan sebagai pertukaran
pikiran (gagasan pedengar dan sebagainya) antara sejumlah orang
secara lisan membahasa suatu masalah tertentu yang dilaksanakan
dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. 19 Dakwah
menggunakan metode diskusi dapat memberikan peluang peserta
diskusi untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu
masalah dalam materi dakwah. Melalui metode diskusi ini dapat
mengembangkan kualitas mental dan pengetahuan agama para peserta
17
A Kadir Munawir, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1978) h.3132
18
Samsul Munir, Opcit, h.102
19
A. Kadir Munawir, Opcit, h.31-32
18
dan dapat memperluas pandangan tentang materi dakwah yang
didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan
benar tentang materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan
terlatih berpikir secara kreatif dan logisa(analisis) dan objektif.
4. Metode propagada
Metode suatu upaya menyiarkan islam dengan cara
mempengaruhi dan membujuk massa secara massal, persuasif dan
secara otoritatif (paksaan).20 Propagada dapat digunakan sebagai salah
satu metode dakwah. Metode ini dapat digunakan untuk menarik
perhatian dan simpatik seseorang. Pelaksanaan dakwah dengan
menggunakan metode propaganda dapat digunakan melalui berbagai
macam media, baik auditif, visual maupun audio visual. Kegiatan
yang dapat disalurkan melalui pengajian akbar, pertunjukan seni
hiburan, pamlet dan lain-lain.21
5. Metode keteladanan
Yaitu dakwah menggunakan metode keteladanan dan
demonstrasi, berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan
keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti
kepada apa yang dicontohkannya. 22 Metode dakwah dengan metode
ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak,
cara bergaul, cara beribadah, berumah tangga dan segala aspek
20
Dzikron Abdullah, Opcit, h.37
Samsul Munir Amin, Opcit, h.103
22
Dzikron Abdullah, Opcit, h.18
21
19
kehidupan manusia. Nabi sendiri dalam perikehidupannya merupakan
teladan bagi setiap manusia.
6. Metode drama
Metode ini adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mepertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar
dakwah dapat tercapai sesuai yang ditargetkan. 23 Dakwah dengan
menggunakan
metode
drama
dapat
dipentaskan
untuk
menggambarkan kehidupan sosial menurut tuntunan islam dalam
suatu lakon dengan bentuk pertunjukan yang bersifat hiburan. Kini
sudah banyak dilakukan dakwah dengan metode drama melalui media
film, radio, televisi, teater dan lain-lain.
7. Metode silaturahim (Home Visit)
Metode dakwah yang dilakukan dengan mengadakan
kunjungan kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan
isi dakwah kepada penerima dakwah. Dakwah dengan menggunakan
metode ini dapat dilakukan melalui silaturahim, menengok orang
sakit, ta’ziyah dan lain-lain. Dengan cara seperti ini manfaatnya cukup
besar dalam rangka mencapai tujuan dakwah seperti mempererat
persahabatan dan persaudaraan juga dapat dipergunakan oleh da’i itu
sendiri untuk mengetahui kondisi masyarakat disuatu daerah yang dia
kunjungi.24
23
24
Ibid, h.35
Samsul Munir Amin, Opcit, h.105.
20
d. Media
Media pembinaan rohani adalah segala suatu yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan rohani islam
yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani islam ini dapat berupa
barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Media
juga merupakan sarana pencapaian tujuan yang efektif dalam sebuah
pembinaan jika penggunaanya tepat pada apa yang diinginkan sesuai
dengan kebutuha pembinaan rohani islam. Contoh media dalam
pembinaan rohani islam adalah pembina, untuk materi, sarana dan
prasarana yaitu gedung, papan tulis, alat tulis, buku panduan pembinaan
rohani islam.
B. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi Kerja
Secara etimologis motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata
movere yang berarti dorongan atau penggerak, maksudnya motivasi
merupakan sesuatu yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk
melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu. 25
Seperti disebutkan oleh Hasibuan, motif adalah suatu perangsang
keinginan dan daya gerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.26
Kemudian Moekijat memberikan definisi motif adalah suatu
pengertian yang mengandung alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-
25
Hasibuan,Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, ( Jakarta:Ghalia Indonesia,
1984) hal. 92
26
,Ibid, hal. 220
21
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Bereson Steiner memberikan definisi motif adalah suatu dorongan dari
dalam untuk beraktifitas atau bergerak secara langsung atau mengarah
kepada sasaran akhir. Sejalan dengan hal tersebut Hasibuan menyebutkan
bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja dengan
efektif dan teritegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai
kepuasan.27
Sedangkan The Liang Gie, mengatakan motivasi adalah dorongan
mental terhadap perorangan atau orang-orang sebgai anggota kelompok
dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat, dan ini dibagi dalam
dua macam yaitu, motivasi pribadi (Personal Motivation) yaitu dorongan
mental pribadi dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat dan
motivasi kelompok (Group Motivation) yaitu dorongan mental dari orangorang, golongan, atau kelompok dalam menggapai suatu peristiwa dalam
masyarakat.28
Sondang P. Siagian, merumuskan bahwa “Motivasi adalah
keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomi”.29
27
Ibid, hal. 223
The Liang Gie, Kamus Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung, 1978), hal.211.
29
Sondang P.Siagian MPA, PH.D, Filsafat Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung,
1978), hal.128.
28
22
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu:
a. Motivasi pertama yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation) dia
melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk
akan terjadi. Misalnya seorang karyawan yang patuh pada atasannya
karena takut dikenai sangsi jika melakukan kesalahan yang berakibat
kehilangan pekerjaan.
b. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement
motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama
karena sudah ada tujuan didalamnya. Karyawan mau melakukan
sesuatu dan rela untuk lembur karena ia ingin mencapai suatau sasaran
atau prestasi tertentu.
c.
Motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan
dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau
tujuan hidupnya. Seseorag yang telah menemukan misi hidupnya
bekerja bedasarkan nilai yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa
rasa mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang belajar atau
melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna
dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya(to leave a
legacy).30
Menurut Asyraf Hj Ab Rahman (dalam Khayatun, 2008), istilah
“kerja” dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari
rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu
siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus menerus tak kenal lelah,
30
(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html)
23
tetapi kerja mencakup segala bentuk
mempunyai
amalan
atau pekerjaan yang
unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang
berkerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya
untuk
kebaikan
diri,
keluarga, masyarakat dan negara
tanpa
menyusahkan orang lain.
Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu
memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari
nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama
fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan
fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan
bekerja.31
Bedasarkan penjelasan diatas, motivasi kerja adalah suatu
dorongan yang berasal dari faktor interen dan eksteren untuk mencapai
tujuan yang akan membawanya terlibat aktif dalam mengelola emosi diri
saat belajar. Motivasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari
kehidupan
manusia
untuk
menjalankan
segala
aktivitas
yang
diinginkannya. Motivasi sangat diperlukan bagi para karyawan untuk
menjalankan aktivitasnya dimana fungsinya adalah sebagai dorongan
untuk melakukan sesuatu kegiatan secara optimis.
31
Rahmat, 2010. Motivasi Kerja Dalam Islam. http://www.motivasi-islami.
com/motivasi-kerja-dalam-islam/. Diakses 29 Mei 2011.
24
Sarwoto menyatakan pendapat sebagai berikut :32
1. Diantara fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen maka
fungsi akan kegiatan motivasi adalah yang tergolong paling erat
hubungannya dengan unsur manusia bahkan tidak salah bila dikatakan
masalah manusia dalam manajemen (Manajemen Humman Problem).
2. Secara konkrit motivasi dapat diberikan batasan sebagai proses
motif penggerak bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka
mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara
efesien. Memberi motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer dalam memberi inspirasi semangat dan dorongan kepada orangorang yang bekerja lebih baik.
3. Urgensi yang menonjol dari faktor manusia dalam managemen
menyebabkan motivasi sebagai fungsi dan kegiatan yang menggerakan
manusia ini menunjukka fungsi yang sangat penting dalam setiap manajer
yang praktis berpendapat bahwa motivasi adalah kegiatan terpenting dalam
proses manajemen.
