Pembinaan Rohani islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh

Febrianty Chadijah NIM: 106052001957

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M / 1413 H


(2)

diujiakan dalam sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada program study Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, 10 Agustus 2010

Sidang Munaqasah

Ketua Sidang Sekretaris

Drs. Wahidin Saputra, MA Drs. Sugiharto, MA NIP:19700903 199603 1 001 NIP:19660806 199603 1 001

Penguji I Penguji II

Dra. Asriati Jamil, M. Hum Drs. Hasanudin, MA

NIP:19610422 199003 2 001 NIP:19660605 199403 1 005

Pembimbing

Dra. Nasichah, MA NIP:19671126 100603 2001


(3)

Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan

Pembinaan rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan, serta meningkatkan kondisi atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Dengan pembinaan rohani Islam diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berprilaku jujur, tanggung jawab, disiplin dan sebagainya. Untuk mengarahkan manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka diterapkan ESQ.

ESQ merupakan penggabungan 3 potensi yaitu fisik (IQ), emosi (EQ), dan spiritual (SQ) yang selama ini terpisah. Penggabungan tersebut akan menghasilkan sebuah totalitas yang didorong oleh tiga motivasi tersebut, dimana hidup dan bekerja bukan sekedar di dorong oleh motivasi yang bersifat fisik maupun emosi namun juga spiritual.

Begitupun pada PT. Arga Bangun Bangsa, yang memiliki kegiatan pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang dilakukan secara rutin agar terjadi kesinambungan untuk hasil yang ingin dicapai. Sehingga terbentuk suatu dorongan yang timbul pada karyawan itu sendiri maupun dari luar diri karyawan(lingkungn). Untuk memberikan makna pada setiap aktifitas yang dilakukan (bekerja). Dan ESQ pun dapat mensinergikan potensi yang ada pada diri karyawan dalam pencapaian kebahagian dunia dan akhirat.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan deskriptif yaitu berusaha menggambarkan sesuai dengan fenomena yang terjadi dilapangan, adapun pendekatan adalah pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan, mempunyai peran yang cukup besar bagi karyawan, karena dalam pembinaan rutin ini dibahas tentanh ihsan, iman, dan Islam yang terangkum pada symbol 165 yang merupakan motivasi bagi karyawan dalam bekerja sehingga karyawan pun merasa selalu di ingatkan. Pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang di ikuti oleh karyawan merupakan suatu bentuk kepedulian perusahaan terhadap para pekerja. Karena, pembinaan rohani ini sebagai suatu pengingat terhadap apa yang akan kita lakukan dan juga akan kita harus bertanggung jawab untuk dunia dan akhirat atas semua tindakan yang kita lakukan. Pembinaan rohani ini juga berimbas kepada pola kerja karyawan dan akan berdampak positif pada hasil kerja yang dihasilkan.


(4)

Segala puji dan syukur yang tulus, penulis panjatkan kepada Allah SWT., syalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa, raga serta yang lainnya untuk tegaknya Syiar Islam.

Ketika kemalasan dan keraguan muncul pada diri penulis, lalu tumbuhlah semangat dan keyakinan untuk menyelesaikan skripsi ini. Allah telah melimpahkan orang-orang terbaik buat penulis. Mereka telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil yang sangat berart sekali bagi penulis.

Alhamdulillah, berkat dorongan dari semua pihak, maka skripsi yang berjudul “Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan” dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Bpk. Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, serta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III.

2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini. M.Si., selaku ketua jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang senantiasa memberikan pengajaran dan pelajaran serta nasehat-nasehat yang berharga. Penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannnya dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

4. Ibu Dra. Nasichah, M. A., selaku dosen pembimbing skripsi ini, yang senantiasa memberikan pengarahan dan pelajaran yang berharga. Penulis mengucapkan terima kasih atas kesabarannya dalam membimbing penulis.

5. Bpk. Drs. M. Lutfi Jamal, MA. S. Ag., selaku dosen pada jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menstranfer segala pengalaman ke ilmuannya kepada penulis.

7. Pimpinan dan karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Jakarta, dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ayahanda tercinta Masrul dan Ibunda tercinta Sri Maidia, yang telah berjuang keras dengan tetesan keringat dan cucuran air mata baik siang maupun malam yang senantiasa dengan ikhlas merawat, mendidik dan mendoakan penulis hingga bias seperti sekarang ini. Orang tua yang tidak jenuh-jenuhnya memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis demi terselesainya skripsi ini. Beribu-ribu terima kasih penulis ucapkan.


(6)

motivasi dan keyakinan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Manager ESQ bagian HRD yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian dan membantu dalam memperoleh informasi yang penulis butuhkan dalam skripsi ini. Dan karyawan ESQ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam mengadakan penelitian.

13.Mauo Ros dan Pauo Syafei yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis setiap saat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

14.Tante Andriani dan Om Yontriman yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik materi maupun inmateri.

15.Seluruh Tante, Om, Pauo dan Mauo yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, namun mudah-mudahan tidak mengurangi rasa hormat penulis kepada mereka, penulis ucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan semangat kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan cepat, tepat dan benar.

16.Seluruh kakak dan adik sepupu yang telah memberikan semangat kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan cepat.

17.Siti Rifqiahtut Taqiah, sebagai sahabat sejati yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam memotivasi pembuatan skripsi ini.

18.Teman-teman sekelasku angkatan 2006, yang telah banyak memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis saat kuliah dan pembuatan skripsi ini.


(7)

dapat mandiri dalam menyelesaikan kuliah.

21.Seluruh karyawan atau teman-teman KUIN MART, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya, namun mudah-mudahan tidak mengurangi rasa sayang penulis kepada mereka, penulis mengucapkan terima kasih yang telah memberikan perhatian untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

22.semua pihak yang telah membantu, memotivasi, memberikan saran selama penulis kuliah dan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu, sehingga penulis dapat menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap, semua kebaikan Bapak, Ibu, dan teman-temanku dibalas oleh Allah SWT. Jazakumullah Khairul Jaza semoga sebuah skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Jakarta, 20 Juni 2010

Febrianty Chadijah Penulis


(8)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Juni 2010

Febrianty Chadijah Penulis


(9)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 10

F. Sistematika Penelitian... 12

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBINAAN ROHANI ISLAM,, DAN PENGERTIAN ESQ A. Pembinaan Rohani Islam 1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam ... 13

2. Bentuk Pembinaan Rohani Islam... 14

3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam ... 15

B. ESQ 1. Pengertian ESQ ... 19

2. Hubungan EQ, IQ, SQ ... 19

3. Tujuan ESQ... 26

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ARGA BANGUN BANGSA A. Latar Belakang Berdirinya ... 28


(10)

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN

A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam... 39

B. Metode Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Bagi Karyawan ... 59

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ)... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN... 66


(11)

Tebel 2 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan-

Jenis Kelamin... 41

Tabel 3 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan-Usia ... 42

Tabel 4 Jumlah Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Berdasarkan - Jenis Kepegawaian ... 43

Table 5 materi dalam Kegiatan Pembinaan Rohani Islam... 45

Table 6 materi yang diminati Responden dalam Pembinaan Rohani Islam ... 46

Tabel 7 Asmaul Husnah ... 49

Table 8 Pendapat Responden tentang kegiatan Pembinaan Rohani Islam ... 55

Table 9 Waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Bekerja... 56

Table 10 Kesesuaian Waktu Pembinaan Rohani Islam dengan Kegiatan Responden 57 Table 11 Peningkatan Pengetahuan Responden ... 57

Table 12 Peningkatan Pemahaman Responden ... 58

Table 13 Metode yang disukai Responden dalam Pembinaan Rohani Islam ... 60


(12)

Dengan ini, saya salah satu mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

Nama : Febrianty Chadijah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Februari 1987 Semester : VIII (Delapan)

Bermaksud menyebarkan kuesioner penelitian sebagai bahan untuk menyusun Skripsi dengan judul “Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan”.

Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak / Ibu kiranya berkenan mengisi pertanyaan-pertanyaan kuesioner ini dengan benar dan dalam keadaan sadar.

Atas pehatian dan kerjasama Bapak / Ibu, saya ucapkan teriima kasih.

Catatan:

1. Penelitian ini semata-mata untuk Karya Ilmiah / Skripsi. 2. Data mengenai diri Bapak / Ibu saya rahasiakan.

3. Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap Kondite Bapak / Ibu di kantor.

I. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan dengan kondisi yang Anda rasakan.

II. Pertanyaan-pertanyaan: 1. Nama : 2. Jenis Kelamin

a. Perempuan b. Laki-laki

3. Usia

a. 20 - 29 Tahun c. 40 – 49 Tahun

b. 30 - 39 Tahun d. > 50

4. Selama mengikuti pembinaan rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa ini, bagaimana tanggapan Anda Mengikuti Terhadap Materi Yang disampaikan oleh Pembina?

a. Baik Sekali c. Cukup Baik

b. Baik d. Kurang Baik

5. Materi tentang Apa yang Paling Anda Sukai dalam Pembinaan Rohani Islam?

a. Islam c. Ihsan

b. Iman

6. menurut anda Perlukah kegiatan pembinaan Rohani Islam diadakan di PT. Arga Bangun Bangsa ini?

a. Perlu Sekali c. Tidak Perlu b. Perlu

7. apakah waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Menggangu waktu kerja / istirahat Anda?


(13)

9. Manfaat Pemahaman Anda Setelah mengikuti Pembinaan Rohani Islam? a. Banyak Bertambah c. Biasa Saja

b. Bertambah

10. metode yang paling Anda Sukai dari Pembina dalam Menyampaikan Pembinaan Rohani Islam?

a. Ceramah c. Ceramah dan Tanya Jawab

b. Diskusi


(14)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam aktifitas, salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan dengan kerja. Manusia diciptakan dengan berbagai kelengkapan subjektif dan objektif untuk bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan tugas yang diakhiri dengan buah bekerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan manusia tersebut dapat berupa pekerjaan wirausaha, pegawai pemerintahaan, atau pegawai swasta di sebuah perusahaan, serta bentuk-bentuk pekerjaan lainnya.