Dari berbagai pengertian motivasi menurut para ahli tersebut di
atas, maka dapat penulis ambil kesimpulan bahwa motivasi adalah kegiatan
dari setiap pemimpin dalam memberi motif bekerja atau menggerakan dan
mendorong kepada para bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka
mau dan mampu bekerja dengan penuh semangat demi tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jadi motivasi adalah penumbuhan kemampuan dengan penuh
keikhlasan pada diri seorang karyawan, sehingga secara sukarela atau ikhlas
mau memberikan sumbangsihnya terhadap kepentingan organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi yang ditetapkan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi masih sulit untuk diukur akan kelakuan itu tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu motif atau desakan saja tetapi ada faktor-faktor
32
Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
(Jakarta:Ghalia Indonesia, 1986) hal. 136
25
yang membuatkan seseorang itu terdorong untuk membuatkan sesuatu.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, perlu
dilakukan pengkajian terhadap teori motivasi. Berbagai teori motivasi
kerja telah dikemukakan para ahli sebagai berikut:
a. Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya :
1). Hirarki kebutuhan dari Abraham H. Maslow
Abraham
Maslow
dalam
Mangkunegara,
2005
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk rasa memiliki
(sosial),
kebutuhan
akan
harga
diri,
dan
kebutuhan
untuk
mengaktualisasikan diri.33
2). Teori dua faktor dari Frederick Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan
asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik
menentukan keberhasilan atau kegagalan. Herzberg memandang bahwa
kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa
ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam
situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi
ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya
timbul daridalam diri sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik tetap
33
hal. 61
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, (Bandung : Refika Aditama, 2005)
26
diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan
atau sesuai dengan kebutuhan.34
3). Teori prestasi dari David Mc. Cleland.
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David
McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga
kebutuhan, yaitu:35
a)
Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan
untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar,
dan berusaha keras untuk berhasil.
b) Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk
membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c)
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk
hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Menurut Sudrajat, motivasi adalah ketekunan (energy) seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasme dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu
(motivasi ektrinsik).36 Sejalan dengan itu Wahjodumidjo menyatakan,
motivasi sebagai proses dapat muncul yang diakibatkan oleh faktor
didalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor
diluar yang disebut ekstrinsik.
34
Robbbins dan Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta : Salemba Empat) hal. 137
Anwar Prabu Mangkunegara, opcit, hal. 68
36
Sudrajat. Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. http://www.psb-psma.org/blogs/
akhmadsudrajat?page=5. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012.
35
27
Menurut Gomes motivasi kerja seseorang biasanya melibatkan
faktor-faktor
individual
dan
organisasional.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi yang sifatnya individual adalah kebutuhankebutuhan(needs),
tujuan(goals),
sikap(attitude)
dan
kemampuan-
kemampuan(abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor
yang
berasal
dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers),
pengawasan (supervision), pujian (praise) dan pekerjaan itu sendiri.37
3. Prinsip-Prinsip Motivasi
Untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien maka seorang
pimpinan dituntut harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip
motivasi dalam suatu lingkungan kerja, baik pada swasta ataupun
pemerintah. Dr. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi
memiliki dua prinsip,38 yaitu:
1. Motivasi adalah suatu proses dalam individu. Pengetahuan tentang
proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati
dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku dari orang itu.
2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah
laku yang diamati.
37
Gomes, Faustino C, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi,
2003)
38
Drs, RB, Khatib Pahlowon Kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional
Menuju Dakwah Profesional, (Jakarta: Amzah, 2007), Cet.Ke-1, h.95
28
C.
Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan
masalah ini adalah sebagai berikut :
Gambar.1
Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja
Karyawan di PT.United Tracktors tbk Cakung Jakarta Timur
Pembinaan Rohani Islam
Motivasi Kerja Karyawan
X
Y
Variable Bebas
Pembinaan
Rohani
Variable Terikat
merupakan
upaya
keseluruhan
pihak
yang
dilaksanakan terus menerus guna mengembangkan diri yang sesuai dengan apa
yang benar-benar diperintahkan oleh Tuhannya, dan sebagai dasar dalam
seseorang untuk bersikap, agar segala sikap dan tingkah lakunya mencerminkan
nilai-nilai religius, sesuai dengan tuntunan agama sebagai pedoman hidup.
Diharapkan nantinya seseorang dalam bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama
dan pancasila sebagai warga Negara serta dengan pembinaan rohani Islam
diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku jujur, tanggung jawab,
disiplin dan sebagainya.
Pembinaan Rohani Islam dalam penelitian ini terdapat 6 (enam) aspek yag
mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu; motivasi beribadah, menjalankan
agama secara konsisten, perwujudan tingkah laku suatu ajaran agama, keyakinan
dan kepercayaan yang mendalam, perasaan senang tidak senang dalam suatu
ajaran agama serta kecenderungan ketika menghadapi masalah.
Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang
merupakan bagian dari ibadah. Rahmat(2010) juga mengatakan bahwa motivasi
29
kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga
untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Motivasi
kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai
kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya. Bekerja
untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.
D.
Hipotesis
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan
hipotesis alternatif (Ha).39 Adapun kriteria penelitian ini adalah:
Ha : β0 ≠ 0
Ho ditolak atas Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang
signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap motivasi
kerja karyawan di PT.United Tractors tbk, Cakung-Jakarta
Timur.
H0 : β0 = 0
Ho system atau Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
yang signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap
motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tbk,
Cakung-Jakarta Timur.
39
28
Harris Clemes, Mengajarkan Disiplin Kepada Anak, ( Jakarta: Mitra Utama, 1996) h.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian dimulai September 2012 sampai
dengan Desember 2012, penelitian ini bertempat di PT.United Tractors Tbk,
JL.Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur. Peneliti melakukan
observasi untuk memperoleh informasi atau keterangan yang diperlukan
dalam penelitian. Adapun tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
a.
Persiapan angket yang akan disebarkan kepada karyawan.
b.
Izin kepada HRD untuk meneliti karyawan dari cabang Jakarta bagian
workshop dan counter.
c.
Pemilihan karyawan (responden) berkelompok dan yang beragama
Islam.
d.
Pembagian angket pada karyawan.
e.
Pengambilan kembali angket yang dilakukan langsung oleh peneliti.
Tabel.1
Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu/Bulan
Keterangan
1. Perencanaan
Juli
Judul dan Bab I
2. Pembuatan Instrumen
September
Kisi-kisi dan Bab II
3. Pemberian Angket
Oktober
Bab III
4. Pengolahan dan Analisa data
Desember
Bab IV
5. Penyusunan Laporan
Maret
Bab V
30
31
Adapun alasan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut
yaitu:
Bedasarkan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu
seorang karyawan HRD PT.United Tractors, bahwa kegiatan pembinaan
rohani Islam di PT.United Tractors aktif dalam memberikan fasilitasfasilitas keagamaan bagi para karyawan di lingkungan PT.United Tracktors.
Dengan adanya karyawan HRD PT.United Tractors yang penulis
kenal, maka mempermudah penulis dalam memperoleh informasi serta
dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya penulis dalam pengumpulan data
guna memperlancar penulis dalam penulisan skripsi. Sedangkan penelitian
diakhiri dengan penyebaran angket terhitung dari awal September sampai
akhir Desember 2012.
Teknik penulisan yang digunakan penulis untuk memudahkan
penulisan ini maka penulis menggunakan teknik penulisan bedasarkan pada
buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.
B.
Teknik Penentuan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang/objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu
riset khusus.1Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yag menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
1
M.Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi,
(Yogyakarta : Tugu Publisher, 2007), cet.ke-1, h. 66
32
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
yang menjadi objek penelitian. 3
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
populasimerupakan objek atau subjek yang berada pada suatau wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap atau
tidak tetap yang telah mendapatkan pembinaan rohani Islam dari Cabang
Jakarta bagian Workshop dan Counter.
2.
Sampel
Sample adalah himpunan bagian (subyek) dari unit populasi. 4
Sample dalam penelitian ini adalah karyawan yang terpilih yang
mendapatkan pembinaan rohani
Islam
pada PT.United Tracktors tbk
Cabang Jakarta yang terpilih menjadi responden. Penelitian dilakukan
terhadap sample sebanyak 30 orang dengan teknik cluster random sampling.
Cluster Random sampling yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas.5 dimana seluruh karyawan Cabang Jakarta diambil bagian Workshop
dan Counter yang beragama Islam dan yang mengikuti kegiatan pembinaan
rohani Islam.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hal. 57
3
Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.8
4
Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : Erlagga, 2003),
h.103
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hal. 83
33
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen ( Variabel Bebas) yaitu Pembinaan Rohani Islam
yang meliputi:
a. Disiplin waktu dalam ibadah shalat
b. Melaksanakan shalat fardu dengan benar
c. Berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah
d. Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah
e. Menjaga silaturahim
f. Beribadah dengan ikhlas
g. mengkaji Al-Qur’an dengan benar
h. berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan
2. Variabel Dependent (Vaiabel terikat) yaitu: Motivasi Kerja
a) Faktor intern
- Persepsi individu
- Harga diri dan prestasi
- Harapan
- Kepuasan kerja
b) Faktor ekstern
- Kelompok kerja dan situasi lingkungan
- Kesempatan berkreatifitas
D. Definisi Operasional
Tabel.2
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Oprasional
Pengaruh
Pembinaan rohani Islam
pembinaan
adalah segala upaya atau
Dimensi
- segala upaya atau
tindakan yang
Indikator
1. disiplin waktu
dalam ibadah shalat
34
rohani
tindakan yang
mewujudkan
Islam (X)
mewujudkan kegiatan
kegiatan dalam
shalat fardu dengan
dalam disiplin waktu
memperbaiki
benar
dalam ibadah shalat,
keadaan jiwa
melaksanakan shalat fardu
seseorang
berdo’a dalam
dengan benar, berusaha
berdasarkan Al-
menyelesaikan
dan berdo’a dalam
Qur’an dan Hadits.
masalah
menyelesaikan masalah,
berusaha memelihara
2. melaksanakan
3. berusaha dan
4. berusaha
- segala upaya atau
memelihara
keaktifan shalat jama’ah, ,
tindakan yang
keaktifan shalat
menjaga silaturahim,
mewujudkan
jama’ah
beribadah dengan ikhlas,
kegiatan dalam
mengkaji Al-Qur’an
mengarahkan
dengan benar dan
keadaan jiwa
berserah diri kepada Allah
seseorang
dalam setiap permasalahan
berdasarkan Al-
berdasarkan Al-Qur’an
Qur’an dan Hadits.
dan Hadits.
- segala upaya atau
tindakan yang
5. menjaga
silaturahim
6. beribadah dengan
ikhlas
7. mengkaji AlQur’an dengan
benar
8. berserah diri
mewujudkan
kepada Allah dalam
kegiatan dalam
setiap permasalahan
meningkatkan
kondisi atas keadaan
jiwa seseorang
berdasarkan AlQur’an dan Hadits.
Motivasi
Upaya karyawan dalam
Upaya karyawan
Upaya karyawan
Kerja (Y)
meningkatkan
dalam meningkatkan
dalam meningkatkan
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
berasal dari faktor
berasal dari faktor
berasal dari :
35
intern dan ekstern
intern dan ekstern
a. Faktor intern
seperti persepsi
-
individu, hargadiri dan
Persepsi
individu
prestasi, harapan dan
-
kepuasan kerja serta
Harga diri dan
prestasi
faktor ekstern seperti
-
Harapan
kelompok kerja dan
-
Kepuasan
situasi lingkungan dan
kerja
kesempatan
b.
Faktor ekstern
-
berkreatifitas.
Kelompok
kerja dan
situasi
lingkungan
-
Kesempatan
berkreatifitas
E.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam mencari dan mengumpulkan data, penulis menggunakan
penelitian sebagai berikut:
1.
Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia
memberikan
respons
(responden)
sesuai
dengan
permintaan.6
2.
Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia,
6
Dr.Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung, Alfabeta:2010), hal.52-53.
36
fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar),
proses kerja, dan penggunaan responden kecil.7 Hal ini diharapkan
agar mendapatkan gambaran nyata tentang keadaan karyawan dan
kegiatan pembinaan rohani islam.
F. Instrument
Instrument yang digunakan peneliti pada saat penelitian berupa
agket.
G. Kisi-Kisi Instrument
Pengukuran atas pengaruh antara variable X dan variable Y
dilakukan dengan menggunakan skala Likert dalam bentuk angket yang
berupa daftar pertanyaan. Untuk variable bebas (X) yaitu pembinaan rohani
islam, disusun secara ordinal denga memberi skor antara 1 sampai 5 menurut
tingkat jawabannya. Dengan instrument ini peneliti meminta responden yang
diteliti untuk memberi jawaban atas pertanyaan dan pernyataan yang
diajukan.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket,
yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh karyawan dan
dikelompokkan menjadi 5 peringkat. Peringkat jawabannya adalah sebagai
berikut:
Tabel.3
Daftar nilai skala Likert
Peringkat Jawaban
7
SKOR
SS = Sangat Setuju
5
S = Setuju
4
Riduwan, Ibid. Hal. 57
37
RR = Ragu-Ragu
3
TS = Tidak Setuju
2
STS = Sangat Tidak Setuju
1
Penyampaian maupun pengambilan kemba