Banyak manusia modern saat ini menderita penyakit yang dinamakan

Spiritual Patalogy atau Spritual Illnes. Menurut Khalil Kavari, apabila manusia gagal dalam mencapai makna hidupnya mereka akan menderita kekeringan jiwa, seperti yang banyak terjadi disekitar kita. Mereka mengartikan bahwa makna kehidupan bisa diraih melalui materi, tetapi pada kenyatannya mereka gagal menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya, melalui materi tersebut.

Dalam sebuah wawancara yang diadakan pada beberapa perusahaan, saat sebelum training ESQ diadakan. Perusahaan perlu mengetahui apa


(15)

motivasi para karyawan dalam bekerja. Jawaban yang paling umum yang dapat di ambil dalam garis besarnya adalah mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri. Mereka senang jika menerima uang gajian dan yang mereka tidak sukai saat mereka memiliki “trouble” pada mesin produksi, sehingga mereka harus bekerja untuk memperbaikinya. Singkatnya, pada umumnya mereka tidak suka bekerja dengan rasa ‘keterpaksaan’. Mereka hanya menyukai saat menerima uang gajian dan fasilitas. Mereka terpaksa bekerja, karena harus mencari uang untuk keperluan keluarga. Perusahan hanya dijadikan tempat pemenuh kebutuhan di dunia.

Dari contoh di atas, maka dapat ditarik kesimpulan umum bahwa karyawan bekerja hanya untuk anak, istri, keluarga, jabatan, prestise, haga diri, atau kepentingan kelompok. Sementara agama dan Tuhan hanya dipakai sebagai identitas semata dan tidak di aplikasikan untuk kehidupan sehari-hari.

Islam mengajarkan manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan aktifitas kerja dalam bentuk amal kebajikan. Karena itulah, penilaian terhadap derajat seseorang lebih berdasarkan pada amalnya bukan berdasarkan status sosial atau kekayaannya.

Pembinaan rohani Islam di tempat-tempat kerja, khususnya di kantor-kantor atau diperusahaan yang ditujukan kepada para pegawai dan karyawan. Pengadaan pembinaan rohani Islam diperusahaan ini tentunya merupakan salah satu kegiatan dengan tujuan dakwah, akan tetapi secara tidak langsung hal itu akan berimbas kepada pihak perusahaan terutama hal-hal yang berkaitan dengan karyawan.


(16)

Pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang diberikan PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang kepada karyawan merupakan konsep dan metode untuk perubahan sikap yang lebih baik dari sebelumnya, ESQ sebagai sebuah metode dan konsep yang jelas dan pasti terhadap jawaban atas kekosongan batin sang jiwa. ESQ adalah konsep universal yang mampu menghantarkan seseorang pada “predikat memuaskan” bagi dirinya sendiri dan juga bagi sesamanya.

Keterlibatan karyawan dalam mengikuti pembinaan rohani Islam di perusahaan bisa dikatakan sebagai suatu proses partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan yang dirancang untuk meningkatkan komitmen bagi kesuksesan perusahaan.

Menurut Dr. Ali Shariati, seorang intelektual Muslim, berpendapat bahwa: manusia adalah mahluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki konsep dunia atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik (EQ+IQ) dan penting pula penguasaan ruhiyah vertikal atau Spiritual Quatient (SQ)1. Dalam tiga konsep ini kita dapat memelihara keseimbangan antara kutub ke akhirat dan kutub keduniawian.

Penemuan ilmiah yang diteliti oleh Danah Johar dan Ian Marsall ini mengatakan bahwa makna yang paling tinggi dan bernilai, dimana manusia akan merasa bahagia, justru terletak pada aspek spiritualitasnya. Dan hal

1


(17)

tersebut terasakan oleh manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat dan kehendak Allah.2

Dalam surat Adz-Dzaariyat (Angin yang Menerbangkan) 51:56,

%‹ˆ

Æ0ބ `a

}G«NÞ

Sƒ50S‹ˆ

xŠ´

®IˆÅkÍÝ΋mµ

­´µ®

Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Dalam ayat ini, pada kalimat sebelumnya juga menjelaskan bahwa kata ”mengabdi”, memiliki arti mengikuti perintah atau kaidah-kaidah-Nya. Jika tujuan puncak orang-orang bekerja adalah ”mengabdi” kepada Allah SWT, maka hasilnya pastilah akan lebih efektif, karena mereka bekerja lebih tulus dan ikhlas serta penuh integritas. Kita merasa dilihat oleh Sang Pencipta dan sebaliknya kita merasa melihat-Nya.

Fenomena yang terjadi sekarang ini, ternyata kegiatan pembinaan rohani Islam di perusahaan masih terus berlangsung hingga saat ini, kenyataan inilah yang kemudian menimbulkan suatu pertanyaan, apakah pembinaan rohani Islam yang dilakukan memiliki manfaat terhadap perusahaan, khususnya terhadap hasil kerja karyawan. Apakah ada peningkatan terhadap hasil kerja karyawan tersebut. Apakah pelaksanaan pembinaan rohani Islam tersebut tidak mengganggu produksi dari perusahaan.

Motivasi kerja dalam diri karyawan dapat dibangkitkan melalui pemenuhan kebutuhan baik berupa jasmani maupun rohani. Pemenuhan kebutuhan rohani karyawan dapat diwujudkan melalui pengadaan pengajian,

2

Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan,(Jakarta, Arga, 2003), Cet. Ke-1, hal..97


(18)

penyediaan fasilitas ibadah untuk karyawan, dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya.

Berawal dari permasalahan sebagaimana terpapar diatas dan keingin tahu tentang fenomena dakwah, hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Adapun batasan pada penulisan karya ilmiah ini ialah hanya difokuskan pada proses atau kegiatan pembinaan rohani Islam pada karyawan PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang yang mengikuti kegiatan ini.

Agar perumusan skripsi ini lebih terarah, maka penulis fokus pada perubahan yang di alami karyawan setelah mengikuti pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan di PT. Arga Bangun Bangsa, yaitu:

a. Apa saja unsure-unsur pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa?

b. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa?

c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ditemukan perusahaan dalam proses pembinaan rohani islam?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.

b. Mengetahui metode apa yang digunakan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.

c. Ingin mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang ditemukan perusahaan dalam proses pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Diharapkan penelitian ini berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah dibidang Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya bidang Bimbingan Penyuluhan Islam, selain itu pula diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang ESQ dalam pembinaan rohani Islam.

b. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada pembaca khususnya, ataupun pemerhati lain tentang dakwah melalui pembinaan rohani Islam di perusahaan, dan juga dengan penelitian ini


(20)

perusahaan ini sendiri dapat mengetahui perubahan yang dimiliki oleh karyawan setelah mengikuti pembinaan rohani Islam melalui ESQ.

E. Metodologi Penelitian a. Metodolgi penelitian

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun metode deskriptif dengan pengertian untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat, akurat, faktual dan sistematis. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskriptifkan apa-apa yang berlaku di dalamnya, mencatat, menganalisis, dan menginterprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa ”metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk membuat penyederhanaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor populasi yang bersifat sistematis”3.

Ada beberapa pendapat yang mengartikan penelitian kualitatif di antaranya masih menurut Sumadi Suryabrat ”kualitatif adalah penyimpulan secara keseluruhan dengan metode induktif dan deduktif”. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

3

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta, Rajawali Press, 1987), Cet. Ke.I, h. 9


(21)

dapat diamati4. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistic (utuh).

b. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian selama satu bulan dimulai bulan 1 Mei 2010 sampai dengan 30 Mei 2010, penelitian ini bertempat di Jl. Ciputat Raya No. 1B Pondok Pinang Jakarta Selatan

c. Subyek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah karyawan PT. Arga Bangun Bangsa, sedangkan objek penelitian adalah pembinaan rohani Islam dalam berbagai jenis kegiatan yang rutin dilakukan karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang.

d. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah informasi yang diambil secara

purposive yakni cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu5. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang, dan yang menjadi obyek adalah pembinaan rohani Islam melalui ESQ yang berupa kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan.

4

Lexy J. moleong, Metodoogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004), h.2.

5

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pdekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-2, h. 177.


(22)

e. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu tehnik pengumpulan data yang diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam hubungan tersebut.6 Dalam melakukan observasi, peneliti langsung mendatangi PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang untuk memperoleh data yang konkret, mengamati, mencatat di lembar observasi dan merekam dengan HandPhone (HP).

2. Interview/wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan atas jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hal ini dimaksudkan agar orang yang diwawancarai itu mengemukakan pandangan-pandangannya, pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa sehingga pewawancara dapat lebih mengenalnya7. Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada karyawan dan juga para pembina tentang pelaksanaan pembinaan rohani Islam bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan.

3. Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkipsi, buku, surat kabar, majalah, agenda dan

6

Masri Singaribun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitin Surfey, (Jakarta:IP3 IS, 1983), Cet ke-7, h.122.

7

Fred. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral. (Yogyakarta:Universitas Gajah Mada Press, 2000), h.770


(23)

sebagainya.8 Termasuk dalam hal ini informasi dari internet yang terkait dalam tentang pembahasan ESQ.

f. Tehnik Analisis Data

Yang dimaksud dengan teknis analisis data dalam sebuah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar yang kemudian di analisis agar mendapatkan hasil berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dan observasi kemudian mengkatagorikan sesuai dengan permasalahan dan dimasukan ke dalam satuan-satuan lalu di analisis.9

g. Tehnik Penulisan

Adapun tehnik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku ” Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, Desertasi)” cetakan ke II yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Devolepment and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sebelumnya mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mencari informasi serta mengumpulkan informasi terlebih dahulu terhadap obyek penelitian yang akan penulis ambil untuk dijadiakan sebuah karya ilmiah. Maksud dari mencari dan

8

Sarlito. W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:Bulan Bintang, 2003), Cet ke-2 h.11.

9


(24)

mengumpulkan informasi ini adalah untuk mengetahui apakah objek yang akan penulis teliti ini sebelumnya sudah ada yang melaksanakan penelitian dalam bentuk apapun, atau pun sebuah karya ilmiah.

Tinjauan pustaka yang penulis telusuri adalah skripsi yang berjudul ” Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Keagamaan Pegawai Kantor Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya (PDAM Jaya) yang disusun oleh Siti Rifqiatut Taqiah, 105052001768, mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam tahun 2009. penelitian dalam skripsi ini berfokus pada motivasi keagamaan dan cara meningkatkannya pada pembinaan rohani Islam yang dilakukan, dan skripsi yang berjudul ”Manfaat Pembinaan Rohani Islam Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan PT. Indonesia EPSON Industri Cikarang”, yang disusun oleh Saeful Bahri, 0052019848, mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam tahun 2006, penelitian dalam skripsi ini berfokus pada manfaat pembinaan rohani Islam terhadap produktifitas kerja karyawan.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka penulis mengambil judul skripsi tentang ”Pembinaan Rohani Islam Melalui ESQ Bagi Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa di Pondok Pinang Jakarta Selatan” yang berfokus pada cara pembinaan rohani Islam melalui ESQ untuk para karyawan.


(25)

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab dilengkapi menjadai beberapa sub-sub bab.

Dimana pada bagian bab pertama berisikan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metedologi penelitian dan sistematika penulisan.

Sedangkan bab ke dua berisikan tinjauan teori yang membahas tentang pengertian pembinaan rohani Islam, bentuk serta metodenya, dan lengkapi pula dengan unsur-unsur pada pembinaan rohani Islam. Dan juga pengertian tentang Emotional Spritual Quationt (ESQ), hubungan ESQ, dan tujuan dari ESQ.

Dan pada bab ke tiga, merupakan gambaran umum tentang PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan yang meliputi: sejarah dan latar belakang, visi, misi, struktur organisasi dan program kerja karyawan.

Serta pada bab ke empat membahas tentang bentuk pelaksanaan pembinaan rohani Islam, metode yang digunakan dalam pembinaan rohani Islam dan diakhiri dengan faktor pendukung dan faktor penghambat yang ditemukan dalam pelaksanaan pembinaan.

Selanjutnya pada bagian terakhir, yaitu bab ke lima penulis menguraikan bahasan tentang penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Secara keseluruhan skripsi ini diawali dengan abstrak, kata pengantar, daftar isi, tabel serta diakhiri denagn daftar pustaka dan lampiran.


(26)

A. Pembinaan Rohani Islam 1. Pengertian

kata pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun; bentuk1. Jika mendapat awalan me- menjadi “membina” yang mempunyai arti membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik2. Sedangkan pembinaan itu sendiri berarti “ usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Pembinaan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer adalah “proses membina, membangun atau menyempurnakan, upaya mendapat hasil yang lebih baik3.”

Selanjutnya pengertian rohani secara etimologi, kata “rohani” dalam kamus bahasa Indonesia berarti: 1. roh, 2. berupa roh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani4. Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dijelaskan rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia

1

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991).h.13

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998, dalam Ibid., h.13

3

Salim dan Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, h. 205.

4

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke tiga, (Jakarta: Balai Pustaka, t.t), h. 152


(27)

dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya5.”

Dan Prof. DR. Harun Nasution menyatakan, Islam agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk manusia kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah al-Qur’an dan Hadits6.

Dari pengertian di atas maka dapat didefinisikan bahwa arti dari pembinaan rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan, serta meningkatkan kondisi atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan al-Qu’ran dan Hadits.

2. Bentuk Pembinaan Rohani Islam

Berdasarkan pengertian dari pembinaan rohani Islam itu sendiri, maka menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani Islam dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut7:

a. Bimbingan Langsung

Yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik:

5

Salim dan Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, h.12-13.

6

Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta, UI Press, 1987), cet. Ke-5, Jilid.1, h.24.

7

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UI Press, 2001), Cet. Ke-2, h.55.


(28)

1. Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat percakapan pribadi, kunjungan kerumah, dan observasi kerja klien.

2. Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata, sosiodrama, dan group teaching.

b. Bimbingan tidak langsung

Adalah bimbingan yang dilakukan melalui media komunikasi masa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara individual maupun kelompok. Tehnik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan sebagainya.

2. Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar atau majalah, brosur, radio, dan televisi.

3. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam

Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani Islam yang telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:


(29)

a. Materi

Pada dasarnya materi pembinaan rohani Islam itu tergantung pada tujuan pembinaan rohani Islam yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keIslaman (syari’ah), dan masalah budi pekerti. Keseluruhan materi pembinaan rohani Islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits serta ijtihad para ulama.

b. Pembina

Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam pembinaan dan memilki syarat-syarat sebagai berikut:

1) Kemampuan professional

2) Memiliki sifat atau kepribadian yang baik 3) Memilki kemampuan bermasyarakat 4) Bertaqwa kepada Allah SWT

c. Metode

Metode berasal dari bahasa Jerman ”methodica” artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa “methodos” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”. Metode yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk mencapai sesuatu yang dimaksud (dalam ilmu pengetahuan dan


(30)

sebagainya)8. Secara sematik “metode” berarti cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Dengan demikian metode pembinaan rohani Islam adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan Islam yang efektif dan efisien9.

Pada uraian berikut ini penulis akan mengemukanan secara singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan rohani Islam pada umumnya, yaitu:

1) Metode Ceramah

Yaitu suatu tehnik dakwah yang banyak diwarnai oleh karakteristik bicara oleh seorang da’I atau mubaliqh pada aktifitas dakwah. Ceramah dapat pula bersifat berpidato (retorika), khutbah, mengajar, dan sebagainya. Istilah ceramah di zaman mutakhir ini sedang ramai-ramainya dipergunakan instansi pemerintah ataupun swasta, organisasi (jam’iyah), baik melalui televisi, radio maupun ceramah secara langsung10.

2) Metode Tanya Jawab (Dialog)

Yaitu penyampaian dakwah dengan cara mendorong

audience (peserta pengajian) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti agar lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan materi yang diberikan. Sehingga dengan

8

Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.35.

9

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99

10


(31)

metode ini pendengar akan langsung memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya11.

Di samping itu kelebihan (segi) dari metode ini, sangat berguna untuk mengurangi kesalahpahaman objek dakwah, menjelaskan perbedaan-perbedaan pandangan dalam memahami ajaran-ajaran agama Islam, dan menerangkan suatu persoalan yang belum pernah dimengerti, yang semuanya itu dapat secara jelas dengan langsung dijelaskan kepada objek dakwah. Dalam metode ini terdapat komunikasi dua arah maka penyampaian materi akan dengan efektif dapat dipahami oleh audien. Sehingga pokok-pokok persoalan agama dapat lebih luas dan lebih dalam diketahui. Sebaliknya, kekurangan (segi negatif) metode tanya jawab yaitu akan memakan waktu lama jika terjadi perbedaan pendapat dan perdebatan, penanya kadang-kadang kurang memperhatikan jika terjadi penyimpangan (over lapping)12.

d. Media

Media pembinaan rohani Islam adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan rohani Islam yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani Islam ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Media juga merupakan sarana pencapai tujuan yang efektif dalam sebuah pembinaan jika penggunaannya tepat pada apa

11

Ibid, h. 124

12


(32)

yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan dalam pembinaan rohani Islam. Contoh media dalam sebuah pembinaan rohani Islam adalah pembina, untuk materi, sarana dan prasarana yaitu gedung, papan tulis, alat tulis, buku panduan pembinaan rohani Islam.

B. ESQ

a. Pengertian ESQ

ESQ adalah sinergisitas dan atau harmonisitas antara kekuatan emosional dan kekuatan spiritual dalam pandangan Islam atau sesuai dengan logika dan falsafah Islam.

ESQ merupakan paket yang sangat lengkap dengan referensi manajemen Spritual (SQ) dan Emosi (EQ), sehingga dapat menghasilkan daya nalar yang lebih baik (IQ) dalam implementasi kerja atau kegiatan sehari-hari. dan ESQ adalah "Ultimate Intelligence"(puncak kecerdasan), dengan ini seseorang "insan kamil" mampu bekerja secara cerdas dan penuh keikhlasan dalam melakukan pekerjaan.

Dengan demikian, yang disebut ESQ sesungguhnya merupakan kecerdasan akal sekaligus kecerdasan hati manusia. Akal dan hati yang cerdas akan melahirkan perbuatan yang cerdas pula.

b. Hubungan EQ, IQ, dan EQ

Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan karena emosi dan rasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia. Menurut James (Purwanto dan


(33)

Mulyono, 2006), emosi adalah keadaan jiwa yang menampakan diri dengan sesuatu perubahan yang jelas pada tubuh13.

Emosi setiap orang adalah mencerminkan keadaan jiwanya, yang akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Sebagai contoh ketika seseorang sedang diliputi emosi marah, wajahnya memerah, napasnya menjadi sesak, otot-otot tangan akan menegang dan energi tubuhnya memuncak. Perubahan kejasmanian ini sebagai rangkaian dari emosi yang dialami oleh orang yang bersangkutan14.

Guratan ekspresi yang terlihat oleh raut muka seseorang adalah bagian dari emosi sejak dahulu di dalam kehidupan masyarakat primitif, dan di dalam dunia buas binatang, guratan ekspresi yang merupakan bentuk komunikasi seperti kata-kata. Untuk saat sekarang pada masyarakat modern, guratan ekspresi merupan bentuk komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.

Pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum jika dilihat dari dampak yang ditimbulkannya. Kategori pertama adalah emosi positif atau bisa dikatakan emosi yang memberikan dampak yang menyenangkan dan menenangka. Macam dari emosi positif ini seperti tenang, santai, rileks, gembira, lucu dan lain sebagainya. Ketika kita merasakan emosi positif ini, kita pun akan merasakan keadaan psikologis yang positif. Kategori yang kedua adalah emosi negatif, ketika

13

Goleman. Daneil, Emotional Intelliegence (Kecerdasan Emotional), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 7

14

Safari, Triantoro. Nofrans Eka Saputri, Manajemen Emosi (Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Hidup Anda), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 11)


(34)

kita merasakan emosi negatif ini maka dampak yang kita rasakan adalah tidak menyenangkan dan menyusahkan. Macam dari emosi negatif, diantaranya sedih, kecewa, putus asa, depresi, frustasi, dendam,marah dan masih banyak lagi15.

Lapisan luar otak manusia adalah neo-cortex, dan lapisan ini hanya dimiliki oleh manusia, tidak dimiliki oleh makhluk lain. Otak neo-cortex manusia mampu berhitung, belajar bahasa Inggris, belajar komputer, dan lain sebagainya. Melalui otak neo-cortex ini maka lahirlah IQ (kemampuan intelektual).

Masih ada nilai-nilai lain yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya, yaitu kecerdasan spritual (SQ). Kecerdasan spritual merupakan pusat dan landasan dari semua kecerdasan yang ada, yakni kecerdasan intelektual (IQ), dan kecerdasan emosi (EQ).

Danah Zohar dan Ian Marshall mendefinisikan kecerdasan spritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain16.

Pada tanggal 11 April-12 April 2002, para Top Eksekutif Internasional dari berbagai jenis perusahaan datang berbondong-bondong untuk menghadiri sebuah forum diskusi leadership yang diadakan oleh

15

Ibid, h. 13

16


(35)

Harvard Business School. Rangkuman hasil tersebut diberi judul, “ Does Sprituality Drive Success?” yang artinya apakah spritualitas bisa membawa seseorang pada keberhasilan?

Mereka berdiskusi tentang bagaimana nilai-nilai spritual mampu membawa mereka menjadi “powerfull leaders”.

Di sini mereka sepakat menyatakan bahwa paham spritualisme mampu menghasilakan lima hal, yaitu:

1. Integritas atau kejujuran. 2. Energi atau semangat.

3. Inspirasi atau ide dan inisiatif. 4. Wisdom atau bijaksana, serta

5. Keberanian dalam mengambil keputusan.

Kecerdasan spritual (SQ) adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan SQ merupakan kecerdasan tetinggi pada manusia17.

Sumber: www.esqway165.com

17

Ary Ginanjar Agustian. ESQ Emotional Spritual Quatient. The ESQ Way 165. 1 Ihsan, 6 Iman, 5 Islam.(Jakarta: Arga Publishing,2007). Cet. Ke-40. h. 13


(36)

Sebuah keseimbangan dalam ESQ yang dapat dijabarkan, sebagai berikut:

1. Membangun Spritual (SQ)

Membangun rasa ketuhanan, yaitu kesadaran merasa melihat dan dilihat Tuhan. Disinilah kecerdasan spiritual (SQ) terbentuk sehingga tercipta 1 (satu) nilai universal suara hati yang berasal dari sifat ketuhanan.

Ihsan berfokus pada kehendak (drive). Mengapa manusia melakukan apa yang mereka kerjakan? Konsep ihsan menekankan tentang bagaimana menghadirkan motivasi dan kualitas psikologis seseorang. Inilah pusar dan sasaran pembahasan ihsan yang merupakan mata rantai dalam konsep ESQ (Iman-Islam-Ihsan)18.

2. Enam Prinsip : Membangun Mentalitas (EQ)

Setelah ditemukan suara hati pada dimensi spiritual (SQ), maka nilai-nilai itu dibentuk dan dibentengi oleh 6 prinsip untuk membangun mentalitas atau kecerdasan emosi (EQ). Enam prinsip tersebut yaitu19: a. Star Principle

Komitmen spiritual adalah hidup hanya berpegang teguh pada Tuhan Yang Maha Berkuasa. Tidak ada Prisip selain Dia.

b. Angel Principle

Integritas yaitu sikap pengabdian yang tidak membutuhkan tepuk

18

Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power (sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. h.32

19

Ary Ginanjar Agustian, Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian antara Kecerdasan Spritual, Emosional, dan Intelektual.(Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, 2007). h.25-27


(37)

tangan , penghargaan, cukup malaikat mencatat dipundak sebelah kanan. Prinsip ini akan melahirkan orang yang memiliki tingkat loyalitas tinggi dan komitmen kuat.

c. Leadership Principle

Prinsip kepemimpinan adalah menjadikan nabi dan rasul sebagai suri tauladan. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai dan menjadi pemimpin tingkat satu.

d. Learning Principle

Prinsip pembelajaran berupa kebiasaan untuk memperbaiki dan meningkatkan serta membuang hal-hal buruk. Untuk melatihnya menggunakan doktrin harian yang dibaca berulang-ulang.

e.Vision Principle

Vision principle adalah selalu berorientasi pada tujuan akhir di setiap langkah. Visi terbagi menjadi tiga yaitu:

1)Visi jangka panjang; bahwa hari akhirat sebagai tujuan akhir. Hal ini akan menimbulkan pengendalian diri dan rasa aman abadi, karena kita selalu memilih target yang lebih besar.

2)Visi jangka menengah; membangun bangsa Indonesia Emas. 3)Visi jangka pendek; adalah membangun pribadi emas yang mampu

menjalankan nilai-nilai 165 dalam kehidupannya.

f. Well Organized Principle


(38)

demikian selalu ikhlas di mana pun posisinya berada dengan situasi atau kejadian apapun dengan menghormati sebagai bagian dari keteraturan.

3. Lima Langkah Aksi: Membangun Dimensi Fisik (IQ)

Setelah mengenal suara hati (spritualitas), membangun enam prinsip mentalitas (kecerdasan emosi), maka langkah ketiga adalah bagaimana mengaplikasikan suara hati itu ke dalam langkah aksi. Nilai-nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan aplikasi nyata. Untuk itu, supaya tidak keluar dari orbit maka dituntun dengan 5 langkah sehingga menjadi 5 kebiasaan. Lima langkah aksi tersebut20:

a. Mission Statement

Menetapkan misi bahwa sesungguhnya hidup adalah pengabdian pada Ilahi. Apapun pekerjaannya dan di bidang apapun semuanya hanya karena Tuhan. Pernyataan misi hidup akan membangun sebuah keyakinan dalam berusaha, memberikan daya dorong yang kuat dalam mencapai tujuan, serta membangkitkan keberanian serta optimisme, sekaligus menciptakan ketenangan batin. Pernyataan misi dikenal juga dengan syahadat.

b. Character Building

Melatih dan membentuk karakter dengan pengulangan sehingga terjadi internalisasi karakter. Salah satu untuk melahirkan karakter unggul adalah dengan melakukan shalat yang dilakukan secara konsistem.

20


(39)

c. Self Control

Mampu mengindentifikasi unsur-unsur negative yang melemahkan (weakness) diri kita, dan kemudian menyingkirkan kebiasaan buruk. Itu semua dilatih dengan puasa. Puasa adalah suatu metode pelatihan pengendalian diri yang bertujuan untuk memelihara asset kita yang paling berharga, yaitu spiritual capital atau fitrah.

d. Strategic Collaboration

Potensi berupa fitrah yang dimiliki harus dikeluarkan dalam bentuk nyata. Untuk merealisasikan hal itu, dapat dilakukan dengan zakat. Zakat artinya mengeluarkan potensi spiritual (fitrah) menjadi langkah kongkret sehingga membangun sinergi masyarakat yang kuat.

e. Total Action

Pada akhirnya semua nilai spiritual dan mentalitas yang sebelumnya berupa energi potensial harus berubah menjadi energi kinetik atau gerak. Di situlah letak tranformasi nilai pada aplikasi gerak kongkret yang disimbolkan dengan haji.

c. Tujuan ESQ

Dengan komponen yang sangat berperan pada diri manusia dan adanya keterkaitan antara EQ, IQ, dan SQ. ini merupakan suatu sinergi yang kuat untuk dapat menjalankan kegiatan sehari-hari tanpa adanya kepincangan untuk dunia dan akhirat kelak.


(40)

ESQ bertujuan untuk menghasilkan manusia unggul di sektor emosi dan spiritual dengan cara mengembangkan karakter dan kepribadian.

ESQ juga bertujuan membuka gerbang dimensi kalbu, mengajak manusia untuk menemukan nilai-nilai dasar: kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreatifitas, kedisiplinan yang sesungguhnya, yang telah ada dalam diri manusia. Hal ini akan menstimulir seluruh potensi diri (EQ, IQ, dan SQ) dalam aktifitas hidup, termasuk dalam bekerja21.

21


(41)

A. Latar belakang Berdirinya

PT. Arga Bangun Bangsa adalah perusahaan Indonesia yang berdomisili di Jakarta, didirikan berdasarkan akta No. 16 tanggal 28 Oktober 2003 oleh notaris Ny. Yetty Taher, S.H., akta pendirian perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C-00945 ht. 01.01.TH. 2004 tanggal 13 Januari 2004. Modal dasar perusahaan ini berjumlah Rp 99.000.000,00 (sembilan puluh sembilan juta rupiah).

Kegiatan utama perusahaan adalah usaha dibidang jasa pendidikan dengan didirikannya lembaga pelatihan kepemimpinan yang memberikan pelatihan bagi pengembangan SDM, yang menggabungkan kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual yang dinamakan ESQ LC (ESQ Leadership Center). ESQ LC saat ini merupakan salah satu tolak ukurnya, antara lain, bila pada 2001 ESQ LC hanya mempunyai 4 orang karyawan kini didukung lebih dari 400 orang karyawan. Jumlah peserta pelatihannya dari hanya 25 orang, saat ini setiap training diikuti lebih dari 500 orang, bahkan sempat mencapai sekitar 1.500 orang1.

Dibalik keberhasilan ESQ yang fenomenal, tentulah berdiri seorang tokoh yang inovatif dan kreatif. Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ


(42)

LC adalah Bapak Ary Ginanjar Agustian, beliau saat ini merupakan President Direktur PT. Arga Bangun Bangsa, dan Ketua Umum Forum Komunikasi Alumni ESQ.

Untuk menunjang kegiatn usaha PT. Arga Bangun Bangsa, saat ini ada beberapa unit usaha yang telah didirikan, yaitu:PT. ARGA TILANTA, PT. ARGA PRINTING, PT. ARGA NIRWANA EXSPRESS, PT. ARGA PILAR dan PT. ARGA SEMESTA TOURS2.

B. Visi dan Misi

Sama halnya dengan lembaga lain yang memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugasnya, maka PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan pun memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugasnya. Adapun visi misi itu antara lain3:

Visi

Golden Civilization of 165 on Earth (Peradapan Emas 165 di Muka Bumi), yakni sebuah tatanan masyarakat madani yang cerdas secara Intelektual (IQ), Emosi (EQ), dan Spritual (SQ). proses oembentukan Indonesia Emas dimulai dengan tiga tahap dasar, yakni tahap spritualitas; penggodokan insan manusia untuk menyadari siapa dirinya, untuk apa dilahirkan, dan siapa penciptanya. Tahap kedua: membangun mentalitas. Tahap ketiga: pembangunan social ekonomi masyarakat.

1

Ary Ginanjar Agustian. Buku Pedoman Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa. (Jakarta: Arga, 2009), h. 11.

2

Ibid. h. 1.

3


(43)

Dengan ketiga tahap itu, visi Indonesia emas bukankah sekedar harapan dan impian. Itu sudah menjadi kerja besar, dimulai dengan penyebaran training ESQ di seluruh Indonesia.

Misi

Di samping visi, PT. Arga Bangun Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan juga memiliki misi-misi sebagai berikut:

a. Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter individu dan korporasi yang tangguh dengan penyampaian “The ESQ Way 165” kepada masyarakat luas melalui pelatihan dan media lainnya secara profesional.

b. Membangun jejaring (network) dan bersinergi disegala bidang yang mendatangkan manfaat dan kesejahteraan masyarakat.

c. Berupaya secara terus menerus menjadi lembaga professional yang dibentuk melalui penerapan ESQ Way 165.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu gambaran yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab rentang kendali dan system pimpinan organisasi4.

4

Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h.128


(44)

Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara satu dengan yang lainnya dan struktur organisasi juga menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut di integrasikan (koordinasi). Bagan atau struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada semua pegawai, karena dengan struktur inilah dapat diketahui garis wewenang dan tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dan bermacam-macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan-hubungan yang ada.

Organisasi operasional yang akan dibentuk perlu memiliki kejelasan untuk struktur formal. Struktur formal harus diperhatikan secara cermat. Mengingat masing-masing fungsi mempunyai area kerja, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda tetapi saling berkaitan. Semua fungsi harus terkoordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaam tugas masing-masing.


(45)

Tabel 1

Struktur Organisasi PT. Arga Bangun Bangsa

PRESIDENT DIRECTOR

VICE PRESIDENT

Sumber: HRD ESQ Leadership Center, Profil PT. Arga Bangun Bangsa Training Dev. Custumer Dev. Finance Adm. Public Realation.

Operation Economic Dev. QA legal Kaderisasi standarisasi Diklat Product dev. Kaderisa i Relationship dey Branch dev- overseas Cust.comm Finance & acct HR. Dev. Alumnie relations Alumnae maintenan Event support GA ICT


(46)

D. Program Kerja

Adapun program kerja dari masing-masing jabatan pada struktur organisasi PT. Arga Bangun Bangsa akan dijelaskan sebagai berikut5: 1. President Director

a. Kekuasaan tertinggi dalam memimpin, mengawasi, mengatur semua kegiatan perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas nama baik perusahaan yang dipimpin. c. Merencanakan kegiatan perusahaan secara garis besar.

d. Membuat dan mengambil keputusan dalam hal yang tidak dapat diputuskan oleh bawahannya.

e. Mencari sumber-sumber dana dan memperluas pengembangan perusahaan.

2. Vice President

a. Membantu Direktur dalam melaksanakan tugas.

b. Wakil Direktur juga bertugas mengambil alih tugas Direktur apabila Direktur tidak ada di tempat atau berhalangan.

c. Mewakili perusahaan dalam bernegosiasi dengan pihak luar. d. Menyampaikan informasi tentang kebijakan perusahan. 3. Quality Assurance (QA)

a. Memastikan pencapaian sasaran mutu QA.

b. Menetapkan rencana mutu (quality plan) dan memastikan pelaksanaannya.

5


(47)

c. Menetapkan kebijakan QA.

d. Membuat dan menentukan Quality Manual, Prosedur dan Inspeksi kerja.

e. Memastikan tersediaannya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan inspeksi, test dan aktivitas QA lainnya.

f. Melakukan monitoring atas kualitas proses dan produk. g. Melakukan evaluai kinerja mutu perusahaan.

h. Membuat laporan QA secara periodik sesuai kebutuhan perusahaan atau permintaan management.

4. Legal

a. Menyiapkan kelengkapan, membuat rancangan dan memeriksa keabsahan semua dokumen legal perusahaan sesuai permintaan Direksi dan atau manager terkait lain yang memerlukan.

b. Menyiapkan dan mengurus pembuatan dokumen legal untuk badan hukum atau lainnya yang diminta oleh perusahaan.

c. Memeriksa draft perjanjian atau kesepakatan kerjasama antara perusahaan dengan pihak luar perusahaan untuk memastikan keamanan dari aspek hukum serta mengantisipasi kemungkinan adanya tuntunan hukum yang dapat merugikan perusahaan di kemudian hari.

d. Mengkoordinasikan dan atau mengurus masalah perijinan di setiap unit perusahaan dalam lingkup Group perusahaan sesuai yang diperlukan perusahaan.


(48)

5. Training Dev.

a. Merupakan tim yang bertugas menyampaikan materi training kepada peserta (Audience).

b. Membentuk kaderisasi tim yang kuat dan kompeten.

c. Menstandarkan penyampaian dan pelaksanaan training agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

d. Melakukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan agar mutu tim semakin meningkat.

e. Memperbaharui materi training secara terus menerus agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada.

f. Mengawasi pelaksanaan training untuk dapat di evaluasi sehingga kualitasnya tidak menurun.

6. Customer Dev.

a. Memonitori jadwal kunjungan untuk personil.

b. Memastikan seluruh event training yang telah dijadwalkan berjalan sesuai dengan target.

c. Mencari relasi baru dan menjalin hubungan baik dengan Alumni ESQ atau company yang telah mengikuti training.

d. Melakukan analisa pasar dan membuat rencana strategis untuk wilayah otoritas

e. Melaksanakan dan mendukung semua program promosi.

f. Memberikan saran dan rekomendasi untuk pengembangan area baru.


(49)

7. Finance and Administration

a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.

b. Melaporkan kepada Direktur mengenai pendapat operasi perusahaan.

c. Mencatat transaksi yang terjadi di perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas perhitungan dan pemberian gaji.

e. Membayar segala sesuatu yang berhubungan dengan operasi perusahaan.

f. Membantu Direktur dalam mengatur dan menyusun laporan keuangan secara periodik dalam frekuensi waktu yang sudah ditentukan.

g. Membuat dan memberikan laporan keuangan kepada pimpinan perusahaan.

8. Public Relation.

a. Bertanggung jawab menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pihak lain.

b. Bertanggung jawab terhadap Public Relation untuk membentuk

Company Image.

c. Bertanggung jawab di dalam menyelesaikan keluhan atau

complaint yang dating dari pihak luar dan memberikan laporan tertulis atas kejadian yang berdampak besar terhadap nama baik perusahaan.


(50)

d. Bertanggung jawab terhadap Alumni yang akan ikut serta dalam mendukung Event Training.

e. Bertanggung jawab terhadap menginformasikan kepada alumni berbagai perkembangan ESQ.

9. Operation

a. Mengontrol dan memastikan standar perusahaan dalam hal pelaksanaan Event Training.

b. Mengontrol aktivitas gudang dan stok produk.

c. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan keamanan asset perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan perpanjangan serta pengarsipan surat-surat yang berhubungan dengan kegiatan operasional cabang dalam kegiatan operasional cabang dalam kaitan dengan “Legal Complience”.

e. Memastikan agar jaringan dan koneksi IT pada perusahaan selalu dalam keadaan siap untuk digunakan.

10.Economic Dev.

a. Bertanggung jawab terhadap tersedianya produk-produk Eco Dev. b. Mengatur pemasaran dan pengembangan distribusi produk

Economi Development.

c. Memonitoring dan menginformasikan bila dijumpai produk Eco Dev yang illegl atau palsu ataupun memperbanyak.


(51)

e. Melakukan innovasi di dalam pengiriman dan pemasaran produk-produk Eco Dev.

f. Membuat perencanaan penjualan dan membuat laporan hasil pencapaian penjualan tiap bulannya.


(52)

A. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa

Berdasarkan penelitian yang telah lakukan, maka peneliti mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan rohani Islam melalui ESQ di PT. Arga Bangun Bangsa. Adapun pelaksanaan pembinaan rohani Islam tersebut, yaitu:

1. Pembimbing

Pembimbing merupakan factor yang sangat berpengaruh atas apa yang menjadi tujuan dari pembinaan rohani Islam yang dilakukan. Dengan adanya pembimbing yang dapat mengerti dan memahami audience, maka pesan yang disampaikan akan lebih cepat di terima audience dan efektif waktu yang digunakan pada pelaksanaan pembinaan rohani Islam.

Pembimbing yang mengikuti pelaksanaan pembinaan rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa ada tiga orang, yakni:

a.Bapak Hedi Aftadi, usia 30 tahun dengan jabatan atau profesi sebagai Trainer Eksekutif. Bapak Hedi lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1980. Beliau alumni dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Jurusan Perbankan Syari’ah lulus pada tahun 2002. Bapak Hedi pernah menjadi seorang wartawan pada salah satu majalah di Jakarta dan Beliau mempunyai pengalaman yang kelam pada saat menjadi wartawan. Menurut Beliau, saat Beliau menjadi seorang wartawan


(53)

tidak ada suatu pengingat untuk mengerjakan kewajiban sebagai seorang muslim, yang ada hanya mengerjakan larangan dari apa yang sudah tercantum pada Al-Qur’an dan Hadits seperti, minum khamar dan berjudi. Setelah Beliau mendapat pekerjaan baru, Beliau merasa dari sinilah Beliau termotivasi untuk dapat merubah keburukan yang pernah Beliau kerjakan, karena di PT. Arga Bangun Bangsa Beliau mendapatkan pengajaran secara mendalam tentang makna Islam dan kewajiban seorang muslim. Perlahan tapi pasti, Beliau kembali menjadi seorang muslim yang sejati dengan berpegang kepada Al-Qur’an dan Hadits.

b.Bapak Agung Sholihin, berusia 31 tahun dengan jabatan atau profesi sebagai Team Leader Trainer. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 1979. Beliau alumni Universitas Trisakti dengan Jurusan Manajemen Ekonomi lulus pada tahun 2001. Bapak Agung merasakan adanya perbedaan pada situasi saat bekerja di salah satu perusahaan swasta, sewaktu itu beliau sebagai staf keuangan. Menurut beliau suasana yang dirasakan dikontor sebelumnya kurang ada rasa kekeluargaan antar karyawan1.

c. Bapak Ahmad Doni, berusia 27 tahun dengan jabatan atau profesi sebagai Trainer Mahasiswa. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1983. Beliau alumni Universitas Ahmad Dahlan dengan Jurusan Tehnik Informatik tahun 2006. beliau sangat beruntung bisa bekerja di

1

Wawancara Pribadi dengan Bapak Agung Sholihin (Pembimbing di PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta. 26 Mei 2010.


(54)

PT. Arga Bangun Bangsa dikarenakan perusahaan ini tidak hanya mengedepankan keuntungan yang diperoleh tetapi juga nilai pada visi dan misi yang dimiliki perusahaan pada masyarakat disekitar atau kepedulian yang sangat berperan dari President Direktur.

2. Terbimbing (Karyawan)

Berdasarkan observasi dan pertanyaan pada wawancara serta data yang ada, maka peneliti mengelompokan responden atau terbimbing dalam hal ini adalah karyawan PT. Arga Bangun Bangsa yang mengikuti pembinaan rohani Islam2 berdasarkan jenis kelamin, usia dan jenis kepegawaian yang semua itu dapat dilihat pada hasil-hasil table di bawah :

Tabel 2

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki – Laki 28 31.46

Perempuan 61 68.54

Jumlah 89 100

Berdasarkan tabel 2, maka dapat diketahui bahwa identitas responden atau karyawan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah 28 karyawan (31.46 %), sedangkan karyawan perempuan sebanyak 61 karyawan (68.54 %).

2


(55)

Dengan data tersebut maka dapat diketahui bahwa karyawan laki-laki merupakan jumlah karyawan terendah dari beberapa karyawan yang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam.

Setelah melihat prosentase karyawan berdasarkan jenis kelamin, selanjutnya peneliti mengelompokan karyawan berdasarkan perbedaan usia yang dapat dilihat pada table 3 berikut ini :

Tabel 3 Berdasarkan Usia

Usia Karyawan Frekuensi Prosentase (%)

20-29 Tahun 32 35.96

30-39 Tahun 36 40.44

40-49 Tahun 11 12.36

≥ 50 Tahun 10 11.24

Jumlah 89 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa karyawan yang berusia 20-29 tahun sebanyak 32 karyawan (35.96 %), sementara karyawan yang berusia 30-39 tahun sebanyak 36 karyawan (40.44 %), dan karyawan yang berusia 40-49 tahun sebanyak 11 karyawan (12.36 %), sisanya berusia ≥50 tahun yaitu sebanyak 10 karyawan (11.24 %).

Data tersebut mengindikasikan bahwa usia para karyawan yang mengikuti pembinaan rohani Islam merupakan usia produktif. Mereka


(56)

tidak hanya termotivasi dalam bekerja namun mereka juga termotivasi dalam beribadah.

Selanjutnya data karyawan juga dapat dilihat berdasarkan jenis kepegawaian. Adapun datanya adalah sebagai berikut :

Tabel 4

Berdasarkan Jenis Kepegawaian

Jenis Kepegawaian Frekuensi Prosentase (%)

Tetap 62 69.66

Kontrak 27 30.34

Jumlah 89 100

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa karyawan yang terbanyak pada PT. Arga Bangun Bangsa adalah karyawan dengan status karyawan tetap yaitu sebanyak 62 karyawan (69.66 %), sedangkan sisanya sebanyak 27 karyawan (30.34 %) sebagai karyawan kontrak.

3. Materi

Adapun materi-materi dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ, yaitu materi keislaman, keimanan dan keihsanan yang dikenal dengan simbol 165. Penjelasan dari materi-materi tersebut adalah : a. Islam, adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan

untuk masyarakat manusia kepada Nabi Muhammad SAW., sebagai rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang


(57)

bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Hadits. Materi ini menjelaskan tentang rukun Islam, yaitu: syahadat sebagai pengabdian kepada Allah, sholat sebagai karakter pada diri manusia, puasa sebagai benteng dalam menahan hawa nafsu pada manusia, zakat untuk mengeluarkan potensi yang ada pada manusia, dan haji sebagai derap langkah bagi umat Islam yang sudah dapat dikatakan mampu dari semua segi.

b. Iman, merupakan pegangan yang pasti dan abadi berupa enam prinsip yang kuat dan tidak pernah akan goyah meski harus menghadapi berbagai rintangan dan permasalahan berat sekali pun. Inilah sumber kebahagian pada rukun iman, ketentraman dalam hidup manusia dan pintu gerbang menuju keberhasilan baik lahir maupun batin3. Materi yang menekankan pada pembahasan rukun iman, yaitu: Allah Yang Maha Esa, Malaikat mencatat setiap perbuatan manusia, Nabi Muhammad sebagai teladan umat Islam, Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Islam, hari akhir sebagai cita-cita manusia, dan ikhlas sikap yang harus dikembangkan. Materi ini mengembangkan sisi emosi yang dimiliki manusia.

3

Ary Ginanjar Agustian. ESQ (The Esq Way 165). (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001). h. 120.


(58)

c. Ihsan. Materi yang menekankan tentang bagaimana menghadirkan motivasi dari kualitas psikologis seseorang yang dapat mengembangkan kepada IQ.

Adapun tanggapan dari para karyawan (responden) terhadap materi yang di berikan pembimbing dapat di lihat dari hasil kuesioner, adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 5

Materi dalam kegiatan Pembinaan Rohani Islam

Materi Frekuensi Prosentase (%)

Baik Sekali 66 74,53

Baik 18 20,4

Cukup Baik 5 5,07

Kurang Baik - -

jumlah 89 100

Data di atas menunjukan bahwa responden menyukai materi yang diberikan pada kegiatan pembinaan rohani Islam. Pernyataan ini terlihat dari jawaban responden yang mayoritas menjawab materi yang diberikan ”baik sekali” yaitu sebanyak 66 responden (74,53%), dan yang menjawab ”baik” sebanyak 18 responden (20,4%), sisanya yaitu 5 responden (6.67%) menjawab cukup baik.

Setelah mengetahui bahwa responden menyukai materi yang diberikan, maka peneliti juga ingin mengetahui materi apa yang diminati oleh responden.


(59)

Oleh karena itu dalam angket penelitian juga menanyakan materi apa yang diminati responden dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Materi yang diminati Responden dalam Pembinaan Rohani Islam Materi yang diminati Frekuensi Prosentase (%)

Islam 7 8

Iman 7 8,24

Ihsan 9 10,32

Semua 66 73,43

jumlah 89 100

Dari hasil prosentase diatas maka dapat dikatakan bahwa hampir semua responden menyatakan semua materi yang diberikan yaitu materi tentang Islam, Iman dan Ihsan. Ini terbukti dari jawaban responden tertera pada tabel 6, sebanyak 66 responden (73,43%) menjawab menyukai semua materi yang diberikan pembina. Sedangkan responden yang hanya menyukai materi tentang Islam yaitu sebanyak 7 responden (8%), responden yang hanya menyukai tentang materi Iman yaitu sebanyak 7 responden (8,24%), serta responden yang hanya menyukai materi tentang Ihsan yaitu sebanyak 9 responden (10,32%).

Berdasarkan hasil jawaban responden yang tertera pada tabel _ diatas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa materi yang disampaikan oleh pembina dalam kegiatan pembinaan rohani Islam adalah materi yang


(60)

memang dibutuhkan oleh responden yang hampir semua responden menjawab menyukai semua materi yang disampaikan oleh pembina.

4. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ, yaitu:

a. Morning Briefing

Morning Briefing (MB) yang dilaksanakan rutin di PT. Arga Bangun Bangsa pada hari Selasa, Rabu dan Kamis pada jam 08.00 WIB sampai dengan jam 09.00 WIB. Kegiatan ini wajib di ikuti oleh para karyawan dengan tujuan menjaga silaturahmi dan juga memberikan wawasan tentang pengetahuan keagamaan.

b. Pembacaan Asmaul Husnah

Dalam teologi Islam,kedudukan Asmaul Husna atau 99 sifat-sifat Allah adalah amat penting. Semuanya terangkum dalam kesatuan tauhid, yang Esa Zat-Nya, Esa sifat-Nya, Esa pemikiran-Nya, dan juga Esa perbuatan-Nya.

Asmaul Husnah merupakan sifat mulia dari Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai sumber suara hati manusia, sebagai suatu pedoman kecerdasan emosi dan sprirual (ESQ).

Sifat-sifat yang sering tiba-tiba muncul dan dirasakan, bisa berupa larangan, peringatan, atau sebaliknya: sebuah keinginan, bahkan bimbingan, seringkali dapat berupa penyesalan apabila dorongan itu


(61)

terlewatkan. Dalam Morning Briefing, karyawan diminta untuk melafazkan sifat-sifat Allah agar dapat terbentuk karakter yang baik dan sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri4.

Manusia di beri wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah SWT untuk mengarungi keluasan samudra, hakikat dan percikan Nur-Nya yang ditiupkan ke dalam dirinya kembali (reinforcement) titik tolak pembangunan serta ‘pengasahan’ kecerdasan emosi dan spiritual. Dengan Asmaul Husna ia senantiasa berikhtiar untuk menunjukan kebaikan dari kebenaran, kebenaran dari kebenaran, dan keindahan dari kebenaran milik-Nya. Itulah Asmaul Husna, landasan dan nilai utama yang utama yang harus dijunjung tinggi.

Pembacaan Asmaul Husna merupakan suatu bentuk pembinaan rohani Islam PT. Arga Bangun Bangsa, pembinaan dilaksanakan rutin seminggu sekali yang bertepatan pada hari Selasa, Rabu, Kamis jam 08.35 WIB sampai dengan 08.50 WIB. Pembacaan Asmaul Husna diucapkan bersama-sama oleh para karyawan yang berlokasi pada lantai dasar perusahaan.

Penyebutan dan nama-nama yang baik (Asmaul Husna) bagi Allah SWT, sesungguhnya merupakan dimensi makna kehadiran-Nya dalam rangka membangun wawasan moral dan komitmen spiritual. Dalam pembacaan Asmaul Husna yang dilakukan rutin merupakan suatu bentuk teori yang disebut Repetitive Magic Power yang berarti kekuatan ajaib dari

4


(62)

pengulangan. Yang diucapkan berulang-ulang akan menjadi doktrin maha dasyat yang akan mengiringi serta menghidupkan kalbu setiap jiwa.5

Tabel 7 Asmaul Husna

No Sifat Allah Suara Hati atau Dorongan Menuju

1 Ar Rahmaan Maha Pengasih

2 Ar Rahiim Maha Penyayang

3 Al Maalik Maha Raja

4 Al Quddus Maha Suci atau Kuddus

5 As Salaam Maha Damai

6 Al Mukmin Maha Mengamankan

7 Al Muhaimin Maha Menjaga

8 Al’Aziz Maha Gagah

9 Al Jabbar Maha Perkasa

10 Al Mutakabbir Maha Pembesar

11 Al Khaaliq Maha Pencipta

12 Al Barari’ Maha Penata

13 Al Mushawwir Maha Pelukis

14 Al Ghaffar Maha Pengampun

15 Al Qahhaar Maha Pengunjuk Kekuatan

5

Wawancara Pribadi dengan Mudita Sari (Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa) Jakarta, 28 Mei 2010


(63)

16 Al Wahhab Maha Penganugrahan

17 Ar Razzaq Maha Penabur Rezeki

18 Al Fattaah Maha Membuka (hati)

19 Al’Aliim Maha Mengetahui (ilmu)

20 Al Qabidl Maha Pengendali

21 Al Baasith Maha Memperluas

22 Al Khaafidl Maha Merendahkan

23 Ar Raafi’ Maha Mengangkat(demi keadilan)

24 Al Mu’izz Maha Membeningkan

25 Al Mudzill Maha Menyesatkan (demi keadilan)

26 As Saami’ Maha Mendengar

27 Al Bashiir Maha Melihat

28 Al Hakam Maha Menilai

29 Al Adl MahaAdil

30 Al Lathiif Maha Lembut

31 Al Khaabiir Maha Waspada

32 Al Haliim Maha Penyantun

33 Al ‘Adhiim Maha Agung

34 Al Gafuur Maha Pengampun

35 Asy Syakuur Maha Mensyukuri

36 Al ‘Aliyy Maha Tinggi


(64)

38 Al Hafiidh Maha Penjaga

39 Al Muqqit Maha Pemelihara

40 Al Hasiib Maha Pembuat Perhitungan

41 Al Jaliil Maha Luhur

42 Al Kariim Maha Mulia

43 Ar Raqiib Maha Pembaca Rahasia

44 Al Mujib Maha Pemenuh Doa

45 Al Wasii’ Maha Luas

46 Al Hakiim Maha Bijaksana

47 Al Waduud Maha Penyiram Kesejukan

48 Al Majiid Maha Penyondong Kemegahan

49 Al Baa’its Maha Membangkitkan

50 Asy Syahiid Maha Menyaksikan

51 Al Haqq Maha Benar

52 Al Wakiil Maha Pemanggul Amanat

53 Al Qawiyy Maha Kuat

54 Al Matiin Maha Menggenggam Kekuatan

55 Al Waliiy Maha Melindungi

56 Al Hamid Maha Terpuji

57 Al Muhshiy Maha Menghitung

58 Al Mubdi’ Maha Memulai


(65)

60 Al Muhyi MahaMenghidupkan

61 Al Mumiit Maha Mematikan

62 Al Hayy Maha Hidup

63 Al Qayyuum Maha Menegakan

64 Al Waajid Maha Menemukan

65 Al Maajid Maha Mulia

66 Al Waahid Maha Tunggal

67 Al Ahad Maha Esa

68 Ash Shamad Maha Tidak Tergantung

69 Al Qaadir Maha Menentukan

70 Al Muqtadir Maha Berkuasa

71 Al Muqaddim Maha Mendulukan

72 Al Mu’akhkhir Maha Mengakhirkan

73 Al Awwal Maha Permulaan

74 Al Aakhir Maha akhir

75 Adh Dhaahir Maha Jelas dan Menjelaskan

76 Al Baathin Maha Ghaib

77 Al Waliiy Maha Memberikan

78 Al Muta’aaliy Maha Meninggikan

79 Al Barr Maha Pembawa Kebaikan

80 Al Tawwaab Maha Penerima Tobat


(66)

82 Al’Afuww Maha Pemaaf

83 Ar Ra’uuf Maha Pemancar Kasih Sayang

84 Maalikul Mulk Maha Mempunyai Kerajaan

85 Dzul Jalaal wal Ikraam Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan

86 Al Muqsith Maha Menyeimbangkan

87 Al Jaami’ Maha Menghimpun

88 Al Ghaniyy Maha Kaya

89 Al Mughniy Maha Menganugrahkan Kekayaan

90 Al Maani’ Maha Mencegah

91 Adh Dhaarr Maha Pemberi Derita

92 An Naafi’ Maha Pemberi Manfaat

93 An Nuur Maha Bercahaya

94 Al Haadii Maha Pemberi Petunjuk

95 Al Badii’ Maha Pencipta Keindahan

96 Al Baaqi Maha Kekal

97 Al Waarits Maha Mewarisi Segala Hal

98 Ar Rasyiid Maha Penabur Petunjuk

99 Ash Shabuur Yang Maha Sabar

c. Sholat berjama’ah

Shalat adalah mekanisme pengulangan, di mana potensi spritual yang berisikan karakter-karakter mulia dan agung itu diulang-ulang


(67)

sehingga terjadi proses internalisasi karakter6. Saat sholatlah sesungguhnya peringatan diri dan kesadaran diri akan arti pentingnya kejernihan hati dan pikiran itu mengemuka karena kejernihan pikiran kejernihan pikiran akan menghadirkan suara hati yang jernih, yang menjadi landasan penting bagi pembangunan kecerdasan emosi dan spritual seseorang.

Shalat dapat dilakukan secara pibadi ataupun bersama-sama (jama’ah), sholat jamaah adalah contoh pelatihan sekaligus simbol dari kondisi sinergi. Pertemuan sholat jamaah dalam skala lokal (rumah, kantor), regional (sholat Jum’at), nasional (idul fitri dan idul adha) sampai internasional (haji), kesemuanya melambangkan arti penting sinergi dan kolaborasi dari berbagai tingkatan.

Pembinaan rohani Islam melalui sholat berjama’ah dilaksanakan pada waktu atau jam yang sudah ditetapkan. Yang bertempat di Musholah At-Thur, musholah ini berada pada lantai 4 PT. Arga Bangun Bangsa. Musholah ini memiliki kapasitas untuk 106 karyawan dalam melaksanakan ibadah sholat.

Karyawan merasa terpanggil saat adzan dikumandangkan oleh muadzin dan secara langsung para karyawan bergegas meninggal pekerjaannya sejenak untuk dapat melaksanakan sholat berjama’ah. Setelah sholat selesai dilaksanakan, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Surat Al-Fatihah dan do’a yang diperuntukan kepada Orang Tua, para

6

Ary Ginanjar Agustian. ESQ Power New Edition (Sebuah Inner Journey Melalui


(68)

alumni, dan juga untuk Guru besar atau President Direktur yang sangat berjasa untuk perubahan yang mereka alami yaitu Bapak Ary Ginanjar Agustian.

Di lanjutkan dengan sharing motivasi dari karyawan untuk karyawan. Yang pembahasannya mengenai pengalaman atau pesan agar kita selalu teringat akan pengabdian yang kita lakukan kepada Tuhan yang telah menciptakan kita.

Bila kita dapat menyadari bahwa sholat merupakan proses, maka seharusnya setiap orang mukmin mengetahui apa input serta output dari ibadah yang dilakukannya itu. Inputnya adalah fitrah pada Allah, prosesnya sholat dan outputnya adalah akhlakul karimah (action).

Dengan berbagai bentuk pelaksanaan pembinaan rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa, peneliti ingin mengetahui pendapat para responden tentang kegiatan ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 8

Pendapat Responden tentang kegiatan Pembinaan Rohani Islam Pendapat responden Frekuensi Prosentase (%)

Perlu Sekali 86 96,54

Perlu 3 3,46

Tidak Perlu - -

Jumlah 89 100

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwasanya kegiatan pembinaan rohani Islam sangat diperlukan. Hal ini terlihat jelas dari


(69)

jawaban responden yang menjawab ”perlu sekali” sebanyak 86 responden (96,54%), serta 3 responden (3,46%) menjawab ”perlu”, dan tidak ada responden yang menjawab ”tidak perlu”.

Dengan prosentase yang didapat maka peneliti juga memperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh karyawan, tentang pendapat mereka terhadap kegiatan pembinaan rohani Islam. ”pembinaan ini sangat amat bermanfaat untuk diri pribadi dan dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat, keluarga dan juga dikantor atau dunia kerja, saya rasa ini tidak akan membuat karyawan merasa jenuh dan merasa sangat dibutuhkan untuk pribadi kita-kita”7.

Setelah responden menjawab sangat perlu mengadakan kegiatan pembinaan rohani Islam maka peneliti juga ingin mengetahui apakah responden merasa waktu kerja atau waktu istirahatnya terganggu karena adanya kegiatan pembinaan rohani Islam. Berikut ini adalah hasil jawaban responden melalui angket yang peneliti berikan kepada karyawan.

Tabel 9

Waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Bekerja Tanggapan Responden Frekuensi Prosentase (%)

Menggangu _ _

Tidak 89 100

Jumlah 89 100

7

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Doni (Pembimbing PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta, 26 Mei 2010.


(70)

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa semua responden (100%) tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan pembinaan rohani Islam.

Selanjutnya akan dipaparkan tentang pendapat responden mengenai lamanya waktu pelaksanaan pembinaan rohani Islam, yaitu sebagai berikut:

Tabel 10

Kesesuaian Waktu Pembinaan Rohani Islam dengan kegiatan responden. Kesesuaian Waktu Frekuensi Prosentase (100%)

Sesuai 89 100

Terlalu Lama _ _

Terlalu Singkat _ _

Jumlah 89 100

Semua responden yaitu 89 (100%) merasa waktu pelaksanaan pembinaan rohani Islam sudah sesuai dengan keinginan mereka, tidak terlalu lama dan tidak perlu cepat.

Karyawan semua merasa waktu pelaksanaan pembinaan rohani Islam di sini sangat sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hasil ini juga diperkuat pada wawancara yang peneliti lakukan.”pembinaan ini tidak membuat saya merasa terganggu karena jam pelaksanaan


(1)

dari hal metode yang digunakan oleh pembina, dan juga pembinaan ini memberikan output yang sangat baik bagi perusahaan. Semua ini sangat dirasakan efektif bagi karyawan dan perusahaan”9

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) bagi Para Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa

Dalam setiap pembinaan yang dilakukan pasti mempunyai faktor pendukung dan penghambat di dalamnya.

Pada faktor pendukung yang ada pada pembinaan rohani Islam di PT. Arga Bangun Bangsa, yaitu:

1. Pimpinan perusahaan yang mempunyai program kerja dalam hal pembinaan rohani Islam untuk para karyawan yang wajib di ikuti.

2. Karyawan yang antusias dalam mengikuti pembinaan rohani Islam, karena karyawan merasa bahwa pembinaan ini tidak hanya sekedar kegiatan yang hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga untuk diri sendiri.

3. Adanya Musholah At-Thur dengan fasilitas memadai dan dapat menampung jama’ah sebanyak 103 orang, yang berada di lantai 4 sebagai sarana yang menunjang pelaksanaan pembinaan rohani Islam di perusahaan ini.

4. Para Pembina yang memiliki cukup pengalaman yang baik di bidang pengetahuan keagamaan maupun di bidang pengetahuan umum, sehingga dalam penyampaian materi pembina tidak hanya sekedar memberikan sisi

9

Wawancara Pribadi dengan Hedi Aftadi (Pembina PT. Arga Bangun Bangsa). Jakarta, 26 Mei 2010.


(2)

63

spiritual tetapi juga disertai dengan pengetahuan yang memang sedang hangat diperbincangkan.

5. Pemberian materi yang lengkap pada saat pembinaan rohani Islam berlangsung, yaitu terangkum dalam konsep ESQ, dengan pembahasan yang menyeluruh pada diri manusia seperti emosi, intelektual dan spiritual.

6. Metode yang digunakan tidak membuat para audience atau peserta merasa bosan, karena metode yang digunakan dengan cara tanya jawab dan juga ceramah saat pelaksanaan pembinaan dilakukan.

Faktor penghambat yang ditemukan pada pembinaan ini, lebih kepada diri karyawan itu sendiri. Seperti, jika karyawan sedang mempunyai masalah dan itu tidak dapat diselesaikan maka itu dapat mengganggu mood para karyawan10. Tapi Alhamdulillah karyawan dapat memposisikan diri dan membedakan masalah pribadi dengan masalah kerjaan, sehingga mereka lebih dapat professional dalam bekerja

10


(3)

A. Kesimpulan

Pada bab ini penulis atau menarik kesimpulan tentang pembinaan rohani Islam melalui ESQ bagi karyawan PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan. Kemudian setelah itu penulis juga akan memberikan beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kesimpulan ini antara lain:

1. Pembinaan rohani Islam yang dimiliki oleh PT. arga Bangun Bangsa

Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian yang tangguh dalam menjalankan tugas sehari-hari sebagai suatu pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan pembinaan rohani Islam ini diadakan secara rutin, materi yang lengkap dalam cakupan ESQ dan metode yang baik. Sehingga karyawan merasa selalu diingatkan dan juga tidak jenuh untuk mengikuti pembinaan rohani Islam ini.

2. Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa memiliki suatu panggilan jiwa saat

bekerja maupun melaksanakan ibadah, karena karyawan merasa adanya suatu pengabdian kepada Allah SWT., walaupun ada kata wajib dalam mengikuti pembinaan rohani Islam ini tetapi mereka tetap antusias. Karyawan merasa perlu selalu di ingatkan agar apapun yang mereka lakukan dapat dipertanggungjawabkan.


(4)

65

3. Metode yang di gunakan dalam pembinaan rohani Islam melalui ESQ

yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan kedua metode yang digunakan ini, pembinaan terasa sangat efektif pada saat pelaksanaannya.

4. Bapak Ary Ginanjar Agustian sebagai President Direktur memiliki tujuan

yang sangat mulia, tidak hanya mendapatkan suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan tetapi juga peduli akan Negara kita ini yaitu dengan cara menyebarkan materi 165 kepada masyarakat.

B. Saran

Dari hasil penelitian tentang “Pembinaan Rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) di PT. Arga Bangun Bangsa Pondok Pinang Jakarta Selatan”, maka adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan kepada para karyawan dan juga perusahaan, yaitu:

1. Pembinaan rohani Islam Emotional Spiritual Quotient (ESQ) harus tetap

dipertahanlan keberadaannya di PT. Arga Bangun Bangsa karena dampak yang akan dirasakan tidak kepada karyawan tetapi juga secara tidak langsung akan berimbas kepada perusahaan.

2. Para karyawan PT. Arga Bangun Bangun Bangsa harus meneruskan tugas

mulia ini, sesuai dengan misi perusahaan yaitu menciptakan peradaban emas di muka bumi ini dengan ESQ 165.


(5)

______________, ESQ POWER sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan. Jakarta: Arga, 2003.

______________, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual.

ESQ (The ESQ Way 165 Ihsan, 6 Iman, 5 Islam). Jakarta: ARGA Publishing, 2007.

______________, Buku Pedoman Karyawan PT. Arga Bangun Bangsa , Jakarta:

ARGA, 2003.

______________, Membangun Sumber Daya Manusia dengan Kesinergian

antara Kecerdasan Spritual, Emosional dan Intelektual. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998”. Dalam Petet Salim dan Yenny Salim . Kamus Besar Kontemporer. Jakarta: Modern English, 1991.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, t. t.

Efendi, sofian. Singabuan, Masri. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta: IP3 IS, 1983.

Hasanudin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di

Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Hasibuan, Melayu S. P. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:

Bumi Aksara, 2001

Goleman, Daniel. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1996.

Kerlinger, N. Fred. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2000.

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004.


(6)

67

Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 2001.

Rahim Faqih, Ainur. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UI

Press, 2001.

Safari, Triantoro dan Saputri, Nofrans Eka. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Salim, Peter dan Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern English, 1991.

Sarwono, W. Sarwono. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang,

2003.

Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: II-Ikhlas, 1983. www.esqway165.com